Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Balada Rif'ah, Seorang Akhwat Partai - 1

otong_top

Semprot Kecil
Daftar
27 Nov 2013
Post
68
Like diterima
113
Bimabet
Pagi itu wajah Rif’ah, seorang aktivis salah satu parpol terlihat tegang mendengar penuturan beberapa aktivis juniornya mengenai maraknya website dan blog cabul di internet yang mengeksploitasi para akhwat. Terutama, gadis-gadis yang berasal dari parpolnya. Sebagai aktivis yang cukup senior, Rif’ah sudah lama mendengar mengenai hal ini namun saat itu dia diberitahu bahwa semua foto dalam website tersebut merupakan foto-foto rekayasa kasar, Rif’ah tidak tertarik untuk melihatnya. Berbeda dengan berita yang disampaikan para aktivis juniornya yang mengatakan bahwa website-website cabul itu sekarang berisi foto-foto asli dan bukan rekayasa, bahkan yang membuat Rif’ah sangat terkejut ketika mereka menyebutkan bahwa di antara foto-foto cabul akhwat dalam website itu terdapat beberapa foto cabul wanita yang berwajah mirip dirinya. Tentu saja ia menyanggah keras foto-foto cabul tersebut sebagai foto-foto dirinya, hanya saja berita tersebut membuat Rif’ah penasaran dengan website-website cabul tersebut. Terdorong ingin meng-cross check kebenaran berita tersebut, Rif’ah kemudian meminta alamat website-website cabul yang disebutkan aktivis juniornya.

Jam di HP milik Rif’ah menunjukkan pukul 13.00 lewat ketika gadis ini berjalan keluar dari gerbang kampusnya. Sebagaimana niatnya tadi pagi, gadis yang masih tercatat sebagai mahasiswi tingkat akhir di sebuah PTN di sebuah kota di Jawa Tengah ini bermaksud singgah ke sebuah warnet. Gadis berwajah ayu dan lembut ini memang bermaksud membuktikan berita yang dibawa oleh para juniornya tadi pagi. Rif’ah sengaja memilih warnet yang mempunyai box tertutup untuk menghindari prasangka buruk orang lain terhadapnya. Sebagai seorang gadis alim tentunya Rif’ah berusaha menjaga citra dirinya saat dia membuka website dan blog cabul yang dikatakan para juniornya tersebut. Boleh jadi orang lain akan mencemooh jika seorang gadis seperti dirinya terlihat membuka website cabul dan porno.


“Ada yang kosong mas?” tanya Rif’ah kepada operator warnet.

“Mmm…Nomor 10..mbak” jawab operator warnet tersebut yang kebetulan cowok keturunan chinese sedikit terkejut melihat gadis cantik ini.

Keberadaan Rif’ah di warnet tersebut memang cukup menarik perhatian. Bukan saja karena kecantikan yang dimiliki Rif’ah, namun juga karena penampilan Rif’ah dengan jilbab putih lebar dan gamis panjang warna coklat susu yang membungkus sekujur tubuhnya serta kaus kaki krem yang menutup kedua kakinya. Jarang sekali ada gadis berpakaian seperti Rif’ah masuk ke warnet seperti ini, biasanya gadis-gadis berpenampilan alim seperti Rif’ah lebih memilih warnet yang mempunyai box terbuka seperti warnet-warnet di kampus. Cowok chinese, operator warnet sempat terpesona melihat kecantikan Rif’ah namun penampilan gadis yang alim ini membuatnya segan untuk berbuat lebih jauh. Walaupun ada rasa segan pada diri cowok operator warnet kepada Rif’ah, namun mata cowok itu nyaris tak berkedip melihat goyangan pantat Rif’ah ketika berjalan menuju box warnet nomor 10. Gamis panjang longgar yang dikenakan Rif’ah ternyata tak mampu secara sempurna menyembunyikan pantatnya yang besar sehingga membuat cowok chinese itu menelan ludah membayangkan tubuh di balik gamis yang dipakai gadis jelita ini.

Dalam box warnet no 10 yang tertutup itu, Rif’ah mulai membuka beberapa alamat website cabul yang diberikan aktivis juniornya tadi pagi. Tak sampai lima menit kemudian, mata Rif’ah yang lebar membelalak melihat website-website cabul tersebut. Wajahnya yang putih juga berubah merah padam menahan kemarahan dan rasa jijik melihat website serta weblog yang melecehkan wanita secara seksual terutama akhwat yang berasal dari partainya. Beberapa cerita porno tentang para akhwat serta foto-foto yang mempertontonkan kemulusan tubuh wanita seperti dirinya membuat Rif’ah merasa terhina dan terlecehkan. Gadis ini juga merasa geram dan nyaris tidak percaya ketika kemudian dia mendapati beberapa foto cabul seorang akhwat memakai jilbab putih lebar dengan wajah mirip dirinya sebagaimana laporan aktivis juniornya. Tubuh gadis ini gemetar menahan kemarahan dan rasa tak percaya melihat pose-pose gadis berjilbab putih yang berwajah mirip dirinya. Tanpa sadar gadis yang dalam kesehariannya bertabiat lembut ini mengumpat karena kemarahannya melihat foto-foto tersebut.

Melihat betapa wanita seperti dirinya dilecehkan dalam website tersebut, Rif’ah terdorong untuk membuat laporan khusus mengenai hal ini. Rif’ah berniat mengajukan semuanya ke Bagian Keakhwatan DPP partainya di Jakarta untuk dibahas, kebetulan dia mengenal baik beberapa aktivis senior yang duduk dalam struktur kepengurusan DPP Bagian Keakhwatan. Tak cukup sampai di situ, gadis ini juga berniat untuk melaporkan keberadaan website ini kepada pihak kepolisian agar pembuat situs ini ditangkap polisi. Dengan flashdisk miliknya, Rif’ah kemudian menyimpan puluhan cerita porno mengenai akhwat serta gambar-gambar cabul yang terpampang, terutama foto-foto akhwat berjilbab yang mirip dengan dirinya. Satu persatu beberapa foto cabul dan cerita-cerita erotis mengenai akhwat berpindah ke flashdisknya yang berkapasitas 1 GB tersebut.

Rif’ah adalah seorang gadis berusia 23 tahun yang alim serta tumbuh dalam lingkungan keluarga yang alim pula. Gadis alim yang berasal dari Solo ini mulai memakai jilbab ketika dia duduk di kelas 2 SMP dan jilbab tersebut melekat pada dirinya hingga dia hampir menyelesaikan kuliahnya saat ini. Selama kuliah di sebuah PTN tersebut, Rif’ah aktif sebagai kader salah satu partai bahkan gadis ini juga duduk dalam kepengurusan DPD setempat. Berkecimpung dalam partai berlambang bulan sabit kembar itu membuat Rif’ah terlihat semakin alim. Dalam hal pergaulannya dengan laki-laki, Rif’ah juga selalu menjaga jarak. Selama ini, Rif’ah memang didoktrin untuk menjaga jarak dengan lawan jenisnya, sehingga tidak pernah sekalipun terlihat gadis alim berwajah cantik ini berakrab-akrab dengan teman laki-laki. Sebagai seorang gadis, boleh dikatakan Rif’ah nyaris sempurna. Selain memiliki wajah cantik dan tabiat yang lembut, Rif’ah juga jauh dari hal-hal porno atau cabul sejak kecil bahkan bagi dirinya hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang tabu.

Namun siang ini, gadis yang alim ini terpaksa melihat hal-hal tabu tersebut untuk pertama kalinya sepanjang hidupnya. Awal mula, Rif’ah memang sempat shock, bukan saja karena kemarahan yang dirasakannya namun juga karena dia tidak pernah melihat gambar-gambar cabul dan porno sebelumnya. Pada mulanya memang Rif’ah merasa jijik dan marah melihat website tersebut, namun semakin lama gadis itu menjelajahi berbagai website dan blog cabul itu, rasa marah dan jijik yang dirasakan gadis ini di menit-menit pertama berubah menjadi rasa malu. Wajah Rif’ah yang ayu dan lembut ini bersemu merah melihat foto-foto dalam website dan blog cabul tersebut, apalagi ketika dia melihat foto-foto gadis berjilbab putih lebar yang berwajah mirip dirinya tengah mengulum batang kontol laki-laki yang tegang.
Mata Rif’ah yang lebar ini membelalak nyaris tak berkedip melihat foto-foto gadis berjilbab yang tengah mengulum batang kontol laki-laki. Mata Rif’ah tak lagi memperhatikan gadis berjilbab putih yang berwajah mirip dirinya namun matanya kini lekat melihat batang kontol laki-laki yang tengah dikulum dan ada juga yang diremas oleh gadis berjilbab itu. Rif’ah menggigit bibirnya kuat-kuat menahan debaran jantungnya yang berdegup kian kencang melihat urat-urat kontol laki-laki yang menonjol dalam foto tersebut. Tubuh gadis ini gemetar ketika tanpa disadarinya dia mengkhayalkan dirinya yang mengulum kontol laki-laki yang menggiurkan itu. Seumur hidupnya, baru kali ini Rif’ah melihat batang kontol laki-laki walaupun hanya dalam foto, terlebih kontol berukuran istimewa itu dalam keadaan tegang. Nafas gadis yang alim ini mulai memburu dan dia mulai merasakan denyutan-denyutan di bagian dalam memeknya yang terasa gatal sebagaimana layaknya perempuan yang mulai terangsang birahi.

Rif’ah memang seorang gadis yang alim dan selama ini jauh dari berbagai hal yang porno dan mesum bahkan dia selalu menjaga jarak dalam hubungan dengan laki-laki, namun Rif’ah tetap seorang wanita normal yang mempunyai gairah terhadap lawan jenisnya. Rif’ah yang telah berusia 23 tahun seringkali timbul gairah birahinya kepada lawan jenisnya secara alamiah. Rif’ah sering terangsang terhadap lawan jenisnya, namun apabila birahinya mulai terangsang, gadis cantik ini segera menekannya dengan berbagai aktivitas. Wajah Rif’ah yang cantik seringkali menjadi masalah tersendiri karena membuatnya sering digoda oleh laki-laki, walaupun dia telah memakai pakaian tertutup rapat. Godaan-godaan para laki-laki yang berbentuk ucapan-ucapan mesum, sentuhan atau kadang menempelkan tubuh mereka ke tubuhnya saat di bis kota juga dapat membuatnya terangsang, namun semua rangsangan birahi yang dirasakannya dapat diredamnya dengan baik. Rif’ah merasa dirinya mampu menjaga diri dan mengendalikan birahinya, tidak seperti beberapa gadis yang diketahuinya melampiaskan birahinya dengan bermasturbasi. Saat Rif’ah menanyakan alasan mereka melakukan masturbasi, beberapa gadis yang beberapa di antaranya adalah teman kostnya itu menjawab bahwa masturabsi lebih baik daripada berzina sementara mereka masih belum mau menikah dengan berbagai sebab. Rif’ah merasa maklum dengan alasan gadis tersebut karena keadaan kampus-kampus sekarang yang penuh dengan godaan zina di mana-mana, akan tetapi gadis ini tidak mau mengikuti jejak gadis tersebut ikut bermasturbasi.

Kali ini birahi Rif’ah juga merasa terangsang namun rangsangan itu bukan datang secara alamiah atau gangguan dari orang lain. Birahi gadis alim ini terusik karena perbuatan dirinya sendiri, sehingga kali ini Rif’ah merasa kesulitan untuk mengendalikannya seperti biasanya. Kian lama birahi Rif'ah semakin kuat membuat Rif’ah melupakan doktrin moral yang selama ini dipeganginya dan keberadaannya sebagai salah seorang aktivis di partainya. Box warnet yang tertutup itu membuat Rif’ah leluasa menjelajahi berbagai website erotis dan porno yang didapatinya dengan search engine Google, terutama yang menampilkan foto-foto laki-laki telanjang bulat dan mempertontonkan kontol mereka yang tegang. Nafsu birahi Rif’ah yang mendorong gadis ini tak lupa untuk menyimpan foto-foto tersebut ke dalam flash disk miliknya. Hampir satu jam kemudian wajah Rif’ah yang tengah dilanda birahi sudah sangat memerah dan terlihat kontras dengan jilbab putih lebar yang dipakainya. Gamis coklat susu yang dipakai Rif’ah juga terlihat kusut pada bagian selangkangannya, karena sebelumnya gadis ini tak mampu menahan tangannya untuk menggosok-gosok bagian selangkangannya setelah rasa gatal dalam memeknya tak tertahankan lagi. Nafas Rif’ah juga memburu dengan jantung yang berdegup kencang dan gadis ini merasakan tetek dalam gamisnya yang terbungkus BH berukuran 34C itu menjadi sangat kencang dan mengeras.

Satu jam lebih lamanya Rif’ah dilanda birahi dalam box warnet bernomor 10 yang tertutup itu. Dalam keasyikan menjelajahi website-website porno tiba-tiba Rif’ah dikejutkan bunyi pertanda SMS masuk di HP nya.

“Hmm..dari Faizah..”gumam Rif’ah ketika melihat sms yang dikirim oleh salah seorang gadis di tempat kostnya yang seluruh penghuninya adalah aktivis separtai. Isi sms itu mengabarkan bahwa salah seorang gadis di tempat kost mereka terpergok menyimpan berbagai bacaan dan gambar porno di kamarnya. Rif’ah sebagai aktivis yang dituakan di tempat kost tersebut diharapkan bisa menyelesaikan kasus ini apalagi ini adalah kasus yang keenam yang terjadi di tempat kost mereka.

Mendapat sms dari Faizah seperti itu, tubuh Rif’ah gemetar. Gadis yang alim ini segera tersadar dari apa yang sedang dilakukannya di box warnet ini. Akhirnya dengan perasaan kalut, Rif’ah menutup seluruh website porno yang telah dikunjunginya dalam waktu satu jam lebih ini dan bermaksud segera angkat kaki dari warnet ini. Ketika seluruh windows website-website porno itu telah tertutup hingga tinggal tampilan dekstop yang terlihat di layar monitor, mata Rif’ah melihat sebuah icon yang berjudul Koleksi Movie di layar monitor. Tiba-tiba timbul keinginan Rif’ah untuk mengkliknya sehingga dia menunda untuk segera keluar dari box warnet. Setelah gadis ini mengklik dua kali icon tersebut, terpampanglah puluhan folder judul film yang tengah menjadi box office di layar monitor. Namun mata gadis berwajah cantik ini melihat salah satu folder berjudul Surga yang membuat dahinya berkerenyit heran. Dengan diliputi rasa heran, Rif’ah mengklik folder berjudul Surga itu yang sekejap kemudian terpampang 2 file film berukuran besar yang membuat gadis ini semakin penasaran. Niatnya untuk keluar dari box warnet tertunda ketika rasa penasaran itu mendorongnya mengklik file film berjudul Surga yang berukuran lumayan besar.

“Ahh!”

Rif’ah terpekik kaget ketika file film itu terbuka ternyata merupakan file film porno. Tubuh Rif’ah seketika menjadi gemetar dan dadanya berdegup kencang. Setelah satu jam yang lalu gadis ini browsing menjelajahi website-website porno yang menampilkan gambar-gambar porno yang tak bergerak, ternyata kini dia menemukan film yang menyuguhkan gambar cabul yang bergerak. Kembali Rif’ah terombang-ambing antara keinginan melihat dan rasa bersalah, akan tetapi nafsu birahi ternyata masih menguasai gadis ini membuat Rif’ah kembali duduk dalam box warnet seperti semula. Mata gadis ini berbinar lebar menyaksikan film yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan dilihatnya. Film yang agaknya berasal dari Jepang itu diawali dengan adegan sebuah keluarga muda dengan dua orang anak yang masih kecil namun adegan itu cuman sebentar dan cerita itu dimulai ketika adik kandung sang suami yang berwajah tampan ikut menumpang di rumah mereka.

Rif’ah kian tenggelam mengikuti jalan cerita film tersebut yang kemudian sang istri dalam film tersebut tertarik dengan adik suaminya yang masih belia itu. Sang istri dalam film tersebut digambarkan sebagai ibu rumah tangga yang selalu berkimono tertutup, akhirnya terjadilah perselingkuhan antara adik sang suami dengan sang istri. Birahi Rif’ah kian menguat ketika adegan percintaan pasangan selingkuh ini dieksplor dengan detail. Gadis yang tengah dilanda birahi ini hanya terengah-engah menyaksikan adegan-adegan persetubuhan yang dimulai hanya 10 menit setelah film dimulai. Puluhan menit berikutnya boleh dikatakan film itu dipenuhi adegan-adegan persetubuhan pria dan gadis degan detail dan close up, membuat Rif’ah yang menonton film tersebut hanya terengah-engah dalam birahi yang kian menggelegak.

Gadis ini kembali tenggelam dalam libidonya di depan monitor yang menayangkan film porno. Kali ini Rif’ah tidak hanya sekedar menggosok-gosok bagian selangkangannya namun gadis ini mengangkat gamis panjang warna coklat susu yang dikenakannya hingga ke pinggang hingga terlihat sepasang pahanya yang bulat padat dan mulus. Tak sekedar menyingkap gamis yang dipakainya, namun gadis ini juga menelusupkan tangannya ke balik celana dalam krem yang dipakainya lantas dengan bernafsu jemari tangan gadis ini menggosok belahan memeknya yang kemerahan. Gadis berwajah menawan ini ternyata mempunyai memek yang indah, membukit putih mulus tanpa sehelai rambut memek yang menghiasinya karena rajin dibersihkan. Bibir memek Rif’ah yang kemerahan kian terlihat memerah ketika tangan gadis jelita ini menggosok-gosokkannya penuh nafsu birahi.

Di saat tangan kiri Rif’ah mengggosok-gosok belahan memeknya, tangan kanan gadis ini menyusup ke balik jilbab putihnya yang lebar, lantas dibukanya 3 kancing yang ada di muka gamis tersebut dan tangannya segera menyusup ke balik BH berukuran 34C yang dipakainya. Rif’ah mempunyai sepasang tetek montok membukit indah yang kini terasa kian mengeras. Birahi gadis cantik ini telah demikian menggelegak ketika tangannya meremas-remas teteknya sendiri sambil memelintir puting susunya. Entah darimana Rif’ah belajar bermasturbasi padahal sebelumnya tidak pernah satu detikpun dia melakukan perbuatan masturbasi sebagaimana beberapa gadis lainnya. Mata Rif’ah melotot adegan-adegan syahwat yang terpampang di layar monitor sementara kedua tangannya merangsang memek dan teteknya sendiri.

Puluhan menit berlalu ketika tiba-tiba HP Rif’ah berbunyi nyaring membuat Rif’ah yang tengah asyik dalam birahinya terlonjak kaget, kali ini nada HPnya adalah nada panggil bukan nada SMS. Ketika melihat nama Faizah yang terpampang di layar HP, Rif’ah segera menghentikan meremas teteknya lalu dengan wajah yang kesal gadis ini mengangkat telepon.

“Ada apa Faizah?” tanya Rif’ah dengan sedikit kesal.

“Maaf mbak, gimana sms saya tadi. Apa Rikhanah perlu dikeluarkan juga dari tempat kost kita sebagaimana beberapa akhwat yang lain?” tanya Faizah.

Rif’ah terdiam. Rikhanah adalah akhwat yang dimaksud dalam sms dari Faizah sebagai akhwat yang mengkoleksi gambar dan cerita porno di tempat kost mereka yang seluruhnya dihuni akhwat aktivis partainya.

“Tunggu dulu, biar saya datang dulu. Rikhanahnya ke mana?”

“Sudah pergi Mbak, mungkin malu dia. Tapi barang-barangnya masih di kamarnya dan barang-barang cabul itu sudah saya amankan.”

Rif’ah kembali terdiam.

“Ya nanti kita bicarakan, tunggu aku datang saja.”

Ketika kembali pandangan Rif’ah ke layar monitor, film tersebut sudah mendekati akhir, berarti satu jam lebih akhwat jelita ini tenggelam dalam birahi ketika menonton film tersebut. Telepon dari Faizah tersebut ternyata mampu membangkitkan kembali kesadarannya akan perbuatan yang sedang dilakukannya. Dengan gontai Rif’ah membenahi gamis dan jilbab yang awut-awutan dan membuatnya setengah telanjang. Untunglah box warnet itu tertutup rapat tak seorangpun melihat keadaan akhwat cantik dengan aurat yang tersingkap lebar.

Rif’ah keluar dari box warnet nomor 10 setelah hampir 4 jam dia berada di dalamnya. Gamis coklat susu yang dipakainya terlihat kusut masai terutama pada bagian selangkangannya, sementara jilbab putih yang lebar yang dipakainya juga terlihat kusut di bagian dada. Rif’ah berjalan gontai dengan pikiran yang kalut berniat menuju kasir warnet, namun akhwat ini merasakan celana dalam yang dipakainya terasa basah dan membuatnya risih. Rif’ah menghentikan langkahnya ke meja kasir, akhwat cantik ini segera menuju toilet warnet. Dalam toilet yang cukup bersih itu, Rif’ah melepas celana dalam krem yang dipakainya di balik gamis. Rif’ah memperhatikan celana dalam yang terasa basah oleh lendir cukup banyak. Sekian jam Rif’ah tenggelam dalam birahi membuatnya berulangkali menyemprotkan cairan kenikmatan yang membuat celana dalamnya basah. Rif’ah segera membungkus celana dalam yang semula membungkus memeknya dengan tissu kemudian disimpannya dalam tas milik akhwat ini. Sebelum keluar toilet, Rif’ah sempat mencuci memeknya yang terlihat putih kemerah-merahan tanpa sehelai rambutpun yang terbiarkan tumbuh. Bukit montok memek Rif’ah yang mulus dengan bibir memek yang merekah merah itu dicucinya berulangkali sebelum dilap dengan tissue. Akhwat yang cantik ini merasa yakin tak seorangpun mengetahui dirinya saat ini tidak memakai celana dalam saat ini. Jilbab putih lebar serta gamis panjang yang dipakainya terasa cukup untuk menyembunyikannya. Rif’ah membuka pintu toilet lantas dengan sedikit canggung, akhwat ini berjalan menuju ke kasir warnet yang masih dijaga oleh cowok chinese. Cowok itu memandang Rif’ah dengan pandangan penuh arti sembari tersenyum.

“Sudah mbak?”tanyanya sembari tetap memandang akhwat yang cantik ini.

“Ya” jawab Rif’ah pendek sambil menyodorkan lembaran uang pecahan 20 ribu.

Akhwat ini menyadari pandangan cowok chinese yang seakan ingin menelanjanginya sehingga membuatnya tidak menyukai pandangan cowok chinese tersebut.

“Mbak jadi member aja, koleksi film kita nambah terus lho. Makin asyik lho,” ujar cowok itu sambil menghitung uang kembalian.

Rif’ah terperanjat kaget mendengarnya, wajah ayu akhwat berkulit putih ini seketika menjadi merah padam. Rif’ah tidak menyangka kalau operator warnet bisa mengetahui dia melihat film porno dalam box warnet.

“Mmm, makasih aja” ujar Rif’ah tergagap lantas tiba-tiba saja akhwat ini setengah berlari menuju pintu keluar warnet. Wajahnya yang merah padam tertunduk dalam-dalam menahan rasa malu yang dirasakannya.

“Kembaliannya mbak!!”teriak cowok operator warnet ini namun Rif’ah tidak lagi mendengarnya.

Begitu keluar dari warnet akhwat ini juga tidak menunggu bus kota seperti biasanya namun tangannya segera melambai menghentikan taksi yang lewat.
 
bro,ini karya ente,atau copas dr TS laen?kl copas tlg hargai penulis aslinya dgn mencantumkan tag copas,rewrite.
 
kayak pernah Baca.. Ntar yg Fauziah berantem n Lesbi ama Rif'ah.

Keep Posting Bos, salut buat usahanya...
 
Cerita ini penulisnya cewek, kebetulan ane tau akun sosmed nya. Doi posting awalnya di akun fb dia terus dipindah ke blog.

Gak tau di forum ini udah ada yang posting blm sebelumnya. Kalo blm oke lah buat nambah perbendaharaan cerita di forum ini :beer:
 
cerita rif'ah ini memang fenomenal di jamanya..
banyak yg nyari seri lengkapnya..krn yg tersebar di forum2 cuma sbagian..

klo TS punya cerita lengkapnya bolehlah di share d sini..
cm sekedar saran, sebaiknya dikasih tag copas/rewrite agar tidak dipermasalahin kedepanya...

cerita ini memang bagus...
 
Cerita ini penulisnya cewek, kebetulan ane tau akun sosmed nya. Doi posting awalnya di akun fb dia terus dipindah ke blog.

Gak tau di forum ini udah ada yang posting blm sebelumnya. Kalo blm oke lah buat nambah perbendaharaan cerita di forum ini :beer:

bisikin fbnya gan
 
Cerita ini penulisnya cewek, kebetulan ane tau akun sosmed nya. Doi posting awalnya di akun fb dia terus dipindah ke blog.

Gak tau di forum ini udah ada yang posting blm sebelumnya. Kalo blm oke lah buat nambah perbendaharaan cerita di forum ini :beer:

Boleh gan d PM fbnya.. Nuhun..
 
cuma sampe part 12. scene terakhir hot bareng bule. fenomenal bgt
 
Ijin gelar tikar....sekalian kalo bleh pm fb penulis ceritanya
 
Kaya mantan ane dulu di cekoki film bokep. Awalnya di grepe marah eh skrg binal bgt
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd