Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bercinta Beda Kasta

Status
Please reply by conversation.
Mantul suhu, kl menurut ane d oke nih cerita, Nadia sbg penutup season 1, season 2 mungkin bs dilanjut dgn cewek binal keturunan china or arab suhu, biar lbh liar lg di garapnya suhu...
 
sorry kalo oot. mau tanya suhu disini bikin cerita pake apa biar nanti hasilnya sama pas di copy ke sini? word? trus enaknya pake format apa ya biar enak dibaca.

soalnya sekarang masih berantakan, masi pertama kali nulis sih. sekedar menyalurkan fantasi aja.
 
sorry kalo oot. mau tanya suhu disini bikin cerita pake apa biar nanti hasilnya sama pas di copy ke sini? word? trus enaknya pake format apa ya biar enak dibaca.

soalnya sekarang masih berantakan, masi pertama kali nulis sih. sekedar menyalurkan fantasi aja.
Kalau aku (mungkin beda dari yang lain), tulis di word, lalu copy-paste di notepad (Win+r + notepad enter) lalu copy-paste di forum ini.
 
Episode 15

Aku dan Pak Tatang sudah kembali berpakaian setelah persetubuhan kami. Pak Tatang pun kembali memijat kakiku. "Ini sehari lagi juga udah bisa jalan normal Neng" ucap Pak Tatang yg memeriksa keadaan kakiku. Kakiku yg terkilir memang sudah tidak terlalu sakit, walaupun terlihat masih bengkak.


"Neng Nadia, boleh pinjem kunci mobilnya? Kayanya bapak mau minta tolong temen bapak yg suka bawa truk sampah buat mindahin ke tempat yg lebih aman" tanya Pak Tatang. Mobilku memang kemarin ditinggalkan setelah terperosok masuk ke ladang di pinggir jalan. Lebih baik dipindahkan sebelum dimanfaatkan orang yg tidak bertanggung jawab. Aku pun memberikan kunci mobilku ke Pak Tatang.


"Pak, kira-kira temennya punya handphone ga ya? Kayanya Nadia perlu ngabarin keluarga dan temen biar ga pada nyariin" tanyaku ke Pak Tatang. Ia bilang temannya itu memiliki handphone. Ia akan tanyakan apakah temannya bisa meminjamkan handphonenya untuku.


Pak Tatang lalu pamit meninggalkanku di gubuknya. Tidak lama aku juga mendengar suara motor preman-preman di luar gubuk. Aku lihat semuanya menaiki motornya dan Angel dibonceng bos premannya. Terlihat Angel memegang map kertas yg pasti berisi bahan penelitian skripsinya. Ia telah mendapatkan apa yg ia inginkan, begitu juga para kelompok preman telah mendapat yg mereka butuhkan dari Angel. Motor mereka lalu satu persatu pergi menjauh.


Tidak banyak yg bisa kulakukan di dalam gubuk pak Tatang. Aku hanya berpikir bagaimana rencana untuk pulang ke rumahku. Walaupun tidak terlalu jauh lagi ke kota tapi mobilku tidak mungkin kubawa sendiri dengan kondisi seperti itu. Terlalu berbahaya pikirku.





Tiba-tiba aku dikagetkan dengan seekor anjing masuk ke dalam gubuk pak Tatang. Walaupun anjing ini adalah anjing liar, tampaknya ia bersahabat. Dia tidak datang ke gubuk ini untuk menyerangku tapi sepertinya ia hanya terlihat penasaran. Terlihat dengan gerak geriknya mengendus-ngendus kakiku. Aku pun menggaruk-garuk kepala dan lehernya. Tampak wajahnya bahagia ketika aku bermain dengannya. Mungkin karena tidak ada yg mau bermain dengan anjing liar di pembuangan sampah ini.


Tiba-tiba ia melompat ke dipan dan lalu menjilat-jilat wajahku. Ia tampak benar-benar menyukaiku walaupun baru bertemu. Mungkin ia mencium aroma tubuh yg berbeda yg jarang ia temukan di area pembuangan sampah ini. Aku pun terus menggaruk-garukan wajah dan tubuhnya.


Pipiku basah oleh liur anjing ini, tapi aku tidak merasa jijik sama sekali karena waktu kecil keluargaku pernah memelihara anjing. Anjing ini lalu turun menjilati leherku. "Aahh.." entah kenapa tiba-tiba refleku mengeluarkan desahan kecil. Aku lalu memegang kepala anjing itu untuk sedikit menjauh dari tubuhku.


Tapi anjing itu terus mencoba menjilat-jilati tubuhku. Karena aku mencoba menahannya, tali tangtop kiriku turun hingga dadaku sebelah kiri terekapos. Lalu tanpa sengaja lidah anjing itu tepat menjilati pentil dadaku. "Aahh.." lagi-lagi aku reflek mendesah. Kali ini kekuatan tanganku untuk menahan Anjing ini melemah. Kini anjing itu lebih leluasa menjilati dada kiriku yg tebuka.


Lidahnya yg panjang dan kasar memberikan sensasi yg berbeda di dadaku. Kini aku menahan tubuh si anjing agar tetap terus menjilati dadaku. Aku menggigit bibir bawahku mencoba menahan desahanku. Sang anjing tampak tidak mengerti apa yg sedang ia lakukan tapi terus ia lakukan kepadaku.


Aku pun menurunkan tali tangtop satu lagi dan kini kedua dadaku terekspos. Aku menggerakan kepala si anjing untuk menjilati dadaku satu lagi dan ia melanjutkan jilatannya di dada kananku. "Aaaah.. ehmmm" kali ini aku sudah benar-benar terangsang. Aku tidak mengerti kenapa akal sehatku bisa dikalahkan dengan nafsu binatangku.


Sekitar 10 menitan anjing itu tidak berhenti menjilati ke dua dadaku. Dan aku tau bagian vaginaku sudah becek karena rangsangan yg kuterima dari anjing liar ini. Entah ide setan darimana, aku bepikir bagaimana rasanya jika vaginaku yg dijilati anjing ini. Aku mengalami perdebatan dalam jiwaku. Tapi seiring berlanjutnya rangsangan di dadaku lagi-lagi nafsu mengalahkan akalku.


Aku menurunkan celanaku. Terlihat sudah ada cairan vaginaku berbekas di celana dalamku sebagai bukti aku terangsang hebat dengan jilatan anjing ini. Lalu perlahan aku gerakan kepala anjing itu ke arah selangkanganku. Lagi-lagi anjing yg tidak mengerti apa yg sedang terjadi, hanya menurut saja. Lidahnya lalu mulai menjilati vaginaku.


"Ooouhh.. aaaahhh" aku mendesah hebat ketika merasakan lidah panjang dan kasarnya menjilat dengan cepat vaginaku. Dan anjing ini terus menjilati vaginaku dengan konstan tanpa melambat sama sekali membuatku merasa sebentar lagi sampai ke klimaks. Aku meremas-remaa dadaku sendiri yg penuh dengan liur si anjing dan dibawah sana sang Anjing dengan telaten terus menjilati vaginaku.


"Crrrt..crrttt..crrttt. Ooooaaaahhh" aku mencapai klimaksku dan sang anjing justru menjilat vaginaku lebih cepat karena banyaknya cairan yg keluar disana menambah sensasi nikmat yg berlipat untukku. Bahkan hingga akhir klimaksku, sang anjing masih menjilati vaginaku.


Ketika aku sudah bisa berpikir lurus kembali aku lalu menjauhkan anjing ini dari selangkanganku. Aku merapikan pakaianku dan aku menggiring anjing itu untuk keluar dari gubuk pak Tatang. Anjing ini awalnya tidak mau pergi, akhirnya aku pancing dengan melempar sisa makananku keluar gubuk dan dia mengejarnya. Kali ini aku tutup pintunya dengan rapat agar dia tidak bisa masuk kembali.


Setelah kembali sendiri di dalam gubuk Pak Tatang, aku menggelengkan kepala karena tidak habis pikir dengan apa yang telah terjadi. Aku, wanita muda kaya dibuat klimaks oleh jilatan anjing liar di dalam gubuk di area pembuangan sampah. Aku benar-benar merasa lebih rendah dari laki-laki kasta rendah yg menyetubuhiku selama ini.


***


Sore hari Pak Tatang telah kembali ke gubuk. "Neng, mobilnya udah dipindahin ke lapangan deket rumah si Jalu. Jadi aman Neng" ucap pak Tatang yg datang bersama seorang laki-laki. Terlihat masih muda mungkin usianya masih 20an akhir. "Ini Jalu Neng, supir truk sampah yg bantu mindahin mobil Neng." Aku dan Bang Jalu bersalaman. Terlihat Jalu kaget menemukan wanita muda di dalam gubuk pak Tatang.


"Neng, saya dan Jalu sudah bicara, jadi besok pagi-pagi, Neng bisa ikut si Jalu untuk naek truk sampahnya ke kota" ucap Pak Tatang yang sudah berbaik hati memikirkan caraku untuk bisa pulang. "Nanti mobilnya, Neng minta jemput aja sama orang bengkel pake truk derek buat ambilnya" pak Tatang lanjut menjelaskan rencananya. Aku tersenyum senang dan berterima kasih ke Pak Tatang dan Bang Jalu yang mau membantuku.


Pak Tatang lalu menyikut lengan Bang Jalu agar ia tidak terus melongo memandangku. "Eh anu, Neng Nadia katanya perlu pinjam handphone untuk menghubungi keluarganya ya?" Tanya Jalu. Aku pun mengangguk. Bang Jalu lalu meminjamkan handphonenya kepadaku.


Pak Tatang lalu mengajak Bang Jalu untuk duduk di luar gubuk ketika aku meminjam handphonenya. Terlihat Bang Jalu kecewa tidak bisa memandangiku lebih lama. Tapi ia tetap ikut Pak Tatang dan merokok diluar bersamanya. Aku pertama mengirimkan chat untuk orang tuaku yg masih berlibur di eropa. Aku hanya bilang HP ku rusak dan tidak bisa dihubungi selama di villa dan aku bilang akan membeli lagi jika sudah sampai ke kota.


Kemudian aku mengirimkan chat untuk Intan menanyakan dirinya apakah sudah pulang dari liburannya. "Baru aja sampe semalem Nad. Lo dimana sih? Kok gw chat ga bales? Terus ini nomer siapa?" Intan terus menanyakan keadaanku seperti sedang mengintrogasi penjahat. Aku menceritakan apa yang telah terjadi padaku 2 hari terakhir. Intan juga bertanya-tanya apakah aku bersetubuh dengan pemulung yg membantuku.


Aku tidak habis pikir dengan Intan yg bukannya fokus dengan aku yg selamat dari kecelakaan tapi justru bertanya tentang persetubuhanku. "Ah, nanti deh itu gw ceritanya. Besok jemput gw dong, please, kita ketemu di batas kota aja. Gw nanti nebeng truk sampah sampe perbatasan" aku berharap Nadia bisa menolongku.


"Hmm.. Bisa aja sih gw tolongin lo, tapi.. Hihi" aku bisa tahu ujung dari kalimat ini tidak akan yg baik-baik saja jika Intan yg berbicara. "Tapi.. gw mau lo video call sambil sepong kontol supir truk dan bapak pemulungnya sekarang. Hihihi.." Intan memberikan persyaratan untukku. Walaupun aku sempat ngedumel kesal dengan Intan yg 'tega' kepadaku, aku tidak punya banyak pilihan.


Aku lalu memanggil Pak Tatang dan Bang Jalu ke dalam gubuk. Aku lalu menceritakan persyaratan Intan untukku agar ia mau menjemputku di batas kota. Pak Tatang kaget dengan permintaanku, tapi ia tidak sekaget wajah Bang Jalu. "Sa..saya.. ga salah denger ini Neng?" Tanya Bang Jalu. "Iya bang, mau kan abang bantuin saya?" Aku bertanya dengan nada yg menggoda. Tentu saja tidak ada pria yg bisa menolak permintaan ini.


Intan pun lalu melakukan video call ke handphone Bang Jalu. Aku memberikan handphonenya ke Bang Jalu. "Abang yang pegang aja untuk arahin kameranya" perintahku. Aku duduk di dipan. Di kiri kanan ku sudah berdiri Pak Tatang dan Bang Jalu. Aku mulai dengan membuka celana Bang Jalu. Aku membuka celana dalamnya dan tampaklah penis hitam yg walaupun belum ereksi ukurannya sudah besar. Dalam hatiku mengatakan walaupun ini request Intan, tentu aku bisa menikmatinya.





Aku pun mulai menggenggam penisnya. Mencium-cium kecil di kepala dan batang penis Bang Jalu. Perlahan penisnya semakin tegak dan mengeras. Lalu aku berpindah ke Pak Tatang dan melakukan hal yg sama dengan penisnya. Kini aku sudah menggenggam dua penis di tangan kiri dan kananku.


Aku lalu mulai menjilati kepala penis Bang Jalu. Selagi menservice Bang Jalu dengan mulutku. Tanganku mulai mengocok penis Pak Tatang. Sekitar 3 menit sekali aku bergantian mengulum dan mengocok kedua penis dihadapanku. Bang Jalu tetap berkonsentrasi mengarahkan kamera HPnya karena Intan terus terdengar mengarahkan dia dalam sudut pengambilan gambarnya.


'Sllrpp..slrpp..gloog..gloog' suara hisapan dan deep throatku bergantian di kedua penis ini. Tangan pak Tatang mulai berani meremas dada kananku. Bang Jalu yg awalnya tidak berani, setelah melihat aku tidak menolak perlakuan pak Tatang dia juga ikut meremas dada kiriku. Bang Jalu sepertinya belum tau apa saja yg telah pak Tatang lakukan kepadaku di dalam gubuk ini.


Setelah hampir 30 menit aku memberikan oral service untuk kedua penis ini akhirnya aku merasakan kedua penis ini berkedutan di genggamanku. Aku pun mengocok keduanya lebih cepat. 'Crooot..crooot..crooot' kedua penis itu menyemburkan spermanya di wajahku. Saking banyaknya, aku bisa merasakan hangatnya lelehan sperma di wajah hingga menetes di pipi dan daguku.


Sebagai orang yang tidak mau setengah-setengah dalam memberikan service untuk penis-penis besar, aku menjilati sisa sperma yg ada di kedua penis ini hingga bersih. Lalu Bang Jalu memberikan handphonenya lagi kepadaku. Dengan wajah belepotan sperma aku video call dengan Intan "Ini udah gw ikutin ya, pokoknya besok lo jemput gw di batas kota!" Intan hanya tertawa puas melihat ia bisa mengerjaiku sebelum akhirnya mematikan video callnya.


Aku pun kini sudah terbakar gairah dengan kedua penis besar dihadapanku. Walaupun persyaratan Intan sudah terpenuhi, aku masih mau permainan ini dilanjutkan. "Sekarang gantian, Pak Tatang dan Bang Jalu yg puasin Nadia" ucapku dengan nada manja. Bang Jalu tanpa menunggu untuk diperintah dua kali langsung membantuku membuka seluruh pakaianku. Kini aku sudah telanjang dan terlentang di atas dipan.


"Pak, saya duluan ya, udah ga sabar ngerasain memek anak orang kaya cakep begini" ucap Bang Jalu seakan diantara ia dan Pak Tatang ialah yg pertama mencicipi tubuhku. Tentu Pak Tatang lebih bersabar dan membiarkan Bang Jalu naik ke atas dipan dan berada di atas tubuhku.


Dengan posisi misionaris penis Bang Jalu perlahan merangsek ke dalam vaginaku. "Oooohh..aaaahh" kami berdua sama-sama mendesah karena menikmati proses terbenamnya penis Bang Jalu di vaginaku. Ia lalu mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku. Dadaku mantul-mantul mengikuti gerakan pinggul Bang Jalu.


Bang Jalu yg gemas dengan dadaku yg bergoyang mulai meremas-remas dengan satu tangan secara bergantian. Bang Jalu ingin menaikan tempo sodokannya. Lalu ia mengkat sedikit pinggulku hingga tidak menyentuh dipan. Posisi Bang Jalu sedikit berdiri. Di posisi ini dia memompaku dengan tempo yg cepat.





15 menit aku digenjot oleh Bang Jalu dalam posisi ini mengantarku hingga klimaks. "Aaaaah..crrrt...crrrt..crrrt' aku mendesah saat aku merasakan cairan cintaku meleleh di vaginaku.


Bang Jalu lalu memintaku bergantian posisi. Kini ia yang telentang dan aku yg menduduki penisnya. Di posisi ini aku bisa merasakan penis Bang Jalu merangsek hingga mentok di dalam vaginaku. Vaginaku yg sudah basah mempermudah pompaan pinggulku di atas penis Bang Jalu. Dari wajahnya aku bisa melihat ia sangat senang bisa menyetubuhi wanita cantik dan muda sepertiku.


Saat sedang asik-asiknya menggoyang penis Bang Jalu tiba-tiba aku merasakan tangan Pak Tatang di punggungku. Ia mengarahkan aku agar membungkuk mendekatkan wajahku dengan Bang Jalu. Pada posisi ini, lubang pantatku jadi terekspos dan aku yakin Pak Tatang tidak bisa melupakan rasanya jepitan pantatku. Sehinga ia tidak menunggu bergantian dengan Bang Jalu untuk menggenjot penisnya di vaginaku, tapi ia ingin memasukkannya di pantatku.


Aku pun sedikit menahan sakit ketika kepala penis Pak Tatang mulai masuk perlahan di lubang pantatku. Walaupun anal sex bukan lagi hal baru tapi di sandwich dengan dua penis berbarengan masih hal yg jarang terjadi untukku. Sehingga aku perlu penyesuaian beberapa waktu di awal agar bisa menikmatinya.


Kini kedua penis sudah terasa mentok di vagina dan pantatku. Pak Tatang mulai menggerakan pinggulnya. "Oaaaaah... ehhmm.. aaahh" aku mendesah hebat menerima rangsangan vagina dan di pantatku bersamaan. Dari situ pompaan kedua penis tidak pernah melambat tapi justru semakin cepat dari menit ke menit.


Mataku terbelalak, mulutku menganga, tidak ada suara yg bisa keluar dari mulutku ketika kedua penis ini menggenjot dengan tempo cepat. 15 menit kemudian aku merasa akan segera klimaks. "Terussh..ahh..Nadia mau sampe..aah" aku memohon mereka terus memberikan kepuasan kepadaku.


Ketika aku akan klimaks aku juga bisa merasakan kedua penis berkedut tandanya akan juga klimaks. 'Crrrt..crooot..crrooot.' kami bertiga klimaks bersamaan. Semburan sperma di vaginaku bersamaan dengan keluarnya cairan cintaku, membuat banjir liang vaginaku. Sementara itu Pak Tatang melepas penisnya dari pantatku sesaat sebelum klimaks, dan spermanya muncrat membasahi pantatku. Benar-benar liar gambaran bagian selangkanganku saat ini penuh dengan jejak-jejak birahi.





***


Setelah persetubuhan hebat itu. Bang Jalu pamit pulang. Kami sudah janjian di suatu tempat besok pagi dimana aku akan ikut truk sampahnya menuju batas kota dimana Intan akan menjemputku.


Malam harinya aku sudah bisa jalan lagi tanpa terpincang lagi. Pijatan Pak Tatang benar-benar bisa menyembuhkan kakiku yg terkilir. Wajah Pak Tatang berbinar melihat kesembuhan diriku seakan aku anaknya sendiri. Aku pun berterima kasih kembali atas kebaikannya kepadaku selama aku disini. Setelah itu kami tidur untuk bersiap menjalankan rencana besok pagi.


Pagi-pagi sebelum matahari terbit Pak Tatang membangunkanku. "Neng tadi bapak ngecek ke depan, masih ada preman-preman mabok belum pada pulang. Neng ngumpet lagi aja ya di dalem gerobak bapak?" Ucap pak Tatang. Karena tidak ada pilihan, aku pun setuju kembali ngumpet dalam gerobak dan ditutup oleh kain karung.


Gerobak berjalan beberapa menit hingga sampai di gerbang tempat pembuangan sampah. "Tang, tumben pagi amat" salah seorang preman menyapa pak Tatang yg masih pagi buta mendorong gerobaknya. "Iya bang, biar rejekinya ga dipatok ayam duluan" jawab Pak Tatang sesantai mungkin agar tidak memunculkan kecurigaan.


Aku bisa mendengar suara langkah si preman mendekat. Membuatku sedikit was-was di balik kain karung ini. "Makasih ya tang udah bawain DVD bekas kemarin. Masih bisa nyala dan si boss seneng bisa ngebokep lagi di saung belakang." Ucapnya sambil tertawa. Pak Tatang ikut tertawa dan mulai mendorong gerobaknya lagi sebelum tangan preman itu menahan gerobaknya.


Pak Tatang terlihat gelisah. Sang preman lalu melanjutkan bicaranya dengan sedikit berbisik. "Kalo hari ini nemunya cewe bekas, bungkus aja masukin gerobak sini buat gw ya. Hahaha" sang preman bercanda tentang membawa wanita dalam gerobak ketika saat ini ada aku yg bersembunyi di gerobak itu. Andaikan saja ia tahu. Pak Tatang kembali menjawab dengan santai "Siap bang!" Diakhir dengan senyuman. Lalu sang preman pun membiarkan pak Tatang dan gerobaknya melintasi gerbang tempat pembuangan sampah.


Beberapa ratus meter pak Tatang mendorong gerobak, kemudian ia berhenti. Tak lama aku mendengar suara truk datang mendekat dan berhenti di samping gerobak. Pak Tatang lalu membuka kain karung yg menutup tubuhku dan membantuku turun dari gerobak. Aku pun segera naik ke dalam truk sampah yg dibawa oleh Bang Jalu.


Perpisahan kali ini sedikit berbeda untukku karena aku bisa merasakan ketulusan Pak Tatang saat menolongku. Aku melambaikan tangan keluar jendela truk ketika Bang Jalu mulai menjalankan truknya menjauhi area pembuangan sampah dan perlahan sosok Pak Tatang sudah hilang dari pantulan kaca spion.


"Bang ke batas kota berapa lama?" Tanyaku ke Bang Jalu yg sedang menyetir truknya. "Sebenernya ga jauh sih neng, cuma ini kan truk bukan mobil biasa, jadi bisa 45 menitan lah baru sampe" jawab Bang Jalu.


Kami pun ngobrol selama perjalanan dan aku jadi lebih mengenal Bang Jalu. Usianya 29 tahun. Sekolah hanya sampai SMP. Kampungnya tidak jauh dari tempat pembuangan sampah itu bahkan sebelum tempat itu ada. Ketika tempat pembuangan sampah itu diresmikan, banyak warga kampungnya yg dipekerjakan, salah satunya dia yg menjadi supir truk sampah.


"Kalo Neng Intan emang orangnya bebas gitu ya neng?" Tiba-tiba Bang Jalu menanyakan tentang Intan. "Kenapa gitu Bang?" Aku menjadi penasaran. "Eh anu, itu semalem Neng Intan video call lagi ke HP saya. Katanya pengen liat kontol saya lagi." Ucap Bang Jalu memulai ceritanya yg membuatku menggelengkan kepala karena sikap binal Intan yg tidak punya batas. "Terus ya saya kasih liat neng, terus disuruh kocokin. Saya bilang, ga ada yang bikin ngaceng disini" lanjut Bang Jalu bercerita.


"Eh Neng Intannya malah ikut telanjang juga Neng. Yawda saya jadi ngaceng. Saya kocok kontol saya sendiri, disana Neng Intan ngocok memeknya pake mainan kontol karet gitu Neng." Bang Jalu menceritakan kejadiannya. Aku tidak bisa bilang apa-apa lagi ke Bang Jalu selain mengatakan memang Intan itu liar dan memang Intan juga yg mengajari aku terbuka dengan melakukan sex dengan orang yg beda kasta.


Aku melihat gapura ucapan selamat datang di kotaku, kemudian tidak lama kemudian truk menepi. Di pinggiran jalan seperti sebuah lapangan. Disitu aku sudah melihat sebuah mobil sedan dan aku tau itu milik Intan. Truk berhenti bersebelahan dengan sedan milik Intan. Sebelum turun dari truk, aku kembali berterima kasih kepada Bang Jalu yg telah menolongku.


Intan sudah berdiri di depan mobilnya memelukku karena sudah lama tidak bertemu. Aku pun langsung melangkahkan kakiku menuju pintu penumpang sebelum Intan menahan langkahku dan berbisik "Lo duluan aja ke mobil ya, gw mau ketemu Bang Jalu dulu, penasaran pegang langsung, kemarin cuma liat dari HP". Lagi-lagi aku tidak bisa menahan kemauannya Intan. Aku masuk ke dalam mobil Intan sedangkan Intan naik ke dalam truk Bang Jalu.


Matahari masih belum terbit dan lalu lintas masih sepi jadi kupikir tidak akan ada yg tau dengan apa yang Intan dan Bang Jalu lakukan di dalam truk itu. Aku pun akhirnya bisa tiduran di jok yg empuk dengan dinginnya AC mobil, suatu kemewahan yg 2 hari terakhir tidak kudapatkan di gubuk Pak Tatang. Aku pun tertidur saat menunggu Intan selesai 'urusannya' dengan Bang Jalu.


"Bangun Nad, udah sampe nih di rumah lo" aku ternyata tertidur cukup lama, dan Intan tidak membangunkanku ketika ia selesai dengan Bang Jalu. "Kok lo ga bangunin gw sih tadi, kan kasian jadinya lo nyetir ga da yg nemenin" ucapku. "Gw yg kasian liat tidur lo nyenyak banget kayanya, udah lama ya tidur ga pake AC? Hihi" ucapnya sambil meledekku. Lalu aku tersadar dengan pakaian Nadia yg terbuka ini kalo ia tidak pakai bra. "Itu tadi Bang Jalu minta kenang-kenangan, jadi ya gw kasih aja BH gw, padahal itu masih baru gw beli. Jadi lo utang BH ya sama gw ya!" Ucap Intan sambil bercanda seakan kejadian tadi adalah salahku bukan kebinalan dirinya sendiri.




=======
Bersambung

Udah mulai bosen ga sih sama ceritanya Nadia?
Ane kepikiran tamatin 1-3 episode lagi, untuk tutup sebagai Season 1.
Terus ane coba nulis cerita lain dan karakter lain biar fresh lagi.
Terus kapan-kapan ane lanjut season 2 nya.
Gimana menurut suhu?

Ayo suhu bikin karakter baru
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd