Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Beauty And Her Beast Lover

BEAUTY AND HER BEAST
PART 8



Susan mematutkan dirinya di cermin kamarnya, dia lumayan terkejut dengan penampilannya di kaca, lingerie hitam dengan panjang sedikit dibawah bongkahan pantatnya membuat dirinya terlihat menggiurkan.

“uhh, seksi banget.” Susan meremas remas payudaranya yang menyembul keluar, kulit putih mulusnya terlihat kontras dengan warna lingerie yang dikenakannya, penampilannya yang seksi dan menggiurkan bukanlah untuk suaminya, tapi Susan menggunakannya untuk tampil di depan Obbi kekasih perkasanya.


Padahal obbi sendiri tak akan tahu perbedaan penampilan Susan itu, tapi Susan tak peduli, baginya Obbi adalah kekasihnya, dia pemilik dirinya saat ini, dan apalagi malam ini kebersamaan mereka akan segera berakhir.

Besok Suami Susan kembali dari perjalanan dinasnya, di lain pihak pasangan Robin selaku pemilik Obbi juga akan pulang besok.

Di kamar mandi Susan sedikit galau memikirkan semua itu, dia tak ingin berpisah dengan kekasih perkasanya itu, dan juga 3 mahluk lucu dan mungil yang telah menerima air susunya. Air mata Susan menetes memikirkan itu, bagai seorang ibu yang hendak dipisahkan dari anak-anaknya.

Namun Susan juga harus berpikir realistis, dia belum sanggup untuk terbuka dengan hubungan tak lazim ini, namun semuanya terasa begitu nyata dan terasa begitu benar, “ohhh aku harus gimana??” Susan berjongkok melipat lututnya.

Dilema ini begitu membingungkannya, ditatapnya wajah cantiknya lekat-lekat di cermin, hingga akhirnya seulas senyum yang agak dipaksakan terlukis di paras ayunya.

“Besok atau nanti biarlah urusannya belakangan, malam ini aku akan menikmati semuanya bersama kekasihku, ahhhhh....” Susan meraba vaginanya yang tiba-tiba basah.

Sapuan basah hangat terasa di betisnya, Susan menoleh, “ya ampunn..papah kapan dateng.” Susan berjongkok memeluk leher Obbi.

“Pantesan memek mamah tiba-tiba basah, ternyata ada papah ya.” Susan melingkarkan lengannya di leher Obbi, lidah Obbi menyapu wajah cantiknya, Susanpun mengeluarkan lidahnya untuk di sentuhkan pada lidah kekasihnya.

“papah pengen setubuhi mamah ya..ntar ya sayang, mamah juga pengen banget..eh ya pah bagus gak pakaian mamah, seksi gak?” Susan membungkukan pantatnya ke wajah Obbi.

Obbi mengonggong pelan, lidahnya menjulur dan menjilati bongkahan pantat putih mulus Susan.

“ohhh pahhhh...” Susan mengerang manja, Susan tambah membungkukkan pantatnya hingga kini lidah basah panjang itu membasuh lebih luas lagi bongkahan pantat montok Susan.

Tiba-tiba 3 ekor anak anjing berlarian melompat ke arah Susan, Obbi kembali mengonggong, sepertinya Obbi kesal karena kegiatannya terganggu oleh anak-anaknya, Susan hanya tersenyum, dan kemudian terkikik geli melihat kelucuan Anak-anak anjing tersebut.

“Aduh kalian pada lapar dan haus ya, mau nete ke mamah ya hihihi, sabar ya, mamah buka ini dulu, soalnya baju ini untuk papah kalian hihihi…” ucap Susan sambil berjalan ke arah tempat tidur, Obbi mendengus-dengus menyingkir dan bersandar di dinding kamar, Obbi kemudian duduk sambil memeperhatikan anak-anaknya.

“Sabar ya sayang, mamah netein anak-anak dulu ya…abis itu papah yang nete hihihi..” Ucap Susan mengerling ke arah Obbi, dan Obbi menyahutnya dengan sebuah gongongan seolah memberikan restu.

Susan kemudian membuka lingerie yang dipakainya, lalu melipatnya dengan hati-hati agar tidak kusut, diletaakkannya lingerie itu di meja dekat ranjang, Susan kini bertelanjang dada hanya mengenakan celana dalam gstring melekat kedalam lubang pantatnya.


Susan kemudian berbaring di ranjang, dia kemudian merubah posisinya menjadi menungging, anak-anak anjing itu melompat ke atas kasur, mereka segera menyerbu putting susu yang bergantung, Susan sendiri heran kenapa sejak dirinya memberikan putingnya untuk dikenyot anak-anak Obbi, putingnya kini menjadi panjang bagai putting wanita yang tengah memiliki bayi, namun Susan sama sekali tak peduli dengan keadaan itu.

Susan bertumpu dengan kedua tangannya, Anak-anak anjing itu bergantian menyusu menyedot putting Susan, setelah beberapa hari mereka menetek di Susan, mereka telah terbiasa mengatur giliran, mereka tak berebutan seperti awal-awal, mereka sudah bisa mengatur, yang belum kebagian menunggu dengan sabar, hingga akhirnya ketiga anak anjing itu mendapat giliran semua.


Sebenarnya Susan merasa pegal tangannya setiap mereka menetek, namun Susan tak ingin merasakan kepegalannya itu, baginya ini adalah kewajibannya untuk meneteki mereka, Susan telah menganggap dirinya adalah Ibunda anak-anak anjing tersebut.

Anak-anak anjing itu melompat turun dan seperti biasa mereka masuk ke keranjang mereka, kebiasaan mereka setiap selesai menyusu, mereka selalu ngantuk, Susan pun berbaring dengan punggungnya, dipilinnya putting susunya, cairan berwarna putih mengalir keluar dari putiting yang sedikit gelap tersebut.

Susan kemudian bangkit dari ranjang, matanya melirik ke Obbi yang memandangnya tajam, Susan tersenyum manis pada kekasihnya itu, di gapainya Lingerie yang dia lipat tadi, dikenakann kembali lingerie itu, Anak-anak Obbi sudah lelap tertidur.

Susan merapihkan rambutnya sambil duduk ditepi ranjang, diperhatikannya Obbi yang manatapnya tajam, dengusan napas Obbi terdengar mulai memburu, Susan tahu, pejantannya itu mulai horni, Susan tersenyum pada kekasihnya itu.

“Papah udah gak tahan ya, pengen nyetubuhin mamah ya, duh mamah pingin banget loh hamil dari benih papah, sssssssssssss mikirinnya memek mamah jadi basah dan berdenyut pah..” Ujar Susan.

Susan kemudian berbaring di ranjang, sebelah kakinya dia angkat, paha putih mulus itu tersingkap menggoda, Obbi melompat ke atas ranjang, Susan hanya menggigit bibirnya menatap pejantannya, memeknya terasa berdenyut setiap Obbi berada didekatnya.

Obbi menghampiri wajah Susan, di jilatinya wajah mulus Susan, Lidah Obbi yang panjang kini masuk ke mulut mungil Susan, mulut itu mengangga menyambut lidah Obbi, Susan membiarkan liur Obbi masuk deras bercampur dengan liurnya, Susan pun tak sungkan untuk menelan semua liur Obbi yang penuh dimulutnya.

Jilatan Obbi turun ke payudara Susan yang menyembul dari Lingeriemya, setiap sentuhan lidah Obbi yang basah membuat pori-pori Susan meremang tegang, “papah mau nenen?” Tanya Susan yang membuka ikatan dada lingerienya.

Seketika buah dada Susan terpampang Indah, putting susu yang merah agak hitam terlihat semakin panjang meruncing, “ohhh.” Susan tersentak saat putingbnya terasa dihisap dalam oleh Obbi, Susan merasa surprise ternyata Obbi bisa juga menghisap puttingnya.

Rasa yang diraakan Susan berbeda saat Anak-anak Obbi menetek padanya, Hisapan Obbi membuat cairan lendir memeknya semakin deras keluar, hisapan Obbi begitu dahsyat terasa oleh Susan, bahkan Hermawan suami sahnya belum pernah melakukan hal itu padanya.

Obbi menjilati bergantian kedua bongkahan payudara montok Susan, tangan Susan terangkat di tas kepala, Susan terlihat begitu enjoy dan menikmati setiap perlakuan Obbi padanya, Kekasihnya itu seoalah tahu dimana titik sensitif tubuhnya, sesuatu yang tak pernah dilakukan oleh Mas Hermawan suaminya.

Kini lidah Obbi terus menyusuri paha mulus Susan, Obbi bagaikan pejanytan yang hebat, dia seolah ingin memberikan kenyamanan dan kenikmatan foreplay bagi kekasih jelitanya ini, setiap jengkal kulit putih mulus Susan telah basah oleh jejajk liur Obbi.

Obbi mendengus-dengus didepan memek Susan yang masih tertutup Gstringnya, aroma memek Susan tercium sebagai perangsang Obbi, “Papah mau jilatin memek mamah ya..” Ujar Susan sambil menyingkapkan celana dalamnya, agak kesulitan Susan di posisinya saat ini untuk membuka cdnya.

“sebentar pah.” Susan duduk dengan cepat dan membuka celana dalamnya, setelah terbuka dilemparkannya celana dalam itu ke lantai, Susan kembali berbaring, di bukanya lebar-lebar sepasang kakinya, memek merah dan tembem itu terbuka dan terlihat basah.

Susan dengan jemarinya yang lentik mengelus belahan memeknya, äyo pah, jilatinnnn.” Ujar Susan dengan suara Parau.

Dan ajaibnya Obbi seolah mengerti apa yang diinginkan si jelita ini, Obbi meneggelamkan moncongnya ke selangkangan kekasih cantiknya itu Susan mndesis dan sesekali menggigit bibirnya, kumis obbi yang kaku terasa menusuk kulit sekitar memeknya, namun rasa perih itu tak sebanding dengan dahsyatnya rasa yang dirasakan oleh Susan saat lidah panas itu mengorek lembut vaginanya.

Susan merasa kenikmatan yang diberikan lidah Obbi dua kali lipat dibandingkan tangannya sendiri, setiap lumatan dan goyangan Lidah Obbi di memeknya membuat Susan berasa terbang ke surga.

Suara desahan dan erangan semakin gencar keluar dari bibir Indah Susan, andai tidak takut kedengaran tetangga, ingin rasanya Susan menjerit-jerit melepaskan semua rasa nikmat yang membelenggunya saat ini.

Hp yang berada didekat Susan tiba-tiba berbunyi megejutkan baik Susan dan juga Obbi, seketika Obbi menatap Suara Hp tersebut, Susan menggapai hpnya, dilihatnya nama Bu Robin yang memanggil.

Susan memberikan kode pada Obbi untuk sejenak menghentikan kegiatannya, dan anehnya Obbi sepertinya tahu yang menelpon adalah Bu Robin, Obbi kembali menyeruaakkan kepalanya ke selangkangan indah Susan.

Susan berupaya mengentikan Obbi, namun suara ditelpon membuatnya mengurungkan niatnya, “Ya bu robin eghhh oghhhh.., saya sehat bu aghhhhhh sssssssss, hmmmmmm agak sakit perut aghhhhhh.., bu ntar saya telpon lagi yagghhhhhhhhhh..hghmmmmmmmmm, ya bu makasih ya…” Susan mendelik pada Obbi, namun sesaat kemudian tersenyum pada pejantannya itu.


Obbi terus menjilati memek Susan dengan gerakan barbar, Obbi seolah menyukai lendir yang keluar dari memek kekasihnya ini, memek Susan telah banjir oleh lendir dan liur obbi. Susan hanya bisa merintih dan mengerang menikmati setiap kenikmatan yang menyentak syahwatnya, Hp yang dipegang Susan kembali bergetar, dengan malas Susan sambil mendesis melihat nama yang memanggil “Mas hermawan???”

Obbi sepertinya tak peduli lagi, dia terus menjilati memek Susan, “Aduhhh, ohh Hallo mas, agghhhhh sssss.”

“loh kamu kenapa Sayang..” tanya Hermawan, “kamu sakit?” Lanjutnya.

“Eghhh..aghh aku sssssaaaaaaaakt aaahh perut mas, ntar aku aahhh telpon lagiii ya..” Tanpa menunggu respon suaminya, Susan menutup telpon.

“Loh Aneh malah ditutup, Emangnya dia lagi ngapain ya, apa dia lagi boker kali…ada-ada aja si Susan.” Ujar hermawan sambil meletakkan kembali Hpnya ke dalam saku celana.

“kamu nakal ya pah..awas ya gantian mamah yang bikin papah kerepotan..” Susan bangun mendekati Obbi, di jangkaunya penis Obbi yang mengacung keras, Susan menelan Ludah melihat penis besar Obbi yang terlihat gagah, “duhh kontol papah napsuin banget sssssssssssss.”

----------------------------

Bersambung
 
Untuk Premium besok malam lanjutan petualangan Susan dan Obbi part 11
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd