Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bali dengan dua bidadari

Status
Please reply by conversation.
Keren Om-Pol
update lagi doong , sekalian upload ulang bag 5 , ,
 
Part.5 International affair

Pengenalan Tokoh

Pierre

orang perancis ekstra tinggi. perawakan tinggi jangkung. muka model petr chech (kalo mau dibayangin)

http://www***mbar123.com/simsalabim_8ea262fb15c2aab0929ab6ff73985cfcd47419e9.asp?id=4a59cee7f5aHR0cDovL2k2NS50aW55cGljLmNvbS8yaHpoYTQxLmpwZw%3D%3D&hash=a75cce53d3ccb010d31fa971584832e10cab3a11
*ilustrasi
nama lengkapnya panjang dan sangat susah, i repeat sangat susah. pas perkenalan dia memperkenalkan nama panggilannya Pho. yasudah dipanggil hanya pho.
perawakan mirip dengan Lona. agak kecil, lebih pendek sedikit dari Mona. ciri khasnya adalah rambut hitam (kata dia coklat tua tapi gw liat hitam) dengan ombre merah di ujungnya

http://www***mbar123.com/wizard_39324e2a12bf1ea44ec625702fb04fbe59a58ebb.jsp?id=cc849265daaHR0cDovL2k2NS50aW55cGljLmNvbS8ybHkzYno4LmpwZw%3D%3D&hash=d1296b4c9c323a52868810580faed661dd186ae9
*ilustrasi. aslinya lebih gemuk dan lebih gempal dari ini.
entah india entah arab, sekitaran itu tapi kalo dilihat dari polah tingkahnya gw cenderung mikir dia India. memiliki perawakan thicc. serba tebal serba Ekstra


Percakapan gw selanjutnya dengan duo bule ini mostly bahasa inggris, jadi gw translate aja ya ini kata-kata dua bule ini. “gw jarang nemu orang lokal yang berani buka-bukaan, atau kalian emang eksib?” tambah si pria.

“enggak, Cuma terlalu horny aja ampe lupa tutup pintu” jawab gw sekenanya.

“hahaha, gadis yang berani, coba kamu berani juga” jawab si pria sambil menengok setengah menantang si wanita.

“oiya, pierre, ini teman gw, pho” si pria memperkenalkan diri dan “teman”nya.

Si wanita menjulurkan tangannya sambil menyebut nama thailand yang gw ga tau apa. Terlalu aneh untuk diinget. dan entah kenapa orang thailand punya nama yang susah tapi dipanggil Cuma satu suku kata. “wapol” jawab gw menjabat tangan si wanita dan si pria.


Okeh, Pierre ini, kelihatannya wajah eropa, kalo tulisannya bener itu, berarti dia orang perancis. Tinggi melebihi gw tapi agak kurus, dengan rambut kriting hampir sebahu berwarna coklat tua. Si wanita sendiri, muka Asia, gw agak bingung awalnya itu thailand, taiwan, atau vietnam. Tingginya mungkin se-Mona, dengan perawakan Padat berisi, dan dadanya cukup besar (hanya sedikit lebih tebal dari Lona). Rambut hitam kuncir kuda dengan sedikit ombre merah di ujungnya.


Mereka bilang mereka ketemu di Turki, dan karena punya hobi sama akhirnya liburan berdua ke Indonesia. Pho berkuliah di turki sedangkan Pierre kerja di travel agent Perancis dan lagi mandu orang di turki. Ga lama berselang, Lona datang. “Your other bitch”bisik pierre ke gw sambil sikunya sedikit menekan perut. Mereka berdua dengan pembawaan yang asik, dengan gampang nyatu dengan Lona. Ga nyangka juga kami ngobrol ngalor ngidul cukup lama di depan kamar. Sekitar 15 menit berselang, Mona keluar dari kamar sambil masih mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dan di sini gw tau kalo Mona hampir gabisa bahasa inggris! Susssssaaaah bgt bahkan buat perkenalan. Pho yang emang bahasa inggrisnya logat banget mungkin mempersulit keadaan.


Singkat kata singkat cerita, kami akhirnya main ke kamar Pierre dan pho yang berjarak 3 kamar dari kamar kami. melanjutkan ngobrol ngalor ngidul. Waktu menunjukan jam 10an, Pho tetiba mencetus ide untuk ke gogo bar di sepanjang legian, karena kebetulan stok bir di kamar mereka abis (kami menghabiskan 2 botol besar bir sambil ngobrol). Gw yang emang udah capek menolak, Mona memaksa untuk ikut karena dia butuh translator, Lona yang memang mulai dekat dengan Pho akhirnya memutuskan untuk ikut walau sebenernya dia agak malas, alasan lain mungkin untuk jagain Mona yang bisa tetiba ditelanjangin bule lagi, atau bahkan oleh pierre. Setengah sebelas akhirnya mereka pergi ke gogo bar dengan pakaian seadanya. Oiya, Mona saat itu memakai kaos crop putih tipis, bh berwarna hitam, dan hotpants. Di sini hanya Mona yang sudah mandi (oke ini info ga penting).


10 menit berselang gw mulai bosen, akhirnya memutuskan untuk mandi dan tidur, capek juga perang kentang sesiangan diakhiri dengan pertempuran dengan mona, walau wapol.jr masih penngen bersarang. Jam 11 an gw kelar mandi, merokok sebentar, mulai tambah bosan dan malah gabisa tidur. Akhirnya memutuskan untuk turun ke lobi, iseng aja mau ngobrol karena sepertinya lobi agak ramai.


Di lobi, beberapa orang berlalu lalang, tapi mostly lokal. Ga nyampe 10 menit gw duduk di lobi, tetiba sepi, gda orang, sisa bli penjaga front desk. Akhirnya gw ngobrol dengan dia, asik juga ternyata diajak ngobrol. Ternyata hostel ini lebih sering dijadiin sarang bule karena akses yang gampang dan bli ini cukup aktif di tr*padvis0r. Lagi asik ngobrol tetiba seorang wanita masuk dengan jalan yang udah ga genah sambil meracau ga karuan (lebih ke tereak-tereak sih). “ah elah tau ga kuat mabok ya jangan mabok” celetuk bli.


Kami inisiatif memapah wanita ini duduk di kursi lobi. Bli tetiba beranjak ke frontdesk dan ngambil sebuah kunci. “papah ke kamar aja mas, biasa ni orang mabok mulu”. Akhirnya kami berdua memapah wanita ini ke kamarnya yang berada di lantai tiga, susah juga. Oiya, wanita ini menggunakan minidress hitam dengan pola bunga warna merah. Rambut hitam panjang sepunggung, kulit sawo matang cenderung gelap, dan dari wajahnya tebakan gw sih antara india, pakistan, atau arab. Badannya lumayan bongsor, guede tinggi (perkiraan sekitar 165-170) dengan bokong dan dada yang luar biasa gede (tipikal badan arab).


bli tetiba bilang “sanah sanah, mabok mulu ditinggal mulu” dari keterangan bli, gw tau dia aslinya berempat di kamar ini, dan Shannah (menurut data reservasi namanya ini), itu guampang bgt mabok dan sering dibully temen-temennya. “maboknya rusuh nih mas, biasanya kalo balik duluan ada temennya, sekarang sendirian malah, bingung saya” bli masih melanjutkan kedumelan. “taro kamar saya dulu aja gimana? Sambil nunggu temennya” kata gw memberi ide. Kasian juga gw sempet denger kalo bli ini kemaren bersihin pecahan botol dan korden di kamarnya banyak yang copot.


“gapapa nih mas? Ngerepotin lho ini sanah” tanya bli sambil memapah shannah yang masih meracau. Gw hanya mengangguk sambil senyum dan keberatan memapah. Akhirnya jalur berubah, mengarah ke kamar gw. shannah yang mulai ga sadar direbahkan ke kasur yang ada di dekat jendela. Bli bilang dia mau nelpon temennya atau nyari, dan karena satu rules, ketika temennya datang dia harus nelpon gw dulu untuk ngasi tau kamar. Gw okein ajalah karena bingung.


Bli keluar, pintu gw biarkan terbuka. Shannah bangun, dengan keadaan masih typsi dia meracau dalam bahasa yang gw gatau (entah india atau pakistan, atau arab). “speak english please, i know only english and indonesian” jawab gw ketus.

(sebelumnya, perbincangan gw dan shannah make bahasa inggris, tp gw translate aja biar bacanya enak)


“ngapain lo di kamar gw? keluar!” jawab shannah setengah teriak. “lho ini kamar gw” jawab gw sambil bakar rokok (lagi). Gw duduk di kasur sebelahnya. Shannah kemudian perlahan bangun, duduk di samping gw, nyenderin kepalanya ke bahu gw “jadi ngapain gw di kamar lo?” gw sebenernya agak males ngeladenin orang setengah mabok gini, berat pula. “tebaak” jawab gw sekenanya.


“lo mau merkosa gw ya? Yaa? Ahahhaha” Shannah menjawab dengan nada mabok.

“kalo gw mau merkosa, gw uda tutup pintunya, dan lo udah gw telanjangin” jawab gw cuek.

Shannah bangkit, jalan sempoyongan ke arah pintu, dan menutup (lebih ke membanting) pintu.

“so, pintu udah ketutup, lo mau merkosa gw?” tanya shannah lagi sambil perlahan jalan dan duduk di samping gw lagi.

“ni orang nanya perkosa-perkosa sebenernya takut apa minta sih” pikir gw, tapi langsung buyar karena gw tau namanya mabok ya ga jelas.

“jadi lo ga akan merkosa gw? bagus lah, jadi ngapain gw di kamar lo?” tanya shannah lagi

Gw makin bingung jelasinnya gimana ini orang mabok. “ya lo nunggu temen lo di sini karena lo ga bawa kunci” jawab gw sekenanya.

“temen gw? siapa?” daan shannah terus meracau yang gw makin ga ngerti. Yang gw tau, ini orang tetep bisa ngomong bahasa inggris lancar di tengah maboknya, kalo gw sih udah bingung,hahahaha.

“anyway, mau minum lagi, minta minum” tambah shannah

“air putih, mau?”

“ga, pesen lagi, gw mau lagi”

“ga ada, ini kamar gw, bukan bar, Cuma ada air putih”

“ga mau, gw mau yang enak, yang nagih”

“peju gw nih nagih” jawab gw setengah kesel sambil nyalain tv.

Tetiba tangan shannah merambat ke paha gw, dan terus naik ke pangkal. Situasi awkward ini entah kenapa bikin wapol.jr enggan untuk berdiri.

“gimana gw tau peju lo nagih? Bakal senagih pejunya (nyebut nama tapi gw lupa) ga?”

“mana gw tau, coba aja sendiri” otak gw mulai berpikir jernih di tengah situasi aneh ini.

Tetiba shannah menarik tangannya. “ga mau, emang gw pelacur!”

“ya enggaklah, kalo pelacur dibayar, lo ga”


Dan kami terus berdebat ampe gw males ngeladenin. Gw bangun, mau buka pintu lagi. Baru beberapa langkah, shannah ikut bangun, dan tumbang. Gw tangkep badannya dan berakhir dengan posisi meluk. Asli ni badan berrat banget. Dia mulai sadar dan mencoba berdiri. Mata shannah menatap lurus mata gw. “ini di mana? Kok ga seperti kamar gw” lagi! Shannah nanya ini lagi. “udah gw bilang lo itu lagi.....” dan shannah membungkam gw yang lagi ngomong dengan bibirnya. “diem, suara lo berisik, bikin pusing” jawab shannah kemudian sembari melepaskan kecupannya. Entah kenapa gw tetiba super nekat, tangan gw yang tadinya di bahu shannah, langsung gw lingkarkan ke punggungnya, gw tarik dan langsung mencium bibir shannah. aroma alkohol langsung menyeruak.

Shannah langsung merangkul gw erat. Tangan kirinya melingkar di punggung gw, dan tangan kanannya memegang belakang kepala gw, menahan agar gw ga melepas ciumannya. Lidahnya langsung menari dalam mulut gw. “mmmhh mmmhh” suara-suara desahan napasnya mulai liar. Gw menurunkan tangan gw ke bokongnya, dan meremas kedua bokong shannah. “mmaaahhhh” sebentar shannah melepas ciumannya untuk melenguh dan langsung melumat kembali bibir gw. tangan gw kemudian turun ke pahanya, ya memang minidress shannah hanya sampai paha. Kemudian jemari gw menyelinap ke balik minidressnya dan menuju ke bokongnya.


Ternyata shannah memakai g-string, sehingga jemari gw bebas meremas bokongnya yang ga ketutup apapun. Shannah perlahan bergerak, memposisikan kami tepat di bibir kasur. Kemudian ia melemparkan dirinya ke depan, mendorong gw jatoh langsung ke kasur. Sedikit gigi kami beradu ketika jatuh. Sekarang gw tidur telentang dan shannah berada di atas gw. bibir kami masih saling melumat. Bokongnya bergerak maju mundur seperti menggesek vaginanya yang tertutup gstring. Perlahan tangan shannah merambat turun, seperti ingin melepas celana gw, karena sulit sesaat ia melepaskan ciumannya. Namun tangan gw langsung menahan kepala shannah. Seperti paham, kami tetap saling melumat. Tangan gw perlahan turun, membuka celana gw sendiri. Karena celana dengan karet jadi mudah untuk diturunkan. Shannah mengangkat tubuhnya agar tak menghalangi gw menurukan celana. Dan *plop, wapol.jr langsung berdiri tegak setelah dilepaskan dari kandangnya.


Shannah melepaskan ciuman kami. matanya menatap gw tajam dengan pandangan yang bener-bener sayu. Tangan kanannya menyingkap ke samping gstringnya, dan memposisikan vaginanya di atas wapol.jr. dan seketika ia seperti menjatuhkan pinggulnya. Sekejap wapol.jr masuk ke dalam vagina shannah yang sudah banjir. Tubuh shannah langsung bergoyang naik turun dengan cepat. Seperti membantu, gw juga menggoyangkan piggul gw naik turun berlawanan dengan shannah.


Vaginanya memang tidak sesempit Lona, namun sangat basah. Kami bergoyang begitu cepat dan kuat hingga menimbulkan bunyi keras di kasur. Badannya kini tegak, bertopang ke paha gw. kedua tangan gw meremas dadanya dari luar minidress. “aahhh...aaahhh... faster...fasteer” lenguhan shannah bener-bener kenceng. Tidak sampai 5 menit energi kami habis, goyangan shannah makin pelan. Shannah tumbang dan kembali menccium gw. gw rangkul punggunya, dan berguling sehingga skrg gw di atas. Gw cabut wapol.jr, dan menurunkan gstring hitam yang masih melilit di pinggang shannah. Terpampanglah vagina coklat dengan bulu yang cukup lebat. Dengan bibir vagina yang sedikit menganga dan cairan yang sudah membanjiri vaginanya. Shannah meregangkan kakinya, dan gw memposisikan wapol.jr, tepat di vagina shannah. Gw gesek-gesek sebentar wapol.jr di bibir vaginanya, ketika posisi gw rasa pas, langsung gw sodok wapol.jr masuk dengan sekuat tenaga. Bukan kesakitan, shannah justru melenguh sambil menggigit bibirnya “mmaaahhhhhh...mmhhh”. Gw pompa shannah dengan rpm tinggi. gw mengangkat perlahan minidress shannah, seperti paham shannah membantu gw melucuti minidressnya. Setelah melewati kepala, ia melempar minidress tersebut ke sembarang arah. Terpampanglah dua buah gunung yang luar biasa besar, mungkin bisa 38D atau lebih besar lagi. Shannah membuka kait bra-nya yang berada di sisi depan (gw baru tau ada bra yang kaitnya di depan). Dan dua gunung itupun tumpah ruah ke segala arah. Puting yang berwarna coklat tua sudah tegang.


Kemudian kedua tangan gw meremas dada shannah. Ukuran telapak tangan gw bahkan ga bisa menutup seluruh dadanya. Gw benar-benar meremas dada shannah sekuat tenaga, “ahhhh...mmhhh...mpffff...”lenguhan shannah semakin menjadi-jadi. Badan gw mulai berkeringat, kami bersetubuh begitu liar kek binatang. Gw sendiri gabisa menahan lenguhan setiap wapol.jr menghentak hingga ujung dengan keras. “keluaaar...aaahhhhhh....” shannah melengking, badannya membusur, dan gw merasakan cairan hangat tetiba mengguyur wapol.jr, membuat semua menjadi semakin licin dan hangat. Gw bisa merasakan Vaginanya berdetak. Suasana liar ini membuat gw semakin horny. Goyangan gw semakin cepat. Gw kemudian menggigit puting Shannah. Tangan shannah merangkul gw dan mencakar punggung gw. “sshhh....aahhh... lagiii...” shannah seperti tak mengijinkan gw menghentikan permainan. Gw kemudian menggigit puting kanan shannah sembari tangan gw mencubit puting kiri shannah.


4 menit berlalu. Entah kenapa gw ga kehabisan energi walau gw udah mulai keringetan. Gw justru terus mempercepat goyangan gw, juga shannah ikut bergoyang. “mau keluuaar” gw melenguh sedikit dan merasakan wapol.jr dikit lagi muntah. Ketika gw ingin mencabut wapol.jr, kaki shannah justru mengikat punggung gw. “di dalem... keluarin di dalem” pinta shannah dengan mata yang sayu dan suara yang mendesah. Shannah kembali membusung, “mau keluar jugaaa”. Ga lama gw meraskan kembali semburan hangat, dan membuat wapol bener-bener mencapai batasnya. Gw teken wapol.jr sedalam-dalamnya, kaki shannah juga seperti mendorong gw makin dalam. Dan croot croot crooot crooot.... 4 semburan tumpah ke dalam vagina shannah.


Kami bertatapan, tubuh kami diam dan napas kami sudah ngosngosan kek abis lari 10km. Gw kembali melumat bibir shannah. Tangannya langsung melingkar di leher gw. kami terus berciuman dengan posisi wapol.jr masih di dalam vagina shannah. Shannah kembali bergoyang perlahan dan makin cepat. Seperti ga mau kehilagan momen, shannah langsung memutar tubuh kami, ia kembali berada di atas. Ia kembali bergoyang sejadinya.

“stop stop, anu gw ngilu” pinta gw sambil berasa kalo wapol.jr mulai menyusut dan jadi terasa ngilu. Shannah berhenti, menaikan tubuhnya hingga wapol.jr akhirnya terlepas. Ia berjongkok di samping gw, vaginanya menganga dengan cairan kental putih meleleh keluar, sperma gw bercampur dengan cairan vaginanya kah? Yasudahlah.

“mau lagi...mau lagi... kurang... gw mau lagi” Shannah masih berceloteh ga jelas sambil jemarinya menggesek-gesek vaginanya sendiri. “nanti, nunggu respawn, masih kecil anu gw” jawab gw sekenanya. Shannah seperti ga peduli, ia merebahkan kepalanya di paha gw, tangannya memegang (meremas lebih tepatnya) wapol.jr, mulai mengocok paksa. “ayo bangun ayo bangun”. Shannah memposisikan dirinya seperti posisi 69, kakinya berada di samping kepala gw. gw iseng memainkan vaginanya. “ahh yess” lenguh Shannah. ia kemudia menjilati kepala wapol.jr, ngilu banget sebenernya lagi susut dijilat begitu, tapi gw berusaha ga menolak dan berusaha fokus untuk wapol.jr kembali berdiri. Gw masukan jari tengah gw ke vaginanya, LONGGAR! Perlahan semakin cepat, Shannah yang melenguh terus menerus kemudian mengulum wapol.jr. karena ukurannya yang masih kecil, dengan mudah Shannah mencapai pangkal wapol.jr. bukan mengeluarkannya kembali, ia malah mengemut wapol.jr, menyedotnya seperti permen lolipop. Perasaan aneh, agak sakit kena giginya seperti digigit, tapi enak luarr biassa.


Satu jari mungkin ga cukup, gw memasukan juga telunjuk gw ke dalam vagina Shannah, sementara jempol gw menekan klitorisnya. “mmhhh mmpppfff” Shannah melenguh dengan mulut penuh. Gw mempercepat kocokan gw di vaginanya, Shannah menggelinjang liar sambil terus melenguh. Tangan kiri gw yag ga ngapa-ngapain akhirnya iseng meremas dadanya. Agak susah sebenernya dengan posisi gini, akhirnya gw melepas permainan gw, memegang pahanya dan mengarahkan agar Shannah ada di atas gw. sekarang posisi kami 69, gw menjilati vaginanya yang menganga tepat di atas kepala gw, masih agak bau sperma sih tp yaudalah. Kedua tangan gw meremas dada Shannah seperti memerah susu sapi. Dadanya yang oversize itu bergelantung liar dan jadi sangat besar. Pelan gw memilin kedua putingnya, shannah melenguh kencang. Ia melepas kulumannya dan mengocok kencang wapol.jr yang masih tak berdaya, tubuhnya meregang seiring gw menjilati liar vaginanya dan berusaha memasukan lidah gw ke lubang vaginanya. Tangan kanan gw berhenti meremas dan memainkan lobang vagina Shannah, sementara lidah gw menjilati klitoris dan seluruh area vaginanya.

Semenit berselang, tubuh Shannah bergidik, kemudian membusung. “ahhhhh comee...come..i cum!” teriak Shannah kemudian langsung mengulum seluruh wapol.jr. gw baru mengeluarkan jari gw dari dalam vaginanya dan cairan hangat menyembur dari vaginanya, MENYEMPROT muka gw. baru kali ini gw diludahin memek! Batin gw. cairan itu banyak dan menyemprot dari dalam. Gw langsung menjilati dan menyedot vaginanya, merasakan cairan hangat yang masih keluar dari vaginanya. “ayo berdiri!” keluh shannah sambil mengocok wapol.jr, ya setelah beberapa kali keluar hari ini, memang agak berat untuk wapol.jr melanjutkan ronde, atau paling ga, btuuh istirahat beberapa waktu.


“tok tok” tetiba pintu gw yang ga dikunci, diketuk. Dari sela-sela paha Shannah gw lihat bli berdiri di ambang pintu. PANIK! Gw dititipin cewek malah dientot. Tapi dengan santai dan wajah datar bli berjalan masuk. “hah minta dientot lagi ya mas?” tanya bli santai. “eh..umm..iya bli” jawab gw sekenanya, takut kaget khawatir bercampur.


Shannah tersadar ada orang lain yang masuk kamar, ia melepas kulumannya, dan langsung beranjak duduk di samping gw. “siapa lo?!” tanya Shannah agak galak sambil tangannya berusaha meraih seprei untuk menutup tubuhnya. “lo mau merkosa gw ya?!” tanya Shannah lagi. Pola pertanyaan yang sama. “enggak, lo udah telanjang juga ngapain diperkosa, gw dateng karena lo minta” jawab beli santai. Gw agak bingung di sini dan yang justru merasa paling malu karena wapol.jr yang masih tidur terpampang depan cowok. Gw bangkit dan menutup wapol.jr dengan tangan, entah kenapa gw males untuk bangun ngambil celanna. “lo mesen minuman kan? Yaudah gw bawain nih” jawab bli santai sambil mengangkat sebotol JW black. “iya? Gw mesen toh?” tanya Shannah sambil menyambar botol whiskey yang dibawa bli. Ia membuka dan langsung meneguknya seperti minum air putih. “pantes mabok banget ni cewek” pikir gw.


Setelah beberapa tegukan, Shannah melihat ke arah gw, dan langsung melihat tajam wapol.jr. ia kemudian menyingkap tangan gw dan kembali mengocoknya. “belom bangun juga? Lama banget, ayo ngentot...ayo entot gw” pinta Shannah. “lo diem aja, punya kontol buat dientot ga?” kata Shannah kemudian dengan mata beler ke arah bli. “Ada, buka aja” jawab bli tenang. Shannah kemudian berbalik ke bli, ia duduk di bibir kasur sambil telaten membuka sabuk, kancing, dan resleting. Shannah menurunkan celana bli dan penis terpampang menjulang keluar. ia langsung mengulumnya.


Gw masi terperangah, aneh pemandangan ini. “ahh ayoo entot gw” kata Shannah smabil melepaskan kulumannya. “ga di sini, ayo” jawab bli santai. “santai aja bli, kalo mau di sini, silahkan” tambah gw yang penasaran. “gapapa nih mas?” bli nanya meminta persetujuan. Gw hanya menjawab dengan anggukan. Bli kemudian memposisikan Shannah menungging di bibir kasur. Bli kemudian memegang penisnya, menggesek sebentar di bibir vagina Shannah, ia kemudian mencengkram bokong Shannah dan langsung menghentakkan penisnya masuk. “mmppffffhh”, mata Shannah tertutup, lidahnya seperti menikmati hidangan yang sangat lezat.


Gw yang malah ga biasa ama keadaan ini ngerasa awkward. Akhirnya gw bangkit dan berjalan ke toilet. “sering bli?” tanya gw dari dalam toilet. “sy ngentotin dia apa dianya ngentot mas?” jawab bli di tengah permainannya. “yah dua duanya lah” jawab gw. gw bisa denger shannah melenguh kencang dan suara kasur yang mengerat akibat permainan mereka. “kalo dia mah tiap malem kali mas, kadang ama temennya, kadang 3some, kadang bawa orang masuk kamar, yah hobi kali mas ngentot” jawab beli dengan suara yang sedikit mendesah. “kalo bli sendiri, udah berapa kali ngentotin dia?” tanya gw lagi sambil kencing, agak nyeri euy. “beberapa kali lah mas, di office dua kali, sekali ama temen, diajak 3some di kamarnya sekali, ama ini..ahh” jawab bli sambil mendesah.


“keluar di dalem?” tanya gw yang udah berpakaian lengkap dan keluar dari kamar mandi. Gw melihat skrg Shannah udah tidur telentang, kakinya ditaro di bahu bli. “selalu mas, kata temennya sih gapapa, dia selalu minum pil, tau dah nih kalo ampe hamil anaknya bakal kaya orang mana” jawab bli sambil bergoyang di bibir ranjang. “bli sy keluar dulu ya, pake aja kamarnya tp jangan kelamaan, takut cewek sy liat gaenak kan” gw pamit ama bli sambil make kaos kaki dan sepatu. “gapapaa ni mas? Yauda, abis satu ronde ini sy bawa dia ke kamar, kunci nanti di office aja ya mas?” jawab bli santai seperti ngobrol biasa, tangannya memeras kedua dada Shannah. “yaudah gampang lah,” jawab gw sekenanya. Kasur berbunyi makin kencang, Shannah melenguh makin lantang, bli mempercepat gerakan memompanya sementara gw berjalan keluar dari kamar.


Lumayan lama gw jalan di sekitar legian sambil nelpon Mona dan Lona, ga ada yang ngangkat. Lumayan banyak juga kan gogo bar di sini. Akhirnya gw liat pho, duduk di salah satu bar dengan pole di tengahnya. Samar-samar gw liat juga Pierre lg ngobrol sambil ngerangkul Lona. Ok i find them! Gw masuk dan langsung menyeruak di antara drunken oz yang lagi nari-nari aneh (i cant even say it dance actually). Sekilas gw kaya liat Mona lg nari dikerumuni drunken oz (lagi). “kemana aja lo?” tanya pierre sambil masih tetap merangkul Lona, sementara pho duduk di samping Lona. “ketiduran di kamar, hehe” jawab gw sekenanya sambil duduk. Pierre langsung menawari gw bir yang (katanya) belom diminum. Pierre kemudian bangkit dan pergi entah kemana. “kami nunggu lo lho pol” kata Pho tetiba. Kemudian ya gw ngobrol sekenanya karena jujur dentumannya gede banget ampe suara susah didenger. Gw duduk bersandar, tangan gw merangkul bahu Pho, setelah beberapa tegukan bir, suasana mulai cair, candaan mulai hadir lagi. Pho perlahan menyandarkan kepalanya di bahu gw.


“oke karena lo udah dateng, ayo pesta” tetiba Pierre datang, membawa satu pitcher minuman entah apa. ia kemudian duduk di samping Lona. Kursi kami semacam setengah persegi, dengan posisi Pierre, Lona, Pho, gw. gw dan pierre sendiri jadinya berhadapan. Ga lama kemudian waiter dateng, bawa satu pitcher lagi minuman yang berbeda. Setelah icip-icip kayaknya sih long island dan illusion. Pierre menuang salah satu pitcher ke dalam gelas gemuk (kayaknya bekas welcome drink or something), “lo pasti gabisa ngabisin ini sekali teguk”, tantang pierre ke Lona. Gw jg nuang minuman yang satunya ke gelas gemuk yang masih kosong. “lo mau kalah ama lokal?” tantang gw ke Pho.”kenapa ga kalian yang minum duluan kalo berani?” tantang pho balik ke gw dan Pierre. “kami laki, gausah campuran, vodka segelas pun bisa sekali teguk, iya ga?” jawab Pierre sambil liat gw, gw membalas dengan anggukan. Lona mengambil gelasnya, “gw bisa lebih cepet dari lo” tantang Lona ke Pho. Seperti tertantang, Pho juga meraih gelasnya. “oke, 3 babak, siapa lebi cepet dapet minuman spesial dari gw” tantang Pierre. Hitungan ketiga mereka mulai menenggak minuman, Lona lebih cepat menghabiskan.


“lo curang, pasti karena minumannya lebih sedikit alkohol” tangkas Pho ga terima. Ronde dua minuman dituker, dan kali ini Pho lebih cepat. “wooo tiebreak” teriak Pierre. “bikin 5 ronde, dua berikutnya minuman yang sama gimana? Biar adil” tantang gw. dan mereka bertiga mengiyakan. Ronde ketiga dengan long island, kembali pho menang. Dan ronde keempat dengan illusion, minuman yang bikin mereka kalah di dua ronde pertama. Kali ini Lona menang. “kan, bukan minuman, lo yang lambat” tangkas Lona sambil berusaha menyombong. “tiebreak, lagi!” seru Pierre. Tetiba pelayan datang membawakan sebuah botol. “my prize has come!” teriak Pierre. “okeh, penentuan, siapapun yang menang, bawa pulang botol” tambah pierre sambil menuang minuman ke gelas. “Dry gin 45%, gila juga ni bule”, pikir gw. gw ama Pierre seperti uda satu pemikiran buat bikin ni dua cewek mabok.


“katanya cowok bisa murni segelas langsung, buktiin” kata pho nantang. Pierre kemudian menyerahkan gelas yang udah dituang ke gw. kami mengangkat gelas tersebut dan cheers, lalu meminumnya. Pierre hanya mengisi seperempat gelas, tapi tanpa pemanasan tetep aja liquornya berassa banget. Kami menghabiskan minuman tersebut bersamaan. “ok giliran kalian” kata Pierre sambil menuang gin ke gelas. Kali ini Pierre menuang hingga nyaris penuh. “banyak banget, td kalian Cuma setengah” kritik Lona. “lah td kami kan buktiin, gda prizenya, kalian lomba ada hadiahnya, ya beda” jawab gw sambil cengengesan. Aba-aba Pierre mereka langsung menenggak gin tersebut. Pho nyaris tersedak yang praktis membuatnya kalah. Di atas angin, ketika selesai Lona langsung menaruh gelasnya terbalik bukti tidak ada minuman yang tersisa di gelas. “menaang!” teriak Lona. “kek yang gw bilang, this bottle is yours” jawab Pierre sambil menyerahkan botol ke Lona. Ketika Lona ingin mengambil, Pierre menarik tangannya, “peluk dulu” canda Pierre. Lona langsung memeluk pierre. Di tengah pelukannya, Pierre menengok ke gw, menyentuh bibirnya dengan jari, memberi kode minta izin mencium Lona. Gw hanya mengangguk sambil mengambil pitcher. “selamat Lona” kata pierre kemudian langsung mencium Lona. Ga ada penolakan dari lona, yang kemudian mereka berciuman sambil tetap berpelukan. Sementara gw bengong liat mereka sambil menyeruput minuman. “kering banget, mulut gw kering, minta minumnyaa” kata pho tetiba menarik pitcher yang gw pegang. Pitchernya gagal ditarik dan malah gw taro ke meja. “kering? Sini gw basahin” jawab gw sambil tangan gw merangkul pinggang pho dan menariknya. Bibir kami bertautan. Pho langsung melumat bibir gw, lidahnya langsung menari liar di dalam mulut gw.


Agak lama kami berciuman, gw mencuri pandang ke Pierre, yang ternyata Lona udah duduk di pangkuan Pierre, saling berhadapan tapi kepalanya menengadah. Berarti mereka ga lagi ciuman. Hmm pierre lg maenin dada Lona kayaknya. Ga mau kalah, gw melepas ciuman kami, mata pho udah sayu-sayu-sange. Gw langsung mengarahkan kepala ke lehernya, dan mulai menjilati dari telinga turun ke lehernya. Seperti membantu, Pho menarik rambutnya agar gw lebih gampang. Dengan tetiba tangan kiri gw langsung mencubit area puting Pho. Dapet serangan ga terduga, pho melenguh dan langsung memeluk gw erat. Pelukan ini mengunci tangan gw di dadanya, akhirnya gw remas-remas lah dada pho yang membuat dia menggelinjang dan melenguh tepat di kuping gw.


“ayo pulang” seru Pierre tetiba dalam bahasa perancis. Ya beberapa kali Pierre ngomong make bahasa perancis ke gw biar gadis ini ga ngerti apa yang kami bicarakan. Ada untungnya juga abis SMA belajar perancis masih lanjut les les terus, wkwkwkwk. Gw hanya mengangguk tp tetep meremas dada Pho. Tangan gw kemudian bergerilya turun masuk ke dalam bajunya, bra pho ini bawahnya ga ada kawatnya, asik sih jadi gampang. Langsung tangan gw masuk ke balik branya dan memilin putingnya. Pho mendesah di kuping gw, ngebuat suasana makin hot. Sekilas gw liat bouncer udah mandang-mandang ke meja kami, agak gaenak jg jadinya, akhirnya gw menghentikan permainan. “kepala gw pusing, musiknya terlalu bising, ayo pulang” teriak Pierre mengajak cewek-cewek pulang. Gw bangkit nyari Mona (hampir gw lupa kalo Mona ikut juga). As expected, nyari Mona itu gampang, gw cari kerumunan drunken oz dan menemukan Mona dan seorang gadis lain, dikelilingi drunken oz.

Seorang pria memeluknya dari belakang dengan posisi kedua tangannya ada di dada mona, sementara bokong mona bergoyang menggesek-gesek celana pria tersebut. Mata mona udah sayu, mungkin dicekoki minum terus ama drunken oz, karena beberapa orang di sana bawa pitcher dan botol bir. Agak kepikiran juga Lona harus jagain orang yang gamau jaga badannya sendiri. Gw menyeruak masuk dan menarik Mona. “my daarl... kenaliin temen aku” kata mona dengan nada yang uda ga jelas. Laki yang lagi meluk mona sempet marah, “this is my girl, stay away!” (ini gaenak kalo ditranslate ke indo). Laki itu sempet marah-marah karena sepertinya dia yang paling mabok. Tapi satu cewek lain di kerumunan itu langsung memeluk dan mencium untuk menenangkan, entah gw ga denger jelas mereka ngomong apa.


Susah payah kami membopong cewek-cewek mabok yang jalan aja udah ga lurus. Dengan posisi Pho, pierre, mona, gw, lona. Gw dan pierre memapah Mona yang maboknya paling parah. Sampe hostel gw liat bli yang tadi uda berdiri di balik meja depan. “udah bli?” tanya gw becanda. “udah mas, udah rapi, ini kunci kamarnya” kata bli senyum-senyum sambil ngasih kunci kamar gw. kami memapah Mona untuk langsung tidur di kamar, Mona masih berceloteh ga jelas sebenernya. Lona juga malah tiduran di kasur satunya. Gw langsung membangunkan Lona, “kata siapa selesai?hadiah lo ntar basi kalo didiemin” kata gw sambil menarik tangan Lona agar bangun. Sempoyongan Lona berjalan keluar, menuju kamar Pierre dan Pho.



*sedikit clue untuk page 3 nanti
sisi liar lona belum semua terbuka. ada bagian-bagian baru yang terekspose dari kehidupan birahinya yang mungkin Mona, teman seperjuangannya sendiri tak mengetahuinya.
coming up next...
Part.6 Swing it up
 
Mohon maaf karena part5 baru diaplot... jd berantakan, nanti pol usaha bkin indeks di page depan... biar teratur

Part.8 akan diaplot tahun depan... sekitar tanggal 2, kali aja ada inspirasi (pengalaman) baru pas taun baruan buat ide cerita lain...

Selamat menikmati dan menunggu part.8 Sunset di tanah birahi
 
Asiiiiikkkk....
Numpang pasang tenda master..
Charter sampe tamat yaaa....
 
Akhirnya diboyong kesini juga part 5 nya
#teteppenasarankankahmonalepassegelakhirnya
 
Mohon maaf karena part5 baru diaplot... jd berantakan, nanti pol usaha bkin indeks di page depan... biar teratur

Part.8 akan diaplot tahun depan... sekitar tanggal 2, kali aja ada inspirasi (pengalaman) baru pas taun baruan buat ide cerita lain...

Selamat menikmati dan menunggu part.8 Sunset di tanah birahi
Berarti hari ini ada update ya hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd