Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Balada Istri Pelaut

BAB XXIII



GELORA CINTA DI PANTAI SELATAN




“Cilacap Pilot Station, this is MT Harmony Eridanus calling.....”

Belum dijawab

“Cilacap Pilot Station, this is MT Harmony Eridanus calling.....”

Suara Mualim III atau 3rd Officer terdengar memanggil kepanduan pelabuhan Cilacap.

Pintu anjungan tiba-tiba terbuka

“ Good morning Captain....” 3rd Officer menyapa Alex, sang Captain

“morning Third, any information...”

“negative, Sir.... still no answer...”

Alex memaklumi kondisi tersebut, dia lalu mengecek posisi kapal yang berjarak sekitar 15 mil dari Pulau Nusakambangan tersebut. Alun gelombang dari sisi kanan kapal cukup mebuat kapal sebesar ini pun bisa mengalami rolling, meski dalam kondisi muatan penuh.

Tiba -tiba

“Motor Tanker Harmony Eridanus, this is Cilacap Pilot Station calling.....” suara dari radio VHF terdengar memanggil kapal MT Harmony Eridanus

“Yes good morning pilot station, this is MT Harmony Eridanus, go ahead please....”

“good morning, please inform your estimated time arrival on pilot station...”

“noted Sir, our ETA pilot station on 10.00 LT, another 1 and half hour from now”

“copy that, pilot on arrival, your pilot ladder on starboard side, 3 meters above sea water level....”

“noted Sir, pilot on arrival, pilot ladder on starboard side....”

Alex tersenyum

“please prepare 1 hour notice to Engine Room...”perintahnya ke 3rd Officer

“noted Sir.....”

Alex tersenyum senang, karena kapal akan langsung sandar untuk bongkar. Meski goyangan laut selatan lumayan terasa, namun hati sang capitano berbunga-bunga indah, karena pelabuhan yang akan segera mereka tuju, sudah ada sekitar 1,5 jam lagi akan mereka gapai.



*****************

Sementara itu senyuman lebar tersembul di-wajah cantik dengan jilbab, serta koper dan sebuah tas berisi ole-ole dan makanan yang ditentengnya pagi ini, sembari duduk di kursi kereta eksklusif Taksaka, yang baru saja bertolak dari Gambir jam 9 pagi dan akan tiba di stasiun Kroya, Cilacap sekitar pukul 14.00 siang ini.

Kaca mata hitam yang menutupi wajahnya bagaikan tidak bisa menyembunyikan sembur dan rona merah bahagianya, sekaligus rasa malu nya karena setelah sekian tahun dia tidka pernah keluar dari Jakarta, baru kali ini dia sempat lagi keluar ke kota lain, dan bertemu dengan suami orang.

Perjalanan kereta eksklusif ini diperkirakan sekitar 5 jam, dan sore nanti dia sudah akan bertemu dengan Alex. Sosok yang belakangan ini menyita perhatian dan ruang hatinya.

Prahara yang dialami oleh Alex, seperti jadi pembenaran baginya untuk masuk dengan dalih kasihan untuk pria sebaik Alex lalu menerima pria itu dalam hidupnya. Bahkan anak-anaknya pun seperti begitu terbuka dengan dirinya, terutama Kalia dan Dewi. Meski dri sisinya baru Wulan yang menerima secara terbuka, kedua kakaknya hanya memberi signal bahwa mereka tidak setuju jika mamanya jalan dengan suami orang.

“susah, Captain Alex itu mau lepas aja ngga berani, Bun…..” dia ingat kata-kata Ratna, istri Jajuli yang juga dia kenal karena pernah sekapal dengan mendiang suaminya, juga dengan Alex.

“terang-terangan aku mergokin itu, gandengan, peluk-pelukan sama Fadli waktu itu…. tapi masalah kemarin sama crew-crew sampai dia viral kan suaminya juga yang tutupin…..”

Apa yang disampaikan oleh Ratna memang ada benarnya. Alex terlihat berat untuk meninggalkan Ina, meski Soraya memaklumi apa yang jadi alasan bagi Alex, karena dalam berumah tangga pasti banyak pertimbangan, terutama masalah anak yang sangat dia cintai lebih dari siapa pun juga.

Soraya bisa melihat bagaimana Alex sangat bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Dewi yang tinggal terpisah juga mengisahkan hal yang sama. Meski dia prihatin dengan apa yang dialami oleh ayahnya. Dia pun melihat bagaimana Dewi menghubungi Ina, baik melalui whatsapp maupun lewat telepon jaringan biasa, tidak terjawab hingga malam hari.

Laju kereta yang membelah jalur menuju bagian timur dan meninggalkan Kawasan Jakarta, membuat Soraya segera melupakan semua lamunan tentang rumah tangga Alex. Dia ingin fokus dengan ke depannya, serta bahagianya dia nanti akan bertemu dengan Alex. Meski agak aneh dan lucu, namun dia tidak bisa memungkiri dia menikmati dan bahagia dengan rasa yang dia miliki saat ini.

Tidak ada angan di hatinya untuk merebut Alex dari Ina.

Soraya hanya ingin bahagia dengan jalan yang dia ambil saat ini. Dia tahu bagaimana baiknya dan pedulinya Alex ke dirinya dan keluarganya semenjak dulu, dan kini pun dia bisa merasakan ada yang berbeda, rasa suka yang selalu membuat dia rindu dengan sosok Alex, sampai membuat dia melupakan semua larangan dan rambu-rambu yang ada, malah nekad menyusul sang pujaan hati ke Cilacap.

******************************


“in position, Captain.....” teriak pandu ke arah Alex

“all station, in position.....” order Alex lewat radio handy talkie yang digunakan untuk komunikasi saat kapan sandar. In position artinya posisi kapal sudah tepat, karena untuk kapal tanker ujung pipa bongkar atau muat yang disebut manifold, harus tepat dengan ujung pipa selang darat atau lengan pemuatan darat yang suka disebut loading arm.

“noted Bridge, in position...”

“secured all the lines....”

“copy that, all line will secure....”

Akhirnya kapal MT Harmony Eridanus bersandar juga di Dermaga Selatan 2 Pertamina R IV Cilacap. Setelah kurang lebih 2 hari dihajar ombak pantai laut selatan, kapal boleh sandar dan terikat di dermaga di pelabuhan Cilacap.

Sejenak Alex sempat mengabari Soraya, dan dia sangat senang saat tahu Soraya baru saja melewati kota Ciamis, sehingga sekitar 2 jam lagi keretanya akan tiba di Cilacap.

Ngga sabar pengen ketemu neng

Iya Aa.... bentar lagi nyampe kok


Alex lalu turun ke kamarnya, mengambil semua dokumen, lalu turun ke kantor kapal di lantai poop deck, karena petugas dan agen sudah bersiap untuk naik ke kapal.

“mess boy, please prepare all cigarettes, 20 packs, and mineral water plus also coca cola....”

“oke Captain...”

Entertain berupa rokok dan minuman sudah jamak dan jadi keharusan bagi kapal yang masuk pelabuhan Indonesia, atau juga di pelabuhan negeri berkembang kebanyakan, petugasnya banyak yang suka minta. Dan bagi Alex ini sudah jadi hal yang biasa, dan karena ini pertama kalinya dia masuk Indonesia, dia tidak keberatan mengeluarkan rokok dalam jumlah yang banyak.

Benar saja, banyak sekali petugas imigrasi, syahbandar, hingga quarantine yang naik. Semua happy saat melihat Alex jadi captain di kapal ini. Karena kalau nakhoda dari Indonesia, pasti saling mengerti akan kondisi mereka. Dan bukan hanya rokok dan minuman, Alex juga memberi sedikit amplop untuk masing-masing petugas.

“capt, ada keluarga yang datang?”

“ada Pak...” jawab Alex ke agent

“mo naik ke kapal?”

“iyo....”

“lewat boat aja kalo gitu....”

“oke....”

Alex teringat akan Soraya

“untuk crew bisa dipisahkan dengan keluarga saya ngga?” tanya Alex pelan

“crew ada berapa orang?”

“ada 4, istri ama anak-anak mereka ada yang mau datang...”

“boleh....”

“mereka jam 3 saja, nanti Captain jam 4.....”

“boleh....”

Alex takut Soraya ada yang kenal. Lagi pula dia belum meminta persetujuan Soraya untuk mengajaknya naik ke kapal. Soraya juga tidak bertanya kemana dia akan diajak oleh Alex, sehingga pembicaraan mereka belum selesai hingga tahapan itu.

Jam 13.30 semua urusan dokumentasi dan quarantine selesai. Shore exit untuk crew asing agar bisa turun ke darat pun sudah diterbitkan dan surat muatan pun sudah beres, sehingga crew yang tidak jaga, bisa turun ke darat.

Alex dengan cepat membereskan dirinya, setelah menelepon Dewi memberi tahu kalau ayahnya sudah di Cilacap, dia dengan segera bergegas untuk bersiap turun ke darat.

Sang captain menyempatkan diri ke ruang cargo control room, mengecek persiapan bongkar, sekalian pamit dengan Ch. Officer

“Chief, go ashore pick up my family.....”

“ok Captain....”

“on evening, you can go if you want.... Third and 2nd mate can look after the cargo, as I will be on board as well....”

“oke Captain...”

Chief Officer tersenyum. Dia baru kali ini bergabung dengan Captain Alex, namun dia tahu Alex sosok yang baik dan pengertian, maka nya dia sangat menikmati bekerja Bersama captain ini, apalagi ini baru kali pertama dia kumpul dengan komandan yang dari Indonesia.

Dan dengan menggunakan mobil yang dia sewa lewat agent, Captain Alex yang sudah berdandan rapi, sudah di mobil menuju ke stasiun Kroya, menjemput sang kekasih hati yang sepertinya akan segera tiba di-sana dalam waktu beberapa saat lagi.



*******************

Kereta Taksaka terdengar suara remnya berdecit, lalu berhenti di stasiun Kroya Cilacap.

Soraya deg-degan luarbiasa.

Dia segera berdandan dan membereskan make up nya. Dia kaget luar biasa setelah tahu lewat telepon barusan jika Alex yang langsung menjemputnya di stasiun, bukan saudara dari crew seperti pembicaraan awal.

Sambil menenteng koper dan tasnya yang ditaruh diatas koper, Soraya lalu menarik kopernya turun dari kereta, dan berjalan pelan menuju pintu keluar.

Dari jauh dia bisa melihat sosok tampan meski sudah paruh baya itu tersenyum dan menghampiri ke arahnya.

Soraya segera menyambut tangan dan mencium tangan Alex, yang dibalas dengan pelukan sang captain serta ciuman di dahinya, serta tangannya melingkari pinggang sang pujaan hati

“alhamdulillah, selamat tiba disini....”

“makasih aa.....”

Dia lalu menatap wajah Soraya

“cantik banget sih.....”

“ih, aa ngeledek....”

“beneran.....”

Soraya tersenyum malu-malu

“ayo.....”

Mereka lalu berjalan bersama, koper segera pindah ke tangan Alex, dan sambil menggandeng tangan Soraya menuju jalan raya, karena mobil sewaan mereka terletak di luar.

“udah makan?”

“tadi di kereta.....”

“kita makan lagi yah....”

Soraya menganggukan kepalanya

“anak-anak sehat?”

“alhamdulillah Aa... sehat... salam dari Mamah dan Wulan...”

“makasih sayang.....”

Senyum malu-malu tersembul di wajah mereka berdua saat duduk beriringan di mobil.

“mas, kita makan dulu yah....”

“oke siap Capt.....”

“mau makan dimana Capt” tanya supirnya lagi

“di Ka ho aja yah....”

“oke Capt....”

Alex lalu bertanya ke Soraya

“sea food ngga apa-apa kan?”

“bebas atuh....”

Soraya tersenyum malu-malu, sementara tangannya yang lembut itu masih digenggam oleh Alex.

“oke.....”

Soraya bagaikan dilanda berbeagai rasa di keapalnya. Dia tidak menyangka akan seberani ini melakukan hal ini. Karena semenjak dia ditinggal oleh suaminya, baru kali ini dia berani berduaan dengan pria lain.

Namun segera dia menepisnya. Sosok gentle, wangi dan berkulit putih yang dia kenal dengan baik, yang dia rindukan selama ini seakan memupus semua ragu yang ada di hatinya. Apalagi genggaman tangan sang captain bagaikan memberinya ketentraman baginya.



**********************

Rita Pasaraya menjadi tujuan mereka berikutnya setelah dari rumah makan.

Toserba yang bisa dibilang yang tertua di Cilacap ini, memang sudah banyak berubah dibandingkan jaman Alex dulu masih jadi junior officer saat masuk Cilacap, sehingga meski ada supermarket lain, entah kenapa Alex ingin bernostalgia disini, tempat dia dulu pernah berbelanja di supermarket ini.

Mereka berdua membeli banyak keperluan untuk Alex di kapal, sebelum kembali ke kapal sore ini.

“neng, ngga apa-apa kan ke kapal?”

Soraya agak kuatir, dan kaget awalnya

“eh... Aa ngga apa-apa ajak neng ke kapal?”

“ngga apa-apa lah..... justru lebih nyaman daripada Aa taruh di hotel trus bolak balik....”

Soraya tertawa kecil. Mau nagpain dia berdua nanti di kamar? Dia tidur dimana nanti?

“ya sudah, terserah Aa deh.....” ujar Soraya agak malu malu

Soraya lalu membayar semua belanjaan menggunakan kartu debitnya. Tadinya mereka hendak mencari money changer untuk menukar uang dollar milik Alex, namun Soraya mengatakan bahwa untuk belanja bisa pakai uangnya saja, toh uang Alex juga ada di tangan Soraya. Alex lalu menyodorkan uang dollar sebesar 500 US dollar ke tangan Soraya, yang meski awalnya ditolaknya, karena belanjaan kurang dari sejuta, namun uang yang diberikan oleh Alex banyak banget.

Namun Alex bersikeras, dan Soraya lalu dengan agak malu memasukan uang yang sudah lama tidak dilihat dan dipegangnya itu, semenjak suaminya sudah tidak bekerja di kapa lasing lagi.

Tidak alama kemudian mereka sudah berada di boat menuju ke kapal, dan tepat selesai maghrib, boat sudah sandar di kapal, dan mereka berdua naik lewat gangway kapal. Suasana yang sduah agak gelap emmbuat kedtangan mereka tidak terdeteksi oleh terminal, dan juga crew-crew lain, hanya AB orang Pilipina yang menyambut di dekat tangga.

Segera mereka naik keatas lantai 4, dimana disitu ada 4 orang yang tinggal. Captain, Chief Engineer, 2/Officer. Dan 3rd Engineer.

“mari Neng.....” Alex mempersilahkan Soraya untuk masuk ke kamarnya

“makasih Aa....”

Soraya terkagum melihat kamar milik Alex. Dulu waktu suaminya berlayar di kapal asing, dia tidak pernah bisa menyusul karena kapalnya tidak masuk Indonesia. Di kapal lokal dia sering menyusul, namun kamarnya kecil karena kapalnya memang hanya berukuran dibawah 10.000 DWT.

Namun di kapal dengan ukuran 52.000 DWT ini, dia kagum dengan kamar milik Alex. Ada sebuah ruang tamu besar lengkap dengan sofanya dengan lapis karpet, lalu ruang kerjanya yang terpisah, dan masuk lagi kedalam ada tempat tidur dengan ukuran queen size, serta bath up besar dan ruang wardrobe nya yang terpisah

“Mau sholat dulu yah....”

“oke aa.... nanti neng beresin ini.....” ujar Soraya

Dia sungguh berdegub kencang. Sekamar dengan Alex, di kapal yang dia tidak pernah sangka akan dia naiki. Namun perasaan senang dan bahagia pun tersembul di hatinya. Bertemu Alex yang sudah lama dia rindukan, lalu menikmati kebersamaan seperti ini setelah sekian tahun hatinya dan tubuhnya seperti mati suri dengan pria.

Foto milik Dewi, Arya dan Kalia terlihat ada di meja kecil di samping tempat tidurnya Alex. Soraya tersenyum melihatnya. Dia lalu membuka kopernya, dan juga belanjaan tadi, menyimpan di rak disamping kulkas dan kompor listrik, sambil menunggu Alex selesai mengambil wudhu.

“neng mau sholat?” tanya Alex setelah dia selesai melaksanakan sholat maghribnya.

“iya A.... sekalian mau mandi.

“oke... Aa ke bawah dulu lihat cargo....”

“oke....”

Alex memeluk Soraya dengan eratnya, sebelum keluar dari kamarnya.

Soraya lalu masuk ke kamar mandi. Dia agak malu, maka dikunci dari dalam kamar mandinya, lalu dia mandi dengan air hangat. Kamar mandi mewah ala hotel berbintang, ada bath up nya dan perlengkapan mandi Alex juga terlihat disitu.

Selesai mandi, dia lalu keluar, mengambil handuk. Lalu mengambil wudhu, memakai daster dan mukenanya, lalu segera ke ruangan depan dekat tv, ada sajadah disana, dia lalu melaksanakan sholat maghribnya dengan khusuknya.

Selesai sholat maghrib, dia lalu membuka whatsapp dan ponselnya, mengabari mamahnya dan Wulan jika sudah di Cilacap dan sudah ketemu dengan Alex. Karena kumandang adzan isya sudah terdengar, dia lalu segera menyelesaikan sholat isya, sambil menunggu Alex kembali.

Tidak lama Alex kembali ke kamar.

“mau mandi dulu, lalu mau isya...”

“oke A... neng buatin kopi?”

“boleh....”

Lalu

“ini baju mau dimasukin ke lemari?” tanya Soraya melihat baju Alex yang habis dicuci dan disetrika masih ada di atas tempat tidurnya

“iya, boleh Neng.....”

Sepintas dia melihat Alex yang membuka kaosnya. Melihat badan Alex, dada Soraya agak berdebar. Sudah lama dia tidak melihat dari dekat badan pria seperti Alex ini. Agak merinding dirinya, bingung apa yang akan terjadi nanti malam.

“minum Aa....”

“makasih Neng.... “ Alex yang selesai sholat lalu meletakkan kopiahnya di tempatnya, Alex mengganti sarungnya dengan celana pendek. Dia tersenyum melihat Soraya yang kini menggunakan gamis rumahan.

“ngga bawa daster?”

“ada.....”

“pakailah.....”

“iya Aa.....”

Lalu Soraya masuk ke kamar, mengganti gamisnya dengan daster, lalu keluar lagi menghampiri Alex.

“cantik banget...”

“Aa.... malu neng dilihatin kayak gitu......”

Wajar saja Alex terkesima. Dengan daster lembut dan tanpa hijab, rambut indah Soraya tergerai lepas dan membuat Alex terpesona.

“bentar yah....”

“iya atuh Aa, kalo masih sibuk.....”

“tinggal kirim email ini kok....”

Soraya tersenyum. Ada rasa bangga dan seperti dilambungkan oleh anagn, bahwa istri seoarang Captain akan seperti ini rasanya. Dapat gaji dollar, kamar dan fasilitas paling top, serta bertemunya jarang-jarang seperti ini.

“aa mau makan lagi?”

“ngga neng, masih kenyang.....”

Lalu

“neng mau makan?”

“ya ngga atuh A, masih kenyang juga.....”

Mata Soraya terkagum melihat interior kamar besar milik Alex ini.

“mana kopinya?”

“ini....”

“disana yuk....”

Alex mengajak Soraya ke sofa depan tv.

Lalu sambil menyetel film di layer raksasa itu, dia menyeruput kopi buatan Soraya. Lalu tangannya merangkul Soraya yang duduk disampingnya

“makasih Neng yah.....”

"iya, neng juga makasih.....”

Soraya masih malu dan dadanya berdegub kencang saat pundaknya dirangkul oleh Alex.

Sesekali kepalanya dicium oleh Alex

Lalu

“neng....”

“iya Aa....”

Terdiam sesaat Alex

“ nanti setelah off.... Aa mau ketemu mamah dan anak-anak yah......”

Dada Soraya makin berdebar

“eh.... boleh aja A... mau ketemu dan silahturahmi kan boleh saja.....”

Alex tersenyum

“bukan......”

“lho, trus....?”

Dia menatap Alex dengan tatapan ingin tahu

“mau minta neng sama mamah dan ijin sama anak-anak?”

Soraya kaget bukan kepalang.

“aa beneran?” agak ternganga Soraya.

Dia memang punya pikiran dan angan hingga kesana, namun mendengar langsung dari Alex seperti ini, membuat dia tak urung kaget dan sedikit shock, meski dia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya juga

“iya.....”

Soraya masih kaget bagai tidak percaya

“neng mau kan?”

Masih kaget dia.

Alex lalu merangkul wanita itu dan memeluknya serta merebahkan wajah itu di dadanya, sambil membelai rambutnya

“neng mau kan?” tanya Alex memastikan

Soraya hanya bisa mengangguk.

Dia lalu mengangkat wajahnya, menatap mata Alex

“ biar halal, dan ngga jadi fitnah kalau kita sama......” tutur Alex

“dan Aa memang yakin neng bisa jadi pendamping Aa yang baik......”

Hanya anggukan disertai airmata haru disudut mata Soraya.

Hamburan pelukan kembali terhampar di dada Alex. Dia memeluk dengan erat kekasih hatinya itu. Wanita yang sudah mampu menggeser semua kerinduannya untuk Ina selama ini, dan seakan semua rasa yang selama ini hanya untuk Ina, bagaikan tersapu oleh ombak yang baru dan memporak porandakan semua bangunan rentan yang terbangun selama ini.

Dilamar diatas mewahnya kamar sang captain, di bibir pantai Cilacap, kota di tepian selatan Jawa, seperti membuat hidup Soraya bagaikan panorama indah di saat matahari akan terbenam. Dia seakan tidak peduli dengan kondisi dan status Alex saat ini, yang dia tahu ialah Alex sosok yang baik, tanggungjawab dan bisa jadi imam dia kelak.

Ingin rasanya dia menceritakan kelakuan Ina, baik yang diceritakan oleh Dewi, Kalia, atau juga teman-temannya dia sesame istri pelaut yang tahu kelakuan Ina, namun rasanya Soraya enggan untuk membahas itu. Dia yakin kelak Allah yang akan bukakan semua hal buruk yang sudah dia lakukan dan mengkhianati suamianya selama ini.

Aku juga bukan sosok yang lebih baik juga dari dirinya sebetulnya. Dengan datangnya dia kesini, dan status Alex masih suami orang sebetulnya dia juga salah. Namun rangkulan, pelukan Alex dan rasa rindunya yang selama ini dia hanya bisa tahan dan lampiaskan lewat vidio call dan whatsapp, kini bisa di rasakan secara langsung dengan bertemu sosok ini..



********************

Alex berencana akan menyelesaikan semua permasalahannya dengan Ina setelah dia off dari kapal ini. Meski masih bingung harus bagaimana nantinya, namun bagi dirinya menikahi Soraya adalah prioritasnya nanti setelah dia off. Laporan yang dia terima selama ini memang Ina hanya sebentar saja tobatnya, lalu mulai lagi dengan kelakuan lamanya.

Belakangan ini dia agak marah dan kecewa dengan Alex, karena delegasi atau home allotmentnya masih belum juga berubah, padahal sudah 4 bulan dia di kapal, lebih sebulan dari yang dia janjikan karena harus bayar hutangnya ke Ernesto. Angka yang dia terima itu masih saja di angka US $ 5500, bukan US $ 8500.

Alex memilih menepikan dulu masalah ini. Yang penting baginya Soraya mau dan bersedia dinikahi lebih dahulu. Dia ingin menyelamatkan Kalia terlebih dahulu, lalu ingin menyelesaikan dengan Ina, meski dia tahu akan sulit baginya, karena Ina punya banyak cara dan muslihat.

Hari ini dia sangat bahagia karena Soraya ada bersamanya malam ini, hingga 2-3 hari kedepannya hingga kapal selesai bongkar nanti, dan kembali ke Persian Gulf sebelum muat disana untuk bongkar ke Daesan Korea.

Alex lalu mengatur sofanya, sementara Soraya sedang membersihkan wajahnya di kamar mandi. Dia memilih tidur di sofa, dan Soraya di tempat tidurnya saja. Dia masih menghargai dan menghormati wanita tersebut dan tidak ingin bertindak lebih jauh.

Soraya yang sudah selesai membersihkan wajahnya, kaget melihat Alex dengan bedcovernya diatas sofa.

“Aa..”

“ya Neng..’

“tidur di sofa?”

“ia neng.... neng di kamar aja....”

Soraya kaget, dia tidak menyangka jika Alex sampai segitu sopannya terhadap dirinya. Namun membiarkan Alex tidur di sofa kasihan juga dirinya.

“di kamar aja, A....”

Alex masih bingung

“kan luas tempat tidurnya.....” ujar Soraya

“masa Aa bobonya di sofa.....”

Alex lalu mengangguk, dia kemudian pindah ke kamar sambil membawa bantalnya dan bed covernya.

Soraya lalu mengatur tempat tidurnya, dia tidur di dekat dinding, Alex yang di dekat gangnya, dan ada bantal guling ditengah mereka.

“lampunya mau dimatiin?”

“boleh A.... yang di kepala aja dinyalain....”

“oke....”

Lampu kamar pun mati, dan hanya temaran lampu kecil diatas kepala tempat tidur yang menyala.

Mereka sama-sama terdiam dan bengong dengan pikirannya masing-masing

“neng.....”

“ya A....”

“’makasih yah sudah mau datang....”

Soraya mentaap Alex disampingnya sambil tersenyum

“neng yang makasih...... sudah diperlakukan dengan baik dan disayang sama Aa....”

Alex menatap wajah wanita cantik disampingnya, yang bagaikan bidadari baginya. Meski sudah kepala 4, namun kecantikan dan keanggunannnya tidak lah pudar.

Dengan lembut Alex lalu meraih tangan Soraya,

Dia lalu meremas jemarinya

Tangannya lalu menyibakkan bedcover yang merintangi tubuhnya....

Lalu bantal guling yang diantara mereka diangkat oleh Alex

Kini tatapan Alex dengan penuh pijar bahagia menatap Soraya, badannya berbalik ke sisi kirinya, dan tangannya dengan lembut mengusap pipi Soraya, yang disambut senyuman manis sang kekasih.

Perlahan lalu wajah Alex turun, dengan lembut bibirnya menyentuh pipi Soraya, lalu bergeser ke bibirnya. Dan kemudian bibir itu mengecup lembut bibir Soraya, lalu bibirnya terbuka, menyambut kembali bibir Alex, yang disertai dengan lidahnya yang mulai nakal mendorong lidah Soraya, dan ciuman mereka kini semakin panas, badan Alex kemudian naik menindih badan Soraya, sambil tangannya bergerak menaikkan daster Soraya keatas.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd