Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bercinta Beda Kasta

Status
Please reply by conversation.
Episode 8

Musim liburan ini biasanya aku ikut orang tuaku jalan-jalan ke eropa. Tapi saat ini rasanya aku tidak mau jauh dari penis khas para tukang. Akhirnya dengan beralasan ingin mencoba berlibur tanpa keluar negeri, orang tuaku tidak mempermasalahkan kalo aku tidak ikut dengan mereka.

Aku berinisiatif untuk mengunjungi villa dan perkebunan ayahku. Kebun itu peninggalan kakekku dan menjadi salah satu sumber kekayaan keluarga kami. Waktu kecil aku sering diajak kesana, dan sudah lebih dari 10 tahun aku tidak mengunjungi villa tersebut.

Akhirnya di hari yg sudah ku agendakan, aku membawa mobil sendiri ke villa ku. Perjalanan normal akan memakan waktu kurang lebih 6 jam. Tapi sayangnya di perjalanan banyak sekali proyek perbaikan jalan yg membuat jalan lebih macet dari biasanya.

Akhirnya hari keburu gelap sebelum aku sampai di villaku. Perutku mulai keroncongan. Aku beberapa kali melihat warung-warung pinggir jalan yg buka, tapi cukup ramai oleh mobil truk. Sepertinya daerah ini jadi tempat peristirahatan supir-supir. Tiba-tiba tubuhku menjadi horny berfantasi jika aku bisa menikmati batang penis seorang supir truk. Tapi aku cukup takut karena ini bukan di daerahku yg bisa membuatku merasa aman.

Tapi perutku sudah minta diisi, aku kelaparan. Kebetulan aku melihat satu warung yg buka tapi sepi sekali tidak ada tanda supir-supir beristirahat. Sepertinya ini warung yg tepat untukku beristirahat dan membeli makan. Akhirnya kuputuskan untuk menepi di depan warung tersebut.



Ketika aku masuk ke warung, ternyata penjaganya adalah seorang ibu-ibu. Tampak wajah sang ibu senang melihat ada pelanggan yg datang ke warungnya. Aku pun minta dibikinkan mie instan dan air mineral. Menu yg aman untuk kumakan di tempat serandom ini. Aku iseng bertanya ke ibu warung itu "Kok warung-warung lain ramai si bu?" Karena cukup aneh kulihat hanya warung ibu ini yg sepi sendiri.

"Ya biasa lah neng, tergantung yg jaganya, cewe muda apa ibu-ibu. Kalo supir gitu ya ga cuma makan doang kan neng" Si ibu berusaha memberi tahu sesuatu. "Biasanya ada yg bantu ibu, cuma baru aja diajak kawin salah satu supir jadi aja ga balik lagi kerja disini. Jadi ya supir-supir mampirnya di warung yg lain" Si ibu warung lalu memberikan semangkuk mie panas yang sudah tidak sabar aku ingin memakannya dan mengisi perutku.

Sambil aku makan si ibu terus bercerita. "Ya biasa neng, supir sambil istirahat suka nyari hiburan juga. Maklum neng, mereka di jalan bisa lebih dari 12 jam." Aku bertanya tentang hiburan apa yang dia cari di warung seperti ini. "Yah neng, namanya laki-laki. Jauh dari istri. Apalagi sih yang dicari?" Si ibu tidak menjawab secara gamblang tapi aku sudah mengerti maksudnya. Aku mulai berpikir, oh ini yang orang suka sebut warung remang-remang. Alunan musik dangdut mengalun dari speakter aktif yg berada di dekat dapur.

Setelah makananku habis, aku masih ingin beristirahat karena pegal setelah nyetir lama. Si ibu warung menunjuk sebuah dipan untukku jika ingin duduk berselonjor kaki. Aku pun langsung segera duduk disana dan meluruskan kakiku. Walaupun ini dipan kayu sederhana, namun aku merwea nyaman duduk disitu karena pegal seharian nyetir. Sehingga aku duduk selonjoran cukup lama.

Lalu ada suara mobil bak berhenti di luar. Lalu masuklah 2 bapak-bapak. Kutebak pasti yang satu supir dan lainnya kernet. Begitu masuk kami saling tatap dan mereka cukup kaget melihatku. "Wah, bu, udah dapet pengganti si Wati nih?" Si supir dan kernet tanpa babibu langsung duduk di sebelah kiri dan kananku.

Si ibu tampak panik karena aku sebagai tamunya di salah sangka oleh supir langganan warungnya. Tapi aku langsung segera memberi kode mata kepada Ibu Warung itu untuk membiarkan apa yg terjadi. Tiba-tiba otak horny ku bekerja. Sebelum ibu warung sempat bicara aku langsung berkata kepada supir dan kernet yang duduk di sampingku. "Iya bang, kenapa? Aku ga lebih cantik dari Wati ya?"

Entah bagaimana aku bisa merespon situasi ini menjadi situasi yg "menguntungkan" untukku. Wajah ibu warung itu masih belum yakin apakah aku tau apa yang akan terjadi. "Ya ga dong neng, Wati mah gada apa2nya dibanding neng... siapa namanya?"

"Santi, bang" jawabku mengarang nama. Keduanya bergantian berjabat tangan. Aku bisa merasakan kulit telapak yg kasar yg sangat kontras dengan kulitku yg terawat. Mata keduanya tidak lepas dari belahan dadaku seakan tidak sabar untuk menerkamnya.

"San, sini bantu ibu dulu bentar" tiba-tiba Ibu warung ini memanggilku ke dapur. Aku pun berdiri dari dipan saat berjalan pantatku di remas oleh salah satu dari mereka. Aku hanya terkejut, dan mereka tertawa keras.

Di dapur dengan suara berbisik. "Neng yakin sama yg neng lakuin? Neng tau konsekuensinya?" Ibu warung khawatir dengan apa yg terjadi denganku. "Ibu tenang aja, aku tau kok, aku sering ngelakuin ini di kota" Ibu warung hanya melongo seperti tidak percaya apa yang kukatakan. Aku pun segera kembali ke dipan yang disambut meriah oleh kedua supir dan kernet itu.

Mereka langsung memesan makanan dan minuman keras kepada si ibu. Sambil menemani mereka makan dan minum tidak segan-segan tangan mereka menjamah paha, pundak dan lenganku. Jujur saja pikiranku sudah tidak ada disitu lagi. Aku sudah membayangangkan tubuhku, di ranjang diapit oleh mereka. Tapi aku harus mengikuti permainan ini. Aku bukan Nadia, seorang majikan yang bisa menyuruh kapanpun penis mereka dikeluarkan dari celana. Sekarang aku adalah Santi seorang penghibur di warung remang.

"Bu, sama kan kaya Wati?" Sang supir menanyakan hargaku. Sungguh pengalaman yg aneh mendengar ada yg menawar tubuhku dengan sebuah angka. "Ya ngga lah, ini mah masih gress, harganya 2x" tiba-tiba jiwa aji mumpung si ibu warung bangkit dan mencoba mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.

"Gapapa, nanti nyampe gudang kita kasbon aja, yg penting neng Sinta nemenin kita." Sang kernet memberi solusi. Sang supir tanda setuju. "Eh mau kemana lu? Ini harus dipake yah" Ibu pemilik warung memberikan dua buah kondom kepada sang Supir dan Kernet. "Inget, kalo mainnya nambah bayarnya nambah juga" Sang Ibu Warung benar-benar mencari kesempatan sebesar-besarnya.

Sang Supir dan Kernet sudah tidak sabar akupun segera dibawa ke sebuah kamar berukuran kecil di bagian belakang warung. Hanya ada matras lusuh dan lampu remang disana. Kini selain bermain dengan tukang, aku pun akan merasakan seperti apa ruangan yg biasa dipakai para tukang dalam bercinta. Tidak adalagi kasur springbed dan ruangan berAC. Aku benar-benar dibawa ke dunia mereka.

Tentu saja sampai kamar mereka sudah tidak malu-malu lagi. Tidak hanya mengelus-ngelus lenganku, kini tangan mereka langsung menjamah kedua dada dan selangkangannku. "Kenceng banget nih toket, gila" ucap kernet yang jemarinya sudah mulai masuk ke dalam bra yg kugunakan.

"Ahh..hmmm..ahh" aku mulai mendesah menerima serangan dari tangan2 jahil mereka. Cepat sekali tangan mereka beraksi hingga kini tubuhku sudah ditelanjangi oleh mereka. Kedua dadaku tidak pernah lepas dari remasan dan cubitan di bagian pentil. Bagian mulut vaginaku pun sudah dikocok-kocok jari mererka bergantian membuatku semakin bergairah.

"Slrpp..slrpp" jilatan dari lidah sang supir mendarat di ujung pentil dadaku yg membuatku merinding. Tanganku meremas rambutnya, menekan kepalanya ke arah dadaku. "Slrppppp.. aaaahh" sang kernet di bagian bawah ikut menjilati vaginaku. Aku sudah dibuat mereka melayang. Yang kuinginkan saat ini hanyalah mencapai kepuasanku.

"Si ibu nemu dimana deh, belum pernah ada yang sebening ini di daerah sini" ucap si kernet dan supir sambil menikmati tubuhku. Cumbuan di dadaku membuat keduanya dilumuri air liur. Vaginaku sudah basah campuran ludah dan cairan cintaku. "Bang.. cepet.. masukin" aku sudah tidak sabar dan terpaksa memohon kepada mereka.

Senyum besar terlihat dari kedua wajah mereka. Mereka langsung segera membuka bajunya hingga sama-sama telanjang. Dua batang penis tukang kesukaanku sudah berdiri tegak untuk memuaskanku. Wajahku memerah membayangkan kenikmatan yang sebentar lagi kurasakan. Kedua tanganku menggenggam kedua penis tersebut. Hitam, berurat dan besar. Tanganku perlahan mengocok-ngocok perlahan kedua penis itu.

"Slrpp..mhhm.." aku jilat dan kulum penis sang supir yang berada di sebelah kiriku. Lalu bergantian kujilat dan kulum penis sang kernet di sebelah kananku. Aku terus melakukan hal tersebut berulang-ulang hingga kedua penis mereka basah dan sangat tegang. "Ayo bang masukin sekarang ya.." aku kembali memohon.

Tanpa diminta dua kali, sang supir langsung memasang pengaman di penisnya. Karena ukuran kondomnya kekecilan, karet penisnya hanya menutup setengah penisnya.
Lalu sang supir memposisikan dirinya di depanku. Aku dengan posisi terlentang dan kedua kaki mengangkang membuka vaginaku. Perlahan penisnya masuk ke vaginaku hingga aku merasakan kepala penisnya mentok di dalam rahimku. "Aaaaaaaah..." aku tidak bisa menahan teriakan dari kenikmatan yg kurasakan. Vaginaku penuh sesak oleh batang penis sang supir.

Sang supir mulai mengocok penisnya di vaginaku sedangkan sang kernet tidak mau menunggu hingga gilirannya. Ia lalu menamparkan penis besarnya ke pipi kiri dan kananku lalu mengarahkan penisnya ke mulutku. Tanpa diminta aku membuka mulutku lalu menghisap-hisap penis tersebut.

Kini posisiku ditengah-tengah kedua penis yang sedang menyodok-nyodok vagina dan mulutku. 'Plak..plak..plak..glokk..glook..glook' suara hentakan penis di vagina dan mulutku bergantian. Kocokan keduanya seirama yang membuatku terbuai melayang menikmatinya hingga aku merasakan diambang orgasme ku. Tubuhku mengejang-ngejang. Sang supir menyadari aku akan orgasme. Kocokan penisnya semakin dipercepat. 'Crret..creet' aku klimaks. Sang supir terus menggenjot dengan tempo cepat membuat aku harus melepas penis di mulutku karena tidak tahan untuk berteriak. "Aaaahh..enaaaak..bang.. aaaaaaah"

Kedua pria itu tertawa melihat aku yg sudah terbawa nafsu oleh mereka. Sang Kernet kini memasang pengaman di penisnya. Kini mereka bergantian, sang Kernet duduk di kasur lalu aku berjongkok di atasnya menduduki penisnya. 'Bless' aku menggigit bibir bawahku menahan geli-geli nikmat di selangkanganku.

Aku goyangkan tubuku ke atas dan ke bawah membuat penis sang kernet timbul tenggelam di vaginaku. Sang Supir tidak mau kehilangan momen, ia mendekatkan penisnya ke mulutku. Tidak perlu diperintah aku pun menjilati dan mengulum penisnya.



Tubuhku berkeringat hebat. Belum pernah aku bercinta di ruangan tak ber AC seperti ini apalagi dengan dua penis sekaligus. Aku sangat terangsang dengan situasi yang kontras seperti ini. Membuatku mencapai klimaks yang kedua. 'Crrr..crrt..crtt' sambil tubuhku mengejang. "Gila si Santi gampang becek gini" ucap sang Kernet yang merasakan penisnya dibanjiri cairan cintaku.

Tubuhku dibalikkan oleh sang kernet jadi menghadap dia tanpa melepaskan penisnya di vaginaku. Kini dadaku menghadapanya lalu tidak menunggu lagi, lidahnya sudah bermain di kedua dadaku. Ia menjilat dan mengenyot dengan keras hingga aku kesakitan. 'Pelan..pelaaan.. bang..aahh..mmhh"

Tiba-tiba aku merasakan ada benda yg menekan di lubang pantatku. Aku menoleh ke belakang, ternyata sang supir ingin memasukkan penisnya ke lubang pantatku. "Ah.. jangan bang.. Santi belum pernah.. sakit" aku mencoba menolaknya karena aku masih takut rasanya akan sesakit apa di sodok oleh 2 penis besar di kedua lubang secara bersamaan.

"Yah San, kalo mau warungnya rame lagi harus ada nilai plus nya dong. Kalo ga, ga bakal bersaing sama warung lain" ucap sang supir membujukku. Aku pun berpikir dan merasa kasihan kepada si Ibu warung yang ketika aku datang tidak ada pengunjung sama sekali sedangkan di warung lain2nya ramai dengan supir2 yang beristirahat.

Saat aku masih termenung, Sang Supir terus melakukan usahanya menjebol lubang pantatku. Dia mencoba melumuri dengan ludahnya. Lalu perlahan ia tekan kepala penisnya tepat di mulut lubang pantatku. Aku sudah tidak bisa menolak lagi. Aku gigit bibir bawahku menahan rasa sakit ketika perlahan penis sang supir merangsek di lubang pantatku.

Sang kernet juga terus mengocok penisnya di vaginaku dan lidahnya memainkan pentil dadaku. Aku sudah tidak bisa merasakan tubuhku lagi. Aku merasa melayang. Penis sang supir masuk seutuhnya ke dalam pantatku. Kocokan penis sang kernet di vaginaku otomatis ikut menggerakan pantatku yg juga mengocok penis di dalamnya.

"Aaaaaaaaahhh..." aku melenguh panjang. Aku orgasme lagi. Sang kernet dan supir tertawa melihatku sudah tidak berdaya. Sang Supir mulai ikut aktif mengocok penisnya. Rasa sakit di awal perlahan berubah menjadi kenikmatan. Kocokan sang kernet semakin cepat di bawah sana karena liang vaginaku semakin licin. Keringat mengalir deras di tubuhku yang sedang diapit oleh dua tukang ini.

"Aaaahh..abang keluar..ahhhh" sang Kernet meremas dadaku dan kocokan penisnya berhenti. Dia sudah tidak kuat lagi menahan hingga dia orgasme di dalam kondomnya sendiri. Tidak lama sang supir pun meremas pantatku dengan kencang. "Aaahhh...." ia mengejang dan menancapkan penisnya dalam-dalam. Lagi-lagi ia pun orgasme di dalam kondomnya. Ada sedikit rasa kecewa dalam diriku tidak bisa menikmati hangatnya sperma. Tapi ini peraturan yg harus aku lakukan di warung remang-remang ini.

Keduanya melepas kan penisnya dari tubuhku. Aku pun terkapar di matras mencoba mangambil nafas. Ruangan ini benar2 panas. Kedua supir dan kernet itu lalu memakai bajunya kembali lalu sebelum pergi mereka memberikan uang 50rb sebagai tip. Kalo aku lupa diriku dimana mungkin aku akan tersinggung. Tapi aku harus memainkan peran ini. "Terima kasih ya abang-abang. Nanti main kesini lagi ya, jangan ke warung yg lain" ucapku seakan bersungguh-sungguh. "Tenang, tadi abang udah kirim ke grup supir-supir sini video ngewe barusan. Apalagi pada tau bisa ditusuk 2 kontol barengan. Tunggu aja paling langsung pada ngantri. Hahaha" Ucap sang supir. Mereka tersenyum lalu pergi meninggalkan ruangan. Aku masih termenung dengan ucapan mereka. Video? Disebar? Apakah wajahku terlihat?

Pintu kamar dibuka. Ibu penjaga warung masuk membawakan segelas air dingin untukku. "Neng bener gapapa?" Tanya si ibu. Aku hanya mengangguk karena saat itu aku langsung menenggak seluruh air di dalam gelas itu. "Gapapa kok bu, jujur saya memang seneng gituan dengan para tukang" jawabku jujur membuat Ibu Warung bengong tidak percaya.

"Buuu.." terdengar suara di luar kamar seseorang memanggil. Ibu penjaga warung keluar dari kamar menemui tamunya. Aku mendengar dari kamar ini ternyata itu pelanggan yang dapat informasi tentangku lewat grup chat. Aku mendengar mereka sudah deal dengan harganya dan langsung menuju kamarku.

Pintu kamar dibuka. Sang supir usia 50an masuk ke kamar melihatku masih keadaan telanjang. "Wahh.. bener ini barang bagus banget" aku hanya tersenyum manja siap memuaskan nafsunya.

****

Jam di kamar menunjukkan pukul 3 pagi. Aku sudah menjadi "Santi di Warung Remang" lebih dari 6 jam. Sudah 5 supir dan kernet yang sudah memakaiku bergantian. Semua lubang ditubuhku tidak ada yg luput dari sodokan penis-penis itu. Entah berapa kali aku orgasme semenjak makan malam.

"San, boleh ya abang keluarin di muka?" Tanya supir terakhir yg sedang menyetubuhiku. Aku pun menangguk tanda setuju karena semalaman ini semua penis menggunakan pengaman. Aku mau yg terakhir ini bisa merasakan hangatnya sperma supir ini. Lagipula ini adalah ronde keduanya setelah belum puas dengan sekali orgasme denganku. Jadi kuanggap bonus saja, toh si Ibu dapat bayaran double.

Lalu aku bantu ia melepas kondomnya. Kukocok dengan tanganku dan kujilati besar ini dari kepala hingga pangkalnya. "Ahhhhh.." sang supir melenguh lalu 'croott..crooot..croot' spermanya keluar dengan banyak di wajahku. "Kalo masih ada duit, pasti aku lanjut ronde tiga san. Puas banget aku" ucapnya. Aku hanya tertawa dalam hati karena dia tidak mengetahui kalo aku di kota rela tidak dibayar untuk bisa menikmati penis tukang seperti miliknya ini.



Lalu ia berpakaian kembali dan pergi. Aku pun membersihkan wajahku dari spermanya dengan tisu yg tersedia di kamar ini. Ibu warung masuk ke kamarku. "Neng, ibu udah tutup ya warungnya. Makasih neng udah bantu ibu. Uang sebanyak ini biasanya dapet lebih dari seminggu, sekarang cuma semalem." Sang ibu warung sangat berterima kasih kepadaku. Dalam hatiku justru aku juga yg berterima kasih karena aku menemukan tempat dimana aku tidak kehabisan stok penis-penis tukang yang selalu siap memuaskan nafsu birahiku.

=======

Bersambung halaman 42

Wah terbaik sih ini
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd