Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Balada Istri Pelaut

PART XXXII



RUMITNYA BENANG YANG KUSUT



Suara keciprak air terdengar di vila pribadi di kawasan Sentul yang hari ini suasananya sangat sejuk.

Nampak sesosok wanita dengan baju renang sexy two piece nampak berenang di kolam renang dengan ukuran 8 x 4 meter itu.

Sementara terlihat Satria duduk di samping kolam renang dan menyemangati Ina yang memang terbiasa berenang.

Hari ini mereka bagaikan berbulan madu berdua tanpa kuatir diganggu orang. Menyewa vila pribadi dan jauh dari keramaian Jakarta, membuat mereka nyaman dan bebas berbuat suka hati mereka.

Ciuman, berpelukan, bahkan tadi begitu tiba langsung bercinta di ruang tamu. Rasanya sebuah fantasi lama yang ingin diwujudkan tercipta kali ini di vila bagus ini.

Satria pun sangat senang. Dia dari tadi sibuk memotret Ina dengan berbagai pose. Mulai dari dengan baju lengkap, baju sexy, hingga dengan baju renang pun dia sibuk mengambil pose sang kekasih gelapnya ini.

Sudah tidak ada lagi ruang sebagai tante dan keponakan. Mereka sudah jadi sejoli yang sulit untuk menahan diri jika sudah berdekatan. Satria yang tampangnya memang tampan, bertubuh atletis, membuat Ina mabuk kepayang dengan dirinya. Apalagi kini Satria bukan brondong pecundang yang gampang tumbang, namun dia kini sudah jadi pejantan perkasa yang tahu titik lemah Ina.

“ayo sayang…..”

“iya Mi….”

Satria pun langsung lompat ke dalam kolam renang, dan mulai bergerak berenang beberapa kali putaran di kolam kecil itu, lalu kembali menghampiri Ina, dan kembali mereka saling berpelukan serta berpagutan dengan penuh nafsu.

“bagus tempatnya yah….”

“iya Mi… sepi disini….”

Ina tersenyum genit

“mau teriak pun ngga perlu kuatir….”

Satria tertawa

“ pulangnya besok yuk….”

“ih, jangan dong…. kasian Kalia nanti nyariin…..”

Satria agak terdiam

“nanti lain waktu, pas dia main sama kakaknya Dewi, kita jalan lagi yah….” hibur Ina sambil memeluk Satria dari belakang

“oke deh……”

Lalu

“kan masih panjang waktu kita untuk bercinta….”

Satria mencium bibir Ina dengan mesranya

“ naik yuk……”

“baru juga bentaran renang”

“ laper aku….”

Satria tertawa

“digoyang mulu soalnya…..”

Bocah itu kembali tertawa, lalu beringsut naik mengikuti Ina dari belakang. Ina membungkus tubuhnya dengan handuk, menyeka badannya, lalu bergerak ke area dapur tempat makanan mereka yang dibeli tadi diletakkan, dia lalu membagi dua bungkusan itu dan ditaruh diatas piring dan menyerahkan ke Satria.

“anbis ini mau difoto lagi?”

“mau…..” jawab Ina

“nanti aku pakai baju lingerie yah….. baru kamu fotoin….”

“siap Mi…..”

Ina memang ratu seksi yang sangat eksplosif dalam semua hal. Dengan lingerie warna merah maroon, dia terlihat sangat seksi dan menggairahkan. Berbagai macam pose pun diabadikan Satria lewat kamera ponselnya. Bagi Ina, ini sesuatu hal yang sangat disukainya sebetulnya, bisa tampil menggairahkan di depan pria yang disukainya.

Dari full set lingerie, hingga pose tanpa sehelai benang pun semua dengan penuh birahi dia jalani. Dia bagaikan bintang film porno yang terlihat begitu liar dan berani. Dan bagi Ina memang ada semacam kebanggaan baginya untuk difoto oleh pria dalam keadaan bugil seperti ini. Ada rasa yang berbeda dan sensasi yang sulit untuk dijelaskan, namun membuatnya selalu jadi semakin bergairah.

Dan ujungnya, kembali mereka dengan penuh gairah bercinta di siang hari itu. Satria benar-benar mendapat servis yang sangat luar biasa. Berbagai gaya dan cara bercinta mereka lakoni bagaikan pengantin baru.

Kedua sosok ini sungguhlah lupa diri dengan keadaan yang ada. Mereka lupa kalau mereka adalah Tante dan keponakan, yang ada di kepala mereka adalah birahi yang harus dituntaskan segera, dan tubuh yang selalu meletup saat saling berdekatan. Bagi Ina, Satria benar-benar sosok brondong tampan yang memukau, mampu memuaskan dirinya, dan sebaliknya bagi Satria, Ina jadi wanita istimewa yang mampu meladeninya, dan membuat dia semakin kenal seluk beluk bercinta, karena Ina meski usia nya sudah mendekati kepala empat, namun kemampuan bercinta-nya memang luarbiasa dahsyat sekali.



++++++++++++++++++++++

Soraya sedang berbunga bunga hatinya.

Setelah kemarin disibukkan dengan pengurusan pembuatan passport, hari ini dia dapat berita jika kapal Alex sudah tiba di Singapore, dan akan stay di sana sekitar 4 hari, jadi besok pagi dengan pesawat jam 5.25 pagi Singapore airlines, dia akan terbang dan bertemu pujaan hatinya.

Dia senyam senyum sendiri sambil membereskan baju dan beberapa barang serta makanan yang akan dia bawa besok. Dan yang bikin dia sumngringah lagi ialah haidnya hari ini tepat selesai, sehingga sudah bersih dan siap untuk digunakan.

Soraya sulit rasanya membayangkan jika dia datang dalam kondisi haid. Karena semenjak percintaan mereka di Cilacap, Soraya dibuat rindu dan kangen dengan belaian dari Alex. Karena sekian lama setelah dia mampu bertahan sendiri, akhirnya roboh juga temboknya dengan hadirnya Alex. Dan percintaan mereka, diikuti dengan ritual-ritual baru seperti vidio call, mandi bareng , hingga bicara intim di telepon, membuat dia merasa sangat senang dan bahagia.

Bayang-bayang indah di masa depan tentang keluarga baru yang akan mereka bentuk pun sudah mulai hinggap di kepala Soraya

“masih mau emang?”

“ya, kalau dikasih Allah, yah kita terima…..”

“ih malu…. udah tua kita masih punya bayi….”

Obrolan ringan yang membuat dia merasa geli mendengarnya.

Maklum, Alex kini usianya menginjak 53 tahun, dan Soraya akan segera masuk ke angka 45 tahun, jelas bukan usia yang muda lagi untuk punya anak bayi nantinya, meski Soraya masih dibilang punya kemungkinan hamil, karena secara produktif dia masih haid, dan birahinya pun kini sering muncul setelah sekian lama tidur seiring tiada lawan tanding untuknya.

Alex sendiri merasa dengan 6 anak mereka jika digabung, sudah sangat lengkap sebetulnya. Dari Alex hanya Kalia saja yang harus dibiayai, karena Dewi sudah kerja, Arya pun sudah bisa sendiri dan mandiri karena di Australia kuliahnya dapat beasiswa penuh.

Dari Soraya sendiri anak pertamanya Iwan sudah selesai praktek di PLN di Paiton, dan segera masuk sebagai karyawan. Nomor dua Abysatya sudah masuk tingkat akhir di UGM, tinggal Wulan yang masih di kelas 3 SMA. Menikah muda memang membuat Soraya bersyukur, saat dia masih kuat dan mampu bekerja, anak-anaknya sudah besar dan tinggal yang bontot yang masih tersisa di bangku SMA.

Mereka berdua pun sepakat jika urusan Alex dengan Ina beres, maka mereka akan tinggal bersama dan Kalia akan dibawa oleh Alex. Dia sudah merelakan semua harta seperti rumah, mobil, hingga tanah ke tangan Ina kelak, namun untuk hak asuh Kalia, dia akan berjuang mendapatkannya.

Meski pembicaraan secara formal belum dilakukan oleh Alex ke Ina, namun Soraya enggan mendesak semuanya. Dia memilih membiarkan Alex menyelesaikan masalahnya sendiri, karena toh menikah siri dengan Alex kelak pun dia tidak masalah. Dia percaya Alex bisa mengatur semua dengan baik.



+++++++++++++++++++++++

Hal yang berbeda justru sedang menghinggapi isi kepala Kuswan.

Dia bagaikan orang linglung saat ini.

Jabatannya sebagai sopir pribadi kini hanya tinggal jabatan saja, namun dalam banyak hal sudah diambil alih oleh Satria. Dia kini banyak disuruh untuk kawal pengiriman barang jika ada kerjaan, atau jaga kantor.

Seperti hari ini, dia hanya bisa duduk diam di kantor, menunggu perintah yang tidak jelas. Sementara beberapa karyawan lain hanya main game saja karena belum ada kerjaan lagi, dan ibu boss mereka entah kemana perginya, karena dihubungi dari tadi pagi tidak ada jawab sama sekali.

Tadi pagi saat Kuswan ke rumah Ina, malah disuruh balik dan langsung ke kantor saja, karena dia ada urusan lain yang harus dia urus, dan diantar oleh Satria. Ini membuat Kuswan sangat kesal, karena semua hal sudah diambil oleh Satria.

Dia juga mencurigai kalau antara tante dan ponakan itu pasti ada sesuatu. Karena gaya berpakaian Ina yang terbuka dan berani saat jalan dengan Satria, membuat dia menaruh kecurigaan bahwa ada sesuatu terjadi antara mereka.

Yang tambah membuat dia kesal ialah gaya Satria yang bagaikan boss besar kalau menyuruhnya. Ingin rasanya dia membalas dengan menghajar wajah sengak anak bocah itu jika sudah terlihat ngebossy dalam menyuruhnya.

Namun Kuswan masih tetap menjaga sikapnya dan kesabarannya. Bagaimanapun dia perlu kerjaan, dan upah bulanan serta insentif dari Ina untuknya selama ini terasa sangat cukup untuk dibagi ke rumahnya di kampung dan untuk kehidupannya. Hanya saja, belakangan ini kehidupan surga dunianya bagaikan terganggu setelah beberapa saat ini Ina sudah seperti lupa dengan dirinya.

Padahal Kuswan ingat, bagaimana bergairahnya Ina jika sudah bersetubuh dengan dirinya. Paling lama 4-5 hari, Ina sudah minta jatah lagi. Dan sekarang sudah berminggu minggu lamanya tidak juga dia merasakan nikmatnya jatah basah dari sang majikan. Dan dia yakin ini pasti ada hubungan dengan Satria, apalagi jika melihat cara mereka berdua dalam bercanda dan seringnya berduaan, rasanya hubungan mereka sudah jauh juga, demikian feeling Kuswan.

Kontrakannya sepi dari hingar bngar persetubuhan. Padahal dia sangat menjaga kebersihan kamar kontrakannya, hingga saking dia menjaganya, ranjang tempat mereka bercinta jarang dia tiduri agar tetap segar dan bersih jika Ina datang, dia memilih tidur di kasur kecil di ruang tamu depan. Sayangnya hingga sekarang belum ada tanda-tanda Ina mengajaknya untuk bercinta lagi.

Melihat keindahan tubuh Ina, hanya bisa dia lihat dari foto-foto di ponselnya saja. Bahkan beberapa hari lalu dia kaget melihat Ina turun dengan pakaian yang sangat mini, celana pendek dan tanktop dari mobil berdua dengan Satria. Cemburunya seketika muncul. Kekesalannya semakin memuncak ketika melihat mereka berdua turun dari mobil, apalagi melihat gaya Satria yang bermanja manja ke Ina, sedangkan saat menatapnya dia bagaikan sedang menatap babunya saja. Padahal semua juga tahu kalau itu bukan milik dia, tapi milik pamannya semata.



++++++++++++++++++++++


Kelakuan ibu tirinya sudah tidak membuat dia kaget. Karena ini bukan pertama kalinya dia tahu bagaimana Ina bertingkah, dan sudah jadi rahasia umum, meski dia juga menyayangkan kenapa ayahnya tidak mengambil tindakan apa-apa, meski bukti sudah banyak dan ada terlihat jelas.

Tapi entah kenapa ayahnya selalu terlihat kalah jika sudah berhadapan dengan ibu tirinya ini. Selalu mengalah dan hanya bisa membathin saja, karena kesal dan emosi. Dewi merasa jauh banget kesetiaan mamanya almarhumah dengan Tante Ina ini.

Karena itu cerita dan seltingan, termasuk laporan dari ART di rumah yang mengasuh Kalia adiknya, yang secara diam-diam meminta agar Dewi merahasiakannya, melaporkan bagaimana tingkah Dewi dan Satria, sepupunya dari Padang ini jika sudah bercanda dirumah, suka kelewatan.

Masalah pakaian ibu tirinya di rumah sih udah bukan rahasia lagi bagi Dewi, dan buat dia itu hal biasa. Hanya saja ada laki-laki dirumah yang sudah dewasa, lalu hanya dengan hotpants, tanktop dengan tanpa mengenakan bra, sepertinya memang sudah keterlaluan rasanya bagi adab kesopanan.

Belum lagi jika sudah bercanda, mereka berdua bagaikan anak sebaya jika sudah saling bercanda, dan candaan mereka itu kadang tidak peduli ada ART atau ada Kalia disitu.

Yang membuat Dewi bingung ialah setahu dia Satria sudah selesai kursus dari beberapa minggu lalu, namun kenapa masih belum berlayar juga. Padahal ayahnya sudah siap memberi rekomendasi untuk join di perusahaan yang sama, agar Satria bisa cepat bekerja kembali.

Ingin rasanya dia mengirim whatsapp ke ayahnya. Namun kejadian saat ayahnya kemarin di darat sudah cukup menggoncangkan hatinya, dia tidak ingin ayahnya terbeban lagi dengan berita yang sifatnya masih rumor, meski sebetulnya ini sudah sangat mengganggu bagi keluarag besar mereka.

Yang membuat Dewi agak lucu, meski dia kesal dengan ibu tirinya, namun dia juga senang di sisi yang lain, ialah saat dia tahu jika belakangan ini ayahnya dekat dengan Soraya. Meski itupun tidak bisa dibenarkan, setidaknya ini dianggap baik oleh Dewi, karena kini ayahnya mulai berani menekan Ina, dan berani untuk melawan apa yang selama ini didikte oleh ibu tirinya itu.

Soraya jelas jauh lebih bijak, lebih manis pendekatannya, dan juga sebagai mantan istri pelaut, dia sadar dan tahu menghargai keringat jerih payah suami, yang hanya punya penghasilan saat diatas kapal saja. Sehingga di mata Dewi, hubungan mereka oke saja baginya, bahkan dia ikut mendukung.

Hanya saja dia ingin agar ayahnya pisah secara baik-baik dengan Ina, meski dia yakin Ina tidak akan dengan mudah melepas ayahnya. Bukan ayahnya yang dia berat lepas, tapi penghasilan dan status sebagai istri nakhoda membuat derajat Ina jelas berbeda dengan kemampuan ekonominya, meski Dewi tahu bagaimana Ina menghabiskan gaji ayahnya dengan hal-hal yang kadang diluar akal sehat mereka.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd