bos gua cewek, sendirian. gua diminta anter biasa urusan kantor dia. kadang temu klien dah biasa. tapi ni kok gua pensaran aja, biasnaya hanya makan siang atau ngoi gua diminta nungguin di skitar lokasi. Tapi ni saat TS dia minta gua pergi n kmbali sore hari, karna pensaran gua akhirnya meneylinap di vila itu dri jalur blakang
ini gan, maaf jika bikin narasinya kurang baek
Kejadian ini terjadi beberapa bulan lalu.
Sebagai driver pribadi gua paham bener aktivitas bos. Itu berdasarkan tugas mengantar ke mana dia urusan bisnis. Selain urusan kerjaan gua juga kadang antar urusan liburan, sebuah vila di Kawasan pinggiran kota menjadi tempat ia bersantai, kadang menerima keluarga dan tamu. Termasuk tamu istimewa, vila itu saksi bisu betapa bos gua, sebut aja bu Elis bukan hanya seorang wanita karir tapi juga liar urusan selangkangan.
Singkat cerita beberapa waktu lalu hari kerja super sibuk. Ngomel dan beragam dia lontarkan dan hal biasa, gua hanya imbangin bicara seadanya. kebiasaan itu gua sedikit paham pola kerja dan kesibukan dia.
“Iya pak, lokasi yang ku share bentar lagi aku sampai. Ini sudah meluncur,” ujar bu Elis siang itu dalam pembicraan lewat telepon genggamnya.
Dia pun meminta aku meluncur ke vila miliknya. Kayaknya ia ingin membicarakan lobi bisnis dengan santai. Aku tahu vila itu tempat istimewa dia dari kesibukan kerja, sekaligus meluapkan secara privat. Itu gua tahu saat iseng ngintip dia di akhir pekan, lewat sebuah pohon suatu malam aku sering saksikan kehidupan lain di luar aktivitasya sebagai wanita karir.
Pernah dia masturbasi saat mandi, atau cal vid sex dengan orang lain. Termasuk ia menikmati brondong yang ia pesan hingga semalam suntuk. Semua gua saksikan tanpa sepengathuan dia, Namanya ngintip…hiburan lain di luar pekerjaanku sebagai pengantar pridadi bos. Itu yang membuat gua bisa bertahan lama bekerja menjadi anak buahnya.
**
Nah siang itu aku sampai gerbang vila, mbok Ijah membukakan gerbang. ia adalah warga kampung sekitaran villa yang selama ini menjaga dan memasak di rumah peristirahatan bos gua. Mobil pun meluncur di halaman hijau dengan rumput tertata indah.
“Hari ini kamu bebas, silahkan pergi main ke wisata atau cari hiburan jangan jauh-jauh ya. Aku mau istirahat nanti ku bubungi agak sore,” ujar bos gua.
Maklum di area vila merupakan kampung wisata dengan beragam lokasi yang biasa dikunjungi warga ibu kota.
“Jangan lupa mbok Ijah numpang ikut balik, tapi kalian makan dulu ya. Itu dah disediakan,” kata bu Elis .
Aku tak makan karena masih kenyang, dan ajak mbok Ijah balik. Awalnya gua tak curiga. Mungkin bos gua benar-benar ingin istiratat setelah banyak masalah urusan kerjaan. Hal itu gua pahami dari omelannya sejak pagi di rumah, kantor hingga perjalanan ke vila itu.
gua mulai curiga ketika ada tamu dengan dua mobil datang hampir bersamaan. Mereka tanpa driver. Bos gua mempersilahkan mereka dengan wajah akrab. Gua dan mbok Ijah pun pergi.
**
Gua keluar vila bersama mbok Ijah, mengantar hingga di rumahnya di perkampungan tak jauh sekitaran vila. Biasanya mbok Iijah datang dan pergi ke vila lewat jalan pintas setapak di belakang vila lewat sebuah bukit kecil. Jalan itulah menjadi tempat gua mengendap ketika mengintip hihi, thank mbok Ijah kasih tau jalan untuk lihat live sensual selama ini.
Mobil gua parkit di sebuah warung milik kenalan tempat selama ini gua ngopi dan mengenal kawasan itu, tentu usai mengantar mbok Ijah. Setelah berbasa basi dengan mang Dirman, pemilik warung, gua berjalanan ke vila lewat jalur setapak.
Dengan tetap waspada masuk ke pekarangan vila yang kelihatan sepi. Langsung memanjat pohon tempat biasa untuk memantau. Pohon itu memang strategis buat ngintip, lebat besat cabangnya bisa mengakses pandagan mulai dari ruang tamu, ruang keluarga ampe kamar privat bos gua.
Dari atas pohon gua saksikan bos sedang berbincang dengan dua tamunya, mereka hampir seusia. Bosku duduk di kursi sova menghadap seorang tamunya duduk tegap di potongan sova kecil, sementra agak senior berdampingan meski berjarak.
Mereka kelihatan akrab dengan beragam candaan dan pembicraan. Sesekali ada gurauan dan tertawa terbahak. "Kalau itu tak pernah, tapi mohon ini menjadi rahasia,” ujar bos gua samar-samar.
**.
Bos gua perempuan berusia 40an itu tiba-tiba menatap kedua tamu. Kemudian meminta kedua tamunya yang umurnya gua yakin tak jauh berbeda, sesaat kemudian melakukan sesuatu.
"Baiklah kalau siap," kata salah satu di antara mereka .
Perbincangan mereka usai setelah menyerahkan berkas dalam map. "Bersiaplah, kita rayakan sesuai keinginan bapak-bapak," kata bos gua
Bos gua sesaat hendak beranjak, tapi pak Y, sebutlah begitu yang duduk di sebelahnya menahan dengan mendekat dan memeluk bosku gua. Mulutnya mencium bos gua yang terkejut, sementara tamunya agak muda duduk di hadapannya sebutlah pak Y senyum memperhatikan ulah temannya yang menyeruduk bos gua.
Saat itu bos gua pakai bawahan pendek selutut, dengan baju berkancing di atas. Hampir terhuyung jatuh ke sandaran sofa menerima serangan itu
Aneh memang, kali ini ngitip gua dengan tema lain. Kayak film biru, biasanya di tempat ini bos gua main sama seorang pria hanya berdua, kini gua liat dia main dilihat pria lain.
"Aku mo siap-siap," kata bos gua sambil menahan pelukan dan lumatan tamunya tadi. Iya hendak beranjak tapi didorong lagi hingga bersandar di sofa. "Yuk ndri, Kita pesta sesuai janji Bu Elis," ujar pria X tadi memanggil temanya yang masih menyaksikan adekan awal itu.
Tamu yang dipanggil itu pak Y, kemudian berdiri mendekati bos gua yang sudah beradu mulut dengan pak X.
Pak Y melangkah bergabung dalam kemesraan seks yang baru kali ini gua lihat secara langsung. Sebelumnya gua biasa lihat treesome tapi hanya di film biru, kali ini gua liat live secara langsung meski secara sembunyi
Pak Y mendekat meraba dada Bu Elis membuka atasan kancing, kelihatan jelas BH menonjol indah, tangan pak Y agresif meremas tonjolan payudara itu kemudian mengeluarkan dan mengulum putingnya. Tangan kiri memegang payudara sambil mengulum payudara kiri Bu Elis. Sedangkan tangan kanannya aktif merabai bagian bawah, menyusup di antara sela rok mini bos gua, mengobel memek yangmasih tertup rapat pakaian bawah.
Siang itu pemandangan indah menakjubkan, dibanding alam sekitar vila. Pak X belakangan gua ketahui bernama pak Indra masih melumat bibir sensual Bu Elis.
Tangan aktif merabai payudara kanan yang mulai terbuka oleh ulah pak Y yang membedah baju atasan Bu Elis
Bos gua memang cantik, meski mungil. Kini dilumat dua pria tamunya. Sesaat bos gua memberontak kecil mungkin dia kewalahan menghadapi dua serangan itu.
"Gua masih berkeringat, belum mandi," ujar Bu Elis sambil berusaha menghentikan kedua tamunya. Iya sempatkan menahan lumayan dua tamunya itu.
**
Bu Elis melangkah, ke kamar pribaidnya. Kedua tamunya yang sedang horny menunggu dengan pasrah.
Dari pohon itu gua lihat Bu Elis ke kamar mandi, jelas gua lihat dia membasuh muka kemudian melepas pakaianya. Sebuah botol dia keluarkan kemudia mengoles-oles memeknya, mungkin dicuci.
Dia kemudian kembali ke ruang tengah menggenakan daster tanpa memakai kembali celana dalam, menyalakan televisi. Kedua tamunya tanpa diundang pun mendekat bos gua yang sedang duduk di sofa santai.
Gua menyaksikan sambil berpindah dari ke cabang pohon. Memusatkan perhatian gua yang menakjubkan itu.
Gua lihat proses selanjutnya.
"Perlakukan gua dengan lembut ya.." kata bu Elis saat duduk di sofa menghadap layar televisi.
Pak X dan Y ternyata agresif, upaya menelanjangi bu Elis secara erotis sambil melumat tubuh perempuan mungil berdada besar itu. Bu Elis sudah bugil masih posisi duduk ketika pak Y melumat bibirnya. Pak X yang mengawali di depan tadi kini sudah bersimpuh tanganya asik mengobel memek Bu Elis yang ditelantangkan.
"Lengguhan bu Elis seperti bisa, sensual ketika jilatan demi jilatan kedua mulut lelaki tamunya itu menelusuri ruang tubuhnya. Pak Y menjilat leher dan mengeyot payudara, pak X juga tak kalah agresif mementangkan kakai bu Elis kemudian memainkan memeknya dengan jari.
Berikutnya, pak X menjilati memek bu Elis diikuti dengan erangan. Kedua pria itu seperti srigala lapar mengoyak tubuh bos gua. Sementara payudara bu Elis dikenyot pak Y.
Lihat permainan mereka seperti film biru. Bu Elis menikmati, namun lebih natural dibanding film biru. Dia kelihatan merem melek sesekali menutup mulutnya dengan tangan saat memek dijilat dan payudaranya di kenyot.
Mungkin dia ingin teriak tapi malu. Tapi entahlah, apa yang ada di perasaan perempuan yang selama ini memberi upah dan memerintahku itu. Kini Pemandangan berubah, ketika bu Elis tiba-tiba berubah posisi, dia menungging menghadap pak X yang berganti duduk di sofa.
Jelas mengoral penis lelaki itu, pak Y di belakang menciumi bokong bu Elis, tangannya memegang kedua pantat bu Elis kemudian jarinya menusuk ke memek dari belakang.
Pemandangan itu berlangsung lama, gua melihat dengan lutut bergetar takut jatuh tapi tetap waspada. Ini pengalaman yang tak pernah gua duga, dalam hati masih bertanya apakah ini mimpi? Ketika gua lihat sendiri bu Elis nungging mengulum penis pak X, sementara pak Y memainkan jarinya menusuk memek bu Elis. Memek bu Elis memang unik, gundul dengan bulu tumbuh seperti garis vertikal di bawah pusar.