Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Part 2 – Masih Intro?

Di pagi yg begitu dingin usai hujan deras yg mengguyur tadi malam, aku duduk di depan teras rumah Kara menikmati pemandangan yg tentu tidak bisa kudapatkan ketika ada di Ibukota. Suasananya begitu sejuk, apalagi ditambah dengan view pegunungan tepat di depan rumah ini yg tentu sangat memanjakan mataku pagi ini.

Di pagi buta, Mas Aji suami Kara baru saja berangkat menuju ke peternakan ayam miliknya untuk memanen telur agar bisa segera di kirimkan ke pasar. Sehingga di rumah ini hanya ada aku, Kara, dan Dimas putranya yg masih tidur.

“Rin…….sorry ya semalem” Kata Kara mengagetkan lamunanku sambil membawakan dua gelas teh untuk kami.

“Loh, sorry kenapa Kar………” Tanyaku menyambutnya.

“Yaaaa…..sorry kalo berisik hihi” Jawabnya dengan sedikit menjulurkan lidahnya.

“Ih gue kira apa. Santai aja kali Kar, gue paham ko”

“Yeee kan gue khawatir lo denger terus pingin juga terus minta join gimana, kan repot hahaha” Godanya.

“Ya ga lah, lo kira gue pelakor apa……” Jawabku menanggapi.

“Tapi gue fine aja sih Rin kalo lo mau. Apasih yg engga buat lo” Lanjutnya dengan nada sedikit serius.

“Hah, maksudnya Kar………” Tanyaku heran.

Kara pun akhirnya jujur soal hubungannya dengan Mas Aji suaminya. Rupanya mereka berdua termasuk pasangan yg cukup aneh menurutku. Dari awal, baik Kara maupun suaminya sama sekali tidak membatasi soal pergaulan mereka apalagi tentang seks. Kara membebaskan suaminya hendak bergaul bahkan berhubungan seks dengan wanita manapun begitu pun juga suaminya, namun dengan syarat sudah memenuhi kewajibannya masing-masing sebagai seorang suami maupun istri. Aku lalu teringat di jaman SMA dulu ketika para pria diperbolehkan berambut gondrong asalkan berhasil meraih ranking minimal 3 besar di kelasnya.

“Berarti……lo pernah juga sama orang lain selain sama Mas Aji Kar” Tanyaku mencoba menafsirkan ceritanya.

“Ya gimana ya Rin, cowo sini tuh…………gede-gede hihi” Jawabnya berbisik.

Mendengar jawaban Kara tersebut aku langsung teringat dengan apa yg baru kulihat semalam. Pikiranku pun terpenuhi dengan bayangan penis besar milik suami sahabatku itu. Penis terbesar yg pernah aku lihat dengan mata kepalaku sendiri secara langsung.

“Gue sempet liat kalian ko Kar semalem………” Kataku tanpa sadar mengakui perbuatanku.

“Iya gue tau ko, nafas lo kedengeran tau Rin hihi” Jawabnya yg ternyata tidak mempermasalahkan pengakuanku.

“Eh Kar, tapi ko………bisa gede gitu sih” Lanjutku penasaran.

Dengan telihat sedikit antusias Kara bercerita, dalam beberapa hal kondisi desa sekarang sudah jauh berbeda dibandingkan dengan saat kami tinggal pergi merantau dulu. Semua berawal dari sebuah penelitian yg melakukan riset untuk mencari tau lebih jauh potensi khasiat dari salah satu buah yg tumbuh subur dan menjadi ciri khas tersendiri bagi desa ini. Setelah melalui proses serta campuran akar tumbuh-tumbuhan tertentu, ternyata ekstrak dari seluruh komposisi tersebut menghasilkan suatu ramuan yg efektif meningkatkan produksi hormon testosteron peminumnya. Dimana hormon tersebut bekerja melebarkan pembuluh darah dalam tubuh, termasuk pembuluh darah pada penis. Hal inilah yg ternyata terbukti efektif dapat memperbesar penis tanpa membutuhkan proses dan waktu yg lama.

“Ooooooo gitu……” Jawabku seadanya berusaha memahami penjelasan Kara yg sok ilmiah itu.

“Tapi ati-ati Rin, ada efek sampingnya juga loh” lanjut Kara.

“Kenapa emangnya Kar, bukannya hasilnya udah terbukti gitu………” Tanyaku lagi.

“Ya tetep ada efeknya lah Rin. Tuh liat aja cewe sini, jalannya jadi pada ngangkang semua hahaha” Ujar Kara bercanda.

“Yeeee dasar, udah ah gue mau mandi dulu. Eh Kar, kali yg biasa tempat kita mandi dulu masih bisa dibuat mandi ga tuh. Gue kangen deh………..”

“Oh kali toge maksud lo, coba aja kesana. Kalo pagi sih mungkin masih sepi, tapi kalo sore….beuuuh rame banget” Jelasnya.

“Loh ada apaan emang Kar ko rame, biasanya pagi siang sore juga disana sepi mulu kayanya”

“Nah makanya dengerin gue dulu………”

Kembali Kara bercerita, kali ini mengenai sebuah sungai kecil yg terletak tidak jauh dari tempat kami. Dulu memang aku sempat tau di beberapa titik sepanjang sungai tersebut terdapat goa-goa yg sering digunakan oleh para pencari pesugihan untuk melakukan ritual di dalamnya. Sekarang, entah sejak kapan tepatnya berita tentang mitos itu beredar, namun banyak warga bahkan dari desa seberang terutama para kaum hawa yg datang untuk mandi di sungai tersebut. Mungkin mereka percaya dengan adanya mitos yg baru beredar bahwa dengan menceburkan diri ke dalam sungai tersebut secara rutin bisa memperindah tubuh mereka dan tentu mengencangkan kulit yg mulai keriput. Meskipun belum ada satu pun warga yg membuktikan mitos itu, namun nyatanya sungai tersebut tetap ramai dikunjungi terutama pada saat sore hari karena air yg mengalir sudah tidak terlalu dingin.

“Ooooooo gitu……” Jawabku setengah percaya dengan cerita Kara.

“Ah dasar lo dari dulu tetap aja oneng diajak ngomong ah oh ah oh doang. Udah ah gue mau masak dulu” Omelnya dengan nada bercanda.

Usai Kara pergi ke dapur aku lalu menuju ke kamarku untuk berganti baju. Kali ini sengaja aku memakai tanktop polos agar lebih simpel saat aku pakai untuk mandi di sungai nanti. Berhubung belum lengkap cerita seks tanpa penggambaran tubuh aktor utamanya maka sebab itu sejenak aku memperhatikan tubuhku sendiri di depan cermin yg terdapat di kamar ini.

Aku sangat bersyukur bisa memiliki tubuh yg kumiliki sekarang, sangat pas, tidak terlalu gemuk ataupun kurus. Banyak teman wanitaku yg jujur kalau mereka iri dengan tubuhku. Aku pun memahami mereka, karena aku sadar ada beberapa bagian tubuhku yg bisa dibilang lebih dari apa yg ada pada tubuh mereka. Ya, apalagi kalau bukan bagian payudara. Aku biasa mengenakan bh berukuran 36C atau bahkan 38B agar tidak terlalu sesak ketika sedang bersantai di rumah. Memang payudaraku termasuk besar namun tidak seperti payudara besar lain yg terkesan kendur seperti balon berisi air. Setelah mulai memasuki masa puberku dulu, payudaraku tidak hanya membesar namun kulitnya pun ikut mengencang. Mungkin tetap bisa dianalogikan seperti balon berisi air, hanya saja mungkin lebih tepatnya seperti balon berisi air yg sangat penuh sampai akan meletus. Saking kencangnya, payudaraku sampai tidak kehilangan bentuk ketika aku melepas bh yg biasa kugunakan untuk menyanggah kedua bongkahan daging tersebut. Tidak hanya itu, kalian tau areola? Yap, aku memiliki lingkar puting yg cukup besar, yg selalu membuat Mas Bayu bertambah gemas saat sedang menyusu padaku.
Tidak hanya itu, dulu aku juga rutin melakukan squat saat aku masih berlangganan fitness di salah satu pusat kebugaran di Ibukota. Gerakan squat yg berfokus pada pembentukan pinggul itu pun ternyata cukup efektif membuat bagian bokongku tampak kencang membulat dan terkesan terangkat. Bahkan semakin membulat ketika aku mengenakan higheels ketika dalam acara resmi.

“Karrrrrr, gue ke kali dulu yaaaa” Teriakku pada Kara yg sedang asik memasak di dapur.
Tanpa menunggu balasan Kara aku pun segera pergi berjalan menuju ke sebuah sungai tujuanku itu. Sepanjang perjalanan aku menikmati suasana desa yg masih segar ini. Membuatku melupakan tentang masalahku dengan Mas Bayu. Hmmmm Mas Bayu lagi, batinku. Sampai sekarang aku masih belum bisa memaafkan perkataan Mas Bayu yg begitu menyayat hati itu. Bahkan aku selalu berusaha untuk menghapus bayang Mas Bayu di pikiranku.
Namun ingatanku atas masalah itu pun lantas sirna ketika mataku disajikan pemandangan sungai yg menjadi tujuanku. Indah sekali, masih bersih dan hijau tidak seperti sungai-sungai di Jakarta yg pasti sudah dipenuhi sampah rumah tangga. Aku lalu melanjutkan menuruni pinggiran sungai tersebut untuk menuju ke pinggirnya.

Dingin banget, batinku saat mencelupkan ujung kakiku ke air sungai yg mengalir itu. Untung saja hujan tadi malam tidak terlalu membuat debit air sungai ini meningkat, sehingga aku masih bisa menginjakan kakiku ke dasar sungai yg masih sebatas pahaku. Dengan telah mengenakan celana pendek yg sebelumnya telah aku rangkap dengan celana panjangku, aku lalu mulai membenamkan badanku menikmati aliran sungai ini.

Aliran sungai yg mengalir dingin melewati tubuhku ini begitu menentramkan hati. Dengan mata terpejam sambil menikmati pohon rimbun di atasku yg memberi bayangan peneduh, tanpa sadar telah membawa tubuhku telah berada sedikit lebih jauh ke bagian tengah sungai itu. Untungnya aku langsung terbangun ketika pundakku menabrak batu yg berada di dekatku.

“Loh ngapain mereka…….” Batinku ketika melihat segerombolan anak kecil yg membawa pergi barangku yg kutinggalkan di pinggir sungai.

“Eh heiiiii jangan dibawa! Berhenti!” Teriakku pada anak-anak tersebut yg tentu mereka acuhkan dan tetap berlari pergi membawa tas berisi handuk dan pakaian gantiku.

“Sialan! Apes banget sih aku………” Batinku kesal.

Dengan hati yg dongkol aku kembali menuju ke tepi dan duduk berpikir bagaimana caraku kembali ke rumah Kara. Tentu tidak mungkin jika aku harus berjalan kaki dengan pakaian minim yg basah seperti ini. Namun untungnya saja dewi fortuna tetap berpihak padaku kali ini.

“Ini tas kamu bukan………..” Tanya seorang lelaki yg tiba-tiba muncul mengagetkanku dari belakang.

“Loh…….iya bener itu tas aku. Tadi dibawa anak-anak iseng, makasih ya” Jelasku singkat sambil menutupi belahan dadaku dengan tangan.

“Eh sebentar, kamu bukannya Rina ya” Lanjut pria itu setelah melihatku berbalik.

“Emmm iya bener aku Rina. Kamu siapa, maaf aku agak lupa udah lama ga kesini soalnya” Sanggahku.

“Aku Ode…..eh sorry, maksudku Bimo. Dulu kayanya kita sering main bareng deh waktu kecil”

“Serius Bimo! Ya ampun bisa kebetulan banget ya”

“Iya lah beneran aku, masa boong. Kamu ngapain sendirian disini Rin? Pangling aku liat kamu sekarang” Lanjutnya ramah.

“Emmm gapapa Bim, kangen masa kecil aja hihi kamu sendiri ngapain disini?” Tanyaku balik.

“Aku lagi dapet cuti nih, makanya sempetin pulang ke rumah. Biasa anak mami haha”

“Oh Bapak Ibu di rumah ya Bim? Apa kabar mereka? Udah lama ga ketemu”

“Ada ko di rumah, mampir yuk. Mereka pasti kaget deh liat kamu” Tawarnya.

“Boleh deh, sekalian numpang ganti baju yah hihi”

Dengan handuk yg aku sampirkan di pundak, aku mengikuti Bimo menuju ke rumah kedua orang tuanya yg kebetulan tidak terlalu jauh dari sungai tersebut. Selama berjalan aku pun hanya mendengarkan dia bercerita dan sesekali menjawab jika dia menanyakanku, wajar saja karena cukup lama kami tidak bertemu. Kuketahui, Bimo adalah seorang pasukan khusus dan sedang mendapat cuti selama 3 hari yg ia habiskan untuk pulang ke rumah asalnya. Jadi perawakannya sekarang pun memang terlihat sesuai dengan statusnya sebagai seorang prajurit, sudah berbeda jauh dengan saat dulu terakhir kami bertemu. Bimo memiliki badan yg tinggi dan tegap mirip dengan badan Mas Aji yg sempat aku perhatikan semalam, hanya saja otot-otot Bimo lebih terlihat apalagi ditambah dengan dadanya yg membusung gagah. Juga mungkin karena terlalu sering berada di lapangan membuat kulitnya terlihat lebih gelap, namun menurutku hal itu justru menambah penampilannya semakin seksi. Jauh berbeda dengan Mas Bayu suamiku yg sekarang semakin membuncit.

“Buuuuu, Paaaaak, ada tamu nih………” Seru Bimo sesampainya kami di rumahnya.

“Eh ya ampun, kamu kan……..Rina ya” Sapa Bu Rahmi, wanita paruh baya itu dengan sebelumnya mencoba mengingatku.

“Halo Bu apa kabarnya, lama ga ketemu yah” Sapaku denga cipika cipiki.

“Ya syukur lah Bapak Ibu sehat, kamu sendiri gimana? Udah gede tambah cantik aja sih. Eh tapi Bapak masih ke kota belanja buat persiapan nanti malam, nanti juga balik ko”

“Baik Bu. Udah gapapa Bu, ini juga kebetulan tadi ketemu Bimo pas lagi di sungai. Jadi sekalian aja mampir silahturahmi”

“Oh gitu, yaudah Ibu tinggal ke belakang dulu ya takut gosong tempenya. Bim kamu temenin dulu yah” Kata Ibu yg kemudian meninggalkanku di teras depan rumahnya.

Tidak lama Bimo muncul membawakan segelas teh untukku. Entah apa yg sedang ada dalam pikirannya, tapi aku lihat hanya senyum kecil selalu terbentuk di wajahnya ketika melihatku.

“Kenapa sih Bim daritadi cengar cengir aja, mau ngeledek nih pasti…….” Tanyaku dengan nada sensi.

“Hehe ga ko, cuma inget jaman dulu aja. Pas kamu masih kurus item dekil hahaha” Tawanya lepas menggodaku.

“Sialan, tapi sekarang udah cantik kan…..huuuuuuw” Aku mencubit perutnya yg terasa keras, yg masih cekikikan menertawaiku.

“Eh Bim, emang nanti ada acara apa? Tadi katanya persiapan buat nanti malam” Lanjutku.

“Oh itu, biasa. Emang Bapak Ibu biasanya ngadain syukuran kecil-kecilan kalo aku sempet pulang ke rumah. Namanya juga jarang pulang Rin, itu pun kalo aku pulang masih hidup hehe” Jelasnya.

“Hussh ngomongmu tuh………..terus tadi kamu ko bilang nama kamu Ode sih, itu nama lapangan? Artinya apa?”

“Ya semacam itu lah, artinya………rahasia dong haha mau tau banget nih? Hehe nanti kalo beruntung juga kamu tau maksudnya apa” Jelasnya yg masih membuatku penasaran.

“Yeeeeeeee minta banget dikepoin banget sih kamu tuh………huuuuuuw” Kembali mencubit perutnya.

“Hehehe, eh sana ganti baju dulu gih. Masuk angin aja kamu nanti……” Katanya kalem mencoba perhatian.

“Iya bawel…….”

Aku pun lalu segera menuju kamar yg ditunjukan Bimo untuk mengganti pakaianku dengan yg telah aku bawa. Dan entah kenapa aku masih senyum-senyum sendiri karena masih membayangkan senyum Bimo ketika kami bertemu pagi ini.

“Udah ya Bim gue pamit dulu nih. Mau bantuin Kara beresin rumah………” Kataku.

“Yaudah Rin, salam ya buat Kara. Kalo sempet nanti malem mampir, lumayan loh makan gratis” Jawabnya bercanda.

“Hiiiih dasar ngeselin……….” Jawabku dengan raut muka yg kesal bercanda.

--------------------------------------------------------------------------------------
Part 3
 
Terakhir diubah:
Rina pasti akan d gagahi sm bimo.. dn jalanny pasti mengangkang.... pasti rina hamil anak bimo.. dn d ketahui sm suaminy yg loyo...
 
Ijin pasang tenda sama api unggun dulu. Menarik ini..
 
Thx updatenya Om

“Tapi gue fine aja sih Kar kalo lo mau. Apasih yg engga buat lo” Lanjutnya dengan nada sedikit serius.

Nganu Om, mungkin itu diganti Rin ya soalnya si Kara menawarkan Rina untuk ngeseks dengan Aji
Keknya sedesa udah biasa tukar pasangan nih.... :pandaketawa:
 
Makin seru aja ceritanya...
Apalagi ada bumbu2 tentang tumbuhan khas desa... wkwkwkwk
Bisa ga yaa Mas Aji nidurin & hamilin Rina duluan... hehehehe
Lanjutkan Suhuu
 
menarik nih patut dinanti tapi belum apa apa sama suami si kara kok udah ada karakter cowo lain aja sih hu
 
Edaaan... Belum sampai 24 jam udah page 5? Sadis!

Tapi emang genre favorit sih hihihiii....

Lancrutkan Suhu!
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd