Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Beyond My Imagination

yeah imajinasi om crimson memang luar biasa, ide ide liar dan segar kayak gini yang harus ditiru, well makasih om rabanaste udh mau merilis story ini
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Salam Nyemprot Gan. Kembali lagi dengan Cerita Panas saya. Kali ini Cerpan yang saya sajikan merupakan Prekuel Cerita Beyond My Fantasy

Cerpan ini sebenarnya buahkarya dari karya Suhu @pengagum_rahasia yang tidak jadi tayang. Lalu dengan izin beliau, saya mencoba mengembangkannya. Selamat Menikmati.

CAST
Natalia
DXSKCg-VAAALtcm.jpg


Ratu Vienny Fitrilya
DQDHl5UV4AImBPx.jpg:large

Shinta Naomi
DUxHb7bVwAE0GwU.jpg

Viviyona Apriani
DVt8lSaUQAAzIlc.jpg

Lidya Maulida Djuhandar
DRf2xnhUEAAraAE.jpg

Vergil
DXNXg7uVMAAs_1S.jpg


Aku berjalan menuju sebuah pintu gedung saat seorang gadis yang sepertinya lebih tua diatasku, menyambutku. Senyumnya hangat, wajahnya cantik, tubuh dan rambutnya wangi hingga aromanya bisa tercium dari tempatku berdiri. Di sampingnya berdiri seorang gadis yang terlihat juga lebih tua dariku senyum-senyum sendiri melihatku.

“hai Aku Melody… ini Shania, kalau kamu?oh iya... Selamat datang”

“aku Viny… aku juga ingin jadi member sama seperti kalian” kataku sambil tersenyum.

“ahh… kak, senyumnya manis banget… kayaknya bisa deh dia gabung” kata gadis bernama Shania itu.

“kamu bisa dance gak? Nyanyi? atau ada kemampuan lain?” tanya Melody padaku.

“Dance kayak gimana? Bisa sih, nyanyi?tentu bisa, tapi soal bagus atau enggaknya, tau deh” kataku jujur malu-malu dan lagi-lagi entah kenapa aku malah tersenyum lagi.

“aku bakal ngedance sambil nyanyi, kamu ikutin ya? Setelah aku” kata Melody sambil mencoba mencontohiku sebuah gerakan.

“iyaaa… ” kataku sambil fokus melihat gerakan yang Melody lakukan, bisa celaka kalau aku gagal melakukannya.

“I want U… I need U… I love U, di dalam benakku keras berbunyi irama Musik… Heavy rotation… ”

Melody menari dan menyanyikan lagu yang walaupun tidak pernah kudengar sebelumnya tapi aku menyukainya. Melody mengakhiri gerakannya dan memintaku untuk mencoba. Aku pun melakukan perintahnya, aku menari diikuti menyanyikan lagu yang dibantu oleh Shania karena aku tidak hafal.

“yups lumayan… menurut aku, kamu bisa jadi member… gimana menurut kamu Shan?” tanya Melody pada Shania.

“ok banget dari aku… kak” kata Shania sambil memberi 2 jempol padaku.

“oke kamu bisa masuk, bawa tas kamu… dan Shania akan mengantarmu ke kamar kamu” kata Melody lalu berbalik masuk ke dalam.


***

Aku bangun pagi sekali, saat mendengar suara bising dari sebelah. Oh iya dalam satu kamar diisi dua orang. Aku tidur sekamar dengan seorang gadis berwajah Chinese atau oriental deh biasa disebutnya. Gadis itu nampak bingung mencari-cari sesuatu di dalam lemari pakaiannya.

“pagi… ” sapanya saat menyadari aku bangun dan menatapnya yang sedang sibuk berkutat.

“pagii… aku Viny, kamu siapa? Tapi kenapa kamu bingung banget kayaknya” tanyaku yang melihatnya kembali mengacak-acak lemari pakaiannya.

“hai Viny, aku Natalia… oh iya, seragam olah ragaku ngga ada nih… oh iya.. kamu di team apa kok masih santai berbaring di kasur malas-malasan begitu?”

“team…?” tanyaku dengan polos kearahnya. Dia berhenti sejenak dan menatapku sambil mengulangi pertanyaannya.

“iya, kamu masuk team apa? Kemarin kak Melody bilang apa ke kamu?”

“nggak bilang apa-apa tuh, aku lulus dan bisa gabung, habis itu Shania nganter aku ke kamar ini… ”

“pasti ada yang kelewat… coba ingat-ingat lagi deh” katanya sambil kembali mencari seragamnya.

“hmm… apa ya? Aku gak ingat ada tambahan kata dari Melody… ”

“dia ngomongnya pasti pelan Vin, makannya kamu gak denger, tapi harusnya dari gerakan bibirnya kamu bisa tahu” kata Natalia memberi petunjuk.

“K… Ti… Ga… ” aku mengingatnya saat beberapa detik sebelum Melody berbalik dia mengatakan K Tiga lewat bibirnya, dan itu memang nyaris tak terdengar atau karena saking Hypenya aku yang lolos seleksi dadakan semalam, aduh.

“K3 itu ... hah, kita satu team… buruan ambil seragam yang ada di tas yang Shania kasih… dikasihkan semalam?” tanya Natalia sambil tersenyum karena seragamnya sudah ketemu.

“iya dikasih…” kataku santai dan tetap berbaring di ranjang.

“lah… terus ngapain kamu masih santai tiduran kayak gitu? Buruan mandi terus kumpul atau gak kita bakal kena omel… ”

“eh iya ya… hihihi maaf belum konsen Lia” kataku sambil menenteng handuk menuju kamar mandi.

“dasar… buruan aku tungguin” katanya terdengar dari kamar mandi.


***
“APA-APAAN!!!! NATALIA KENAPA KAMU TELAT!!!!!”

Teriakan Diamond ala pria ini sukses menjangkau jantungku. Pria sebaya ini berteriak kencang sekali sampai membuat rombongan team yang sedang lari mengelilingi lapangan sempat terhenti dan melihat kearah kami berdua.

“SIAPA YANG SURUH KALIAN BERHENTI!!!! MAU KU HUKUM KALIAN…?! LIDYA KAMU LIHAT APA!!!!??” teriak si gorila ini membuat kupingku sakit.

“nggak pak… ” kata salah satu gadis yang kupikir bernama Lidya itu.

“Natalia… kamu masih suka telat… kamu siapa namanya?” tanya si Gorila padaku.

“Viny pak… baru gabung semalam” kataku menjelaskan dan berharap lepas dari jerat hukuman si Gorila.

“ohh… biar kamu baru, kamu tetap harus di hukum ya… harusnya anak baru datangnya lebih awal… Lari kalian ditambah 17 putaran… oh iya nama saya Mr. Hito… ingat baik-baik nama saya Viny… sekarang lari kalian… ”

“aaahh… iya pak… ” suara Natalia menjerit.

Aku menengok rupanya pantatnya di remas Mr. Hito, walah cabulnya terang-terangan banget nih orang. Aku dan Natalia lari sekencang-kencangnya karena kami harus lari 27 putaran sementara si Gorila bilang harus selesai bersamaan teman-teman kami, sialan memang si Gorila, memangnya ini porsi latihan untuk idol, namun ini terasa seperti menu latihan para atlit.

“hoosshh… hooosshh”

Aku terengah-engah setelah berlari begitu kencang dan pada akhirnya kami berdua gagal mengejar rekan-rekan yang sudah selesai 5 menit yang lalu. Gorila pun berkacak pinggang dan mengomeli kami berdua, dasar guru gila. 10 lap terlewati 4 lap dan kami yang baru mulai 17 lap harus finish bareng mereka, mau bunuh kami berdua pak, kenapa nggak coba saja bapak lakuin hal itu sendiri.

“kalian bapak Hukum…”

“lagi… ?” kataku yang nyaris protes tapi di hentikan Natalia.

“kalian bersihkan Toilet dan kamar mandi… untuk kamu Viny, bersihkan kamar mandi para staff dan pengajar… Natalia kamu bersihkan Toilet ruangan murid… laksanakan… 2 jam lagi selesai… ”

Seusai Gorila berhenti berbicara,Natalia berlari kearah Asrama team K3 dengan cepat bak seekor Cheetaah yang tidak kelelahan. Aku yang masih diam diteriaki teman-teman satu teamku. Aku hanya mendongakkan kepalaku seolah tak paham.

“Viny… dua jam itu sudah dimulai… kamu gak akan tepat waktu kalau diam kayak gitu beeibb” kata seorang gadis berambut sebahu dengan suara serak-serak basah.

“hah… sialannn… ”

Aku berbalik dan berlari sekencang-kencangnya kearah toilet Staff, tapi aku berhenti sejenak dan berbalik kearah mereka semua termasuk si Gorila yang tertawa terbahak-bahak melihatku kembali.

“hossh… Hosshh… pak… bapak belum bilang dimana toiletnya para staff dan pengajar… itu dimana… ” tanyaku sambil ngos-ngosan.

“bapak mau kasih tahu sih sebenarnya… tapi lupa… dimana tempatnya anak-anak?” katanya tanpa rasa bersalah dan malah melempar pertanyaanku pada teman-temanku.

“kiri pintu masuk utama Viny… pintu yang kamu masuki semalam… ” teriak Lidya.

“makasih… ” kataku sambil berlari kencang.


***

1 jam berlalu dan aku kehabisan sabun pel. Aku memutuskan meminta pada Natalia karena tak ku temukan sekitar sini, aku juga tidak tahu harus minta kemana, kebagian Staff atau kemana? Aku tidak tahu. Aku pikir masa bodo untuk waktu 2 jam itu, di hukum ya dihukum saja. Aku tersesat sampai di sebuah lorong yang lumayan gelap karena tidak dapat sinar matahari.

Ini jalan yang benar atau engga, aku ngak tahu. Pokoknya jalan, ada orang nanya, gaada ya jalan terus. Aku melihat papan penunjuk (isi hati), iyalah karena dari tadi nuruti kata hati malah tersesat jadinya kuungkapin kalau aku lagi sebal. Kanan ke Uks, kiri ke Asrama team K3.

“nahhhh… ” sorakku dalam hati.

“Aaahh…”

Lho kok? Suara desahan? Dari dekat sini nih. Aku mendengar berulang-ulang suara desahan itu makin pendek saja jaraknya. Ini jelas orang lagi ngeseks, gila siang-siang begini? Skandal nih. Aku mengintip dari jendela satu ke jendela satunya sampai ketemu bayangan membelakangiku seorang lelaki lagi memaju mundurkan bokongnya dan ada seorang perempuan yang berpegangan pada sebuah meja.

“Doggy Style… gilaakkk… Uppss, aku lagi nyamar… kelupaan”

Aku melihat si pria makin cepat memaju mundurkan pantatnya dan jeritan si gadis makin keras. Ini benar-benar kacau deh, aku memasukkan telapak tanganku ke dalam celana dalamku, mencari penisku. Sial aku lupa lagi jadi Viny, aku kan cewek, mana punya batang, kampret. Tapi aku horny banget sialan, gimana nuntasinnya coba? Celaka aku nggak tahu. Sial- sial, alasan aku jadi seperti ini karena Gadis bernama yang kupakai tubuhnya ini, Ratu Vienny Fitrilya.


****Author POV****
Pria berkumis yang rambutnya agak beruban itu sedang asik mendoggy seorang wanita berseragam olahraga. Rambutnya panjang terurai di pundak, dadanya sekal, kulitnya putih, mata lancip dan wajah yang oriental. kedua tangannya bertumpu pada ujung meja, sedang dia membungkuk dan dari belakang dihajar oleh Pria berkumis yang merupakan Sekuriti.

“Aduh neng… Enak… ahhhh” Pria itu meremas bokong wanita itu sambil terus memaju mundurkan pinggangnya, batangnya yang hitam keras itu keluar masuk liang senggama wanita yang bernama Shinta Naomi.

“Akhh… Pakhh… Ahhhh….” Naomi meracau saat batang hitam itu terus menggarap lubang kenikmatannya.

Lalu pria itu menampar-nampar bokongnya. Puas menusuk-nusuk dan menampar bokongnya. Ia memposisikan Naomi duduk diatas pahanya lalu memintanya agar ikut bergoyang. Naomi yang sudah terbuai nafsu birahinya semakin binal. Kadang dia menggoyang bokongnya memutar yang membuat pria itu semakin gelagapan.

Pria itu mengangkat kaosnya sampai diatas dada. Terekspos Buah dada menantang yang ditutupi bra. Lalu melepas pengait bra Naomi. Tanpa menghentikan genjotannya. Dan akhirnya keseluruhan dada Naomi terpangpang jelas. Putting yang mengacung, aerola berwarna pink agak kemerahan.

Pria itu mulai menghajar buah dadanya dengan remasan perlahan sambil memutar. Terkadang mencubit halus putingnya. Yang membuat Naomi semakin liar. Mulutnya agak menganga dan matanya terpejam sambil merasakan genjotan pria itu.

Pria itu semakin cepat memompa penisnya, tanganya terus meremas dan bibirnya menciumi tengkuk Naomi. Selang beberapa menit kemudian. Nampaknya Naomi telah orgasme yang di tunjukan dengan sikap tubuhnya yang mengejang, namun si pria itu tidak memberinya ampun.

Ia terus saja menggenjot sambil mengisap leher Naomi dan memberikan efek getar yang luar biasa. Lalu Naomi diangkat dari pangkuannya dan pria itu melepas penisnya lalu mengocok didepan Naomi. Sepertinya Pria itu sudah pada klimaksnya. Lalu dengan sigap Naomi menghisap penis pria itu dan pria itu menghentak-hentakan pinggang nya. Sambil menembakan benih-benihnya.

Naomi yang takuasa menolak, lalu sertamerta menelan sperma pria itu.

“Luar biasa kamu neng… Nanti Babeh calling lagi ya” kemudian pria melepas sperma dari mulut Naomi. Dari mulutnya keluar lelehan sperma pria itu. Kemudian pria itu segera berbenah membereskan pakainnya lalu mengecek keadaan sekitar.

Disusul oleh Naomi yang sudah lemah namun mau tidak mau dia harus keluar dari ruangan agar tidak dicurigai yang lain.


*******POV AUTHOR END******


“hahaha… kayak nggak makan bertahun-tahun, wajar sih kamu pasti capek banget dapat double hukuman kayak tadi… aku sih udah kebiasa”

“eh… masa? Buatku itu tadi berat lho… ”

“engga ah… biasa buat aku” kata Natalia lalu berbaring ditempat tidurnya.

Aku makan dengan lahap sampai tidak menyadari sesuatu yang aneh tercetak di pahanya. Untuk sekedar informasi, rekan satu kamarku ini memiliki body goal yang di idamkan wanita mana pun, perpaduan kulit oriental dan bentuk badannya mungkin bisa membuat jakun pria naik turun. Aku lagi-lagi harus menahan diri, aku sedang dalam mode perempuan tidak bisa menyalurkan hasratku saat ini.

Selesai makan aku mengamati sesuatu yang tercetak di paha Natalia. Dengan nekat dan penuh rasa penasaran akupun mencolek sesuatu yang menempel di paha Natalia. Kenyal, dan baunya mirip seperti? SPERMA. Aku mundur dan terduduk di tempat tidurku, disini semua wanita, kecuali staff dan pengajar. Aku memunculkan isi teori di kepalaku, hal terburuk yang mungkin bisa terjadi adalah dia di perkosa? Masa dia mau suka rela ngeseks? Kalau aku nanti diperkosa juga gimana? Aku pria yang berada di tubuh wanita dan di perkosa pria, sialan.

Berati korbannya bukan wanita yang tadi ku temukan di dalam UKS saja. Natalia juga masuk kedalam list tersebut.

Aku meneguk air di gelas dan menenangkan diriku sendiri, tapi tetap saja aku tidak bisa tenang.

Aku keluar dari kamar, mencari tubuh asliku dari ruangan ke ruangan. Tapi aku tidak menemukannya. Teman-teman team K3 bertanya padaku. Aku tidak bisa bilang aku mencari diriku, karena bisa terbongkar rahasiaku.

Mereka mengajakku mengobrol sampai tengah malam dan aku tidak melihat diriku mondar-mandir di mess team K3, padahalkan saat bertukar tubuh kemarin aku sedang menjadi Reporter yang akan meliput kegiatan K3 selama 1 minggu.

Aku kembali ke kamarku, tidur dan mencoba menenangkan diri. Baru mataku terpejam aku mendengar aku mendengar pintu kamar berderit. Seseorang sedang masuk ke kamar. Aku tetap berpura-pura memejamkan mataku, menunggu dan berharap orang yang masuk ini tidak berniat buruk padaku.

“Nat bangun… ”

“hmm… ”

“bangun Nat… ”

“sensei… ngapain disini… ?” nada Natalia nampak panik.

“apa kau bilang… aku menunggumu… ini jatahmu melayaniku, apa kau lupa?”

“ahh… jangan sekarang sensei… aku capek”

“wooyy… jangan alasan macam-macam… ”

“tadi saya baru diperkosa Babeh di depan… tolonglah sensei… ”

“kamu pikir aku percaya… sudah buruan, tengkurap”

Aku membayangkan dalam kepalaku dialog barusan. Aku harus apa sekarang? diam sajakah melihat temanku di lecehkan oleh si gorilla? Jelas dia si gorilla jika dari suaranya sudah pasti dia.

Aku berusaha memutar otak ku. mencari ide untuk mencoba menghentikan pria bejat itu. Akhirnya terbesit suatu ide dari benakku. akan ku coba meski memakan resiko tinggi.

Dengan gerakan tiba-tiba aku mengangkat tubuhku hingga terduduk, namun mataku masih kupejamkan. Natalia dan si gorilla terkejut seketika melihat ku yang tiba-tiba duduk.

"KUSO YARO! HENTAI! JIJI!" aku berteriak bak sedang mengigau, Natalia memandang kearahku dan ia menepuk-nepuk ku. namun aku berusaha tak menggubrisnya dan harapku mereka berfikir aku sedang mengigau. Gorila yang kaget lalu mengurungkan niatnya. Takut akan hal yang tidak di inginkan, ia memberikan kode kepada Natalia dengan menggerakan wajahnya mengisyaratkan untuk mengecek diriku, terlihat karena aku agak membuka sedikit mataku. namun itu masih terlihat sedang memejam oleh mereka berdua.

"Sst Nat ayo kita keluar saja, dia sedang mengigau, bahaya bila dia terbangun" Si gorila menarik lengan nat untuk segera keluar dari kamar. Aku tak mau kalah, sehingga aku berdiri dari kasurku dan berteriak layaknya orang kesurupan.

"Hoaarggh! Aku bunuh kau aku bunuh kau!" sambil memberi gestur murka kepada mereka namun mataku masih memejam. Natalia segera melapaskan tangannya dan bergidik ketakukan, Si gorila yang melihat hal tersebut juga segera mundur. saat itu pula aku melempar selimutku kebetulan kearah si gorila. Gorila itu tertutup oleh selimut ku, sehingga dia meronta-ronta.

Kemudian aku buta mataku, dan mengedipkan sebelah mataku kepada Natalia sembari mengisyaratkan untuk keluar. Nampaknya Natalia cukup cerdas sehingga ia mengerti maksudku. Aku melompat kearah Pak Gori yang sedang meronta menyibakan selimutnya.

Namun terlambat aku melompat menimpanya, kemudian tubuhnya ambruk lalu aku cakar-cakar wajahnya yang tertutupi selimut tersebut sambil berteriak-teriak tidak jelas.

"huarrrggg! mati kau! bajak laut Mati kau!"

sampai beberapa saat teman-teman dan staf yang lain berkumpul, mencoba menenangkan ku. dan menolong Si gorila dari cengkramannku.

berbagai bacaan dan puji pujian dirapalkan kepadaku, berharap aku yang mereka sangka kesurupan itu segera berakhir.

Aku yang menyadari kedatangan banyak orang, menyudahi actingku lalu pura-pura pingsan. Natalia membangunkan ku perlahan, aku mengerjap-ngerjapkan mataku, dan bertanya seolah tidak tahu apa-apa, kulihat pandangan Gorila itu sangat tajam padaku. Maaf saja Gori kau tidak akan bisa melakukan pelecahan itu lagi terhadap Lia, aku yang akan melindunginya.

"Viny, kamu gak apa-apa kan?" nada khawatir dari Lidya kepadaku disusul oleh kawan-kawan yang lain yang bertanya hal yang sama.

aku hanya menggelengkan kepalaku. seolah tak mengerti apa-apa, dan mencoba menggerak kan lengan ku, kubuat seolah-olah sakit. Agar lebih meyakinkan.

Natalia kemudian memeluku, terasa dua gundukan buah dadanya menekan punggungku.

"Aku capek nih, boleh aku tidur lagi?" ucapku lirih

"Lebih baik kamu tidur di ruangan staff saja, bersama Ibu karin. Natalia juga, Khawatir ada apa-apa dikamar ini" Tawar ibu kepsek.

Aku dan Natalia bersama staff wanita yang lain pergi menuju dorm staff, kulihat Ibu kepsek sedang berbincang dengan beberapa orang staff lain sambil menunjuk ke arah kasur dan pojok ruangan.


****

sebelum tidur, Natalia nanya apa aku tahu soal Hito dengan dirinya yang menyembunyikan sesuatu. Aku cuma senyum penuh arti sambil mengusap poni diwajahnya. Hingga akhirnya kami sama-sama terlelap di kasur yang sama.

======Flash Back======

Kutendang tong sampah di depan pintu apartemen ku, hingga semua isinya keluar berhamburan, berserakan di atas lantai marmer yang bening. Tak henti-hentinya mulutku mengumpat dan mendengus kesal. Semua emosi dan kekesalanku yang meluap-luap ku salurkan secara fisik dan uring-uringan tak jelas.

Untungnya apartemen ku tidak begitu padat penghuni, disamping itu tiap penghuni satu sama lainnya bersikap masa bodoh dengan yang lainnya. Sehingga tidak begitu menjadi persoalan bila aku melakukan ini semua.

Securiti yang bertugas pun lepas dari pengawasannya, seperti biasa sudah masuk jam 1 dini hari mereka biasanya santai-santai. Leha-leha dengan menonton tivi atau sekeda chit-chat. Karena mereka yakin pengamanan cctv di sekitar lingkungan apato dapat mengcover.

Sialan aku hanya tak habis pikir, Kekasih ku yang sudah menjalin hubungan denganku selama kurang lebih 2 tahun, dengan mudah begitu saja memutuskanku, dengan alasan kecocokan. Ya kita sudah gak cocok lagi katanya dengan lugas dan lantang. Ditambah perusahaan tempat dimana aku baru bekerja sekitar 1 tahun memecat ku secara sepihak, karena kinerjaku yang makin menurun akibat aku terlalu sering izin tidak masuk. Ya memang didalam kontrak tertulis, Pihak pertama selaku perusahaan dapat menghentikan pihak kedua sebagai pekerja bilamana pihak kedua dinilai tidak layak.

Entahlah aku sudah pusing, sudah muak dengan kehidupanku, yang seakan-akan tak pernah berpihak kepadaku. Aku sudah mencoba berbicara langsung dengan mantan kekasihku di kediamannya, berupaya untuk memperbaiki hubungan kami, tapi nihil. Keluarganya pun tak dapat memaksa meski mereka setuju dengan ku. Ia tetap berusaha keras agar hubungan kami berakhir dan ia pun meminta ku agar jangan pernah lagi menghubunginya.

Belakangan ini, ya kurang lebih 2 hari yang lalu. Aku melihatnya digandeng oleh seorang cowok. Tampangnya tidak lebih tampan dariku, malah bila dibandingkan, Aku jauh lebih tampan. Aku tinggi putih dan stylish. Sedangkan ia biasa saja dengan kulit sawo matang. Tapi dia menang lebih di status soisal ia lulusan akpol dan sekarang menjadi Provost. Sedangkan aku lulusan teknik dan menjadi drafter disebuah perusahan kontraktor. Kendaraan ku hanya mobil jazz,sedangkan ia Mobilnya Pajero Sport terbaru.

Cewek matre? Entah lah, padahal selama jalan bareng dia gak gitu-gitu amat. Kalo aku bilang karena materi mungkin terlalu picik caraku berfikir. Tapi entahlah yang kupikirkan saat itu karena perbedaan status kasta. Dia anak dari seorang Pejabat. Entahlah pejabat korup atau pejabat yang sudah lah aku semakin kesal bila mengingat dan membayangkannya. Rasanya ingin ku tonjok tepat diwajah cowok itu.

Waktu dan usahaku selama 2 tahun lebih seakan sia-sia. Ingin aku berkata kasar didepan mereka berdua. Tapi aku tak terima di pecundangi seperti ini, aku harus menuntut balas pada orang-orang yang telah membuat hidupku terpuruk seperti ini.

Waktu tengah menunjukan pukul 2 dini hari saat ku lihat pada jam tanganku. Aku berjalan tak tentu arah hingga menyusuri jalan kota. Entah kenapa akupun tak merasakan kelelahan padahal aku sudah berjalan selama 1 jam lebih.

Hingga aku memberhentikan langkahku tepat didekat terowongan lintasan jalan tol. Kulihat Anak jalanan yang sedang berkumpul memandang tajam kearahku, hingga salah satu diantara mereka mereka beranjak dan berjalan kearahku, kemudian dia agak mempercepat langkahnya kemudian di ikuti oleh kawananya berlari menuju arahku.

Sial banget, aku sepertinya akan menjadi target bulan bulanan mereka, sepertinya mereka ingin memalaki ku. Aku kemudian berbalik arah dan mempercepat langkah ku. Aku mulai berlari dengan kedua kaki ku yang kurus. Gini-gini aku tuh pernah ikut lomba marathon 17an dan pernah jadi atlit basket juga.

Suara teriakan mereka memecah keheningan malam, tak nampak kendaraan disekitar, karena ini adalah daerah yang bisa kebilang sepi, dan rawan. Kurang lebih ada 5 orang yang mengejarku, setahuku saat aku sebelumnya melihat mereka yang sedang berkumpul. Hingga aku memasuki belokan dan kutemukan sebuah gang yang hanya cukup di lalu motor.

Nampaknya mereka berhasil membuntuti ku hingga mereka masuk gang yang sama dengan ku. Nahas nya gang yang ku telusuri ini ternya gang buntu, mereka sumringah jumawa melihatku yang terjebak bagai tikus dalam perangkap. Sehingga salah satu diantara mereka yang kupikir adalah bossnya berteriak ke arahku.

“Lu mau selamat, serahin barang-barang lu. Baju celana lu juga lepas, kayaknya lumayan tuh buat dijual, hahaha” di ikuti oleh tawa dari kawanananya.

Keringat dingin membasahi sekujur tubuhku, nafas yang berhembus kencang, jantung yang berdebar sangat cepat. Badanku serta lenganku menggigil bukan karena dinginnya malam tapi karena aku tegang, serta putus asa. Aku melepas pandangan kesegala arah, berharap ada celah jalan keluar. Tapi nyatanya tidak. kini bagai telur di ujung tanduk.

“Udah lu gak punya pilihan lain, lepas semua pakaian lu njing, barang-barang lu sini”

Dengan berat hati aku akhirnya melepas jam tangan dan mengeluarkan dompet serta handphone ku. Direbutnya jam tanganku serta dompetku oleh orang itu. Sebenarnya bila 1 lawan 1 aku masih berani tapi ini 1 lawan 5 bray. Aku masih sayang nyawaku. Bisa saja diantara mereka menyimpan senjata seperti pisau lipat atau sejenisnya.

Orang itu mengambil semua uangku dalam dompet, lalu dilemparkan dompet itu kepadaku, dan meminta pakaianku dilepas. Untungnya Keberuntungan masih berpihak pada ku. Tidak berapa lama dari situ, terdengar suara sirine polisi, lalu dengan sigap mereka berlari berhamburan sambil mengumpat kepadaku. HP ku yang hampir dia ambil aku tarik kembali dan ku masukan kedalam saku.

Akhirnya mereka pergi hanya membawa jam tangan serta uangku saja. Seorang Pria muda dengan motor cross, menghentikan motornya didepan gang, lalu menuju arahku. Kulihat dari siluetnya iya seperti pria tinggi dengan jaket parka. Setelah sampai di depan ku ia kemudian tersenyum. Dan memberikan tanganya untuk berjabat tangan dengan ku.

“Udah aman kok, Gue Vergil, gak sengaja gue liat lo lari dikejar kawanan preman jalanan tadi masuk sini, lu gak kenapa-napa kan?”

Aku hanya menggelengkan kepala perlahan, ada rasa sukur dan tegang, tapi kini sudah berangsur tenang.

“Eh, Gue Andrian, makasih banget udah nolongin, kalo gak ada lu mungkin gue udah abis jadi bulan-bulanan”

“Syukurlah, kalo gitu, lu tinggal dimana? Kayaknya lu bukan orang sini ya?”

“hmm, iya gue tinggal di pemekasan, gue lagi iseng jalan-jalan ngilangin suntuk kemari”

“Hah pemekasan, lu pake apa? Kendaraan pribadi apa umum?”tanya nya

Sambil kami berjalan keluar dari gang buntu tersebut.

“Gue jalan, hehe”

“Gila lu, jalan dari pemekasan sampe sini lumayan jauh, pasti lagi galau ya lu? Masalah kerjaan atauu… cewek kah?” sambil menepuk pundaku perlahan

“Hehe, Tau aja, dua-duanya bro” senyum simpul diwajah ku tak dapat kusembunyikan. Rasanya sosok Vergil menjadi malaikat penolong dan pengobat laraku saat ini.

“Nih untungnya gue punya sirine macem polisi di motor gue, jadi gue bisa nakut-nakutin mereka, hahah” ia tertawa renyah sambil menepuk-nepuk sirine yang dipasang pada motornya.

“eeh gue kira lu polisi bro” sambil kugaruk rambutku yang tak gatal.

“Ayo lekas naik, aku anter ke pamekasan”

Ia lantas menaiki motor crossnya, lalu disusul olehku yang naik di boncengannya.

Vergil segera memacu motornya menelusuri jalan kota, namun tak jauh dari sana mereka melihat gerombolan pengemudi motor yang mengerung-gerungkan knalpotnyanya sehingga berbunyi bising, 2 motor mencoba mempepet kami. Tapi ternyata skill Vergil dalam mengemudikan motornya patut diacungi jempol.

Kami berhasil terlepas dari kejaran mereka, hingga akhirnya sampai di ujung kota, dimana kendaraan besar yang memuat barang sudah mulai banyak berlalu lalang. Tapi sekumpulan gang motor itu tidak menyerah begitu saja. Vergil mencoba menyalip truck gandeng didepan, tapi nahas pada arah yang berlawanan melaju bus malam yang sangat cepat, lampu dim nya di nyalakan serta klakson dibunyikan seakan memberi isyarat kami untuk menghindar.

Kami berada tengah-tengah antara bus dan truck gandeng tersebut, sedikit saja gerakan kesamping maka tamat lah riwayat kami, dibelakang kami sudah tidak nampak pengemudi motor yang mengejar kami.


Lepas dari kejaran para berandalan tubuhku terasa ringan namun pikiranku masih sadar. Hingga sekelebat hitam menutup wajahku. Dan aku tak sadar apa yang terjadi.


*****
“Udah sadar ya? Untungnya kamu Cuma kecapean saja kata dokter, tenang aja kamu gak kenapa-napa kamu ada dikediamanku”

“Vergil dimana?” tanyaku yang entah kenapa pikiranku langsung teringat vergil

“oh kakak, dia didepan lagi bikin kopi, kamu udah tidur 2 hari 2 malam loh” wanita itu mengganti kain kompres yang berada di kepalaku dengan telaten. Parasnya cantik, kulitnya putih namun ada yang kurasa kurang, dadanya rata.

“Kamu?” tanyaku sambil mengubah posisi yang asalnya berbaring menjadi duduk bersandar pada ujung ranjang.

“aku Vienny, Aku investigator di biro investigasi ini, hehe… agak aneh ya?” sambil menuangkan air minum kedalam cangkir kemudian disodorkan kepadaku.

“Investigasi, maksudnya?”

“iya kami membuka biro jasa investgasi, ya anggap saja sama kayak detektif swasta gitu dri”

Ku teguk minuman yang sudah vieny siapkan untuk ku.

“Eh, anu makasih banyak ya, gue gak tau harus balas nya gimana, mulai dari kakak lu yang nolongin gue dijalan” ku bungkukan badanku, lalu Vienny mengangkat tubuhku perlahan.

“Gak apa-apa kok, sebagai gantinya kamu mau kan bantu kami? Soalnya salah satu investigator kami lagi sakit parah, diduga dia kena penyakit yang masih belum teridentifikasi” Vienny duduk sambil menyilangkan kedua tanganya di depan dadanya.

“Bantu gimana nih”tanya ku yang keheranan.

“Ya jadi investigator juga, bisa kan?” senyumnya dan kedipan matanya itu membuatku mematung dan tak bisa berkata apa-apa.

“yee, malah bengong kamu tuh” Vienny menggoyang-goyangkan badan ku.

“Eh ii.. iya selama gue mampu ya”ucap ku agak gugup.

“simple kok, jadi gini, klien kita minta bantuan, katanya minta di usut tindak asusila yang dilakukan oleh staff terhadap idol”

“hah idol? Kenapa tidak minta tolong polisi saja vin?”

“heheh, jadi gini dri, polisi itu gak selalu turun langsung untuk menyelidiki kasus, terkadang mereka memakain jasa seperti biro investigasi seperti kita, ya bisa dibilang, bila di lakukan oleh kami akan mengirit biaya negara, gitu toh bang andrian”

Aku Cuma mengangguk-ngangguk paham tak paham.

“lalu tugas ku bagaimana?”

“Tugas mu itu dengan menyamar menjadi peserta audisi Idol yang akan diadakan, besok malam”

“peserta idol? Cowok ada idol emangnya?” aku yang masih keheranan oleh pernyataannya dibuat garuk-garuk rambut. Tapi Vienny hanya tersenyum kearahku.

“Cewek lah ndri, hehehe” kemudia kedua tangannya memegang kedua bahuku, aku ditekan dan baringkan di kasur, wajah kami saling berhadapan, ia tetap tersenyum penuh arti kepadaku, jantungku berdegup kencang,wanita yang baru ditemui olehku sudah se agresif ini. Tapi perlakuannya padaku seolah menghipnotis ku untuk mengikuti apa yang ia lakukan.

Bibir kami bersentuhan, matanya terpejam, lalu kupejamkan pula mataku. Lidah kami bermain didalam mulut yang sudah terhubung ini, hingga kurasakan ada kejutan di sekujur tubuhku layaknya orang yang sedang kesetrum.

Ku buka mataku, dan ciuman kami terlepas. Hal yang mengejutkan terjadi, aku melihat diriku berada di bawah tubuhku, lalu aku angkat kedua tanganku kemudian ku lihat sekujur tubuhku. Astaga kenapa tubuh kami tertukar, Kini Aku ada dalam tubuh Vienny, dan Tubuhku di kontrol Vienny.

Lalu ia tersenyum padaku dan mengangguk memberi penjelasan.

“Hehe, karena aku gak bisa nyanyi dan menari jadi tugas sebagai idol, aku serahkan padamu, lalu aku yang memakai tubuh mu ini akan menjadi seorang reporter”

“Eh Vin, tapi ini gimana? Aduuh” aku mengucek-ngucek kedua mataku lalu menggaruki kepalaku, ternyata ini bukan mimpi aku bertukar tubuh dengan Vienny.

“Andrian, aku tuh punya kemampuan yang aneh, setiap aku berciuman pasti tubuh ku akan tertukar, dan ini sangat membantu untuk penyelidikan, heheh… udah lemesin aja say, nanti juga terbiasa”

Aku mematung sambil melihat tubuhku yang dipakai Vienny berjalan meninggalkan ruanganan.



===== flashback end=====


Sinar mentari menyeruak masuk keruanganku, kala aku buka kedua mataku Natalia tengah berdiri sambil menenteng cangkir yang berhembus uap panas.

"mau nyoklat? kebetulan hari ini kita gak ada latihan fisik... Tapi nanti jam 11 kita latihan vokal vin"

aku yang masih berusaha mengumpulkan sisa-sisa nyawaku berupaya bangun dari kasur sambil merentangkan kedua tanganku kesamping lalu keatas.

"boleh, kalo gak keberatan hehe"

"Santai aja heh, tunggu bentar ya" ia menuju rak yang mana tertata oleh gelas-gelas dan alat makan minum lainnya. tak lama kemudia ia kembali kepadaku dengan secangkir coklat hangatnya. Ku anggukan kepalaku dan tersenyum kemudian dibalas oleh senyumnya kemudian duduk disampingku.

kami sama-sama menikmati coklat hangat yang disajikan oleh Natalia, hingga ia membuka pembicaraan.

" Makasih soal kemaren malem, jujur sebenernya aku tuh bingung harus ngapain"

wajahnya ditundukan kebawah dan tanganya kulihat memegang erat cangkir dengan agak gemetaran.

"kalau kamu mau cerita, cerita aja, aku siap dengerin kok, sapa tau aku juga bisa bantu kasi solusi" di akhiri oleh senyumanku padanya dan dibalas oleh anggukan serta senyum yang tersungging diwajahnya.

"makasih ya vin"

Ternyata benar saja, Natalia memang dipaksa oleh sebagian staff , sekuriti juga penjaga sekolah untuk melayani nafsu bejad mereka. Yang lebih membuatku tercengang ternyata bukan Lia saja, tapi ada 4 sampai 5 member lain juga yang menjadi korban. mereka takut untuk melapor, khawatir nama baik dan karirnya hancur. begitu sih pengakuan dari Lia.

"Kamu harus jujur sama keluarga mu, saran ku sih lebih baik kamu lapor. Toh KPAI juga akan melindungi kamu serta keluarga kamu bahkan badan hukum lah yang akan bertindak tegas" aku berkata dengan lugas dan dengan sorot mata yang menggebu.

Natalia hanya menggeleng, kemudian raut wajahnya berubah, air matanya bercucuran lalu kepalanya dibenamkan kedadaku, hingga kedua tanganya erat memeluku.

ku diamkan sejenak seraya ia terus bersedu sedan. refleks aku mengusapi kepala nya. dan kucium keningnya.

"Lia, kalau aku jujur kira-kira kamu percaya ga?" kemudia ia mengangkat wajahnya dan menyeka air matanya.

"maksud mu?"

aku mengangguk mengiyakan, lalu tersenyum sambil menepuk kedua pipinya.

"oke sebenarnya aku ini.."

brak pintu tiba-tiba terbuka, kami berdua terkejut melihat sosok yang membuka pintu kamar kami tanpa ada permisi terlebih dahulu.

Pria bertubuh tinggi besar memakai jas hitam dan berkacamata hitam, memasang wajah yang sinis.

"kalian berdua ikut saya ke ruang Konseling sekarang juga"

kami panik dan dengan terburu-buru segera membereskan pakaian kami, lalu tanpa persiapan apa-apa kami meninggalkan dorm staff pengajar.

kami bertiga bersama bapak itu berjalan menelusuri lorong, hingga sampai di ruangan yang diatasnya terdapat papan penanda Ruang konseling.

Dengan angkuh pria itu masuk kedalam ruangan, lalu menoleh kearah kami dan mengisyaratkan agar kami masuk.

disana didepan meja terlihat seorang wanita paruh baya mengenakan dress formal serta kacamata rambutnya diikat kebelakang, tatapan matanya dingin, lalu mempersilahkan kami duduk di depannya.

"Natalia, Vienny kah? oh iya James kamu boleh kembali ke post mu, terimakasih"

Pria bernama James tersebut meninggalkan kami bertiga, lalu diakhiri oleh suara pintu berdebum.

"ok Vienny, member K3 baru ya, hebat baru 1 hari disini sudah membuat ulah yang membuat gempar 1 asrama, kamu punya penyakit? epilesi kah? bipolar atau sejenisnya?" kata-katanya yang menohok ku membuat aku semakin jengah. ingin rasanya aku cepat-cepat keluar dari ruangan ini.

"maaf bu, saya tidak sadar kenapa saya bisa tiba-tiba seperti itu" aku menundukan badan ku serendah mungkin, Natalia yang berada disebelahku ikut menunduk, karena ikut merasa bersalah.

"kamu mau bilang, kamu kesurupan gitu? ah gak masuk akal, saya gak percaya hal begituan, yang saya tanya apakah kamu punya penyakit?"

aku menggeleng-gelengkan kepalaku menatap dalam wajahnya, seolah memohon pengampunan akan apa yang telah ku perbuat, batin ku berkecamuk ada rasa kesal karena kenapa Vienny tidak ada di saat genting seperti ini. Berbagai kemungkinan ku pikirkan saat itu, di skors kah, atau bahkan lebih parah di pecat.

"Maafin saya bu, saya sama sekali tidak sadar saya melakukan itu. sekali lagi maaf ya bu"

"memang mudah meminta maaf, tapi kedepannya bila kamu kedapatan berbuat ulah lagi saya tidak akan segan-segan menghukum kamu" bentaknya padaku ditambah sorot matanya yang tajam.

"Terimakasih bu, saya berjanji tidak akan mengulangi lagi"

"oke kamu boleh kembali ke dorm, tapi natalia kamu masih disini ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan"

"eeeh masih disini?" tanya natalia yang membuat jantung kami berdegup kencang.

"iya, Kamu mau melawan lagi? Vienny sana balik ke tempat, sebentar lagi olah vokal akan dimuai. atau kamu mau dihukum karena sengaja meninggalkan latihan olah vokal?"

kami berdua saling berpandangan, namun Natalia mengangguk pasrah sambil tersenyum berusaha menyembunyikan ketakutannya kepadaku.

berat rasanya meninggalkan dirinya yang sedang terpukul oleh masalah yang dihadapinya. namun aku hanya bisa berdoa agar ia senantiasa dalam lindungan Nya.


*****
"Viny, nada mu masih terlalu ketinggian, coba turunkan satu nada"

Bu karin begitu tegas dalam mengajar, jujur aku sebenarnya kurang suka menyanyi, dan tidak ada bakat dari leluhurku untuk menyanyi, tapi ntah kenapa aku bisa lulus audisi waktu itu.

"Ok Buat kamu Kapten, bagus pertahankan seperti itu"

hingga akhirnya sesi latihan berakhir dan beranjak ke waktu istirahat.

"Kita makan apa sekarang nih kira-kira?" tanya seorang yang baru kukenal bernama Anin

"Aku pengennya Gudeg, aku kangen kampung halaman huuu" ucap seorang wanita yang berkulit putih bermata sipit memakai kacamata, sambil memejamkan mata seraya menggengam kedua tangannya membayangkan kotanya.

"aah jangan gudeg, mendingan opor ayam" tukas Lidya

"serah deh apapun, asal jangan ikan, hehe" Yona menambahi

"tuh lihat di pantri makan siang kita sudah kesedia, yuk all?"

ajak Shinta kepada kami.

kemudian sampailah kami di pantri ternyata menu makan siang hari ini Kare jepang, wah wanginya saja sudah membuat liurku hampir menetes, bagaimana rasanya.

sambil sekedar chit chat sedikit kami makan dengan lahap. Tapi entah kenapa pikiranku terbang melayang memikirkan nasip Natalia, aku yang agak melamun dikejutkan oleh Shinta.

"Hayo loh mikirin apa?" mereka cekikikan didepanku.

"ehh bukan apa-apa kok, cuma agak kebayang natalia yang lagi di ruang konseling" tuturku

Mendengar kata ruang konseling raut muka mereka menjadi mendadak suram, tak ada lagi ucapan atau kata-kata candaan, dan mereka mulai menuntaskan makan siang mereka.

"eh ada yang salah kah?" ujarku

"eng.. enggak kok vin, yuk kita jalan-jalan kedepan" tawar Yona lalu di ikuti oleh yang lain.

semakin penasaran dan curiga saja kelakuan mereka. apakah mereka juga korban yang sama seperti natalia, entahlah aku pun belum mendapat bukti yang kuat. Tapi yang pasti aku harus mencari keberadaan Vienny dan mencari tahu keadaan Natalia.

Aku berpamitan sebentar kepada kawan-kawan ku, ku putar arah menuju ruang kelas, di dekat koridor perbatasan dengan dorm Grup T aku tiba-tiba mendengar rintihan seorang wanita, Tepat nya di kelas sebelah ku.

Aku mengendap-endap perlahan mencari celah di dekat jendela, berusaha mendapatkan visualisasi. kebetulan sekarang aku sedang memakai kacamata yang memiliki fitur seperti kamera.

beruntung ada celah kosong dekat gorden yang terbuka, hingga ku lihat nampak siluet orang yang bersetubuh.

astaga lagi-lagi, sekarang siapa korbannya? aku mundur beberapa langah melihat kearah papan penanda yang bertuliskan Ruang multimedia. Ku coba membuka pintu, yang secara mengejutkan ternyata tidak dikunci, lalu aku membuka dengan sangat hati-hati berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Aku sangat senang karena akhirnya aku bisa mengambil sebuah bukti untuk aku jadikan sebuah laporan. aku berjalan merunduk melangkah berhati-hati melewati tiap-tiap meja yang diatasnya berdiri monitor LCD, lalu ku lihat di sudut ruangan.

Astaga seorang pria tengah di ikat tangan dan mulutnya tanpa busana alias telanjang. yang lebih parahnya pria itu adalah tubuhku, ya itu Vienny yang sedang ada pada tubuhku. Ia di perkosa oleh Ibu kepala sekolah dan Ibu BK.

ada rasa canggung saat aku mau merekam aksi itu dengan kacamata ku. karena bukan apa-apa pria yang ada disana adalah diriku sendiri. tapi investigasi tetap investigasi.

aku menyalakan fitur rekaman videoku. kau zoom lensa sebelah kiri ku hingga terlihat jelas.

Ibu Kepsek begitu bernafsu mengulum penis itu, dan ibu bk asik mencumbui tubuhku yang dalam keadaan terikat.

tawa mereka terdengar jelas oleh ku, Vienny hanya pasrah diperlakukan seperti itu. rasa kesal bercampur aduk dengan kasihan. aku hanya bisa berkata sabaralah vin, dengan berhasil rilisnya video ini, kerja kita akan selesai membuahkan hasi.

tapi tak lama kemudian bahuku tersa berat, ada seseorang yang mencengkram dari belakang. aku membalikan kepalaku dan kulihat ternyata ia adalah Hito si gorila. bibirnya terkembang, senyuman seakan menemukan mangsa ditengah kelaparannya. kedua bahuku dicengkram, dan dengan sigap ia menarik kedua tanganku kebelakang, lalu mengangkatku berdiri.

"Nyonya-nyonya sepertinya ada tamu yang akan ikut memeriahkan pesta kita" ujarnya sambil mendorongku berjalan kearah mereka.

"Hei Vienny, nakal ya kamu, kalau kamu mau ikut party sih oke." ujar Ibu Kepsek.

"Ayo bawa kemari, apa dia masih gress atau sudah bekas? hahahah" Ibu BK ikut menimpali.

lalu aku di dorong hingga setengah telungkup diatas meja yang bersebelahan dengan tubuhku yang dipakai vienny, ia hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil mengisyaratkan aku untuk pergi. Pergelangan tanganku kemudian di ikat oleh si gorila.


lalu celana yang ku pakai di plorotkan secara paksa olehnya. Air mataku tiba-tiba menetes, rasa takut serta kalut akan di perkosa oleh seorang pria, yang tidak tahu bahwa sebenarnya aku juga pria, namun berada di dalam tubuh wanita.

mereka tertawa merendahkan ku, gori sudah menurunkan celananya sehingga yang tersisa hanya celana dalamnya.

Sementara Bu Kepsek dan Bu BP asik bergumul dengan tubuhku yang vieny gunakan. Hingga bu kepsek menghentikan sejenak aktifitasnya.

"Hito tunggu sebentar, biar mangsa kita ini beri kesempatan untuk saling bercengkrama, sepertinya mereka belum berpengalaman."

Gori yang tak kuasa menolak perintah atasanya hanya tersenyum kecut lalu mendorongku kearah vienny.

ikatan vienny pada mulutnya dilepas lalu, seakan di beri udara segar vienny segera mengambil kesempatan mencium ku.

bibir kami saling berpagutan dan kurasa getaran seperti strum dalam tubuhku. Ternyata Vienny memiliki rencana, kami kembali ketubuh masing-masing kami.

"Lihat Hito, si reporter dungu itu ternyata sudah bernafsu sedari tadi sampe-sampe si vienny di cipok gitu aja" ujar Kepsek.

lalu dibalas dengan tawa diantara mereka.

tubuhku terasa berat, kurasakan ada beberapa memar akibat penyiksaan yang dilakukan oleh mereka. Aku hanya bisa melihat Vienny kemudian segera mengambil posisi berlutut di bawah hito lalu mengocok penisnya perlahan meski kedua pergelangan tangannya masih dalam keadaan diikat.

"rupanya dia sekarang menunjukan jati dirinya sebagai lonte bu Kepsek" ujar Ibu BK

"arggh... ya terus sayang.. kocok terus, kenapa gak dari tadi kayak gini, kan gak perlu ribet aaahhh..." ujar Gori yang sedang menikmati servis vienny. tak lama dari itu Vienny berdiri dan dengan cepat mengecup bibir gori, kulihat ada kejutan diantara mereka, selang beberapa detik, gori tersenyum dan melepaskan tendangan lututnya ke badan vienny.

bugh


tubuh vienny agak terlontar keatas lalu jatuh pingsan, kemudian ditahannya dan di baringkan diatas meja.

Kedua Ibu-ibu paruh baya itu saling berpandangan keheranan.

"apa-apaan kamu hito, itu diluar perintah ku" ucap ibu kepsek namun tak lama dari itu dilayangkannya tinju kearah ibu kepsek sehingga ia terpental beberapa langkah kebelakang dan menerjang meja yang berbaris dibelakang.

ahhhgggr

"hentikan atau saya bisa lapor sekuriti datang kemari, hito!" Ibu Bk segera mengeluarkan handphonenya lalu dengan cepat vienny melepaskan tendangan kearah tangan ibu BK sehingga Hp dan tubuh ibu BK terjatuh kesamping,membentur tembok lalu ia hilang kesadaran.

Vienny menatapku tajam sambil tersenyum. lalu ku dengar suarah rintihan dari arah Ibu kepsek ternyata ia masih tersadar dan berusaha bangkit untuk melarikan diri, tapi Vienny tidak diam begitu saja ia melompat kearah ibu kepsek diterjangnya bahunya dengan tubuh yang di benamkan ke bawah, sehingga nampak ibu kepsek ditunggangi oleh vienny yang memakai tubuh si gorila.

ibu kepsek meronta-ronta namun tenaganya sudah habis, hingga akhirnya ia menyerah kehabisan tenaga dan pingsan. "hey kamu bisa jalan gak?" ucap nya

"Bi.. bisa kok vin" ucap ku terbata-bata.

" oke kali ini ambil stun gun di jaket itu lalu lumpuhkan tubuh gori setelah ia kembali ke asalnya, setelah aku bertukar tubuh dengan tubuh asliku ok, kamu bawa tubuh asliku ke kamar, sisanya aku serahkan padamu"

Aku yang sudah bersiap dengan taser siap menstun gori yang akan kembali kepada tubuh aslinya.

vienny mencium bibirnya yang terbaring diatas meja. lalu kejutan seperti sengatan listrik terlihat di kedua tubuh itu lalu dengan sigap aku menstun leher gori hingga ia terjatuh dan pingsan.

Aku membawa tubuh Vienny ke kamar ku, secara diam-diam. Untunglah kondisi dorm sedang sepi-sepinya. sehingga aku leluasa memasuki kamar kami.


*****
3 hari kemudian.

Sebuah Headline news bertajuk percobaan tindak asusila terhadap member idol menjadi sebuah topik yang hits, yang didalangi oleh Kepala sekolah Idol tersebut. Namun nama-nama member yang menjadi korban percobaan tindak asusila tersebut tidak diungkapkan. Mungkin demi kebaikan member tersebut. Adapun 5 tersangka diantaranya Kepala sekolah, guru olah raga,Sekuriti, dan penjaga sekolah sebanyak 2 orang.

Aku dan Vienny sama sekali tidak menemukan Ibu BK dalam list tersangka, sepertinya ia memiliki backing yang kuat, dan kalo itu benar, berati nasip ku dan Vienny dalam bahaya. Ia pasti mengincar nyawaku.

"Tenang lah tidak usah sekhawatir itu, lagi pula selama aku memiliki kemampuan ini, aku bisa jamin kita tidak akan terkena masalah... percayalah" Vienny memesan 2 gelas kopi di sebuah kafe outdoor di pusat kota.

"iya, tapi soal identitasku?" tanyaku yang sama sekali aku tidak tahu apa yang vienny lakukan pada tubuhku saat ia menyamar sebagai reporter.

"Pokoknya percaya saja, sudah ada bagiannya yang mengurusi, tugas mu adalah menunggu misi selanjutnya" sambil mengedipkan sebelah mata dan tersenyum manis padaku.

Pesanan kamipun tiba. Vienny meneguk kopi itu perlahan, aku pun segera meminum kopi itu juga.

"wah enak banget, aromanya yang nikmat emang cocok di minum dipagi hari seperti ini, oh iya untuk sementara kamu jangan datang dulu ke biro ya, biar aku saja yang hubungi kamu, jangan tanya kenapa, hmmm atau bisa dibilang buat kebaikan kamu deh"

aku mengernyitkan dahiku dan penuh tanda tanya.

hingga akhirnya vienny berdiri menatapku tajam lalu tersenyum.

" Oke sampai jumpa lagi ya, cek rekening mu, bayaran mu sudah ditransfer" ia kemudian pergi melangkah meninggalkanku, lalu di ujung jalan ku lihat ia bersama kakaknya vergil juga seseorang yang duduk diatas kursi roda, seorang pria yang terlihat lesu, matanya sayu memandangku.

Lalu vienny membungkukan badanya didepan pria berkursi roda tersebut lalu ku lihat vienny menciumnya dan ada getaran yang menandakan pertukaran tubuh. Vienny kemudian melangkah berbalik bersamaan dengan lambaian tangan dari pria yang berada di kursi roda kepada ku.

Sial ternyata selama ini vienny yang bersama ku adalah...


Sekian.
Part 1.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd