Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Awalnya Karena Nginap, Akhirnyaa...

Luar biasa, Dik Linda. Cerita berbau incest dg POV outsider. Ada bau2 cuckold juga. Asli bikin sange berat...:konak::bacol:

BTW, Sp penyakit dalam gak pernah ngoperasi, dik. Mungkin maksudnya tindakan (kayak endoskopi gitu).:kacamata:

Saya ngerti koq kamu sebagai koass pasti sibuk di RL. Gak usah maksa buru2 update. Berapa lama lagi studinya, dik?

Masih pacaran dengan Adit? Aditnya udah tahu gak? Kalau masih, pancing2 si Adit, kali aja dia ada fantasi cuckold, baru deh cerita sejujurnya:hore:

Saran saya, coba kamu interogasi Shela, dik. Buat side story asal muasal dia incest sama bokapnya, gak usah terlalu panjang, dalam thread ini saja.
 
Terakhir diubah:
Ninggalin jejak dulu.., sambil nungguin kepastian update terbaru.
 
Kelihatannya bakal ada part dimana sis linda 3some sma adit n ivan.

Ditunggu updatenya lagi sis
 
Parah ini thread. Cerita terakhir update tanggal 24 Agustus 2017, alias melanggar peraturan nomor 9

"9. Thread cerita bersambung baik itu yang di posting di SF Cerbung atau di SF DaunMuda, Pemerkosaan, Sedarah, Fiksi dan Setengah Baya jika tidak di lanjutkan dalam waktu maks. 30 hari, maka thread tersebut AKAN SAYA CLOSED, silahkan PM saya jika anda sudah menyiapkan part selanjutnya untuk di posting !"
https://www.semprot.com/threads/rules-cerita-panas-cerbung-wajib-baca-sebelum-posting.972663/

:polisi:
TS ada kasih konfirmasi kok, kalau lagi sibuk di RL jadi belum selesai nulis. Harap jangan merusuh apalagi sampai buat TS hilang mood. Banyak juga penulis lainnya yang seperti ini, perlu waktu buat cari inspirasi, menulis dan meluangkan waktu dari kesibukan RL.
 
Maaff.. baru bisa posting lagi nich...

"Aaahhh.. Aaahhh.. Aaahhh..." Desah napasku bersamaan dengan desahan napas om Adit yang masih ada diatas tubuhku.
"Aahh.. Aahh.. Curang yah kamu cabut disaat-saat terakir." Kata om Adit sambil melihat kearahku.
"Om Adit.. Linda..?? Kok kalian..??" Kata Sheila.
"Hhh.. Hhh.. Eehh keponakan om sudah pulang?? Hehehehe.." Kata om Ivan dengan terengah-engah sambal melihat keerah Sheila tanpa merubah posisinya dari atas tubuhku.
"Ahh.. Ahh.. Ahh.. Sheii.." Panggil ku dengan napas yang masih terengah-engah juga.
"Om Adit, Linda? Kok kalian bisa sampai seperti ini? Papa mana?" Tanya Sheila sambil masih berdiri dari dekat pintu kamar. Dan aku menangkap mata Sheila melirik kearah penis om Adit.
"Mmm.. Mmm.." Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Sheila. Aku hanya bisa merapatkan kakiku sambil menutupi dada dan vaginaku dengan tangan. Pada saat kedua pahaku bersentuhan aku rasakan banyak sekali cairan lengket dibawah sana.
"Jadi cerita singkatnya gini, Tadi siang pas om sama papa kamu sedang ngobrol diruang tamu tiba-tiba om lihat Linda keluar dengan tubuh terlanjang seperti ini." Kata om Adit sambil tangannya menyentuh daerah dadaku yang sedang aku tutupi dengan tanganku. Om Adit juga mulai menggeser tubuhnya dari atas tubuhku dan duduk disamping ranjang. Sekali lagi aku melihat Shiela melirik kearah penis om Adit.
"Te.. Terus om?" Kata Sheila.
"Iya terus pas Linda liat om dia langsung lari keatas." Jawab om Adit lagi.
"Terus kenapa bisa sampai seperti ini? Om uber Linda ke atas? Terus papa diem saja?" Tanya Sheila dengan cepat.
"Yah ga om uber sih.. Om tanya ke papa kamu siapa itu? Terus kenapa dia bisa keluar terlanjang seperti itu? Yah papa kamu menjelaskan semuanya." Jawab om Adit lagi.
"Oohh.. Mmm.. Tapi aku masih tidak mengerti kenapa kalian bisa sampai seperti ini? Terus papa kemana?" Tanya Sheila dengan agak terbata-bata. Mungkin karena takut kalau om Adit tahu kalau Sheila pun sering berhubungan badan dengan papanya.
"Jadi om menyuruh papamu untuk mengajak Linda turun kebawah karena om mau lihat gunung kembar yang montok ini.." Sambil tanganya mengelus-elus dadaku yang tidak tertutup dengan tanganku.
"Tapi kalau sampai papamu tidak mau om akan laporkan ke mamamu kalau papamu sudah perawanin temen anaknya hehehe.." Lanjut om Adit sambil tertawa.
"Terus papa panggil Linda kebawah gitu om? Katanya cuma mau lihat payudara Linda kok sampai ML gini sih?" Tanya Sheila lagi.
"Iyaa akhirnya papa kamu ajak Linda keruang tamu lagi. Kalau itu panjang ceritanya sayang hehehe." Jawab om Adit
"Ga mau tau pokoknya om harus jelasin. Atau kamu aja yang jelasin Lin? Mau-maunya kamu sampai ML ama om Adit?
"Hhmm.. Mmm.. Ituu..." Jawabku terputus-putus sambil melihat kearah Sheila.
"Jadi gini sayang.. Awalnya memang om mau lihat payudara Linda setelah Linda bugil didepan om ga mungkin kan tubuh seindah Linda cuma dilihatin doang?" Kata om Adit sambil menoleh kearahku dan kedua tangannya bergerak menuju payudaraku dan meremas pelan.
"Terus om ijin deh pegang payudara Linda tadi seperti ini." Kata om Adit sambil menggeser tanganku yang sedang menutupi payudaraku dan tangannya langsung meremas-remas payudaraku.
"Mmm.. Om.." Desahku ketika payudaraku diremas oleh om Adit.
"Setelah itu om jilat putingnya Linda." Kata om Adit sambil mendekat kepayudaraku dan menjilat putingku.
"Aaahhh.." Desahku lagi.

Disaat putingku sedang dijilati oleh om Adit aku melihat kearah Sheila dan ternyata mata Sheila sedang memperhatikan penis om Adit, yang mungkin masih terlihat besar. Kalau tidak kenapa beberapa kali aku tangkap matanya melihat kearah penis om Adit.

"Su.. Sudah om.. Aahh.." Kataku sambil masih mendesah.
"Hehehe.. Enak yah?" Tanya om Adit sambil melihat kearahku setelah melepas kulumannya putingku.
"Hhh.. Hhh.." Desah napasku tanpa menjawab pertanyaan om Adit.
"Terus setelah itu om tanya ke Linda apakah memeknya basah atau tidak. Tapi Linda malu-malu untuk menjawab. Yah Lin? Hehehe.." Tanya om Adit sambil tersenyum kearahku. Lagi-lagi tangan om Adit bergerak menuju vaginaku. Reflek aku menyilangkan kakiku tapi tangan om Adit tetap dapat menjamah vaginaku lagi yang sepertinya agak basah.
"Basah lagi yah Lin? Tapi tadi lebih basah dari ini yah? hehehe.." Lanjut om Adit setelah merasakan vaginaku mulai basah lagi.
"Hhhmm... Mmm..." Desahku sambil mengangguk.
"Mau lagi yah? Hehehe.." Tanya om Adit sambil mengelus clitorisku lagi.
"Hhh.. Hhh... Uu.. Udah om.. Aku cape.." Jawabku sambil tangaku mencoba melepaskan tangan om Adit dari vaginaku.
"Sudah om.. Jangan gangguin Linda lagi.. Emangnya masih belum puas apa?" Tanya Sheila.
"Kalau sama Linda mah om tidak akan pernah puas sayang.. Hehehe.." Kata om Adit sambil meremas payudaraku.
"Iihh.. Dasar om mesum.. Dah sana Lin kamu bersihin itu bekas sperma om Adit.. Dari pada digangguin terus sama om Adit." Kata Shela kepadaku. Akupun mengikuti apa kata Sheila.
"Misi om.." Kataku sambil berusaha untuk bangun dari ranjang. Om Adit yang masih terlanjang bulat berdiri agar aku bisa turun dari ranjang.

Aku berjalan meninggalkan Sheila dan om Adit menuju kamar mandi yang masih berada didalam kamar om Ivan. Sesampai dikamar mandi aku melihat diriku di cermin besar sehingga hampir seluruh tubuhku terlihat dicermin. Aku mulai berbicara pada diriku sendiri.
'Tubuhku yang beberapa hari lalu masih suci tidak pernah terjamah oleh siapapun, dalam beberapa hari saja sudah ada 2 penis yang membelah vaginaku, malah salah satunya sudah pernah menumpahkan benihnya didalam rahimku. Padahal sebelumnya vaginaku aku rawat hanya untuk melayani calon suamiku nanti. Tapi hari ini malah vaginaku sudah melayani 2 penis besar dari 2 orang yang baru saja aku kenal.' Lamunku.
Aku perhatikan lagi kedua payudaraku yang kencang ada bekas merah mungkin akibat dari remasan om Adit tadi. Aku sedikit mengusap payudaraku dibagian yang merah dan setelah itu agak aku remas pelan. 'Hmm..' Aku rasakan payudaraku padat berisi 'Pantas saja om Ivan dan om Adit penyukai payudaraku.' Tanganku mulai turun lagi kearah perutku yang rata 'Mudah-mudahan benih om Ivan tidak sampai membuatku hamil' gumamku dalam hati. Kemudian tanganku turun lagi menuju vaginaku, aku mengelus bibir vaginaku yang masih basah oleh cairan pelumasku dan sisa-sisa sperma om Adit yang sudah mulai mengering disekitar vaginaku. "Uuhh.." Vaginaku agak perih dan samar-samar aku rasakan rahimku sedikit agak ngilu sepertinya penis om Adit memang terlalu besar untuk vaginaku. 'Mudah-mudahan vagina dan rahimku tidak luka.' Batinku.

Aku selesaikan lamunku dan langsung bergerak menuju ke shower membersihkan tubuhku terutama bagian bawah tubuhku yang terkena sperma om Adit. Setelah bagian bawah tubuhku basah tiba-tiba aku kepikiran 'Kenapa tidak sekalian mandi saja?' Tanyaku dalam hati. Jadilah aku sekalian mandi agar badanku bersih kembali. Aku sabuni payudaraku kemudian turun ke perut sampai ke bagian bawahku. Sambil mandi aku mengingat-ingat kejadian tadi pas aku menangkap beberapa kali Sheila melirik ke arah penis om Adit. Sepertinya dia penasaran juga dengan penis om Adit. 'Hmm sepertinya seru nih kalau aku gantian yang kerjain dia.. Kemaren-kemaren dia yang kerjain aku ke om Ivan hehehe..' Lamunku membuat aku senyum-senyum sendiri kemudian ku lanjutkan mandi.

Setelah selesai mandi aku baru ingat kalau aku tidak membawa handuk 'Haduh gimana yah?' kataku dalam hati. Akhirnya aku putuskan untuk meminta bantuan dari Sheila. Aku mulai berjalan pelan kearah pintu kamar mandi. Aku buka pintu kamar mandi kemudian ku keluarkan kepalaku aku hanya bisa melihat om Adit sedang tiduran diranjang masih dalam keadaan terlanjang.

"Om Sheila mana?" Tanyaku dengan hanya mengeluarkan kepalaku dari pintu kamar mandi.
"Sheila keluar Lin.. Kenapa?" Tanya om Adit sambil berdiri dan berjalan menghampirku. Tanpa sengaja aku melihat ke arah penis om Adit. Dalam keadaan tidak ereksi saja penisnya terlihat besar. 'Benda itu yang tadi keluar-masuk didalam vaginaku membuat aku mendesah dan hampir saja menembakan benihnya di rahimku.' Setelah tersadar dari lamunku sedetik kemudian aku langsung mengalihkan pandanganku.
"Mmm.. Boleh panggilin Sheila om? Aku mau minta tolong ambilin handukku dikamarku, om." Jawabku.
"Ooohh.. Yah sudah nanti om aja yang ambilin handuknya.. Tapi ngapain sih kamu ngintip-ngintip gitu, udah buka aja pintunya toh om sudah melihat seluruh tubuh kamu.. Malahan bukan cuma melihat tapi sudah menikmati jepitan memek kamu.. Jadi kenapa masih malu-malu sama om.. Udah buka pintunya." Kata om Adit yang sekarang sudah didepan pintu kamar mandi.
"Huuhh.. Engga mau ahh.. Kalau om lihat aku terlanjang lagi nanti aku digodain lagi sama om.. Ini aja vaginaku agak terasa perih. Tolong ambilin handukku yah om.." Kataku lagi.
"Hehehe.. Kontol om kegedean yah Lin? Hehehe.. Tapi kamu puas kan??" Tanya om Adit sambil tersenyum nakal kearahku.
"Iiihh.. Mana ada.. Om kali yang puas sama vagina dan payudaraku.. Itu buktinya penis om sampai loyo gitu." Jawabku sambil menunjuk kearah penis om Adit.
"Om ga bakal pernah puas sama memek dan susu kamu Lin.. Ini lagi posisi istirahat dulu Lin habis keenakan dijepit sama memek kamu yang sempit itu hehehe.." Kata om Adit sambil mengurut-urut penisnya. Tanpa sengaja mataku pun memperhatikan tangan om Adit yang sendang mengurut penisnya.
"Iiihh.. Udah om jangan dipijit-pijit gitu.. Entar dia bangun lagi lohh.." Kataku sambil memalingkan pandanganku dari penis om Adit.
"Gapapa kalau bangun lagi entar om masukin lagi ke situ hehehe.." Jawab om Adit sambil mencoba mengintip kearah vaginaku yang masih tertutup pintu.
"Iidih maunya.. Udah om tolongin ambilin handuk dulu.. Dingin nihh entar aku masuk angin." Kataku lagi.
"Ya udah sebentar yah Lin.." Kata om Adit sambil berjalan kepintu.
"Om.. Ga pake baju dulu?" Tanyaku lagi.
"Ga usah lah toh Sheila juga sudah lihat kontol om hehehe.." Jawab om Adit sambil membuka pintu kamar.

Dari luar pintu kamar terdengar teriakan om Adit memanggil Sheila beberapa kali kemudian samar-samar terdengar suara Sheila. 'Sepertinya Sheila sedang dilantai atas.' Batinku. Tidak lama kemudian aku mendengar.

"Om Adit!!" Suara teriakan Sheila cukup keras terdengar.

Kemudian setelah itu tidak terdengar suara apa-apa lagi. Namun tidak selang berapa lama tiba-tiba terdengar..

"Iiiihh.. Om Adit apaan siihh..!!" Teriak Sheila lagi. Dan sepertinya setelah itu Sheila berjalan menjauh.

'Kenapa Sheila sampai teriak seperti itu yah? Apa yang dilakukan om Adit sampai-sampai membuat Sheila teriak seperti itu yah?' Kataku dalam hati sambil penasaran.

Entah berapa lama aku menunggu handuk sambil tetap menunggu aku mencoba untuk mengeringkan rambut dan badanku karena aku sudah mulai sedikit kedinginan.

"Lin.. Ini handukmu.." Sheila membuka pintu kamar sambil membawakan handuku untukku.
"Makasih Shei.." Jawabku sambil mengeluarkan setengah badanku dari kamar mandi untuk mengambil handuk dari Sheila. Sambil mengeringkan badanku aku bertanya ke Sheila kenapa dia tadi berteriak.
"Shei kenapa tadi kamu teriak didepan?" Tanyaku.
"Ituu si om Adit.. Masa dia keluar kamar kaga pake baju gitu?? Yah aku kaget." Jawab Sheila.
"Tapi tadi kamu teriaknya dua kali deh Shei.. Yang ke dua kenapa lagi kamu teriak?" Tanyaku lagi.
"Ooohh ituu.. Masa pas turun kan aku tanya ke om Adit 'Kenapa ga pake baju?' Terus om Adit malah tanya balik 'Kenapa emangnya?' Terus aku jawab 'Kan malu itu om jadi kelihatan sama keponakan om.' Aku jawab sambil menunjuk ke penis om Adit. Terus kamu tau ga dia ngapain Lin?" Tanya Sheila.
"Ngapain emangnya om Adit?" Tanyaku.
"Masa dia pegang penisnya sambil agak lari kearah aku. Yah aku teriak lah sambil ikutan lari menjauh." Jawab Sheila lagi.
"Terus habis itu?" Tanyaku lagi.
"Yah habis itu aku lari keatas untuk ambil handuk kamu. Pas turun aku sudah tidak melihat om Adit entah kemana dia." Jawab Sheila.
"Haa?? Kemana si om Adit? Bajunya kan ada disitu." Kataku sambil menunjuk kearah ranjang dimana ada baju om Adit.
"Waduh iyah juga.. Entar kalo ketemu papa gimana yah? Coba aku cek diluar dulu deh Lin." Kata Sheila sambil berjalan cepat untuk mengambil baju om Adit kemudian keluar dari kamar.

Setelah kering rambut dan bandanku aku lilitkan handukku untuk menutupi payudara dan vaginaku. Tapi bila aku sedikit nungging saja pasti vaginaku kelihatan karena handuknya kurang lebar untuk menutupi tubuh telanjangku.

Setelah aku keluar dari kamar aku mencoba mencari Sheila dan om Adit. Aku berjalan keruang makan hanya menggunakan handuk dengan tubuhku yang masih agak basah. Sesampainya diruang makan aku bisa melihat om Adit sedang duduk dan menelpon seseorang diruang tamu. Aku perhatikan sepertinya om Adit sudah menggunakan celana dalamnya. Tiba-tiba om Adit melihat kearahku kemudian dia tersenyum kearahku. Aku membalas senyum om Adit sambil berjalan kearah ruang tamu untuk mengambil baju dan celanaku yang tertinggal disitu. Saat aku jongkok untuk mengambil baju dan celanaku tiba-tiba om Adit mendekat dan menarik lepas handukku sambil masih menelpon.

"Iiihh om Adit.." Kataku pelan agar lawan bicara om Adit tidak mendengar suaraku.

Om Adit menarik tanganku agar berdiri. Aku mengikuti tarikan tangan om Adit sambil memegang handuk yang sudah terlepas untuk menutupi bagian depan badanku. Setelah aku berdiri om Adit menarik turun tanganku yang sedang menutupi tubuhku. Setelah payudaraku terpampang om Adit langsung mengelus-elus payudaraku lagi.

"Om.. Udahh.. Lagi telpon juga masih genit aja." Kataku pelan setengah berbisik.

Aku biarkan tangan om Adit menjamah payudaraku lagi. Kali ini om Adit mengelus-elus payudaraku dari bagian atas sampai bagian bawah payudaraku di elus-elus om Adit sambil sesekali di remas lembut.

"Hhmm.." Aku sedikit mendesah karena lama-kelamaan enak juga elusan dan remasan lembut tangan om Adit.

'Hufh.. Vaginaku sudah mulai beriaksi lagi saja' Kataku dalam hati merasakan kedutan-kedutan divaginaku.

Om Adit masih meraba-raba kedua payudaraku secara bergantian. Kedua putingku tidak luput dari tangan om Adit. Jari-jari om Adit mengelus-elus putingku sambil sesekali menjepitnya diantara jari-jari tangan om Adit.

"Aah.." Tanpa sengaja aku mendesah ketika jari om Adit memilin putingku.

Tiba-tiba aku sadar om Adit masih menelpon dan aku langsung sedikit mundur sambil menutupi payudaraku lagi dengan handuk.

"Sudah aah om.." Kataku sambil cepat mengambil baju dan celanaku.

Akupun langsung berjalan meninggalkan om Adit diruang tamu dengan handuk yang hanya menutupi bagian depan dari tubuhku. Aku yakin sekali saat aku meninggalkan om Adit diruang tamu pasti om Adit memperhatikan bagian belakang tubuhku yang tidak tertutup handuk. Akupun terus berjalan ketangga menuju ke kamar Sheila.

Sesampai depan kamar Sheila aku langsung membuka pintu dan ternyata Sheila sudah ada dikamarnya sedang telpon juga. Sepertinya Sheila telpon dengan om Ivan. Aku langsung mencari baju, celana dan pakain dalamku yang baru. Kemudian aku langsung memakai pakaianku. Tidak lama setelah itu Sheila selesai telpon. Setelah itu akupun duduk disamping Sheila.

"Itu om Ivan Shei? Om Ivan kemana?" Tanyaku.
"Iyah tadi Papa yang telpon. Papa lagi jemput Mamah. Eeh.. Lin kok kamu mau sih di pake sama om Adit?" Tanya Sheila.

Aku langsung cepat berpikir 'Ini saat yg tepat untuk godain Sheila'.

"Hhmm.. Abiss... Itunya om Adit.. Hihi.." Jawabku sambil tersenyum ke arah Sheila.
"Gede maksud kamu Lin? Penisnya om Adit gede??" Uber Sheila.
"Iyah.. Hihi.. Lebih gede dari penis papa kamu Shei.." Jawabku.
"Iiihh.. Gila kamu Lin.. Tambah nakal aja yah kamu sekarang.. Belum ada 1 minggu yang lalu kamu masih perawan terus bilang ga mau terlanjang didepan cowo.. Eh malah sekarang vagina kamu udah melayani 2 penis besar hahaha.." Jawab Sheila.
"Abis aku pikir sudah tanggung juga toh aku sudah tidak perawan lagi kan? Terus aku penasaran juga dengan penis om Adit. Pas sebelum diajak ML sama om Adit aku sempet berpikir kalau sama penis sebesar om Ivan saja enak banget gimana kalau dengan penis yang lebih besar lagi. Jadi aku mau deh diajak ML sama om Adit hihihi.." Jawabku mencoba untuk memancing Sheila. Padahal sebenarnya tidak seperti itu.
"Iihh dasar gila kamu.. Terus??" Tanya Sheila tambah penasaran.
"Terus?? Yah terus iniku disodok penis besarnya om Adit lahh Shei hihihihi.." Jawabku sambil mengusap daerah vaginaku.
"Iyah laah aku juga tau itu Lin.. Tadi aku lihat kok kamu disodok-sodok sama om Adit. Terus itu maksud ku terus gimana rasanya? Enak?" Tanya Sheila penasaran.
"Iiihh.. Kenapa kamu penasaran Shei?? Pengen ngerasain juga yaahh?? Hihihi.. Rasanya tuh vaginaku jadi penuh banget Shei lebih penuh dari pada disodok sama papa kamu Shei.. Terus mulut rahimku juga disundul-sundul sama kepala penis om Adit, rasanya penis om Adit sampai sini Shei" Jawabku sambil memegang bagian atas perutku.
“Terus tadi aku baru pertama kali dapet orgasme dua kali berturut gitu Shei..” Tambahku.
"Haah?? Multi orgasme??" Tanya Sheila.
“Iiyahh itu.. Ampe becek banget vaginaku tadi sama badanku juga sampai lemas banget.. Tapi om Adit masih aja terus mompa vaginaku Shei.. Aku ga dikasih istirahat, kayanya om Adit ga mau sia-siain jepitan vaginaku kali yah hihihihi.." Jawabku sambil terus menggoda Sheila. Namun tanpa aku sadari ternyata vaginaku mulai agak basah karena membayangkan kata-kata nakalku sendiri.
“Waahh.. Kamu puas banget dong Lin?? Aku aja belum pernah dapet orgasme kaya gitu.” Kata Sheila.
“Banget Shei.. Aku aja sudah tidak ingat lagi tadi aku berapa kali orgasme. Pokoknya penis om Adit terus dibenamkan di dalam vaginaku sampai dia keluar tadi, itu juga karena aku yang mencabut penisnya supaya ga keluar di dalam rahimku.” Jawabku.
“Kalau ganti gaya gimana?? Masa ga dicabut juga penisnya om Adit Lin? Kayanya kamu itu harus minum pil KB deh Lin soalnya ada dua penis yang mau crot didalam situ. Kecuali emang kamu udah mau punya anak hihihihi..” Kata Sheila sambil menunjuk vaginaku.
“Iyahh tetep ga dicabut Shei, jadi kalau mau ganti gaya pelan-pelan gitu biar ga keluar dari vaginaku. Iyah Shei, kayanya aku harus minum pil KB nih kalau engga lama-lama Aku bisa hamil Shei.. Kalau sampai hamil mau ngomong apa aku ke mama dan papa” Jawabku.
"Bilang aja awalnya kamu diperkosa sama papaku. Cuma setelah itu kamu jadi ketagihan terus minta diperkosa lagi hihihi.." Jawab Sheila sambil tertawa.
"Hahahaha.. Gila kali kalau aku jawab kaya gitu Shei.." Jawabku ikutan tertawa.
“Ngomong-ngomong kamu tambah nakal aja Lin, abis cobain penis papaku terus kamu juga cobain penis omku. Aku aja baru cobain penis papaku doang hihihi.” Kata Sheila.
"Abis enak siih Shei.. Kamu ga mau cobain penis om Adit Shei?? Aku jamin pasti kamu puas deh hihihihi.." Jawabku menggoda Sheila.
"Hhmm.. Penasaran sihh apa lagi tadi aku lihat gimana kamu mendesah-desah keenakan gitu. Cuman aku takut ketahuan sama papa Lin.. Puas yah Lin?"Jawab Sheila.
"Bangett Shei.. Om Adit jago maennya.. Tadi aku ML sambil di gendong sama om Adit loh Shei.. Penisnya terasa banget menekan rahimku tadi." Jawabku.
"Haa?? Kamu dientot sambil digendong Lin??" Tanya Sheila penasaran.
"Iyah.. Aku digendong terus om Adit mulai memompa vaginaku sambil berdiri. Awal-awal agak sakit sih Shei tapi lama-lama enak juga hihihihi.." Jawabku.
"Iiiihh.. Kamu itu buat aku jadi penasaran aja Lin.." Kata Sheila.
"Penasaran pengen ini kamu di sodok sama penis om Adit juga yah? hihihi.." Kataku sambil tanganku dengan cepat mencokel daerah vagina Sheila.
"Aauu.. Hahahaha.. Pengen siihh.. Cuman entah deh.. Aku mau kebawah dulu Lin aku mau kasih tau ke om Adit kalau mama dan papa lagi jalan pulang." Kata Sheila sambil berjalan ke pintu.

Setelah Sheila keluar dari kamar aku langsung berjalan ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Sheila untuk membilas vaginaku yang rasanya sudah basah sekarang. Dan benar saja sebelum aku membilas dengan air aku menyentuh bibir vaginaku dulu dan vaginaku terasa sudah agak basah. 'Aku terangsang dengan kata-kata nakalku sendiri.' Batinku. Aku pun langsung membilas vaginaku sampai bersih. Setelah keluar dari kamar mandi aku langsung berjalan ke ranjang karena badanku lemas sekali. Walaupun aku agak lapar tetapi badanku sudah lelah sakali jadi aku hanya memakan beberapa biskuit yang ada di kamar Sheila dan minum air putih agak banyak. Setidaknya dapat mengganjal rasa laparku. Kemudian aku langsung tiduran baru aku mulai tiduran Sheila balik lagi kekamar.

“Mau tidur yah Lin? Gara-gara kecapean orgasme yah?? Hihihi..” Tanya Sheila sambil tertawa.
“Hehehe.. Iyahh nih Shei.. Aku tidur bentar yah..” Jawabku sambil memejamkan mata Sheila pun tidak membalas tidak lama Aku hanya mendengar suara Sheila ke kamar mandi. Dan sepertinya Aku sudah pulas lebih dahulu sebelum Sheila keluar dari kamar mandi.

‘Braak..’ Tiba-tiba aku terbangun karena suara pintu tertutup dengan agak kencang. Entah aku sudah tertidur berapa lama.

“Hhmm.. Kenapa Shei?” Tanyaku sambil mengucak mata.
"Oohh.. Eng.. Engga Lin.. Papa, mama pulang.." Jawab Sheila.

Pas aku melihat Sheila, dia masuk sambil memegang BH dan aku perhatikan lagi sepertinya BH itu yang tadi dia pakai karena sekarang aku bisa melihat putingnya terjeplak di kaos tank top yang agak ketat.

"Shei.. Kok kamu bawa-bawa BH dari luar?? Terus kenapa sekarang kamu ga pake BH?? Terus dari masuk pintunya seperti buru-buru sih?" Tanyaku bertubi-tubi.
"Hihihi.. Kamu perhatiin aja Lin.. Tadi tohh si om Adit nakal Lin.. Keponakan sendiri aja dinakalin Lin. Hampir aja ketahuan sama papa dan mama hihihi.." Jawab Sheila sambil tertawa.
"Haaa?? Dinakalin gimana kamu Shei? Ampe lepas BH gitu.. Diapain aja kamu?" Tanyaku penasaran.
"Iyah ga lama dari kamu tidur aku turun kebawah Lin. Pikiran mau cari makanan eh, pas lewatin ruang tamu aku lihat om Adit masih cuma pake celana dalam sambil nonton TV. Jadi aku samperin ke ruang TV pikiran mau bilangin ke om Adit kalau papa dan mama lagi jalan pulang. Teruss..." Kata jawab Sheila terhenti sambil tersenyum kearahku.
"Terus?? Cerita kok setengah-setengah sih Shei?" Tanyaku lagi.
"Kamu penasaran yah Lin? Aku emang sengaja godain kamu hihihi.. Terus.. Setelah aku kasih tahu kalau papa dan mama lagi jalan pulang, om Adit malah tanya berapa lama lagi sampainya? Terus aku jawab ‘mungkin ga lama lagi sampai’." Jawab Sheila.
"Terus-terus?" Tanyaku penasaran.
"Terus, aku suruh om Adit untuk memakai celana dan bajunya. Tapi malah om Adit ngeliatin kearah payudaraku.” Kata Sheila sambil memegang kedua payudaranya yang masih tidak di tutupi oleh BH.
“Wahh.. Masa om Adit napsu juga sama keponakannya sendiri Shei?? Hihihi.. Terus kamu ngapain?” Tanyaku.
“Iyah Lin.. Tadi Aku juga mikir gitu, masa iyah om Adit napsu juga ama aku. Terus aku bilang aja, ‘Iihh om matanya ngeliatin apa tuh?’ Terus om Adit langsung mengalihkan pandangan matanya kearahku sambil tersenyum” Jawab Sheila.
“Terus? Masa gitu aja?” Tanyaku lagi.
“Yah engga lahh.. Abis itu om Adit bilang payudaraku bagus juga terus aku jawab aja tetep masih gedean punya Linda kan? terus om Adit jawab lagi 'dikit.. Tapi cukup lah..' Awalnya aku ga ngerti Lin kenapa om Adit bilang cukup. Terus aku melirik kearah penisnya seperti ada yang mengeras.. Jadi aku bilang lagi 'cukup buat itu om berdiri yah? hihihi' Sambil aku menunjuk ke penis om Adit, Lin." Cerita Sheila.
"Om Adit pasti minta liat itu kamu yah? hihihi.." kataku sambil menunjuk ke arah payudara Sheila.
"Iyah Lin.. Om Adit bilang dia bakal pake celananya kalau aku kasih liat payudaraku." Jawab Sheila.
"Terus kamu kasih lihat payudara kamu Shei?" Tanyaku.
"Dikitt sihh Lin keburu Papa dan Mama pulang, kalau mereka belum pulang entah deh aku udah bugil kali sekarang hihihi.. " Jawab Sheila.
"Waahh gilaa juga kamu Shei om mu juga dikasih lihat payudara kamu. Ceritain dong gimana sampai bisa om Adit melihat payudara kamu" Kataku.
"Hihihi.. Itu tadinya aku mau godain si om Adit doang Lin.. Ehh malah aku yang kalah jadi deh aku kasih lihat payudaraku kaya gini nih Lin tadi." Kata Sheila sambil mengankat tank topnya sampai memperlihatkan payudaranya yang lumayan padat menantang menurutku. 'Pantas om Adit napsu juga. Memang sih tidak sebesar puyaku tapi payudara Sheila bentuknya tidak kalah bagus dengan payudaraku hanya kalah besar sedikit.' Kataku dalam hati.
“Kamu kalah Shei? Emang ngapain kok kalah?” Tanyaku.
“Iyah Lin.. Awalnya kan aku ga mau kasih om Adit lihat dadaku.. Tapi om Adit malah nantangin lomba gitu.. Lombanya saling lihat-lihatan kalau aku menang aku ga usah kasih lihat dadaku tapi kalau Aku kalah Aku musti kasih lihat dadaku gitu Lin.” Jawab Sheila.
“Terus-terus?” Tanyaku lagi.
“Terus waktu mau mulai aku bilang sama om Adit ga adil dong kalau Aku pake baju lengkap gini tapi om cuma pake celana dalem doang pasti Aku yang kalah.. Terus om Adit suruh aku lepas BHku. Jadi aku lepas BHku sambil mempunggungi om Adit. Pas BHku Sudah lepas Aku lihat kearah dadaku lumayan juga putingku terjeplak di tank top yang aku pake Lin. Terus aku membalikan badanku dan mulai deh aku lihat-lihatan sama om Adit.” Jawab Sheila.
"Jadi peraturannya aku ga boleh lihat kearah penis om Adit terus om Adit ga boleh lihat kearah dadaku gitu Lin." Sheila menambahkan.
"Kamu kalahnya gimana? Kok bisa ga fokus Shei?" Tanyaku.
"Si om Adit tuh curang Lin.. Jadi entah sudah entah berapa lama aku lihat-lihatan terus tangan om Adit mulai bergerak-gerah gitu kearah perutnya seperti mengelus-elus perut dia sendiri gitu Lin.. Aku masih fokus tuh lihat mata om Adit. Eehh tiba-tiba tangan yang tadinya mengelus perut tiba-tiba turun ke celana dalamnya dengan cepat dia membuka dan mengeluarkan penisnya Lin. Aku kan kaget reflex langsung melihat kerah penis om Adit yang agak menegang gitu Lin. Emang besar yah penisnya om Adit, jadi pengen hihihi.." Jawab Sheila.
"Jadi pengen disodok yahh Shei?? Ini aku dong Udah pernah cobain hihihi.." Kataku sambil mengelus kedaerah vaginaku. 'Kok Aku bisa nakal ini yah?' Tanyaku dalam hati.
"Dasar kamu Lin.. Awalnya doang ga mau sama malu-malu.. Sekali udah cobain disodok malah ketagihan kamu hihihi.." Kata Sheila.
"Iyah lahh awalnya kan aku masih perawan Shei, aku masih jaga keperawananku.. Sekarang kan udah bolong jadi nanggung deh sekalian nyobain yang gede hihihi.. Terus balik ketopik lagi abis kamu kalah gimana lagi?" Tanyaku lagi.
"Iyah abis ito om Adit suruh aku buka baju Lin.. Jadi mentang-mentang udah ga perawan itu kamu boleh disodok sama siapa aja Lin?" Jawab Sheila sambil menujuk ke arah vaginaku.
“Yah engga siapa aja sih Shei.. Seengganya sodokannya musti gede Shei hihihihi.. Terus kamu buka baju kamu Shei?” Kataku.
“Iyah abis ito aku langsung buka Lin cuman pelan-pelan gitu.. Emang Aku masih agak malu ama sekalian godain om Adit biar erotis gitu deh hihihi.. Ehh pas baru kebuka bajuku tau-tau ada suara klakson mobil terus pas Aku intip ternyata mobil papa langsung aja aku kabur naek Lin, om Adit juga langsung kabur ambil baju dan celananya. Waahh kalo gitu tukang delivery atau tukang ojek jg mau kamu Lin?? Kalau kontol dia gede??” Tanya Sheila lagi.
"Ga gitu juga sih Shei.. Masa tukang ojek aku kasih rasain jepitan memekku? Menang banyak dong tukangnya hihihi.." Jawabku.
"Yaah sesekali dermawan lah kasih mereka cobain lubang surga kamu Lin. Kali kamu juga ketagihan sama pentungan mereka hihihi." Kata Sheila.
"Enggah aah.. Gila kali aku musti relain tubuhku buat mereka. Ini aja terpaksa aku jadi melayani napsu papa kamu dan om Adit Shei.." Jawabku lagi.
"Aahh masa terpaksa Lin? Buktinya kamu ke enakan tadi pasi disodok-sodok itu mu sama om Adit hihihi." Kata Sheila.
"Emang enak sih Shei.. Om Adit jago sih terus itunya gede lagi.. Duuhh kok jadi kepengen disodok lagi yah Aku Shei Hihihi." Jawabku.
"Iihh.. Dasar kamu Lin, napsu kamu dah mulai gede yah? Hihihi" Kata Sheila.

Belum sempat Aku menjawab tiba-tiba terdengar teriakan tante Sherly memanggil Aku dan Sheila.

"Sheila.. Linda.. Sini turun.." Teriakan tante Sherly.
"Shei mama kamu manggil.. Yuk turun." Kataku langsung.
"Yuuk." Jawab Sheila sambil berjalan ke pintu.

Aku dan Sheila langsung berjalan turun kebawah.

"Halo mah.. Halo tante.." Panggilku dan Sheila.
"Halo sayang.. Halo Linda.. Apa kabar?" Tanya tante Sherly.
"Baik ma.." Jawab Sheila.
"Baik tante.." Jawabku.
"Ini mama bawain kue-kue ayo dicobain. Lin kamu juga cobain sini." Kata tante Sherly sambil memanggil ku.
"Iyah tante.." Jawabku sambil mendekat kemeja makan. Aku lihat ada beberapa kotak kue. 'Kebetulan Aku belum makan dari pagi tapi sudah melayani dua om-om hihihi." Kataku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.
"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri Linda?" Tanya tante Sherly.
"Aahh gapapa tante.. Ini kue kesukaan ku tante." Jawabku berbohong.
"Kuenya gede yah makanya kamu suka Lin? Hihihi.." Kata Sheila.
"Apa sih kamu Shei.." Kataku.
"Hahahaha.. Kamu suka yang gede-gede yah Lin??" Kata Tante Sherly.
"Aaahh bu.. Bukan gitu tante.." Jawabku malu-malu.
"Iyah mah.. Linda doyang yang gede-gede tuhh hihihi.." Tambah Sehila.
"Iiiihhhh... Apaan sih kamu Shei.." Kataku sambil mencubit Sheila.
"Aaww.. Aaww.. Hahahaha.." Teriak Sheila.
"Sama dong.. Tante juga doyannya yang gede-gede Lin.. Kalau yang kecil ga enak, ga berasa hehehe.. Kalau Sheila mungkin sukanya yang kecil-kecil Lin hehehe." Kata Tante Sherly sambil tertawa.
"Aahh.. Tante ga tau aja, Sheila juga doyan sama yang gede-gede kok.. Tadi aja Sheila ketagihan ngeliatin sosis besar om Adit hihihi..” Kataku menggoda Sheila.
“Haa?? Sosis om Adit??” Tanya tante Sherly.
“Ga udah didengerin mah omongan Linda.. Emang suka ngaco dia. Kata Sheila.
“Itu tadi om Adit dateng bawa hotdog tante.. terus sosisnya emang gede dan panjang.. Eehh Sheila kaget pas ngeliat sosisnya. Terus om Adit udah tawarin mau ga cobain sosis gede hotdognya. Sheila tolak katanya takut aahh kegedean. Tapi waktu om Adit makan Sheila ngeliatin terus kaya kepengen cobain gitu tante hihihi..” Jawabku ngasal.
"Ooohh sosis hotdog.. Kirain apaan hehehe.. Berarti anak mama malu-malu mau nihh.. Tadinya kamu minta cobain aja toh ama om Adit ini sayang.." Kata tante Sherly.
"Penasaran sih mah abis sosisnya gede banget.. Cuma tadi aku malu mah.. Nanti deh kalau om Adit tawarin lagi aku cobain hihihi.." Jawab Sheila sambil melirik aku genit.
"Iyah ama om Adit ini ga usah malu lah sayang.. Dah kalian pada makan dulu dih mama mau beres-beres dulu." Kata tante Sherly sambil berjalan ke kamarnya.
"Lin gila kamu.. Hampir saja ketauan sama mama tadi." Kata Sheila.
"Hahaha.. Biarin aja biar mama kamu tau anaknya nakal ngebantuin papanya nakalin temen baiknya. Sampai-sampai temen baiknya di perawanin sama papanya lagi.. Wweeee.." Kataku sambil menjulurkan lidah.
"Tapi sekarang jadi ketagihan kan Lin? Hihihi.." Kata Sheila.
"Yah seperti tadi Aku bilang Shei.. Abis enak sih hihihi.." Jawabku.

Aku dan Sheila lanjut makan kue oleh-oleh dari tante Sherly. Sambil makan aku berpikir 'kemana om Adit yah?? Aahh bodo Amat..' Tidak lama kemudian terdengar suara tante Sheila dari pintu kamarnya.

"Sayang.. Kok kamar mama berantakan sih??" Kata tante Sherly.

Aku langsung kaget 'waduh aku lupa membereskan kamar tante Sherly setelah pertempuranku dengan om Adit.'

"Iyah sebentar Aku beresi mah.. Nanti Linda juga bantuin kok." Jawab Sheila setengah berteriak.
"Lin ayo kita beresin kamar mama.. Harusnya kamu yang beresin nih Lin.. Kan gara-gara kamu kamar mama jadi berantakan hihihi.." Kata Sheila.
"Iiihh.. Gara-gara om Adit tuh.. Untung mama kamu ga ngeliat bekas sperma om Adit Shei.. Yuukk cepat kita beresin ranjangnya Shei sebelom mama kamu sadar ada bekas sperma di ranjangnya." Jawabku.

Aku dan Sheila langsung menuju ke kamar tante Sherly dan langsung membereskan ranjang yang tadinya tempat aku meraih dua orgasme hebatku. Sambil membersihkan ranjang aku berpikir untuk mengerjai Sheila. Aku mencoba mencari sisa-sisa sperma om Adit. Berhubung seprai ranjangnya berwarna putih aku agak sulit untuk menemukannya apa lagi seprainya sudah dilepaskan sebagian oleh Sheila. Perlahan aku mencoba mengingat dimana tadi posisi saat om Adit orgasme dan akhirna Aku menemukannya. Aku perhatikan ada sedikit sisa sperma yang masih basah di seprai. Aku langsung mencolek sperma yang masih basah itu dengan jari telunjukku. Kemudian aku berjalan menuju Sheila sambil pura-pura menarik seprai yang masih belum terlepas. Setelah sudah dekat dengan Sheila aku langsung memanggilnya agar dia menoleh kearahku.

"Shei-Shei.." Panggilku. Begitu Sheila menoleh kearahku dengan cepat aku langsung mengoleskan sisa sperma yang ada di jari telunjukku kearah bibirnya.
"Mmm.. Apaan ini?" Tanya Sheila menjilat bibirnya dan jarinya melap bibirnya.
"Inii..." Kata Sheila sambil menjilat bibirnya lagi dan melihat kearah jarinya. Habis itu dia melihat kearahku.
"Iyaahhh.. Hihihi.." Kataku sambil tertawa.
"Iiiihhhh.. Gila kamu Lin..." Teriak Sheila sambil membersihkan bibirnya dengan tangannya. Dan mencoba untuk mengenai tangannya kearahku.
"Hahahahaha.." Tawaku sambil berlari menjauh dari kejaran Sheila.
"Ada apa sih sayang?" Tanya tante Sherly sambil mengeluarkan kepalanya yang masih basah.
"Linda tuh mah masa godain aku.." Kata Sheila mengadu ke tante Sherly.
"Aahh mama kira ada apa.. Ya udah godain balik lah.. Kaya Anak kecil aja kamu digodain teriak-teriak hehehe." Kata tante Sherly.
"Iyah entar pasti Aku bales dia mah.." Kata Sheila.
"Ya udah mama lanjut mandi dulu." Kata tante Sherly yang langsung menutup pintunya.
"Gimana Shei?? Enak gaa? Hihihi.." Godaku.
"Huuh.. Awas kamu Lin nanti pasti Aku bales.. Tapii rasanya enak sih.. Terus aku jadi horny nih ngebayangin baru saja aku menjilat sperma om Adit hihihi.." Jawab Sheila dengan suara pelan.
"Dasarrr nakal kamu Shei.. Coba bayangin kalau kamu bisa jilat sumber spermanya Shei.. Sampai spermanya keluar dimulut kamu.. Hihihi.." Godaku.
"Iiihhh.. Kamu Lin jangan bikin Aku semakin horny deh.." Kata Sheila.
"Jadi tambah pengen yah Shei? Hihihi.." Godaku lagi.
"Udah aahh.. Ayo lanjut beresin ranjang mama.. Nanti keburu mama selesai mandi." Kata Sheila.

Aku dan Sheila pun lanjut membereskan ranjang tante Sherly terutama bagian yang terkena sperma om Adit Aku bersihkan sampai benar-benar bersih. Tidak lupa Aku perhatikan tempat-tempat yang menjadi tempat "pertempuranku" dengan om Adit, agar tidak ada bekas-bekas yang mencurigakan. Setelah selesai beres-beres aku dan Sheila menaruh seprai yang kotor ditempat cucian agar nanti di laundry.

Setelah itu aku dan Sheila berjalan menuju ruang tamu. Pada saat berjalan menuju ruang tamu aku melihat om Adit senyum-senyum sambil ngorbol dengan om Ivan.

"Itu Linda.. Elu tanya sendiri aja sama dia Van.." Kata om Adit.
"Kenapa om?" Tanyaku bingung.
"Itu Lin.. Si Ivan pengen nanya sama kamu.. Kamu lebih puas sama siapa om atau dia Lin? Hehehe.." Kata om Adit.
"Haa?? Kok nanyanya kaya gitu om? Aku kan jadi malu.." Jawabku sambil agak menunduk malu
"Ya elah masih pake malu-malu kamu Lin.. Tadi aja ampe triak-teriak keenakan gitu hihihi.." Kata Sheila.
"Iyah gapapa Lin.. Jawab aja.." Kata om Ivan.
"Hhmm.. Mmm... Om.. Adit.." Jawabku malu-malu.
"Toh kan Van gua bilang juga apa.. Linda lebih suka kotol g dari pada elo punya.. Jadi gua yang menang yah?? Gua boleh ajak Linda nginep kerumah gua yah?" Kata om Adit.
"Nginep om?" Tanyaku.
"Iyah tadi om taruhan sama om Ivan. Kalau kamu lebih puas sama om, dia harus kasih kamu ngindep dirumah om." Jawab om Adit.
"Kok gitu?" Tanyaku bingung.
"Udah gapapa Lin... Ngindep aja dirumah om Adit.. Dijamin seharian kamu bisa ngangkang terus Lin hihihi.." Kata Sheila.
"Apaan sih kamu Shei... Hehehe.." Kataku sambil senyum-senyum malu.
"Ehh ada Adit... Lagi pada ngobrolin apa nih?" Tanya tante Sherly.
"Halo Sher.. Ini Aku lagi ngajakin Linda buat nginep dirumahku.. Sekalian ajarin si Veric pelajaran biologi." Kata om Adit.
"Ngajarin biologi Veric apa kamu Dit?? Jangan-jangan kamu nih yang minta diajarin biologi sama Linda.. Linda kan sexy gitu masa sih kamu ga penasaran? Hihihi.." Kata tante Sherly.
"Iiihh.. Tante..." Kataku sambil berlaga malu-malu. Tante Sherly tidak Tahu saja tadi kamarnya sudah jadi saksi bisu tempat persetubuhan ku dengan om Adit.
"Hahaha.. Kalo Linda mau ngajarin sih gua mau aja Sher.. Hahaha.." Kata om Adit.
"Hahahaha... Maunya kamu itu mah Dit.. Linda emangnya kamu mau nginep di rumah om Adit?" Tanya tante Sherly.
"Hhmm.. Mmm.. Aku coba pikirin dulu deh tante.." Jawabku.
"Udah nginep aja Lin... Sekalian ajarin om Adit pengetahuan reproduksi Lin Hihihi.." Kata Sheila dibarengi oleh tawa om Adit dan Tante Sherly. Sedangkan om Ivan Hanya senyum-senyum saja.
"Ahh itu sih om Adit pasti sudah jago Shei kan dah punya anak hihihi.." Jawabku sambil melirik ke arah om Adit.
"Kok kamu tau sih om Adit sudah jago Lin?? Emang dah pernah cobain yah? Hihihi.." Goda Sheila.
"Bu.. Bukan gitu Shei.. Kan om Adit udah punya anak berarti om Adit sudah berpengalaman donk? Hehehe." Jawabku agak sedikit gugup diawalnya.
"Aahh bisa aja kamu Lin.. Jangan-jangan kamu mau cobain ini kamu dipijitin juga sama om Adit yah? Kata Sheila sambil mencolek payudaraku.
"Iiihhh.. Apa sih kamu Shei.." Kataku sambil mendengar tawa om Adit, tante Sherly dan Sheila. Sedangkan om Ivan Hanya senyum-senyum saja.
"Sudah-sudah.. Sudah mulai ngaco nih omongannya.. Yuk Pah kita beli makanan dulu.. Kalian tunggu dirumah yah.. Adit juga sekalian ikut makan saja.." Kata tante Sherly
"Dit loe ikut sini.." Kata om Ivan.
"Adit mau ikut?" Tanya tante Sherly.
"Engga deh Sher.. Gua dirumah aja bareng anak-anak." Jawab om Adit.
"Ya udah kamu dirumah saja Dit. Sekalian jagain anak-anak.. Yuk pah kita jalan." Kata tante Sherly sambil mengajak om Ivan.

Sambil berjalan mengikuti tante Sherly, om Ivan sesekali masih menengok kearah om Adit. Dan waktu aku melihat kearah om Adit, om Adit sedang tersenyum kecil kearah om Ivan. Setelah om Ivan dan tante Sherly keluar dari rumah, tinggal lah kami bertiga diruang tamu. Aku langsung kepikiran untuk mengerjai Sheila lagi.

"Om tadi sudah lihat payudara Sheila juga yah? Masa napsu juga sama keponakan sendiri sih om.. Hihihi.." Tanyaku sambil senyum-senyum kearah Sheila.
"Udah dong Lin, tapi cuma sebentar doang keburu pulang papa-mamanya Sheila tadi. Kalau keponakannya cantik, nakal dan sexy kaya Sheila sih siapa yang ga napsu Lin.. hehehe.." Jawab om Adit.
"Iihh.. Apa sih om.. Aku ga nakal kok, Linda tuh yang nakal.." Kata Sheila.
"Iiihh.. Kamu lagi ga nakal Shei.. Aku sampai diperawanin papa kamu terus habis itu disodok penis besar om Adit kan gara-gara kamu Shei..." Kataku.
"Enak saja dua-duanya gara-gara aku.. Cuma pas sama papaku doang Lin.. Kalau sama om Adit kan gara-gara kamu sendiri.. Tapi enak kan Lin?? Hihihi.." Jawab Sheila.
"Eehh iyah yah.. Hhmm.. Enak sihh.. Apa lagii samaa... Hihihi.." Jawabku tanpa aku lanjutkan mencoba untuk godain Sheila.
"Sama siapa Lin!? Ama om Adit yah Lin?? Hehehe.." Tanya Sheila.
"Tau aja kamu Shei.. Eehh ada om Adit.. Om Sheila penasaran tuh sama itu om.. Hihihi.." Kataku sambil menunjuk kearah penis om Adit.
"Hahahaha.. Sheila yang penasaran apa kamu yang penasaran disodok ini om lagi Lin?" Tanya om Adit.
"Emang kamu Lin.. Kamu kali yang masih kepengen disodok lagi sama pentungan omku.. Hihihi.." Tambah Sheila.
"Emangnya kalau Aku masih kepengen om masih kuat? Tadi kan Udah keluar banyak banget.. Pasti persediaannya sudah habis tuh hihihi.." Kataku sambil senyum-senyum menggoda om Adit.
"Jangankan kamu doang yang mau Lin.. Kalau Sheila mau juga, ini om masih bisa puasin kalian berdua kok.. Entar om bikin kamu berdua kelojotan keenakan hehehe.." Jawab om Adit.
"Wah om Adit nantangin Shei.. Om ga tau aja kalau Sheila napsunya gede om.. Kaga puas-puas dia mah om.. hihihi.." Kataku menggoda Sheila sambil Aku melihat om Adit senyum-senyum
"Iiihhh.. Kamu kali yang ga puas-puas Lin.. Kan kamu baru aja habis dibuat kelojotan tadi, eh sekarang udah kepengen lagi.." Kata Sheila.
"Udah-udah ga usah berantem.. Dua-duanya kebagian kok.. Nih cukupkan buat puasin dua lubang? Hehehe.." Kata om Adit sambil menurunkan celananya sampai terpampanglah penisnya yang masih setengah keras.
"Iiiiihhh.. Kok dikeluarin sih itunya om..." Teriak Sheila sambil tetap menatap penis om Adit.
"Iyaahh om.. Kok malah Buka celana??" Tanyaku.
"Kan mau puasin kalian berdua pake ini hehehe..” Jawab om Adit sambil mengurut penisnya.
“Iiihh.. Siapa juga yang mau dipuasin sama om coba?? Weee...” Jawab Sheila sambil menjulurkan lidahnya.
“Bohong om.. Sheila penasaran toh sama itu om... puasin dih om hihihi..” Sahutku.
“Mana ada kaya gitu Lin.. kamu kali tuh yang mau disodok lagi sama pentungan om Adit. Lagian om kaya kuat aja mau puasin kita ber dua hihihi..” Kata Sheila lagi.
“Makanya kalau gitu kamu dan Linda buka baju aja sekarang.. Nanti om buktiin kalau ini om mampu buat bikin dua cewe cantik ini kelojotan keenakan hehehe..” Kata om Adit sambil masih mengurut-ngurut penisnya.
“Iihh si om napsu banget sihh sama kita?? Lagian om masa memek keponakan sendiri mau disodok sih om?? Hihihi..” Kataku menggoda om Adit.
“Iyah om.. Aku kan keponakan om masa mau disodok juga sih?? Nanti ketauan papi mami kalau anaknya disodok-sodok sama omnya sendiri loh hihihi.." Kata Sheila.
“Lagian siapa suruh anaknya udah sexy nakal lagi godain omnya?? Hehehe..” Jawab om Adit.
“Iihh.. Siapa yang godain om coba? Yang ada om yang lagi godain aku sama Linda.. Liat tuh itu om udah mulai tegang.. Padahal aku sama Linda masih pakai pakaian lengkap gini.. Gimana kalau kita ikutan terlanjang kaya om.. Bisa langsung crut-crut kali hihihi..” Kata Sheila menggoda om Adit sambil matanya melirik kearah penis om Adit.
“Iiihh iyah nih si om.. Masa aku sama Sheila masih lengkap gini itu om udah mulai berdiri aja sih? Bener kata Sheila kayanya kalau liat aku sama Sheila terlanjang jangan-jangan langsung keluar si om.. Boro-boro mau puasin aku sama Sheila hihihi..” Tambahku.
“Ya udah dibuktikan aja, coba kalian buka baju kita lihat apa om bakal keluar apa engga hehehe.. Kalau om ga keluar gimana? Om dikasih apa?” Kata om Adit.
“Itu sih emang maunya om liat kita terlanjang yah Shei? Hihihi.. Emang kalau om ga keluar mau apa? Mau cobain lubangnya Sheila yah? Hihihi.” Tanyaku.
“Enak aja.. Lubang kamu kali yang mau ditusuk lagi sama om Adit Lin.. Hihihi.”
“Sudah-udah om kan sudah bilang tenang aja, om bakal buat lubang kalian ketagihan sama ini om.. Makanya sekarang kalian buktikan dulu om bakal keluar ga kalau liat kalian terlanjang hehehe..” Kata om Adit.
“Ga mau ahh.. Nanti aku ditusuk ama om kalau ga crut hihihi..” Kata Sheila.
“Ya udah gini aja.. Gimana kalau om ga keluar pas kita terlanjang. Aku sama Sheila bakal kocokin penis om.. Kalau om bisa tahan 10 menit engga keluar, nanti om boleh pilih mau masukin penis om ke punyaku atau Sheila deh. Gimana Shei? Masa kita berdua ga bisa bikin om keluar kurang dari 10 menit sih? Hihihi..” Kataku.
“Oke deal.. Ayo sekarang kalian buka baju.” Kata om Adit.
“Iihh.. Dasar gila kamu Lin.. Om kalau om bisa tahan lebih dari 10 menit sodok memek Linda aja yah.. Jangan punyaku masa om tega entotin keponakannya sendiri sihh hihihi..” Kata Sheila.
“Aahh.. Suka malu-malu kamu Shei.. Emangnya yang pertama kali menerobos memek kamu siapa Shei? Om Ivan kan?? Papa kamu sendiri aja napsu sama kamu gimana om Adit? Hihihi..” Kataku.
“Iiihhh.. Kamu Lin.. Bongkar-bongkar rahasia aku..” Kata Sheila sambil mencoba mencubit aku.
“Sudah om tebak pasti yang perawanin kamu itu si Ivan. Tenang sayang punya om lebih gede dari papa kamu.. Om bisa buat kamu lupa sama yang perawanin kamu, soalnya udah ketagihan sama punya om hehehe.. Udah ayo pada terlanjang sekarang.” Kata om Adit.
"Iyah buruan buka baju Shei.. Nanti keburu papa dan mama kamu pulang.. Ntar jadi ga sempet itunya om Adit masuk kepunya-mu loh Shei hihihi..." Kataku sambil mulai membuka bajuku tanpa malu-malu lagi.
“Iiihh.. Dasar kamu Lin, kamu kali yang ga sabar di masukin lagi ama punya om-ku.. Hihihi..” Kata Sheila sambil membuka bajunya perlahan.
“Liat aja nanti siapa yang bakal ketagihan Shei hihihi.” Kataku sambil membuka celana pedekku.

Akhirnya kaos dan celana pedekku terlepas hanya BH dan celana dalam yang tersisa ditubuhku. Dan kulihat Sheila juga sudah melepaskan kaos dan celananya.

“Om belum mau keluar?? Ayo keluar om semprot kesini om.. hihihi..” Kataku nakal sambil meremas kedua payudaraku dari luar BH.
"Iyahh om.. Pejuin toket Linda om... Nih om pejuin disini om.." Kata Sheila sambil tanganna mengarah kearahku.
"Aaahhh.. Shei..." Teriak kecilku saat tangan Sheila menarik turun tali BH kananku sampai memperlihatkan payudara kananku.
"Sini om.." Kata Sheila dengan tangannya masih memegang tali BHku namun badannya agak menunduk dan tangannya meraih penis om Adit yang jaraknya memang tidak jauh dari Sheila. Otomatis om Adit pun bergerak mendekat kearahku.
"Berlutu Lin.. Hihihi.." Kata Sheila.
"Iihh.. Mau ngapain sih Shei??" Kataku berlaga komplen ke Sheila.

Sebenernya aku mengerti apa yang mau dilakukan Sheila. Aku pun mengikuti suruhan Sheila jadi aku berlutut.

“Iiihh.. Keras banget om, gede lagi.. Hihihi..” Kata Sheila sambil memegang penis om Adit. Om Adit hanya senyum saja.
“Kenapa Shei? Jadi kepengen cobain kan? Hihihi..” Godaku.
“Lumayan Lin.. Hihihi..” Jawab Sheila dengan matanya tetap memperhatikan penis om Adit sambil tangannya mengocok perlahan.

Tiba-tiba tangan Sheila agak menarik penis om Adit mengarahkan ke payudara kananku.

“Nih om penjuin pentil Linda om.. Hihihi..” Kata Sheila sambil menggesek-gesekkan kepala penis om Adit ke putingku.
“Aahhh.. Geli Shei..” Desahku.

Tanpa menghiraukanku Sheila tetap menggesekan kepala penis om Adit keputingku sambil mengocok penis om Adit.

"Hhhmm.." Desahku lagi saat Sheila agak meremas payudaraku sambil masih memainkan putingku dengan kepala penis om Adit.

Perlahan gairahku mulai meninggi diikuti dengan vaginaku mulai membasah. Tiba-tiba aku berkata dalam hati ‘sekarang aku seperti pelacur, yang sedang menikmati kenikmatan yang seharusnya diberikan oleh suamiku nanti.’ Lagi-lagi aku beripikir ‘kalau pacarku saja belum pernah melihat tubuh terlanjangku, namun sudah ada dua pria yang telah menikmati kenyalnya payudaraku dan jepitan vaginaku. Tapi aku juga puas sih sama kedua penis mereka terutama om Adit hihihi..’ Kataku dalam hati. ‘Lagian penis dia belum tentu sebesar penis om Adit, dan juga belum tentu dia bisa memuaskanku seperti om Adit. Mungkin kalau aku menikah dengan dia sepertinya aku akan tetap memilih om Adit untuk memuaskanku. Kasian calon suamiku nanti hanya status saja suami tapi yang bisa memuaskanku itu om Adit hihihi.. Aaahh.. Sudah-sudah jangan berpikir yang tidak-tidak.’ Batinku lagi.

“Ayo om keluar om..” Kata Sheila memecah lamunku. Ketika aku sadar aku lihat tangan Sheila sekarang sedang memainkan biji om Adit.
“Segini doang mah ga bakal bikin om keluar sayang.. Hehehe..” Jawab om Adit.
“Ya udah nih om..” Kataku sambil melepaskan BHku.
“Shei kamu juga lepas dong biar om cepet keluar..” Kataku lagi.
“Iyah-iyah..” Jawab Sheila sambil tangannya melepaskan BH yang dia pakai.

Sedetik kemudian aku dan Sheila sudah topless, aku perhatikan sebenarnya payudara Sheila lumayan besar juga tapi kalau dibandingkan dengan punyaku, payudaraku lebih bulat jadi terlihat lebih montok.

“Gunung kembar keponakan om montok juga yah.. Jadi pengen nenen hehehe..” Kata Om Adit.
“Nenen sama Linda aja om.. Lebih montok toh toketnya hihihi..” Kata Sheila sambil tangannya tiba-tiba mencubit putingku.
“Aahhh Shei...” Desahku menahan geli dan sakit diputingku. Sepertinya vaginaku semakin membasah saja.
“Udah mulai hitung 10 menit belum nih sayang?” Tanya om Adit.
“Ya udah mulai sekarang yah 10 menit om.. Ayo Lin kita bikin om Adit crot hihihi..” Kata Sheila.
“Okee.. Kita buat om Adit cepet crot Shei hihihi..” Kataku sambil tanganku ikutan memegang penis om Adit yang masih dipegang juga dengan tangan Sheila. Tidak lupa aku melihat kearah jam dulu, jarum panjang diangka 3 berarti sampai jarum panjang keangka 5.

Tanganku dan tangan Sheila perlahan mulai mengocok penis om Adit. Dengan genggaman tangaku dan tangan Sheila masih belum bisa memegang penus penis om Adit, masih tersisa kepala penisnya yang tidak tertutup oleh tangan kami. Awalnya aku membelai-belai batang penis om Adit lama-lama Aku mulai menggerakan tanganku ke kepala penis om Adit dan Aku merasakan tanganku agak sedikit basah Oleh cairan penis om Adit.

"Baru aku pegangin aja ini udah mulai keluar cairan om.. Udah mau keluar yah om? Hihihi.." Kataku sambil mengolesi cairan lengket itu ke kepala penis om Adit. Sehingga kepala penisnya menjadi sedikit licin.
“Habis kontol om udah penasaran pengen nusuk memek kalian sih.. Jadi udah keluar deh cairan pelumasnya hehehe..” Kata om Adit.
“Iihh.. Dasar ngarep om.. Bentar lagi juga udah keluar pejunya.. Habis itu lemes deh boro-boro bisa nusuk lobang aku.. Hihihi..” Kata Sheila. Aku hanya senyum-senyum saja mendengar godaan Sheila.
“Gabakal keluar sayang kalo kontol om belum masuk kesangkar kalian hehehe..” Kata om Adit.

Kemudian aku dan Sheila tetap mengocok penis om Adit tanpa menjawab lagi. Ada sekitar tiga menit aku dan Sheila mengocok penis om Adit dan belum ada tanda-tanda kalau om Adit akan segera keluar.

“Shei kalau gini terus kita bisa kalah nih Shei.. Kurang nih rangsangan buat om Adit.. Kayanya kita musti buka celana dalam juga deh Shei.. Kita musti kasih lihat sarangnya burung om Adit deh hihihi..” Kataku.
“Iyah nih Lin.. Cuman kalau kita kasih lihat nanti burungnya tiba-tiba maksa masuk kesarang kita gimana Lin?? Hihihi” Jawab Sheila dengan masih mengocok-ngocok penis om Adit.
“Yaahh kalau udah masuk mah mau gimana lagi Shei?? Nikmatin aja dehh.. Udah gede, keras, tahan lama lagi Shei Hihihi..” Godaku sambil ku lihat kearah om Adit yang sedang senyum-senyum.
“Iihh.. Dasar mesum kamu Lin.. Mentang-mentang udah ga perawan lagi sekarang.. Kemarin-kemarin aja masih malu-malu, sekarang aja minta ditusuk mulu dah ngerasain enaknya yah Lin?? Ga nyesel kan udah ga perawan sekarang Lin? Hihihi..” Kata Sheila.
“Iyah abis enak sihh.. Kemarin sih masih agak nyesel Shei.. Kalau sekarang ga tau deh hihihi.. Udah ayo kita buka celana dulu.. Makin lama entar om Adit ga keluar-keluar nih Shei..” Kataku.

Kemudian aku melepas tanganku dari penis om Adit sambil berdiri untuk melepaskan celana dalamku. Satu-satunya pakaian yang masih menempel ditubuhku. Begitupun Sheila dia ikut berdiri sambil melepaskan celana dalamnya juga. Sedetik kemudian terpampang lah vaginaku yang masih agak botak dan vagina Sheila yang agak berbulu tipis. Setelah itu aku dan Sheila langsung lanjut mengocok penis om Adit.

“Shei kamu kasih lihat itu kamu dih ke om Adit.. Kali bisa bikin om Adit lebih cepet keluar hihihi..” Kataku.
“Iya sayang sini biar om lihat memek kamu hehehe..” Kata om Adit.
“Ahh ga ahh.. Kenapa bukan kamu aja Lin yang kasih lihat memek kamu?” Tanya Sheila.
“Kalau aku punya mah jangakan dilihat om Adit udah pernah ngerasain jepitannya Shei hihihi.. Kalau kamu punyakan om Adit belum pernah lihat kali lebih cepet keluar gitu.” Kataku sambil senyum-senyum.
“Hhhmm bener juga sih.. Ya udah deh kamu yang kocokin yah Lin..” Kata Sheila melepas penis om Adit.

Tanpa merubah posisi duduknya Sheila perlahan membuka kedua kakinya sampai akupun bisa melihat belahan vagina Sheila yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
“Nih om.. Burungnya belum pernah masuk kesangkar aku kan om? Hihihi..” Kata Sheila sambil mengelus-elus vaginanya.
“Nanti yahh sayang sangkar kamu bakal ngerasain diterobos sama burung om hehehe..” Kata om Adit sambil ketawa.

Sembari mereka ngobrol aku terus mengocok penis om Adit tapi bedanya tangan kiriku sekarang ikutan membelai-belai kedua biji om Adit. Agar om Adit cepet keluar. Tapi disatu sisi aku rasanya mau om Adit bisa menahan lebih dari sepuluh menit supaya aku bisa godain Sheila dan... supaya aku bisa dipuaskan lagi sama penis besar om Adit hihihi.. pikirku.

“Shei kamu jangan cuman kasih liat itu kamu doang dong.. Kamu godain juga om Adit.. Kamu pegang-pegang vagina kamu atau apa gitu.. Om Adit ga keluar-keluar nih kalau gini terus..” Kataku sengaja untuk menggoda Sheila supaya Sheila mulai nakal di depan om Adit.
“Iihh.. Ya udah.. Kamu juga ngocokinnya yang bener dong Lin..” Jawab Sheila.
“Iyah-iyah.. ini juga udah pakai dua tangan Shei ngocoknya.” Kataku.
“Hhh.. Ayoo om keluar dong om.. hhh..” Desah Sheila menggoda om Adit sambil tangannya menggosok-gosok vaginanya seperti sedang masturbasi. Entah itu desahan beneran atau hanya untuk menggoda om Adit.
"Toh om Sheila minta disemprot disitu om.. Semprot buruan om hihihi.." Kataku sambil masih mengocok penis om Adit yang belum ada tanda-tanda akan keluar.
"Ga mau ahh sayang.. Maunya crot didalem hehehe.." Jawab om Adit.
"Wah kalau gini sih kita bisa kalah Shei.. Om sini deh om..” Kataku menarik om Adit agar berlutut.

Om Adit mengikuti kata-kataku. Kemudian aku agak menarik penis om Adit kearah selangkangan Sheila.

“Shei aku gesek-gesekin yah? Siapa tau om jadi cepet keluar..” Kataku.

Sheila tidak menjawab namun seiring aku mengarahkan penis om Adit ke vaginanya, Sheila melebarkan kedua kakinya. Pelan-pelan akhirnya penis om Adit berada persis di depan vagina Sheila.

“Ayo om semprot vagina keponakan om sendiri hihihi..” Kataku sambil mengarahkan penis om Adit agar menyentuh vagina Sheila.
“Hhh..” Desah Sheila kecil ketika kepala penis om Adit bergesekan dengan vaginanya. Aku melihat kepala penis om Adit menjadi mengkilat basah karena cairan vagina Sheila ‘ternyata Sheila udah terangsang juga hihihi..’ kataku dalam hati.

Setelah itu pelan-pelan aku arahkan kepala penis om Adit ke clitoris Sheila. Waktu Kepala penis om Adit mengenai clitoris Sheila rasanya Sheila seperti tersentak bersamaan dengan terdegarnya desahan kecil Sheila. Kemudian Aku gesek-gesekan kepala penis om Adit ke clitoris Sheila.

"Aahh.. Aahh.." Desah Sheila.
“Enak om aku giniin?” Tanyaku.
“Enak sayang licin hehehe..” Jawab om Adit.
“Iyah udah banjir nih si Sheila om udah siap diterobos om hihihi.. Ini baru luarnya loh om, belum dalemnya hihihi..” Godaku.

Selagi aku menggesek-gesekan kepala penis om Adit aku rasakan vaginaku semakin basah saja, aku juga sudah terangsang banget gara-gara ngerjain penis om Adit dan vagina Sheila.

Tiba-tiba aku kepikiran untuk godain Sheila lebih lagi ‘gimana kalau aku arahkan penis om Adit ke arah lubang vagina Sheila yah? Hihihi’ pikirku dalam hati. Langsung saja perlahan aku mulai megarahkan kepala penis om Adit kebawah kearah lubang vaginanya. Pas sampai didepan lubang vagina Sheila om Adit agak mendorong penisnya sedikit.

“Aaahhh... Lin..” Desah Sheila.
“Eehh om.. Ga boleh dimasukin dong, kan belum menang.. Udah napsu aja nih si om hihihi..” Kataku sambil agak menahan dorongan om Adit.
“Hehehe.. Habis udah nanggung sihh, udah didepan pintu sarangnya jadi kontol om udah ga sabar lagi pengen masuk. Emang berapa lama lagi sayang?” Tanya om Adit.

Tanpa melepas genggaman ku dipenis om Adit aku langsung menengok kearah jam dan ternyata jarum panjang sudah lewat dari angka lima. Tidak terasa ternyata aku sudah lebih dari 10 menit mencoba untuk membuat om Adit keluar.

“Hhhmm.. Udah lebih dari 10 menit om.. Om menang huhh..” Jawabku sambil menghela nafas.
“Jadi om yang menang kan sayang?? Sekarang om boleh pilih nih mau tusuk memek siapa? Hehehe..” Tanya om Adit sambil senyum-senyum.
“Shei kita kalah Shei.. Jadi gimana nih Shei?” Tanyaku. Sambil melihat ke arah Sheila yang masih terengah-engah.

Aku menggu jawaban Sheila namun yang terdengar hanya suara napas Sheila yang tersengal-sengal.

“Eh Shei.. Kamu terangsang yah? Pengen beneran dimasukin yah? Hihihi..” Kataku sambil mencolek Sheila.
“Eehh.. Engga-engga.. Kamu sih Lin ngocokinnya ga bener.. Jadi om Adit ga keluar-keluar deh.” Kata Sheila.
“Hahaha.. Kan om udah bilang sayang.. Om ga bakal keluar segampang itu, jadi bukan salah Linda. Kocokan Linda mantab juga kok, cuma om mau keluarnya nanti di dalam aja hehehe.” Kata om Adit.
“Tuh denger Shei.. Emang om Adit aja yang kuat tahan lama. Cuma ga tau juga sih kalau masuk ke itu kamu si om masih kuat tahan ga Shei hihihi.” Kataku lagi.
"Kuat dong sayang.. Abis masuk ke lubang Sheila terus masuk ke kamu punya juga masih kuat kok sayang hehehe." Kata om Adit.
"Iihh.. Itu mah maunya om dilayanin kita berdua hihihi.." Jawabku.
"Jadi om sekarang pilih yah memek siapa yang om tusuk duluan? Hehehe" Tanya om Adit.
"Hhmm.. Iyah om.. Udah siap kan Shei kalau om pilih kamu?? Udah basah gitu tinggal bless hihihi." Kataku menggoda Sheila.
"Gini-gini.. Om pilihnya tergantung sama memek siapa yang paling basah.. Gimana? Kamu pasti basah juga kan Lin? Abis maen-maenin kontol om-ku hihihi." Kata Sheila.
"Kalau gitu om yang tentuin yah siapa yang lebih basah? Pake ini atau ini?" Kata om Adit sambil menunjukan tangan dan penisnya.
"Oke.. Pake tangan lah om kalau pake itu nanti ga mau keluar lagi dari ini kita hihihi." Kataku sambil menunjuk kearah vaginaku.
"Hehehe.. Oke sini coba om pegang memek siapa yang paling basah." Kata om Adit.

Aku dan Sheila pun langsung berdiri disamping om Adit. Dan aku merenggangkan pahaku sedikit agar tangan om Adit bisa menjamah daerah sensitifku yang agak basah itu. Aku yakin vagina Sheila yang lebih basah dari pada punyaku. Pertama-tama tangan om Adit langsung mengarah ke vaginaku.

"Ahh.." Desahku saat jari om Adit mengenai vaginaku dan juga clitorisku.

Vaginaku seperti tersetrum kecil karena sudah dari tadi basah tapi tidak pernah dijamah. Ga cuman dijamah tapi om Adit juga memainkan vaginaku. Digesek-gesek bibir vagina dan clitorisku.

"Aahh... Hhh.. Uu.. Udah om.. Kan cuma ngecek basahan mana. Masa vaginaku dimaen-maenin gitu.. Yah tambah basah lahh.." Kataku.
"Hehehe.. Iyah-iyah.. Sekarang gantian kamu sayang" Kata om Adit sekarang tangannya mengarah ke Arah vagina Sheila.
"Aaahh.." Desah Sheila saat tangan om Adit sampai di vaginanya.

Aku perhatikan tangan om Adit mengelus-elus vagina Sheila sama seperti tadi om Adit mengelus-elus vaginaku. Hanya bedanya Sheila tidak mencegahnya namun diam saja. 'Mungkin Sheila menikmati sentuhan om Adit, tambah terangsang deh kamu Shei hihihi..' Bantinku.

"Aaaahhh... Hhh.. Hhh... Ooomm" Tiba-tiba Sheila mendesah dengan agak kencang dan Aku lihat Sheila agak merapatkan kedua kakinya.
"Waahh memek kamu rapet sama basah banget sayang hehehe.." Kata om Adit sambil tangannya seperti goyang-goyang naik turun gitu.
"Aahh.. Aahh.. Aahhh.." Desah Sheila bersamaan dengan gerakan tangan om Adit.

Sepertinya om Adit memasukan jarinya ke lubang vagina Sheila.

"Curang nih om Adit jarinya Udah ngerasain lubangnya Sheila duluan.. Udah ga Sabar yahh mau nyobain? hihihi.." Kataku.
"Iyah nih.. Om udah penasaran mau buat keponakan om mendesah keenakan hehehe." Jawab om Adit.
"Ya udah jadi siapa punya yang lebih basah om? Aku atau Sheila?" Tanyaku.
“Jelas basahan ini lahh hehehe.. Udah banjir malah ini mah.” Kata om Adit. Dan Sheila hanya bisa mendesah pelan.
“Udah siap ditusuk yah om? Sheila juga kayanya udah pasrah kalau ditusuk hihihi.” Kataku.
“Iyah nih Lin.. Tinggal tusuk doang.. Cuman punya om musti dibangunin lagi nih.. Coba kamu kulum kontol om dulu dong Lin hehehe..” Kata om Adit.
“Iiihh ga mau, enak aja aku yang bangunin tapi Sheila yang dipuasin hihihi.. Coba minta Sheila blow job dulu om kalau mau ditusuk hihihi..” kataku.
“Nah sayang kalau kamu mau ditusuk ayo bangunin kontol om dulu.. Kalau kamu ga mau nanti om suruh Linda yang bangunin terus om tusuk memek Linda aja hehehe..” Kata om Adit. Tanpa melepaskan tanganya dari vagina Sheila.
“Hhh.. Hhh..” Sambil mendesah Sheila mengarahkan tangannya berusaha untuk memegang penis om Adit.

‘Sheila udah ga malu-malu lagi sekarang, mungkin karena terbawa napsu juga kali yah hihihi.’ Kataku dalam hati.

“Om situan biar Sheila bisa kulum penis om hihihi.” Kataku sambil menunjuk kearah samping Sheila.
“Iyah-iyah hehehe..” Jawab om Adit sambil bergerak mendekatkan penisnya kearah muka Sheila.

Sekarang om Adit merubah posisi berlututnya tepat disamping kepala Sheila. Walaupun om Adit merubah posisinya, tangan om Adit tidak melepaskan vagina Sheila. Jari-jari om Adit masih terus memainkan vagina Sheila. Yang membuat Sheila terus mendesah.

Dengan mata agak sayu Sheila mendekatkan bibirnya ke penis om Adit. Aku lihat Sheila bibir Sheila seperti menciumi penis om Adit sambil terkadang lidahnya ikut menjilat kepala penis om Adit. Selang beberapa detik sekarang Sheila sudah mulai mengeluarkan lidahnya untuk menjilat kepala penis om Adit. Sambil agak mendesah Sheila mulai menjilat dari kepala penis om Adit sampai kebatang penisnya, dan itu dilakukan Sheila berulang-ulang. Sampai Sheila memasukan penis om Adit kemulutnya dan mulai mengulum dengan mengeluar-masukan penis om Adit.

“Hhhmm.. Enak sekali kuluman keponakan yang nakal kesayang om.” Kata om Adit.

Tanpa sadar aku semakin terangsang saja melihat Sheila sedang mengoral penis om Adit. Aku mencoba untuk meraba vaginaku dan benar saja, vaginaku sudah sangat basah dan sensitif sekali. Tapi aku tidak mau mengganggu biar Sheila merasakan keganasan penis om Adit dulu siapa tau nanti ketagihan pikirku.

Entah sudah berapa menit Sheila mengulum penis om Adit. Sekarang ku lihat penis om Adit sudah menegang sempurna.

“Sudah cukup sayang.. Sini om tusuk memek kamu yang nakal itu hehehe.” Kata om Adit merubah posisi lagi. Kali ini om Adit bergerak menuju ketengah-tengah antara kedua kaki Sheila.
“Aahh.. Ahhh.. Ahh..” Desah Sheila karena om Adit menggesek-gesekan kepala penisnya ke vagina Sheila. Selang tidak beberapa lama..
“Om masukin yah sayang..” Kata om Adit.

Sheila tidak menjawab hanya terdengar suara napasnya yang tersengal-sengal. Baru saja aku lihat om Adit mengarahkan penisnya ke lubang vagina Sheila tiba-tiba aku mendengar suara klakson mobil.

"Shei papa-mama kamu pulang.." Kataku melihat kearah Sheila dan om Adit.
"Hhh.. Hhh.. Waa.. Waduh gimana dong Lin?" Tanya Sheila masih terengah-engah.
"Hhmm.. Udah kamu sama om Adit naik saja ke kamar bawa baju dan celananya nanti pakaiannya dikamar. Aku yang bukain pintu papa dan mama kamu Shei." Kataku sambil memakai semua pakaianku.

Sheila dan om Adit tanpa menjawab langsung mengambil pakaian mereka dan buru-buru jalan ke atas. Dengan buru-buru aku terus merapihkan pakaianku sampai lengkap. Pas setelah aku selesai memakai semua pakaianku, aku mendengar ketukan dan suara panggilan diluar pintu.

“Sayang.. Mama sudah pulang..” Triak tante Sherly.
“Iyah sebentar tante..” Jawabku sambil berjalan untuk membukakan pintu.
“Udah pulang tante, om..” Kataku setelah membukakan pintu buat mereka.
“Iyah Lin ini tante sudah beliin makanan.. Sheila dan Adit kemana Lin?” Kata tante Sherly sambil berjalan masuk keruang tamu.
“Oohh.. Itu... tadi Sheila mau nanya laptopnya rusak ke om Adit tante.. Jadi om Adit lagi dikamar Sheila sekarang tante.” Kataku.
“Ooohhh.. Ya udah dipanggil dih Lin suruh mereka turun makanan sudah siap.” Kata tante Sherly sambil berjalan kearah dapur untuk menyiapkan makanan.
“Okee tante..” Jawabku sambil berjalan menuju tangga. Namun tiba-tiba om Adit memegang tanganku.
“Lin kamu ga diapa-apain lagi kan sama si Adit pas om sama tante pergi?” Tanya om Ivan.
“Emangnya kenapa om? Toh aku tadi sudah pernah diapa-apain juga sama om Adit hihihi..” Jawabku.
“Yahh om ga enak aja sama kamu. Kan gara-gara om jadi kamu terpaksa harus melayani si Adit juga.” Jawab om Ivan.
“Oohh.. Kirain om cemburu.. Berarti kalau ga terpaksa gapapa dong om Adit menikmati ini dan iniku.” Godaku ke om Ivan sambil tangan kanan meremas payudaraku dan tangan kiri mengelus vaginaku dari luar celana.
“Waahh kamu tambah bandel aja yah Lin.. Yahh om cemburu juga sih, harusnya yang nikmatin tubuh kamu cuman om doang. Jadi tadi pas om pergi kamu diapa-apain lagi ga sama Adit?” Tanya om Ivan lagi.
“Iiihh enak aja cuma om doang yang boleh nikmatiin tubuhku.. Kasihan calon suamiku nanti dong om hihihi... Hhmm lebih tepatnya kita yang apa-apain om Adit deh om hihihi..” Jawabku.
“Sekarang juga udah kasihan pacar kamu Lin.. Dia liat badan kamu aja belum pernah.. Om sama om Adit udah pernah ngerasain jepitan memek kamu hehehe.. Kita apa-apain si Adit? Maksud kamu gimana Lin?” Tanya om Ivan lagi.
“Iyah sihh kasian juga pacarku yah om, dia pikir aku masih perawan padahal vaginaku sudah pernah disodok sama dua penis mana yang satu udah pernah nyemprot rahimku pakai spermanya lagi hihihi.. Tapi biarin lahh belum tentu penis dia gede kaya om Adit hihihi.. Iyah jadi tadi aku sama Sheila kerjain si om Adit.” Godaku sambil senyum-senyum ke om Ivan.
"Kok bisa gitu? Coba ceritain Gimana kamu godain si Adit Lin??" Tanya om Adit.
"Iiihh.. Si om penasaran banget sih hihihi.. Jadi gini om.." Kataku.

Kemudian akupun menceritakan dari awal gimana aku dan Sheila godain om Adit tadi. Aku ceritain gimana pertama kali Sheila melihat aku sedang digenjot sama om Adit dikamarnya. Sampai Sheila ikut-ikutan penasaran dengan penisnya om Adit.

"Kok bisa Sheila ikut-ikutan penasaran juga sih Lin? Sekarang Sheila sama Adit Dimana Lin?" Tanya om Ivan.
"Itu tadi kan om tiba-tiba pulang.. Jadi om Adit dan Sheila langsung ambil pakaian mereka terus lari keatas soalnya mereka lagi bugil hihihi.." Jawabku.
"Dari tadi mereka diatas Lin? Dari om pulang?" Tanya om Ivan.
"Iyah om.. Kenapa om?" Tanyaku.
"Coba kamu panggil Sheila dih sekarang.. Entar anak om diapa-apain lagi sama si Adit." Jawab om Ivan.
"Iiihh.. Dasar si om egois.. Orang sama papanya aja sudah diapa-apain kok.. Masa ga boleh diapa-apain sama omnya?? Paling Sheila lagi disodokan sama kontol gede om Adit hihihi.." Godaku.
"Duuhh jangan sampe dehh.. Buru Lin kamu keatas panggil Sheila turun.." Kata om Ivan.
"Iyah-iyah Aku keatas dulu yah om.. Kalau Aku lama turunya berarti Aku juga lagi entot sama om Adit yah om hihihi.." Godaku sambil jalan kearah tangga.
"Dasar bandel kamu Lin.." Kata om Ivan.

Aku hanya senyum kearah om Ivan sambil terus berjalan kearah tangga. Akupun terus berjalan menuju Kamar Sheila. Setelah sampai didepan Kamar Sheila, Aku menempelkan kupingku kepintu kamar mencoba mendengar apa yang mereka sedang lakukan didalam. Namun Aku tidak bisa mendengar apa-apa Jadi Aku putuskan Untuk masuk saja.

Aku langsung membuka pintu Kamar dan terlihatlah Sheila sedang berlutut dihadapan om Adit sambil oral penis om Adit dengan keadaan masih bugil.

"Waah lagi seru nih hihihi.. Gimana mulut keponakan om sendiri? Enak om?" Tanyaku sambil menutup pintu kamar.
"Enak dong Lin.. Ga nyangka keponakan om jago nyepong hehehe.." Jawab om Adit.

Sheila tidak menghiraukan kedatanganku, dia tetap mengoral penis besar om Adit.

"Iiihh.. Enak banget yah penis om Adit Shei? Sampai ga perduli aku masuk Shei.. Coba kalau yang Masuk itu mama Kamu gimana? Hihihi.." Kataku.
"Aaaahh.. Aahh.. Aahh.. Habis penis om Adit gede n keras Lin hihihi.." Jawab Sheila sambil terengah-engah setelah mengeluarkan penis om Adit dari mulutnya.
"Nahh sekarang Abis cobain pake mulut kamu ga penasaran cobain pake itu kamu Shei? hihihi.." Kataku sambil menunjuk kearah vagina Sheila.
"Penasaran sih Lin.. Cuman papa dan mama Udah pulang.. Nanti tiba-tiba naik abis lah aku Lin.." Jawab Sheila.
"Udah Sini kamu tiduran Shei.. Kalau papa kamu doang yang naik sih gapapa Shei.. Asal jangan mama kamu hihihi.." Kataku sambil mendekati Sheila sambil mendorong dia agar tiduran diranjangnya. Sheila mengikuti doronganku sampai tiduran terlentang.

"Aaaahhhh om..." Teriakku kaget. Tiba-tiba tanpa sepengetahuanku om Adit menurunkan celana dan celana dalamku sampai kekaki dari belakang. Om Adit mengambil kesempatan disaat Aku agak nungguing karena mendorong Sheila ke ranjang.

Sedetik kemudian om Adit langsung mendorong memasukan penisnya ke vaginaku dari belakang.
"Aaaaahhh... Aaahh... Aahhh.. Aaa.. Akuu udah kering om..." Kataku. Namun om Adit tidak memperdulikan desahanku dia tetap memaju-mundurkan penisnya.
"Masih lumayan basah Kok Lin.. Hhh.. Hhh.." Kata om Adit agak terengah-engah.

Memang sih Aku merasa vaginaku agak basah.. Kalau tidak pasti sakit banget rasanya disodok sama penis segede punya om Adit.

"Om Adit ternyata masih penasaran sama memek kamu Lin hihihi.." Kata Sheila.
"Aahh.. Aahh.. Aahh.. Aahhh.." Desahku seirama dengan cepatnya genjotan penis om Adit di vaginaku.

Tanpa ampun om Adit terus memompa vaginaku dengan cepat.. Sampai-sampai badanku sekarang meniban badan Sheila.

"Hhh.. Hhh.. Sayang buka bajunya Linda dong.." Kata om Adit sambil tidak berhenti menyodok vaginaku.

Sheila langsung mengikuti kata-kata om Adit.. Dia menarik ketas kaosku, akupun dengan sekuat tenanga mengangkat tubuhku dan hanya mengikuti tarikan tangan Sheila sampai terlepaslah kaosku sisa BH saja yang menempel dibadanku. Kemudian Sheila langsung mencari pengait BH-ku dan melepaskanya. Setelah BH-ku terlepas akupun langsung meniban badan Sheila lagi. Sekarang badanku langsung bersentuhan dengan badan Sheila.

"Aahh.. Aahh.. Aaahh.. Aahhh.." Desahku bukan karena om Adit menggenjotku semakin kencang saja namun Karena payudaraku ikutan menggesek-gesek badan Sheila seirama dengan genjotan penis om Adit.

"Enak yah Lin hhmm..?? Aku juga mau dong dienakin om Adit hihihi.." Tanya Sheila sambil kedua tangannya meremas-remas samping payudaraku.

Kemudian Sheila agak mendorong badanku, Aku mau tidak mau mengikuti dorongannya sampai tanganku bertumpu dengan ranjang. Tiba-tiba aku rasakan kedua payudaraku diremas-remas. Aku langsung membuka mataku dan ternyata Sheila yang sedang meremas-remas kedua payudaraku. Melihat perbuatan Sheila om Adit sepertinya semakin bernapsu dengan memnghujam-hujamkan penisnya dengan kesar ke vaginaku.

"Hhhh.. HHhh.. Hhhh.. Sayang hisap puting Linda.." Kata om Adit terengah-engah.
"Aaahh.. Aaahh.. Aahhh.. Aaahh.." Akuu hanya bisa mendesah sambil agak bingung melihat kearah Sheila, apa Sheila akan mengikuti kata-kata om Adit.

Ternyata tanpa berkata apa-apa kepala Sheila langsung mendekati payudara kananku dan langsung menghisap putingku sambil tangan kanannya meremas-remas payudara kiriku.

"Aaahhh.. Aaahh.. Sheeiii..." Desahku menikmati sodokan, hisapan dan remasan disetiap bagian sensitifku.

Melihat Sheila mengikuti kata-katanya om Adit semakin bersemangat memompa vaginaku. Om Adit ikut membungkukan badannya sampai tangannya mengenai clitorisku dan langsung digesek-gesekan dengan cepat dan tiba-tiba..

"Ahh.. Oohh.. Myyy.. God... Aaaaaahhh.. Aaaakuu.. Keellluuaaaaarrr..." Kataku agak kencang diikuti dengan semburan cairanku yang sangat banyak sampai sepertinya aku squirt lagi. Badanku tidak berhenti mengejang selama beberapa detik. Ini orgasme yang paling nikmat dan panjang Selama beberapa kali vaginaku disodok oleh penis.

Setelah badanku selesai mengejang aku langsung ambruk dibadan Sheila dengan penis om Adit masih ada didalam vaginaku.

"Aaahh.. Aaahh.. Hhhhh.. Hhhhh..." Desahku dengan napas tersengal-sengal.
Om Adit masih tetap membenamkan penisnya didalam vaginaku selama beberapa detik sampai remasan dan denyutan vaginaku selesai.

"Hhh.. Hhh.. Om curang.. Main langsung buka celanaku aja.." Kataku setelah napasku sudah mulai teratur.
"Hehehe.. Cuma enak kan Lin?? Hehehe.." Kata om Adit sambil tertawa dan menghentakan penisnya menyundul rahimku lagi.
"Aaahh... Hhhh... Hhh.. Uu..daahh om.. Iyaaahh-iyahh enak.." Kataku.
"Sekarang giliran cobain memek keponakan kesayangan om hehehe.." Kata om Adit.
"Hhhhmmm.." Desahku lagi saat penis om Adit tiba-tiba dicabut dari vaginaku.

Dengan sisa tenagaku Aku bergeser dari atas badan Sheila. Baru saja Aku bergeser kesamping Badan Sheila, tiba-tiba Sheila mendesah dengan agak kencang.

"Aaaaaahhhhh..." Desahan panjang Sheila bersamaan dengan agak menegangnya badan Sheila.
"Akhirnya nyobain memek keponakan kesayangan yah om? Hihihi.." Ledekku.
"Hehehe... Om goyang yah sayang.." Kata om Adit sambil mulai memaju-mundurkan pinggulnya.
"Aahh.. Aahh.. Aahhh.." Sheila hanya bisa mendesah.

Om Adit terus menggejot tubuh Sheila, sampai ranjang ikutan berguncang-guncang. Aku mulai merasa kedingin jadi aku menarik selimut untuk menutupi tubuh terlanjangku.

"Hh.. Hh... Dingin yah Lin?" Tanya om Adit sambil terengah-engah.
"Iyah om.." Jawabku.
"Dari pada kedinginan mending kamu ikutan sini hehehe.." Kata om Adit sambil tangannya menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh bagian bawahku kemudian langsung menuju ke vaginaku dan mengelus clitorisku.
"Aaauuhh... Udah om Aku lemes.." Kataku sambil menyingkirkan tangan om Adit.
"Memek kamu masih basah Kok Lin? Masih mau dicolok kontol om yah? Hehehe..." Kata om Adit yang masih menggenjot vagina Sheila disertai desahan-desahannya.
"Aahh.. Aahh... Gaa oomm.. Udah om.." Desahku sambil menjauhkan tangan om Adit yang sedang menstimulasi clitorisku lagi.

Aku mencoba menjauhkan tangan om Adit dari vaginaku namun tenagaku kalah kuat. Jari-jari om Adit terus menari-nari divaginaku.

"Aaahh.. Aaaaahh.. Sudah.. Sudah oom.." Desahku sambil terus berusaha menjauhkan tangna om Adit dari vaginaku.

'Bisanya-bisanya om Adit sambil menyetubuhi Sheila tangannya malah bermain-main divaginaku' Kataku dalam hati.

"Hhh.. Hhh.. Yakin udah Lin? Tanya om Adit.
"Aaaaahhhh.." Desahku lagi tiba-tiba jari om Adit masuk ke vaginaku.
"Hehehe.. Yakin Lin??" Goda om Adit sambil mengaduk-aduk vaginaku dengan jarinya.
"Aaahh.. Aahh... Aaahh... Stooooppp ooomm.." Desahku.

Selagi Aku mencoba mencegah tangan om Adit semakin dalam masuk ke vaginaku, tiba-tiba aku dikagetkan dengan tangan Sheila yang tiba-tiba meremas-remas payudara kiriku dan langsung dengan cepat berfokus ke putingku dan Aku Hanya Bisa mendesah Saja.

"Ahahahaha.. Iyaaahh-iyahh.. Remas terus dada Linda, sayang.. Hhh.. Hhh.." Kata om Adit.
"Aaahhh.. Sheeiii..." Desahku ketika Sheila memilin putingku dengan agak keras dan juga jari om Adit mengaduk-aduk vaginaku.
"Lin.. Kamu juga remas dong dada Sheila gantian.. hehehe.." Kata om Adit.
"Aahh.. Aahh.. Aahh.." Aku langsung menuruti kata-kata om Adit. Tanganku langsung menuju ke payudara Sheila dan langsung meremasnya.

Baru kali ini Aku menyentuh payudara selain punyaku. Aku remas-remas payudaranya kemudian aku mulai memilin puting Sheila. Rasanya aneh menyentuh payudara yang bukan punyaku sendiri. Namun pikiran itu langsung hilang ketika aku rasakan tangan om Adit semakin liar mengaduk-aduk vaginaku. Clitoriskupun tidak luput Dari serangan tangan om Adit.

Om Adit terus Saja menggenjot vagina Sheila sambil mengaduk-aduk vaginaku dengan jarinya. Makin lama om Adit semakin cepat mengocok vaginaku begitu juga menggenjot penisnya di vagina Sheila.

"Aaahhh.. Aaaahhhh... Aaahhh..." Aku dan Sheila Hanya Bisa mendesah-desah.
"Hhh.. Hhh... Hhh... Sayang memek kamu semakin basah saja.. Minta dimasukin lagi yah? Hehehe" Kata om Adit sambil melihat kearahku. Akupun hanya bisa mendesah dan pinggulku otomatis mengikuti kocokan tangna om Adit di vaginaku.

"Aahh.. Aahhh.. Aaahhh... Ooo.. Ooommm... mmm..." Tiba-tiba Sheila mendesah dengan agak keras. Om Adit semakin mempercepat genjotannya ke vagina Sheila.
"Oooo.. Ooommm... mmmm... Aaaaaaaahhh.. Aaaahhhh.. Aaaaahhh..." Desah Sheila diikuti dengan tubuhnya yang mengejang. Om Adit terus memaju-mundurkan pinggulnya selagi Sheila orgasme.

Entah berapa lama tubuh Sheila mengejang dibarengi dengan desahan-desahannya. Cuman yang Aku rasakan gerakan tangan om Adit agak melambat didalam vaginaku. Tidak lama Napas Sheila Sudah mulai agak teratur, begitu juga dengan tubuhnya sudah tidak menegang lagi.

Setelah Sheila agak tenang Aku lihat om Adit juga sedang terengah-engah dan agak keringetan padahal kamar Sheila cukup dingin. Tiba-tiba om Adit menatap kearahku.

"Lin kamu mau keluar lagi? Hhh.. Hhhh.." Tanya om Adit. Sambil tangannya menggelitik clitorisku lagi.
"Aahh.. Eng.. Engg.. Engga om..Aahh.." Jawabku setengah mendesah.
"Masaa?? Kalo gini tetep ga mau keluar lagi? Hehehe.." Tanya om Adit lagi sambil jarinya menerobos masuk ke dalam vaginaku.
"Aahhh.. Hhhm.. Mmmm..." Hanya itu yang bisa keluar Dari mulutku.
"Hehehe.. Masih ga mau Lin?" Tanya om Adit lagi kali ini selain 1 jarinya menusuk-nusuk vaginaku jempol om Adit ikutan memainkan clitorisku.
"Aaaaahh.. Aaaaahh. Hhhmm.." Sama seperti tadi hanya desahan yang keluar Dari mulutku.
"Gimana kalau gini Lin? Hehe.." Goda om Adit sambil mempercepat gerakan tangannya didalam vaginaku dan di clitorisku. Aku berasa vaginaku semakin basah saja.
"Aahh.. Aahh.. Aaahh.. Aaahh.." Desahku seirama gerakan tangna om Adit.
"Gimana Lin?? Mau gaa nihh?? Hehehe.." Tanya om Adit lagi. Kali ini Aku berasa jari om Adit yang ada di Dalam vaginaku mengelus-elus rahimku sambil tetap mainin clitorisku.
"Aahh.. Aahh.. Hhh.. Hhh.." Desahku sambil mengangguk kearah om Adit.
"Jadi mau Lin?? Hehe.." Goda om Adit.
"Hhhmm.. Hhhmm.. Aahh.." Jawabku sambil mengangguk.
"Ya Udah Sini dong.. Naek keatas Badan Sheila Lin.." Kata om Adit sambil tangannya menarik tubuhku untuk bangun tanpa melepaskan jarinya yang masih ada didalam vaginaku.

Aku hanya bisa mingkuti tarikan tangan om Adit. Sambil aku merubah posisiku, aku sempat melihat penis besar om Adit tetap menancap di dalam vagina Sheila. Akupun berada diatas badan Sheila dengan bertumpu pada tangan dan dengkulku sambil membelakangi om Adit. Sekarang Aku berhadapan-hadapan dengan Sehila aku bisa melihat matanya yang sayu mungkin masih kecapean habis orgasme.
 
"Wah sexy banget kamu Lin kalau lagi nunggu gini terus memek kamu udah basah banget lagi.. Mau dimasukin sekarang Lin? hehehe.." Kata om Adit, sambil tangannya mengelus-elus bibir vaginaku.

Aku hanya menoleh lemas kearah om Adit sambil mengangguk.

"Udah kepengen ditusuk yah Lin? hehehe.. Gimana kalau gini dulu?" Kata om Adit.

Tiba-tiba Aku rasakan benda hangat menyentuh vaginaku.

"Aaaaahhh.. Oomm..." Desahku. Ternyata om Adit sedang menjilati vaginaku.
"Memek kamu wangi Lin.. Hehehe.." Kata om Adit.
"Aaaaahhhh.. Hhhh.." Desahku ketika lidah om Adit menjilat dari vaginaku sampai ke anusku. Vaginaku semakin basah saja.

Dengan memegang kedua pantatku om Adit terus menjilati vaginaku bahkan anusku-pun tidak luput dari lidah om Adit. Lidah om Adit bergerak naik-turun dari vaginaku ke anusku begitu juga sebaliknya. Namun kadang lidah om Adit berhenti dianusku untuk menari-nari dianusku setelah puas gantian vaginakupun dapat giliran. Sampai-sampai tangan dan kakiku lemas dan badanku menimpa badan Sheila dengan pantatku masih dipegang oleh om Adit dan lidah om Adit masih bernari-nari divaginaku.

"Aahh.. Aahh.. Uu.. Uudahh om.." Desahku lemas.
"Udah?? Ini kamu udah gatel mau dimasukin yah Lin?? hehe.." Kata om Adit sambil jarinya menusuk-nusuk vaginaku.

Dengan sekuat tenaga Aku berusaha Untuk Bangun Dari tubuh Sheila sambil menoleh kearah om Adit.

"Hhhmm... mmmm..." Desahku sambil mengangguk.

Belum selesai Aku mengangguk kearah om Adit, tiba-tiba aku rasakan hangat dipayudaraku. Reflex Aku langsung melihat kearah payudaraku. Ternyata Sheila sedang mengulum payudara kiriku dan tangannya meremas payudara kananku sambil melihat kearahku.

"Aaaahhh.. Sheeiii..." Desahku. Sekarang Sheila mengulum payudaraku bergantian.
"Sedot terus sayang.. Emang pintar keponakan om hehehe.." Kata om Adit yang kemudian melanjutkan Aksi oralnya divaginaku.
"Aahhh.. Ahh.. Uuhh.. Uudaahh ooom.. mmmmhh.." Desahku.
"Hehehe.. Om masukin yah sayang.." Kata om Adit.
"Hhhmm.. Mmmm.." Jawabku mengangguk.

Om Adit langsung berdiri dibelakangku dan mengarahkan penisnya ke lubang vaginaku. Namun tidak langsung dimasukan. Om Adit mengelus-elus vaginaku dengan kepala penisnya. Dibawah saya Sheila tetap tidak menghentikan kulumannya ke kedua payudaraku.

"HHhhh.. HHhh...." Desahan napasku saat om Adit masih saja hanya menggesek-gesekan kepala penisnya ke bibir vaginaku.
"Aaaaahhhhh... Aahhh.. Hhh..." Tiba-tiba om Adit sambil memegang pinggangku dia memasukan semua penisnya sampai menyundul rahimku lagi.

Setelah om Adit memasukan seluruh penisnya ke vaginaku dia diamkan sebentar, kemudian tidak lama om Adit mulai menarik keluar sebatas kepala penisnya kemudian dimasukan kembali dengan perlahan. Om Adit lakukan itu beberapa kali.

Sementara itu Sheila masih saja menjilati kedua payudaraku secara bergantian. Sensasinya jauh lebih hebat lagi dari pada saat di setubuhi oleh om Ivan. Tangan om Adit bergerak pindah Dari pinggangku sekarang berada di kedua pantatku. Awalnya tangan om Adit hanya meremas-remas pantatku sambil memaju-mundurkan penisnya. Namun lama-lama jari-jari om Adit mulai meremas kedua pantatku dengan kencang. Aku yakin anusku terlihat jelas oleh om Adit. Kemudian tiba-tiba Aku rasakan jari om adit mengelus-elus anusku.

"Aaahhh.. Aaaaahh.. Oooomm..." Cuma itu yang bisa keluar Dari mulutku.

Jari om Adit terus saja mengelus-elus anusku, sampai-sampai aku rasakan ada yang menerobos masuk anusku.

"Aaaahhh.. Oooommm... Jaaa... Jaaannggaaannn.." Desahku.
"Hhh.. Hhh.. Tenang saja Lin.. Enak kok.." Kata om Adit.

Perlahan jari om Adit semakin dalam saja menerobos masuk ke anusku. Sambil tetap memaju-mundurkan penisnya didalam vaginaku.

"Ooooohhhh..." Desahku saat jari om Adit terus masuk kedalam anusku.

Aneh rasanya ada sesuatu didalam anusku. Belum lagi vaginaku sedang disumpal oleh penis besar om Adit. Rasanya sesak sekali di vagina dan anusku. 'Ánusku diperawanin sama jari om Adit.' Kataku dalam hati.

Om Adit mulai mempercepat mengeluar-masukan penisnya divaginaku. Dengan jarinya masih didalam anusku.

"Aaahhh.. Uuuuhh.." Desahku.

Mendengar aku mendesah-desah Sheila semakin semangat memainkan payudaraku. Remasannya semakin kuat dan jilatannya semakin gencar bahakan sampai menggigit-gigit kecil putingku. Dan juga tiba-tiba ada elusan diclitorisku, ternyata tangan Sheila yang satu mengarah ke clitorisku. Rasanya vaginaku semakin basah saja karena rangsangan disemua titik sensitif ditubuhku. Benar-benar semua titik sensitifku dirangsang oleh Om Adit dan Sheila, dari payudara, puting,clitoris, vagina sampai anusku tidak luput dari rangsangan mereka.

"Aahhh.. Aaaaaahhhh.." Desahku saat kurasakan cairan pelumas vaginaku keluar lagi,
"Hhh... Hhh.. Memek kamu makin becek aja Lin hehehe." Kata om Adit yang masih memompa vaginaku dari belakang dengan tangannya masih berada di dalam anusku.
"Aahh.. Aahh.. Aahh.. Aahh.." Desahku karena tiba-tiba om Adit mempercepat genjotannya di vaginaku.

Om Adit terus memompa vaginaku semakin lama semakin cepat. Dan Aku hanya bisa mendesah-desah saja sambil menahan badanku yang lemas agar tidak jatuh menimpa Sheila.

"Aahh.. Aahh.. Aahhh.. Aaahhh..." Desahanku mengikuti genjotan penis om Adit divaginaku.
"Hhh.. Hhh.. Hhh.. Gimana enak Lin? " Tanya om Adit sambil aku rasakan tangan om Adit semakin dalam saja masuk keanusku.

Sheila pun tidak mau kalah, sambil menghisap payudara kiriku tangannya juga memainkan puting kananku dan juga tangannya terus mengusap-usap clitorisku dengan lebih capat.

"Aaauuuhhh.. Eee... Eennakk ooom.. Aaaahhhh.. Aahh. Aahh.." Jawabku sambil mendesah.
"Hehehe.." Tawa om Adit.

Tiba-tiba om Adit menarik keluar penisnya dari vaginaku dan juga jarinya dari anusku.

"Ooohhhh... Hhh.. Hhh.." Desahku saat merasakan penisnya om Adit terlepas dari vaginaku. Rasanya aneh sekali vaginaku terasa kosong yang tadinya penuh disumpal oleh penis om Adit.

Lalu jari om Adit mengelus-elus vaginaku kemudian di oleskan ke anusku. Beberapa kali om Adit melakukan itu sepertinya om Adit mau membagi cairan vaginaku ke anusku. Setelah rasanya anusku mulai basah om Adit langsung menusuk vaginaku dengan penis besarnya lagi.

"Aaaaauuhhhh... Ooomm.." Desahku saat penis om Adit menyumpal vaginaku lagi. Setelah itu giliran jari om Adit mulai mencoba menerobos anusku lagi. Kali ini jari om Adit lebih gampang masuk keanusku karena ada pelumas dari vaginaku.

Setelah itu om Adit langsung memompa vaginaku dengan lumayan cepat. Bersamaan dengan jari om Adit bukan hanya menusuk anusku namun mulai dikeluar masukan jarinya dianusku. Seirama dengan pompaan penis om Adit. Begitu juga Sheila masih memainkan klitorisku sambil mengulum putingku secara bergantian. Aku baru sadar kalau badanku sudah keringetan dikamar Sheila yang lumayan dingin.

'Kalau seperti ini terus ga lama lagi aku bakal orgasme nih.' Gumamku dalam hati sambil mendesah-desah.

Makin lama makin cepat saja genjotan om Adit. Bikin aku semakin dekat dengan orgasmeku entah yang keberapa. Sheila juga mengikuti irama genjotan om Adit dengan mempercepat kulumannya di putingku dan elusannya di clitorisku.

Tidak lama benar saja Aku Sudah merasakan ada yang mau keluar Dari vaginaku.Namun tiba-tiba pintu kamar Sheila terbuka. Sontak om Adit dan Sheila langsung berhenti dan menengok kerah pintu. Aku pun dengan sekua tenaga berusaha untuk melihat kearah pintu juga.

"Berengsek loe Dit.. Pantesan Sheila sama Linda ga turun-turun ternyata lagi loe entot. Kenapa Sheila terlanjang juga? Loe entot Sheila juga? Berengsek Loe itu kan keponakan loe sendiri." Kata om Ivan dengan nada yang agak tinggi sambil langsung menutup pintu kamar Sheila.
"Hhh.. Hhh.. Bacot loe Van. Loe sendiri perawanin anak loe.. Udah turun sana Dari pada Bini Loe kepengen di entot juga gara-gara liat kontol gede gua lagi entot Linda hehehe..." Jawab om Adit.
"Berengsek loe.. Pertama Linda, terus Sheila Udah Loe entot. Loe masih mau entot bini gua juga?!!" Kata om Ivan masih dengan nada yang tinggi sambil Jalan mendekat kearah ranjang.
"Jangan salahin gua lah.. Mereka yang mau gua entot kok.. Loe liat Aja nih vagina Linda sampai basah gini.. Ngomong-ngomong ini lobang Linda yang satu lagi Udah gua perawanin pake jari gua Van hehehe.." Kata om Adit sambil meledek om Ivan dengan menusuk-nusukan jarinya kedalam anusku. Aku Hanya bisa mendesah saja.
“Emang berengsek loe Dit..” Jawab om Ivan sambil melihat kearah pantatku.
“Udah sana keluar loe Van.. Gua lagi seru.. hehehe” kata om Adit lagi.

Selagi mereka ngobrol om Adit berhenti memompa vaginaku walau penisnya masih ada didalam vaginaku. Sedangkan aku jadi nanggung karena tadi sebentar lagi sudah mau orgasme, rasanya nanggung banget sampai aku agak emosi.

"Ahh.. Ahh.. Iii.. Iiyyahh.. Keluar dulu om.. Aku dah mau orgasme tau.. Batal gara-gara om masuk.. Hhh.. Hh.." Kataku.
"Tooh denger Van.. Dah Elo keluar dulu sana.. Ayo Lin mohon Ama om buat kamu orgasme, bilang suruh om pejuin memek kamu biar si Ivan denger hehehe.." Kata om Adit sambil keluar-masukin penisnya perlahan
"Ahh.. Ahh.. Oo.. Om Adit ayo goyang yang cepat kontolnya bikin aku orgasme.. Abis itu om boleh pejuin memek aku.." Kataku nakal. Agar om Adit melanjutkan memompa vaginaku sampai aku orgasme.
“Hehehe..” Aku hanya bisa mendengar ketawa om Adit saja. Sambil mulai mempercepeat genjotan penisnya divagina ku.

Karena dorongan-dorongan om Adit dari belakang, badanku yang lemas tambah ambruk menimpa Sheila.

"Aahh.. Aahhh.. Aahhh..." Aku hanya bisa mendesah-desah saja.
"Hhh.. Hhh... Udah sana Van.. Jangan sampe Sherly naek entar gua entot juga loh.." Kata Om Adit.

Tidak lama terdengar suara pintu terbuka dan buru-buru ditutup. Sepertinya om Ivan sudah keluar dari kamar Sheila.

Stelah om Ivan keluar Dari Kamar, om Adit semakin memompa vaginaku. Jarinya pun mulai menusuk-nusuk anusku sambil tangannya merepas pantatku. Rasanya tangan om Adit lebih dalam lagi masuk keanusku.

"Enak banget Lin? Sampe mendesah-desah gitu hihihi.." Tanya Sheila tiba-tiba.

Aku tidak punya tenaga untuk menjawab Sheila. Yang bisa keluar Dari mulutku hanyalah desahanku.

"Hhh... hhhh... Enak lah.. Ini memeknya Linda sampai basah gini hehehe.." Kata om Adit.

Memang Aku rasakan vaginaku sangat basah. Sampai sepertinya cairan vaginaku meleleh keluar ke pahaku.

"Iyah om.. Ini jariku juga sampai ikutan basah sama cairan memek Linda hihihi." Kata Sheila yang jarinya Dari tadi mengelus-elus klitorisku.
"Hehehe.. Kayanya seru kalau kamu sama Linda ciuman sayang.." Kata om Adit.
"Haah??" Sheila kaget.
"Iyah Coba kamu cium bibir Linda.. Lin kalau mau om bikin kamu orgasme coba cium Sheila hehehe.." Kata om Adit tiba-tiba setop mempoma vaginaku.
"Iiihh.. Om Adit gila ahh.. Masa Aku ciuman sama Linda? Iiihh.." Kata Sheila.
"Aahhh.. Aahh.. Aaahhh.." Desahku.
"Iyaaa.. Ayoo Lin om tau kamu Udah mau orgasme kan hehehe.. Ayoo cium bibir Sheila dulu.." Kata om Adit sambil menggoyang-goyangkan sedikit penisnya divaginaku. Sambil tangan om Adit yang tadi meremas-remas pantatku, sekarang menarik badanku agar Aku tidak menimpa Badan Sheila lagi.

Dengan Napas yang masih tersengal-sengal dan juga agak ragu-ragu aku mendekatkan bibirku ke arah bibir Sheila.

"Lin..??" Cuma itu yang keluar Dari mulut Sheila.

Dengan perlahan aku dekatkan bibirku ke bibir Sheila sampai benar-benar kena.. Kemudian aku diamkan sebentar kemudian aku lepaskan ciumanku. Rasanya aneh cium bibir Sheila.

"Iihh.. Gila kamu Lin.." Kata Sheila sambil melap bibrinya.

"Masa cuma gitu doang Lin? Pake lidah dong.. Masukin lidah kamu ke mulut Sheila.. Kalau engga om cabut nih.." Kata om Adit sambil menarik penisnya sampai hampir keluar dari vaginaku. Sepertinya hanya menyisakan kepala penisnya saja yang ada di dalam vaginaku.
"Ah.. Ah.. Ahhh.." Desahku pelan.

Aku mulai menatap mata Sheila, Aku terlihat seperitnya Sheila agak ragu melihat kearahku. Sambil menatap mata Sheila perlahan aku mendekatkan lagi bibirku kearah bibir Sheila.

"Mmm..." Shiela menutup bibirnya.

Aku tetap mendekatkan bibirku ke bibir Sheila sambil tanganku memegang janggutnya. Sheila agak memalingkan mukanya. Tapi aku pegang lagi janggut Sheila kemudian aku arahkan muka Sheila kebibirku. Langsung saja bibirku bersetuhan dengan bibir Sheila.

Sheila masih menutup rapat bibirnya walaupun bibir kita sudah bertemu. Dengan perlahan aku mulai memainkan lidahku kebibir Sheila. Om Adit pun mulai memasukan lagi seluruh penisnya kevaginaku sampai mentok lagi kerahimku. Kemudian perlahan om Adit mulai menggenjot vaginaku lagi. Rasanya agak sedikit berbeda divaginaku, rasanya vaginaku lebih penuh dari pada Saat sebelom om Adit berhenti memopa vaginaku tadi.

Aku sudah tidak perduli kalau yang sedang aku cium Sekarang itu Sheila. Awalnya aku hanya berusaha Mencium Sheila dengan se-hot mungkin agar om Adit terus menggenjot vaginaku sampai aku orgasme. Namun setelah beberapa lama aku mencium bibir Sheila, lama-lama aku mulai menikmati mencium bibir Sheila. Sheila juga perlahan mulai membuka bibirnya. Tidak lama setelah itu lidah Sheila juga mulai mengenai bibirku. Sepertinya benar Sheila juga sudah mulai menikmatin ciumanku. Om Adit semakin kencang saja menggenjot vaginaku dari belakang. Tiba-tiba aku kepikiran gimana kalau aku juga mengelus-elus vagina Sheila, dari tadi Sheila yang mencoba memberikan kenikmatan dengan gesek-gesekan jarinya di clitorisku. Sepertinya tidak adil saja kalau aku yang menikmati sendiri saja. Dengan tangan kananku bertumpu pada ranjang aku arahkan tangan kiriku kevagina Sheila sampai jariku mengenai bibir vaginanya.

"Mmmhh..." Desah Sheila tertahan bibirku.

Benar-benar aneh rasanya memegang vagina yang Bukan miliku sendiri. Namun sekejap kemudian aku sudah tidak peduli, teralihkan dengan nikmat genjotan-genjotan om Adit dari belakang. Perlahan aku lidah Sheila sudah mulai membalas permainan lidahku dimulutnya dan tangannya pun sudah berada di clitorisku lagi. Vaginaku semakin banjir saja, begitu juga dengan vagina Sheila. Om Adit yang melihat aku dan Sheila semakin hot juga tidak mau kalah, om Adit semakin cepat menggenjot vaginaku.

"Mmmhhh.. Mmmhhh.." Desahku tersumpal dengan mulut Sheila.

Tiba-tiba om Adit sedikit menindi badanku dari belakang. Dengan masih menggenjot vaginaku dan juga tangannya masih didalam anusku. Om Adit menindih punggungku sambil Mencium punggungku dan tangan yang satunya meremas-remas payudaraku. Geli rasanya punggungku diciumin sama om Adit. Lengkaplah semua daerah sensitifku distimulasi oleh om Adit dan juga Sheila. Dari bibir, punggung, payudara, vagina, sampai anusku sedang "dikerjain" oleh om Adit dan Sheila, sensasinya sangat luar biasa. Rasanya vaginaku semakin membanjiri penis om Adit saja, sampai-sampai tanganku yang sedang berada divagina Sheila terkena tetesan cairan vaginaku.

Selagi aku menikmati genjontan om Adit, tiba-tiba pintu Kamar Sheila terbuka lagi dan masuk lah om Ivan dengan buru-buru. Aku yang kaget langsung saja melepas ciumanku dan menoleh kearah pintu.

"Anjing Loe Dit ngajarin anak gua dan Linda lesbi.. Minggir loe Dit.. Gantian.." Kata om Ivan sambil terburu-buru melepas celananya.
"Hhhh.. Hhh... Enak aja.. Loe sama anak Loe Aja toh.." Kata om Adit dengan sedikit memperlambat genjotannya kevaginaku.
"Ahh.. Ahh.. Papa masukin aku Aja Sini.." Kata Sheila sambil merubah posisi kearah om Ivan. Sambil melnarik jarinya dari vaginaku.
"Nungging sayang kaya Linda.." Kata om Ivan. Kemudian Sheila langsung mengikuti kata-kata om Ivan.

Dia merubah posisinya membelakangi om Ivan. Sekarang kepala Sheila berada disampingku. Sedetik kemudian aku langsung mendengar desahan Sheila.

"Aahh.. Aahh.. Aahh.." Desah Sheila cepat dibarengi dengan genjotan om Ivan dari belakang.

Tidak mau kalah om Adit pun semakin cepat menggenjot vaginaku dari belakang. Gairahku semakin menjadi-jadi saja. Mengingat disampingku Sheila sedang distubuhi oleh ayahnya yang juga bisa meliahat aku sedang di setubuhi sama om Adit. Sambil menggenjot vaginaku om Adit membungkukan lagi badannya hingga menindih tubuhku dari belakang. Sambil tangannya meremas-remas payudaraku. Tiba-tiba aku rasakan remasan juga dipayudara kiriku. Aku mencoba membuka mataku ternyata tangan Sheila sedang meremas payudaraku. Aku juga tidak mau kalah, langsung aku arahkan tanganku kearah payudara Sheila dan langsung meremas payudaranya.

"Aaahhh.. Aaahh... " Desahku karena penis om Adit semakin keras saja menyudul-nyundul rahimku. Begitu juga desahan Sheila yang sedang digenjot om Ivan.
"Hhh.. Hhh.. Hhh.. Lin liat Sheila tuh keenakan di entot ama papanya sendiri. Kamu ga mau cobain dientot sama papa kamu? Hehehe.." Kata om Adit.
"Haaa?? Aahh.. Aahh..." Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.

Tapi bersamaan dengan itu aku juga langsung teringat dengan papaku. Tangan besarnya yang berbulu menjamah payudaraku dan vaginaku juga. Jantungku tambah berdebar-debar saja membayangkan tubuhku dijamah sama papaku sendiri. Langsung saja aku terbayang seperti apa penis papaku sepertinya besar, berbulu dan berurat seketika itu juga badanku langsung merinding dan tiba-tiba..

"Aakkuu... Aakkuuu.. Mmmhh... aaaaahhhhh.... Aaaaahhhhhh... Aaaahhh...." Desahku bersamaan dengan tubuhku langsung mengejang. Aku orgasme hebat.

Karena tau aku lagi orgasme om Adit sengaja menggenjot vaginaku dengan lebih cepat begitu juga dengan jarinya yang ada didalam anusku ditambah tangan yang satunya lagi langsung mengelus-elus klitorisku. Tangan Sheila juga tidak mau kalah, dia mencubit-cubit putingku dengan lebih keras. Aku semakin terbang melayang merasakan orgasme hebatku, yang entah berlangsung berapa detik. Aku rasakan vaginaku basah sekali sampai-sampai cairan vaginaku mengalir ke kedua pahaku.

Begitu selesai orgasme aku langsung ambruk keranjang bersamaan lepasnya penis om adit dari vaginaku dan jarinya dari anusku.

"Aaaahhh.. Aaahhh.. Aaahhh.." Napasku tidak beraturan. Badanku lemes sekali seperti tulang-tulangku rontok semua.
"Hhhh.. Hhhh.. Enak Lin? Memek kamu sampe banjir gini hehehe.." Kata om Adit sambiil berheti menggenjot vaginaku.

Aku tidak ada tenaga untuk menjawab pertanyaan om Adit. Aku hanya terdengar desahan napasku sambil mencoba mengatur napasku. Om Adit membiarkan aku untuk beristirahat sebentar. Mungkih setelah satu menit lebih om Adit bertanya.

“Lin mau cobain dimasukin kesini ga? Hehehe..” Tanya om Adit sambil jarinya menusuk-nusuk keanusku.
“Aahh.. Aahh... aahh.. Jaa.. Jangan om.. Mending pejuin rahim aku aja om.. Hihihi..” Jawabku.

Setelah menggoda om Adit aku juga langsung menggoda om Ivan dengan cara melirik ke arahnya sambil tersenyum nakal. Aku yakin om Ivan pasti ngiri dengan om Adit, om Ivan pasti mau menyetubuhiku juga.

"Hhh.. Hhh... Hahahaha.. Oke Lin, om bikin kamu hamil hahahaha.." Kata om Adit sambil membalik badanku hingga terlentang dan langsung saja memasukan penisnya kedalam vaginaku.
"Aahh.. Aahh.. Aaahh.. Iii.. Iiiyaahh om.. Haa.. Hamilin akuuhhh.." Jawabku sambil masih melirik menggoda ke om Ivan yang masih saja mengarahkan pandangannya kearah ku padahal dia lagi menyetubuhi anaknya sendiri.

'Gimana kalau aku beneran hamil sama om Adit?' Batinku.
'Mudah-mudahan saja sperma om Adit tidak subur Karena baru saja keluar beberapa jem tadi.' Lanjut batinku.

Sementara itu om Adit bernafsu sekali memompa vaginaku, dengan cepat om Adit mengeluar-masukan penisnya divaginaku dengan kedua tangannya meremas-remas payudaraku sebentar setelah itu kedua tangan om Adit beralih memegang pinggangku. Aku yang terbuai dengan permainan om Adit manjadi semakin nakal saja. Dengan cepat kedua tanganku langsung memegang kedua payudaraku sendiri, sambil meremas-remas dan memainkan putingku sendiri. Sambil melihat kearah mata om Adit yang semakin bersemangat memompa vaginaku yang semakin basah dengan cairan orgasme-ku tadi.

Setelah beberapa detik aku beralih melihat kearah om Ivan, Dan om Ivan masih saja memperhatikan aku. Dengan sengaja aku menggoda om Ivan, sambil mendesah dan memainkan kedua payudaraku aku melihat kearah om Ivan. Aku remas-remas payudaraku dan menyelipkan putingku disela-sela jariku, Dengan mataku masih menggoda om Adit Kadang aku memejamkan mataku menikmati sodokan penis besar om Adit divaginaku, kemudian aku membuka mataku lalu melihat kearah om Ivan lagi. Entah kenakalan ku berlanjut beberapa lama, tiba-tiba aku lihat om Ivan semakin cepat menggenjot Sheila.

"Hhhhh... Hhhh.. Hhhh..." Terdengar suara nafas om Ivan yang cepat. Diikuti dengan desahan Sheila juga sedetik kemudian badan om Ivan bergetar sambil mendorong badan Sheila.
"Aaaahhhhh.." Desah om Ivan dengan badan yang sedikit gemetar. Sepertinya om Ivan sudah keluar.
"Aaahh. Aahhh.. Aahhh.." Desah Sheila. Selama beberapa detik om Ivan tidak bergerak.

"Hahahaha.. Begitu Aja udah crot loe Van.. Cupuu.. Hhh.. Hhh.." Kata om Adit sambil memperlamat goyangannya.
"Nih gua bikin Linda orgasme sekali lagi sambil gua pejuin rahimnya." Kata om Adit lagi yang langsung menggenjot vaginaku lagi dengan cepat.

"Aahh.. Aahh.. Aahh..." Desahku saat jari om Adit mengelus-elus klitorisku, sambil penisnya memompa vaginaku dengan cepat.

Sambil memompa vaginaku tangan kiri om Adit memainkan klitorisku dan tangan kanannya memainkan putingku. Sepertinya om Adit memang mau membuat aku orgasme sekali lagi. Aku sudah tidak perduli dengan om Ivan dan Sheila. Sekarang aku hanya fokus menikmati permainan om Adit.

Sebentar saja om Adit mulai menggenjot vaginaku sepertinya aku sudah mau orgasme lagi, mungkin karena sisa-sisa orgasme ku yang tadi jadi vaginaku masih sangat-sangat sensitif. Sedetik kemudian tiba-tiba aku berasa seperti sudah mau orgasme lagi.

"Aaaahhh.. Ooo..oomm... Aaaahhh.." Desahku agak kencang.
Hhh.. Hhh.. Om juga mau keluar Lin.." Kata om Adit.
"Aahh.. aahh.. aahh.. aahh.. aaahh.." Desahku menikmati genjotan penis om Adit yang semakin cepat.
"Aaaaaaaaaa....aaaaahhhh.... Aaaaaaaaahhhhh.." Desahku dengan bandan yang sedikit bergetar bersamaan dengan om Adit membenamkan penisnya ke vaginaku dan terasa semburan panas di rahimku.

Untuk beberapa saat om Adit membenamkan penisnya divaginaku.

"Hhhh.. Hhhh... Hhh.. Enak banget yah orgasmenya Lin? Sampai memek kamu berasa banget mijit-mijit kontol om hehehe.." Kata om Adit.

Aku hanya Diam saja sambil menikmati sisa-sisa orgasmeku. Terasa vaginaku seperti berkedut-kedut menjepit penis Besar om Adit. Entah setelah beberapa detik tiba-tiba om Adit bergerak menarik keluar penisnya dari vaginaku dengan perlahan.

"Aaaahhh.." Desahku saat merasakan gesekan penis om Adit ditarik keluar dari jepitan vaginaku. Aku berasa ada yang cairan yang ikutan keluar dari vaginaku bersamaan dengan keluarnya penis om Adit. 'Pasti itu cairan vaginaku bercampur dengan sperma om Adit.' pikirku dalam hati. Kemudian om Adit bergerak mendekatiku, dan tiba-tiba menyodorkan penisnya kearah mulutku. Terlihat lah penis om Adit yang mengkilat basah.

"Ayo bersihkan Lin.. Masukin kontol om kemulut kamu.." Kata om Adit sambil menempelkan kepala penisnya kebibirku.

Aku yang sudah kehilangan akal sehatku langsung saja menuruti kemauan om Adit. Aku buka mulutku dan mengulum penis om Adit. Walaupun rasanya aneh perpaduan cairanku dan sperma om Adit. Aku tetap saja mengulum penis om Adit, Aku jilati benda yang baru saja membuat aku orgasme hebat. Pada saat itu aku sudah lupa kalau ada om Ivan dan Sheila yang sedang memperhatikanku.

"Iiyaaahh gitu Lin.." Kata om Adit.

Walaupun sperma dan cairan vaginaku bercampur di penis om Adit tanpa jijik aku terus mengulum penisnya yang masih sangat keras walaupun baru saja menembakan spermanya di vaginaku. Mungkin kira-kira satu menit kemudian penis om Adit Sudah mulai melemas dan om Adit menarik penisnya perlahan dari mulutku.

"Aahhh.. Hhh.. Hhhh.." Desah nafasku tidak beraturan sambil menelan sisa-sisa cairanku yang bercampur dengan sperma om Adit.
"Gitu cara puasin cewe Van.. Hahaha.." Kata om Adit sambil duduk disampingku.
"Iyah nih papah.. Aku tadi hampir Aja dapet lagi.. Eehh papah udah keluar duluan huuhh.." Kata Sheila tiba-tiba menanggapi kata-kata om Adit.
"Dah yuk turun nanti mama kamu nyariin keatas lagi. Sana beres-beres terus turun" Kata om Ivan ke Sheila sambil memakai kemabali celananya.

Begitu juga om Adit dia juga mencari baju dan Celanya yang tergeletak dilantai. Sedangkan aku hanya bisa tiduran lemas sambil mengatur napasku. Kemudian Sheila pun ikut Bangun dari ranjang.

"Duh sperma papa banyak banget.. Tuh sampai banyak yang meleleh keluar dari vaginaku. Segitu terangsangnya yah ngeliat Linda di entot om Adit? hihihi.." Kata Sheila sambil berjalan menuju wc.
"Hahaha.. Wahh Loe bisa Hamilin anak loe sendiri Van." Kata om Adit.

Om Ivan tidak menjawabnya hanya berjalan keluar dari kamar kemudian langsung menutup pintu kembali karena om Adit masih belum selesai berpakaian.

"Ayo sayang kita turun.. Biarin aja sperma om didalam vagina kamu siapa tau jadi hehehe.." Kata om Adit sambil berpakaian.
"Se.. Sebentar om aku masih lemes banget.. Om duluan aja.." Jawabku sambil masih mengatur napasku.
"Okee sayang.." Kata om Adit yang telah selesai memakai baju dan langsung keluar dari kamar.

Aku memeramkan mata sebentar sambil menunggu Sheila selesai dari kamar mandi. Selagi aku memejamkan mata aku merasakan divaginaku sperma om Adit keluar perlahan. Setelah beberapa menit Sheila pun keluar dari wc.

"Ayo Lin bersih-bersih dih.. Betah yahh sperma om Adit ada di vagina kamu? hehe.." Kata Sheila.
"Yeee.. Aku nungguin kamu keluar kamar mandi dulu lah.. Sama Badan aku lemes semua Shei.. Kaya tulang-tulangnya pada copot." Kataku sambil mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari ranjang.

Pada saat aku berdiri semakin terasa sperma om Adit keluar dari vaginaku sampai menetes kelantai.

"Waduh sperma om Adit banyak banget.. Padahal tadi baru aja keluar.." Kataku sambil tanganku memegang vaginaku agar sperma om Adit tidak jatuh kelantai.
"Sepertinya kita musti minum pil KB deh Lin.. kalau engga kita bisa hamil nih hihihi.." Kata Sheila.
"Kalau Sekarang sih udah telat Shei.. Tapi kayanya emang kita harus minum deh buat kedepannya.. Kalau engga aku bisa hamil antara sama papa kamu atau om Adit nih.. Mana pacar aku aja belum pernah nyentuh badan aku masa tiba-tiba aku sudah hamil? Hihihi.." Kataku sambil berjalan ke WC.

Saat jalan ke WC aku melihat ada tetesan sperma juga 'pasti itu sperma om Ivan yang menetes dari vagina Sheila' batinku.

"Iyah entar Sebelum makan Malam kita musti minum obat KB Dulu hehe.." Jawab Sheila.
"Emangnya kamu punya?" Tanyaku diam di depan pintu WC.
"Ada tuh di lemari." Jawab Sheila sambil menunjuk kelemari bajunya.
"Wuah kamu sudah siap-siap yah takut dihamil papa kamu? hihihi.. Ngomong-ngomong kita udah kaya budak napsu papa kamu sama om Adit nih." Kataku lagi.
"Iyah habis si papa jarang banget mau keluar diluar Lin. Aahh bukan budak juga kali, kitanya juga keenakan kalau budak kan terpaksa. Mana ada kamu terpaksa tadi di entot sama om Adit hihihi.." Jawab Sheila.
"Hhhmm iyaahh juga siiihh.. Habis enaakkk.. Hihi.." Kataku lanjut jalan ke WC.

Sesampainya di WC aku langsung membersihkan vaginaku dengan air sambil mencoba mengeluarkan sperma om Adit dari dalam vaginaku sampai bersih. Agak sedikit perih saat menyenteh vaginaku. 'Mungkin penis om Adit terlalu lama menusuk-nusuk vaginaku. Biar bagai mana juga beberapa hari lalu vaginaku ini masih perawan, pantas lah masih perih habis ditusuk sama benda tumpul tapi gede itu hihihi..' Pikir nakalku.

'Binal banget aku Sekarang. Dari yang beberapa hari lalu aku masih polos tidan mengerti tentang sex Sekarang malah sudah dua pria yang Sudah pernah menikmati vaginaku. Dan tadi malah aku membantu membersihkan penis yang habis menembakan spermanya didalam vaginaku.' Pikirku.

Tiba-tiba aku juga teringat tadi kata-kata om Adit kalau aku tidak mau mencoba disetubuhi sama papaku sendiri? Sekejap setelah kepikiran kata-kata om Adit, tubuhku langsung merespon aku mulai deg-degan dan vaginaku juga agak membasah. Aku terangsang lagi karena ngebayangin kalau tubuhku dinikmati oleh ayahku sendiri.

Entah berapa menit aku duduk menghayal di toilet. Akupun langsung menyelesaikan bersih-bersih dan keluar dari WC. Setelah keluar dari WC aku lihat Sheila yang Sudah berpakaian sleeping tank top yang panjangnya hanya sepaha. Terlihat jeplakan putingnya dibalik tanktop berarti Sheila tidak memakai BH.

"Ayo Lin kita turun nanti mama tungguin." Kata Sheila.
"Shei kamu turun ga pake BH? Nanti mama kamu bingung lagi kan ada om Adit. Mana tank top kamu sexy begitu lagi" Kataku.
"Aaahh cuek aja Lin. Paling nanti aku bilang gerah.. Dah kamu juga ga usah pake BH dan pake tanktop kamu nih.." Kata Sheila sambil memberikan tanktopku.
"Waduh tanktop ini kan agak ngepas badan banget Shei.. Bakal ketara banget putingku. Nanti mama kamu pikir aku godain om Adit dan papa kamu loh.." Kataku.
"Udah tenang aja.. Mama aku bisa dibecandaiin kok.. Bilang ajah biar gampang nanti abis makan minta dipijitin payudara kamu hihihi.." Jawab Sheila.
"Ya udah.. Tapi kalau mama kamu marah sama aku kamu yang tanggung jawab yahh.." Kataku.

Aku yang masih terlanjang langsung mengambil tank top yang dikasih sama Sheila. Dan aku langsung memakainya. Setelah itu aku berjalan ke lemari bajuku untuk mencari celana dalam baru untuk aku pakai.

"Lin ga Usah.. Nih liat." Kata Sheila.

Aku pun langsung melihat kearah Sheila, Sheila tiba-tiba menarik bagian bawah tank topnya dan langsung saja nampak vagina Sheila yang ditumbuhi bulu. Ternyata Sheila tidak memakai celana dalam juga.

"Haa?? Gila kamu Shei?? Mau turun kaya gitu??" Tanyaku kaget.
"Iyaah.. Gapapa Lin kita kasih hadiah buat om Adit sama papa.. Pasti mereka langsung horny lagi pas tau kita ga pake apa-apa selain tank top.. Siapa tau kamu disodok lagi nanti sama om Adit hihihi.." Kata Sheila.
"Kalau cuma om Adit sama papa kamu doang sih gapapa.. Ini kan ada mama kamu Shei." Kataku lagi.
"Udaahh gapapa.. ga bakal ketauan kok.." Kata Sheila sambil langsung menarik tanganku dan keluar dari Kamar.
"Sheii.. Sheiii.." Teriakku saat Sheila menarik tanganku keluar dari kamar.
"Tenang aja Lin yang penting jangan sampai ketauan sama mama aja kita ga pake apa-apa lagi selain tank top ini hihii.." Jawab Sheila agak berbisik.

Aku hanya mengikuti tarikan tangan Sheila berjalan turun menuju ruang makan. Dadaku terasa deg-degan bukan karena aku hanya pakai tank top keruang makan dan dapat dilihat oleh om Adit dan om Ivan. Tapi gimana kalau ketahuan tante Sherly???
 
Bimabet
Setelah 2 tahun lebih penantian akhirnya berlanjut kembali isi thread nya :kbocor:

Nuhun ya Sis @Lind4 untuk update nya :kopi:

Semoga lancar juga RL nya ☕

Brb baca :baca:











:Paws:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd