Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ASTROLYDHAN

Asal Usul
_________





POV Orang ke tiga

Sekian menit berlalu, Lydhan masih tersender di tebing sungai dengan kedua mata tertutup. Sementara ke empat rekan rekan seusianya tidak ada yang menyadari. Mereka masih sibuk menyelam mencari Lokan di dasar sungai di lokasi yang agak jauh. Berjarak kurang lebih 100 meter kearah hulu.

Sementara itu dirumah....

Bastomi, Ayah Lydhan baru saja pulang dari memeriksa kebun jeruk diseberang sungai.

"Lydhan kemana... ". Tanyanya ketika mendapati dirumah cuma ada Istri tercinta dan anak bungsunya Sinta yang berusia 12 tahun.

"Nyari Lokan... ". Sinta yang menjawab. Sementara Farida Sang Istri sibuk menyiapkan segelas kopi.

"Bagaimana keadaan jeruknya...? ". Farida datang dengan segelas kopi ditangan.

"Memang ada yang hilang. Tapi tak banyak. Biarlah.. Mungkin mereka sedang kepingin makan jeruk.. ". Jawab Bastomi, lelaki gagah berusia 40 tahun itu dengan senyum kecil.

"Disebelah mana yang dicuri...? ". Sang Istri belum puas bertanya.

"Perbatasan kebun Pak Syueb... Biarlah dik.. Gak usah dipikir... ".

"Jeruk kita dicuri orang Yah....? ". Sinta yang sedari tadi menguping akhirnya bertanya.

"Sedikit, Nak.. Gak apa apa... ".

"Ohh... ".

"Sama siapa Lydhan pergi...? ". Tanya Bastomi kembali setelah menghirup kopi.

"Biasa.. Sama teman Sepermainan. Mereka berangkat berlima.. ".

"Ke Batu Payung...? ". Farida Sang istri mengangguk. Membuat Bastomi menghela nafas.

"Anak itu.. Padahal berulangkali di larang, Jangan meyelam disitu. Masih saja.. ".

"Biarlah kak. . Udah biasa... ".

"Aku khawatir, Dik... ".

Bastomi dan istrinya Farida memang saling memanggil dengan panggilan Kakak dan Adik, seperti panggilan dahulu ketika mereka berpacaran.

"Kau ingat mimpi yang kuceritakan kemarin...? ". Mendengar itu Farida tersentak. Wajahnya sedikit memucat.

"Apakah mimpi itu akan jadi kenyataan...? ". Katanya kemudian sedikit bergetar.

"Entah.... ". Sang Suami menjawab sambil lalu, kemudian menghidupkan sebatang rokok.

"Kalaupun mimpi itu benar, kita tak bisa apa apa. Semua sudah digariskan... ". Ucapnya kemudian sedikit pasrah.

"Tapi.... Apa anak kita sudah siap kak....? ". Farida terlihat cemas.

"Siap atau tidak, jika waktunya tiba kita harus mau tak mau menerima.. ". Bastomi berucap berlahan. Fikiran lelaki setengah baya itu melanglang buana kemana mana. Kepada sejarah berusia ratusan tahun yang selalu diceritakan turun temurun dari generasi ke generasi.

Bastomi dan Farida masih berasal dari satu puyang yang sama. Mereka keturunan Pangeran Ali, dan kebetulan sekali Anak sulung mereka memiliki tanda yang hanya diketahui oleh para anak cucu Sang Pangeran. Tanda lahir yang menandakan bahwa akan segera terungkapkan sebuah kisah besar tentang fitnah dan penghianatan yang membuat Anak cucu Pangeran Ali harus tersingkirkan dari jajaran para bangsawan pewaris kekuasaaan Kesultanan Palembang.

Semua terjadi ratusan tahun silam. Dimasa awal berdirinya Kesultanan Palembang. Pangeran Ali yang berasal dari sebuah daerah di tepian sungai Ogan awalnya adalah orang kepercayaan Sultan Abdurrahman. Beliau bersama Sang Sultan berjuang bahu membahu mengerahkan segala kemampuan untuk merebut Palembang dari kekuasaan Belanda, kemudian memproklamirkan Kesultanan Palembang atas restu dari kekhalifahan Turki Utsmani.

Tapi sayangnya, kekejaman fitnah membuat Pangeran Ali Harus tersingkirkan. Segala macam jasa dan pengabdian tidak lagi dihargai, bahkan Pangeran Ali di tangkap dan dijatuhi hukuman mati. Beruntung entah bagaimana caranya beliau bisa lolos dari tahanan, kemudian bersama keluarga dan segelintir pengikut setia yang tersisa mereka mengungsi ke pedalaman Sungai Sekampung. Sangat jauh dari asal semula yaitu di tepian sungai Ogan.

Perjalanan sangat berat mereka lalui, menerobos hutan belantara, menyeberangi beberapa sungai besar dan melintasi rawa rawa, sehingga enam bulan kemudian rombongan itu tiba di sebuah sungai berair jernih dan di penuhi aneka ragam ikan dan udang. Akhirnya Pangeran Ali memutuskan untuk membuat pemukiman di wilayah itu.

Berpuluh tahun mereka hidup dalam keterasingan, sampai Kemudian generasi pertama yang bermukim Disitu pun seiring waktu akhirnya meninggal dunia satu demi satu. Berlanjut ke generasi seterusnya, karena suasana yang jauh dari mana mana serta perkembangan politik dan pemerintahan yang berubah, akhirnya para anak cucu Pangeran Ali memutuskan kembali ke kampung halaman di tepian sungai Ogan.

Hingga pemukiman yang dibangun pun kosong karena telah ditinggalkan para penghuni. Sampai kemudian pada saat Indonesia merdeka, beberapa anak keturunan Pangeran yang merasa tidak mampu bersaing dalam hal mencari nafkah di kampung asli akhirnya kembali ke daerah itu, karena meski terisolir, di wilayah itu masih mudah untuk mencari nafkah. Salah satunya adalah kakek Lydhan, ayah dari Bastomi.

Bastomi sendiri adalah keturunan murni dari Pangeran Ali, begitu pula Farida Sang Istri. Sehingga kelahiran Lydhan memang sudah diprediksi akan membawa kabar baik bagi keluarga besar.

Bahkan Nama AstroLydhan yang terdengar unik dan aneh, itu bukanlah hasil buah fikir Bastomi dan Farida, akan tetapi hasil dari mimpi yang dialami sepasang suami istri itu ketika kandungan Farida mencapai usia 8 bulan. Entah apa arti nama itu, mereka berdua tidak tahu. Tapi mereka yakin yang menemui mereka dalam mimpi dan memberikan nama itu adalah Pangeran Ali, puyang mereka. Sehingga tanpa banyak berfikir, nama itupun dipakai ketika anak pertama lahir. Seorang anak laki laki tampan rupawan dan gagah berani.


______________


Sementara itu di sebuah pemukiman berupa kampung kecil di pesisir timur pantai Sumatera. Sedikit masuk dari muara sebuah sungai besar diperbatasan Lampung -Sumatera Selatan. Tampak kesibukan si sebuah rumah panggung yang cukup besar.

Hari ini ada pertemuan besar sebuah kelompok yang menamai diri dengan sebutan KELABANG EMAS. Yang mana salah satu petinggi kelompok itu adalah pemimpin kampung yang cukup terkenal sebagai orang sakti yang disegani di wilayah itu. Namanya Musthafa.

Kelompok Kelabang Emas sendiri terkenal sebagai kelompok bajak laut yang menguasai seantero pantai timur Sumatera dari wilayah selat bangka sampai sedikit mendekati daerah selat Sunda. Saking hebat nya kelompok ini, tidak ada satupun aparat keamanan yang mampu mengusik keberadaan mereka.. Kelompok ini seperti memang telah diberi kebebasan untuk berbuat apa saja.

Konon, selain bajak laut, mereka juga adalah komplotan besar bandar narkoba antar negara. Mereka beraliansi dengan kelompok kelompok sejenis yang berasal dari luar negeri. Umumnya dari Malaysia, Singapura, Filipina bahkan dari negara Asia timur lainya. Sehingga untuk memberantas komplotan ini tentu bukan perkara mudah. Apalagi petugas keamanan Negara Indonesia sendiri justru banyak yang menjadi pembacking kelompok Kelabang Emas ini.

Ditengah kesibukan si rumah panggung, di sebuah kamar terlihat lima orang berpakaian hitam duduk melingkar, ditengah tengah lingkaran itu terdapat sebuah benda putih bersinar redup diatas semacam tampah yang dipenuhi benda kecil seperti beras berwarna kuning.

Salah satu dari mereka terlihat memejamkan mata dengan mulut berkomat kamit. Sedangkan empat yang lain berdiam diri menunggu.

Benda putih diatas tampah yang ternyata adalah sebuah tengkorak kepala terlihat bergetar halus. Asap tipis berwarna abu abu muncul dari kedua lobang mata. Melihat itu empat pria sama terkejut dan sedikit menegakkan tubuh waspada.

"Jangan takut.... ". Sebuah suara mengagetkan ke empat lelaki itu, sedangkan lelaki satunya yang tadi terpejam dengan mulut komat kamit kini telah membuka mata dan mengulas sebuah senyum.

"Bagaimana Kanda Musthafa...? ". Salah satunya bertanya dengan mata masih takut takut melirik kearah tengkorak putih.

"Ada petunjuk baru dari Kanjeng Gentar Bumi... ". Ucap Musthafa kemudian.

"Apa itu...? ". Lelaki berkumis tebal bernama Rozali bertanya tak sabaran.

"Cucu Pangeran Ali telah muncul... ".

"Maksudnya...? ". Kali ini lelaki berusia 30an tahun bernama Hambali yang bertanya. Dia adalah jajaran pimpinan paling muda.

"Dengan kemunculan Cucu Pangeran Ali, maka jelas eksistensi kelompok kita terancam. Karena kemunculan Anak itu adalah pertanda bahwa sengketa jaman dahulu akan dimulai lagi.. Kita mesti bersiap.. ".

"Apa tindakan kita selanjutnya Kanda...? ". Rozali menatap Musthafa dengan sorot mata penasaran.

"Kita temui Pangeran Lintang. Kita harus minta petunjuk darinya.. ".

"Dengan Ritual...? ". Kejar Rozali.

"Tentu saja. Saat ini Sang Pangeran belum bisa muncul menampakkan diri sesuka hati. Karena beliau hanyalah Roh tanpa raga.. ". Musthafa menerangkan.

"Tapi nanti. Jika selesai semua ritual yang mereka lakukan, maka baik Pangeran Lintang Ataupun Kanjeng Gentar Bumi akan bisa menampakkan diri, jadi tugas kita adalah melakukan ritual demi ritual lain sebagai pendukung untuk mempercepat proses itu.. ".

"Baik Kanda. Kami siap... ". Jawab Hambali yang di iringi anggukan kepala mantap dari yang lain.

"Lantas, bagaimana rencana awal pertemuan para pimpinan bajak laut... ? ". Lelaki berambut sebahu berwajah klimis yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

"Batalkan saja Firdaus. Itu tugasmu. Katakan pada mereka ada urusan yang jauh lebih penting.. ". Musthafa berkata sedikit lantang memerintah.

"Baik Kanda.... ".





Bersambung..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd