Cangkruk/bercengkrama adalah budaya bangsa. Sebuah bentuk kearifan sosial dimana antar tetangga saling bertemu dan bercerita. Berbeda dengan di kota, budaya cangkruk di pos ronda adalah kegiatan yang mengasyikkan.
Malam telah larut dan desa telah sepi. Di suatu pendopo atau lebih tepatnya siskamling terdengar suara orang tertawa. Pendopo tersebut sederhana terdiri dari 4 buah bambu sebagai tiang dan terdiri atas atap yang terbuat dari daun pohon kelapa. Pos kamling tersebut sudah lama tidak digunakan karena pihak desa sudah diberikan bantuan dari pemerintah setempat.
Di tempat tersebut, mbah saad selalu bercengkrama bersama kawan dekatnya yaitu kirno, parjo dan pak kades. Baru diketahui juga bahwa mbah saad dan teman-temannya memiliki kebiasaan buruk yaitu minum-minuman keras khas desa dan juga berjudi
"Bangsaat aku kalah lagi" cetus pak kades
"Hahaha kamu masih enom/muda den, jadi terbiasalah kalah" ejek mbah saad
"Mbah saad ini pinter yaa udah pandai jaga wibawa, pinter main lagi" kata parjo
Di tengah canda tawa mereka. Kirno sedang termenung melihat hp nya. Sesekali terlihat dalam celana kumuhnya tangannya bergerak bergerak. Tidak salah lagi, kirno sedang coli. Parjo yang sedang iseng langsung menepuk kontol kirno dengan keras sampai kirno kesakitan.
"Aduhhh lontee apa apaan sih jo"
"Lah kamu sih kita asik asik ngumpul, kamu malah coli. Mangkanya punya istrii" kata parjo
"Asuu bawel tenan, ini loh aku nemu fotonya friska seksi banget"
Hahahahhahh seketika gerombolan tersebut tertawa keras. Ya memang paling enak kalau lagi mabuk air beras kencur adalah ngomongin soal cewek seksi. Semenjak friska datang, ia seketika menjadi primadona baru di kampung tersebut banyak pemuda dan orang tua ingin sekedar dekat atau mengobrol namun friska selalu menolak karena sibuk syuting. Ketiga orang tersebut akan sangat terkejut dengan apa yang dikatakan mbah saad selanjutnya.
"Halah baru lihat foto bangga, aku loh pernah ngenthu"
Ketiga orang tersebut terperanjat. Kok bisa mbah bejat ini begitu beruntung meniduri sang bidadari.
"Walahh mbah, kok bisa gimana enak?? Apa dia sudah gak perawan? Apa dia sudah punya pacar atau suami" kata pak kades antusias
"Mbahh edann, yo bagi bagi lah mbah masak punya gundik semok gak dibagi" kata parjo.
"Pelet-e mbah saad manjur tenan kok, piye seh mbah aku loh melet surti gak bisa bisa" balas kirno
Mbah saad dengan sikap pamer mengambil sesuatu dari tasnya. Benda tersebut ternyata adalah cincin berwarna kuning.
"Mangkanya kalian punya ini, wehehe. Gundik model apapun pasti akan takluk" balas mbah saad
"Wis kalau mau dibagi-bagi urusan gampang, cuman pak kades berarti utangku lunas yaa"
"Weleh bisa bisae mbah iki, yowes lunas nanti tak tambahi hasil sawahku"
"O iyo satu maneh, dulurmu yang cantik yang dari jakarta itu siapa parjo. Yang berhasil kamu tiduri itu loh,pokoknya oper ke mbah juga ya"
"Ooo BELLA ALMIRA mbah. Oke siapp"
Setelah kesepakatan telah dibuat. Mbah saad kembali ke rumah singgah para artis dan presenter. Nasib buruk akan segera menimpa friska menjelang hari terakhirnya. Sebentar lagi dia akan menjadi santapan segar bagi mbah saad dan kawan-kawannya. Orang-orang jelek dengan moral bejat.
Bersambung