Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Balada Istri Pelaut

Bimabet
BAB XXVIII



Awal Percikan di Halaman sendiri



“pak Kuswan, ini untuk bapak di kontrakkan yah….” ujar Ina sambil meletakkan dua buah kantor berisi sembako dan peralatan kebersihan di bagasi belakang mobil.

“makasih Bu….”

Hari ini Kuswan benar-benar kesal bukan main. Karena dia diminta mengantar untuk berbelanja ke supermarket langganan Ina, namun yang membuat dia semakin gondok ialah hadirnya Satria yang malah ikut tantenya berbelanja ke dalam supermarket, sedangkan Kuswan menunggu di parkiran.

Sebetulnya sudah biasa dia menunggu di parkiran seperti ini, namun Ina sendiri yang berbelanja, dan dia akan menjemput saat ditelepon bahwa Ina sudah selesai berbelanja, dan biasanya selesai berbelanja mereka mampir di kontrakkan dan bercinta seperti biasa.

Namun kali ini suasana sudah jauh berbeda, ada keponakannya yang sok yes itu mendampingi dan ikut berbelanja dengan tantenya. Bahkan dari tadi pun tidak ada sedikitpun dia ditegur oleh Satria.

Sudah kurang lebih 3 minggu Satria tinggal di rumahnya Ina, dan semenjak terakhir mereka bercinta, Ina bahkan seperti enggan lagi melayani Kuswan. Padahal dulu tidak pernah lewat seminggu, malah Ina yang minta jatah ke Kuswan. Ini sudah 2 minggu lebih, belum ada tanda-tanda Ina memberinya kesempatan lagi untuk bercinta.

Ditambah dengan gaya Satria yang dianggap Kuswan menyebalkan, maka lengkaplah sudah apa yang jadi kekesalan Kuswan. Baginya anak ini memberi dampak secara tidak langsung berkurangnya bahkan hilangnya jatah bercinta dari Ina, bahkan cara Ina memperlakukannya sudah bukan seperti biasa Ina memberi perhatian kepadanya.

Di mobil pun, Satria duduk di belakang dengan tantenya. Kuswan benar-benar dibuat seperti sopir beneran. Percakapan mereka semakin membuat Kuswan rasanya mual dan panas

“Tante, ke pantai Mandeh kalau mau kesana….”terdengar suara Satria

“emang bagus?”

“ngga kalah sama raja ampat, Tan….”

“bohong….”

“beneran….”

Tertawa cekikikan dari Ina

“kalau Kelok Sembilan?”

“agak jauh…. tapi nanti saya antarin deh….”

“berapa jam?”

“dari Pariaman sekitar 3-4 jam, Tan….”

“oh gitu….”

“atau ngga, pas kesana turun di Pekanbaru, baru kita ke Padang Pariaman, pasti lewatin kelok 9….”

“ah, nanti ngomongnya doang….”

“beneran Tan”

“janji pelaut… janji manis…” tawa Ina berderai

Percakapan mereka berdua terasa menyenangkan bagi Tante dan keponakan, namun bagi telinga Kuswan, sangat menjengkelkan rasanya.

Isi celananya sudah berhari hari ingin masuk ke lubang hangatnya Ina. Membayangkan Ina yang luar biasa indah dan cantik bentuk tubuhnya itu, membuat dia semakin mengeras. Apalagi membayangkan hal-hal yang dia jadi cemburu dengan Ina, membuat nafsunya semakin menderanya.

Namun Kuswan hanya bisa diam. Dia takut jika Ina marah dan memecatnya, akan sulit bagi dia untuk mencari pekerjaan baru. Hanya foto-foto Ina yang disimpan rapi dan terkunci di hapenya saja yang jadi hiburan baginya, jika sudah tidak mampu menahan nafsunya.

“nanti mampir ke Recheese yah Pak…. Kalia minta dibeliin ayam soalnya..”perintah Ina

“siap Bu”

“sekalian juga buat bapak nanti, makan di kontrakkan…”

“makasih Bu….”

Dan bisa ditebak, setelah dari membeli makanan, Kuswan mengantar pulang ke rumah, dan dia kembali ke kontrakannya dengan perasaan hampa, dan hanya melongo saja memikirkan bahwa malam ini dia kembali kentang, alias tidak mendapat jatah basah lagi dari majikannya





********************

Buyung

Iya Tante


Whatsapp Ina yang sudah masuk ke kamarnya ke Satria

Diam-diam motoin orang yah

Wkwkkwkwkwkwkwk

Nakal yah

Cantik tahu, Tante

Apanya cantik, orang lagi bengong gitu


Foto Ina sedang melihat-lihat barang di supermarket, diam-diam difoto oleh Satria dan ditaruh di statusnya, lengkap dengan caption menemani mengawal Ibu Negara berbelanja

Cantik beneran Tante

Ngaco kamu ah


Ada 3 foto, dan difoto yang terakhir adalah foto mereka berdua sedang antri di kasir, yang Ina tahu kalau itu difoto oleh Satria

Kata teman saya, disangkanya Tante pacar saya

Sembarang kamu, udah tua Tante mu ini

Mana ada begitu, tan… masih layak disebut anak kuliah

Wkwkkwkkw… gombal yah ponakan satu ini

Beneran Tan, sampe teman-teman yang ketemu kemarin saja pada nanyain

Masa sih?

Iya Tan…. cakep kata mereka….

Wkwkkwkwkkw, nanti Tante traktir deh atas pujiannya

Jangan Tan, trakktir saya aja….

Lho kenapa? Ajak teman-teman kamu…

Ngga ah, nanti pada sibuk lihatin Tante

Wkwkkwkwkwkkw


Ada rasa yang menyenangkan bagi Ina dengan adanya Satria. Sedikit banyak hubungan dia dengan keluarga suaminya di Pariaman membaik dan sering bertukar kabar sekarang. Cerita dari Satria ke mereka membuat dia senang, dan demikian juga saat dia memberi kabar ke suaminya.

Meski demikian, dia merasa masih ada ganjalan dengan kelakuan suaminya yang sangat jauh berubah dengan kebiasaannya selama ini. Ina sedikit maklum, karena mungkin kekecewaan karena kasusnya dengan Fadly menyisahkan banyak hal yang tidak sreg di hatinya.

Laporan dari kakak iparnya juga ke suaminya memang masih bisa dia tepis, namun masalah dengan Fadly memang sulit untuk dia pungkiri, karena banyak pelaut termasuk Saiful yang dulu jadi mitranya, pasti menceritakan bagaimana kedekatan dia dengan Fadly.

Namun Ina percaya diri, bahwa Alex meski marah tidak akan berani meninggalkannya. Meski sekarang perlakuannya jauh dibanding biasanya yang selalu takut akan hilangnya Ina. Jika Ina marah, dia selalu duluan minta maaf. Sekarang jika Ina marah atau kesal, diapun cuek, bahkan hampir tidak pernah menghubungi duluan seperti biasanya.

Mana berani dia meninggalkan aku? Demikian pikir Ina

Mau dapat dimana dia wanita seperti aku?

Ina selalu tahu dan dia yakin dengan dirinya bahwa waktu dan pengalaman sudah membuktikan bahwa Alex sangat mencintai dirinya. Sangat mencintai anak bungsunya Kalia, bahkan anak tirinya yang kurang menyukainya, selalu luluh dengan Kalia. Jadi dia yakin bahwa Alex kelak tidak mungkin meninggalkannya.



********************

Bapak kesana saja, saya ngga perlu ikut, ada kerjaan lain

Baik Bu

Naik motor atau pinjam mobilnya Pak Bagus, nanti saya transfer untuk sewa dan ongkos jalannya

Siap Ibu Cantik


Whatsapp dari Kuswan pagi-pagi ke Ina.

Ina belakangan ini memang enggan di ajak jalan keluar daerah oleh Kuswan. Padahal sudah sejak sebulan lalu mereka sudah berencana melakukan survey tanah di Sukabumi, tanah yang memang dijual murah dan dicari oleh banyak pembeli. Hanya saja Ina enggan jalan keluar.

Dia memang belakangan ini tahu kalau dia seperti sedang malas saja dengan Kuswan. Meski secara seksual Kuswan sangat bisa memanjakannya, namun tetap saja ada rasa bosan juga di diri Ina. Apalagi sekarang semenjak ada Satria, banyak kerjaan Kuswan seperti nyetir dan antar dia ke mana mana, bisa dilakukan oleh keponakannya ini. Dan dia tidak perlu keluar uang untuk bayar jasanya.

Dan dengan Satria dia seperti jadi anak muda kembali. Jalan keluar bersama ponakannya jelas lebih menyenangkan dibanding jalan dengan Kuswan misalnya. Itu sebabnya dia enggan jalan lama, lagipula kalau sampai tengah malam pulang, Ina agak malas belakangan ini.

Kerjaan dia untuk supply ke kapal yang docking di SMI Bojonegoro, Banten, baru saja selesai seminggu lalu, dan keuntungan besar dia dapat dari sana. Makanya sekarang dia sedang mencari kerjaan yang sama juga, dan itu dia bisa kerjakan dari rumah. Karena di kantor pun sama saja kerjaannya, kecuali mau bertemu orang mungkin.

“pagi tante….”

“pagi Satria….”

Satria keluar dari kamarnya dengan kemeja putih pendek, dan celana panjang coklat muda. Anak ini memang menarik, karena berkulit putih dan berwajah lumayan tampan, badannya juga yang baru selesai kuliah di sekolah pelayaran terbentuk bagus.

“ada kelas hari ini?”

“Ada Tan…”

“sampe jam berapa?”

“sore sudah balik, Tan….”

“oh….”

Dia lalu mengambil roti, mengoles mentega dan ceres

“kenapa Tan? Perlu bantuan saya?”

Ina tertawa

“iya, Pak Kuswan mau Tante suruh ke Sukabumi…. “

“siap kalo jadi sopir pribadi tante….”

“enak aja sopir pribadi….”

Mereka tergelak tertawa

Mata Satria bagaikan mendapat siraman embun sejuk pagi ini. Bagaimana tidak, dengan tanktop sexy, buah dada Ina terlihat sekali belahannya, dan bentuknya karena ketatnya tank top, yang meski memakai beha, tetap saja keindahannya sulit untuk disembunyikan. Apalagi dengan celana pendek model shortpants, pahanya yang indah terbuka lebar dan jadi santapan empuk mata muda milik Satria.

Satria jadi blingsatan melihat pemandangan seindah ini.

Ina bukannya tidak menyadari. Dia malah terlihat sengaja menggoda keponakannya itu.

“jam berapa pulangnya?” tanya Ina sambil mengangkat piring ke wastafel dan mencucinya

“jam 2 siang sudah di rumah….”

“oke….”

Mata Satria nampak berbinar melihat pantat semok Ina dari belakang. Ina nampak tersenyum kecil saat matanya tanpa sengaja mengetahui kalau Satria curi-curi pandang ke pantatnya

“matanya belanja melulu yah……” ujar Ina sambil setengah mencekik leher Satria dari belakang saat dia kembali ke meja makan

“ampun tante…. hahahaha….”

“ ampun-ampun, Tantenya sendiri juga …..” ujar Ina lagi sambil mencekik lagi lalu mencubit pundak Satria dengan gemas

“abis Tante sendiri juga jauh lebih cantik dari mantan Satria….” kilah dia lagi

“ih, ampun yah….”

Cubitan Ina mampir lengan Satria kini dengan gayanya yang manja.

“awas yah, Tante bilang ke Bang Def…..” ancamnya manja

Satria tertawa geli emdengarnya.

Namun celana Satria langsung mengeras pangkalnya. Tadi saat mencubitnya, tanpa sengaja lengannya menyenggol buah dada tantenya. Dan benda kenyal yang sedikit mengeras itu menyetrum seluruh tubuh Satria jadinya

“ ya sudah… sana berangkat…..” perintah Ina

“nanti telat pula….”

“iya siap Tante….”

Satria berdiri dan mencuci piring yang dia pakai makan barusan

“bensin motor masih ada?”

“masih Tante….”

“oke….”

Satria lalu mengulurkan tangannya

“Pamit Tante…”

Dia mencium tangan Ina, dan kemudian tanpa diduga Ina, anak itu tiba-tiba memeluk dan mencium pipi kiri dan kanan Tantenya, yang membuat Ina kaget. Karena baru kali ini anak ini berani mencium pipi tantenya itu, biasanya hanya mencium tangan saja, namun kali ini karena hanya mereka berdua, dia berani mencium pipi Tantenya.

Ina kaget, terdiam, namun dia hanya bisa tersenyum dalam hatinya

“hati-hati….”

“siap Tante…..” Satria nampak kegirangan

“jam 2 siang saya sudah di rumah….”

“iya…..”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd