Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Berbagi Istri Saya Citra - Threesome Pertama Kami (Bag. 1)

Mohon maaf sebesar-besarnya baru posting kembali... Ya sempat kena Covid, terus recovery, terus berpikir untuk berhenti, tapi setelah dipikir-pikir... you only live once right? Enjoy...

--------

Selama beberapa pekan ke depan ide gila kami threesome masih segar dalam pikiran saya. Citra di sisi lain tampaknya agak malu dengan kesediannya untuk berbagi dirinya dengan laki=laki lain. Ketika ditanya, dia hanya bilang bahwa dia sedang mabuk saat itu jadi tidak tahu apa yang dia pikirkan. Namun, ide 3S terus saya bisikan setiap kali bercinta dengannya. Akhirnya, Citra menyerah dan, dengan sedikit malu-malu, setuju untuk mewujudkan fantasi liar itu.

Dia mengatakan kepada saya bahwa dia mencintai saya dan hanya saya. Namun, dia bertanya bagaimana perasaan saya jika saya melihatnya dengan laki-laki lain. Apakah saya akan panik tentang hal itu?

Sejujurnya saya tidak bisa menjawab itu sekarang. Di awal hubungan kami, saya memang terkenal cemburu, bahkan kami sering bertengkar karena hal itu. Tapi entah dorongan apa yang sekarang terjadi dalam diri saya sehingga saya ingin sekali melihatnya bersama laki-laki lain. Mungkin ini semata-mata untuk memuaskan fantasi liar saya, atau mungkin saya ingin Citra benar-benar menikmati dirinya tanpa harus merasa malu atau bersalah. Entahlah…

Saya mengatakan kepadanya selama saya merasa nyaman dengan kandidat yang akan dia pilih, saya akan baik-baik saja. Tapi, saya tidak ingin dia bersama laki-laki sembarangan, yang hanya ingin memperlakukannya seperti seorang budak seks untuk memenuhi nafsu bejatnya, apalagi bermain kasar tanpa persetujuan kami, khususnya Citra.

Citra juga memiliki syaratnya terkait kandidat laki-laki idamannya. Dia ingin benar-benar suka sama laki-laki yang akan menemaninya di ranjang sehingga dia tidak mau terburu-buru. Berbekal persetujuannya saya kemudian melakukan perburuan kandidat idamannya di dunia maya. Karena saya sendiri belum punya pengalaman hal-hal ini, saya mulai dengan browsing di salah satu medsos yang berlogo burung kecil biru. Namun, temuan awal saya tidak memuaskan karena sebagian besar akun yang ada kalau tidak scam, hanya menawarkan jasa pijat sensual alias berbayar. Ini bertolak belakang dengan keinginan Citra yang menginginkan hubungannya bertumbuh secara natural.

Hasil penelusuran saya di dunia maya akhirnya membuahkan hasil.

Saya nyasar ke salah satu forum online swinger terbesar di Asia Tenggara. Dengan sedikit keraguan, saya mendaftarkan diri ke forum tersebut. Salah satu langkah terberat adalah memilih foto yang akan dipakai. Awalnya terpikir hanya untuk menampilkan foto bagian tubuh Citra, namun akhirnya saya beranikan diri untuk posting foto profil kami berdua dengan wajah disamarkan tentunya.

Berbekal foto tersebut dan sedikit teks untuk memperkenalkan diri kami berdua kepada warga forum tersebut, saya akhirnya menekan ikon ‘Publish’. Awalnya sedikit cemas kalau foto kami mungkin dapat dikenal oleh teman-teman dekat kami yang mungkin juga ada di forum tersebut, tapi kecemasan itu cepat menghilang dengan munculnya respon dari warga forum yang mengajak berkenalan.

Kelebihan dari forum yang baru saja kami bergabung adalah fiturnya untuk hanya menampilkan anggota berbayar, sama seperti kami. Dengan cara tersebut, setidaknya kemungkinan dapat kandidat yang benar-benar nyata menjadi lebih besar.

Setelah beberapa hari, saya menerima pesan dari Bob.

Bob adalah seorang expat dari Negeri Kanguru yang pertama kali tiba di Indonesia pada akhir tahun 2019. Karena Pandemi, dia menghabiskan waktunya WFH dan kursus online bahasa Indonesia. Kami bertukaran nomor WhatsApp lalu memulai chatting. Sebagai anggota lama dari forum tersebut Bob membagikan pengalaman dengan beberapa anggota forum yang menurut dia dapat dipercaya.

Karena kesibukan, saya hanya berkomunikasi via WhatsApp dengan Bob, setidaknya dua atau tiga kali seminggu. Saya menunjukkan foto profilnya kepada Citra yang langsung bilang kalau Bob mirip "penjahat kelamin". Entah dari mana Citra menyimpulkan itu, tapi dia minta saya untuk screenshot dan share fotonya.

Beberapa hari setelah itu, saat saya menanyakan Citra apakah dia ingin video call dengan Bob. Citra malu-malu tapi kemudian mengiyakan. Saya kemudian mengatur waktu zoom bersama Bob yang lebih nyaman berbicara di hari Jumat setelah berakhirnya waktu kerja.

Setelah menunggu beberapa hari, tibalah hari Jumat. Saya menjemput Citra di kantornya dan dalam perjalanan ke rumah dia menanyakan apakah video call dengan Bob jadi. Sambil menciumnya dan kemudian menjawab iya. Kami bergegas pulang dan merapihkan diri. Saya langsung cari lokasi yang ideal untuk zoom meeting kami bersama Bob. Tidak lama kemudian, Citra turun dari lantai dua dengan mengenakan sac dress hitam dengan potongan V rendah di bagian dada.

Saya dan Citra sudah standby di depan laptop yang sengaja kami taruh di meja makan dengan latar belakang lukisan pernikahan kami berdua. Tepat jam 8 malam, Bob masuk ke ruangan meeting virtual. Dia memulai percakapan dengan bahasa Indonesia yang nyaris sempurna dengan logat Australia medoknya.

“Selamat malam Mike, apa kabar? Halo Citra, akhirnya bertemu ya. Kamu terlihat cantik sekali” Bob memulai percakapan.

Saya melihat wajah Citra yang perlahan-lahan berubah merah karena sedang berbicara bersama laki-laki lain yang kemungkinan besar akan menidurinya, dan itu ia lakukan di depan suaminya.

Percakapan berlangsung santai. Citra yang awalnya terlihat canggung dan sedikit gugup mulai terlihat lepas, apalagi ketika Bob menceritakan kalau dia bekerja di sektor perbankan, sama dengan Citra. Bob juga memiliki hobby outdoor dan gemar travelling ke negara-negara eksotis yang hampir semuanya negara-negara yang ingin kami kunjungi juga.

Ketika melihat Citra dengan santainya mengambil alih pembicaraan, saya ijin ke dapur untuk mengambil snack dan minuman spesial untuk menghidupkan suasana malam ini. Saya sengaja berlama-lama sedikit di dapur sambil mendengar suara Citra tertawa lucu mendengar cerita-cerita Bob. Saya kemudian kembali dengan membawa snack keju ringan dengan sebotol anggur merah yang saya beli siang tadi di toko kebanggaan kita semua yang terletak di Jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Saya bergabung kembali masuk dalam percakapan mereka. Berbeda dari semula, Citra sama sekali tidak merasa canggung dengan kehadiran saya. Akibat minuman dia juga terlihat sedikit tipsy dan gerah.

Saya kemudian mengirimkan pesan WhatsApp ke Bob.

“Bob, istriku sepertinya suka sama kamu”, tulis saya.

“Saya juga suka sama dia, orangnya unik. Kamu yakin mau dilanjutkan?”, tanya Bob dalam balasannya.

“Yakin!”, balas saya.

Bob dan Citra terus berbicara, meskipun sesekali Bob terlihat sedang membalas pesan, yang pastinya dari saya. Citra juga nampaknya serius dengan percakapannya atau mungkin pengaruh alkohol sehingga tidak sadar kalau saya sedang chatting dengan Bob.

Melihat pembicaraan yang semakin lepas antara Bob dan Citra, saya kemudian menaruh tangan saya di pahanya Citra. Perlahan-lahan saya angkat sac dress hitamnya dan saya terkejut ternyata dia tidak memakai celana dalam. Saya kemudian membuka selangkangannya. Dia sempat kaget namun tetap bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Tangan saya perlahan-lahan memijat vaginanya yang sudah basah.

Saya kemudian mengirimkan pesan ke Bob.

“You know what, ini memeknya Citra dah basah kuyup, padahal belum diapa-apain”

“Seriously, seandainya bisa aku jilat” balasnya.

“Jangan khawatir kawan, saya wakilkan, keep talking” saya membalas pesannya sambil pindah posisi seolah-olah ingin mengambil barang yang terjatuh di bawah meja.

Tanpa memberikan aba-aba, saya lalu membuka selangkangan Citra dan mendekatkan wajah saya ke vaginanya. Dia mulai melihat saya namun masih terus berupaya bersikap normal dengan terus berbicara kepada Bob. Saya mulai menjilati vaginanya yang basah, sesekali memainkan klitorisnya dengan vaginanya.

Pembicaraannya dengan Bob semakin terdengar kacau. Bob tentunya sudah tahu apa yang sedang saya lakukan tapi dia tetap tenang seolah-olah tidak ada apa-apa. Mendekati klimaksnya, dia menutupi kamera video tapi suaranya yang mengerang keenakan terdengar jelas.

Saya lalu kembali bergabung dalam percakapan. Citra yang merah mukanya entah karena malu karena klimaksnya atau anggur atau keduanya ijin pamit dulu karena sudah merasa lelah. Saat berdiri, terlihat jelas bagian depan sac dress-nya basah karena cairan vaginanya. Dia kemudian naik ke lantai dua.

“So, what do you think about her?” saya bertanya ke Bob.

“Kamu serius tadi jilat pussynya ? Kalem banget mukanya, tapi lama-lama merah seperti sedang tahan napas. “ tanya Bob.

“I really want to fuck her, of course if that’s alright with you?” Jawab Bob.

Saya kemudian menjelaskan semuanya tergantung Citra dan saya meminta Bob untuk jangan terburu-buru. Bob setuju untuk santai melakukan pendekatannya dan kami mengatur waktu untuk bisa bertemu secara langsung. Akhirnya kami berpamitan dan saya matikan laptop dan juga menuju ke kamar tidur di lantai dua.

Saat masuk kamar, saya terkejut melihat Citra di ranjang dengan dildo putih besar di dalam vaginanya. Di sedang memainkan vaginanya dengan perlahan memasukkan dan mengeluarkan dildo tersebut. Tanpa menghiraukan saya, dia terus memainkan vaginanya. Saya pelan-pelan naik ke ranjang dan mulai memainkan dildo di vaginanya sambil mencubit putingnya.

“Bagaimana sayang?” tanya saya kepada Citra.

“Enak sayang… terus, enak banget,” jawabnya sambil menikmati

Dia kemudian mengambil hapenya yang ada disampingnya dan mengamati layarnya sambil menikmati penetrasi dildo pada Vaginanya.

Ternyata gambar screenshot Bob. Istri saya Citra merangsang dirinya dengan foto laki-laki lain di kamar tidur kami dan saya berada di sampingnya.

“Jadi, kapan mau dientotin Bob?” tanya saya

“sekarang… masukin kontolmu… memekku butuh dientot sayang” jawabnya.

“Dientotin siapa?” tanyaku sambil mempercepat penetrasi dildo dalam vaginanya

“Bob… fuck me please..” jawabnya dengan nada tak beraturan lagi.

Saya langsung mencabut dildonya dan memasukkan penis saya yang sudah tegang ke dalam vaginanya.

“Here is Bob… enjoy Sayang” jawab.

Kami tidak bermain lama karena kecapekan tapi cukup lama untuk bisa membuatnya keluar beberapa kali lagi.

Keesokan paginya, berhubung hari Sabtu kami bermalas-malasan untuk bangun dari tempat tidur. Sambil memeluk dirinya, saya membisikkan ke telinganya kalau semalam dia benar-benar lepas dan menikmati dirinya.

Citra membalikkan badannya sambil menatap saya dan bilang kalau dia takut saya marah sama dia. Saya kemudian menciumnya dan bilang kalau saya hanya ingin dia menikmati hidupnya dan meminta padanya untuk tidak cemas.

“Jadi, kapan mau ketemu Bob?” tanya saya sambil membelai rambut hitamnya yang mulai panjang.

“Aku manut saja, kapan baiknya, tapi kamu harus janji kalau ini tidak akan mempengaruhi hubungan kita… aku tetap istrimu dan kamu tetap suamiku” jawabnya sambil menagih janji saya.

“I promise Sayang, this is just sex. I love you” jawab saya.

Saat sore hari tiba, saya mengirimkan pesan singkat ke Bob.

“Mate, she’s ready, when can we meet?”
 
Terakhir diubah:
Nice........ Here we goooo......
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd