Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
keren banget ceritanya suhu..

izin gelar kasur hu
 
Ninggal jejak dulu
Pantengin ceritanya, ini berbagi terang-terangan ato sembunyi-sembunyi?
 
Part 1 – Malam Pertama

Sepanjang malam aku hanya bisa gelisah merenungi nasibku di dalam kamar yg Kara sediakan untukku. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari, namun mataku masih enggan untuk terpejam. Sambil diam mendengarkan hujan yg turun pada malam itu, fokusku pun teralihkan ketika aku mulai menyadari samar-samar terdengar suara desahan yg sudah dari tadi berasal dari kamar sebelah tempat Kara dan suaminya tidur.

“Auuuh, ssss pelan dikit Mas nanti Dimas bangun……” Lirih suara Kara terdengar.

“Hehehe udah ga tahan Dek, cuaca mendukung nih” Jawab Mas Aji berbisik.

Aku pun hanya bisa tersenyum sendiri ketika mendengar sahabatku ternyata masih sempat-sempatnya bersetubuh meskipun ada anaknya yg sedang tidur di kasur yg sama.

“OOOOUGH MENTOK MAS, AAAAHSSSS” Suara Kara terdengar lebih keras.

PLAK………………..PLAK………………..PLAK……………….PLAK

Suara persetubuhan itu makin terdengar jelas di telingaku. Dengan ritme perlahan tapi pasti, pertemuan kedua paha antar Kara dan suaminya tentu menimbulkan suara yg tidak dapat dihindari. Berhubung kamarku dan kamar Kara masih merupakan satu ruangan kamar utama yg hanya disekat oleh triplek saja, maka tentu suara sekecil apapun pasti masih dapat terdengar meskipun tersamarkan dengan suara hujan. Cukup lama aku mendengar persetubuhan mereka, aku pun menyempatkan menengok ke arah dinding triplek yg berada di atas kepalaku tempat suara itu berasal dan secara kebetulan sekali pandanganku langsung tertuju pada satu celah tipis yg kecil di sela-sela triplek penutup dinding kamar itu.

Entah muncul setan darimana, munculah niat iseng dengan sedikit rasa penasaran pada pikiranku. Aku pun lalu mendekatkan mataku ke celah tersebut, berniat untuk sekedar mengintip apa yg sedang Kara lakukan.
Suasananya cukup gelap, namun dengan adanya lampu tidur di kamar Kara yg cukup redup itu tentu menambah sedikit penerangan bagiku saat ini. Rupanya mereka berdua melakukannya persis di depan lubang celahku mengintip. Pantas saja desahan mereka sampai terdengar jelas, batinku.

Aku melihat Kara sedang dalam posisi menungging dengan Mas Aji berada di belakangnya dengan goyangan pinggulnya yg perlahan demi menjaga suara persetubuhan mereka. Mas Aji terlihat gagah dengan kulitnya yg gelap dan tangannya yg sedang meremas pinggul Kara menimbulkan bayang lekuk ototnya dari sinar lampu kamar tersebut. Aku pun hanya tersenyum sendiri ketika melihat sahabatku Kara meremas-remas sprei kasurnya sambil menggigit bibirnya sendiri seperti menahan desahannya yg terpaksa ia redam.

“Mas…..keluar Dek……..huaaaaaaaah…..sssssss…….aaaaaah” Kata Mas Aji terbata-bata dengan pinggulnya yg mengejang.

“Aku juga Mas!................auuuuuh……masssss……aaaaahsssss” Susul Kara meracau pelan.

Mereka berdua sejenak terdiam menikmati orgasme mereka masing-masing. Aku memperhatikan tubuh Mas Aji masih saja beberapa kali mengejang usai orgasmenya barusan. Aku pun mengira kalau mungkin mereka sudah lama tidak melakukan hubungan seks sampai Mas Aji bisa berkedut berkali-kali seperti itu.

“CLOOOOP……………….” Mas Aji menarik penisnya yg sudah selesai mengeluarkan seluruh muatannya.

“OOOOOUH………..Pelan Mas……Ngilu tau” Kata Kara dengan sedikit kaget dan tersenyum memandangi suaminya yg sumringah penuh kepuasan.

Melihat pemandangan seperti barusan membuatku terdiam melongo, seperti tidak percaya dengan apa yg baru saja aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Bagaimana tidak, aku cukup tertegun saat melihat ukuran penis Mas Aji yg rupanya jauh diatas rata-rata ukuran penis pria asia pada umumnya. Dalam keadaannya yg mulai melemas saja penis itu masih terlihat besar, jauh lebih besar berkali lipat dari penis Mas Bayu suamiku. Tidak hanya itu, sperma yg baru saja ia keluarkan aku lihat tertampung memenuhi kira-kira hampir sepertiga lebih dari ujung kondom yg ia pakai.
Tidak lama Kara pun menarik tubuhnya dan memposisikan kepalanya tepat di bawah Mas Aji dengan mulut terbuka lebar. Mas Aji pun kemudian melepas kondom yg penuh terisi spermanya tersebut dan membiarkan Kara untuk sejenak menikmati penis suaminya yg menggantung indah tersebut. Namun rupanya kedua sejoli ini belum berhenti membuatku tercengang. Dengan memegangi kondom yg penuh sperma itu, Mas Aji kemudian menuangkan seluruh cairan berwarna putih tersebut tepat di mulut Kara yg seperti dengan senang hati sudah siap menerima muntahan penis tersebut untuk ia telan masuk ke tubuhnya. Dalam beberapa tegukan cairan itu pun dia habiskan sampai tetesan terakhir. Aku makin tidak mengira kalau hubungan mereka berdua bisa sampai seliar ini.

“Gila……….Kar…………” Batinku sesaat setelah kembali menidurkan tubuhku mencoba melawan dinginnya hawa hujan saat ini.
apa hanya aku saja yang suka lakukan hal itu ? (pada paragraf ke dua dari yg paling akhir)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd