Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Awalnya Meronta selanjutnya.....

poesing_yee

Suka Semprot
Daftar
14 Jun 2010
Post
6
Like diterima
28
Bimabet
Pada suatu hari istriku minta izin kepadaku untuk pergi ke rumah saudaranya yang rumahnya agak jauh, setelah pulang dari sekolah anak kami, dan diperkirakan baru akan pulang ke rumah sore harinya. Aku pun tidak berkeberatan karena aku pun tidak akan pergi ke mana-mana sehingga tidak khawatir dengan keadaan rumah kami. Aku pun bersantai-santai saja di rumah sambil menyetel vcd porno yang tidak berani kusetel bila anak kami sedang berada di rumah. Aku menikmati tontonan yang merangsang tersebut sambil membayangkan bahwa yang bermain di dalam film porno tersebut adalah aku dan Heni. Aku terhanyut dalam bayangan bahwa diriku sedang menggumuli tubuh bugil Heni. Kebetulan sudah seminggu kontolku tidak mendapat jatah karena istriku sedang berhalangan. Kontolku sudah sangat ngaceng.

Sedang asyik-asyiknya aku menonton sambil mempermainkan kontolku tiba-tiba pintu yang lupa aku kunci dibuka orang sehingga kontan kumatikan vcd player yang sedang kusetel. Ternyata yang membuka pintu tersebut adalah Heni yang langsung masuk sambil memanggil-manggil istriku: "Teh ....... Teh ......". Ia memakai kain dan baju atasannya agak terbuka atasnya, sehingga pangkal buah dadanya yang putih mulus dan montok terlihat sedikit. Kain yang dipakainya agak basah, mungkin ia baru selesai mencuci sehingga pinggulnya tercetak dengan jelas dan aku tidak melihat garis segitiga di balik kain yang dikenakannya itu sehingga aku berkeyakinan bahwa ia tidak memakai celana dalam. Hal itu menyebabkan aku semakin terangsang.
"Mas, Tetehnya ke mana?" tanyanya.
"Ke rumah saudara, pulangnya nanti sore!" jawabku, "Memangnya mau apa sih Hen?" tanyaku.
"Anu Mas, mau pinjam seterikaan, kepunyaan saya rusak".
Datanglah setan membisikkan ke dalam diriku bahwa aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mewujudkan hal yang selama ini selalu menjadi fantasiku. Aku berkata: "Biasanya sih di kamar tidur, ambil saja sendiri!", padahal aku tahu bahwa seterikaan tersebut tidak disimpan di kamar tidur.
Ketika Heni pergi ke kamar tidur untuk mencari seterikaan aku segera mengunci pintu agar tidak ada orang lain yang mengganggu rencanaku. Kontolku sudah sangat keras karena ingin segera mendapat jatah.
Dari dalam kamar tidur terdengar Heni berkata: "Kok enggak ada Mas, di sebelah mana ya?"
Aku pun masuk ke kamar tidur dengan hanya mengenakan sarung tanpa memakai celana dalam supaya rencanaku tidak terhambat dengan cd. Nampaknya Heni tidak menaruh curiga apa-apa.
"Mungkin di bawah tempat tidur!" kataku.

Kemudian Heni pun melihat ke bawah tempat tidur, tentu saja sambil menungging. Ketika Heni menungging aku melihat sebuah pemandangan yang sangat indah dan sangat menggairahkan. Pantat Heni yang bahenol tercetak jelas pada kain yang dikenakannya, dan sekali lagi aku yakin bahwa Heni tidak memakai celana dalam karena aku tidak melihat garis segitiga pada pantatnya yang bahenol itu. Karena sudah tidak tahan maka aku pun segera memeluk tubuh Heni dari belakang sambil menggesek-gesekkan kontolku pada pantatnya. Ternyata Heni memberikan reaksi yang tidak kuharapkan. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukanku sambil memaki-maki diriku,
"Mas apa-apaan sih? Lepaskan diriku, aku tidak mau melakukan ini, kamu bajingan Mas, tidak kusangka!"

Melihat reaksinya yang seperti itu pada mulanya aku pun merasa ragu untuk melanjutkan perbuatanku, namun rupanya bisikan setan lebih dahsyat daripada akal sehatku, sehingga walaupun Heni meronta-ronta sambil memaki-maki aku tidak peduli, bahkan aku semakin bernafsu. "Ampun Mas, lepaskan aku, aku tidak mau melakukan hal yang seperti ini!" Heni berkata sambil menangis dan meronta-ronta. Aku semakin ganas, kuhempaskan tubuh Heni ke atas tempat tidur sambil kutarik kainnya secara paksa sehingga kain tersebut lepas dan terlihatlah
kemaluan Heni yang ditumbuhi bulu yang lebat. Aku pun semakin bernafsu, aku berusaha untuk membuka pakaian bagian atasnya, namun
aku mendapat kesulitan karena Heni selalu mendekapkan tangannya erat-erat di daarya sambil terus menangis, kakinya pun selalu dirapatkan
erat-erat sambil menendang-nendang sehingga aku mendapat kesulitan untuk memasukkan tubuhku di sela-sela pahanya. Mungkin karena sudah lelah atau karena lengah pada suatu kesempatan aku mendapat kesempatan untuk merenggangkan pahanya dan tubuhku berhasil masuk ke sela-sela pahanya. Dari sana aku berusaha untuk melepaskan pakaian bagian atas Heni dan sekaligus bh-nya yang pertahankan dengan gigih, sambil meronta-ronta, menjerit-jerit, memukul, dan mencakari tubuhku.

Akhirnya aku berhasil menyobekkan pakaian bagian atasnya dan melepaskan bh-nya, dan aku pun berhasil mendaratkan bibirku pada susunya yang masih keras, maklum belum dipakai menyusui, kecuali suaminya. Tidak ayal lagi aku pun menciumi susunya dan sesekali mengulum putingnya dan menyedotnya. Diperlakukan demikian Heni mendesah, namun ia masih terus melakukan perlawanan dengan cara meronta-ronta sambil menangis, walaupun rontaannya sudah agak melemah, entah karena kecapekan entah karena mulai terangsang. Sejalan dengan itu pertahanan pahanya pun mengendur sehingga lambat laun kontolku yang sudah super tegang berhasil menyentuh bagian luar memeknya dan kugesek-gesekkan kontolku untuk mencari lubang yang selama ini aku idam-idamkan.

Akhirnya kontolku berhasil menemukan lubang idaman tersebut, dan secara perlahan tapi pasti aku pun memasukkan kontolku ke dalam lubang tersebut. Ketika kontolku berhasil melakukan penetrasi ke dalam lubang memeknya serta merta terdengar mulut Heni mendesah dan merintih, badannya pun menjadi lemas, perlawanannya mengendur, dan ketika penetrasi kontolku kusempurnakan dengan tekanan yang mantap ia
pun menjerit tertahan, "Aaaaaaahhhh ......... Maaaassssssss ..............". Inilah reaksi yang sangat aku harapkan ..... Ketika kontolku aku naikturunkan
dengan cepat pantat Heni pun mengimbanginya dengan gerakan sebaliknya. Sekarang bibirku pun dengan leluasa tanpa hambatan
bermain di puting susunya, sesekali aku bergerilya di ketiaknya yang ditumbuhi bulu yang lebat, aromanya yang agak bau keringat sangat aku
senangi sehingga semakin meningkatkan gairahku. Tangan Heni yang tadinya dipergunakan untuk memukuli dan mencakar tubuhku kini ia pergunakan untuk memeluk dan mengelus-elus punggungku.

Tadinya ia menangis dan menjerit-jerit karena menolak kini ia menjerit-jerit dan mendesah serta mengerang karena gairah yang memuncak. "Aaaaaahhhhhh ................ Eeeeeeeemmmmmmhh ......... Aduuuuuuuhhhhhhh .......... Ssssssshhhhhhh .......... Sssssssshhhhh ............ sssssshhhhhhh .......... Hhhhhhhmmmmmmmhhh .............. Maaaaassssssss ........... Nikmaaaaaaaaatttttt tt". Heni meladeni semua permainanku dengan sangat agresif, kami berguling-guling di atas tempat tidur, kadang aku di atas kadang Heni yang di atas. Nampak sekali ia sangat menikmati permainan ini, sama sekali tidak tampak bekas-bekas penolakannya.
Ketika aku suruh dia menungging untuk melakukan posisi dog-style ia menolak, "Jangaaaaaan Masssssssss, jangan dari dubuuuuur ...... aku tidak suka, jijiiiiiiiiikkkkk" Rupanya ia mengira bahwa aku akan menyodominya karena oleh suaminya ia tidak pernah disetubuhi dari arah belakang.
Aku pun memaksanya untuk menungging, posisi yang sangat aku sukai ketika bersetubuh dengan istriku. Dengan terpaksa Heni menuruti
keinginanku. Pemandangan yang aku lihat saat Heni menungging semakin meningkatkan birahiku, pantatnya yang putih dan bulat serta memek
berbulu yang terjepit oleh pahanya, aaaahhhh ........ sungguh menggairahkan. Segera aku arahkan kontolku yang masih sangat tegang
itu ke arah memeknya yang terjepit oleh paha mulus. Ketika kontolku secara perlahan-lahan masuk ke dalam memeknya, Heni menggelepar-
gelepar sambil kelojotan merasakan sensasi yang baru ia rasakan setelah beberapa tahun menikah.
"Aaaaaaaaawwwwww .............. Maaaassssssss ........... Enak sekaliiiiiiiiiiiiii ........... Terus Maaassssss jangan lepaskan kontolmuuuuuuuuuu .......... Adduuuuuuuuhhhhhhh ........... teruuuuuus tekaaaannnnnnnnn yang keraaaaaaaaassss ........ kalau bisa dengan kanjutnyaaaaaaaa ..........! Tangannya menggapai-gapai ke belakang ingin menarik pantatku agar kontolku masuk lebih dalam lagi. Dengan leluasa pula kedua tanganku mempermainkan susunya yang menggelantung dengan indah. Maka erangan Heni pun semakin menjadi-jadi karena ia mendapat kenikmatan dari dua arah. Memeknya yang aku kocok terus dengan kontolku dan susunya yang terus aku permainkan dengan tanganku.

Heni pun menjerit dan mengerang dengan histeris, mulutnya meracau mengeluarkan kata-kata jorok yang semakin merangsang diriku. "Maaaaaasssss ........... jangan lepaskan kontolmu dari memekku, puaskanlah memekku dengan kontolmuuuuuuuu ........... aku baru merasakan
kenikmatan yang seperti ini, kontoooooolllllllll ............. Aaaaawwwww .......... Maaassssss, aku ingin agar kontolmu terus berada di dalam
memekku ....... Aaaaaaaahhhhhhhhh ........... sssssshhhhhhhhhhhhh h ............ sssssshhhhhhhhhh ..............Kucabut kontolku dari memek Heni karena aku sudah merasa agak lelah dengan posisi tersebut. Heni menyangka bahwa aku akan menyelesaikan eweanku terhadap dirinya, ia marah-marah dan meminta agar aku segera memasukkan lagi kontolku ke dalam memeknya,
"Mas jangan dicabut dong kontolnya, Aku belum orgasme nih! Ayo masukkan lagi! Aaaaahhhhh ........... Kontolmu Maaaaasssss .........".
Namun aku mempunyai rencana lain. Aku minta agar Heni berbaring telentang dengan kaki menekuk. Aku segera mengarahkan mukaku ke memeknya, mula-mula aku jilati bagian dalam pahanya, kemudian aku jilati memeknya dan aku hisap itilnya. Diperlakukan demikian kontan Heni menjerit karena ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu, dan memang ia tidak pernah diperlakukan demikian oleh suaminya. Suaminya sangat konvensional.
"Aaaaaawwwwww .................. Maaaaaassssss .......... Geliiiiiiiiiiii ........ tapi nikmaaaaaaatt .......... Terus Mas hisap itilkuuuuuuuu ........., jilat
memekkkuuuu ......... agak ke bawah Masss, ya ........ ya ........ benar disitu Maaaaasssss, .......... Aaaaaaaawwwwwww .......... Maaaasssssss ........ mana kontolmu .... Kesinikan ........ aku ingin mengulumnya ........" Maka aku pun berputar untuk menyodorkan kontolku ke melut Heni, dan kami pun
mempraktekkan posisi 69. Kontolku dijilati oleh Heni, kadang-kadang dikenyotnya dalam-dalam. Aku pun mengerang sambil terus menghisap
memek Heni yang sudah dipenuhi oleh lendir.

Ketika aku merasa bahwa aku akan mencapai orgasme aku pun mencabut kontolku dari mulut Heni dan segera memasukkannya ke dalam memeknya
sambil terus digenjot. Nampaknya Heni pun sama akan mencapai orgasme, gerakan pantatnya semakin liar, desahannya semakin kerap. Dan ketika
aku merasa ada yang mendesak di dalam kontolku aku pun menekankannya keras-keras ke dalam memek Heni sambil memeluk tubuhnya erat-erat,
Heni pun demikian pula, ia memeluk tubuhku erat-erat sambil menahan tekanan kontolku. Maka kami pun mengalami orgasme secara bersamaan
dan kami pun sama-sama mengeluarkan suara erangan yang panjang sebagai tanda bahwa kami berada pada puncak kepuasan.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaahhhh hhhhhhh ............. Ssssssshhhhhhhhhhhh
................. Maaaaaaaaaaasssssss .............., Heeeeeeeeeennnnnnnn .
Tubuh kami pun terkulai bermandikan keringat, Heni memeluk erat-erat tubuhku seolah-olah tidak mau lepas selamanya. Ia berbisik dengan manja
sambil nafasnya terengah-engah, "Mas maaf yah atas kelakuanku terhadap Mas Ary tadi! Tadinya Heni kira ngewe itu dengan siapa pun rasanya sama saja, ternyata ngewe dengan Mas Ary itu beribu-ribu kali lebih nikmat dibandingkan dengan ngewe bersama suami Heni. Terus terang saja kadang-kadang Heni merasa bosan ngewe dengan suami Heni karena ia hanya mementingkan diri sendiri. Baru kali ini Heni mengalami yang namanya orgasme. Ah kontol Mas Ary sangat perkasa, aaaahhhhh .......... Kontooooooool....... Kamu ini kok nikmat sekali!". Sambil berkata demikian ia mempermainkan kontolku sehingga kontolku tegang kembali.

Melihat kontolku sudah ngaceng kembali Heni merengek meminta ngewe kembali. "Mas, ngewe kembali yu? Tuh kan kontolnya sudah tegang
kembali, Heni akan meladeni Mas Ary sampai kapan pun kontol Mas Ary sanggup menancap di dalam memek Heni! Ayo dong Mas!"
Aku pura-pura tidak mau (padahal nafsu sih sudah sampai ke puncak ubun-ubun)
"Enggak mau ah nanti suamimu keburu pulang, lagi pula Heni kan mau menyeterika, kita cari saja seterikaan itu".
"Enggak Mas, suamiku sedang pergi ke luar kota, baru besok ia pulang. Soal seterikaan sekarang sudah menjadi nomor ke berapa, jauh lebih penting kontolmu Mas dibanding dengan seterikaan. Menyeterika itu seringkali terasa membosankan tetapi ngewe denganmu rasanya aku tidak akan pernah bosan
maaaaaasss ....... Cepet doooongngng ......... coba raba memekku Mas, sudah
sangat basaaahhhh masssss, ayo doooooong ......., kontoooooollllll .......",
Heni menjawab, ia tetap merengek meminta agar aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya, namun aku diam saja seperti tidak mau. Karena aku tidak bereaksi maka Heni pun mengambil inisiatif, ia segera naik ke atas tubuhku, menciumi dadaku, menyodorkan susunya ke mulutku agar
kuhisap, menyodorkan ketiaknya agar aku menjilatnya, dan menyodorkan memeknya ke mukaku,
"Mas, jilat dong memekku, hisap itilnya sesukamu, aku inghin mendapat kenikmatan lagi, silahkan dong Maaasssss .....!".
Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang menggairahkan ini, segera aku menjilati memeknya dan menghisap itilnya, kadang-kadang
menggigitnya.
Diperlakukan demikian Heni mendesah dan mengerang sambil pinggulnya tidak henti-hentinya menggelinjang, "Aaaahhhhh ......... Maaasssss ......... terus beri aku kenikmataaaaaan, aaaawwwww ........ jangan terlalu keras menggigitnya dooooong Mas, aaahhhhhhhh .......... Ssssshhhhhhh ......... ssssssshhhhhhh ........... nikmaaaaaaat ..........". Tidak lama kemudian ia mengarahkan lubang memeknya ke arah kontolku yang memang sudah ngaceng dari tadi dan kontolku pun menyambutnya dan terus melakukan penetrasi sambil terus kunaikturunkan pantatku untuk
mengimbangi goyangan pantat Heni. "Aaaaaaaaaaaahhhhhh hh ...........
ssssshhhhhhh ........", Heni pun menjerit karena merasa senang
diperlakukan demikian, "aaaaaahhhhh ........ hmmmmmhhhhhh .......... Massssssss
........ terus tancapkan kontolmu ke dalam memekku ......... ssssshhhhhhhh .......
aku rela maaaasssss ........ Maaassss bulu kanjutmu menambah kenikmatan
memekku maaaaasssss ........ aaaahhhhhhh ....... Kontoooollllll ........ Setelah
berlangsung agak lama Heni meminta aku mencabut kontolku dan
menusuknya dari belakang, "Maaaaasssss ........ cabut dulu
kontolmuuuuuuuu ........ aku ingin ditusuk dari belakang aaaaahhhhhhhh
......... cepet maaasssss tusuk memekku dari belakaaaaaaang .........
Maaaaassssss ........ aaaaaaaahhhhh ........ sssshhhhhhhh ........ Maaassssss
........ Heni memang hebat, kini ia sangat agresif dan pandai merangsang serta memuaskan lawan mainnya. Ia langsung bisa mengimbangi
permainanku dalam bersetubuh. Kami pun melakukan berbagai variasi dan posisi dalam bersetubuh, dan kami selalu mengalami orgasme secara
bersamaan.

Sejak saat itu aku dan Heni sering melakukan persetubuhan, tergantung siapa yang lebih dulu menginginkan maka dialah yang menghampiri lebih
dulu. Kadang-kadang Heni datang ke rumahku ketika istriku sedang tidak ada di rumah. Kadang-kadang aku yang datang ke rumahnya ketika
suaminya sudah pergi. Tidak jarang ketika aku datang ke rumahnya Heni sedang mencuci pakaian di kamar mandi maka kami pun bersetubuh di
kamar mandi, kadang-kadang kami bersetubuh di dapur kalau kebetulan ia sedang memasak, kadang-kadang pula kami melakukannya dengan
berbasah-basah di lantai bila ia sedang mengepel. Dan setiap variasi persetubuhan yang kami lakukan selalu memberi sensasi baru kepada
kami.

Heni semakin sering berkunjung ke rumahku, walaupun sedang ada istriku. Kalau ia berkunjung ke rumahku dan istriku sedang di kamar
mandi atau sedang ke warung kami memanfaatkan waktu yang sebentar tersebut dengan seefektif mungkin untuk ngewe atau sekedar saling
mempermainkan kemaluan kami masing-masing. Atau kalau kami berpapasan maka tangan Heni tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk
menjawil kontolku dan aku pun selalu mencubit memeknya yang memang seolah-olah ia sodorkan untuk kucubit atau kujawil dan kuremas
susunya. Kini, setelah aku mempunyai lubang kenikmatan yang baru, yaitu memek Heni, aku pun tidak terlalu banyak menuntut kepada istriku, demikian juga Heni, ia tidak lagi suka meminta jatah kepada suaminya.
 
auw......nikmat banget...akhirnya aku coli bro......!_!
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Lobang serepnya lebih mantap nih .....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd