Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

BU KADESKU, BONEKA SEXKU

DOSA TERINDAH
(Part 1 )

Awan gelap masih memayungi Desa Suka Bangun siang itu. Dari gelapnya awan yang masih pekat, tak nampak hujan akan mereda. Bahkan, hujan siang itu masih menghujam dengan derasnya dan membuat suasana semakin dingin. Sementara itu, kilatan petir beberapa kali masih menyalak. Namun bagi Bi Darmi, tidak ada yang lebih menyalak hatinya ketimbang peristiwa memalukan yang tadi dilihatnya. Ya, peristiwa itu adalah saat di depan matanya ia melihat perbuatan terlarang antara Pak Iwan dan mantan ibu mertuanya, Bu Ambar. Melihat Pak Iwan yang sedang memperlakukan Bu Ambar seperti seorang lonte membuat jantung Bi Darmi masih bergetar sampai sekarang. Yang lebih mengguncang dirinya, Bu Ambar yang selama ini dikenalnya sebagai seorang yang santun, keibuan dan alim, ternyata justru memiliki sisi kebinalan yang mengerikan. Wanita berusia 58 tahun itu justru yang meminta Pak Iwan memperlakukannya seperti lonte yang dengan binalnya ingin kemaluanya digenjot sekencang dan sekadar mungkin oleh mantan menantunya.

Bi Darmi yang masih syock mencoba untuk berpura pura tidak melihat peristiwa memalukan itu dan tak ingin ikut campur. Asisten rumah tangga yang sudah belasan tahun mengikuti keluarga Bu Yulia itu mencoba melakukan aktivitas rutinya yaitu memasak di dapur guna mempersiapkan makan malam.

Bi Darmi yang resah masih terlihat gemetar saat memegang gagang pisau saat dirinya mencoba mengupas kentang dan wortel untuk dijadikan Sop. Yang membuat dirinya gelisah, sore itu Bu Yulia belum juga pulang. Sementara Cantika, juga belum nampak batang hidungnya.

"Pasti karena hujan yang sangat lebat ini makanya Bu Yulia dan neng Cantika belum pulang," pikir Bi Darmi dalam hati.

Jelas Bi Darmi merasa takut kalau kalau setelah ini Pak Iwan dan Bu Ambar akan memarahinya habis habisan dan pasti menuduhnya sudah sengaja mengintip apa yang dilakukan mereka.

Benar saja, jantung Bi Darmi berdegup kencang saat mendengar sebuah suara langkah kaki datang menghampirinya ke dapur.

"Mati aku!" risaunya.

"Bi Darmi, " terdengar suara Pak Iwan mencoba memanggilnya dari belakang. Bi Darmi pun menoleh dengan kepala menunduk.

"Saya, Pak..." jawabnya lirih.

"Boleh minta waktunya sebentar. Tolong berhenti dulu masaknya," pinta Pak Iwan dengan sopan dan halus.

"Baik, Pak. Anu Pak...Emmm, Pak... Anu, tadi saya...Maaf... Saya. " Bi Darmi merancau tidak jelas saking gugupnya.

"Tenang Bi, ini minum dulu." Pak Iwan justru mengambil sebuah gelas dan mengambilkan air di dispenser untuk Bi Darmi. "Ini minum dulu, tenang ya."

Saat Pak Iwan menyodorkan gelas berisi air, Bi Darmi merasa enggan untuk menerimanya. Namun tatapan teduh pak Iwan seperti meyakinkannya untuk menuruti saja. Bi Darmi pun menyambut gelas itu dan meneguknya sedikit.

" Bibi dengarkan saya dulu. Tidak perlu berbicara. " Pan Iwan santai.

"Jadi... langsung saja. Bi Darmi kan tadi sudah melihat saya dan mamah lagi seperti itu." Pak Iwan menghela nafas sejenak. "Ya memang seperti itulah kami yang sebenarnya. Memalukan sekali memang. Tapi kami melakukan itu dengan sadar dan tidak ada paksaan."

"Maaf pak, saya tidak sengaja," Bu Darmi gemetar.

"Bi Darmi jangan takut ya. Tenang saja. Saya tidak marah. Bukan salah Bibi, tapi salah kami sendiri melakukan itu di ruang terbuka," Pak Iwan mencoba membuat wanita di depanya agar tidak panik. Karena Pak Iwan tahu, kalau Bi Darmi panik ia bisa saja bercerita kepada Bu Yulia.

"Jadi, karena bibi sudah melihatnya. Saya mau sekalian jujur saja." Pak Iwan kembali menghela nafas. "Jadi sebenarnya antara saya dan mamah memang ada hubungan terlarang. Dan kami tak hanya sekali ini melakukanya. Kami sudah melakukanya berkali kali dan semua itu kami lakukan karena semata mata kebutuhan orang dewasa saja." Pak Iwan mencoba tak menutupi rahasia mereka.

"Maaf Pak, bapak tidak perlu bercerita sebenarnya. Saya mau pura pura tidak melihat kejadian tadi dan saya janji tidak akan menceritakan kepada siapapun khususnya kepada Ibu atau Neng Cantika. " Bi Darmi jujur.

"Nah... terima kasih kalau bibi bisa seperti itu. Itulah yang ingin saya tegaskan kepada bibi sekarang. Saya mau bibi berjanji untuk mengaja rahasia ini dari Ibu, Cantika dan semua orang." Pak Iwan memegang pundak Bi Darmi dan menepuknya.

"Janji pak, saya akan diam saja." Bi Darmi mengangguk berkali kali. "Cuma..."

"Cuma apa bi?" Pak Iwan khawatir.

"Cuma kaget saja mengapa dengan Bu Ambar,"

"Hmmm...soal itu, biarlah jadi rahasia kami. kan setiap orang punya rahasia terdalamnya masing masing. Bukankah begitu..." Pak Iwan tersenyum penuh maksud.

"Iya Pak," Bi Darmi mengangguk.

"Saya tidak marah sama bibi. Ini saya justru mau menawarkan sesuatu biar kita bisa damai dan melupakan ini semua," Pak Iwan memegang tangan Bi Darmi dan merogoh saku celananya. "Ini saya ada sedikit uang buat bibi. Anggap saja sebagai bentuk keinginan saya dan permohonan saya agar Bi Darmi bisa menjaga rahasia ini.

"Ahhh Pak, tidak usah pak." Bi Darmi sedikit mengelak tak enak. "Ini uang banyak sekali pak."

"Ah, cuma 6 juta. Kebetulan saya lagi ada rejeki dan lupa belum berbagi sama Bi Darmi." Pak Iwan memaksa. "Diterima ya, buat tambahan masuk SMA anak Bi Darmi"

"Tapi pak, saya gak enak. " Bi Darmi mengelak sekali lagi. Namun dalam hatinya ia merasa rejeki itu tidak bisa ditolaknya mengingat jumlahnya yang sekitar 2 x kali gajinya sebagai asisten rumah tangga.

"Hehehee... harus diterima dengan enak ya," Pak Iwan terkekeh santai sambil menggenggam tangan Bi Darmi erat agar mau menerima uang ini.

"Anggap aja ini bonus buat Bu Darmi yg kemarin capek bantuin ibu di Pilkades." tambah Pak Iwan.

"Anu pak...Tanpa uang ini, saya juga sebenarnya janji tidak akan cerita pak. Saya anggap saya cuma berkhayal saja tadi. " Bi Darmi masih tak enak.

"Ah... pokoknya diterima saja ya." Pak Iwan menatap mata Bi Darmi dengan pandangan teduh dan ramah. Bi Darmi entah mengapa merasa meleleh melihat majikanya malah sebaik itu. Apalagi pandangan yang ditunjukkan oleh Pak Iwan terlihat sangat tulus. Mungkin pandangan dari lelaki gagah,tampan dan berkharisma seperti itulah yang membuat Bu Ambar merasa nyaman dan jatuh hati dengan Pak Iwan hingga rela menyerahkan tubuhnya seperti lonte kepada lelaki itu.

"Diterima ya. Eheeem... Bukankah dulu, Bi Darmi seneng sekali kalau saya beri bonus kalau saya minta melakukan tugas tambahan." Sindiran Pak Iwan membuat wajah Bi Darmi bingung.

"Kan memang tugas saya pak kalau keluarga ini minta tambahan pekerjaan pasti saya bantu," Bi Darmi mencoba membaca arah bicara Pak Iwan.

"Maksud saya, tugas "tambahan" yang enak enak itu lho Bi," Pak Iwan tersenyum nakal.

"Pak... tolong pak, jangan dibahas lagi soal itu. " Bi Darmi sangat malu mendengar Pak Iwan membahas lagi soal masa lalu.

"Heheehe Bibi gak usah malu." Pak Iwan merasa senang Bi Darmi sudah mulai memerah wajahnya. "Bukanya dulu aja Bibi seneng banget walaupun cuma saya kasih uang 500rbu setiap kali saya minta dipijitin bibi sambil telanjang.



"Ah...Pak...apaan sih pak. Jangan dibahas lagi Pak. Nanti ada yang denger." Bi Darmi malu Pak Iwan mengingatkan dirinya soal kekhilafannya dulu.

"Justru hujan n dingin kaya gini, saya jadi kangen dipijitin sama bibi lagi." Pak Iwan meletakkan jarinya di dagu Bi Darmi. "Saya kangen lihat semangka gondal-gandul Bi Darmi pas lagi kocokin kontol saya. Apalagi pas pejuh saya nyemprot ke susu atau wajahnya bi Darmi. Enaakkk banget. "

"Ah....sudah pak. Ini saya terima deh pak. Jangan sindir yang itu lagi Pak. Itu kan saya memang saya tidak bisa menolak. Soalnya bapak pinter banget kalau rayu saya" Bi Darmi menyadari kelemahannya kalau berhadapan dengan Pak Iwan. "Jangan dibahas lagi ya pak, itu rahasia saya yang paling memalukan. Kalau Bu Yulia atau suami saya tahu saya bisa dibenci seumur hidup."

"Jadi benar kan saya bilang. Setiap orang punya rahasia masing masing. Dan sekarang kita sudah saling pegang rahasia kita. Hehehee" timpa Pak Iwan merasa Bi Darmi bisa dipercaya mengingat Pak Iwan juga sudah memegang kartu AS Bi Darmi.

(Pak Iwan bahkan masih menyimpan barang bukti foto telanjang Bi Darmi saat melakukan pekerjaan tambahan untuknya )

( Bi Darmi diajari BDSM sex di kamar mandi )

( Bi Darmi sepulang kondangan )


( Bi Darmi mode hijab binal )

( Bi Darmi membuatkan sarapan Pak Iwan sambil diminta telanjang )

"Iya pak, kita lupakan saja pak soal ini n rahasia nakal kita dulu. Saya janji rahasia bapak dengan Bu Ambar akan saya jaga. " Janji Bi Darmi

"Kalau soal kenakalan kita, gimana saya bisa lupa Bi. Orang kita sudah lakuin itu puluhan kali sampe gak keitung. " Wajah Bi Darmi memerah saat Pak Iwan mengingatkan betapa nakalnya mereka dulu. "Saya masih ingat banget kaya gimana toket n tempiknya bibi lowernya kaya gimana. Ploooock...Plooockkk....Plooockkkk! " Pak Iwan tertawa puas sementara Bi Darmi mencoba menutup telinganya.

"Ah Pak, Malu saya pak," Bi Darmi merinding mendengar Pak Iwan mengatakan itu. "Ya namanya udah tua n STW, udh gak karuan pak bentuknya."

( Ilustrasi pekerjaan tambahan yang sering diminta Pak Iwan kepada Bi Darmi dengan upah sejumlah uang)

( Diajakin Mandi Bersama )
( Layanan Pijat Telanjang )
( Pak Iwan mencicipi lubang pantat Bi Darmi )

( Ngentot di dalam kamar Bi Darmi)


( Pak Iwan minta PAP Bi Darmi saat mandi )


(Pak Iwan mengajak Bi Darmi bercinta sesuai menjembur pakaian)

"Tapi saya kangen lho Bi, ngentotin tempiknya Bi Darmi. Apalagi hujan hujan dingin kaya gini," Pak Iwan semakin nakal. Bahkan seketika ia tiba tiba mencolek bagian kemaluan bi Darmi.

"Iiih... Bapak, apa apan sih. Gak enak Pak. Sana bapak kalau mau gituan lanjutin lagi sama Bu Ambar. Saya gak akan ganggu. " Bi Darmi gemas n sedikit kesal.

"Gak lah, Mamah masih malu, marah n syock kayaknya sekarang. Makanya, ayo sekarang saya ajak nemuin Mamah untuk menenangkan dia n Bibi bilang kalau bibi janji akan jaga rahasia."

"Waduh, saya malah takut Pak. Takut Bu Ambar marah besar ke saya. Apa nanti atau kapan kalau beliau sudah tenang ya pak. " Bi Darmi kembali mengingat kilasan kejadian saat melihat Bu Ambar yang semula binal seperti lonte tiba tiba harus melepaskan kontol Pak Iwan dari lubang pantatnya dan langsung berjalan malu dengan telanjang setelah dipergokinya. Bu Ambar pasti sangat malu akan hal itu.

"Kalau nunggu kemarin kemarin, malah beliau semakin gak tenang. Sekarang saja temuin beliau ke kamar. Saya bantu bicara untuk menenangkan beliau. Biar hari ini juga kita selesaikan masalah ini sampai tuntas bertiga. Saya, Bu Ambar dan Bi Darmi. " Ajak Pak Iwan.

"Baik pak kalau begitu. " Bi Darmi mengangguk menuruti.

"Ayo kita ke kamar mamah." Pak Iwan mulai melenggang.



DI KAMAR BU AMBAR
30 MENIT KEMUDIAN


Waktu sudah beranjak semakin sore namun hujan masih juga belum terlihat akan mereda. Hembusan angin dingin masuk melalui sela jendela yang putih berembun karena udara yang dingin mulai membekukan uap air. Sesekali kilatan cahaya menyalak yang lantas diikuti oleh suara gemuruh yang sahut menyahut. Diatas atap rumah, butiran anak anak awan tak henti hentinya membuat gaduh. Saking gaduhnya suara hujan yang turun maka jika ada jenis suara apapun tidak akan bisa didengar oleh orang lain dari luar sana. Tak kecuali suara perbincangan rahasia yang tengah dibicarakan oleh Pak Iwan dan Bu Ambar di kamar itu.

"Uuuuuh.... anget n becek banget tempikmu mah!!! " ucap Pak Iwan yang tskengah asik menggenjot lubang vagina Bu Ambar yang tengah melengguh keenakan sembari menungging seperti seekor anjing.

"Aaahhh....Enak wan, enak wan... enak sayang kontolmu. Terus sayang... yang kenceng. Entot mamah sepuasmu!" Pinta Bu Ambar dengan binalnya.

"Plooooccckk.... Ploooocckkk.... Plooooccckkk.... Ploooock" suara tempik lower Bu Ambar berbunyi hebat saat kontol besar Pak Iwan tak henti hentinya menghajar lubang kehormatan mantan ibu mertuanya itu. Namun sekencang apapun bunyi itu terdengar, tak ada orang lain pun yang akan tahu dan curiga karena suara hujan dan gemuruh petir menyamarkan bunyi itu dari siapapun. Bahkan saat Bu Ambar dman Pak Iwan bercinta sambil berteriak teriak pun tak akan ada orang yang curiga.

"Aaahhh....Uuuhhh...Aahhhh....Iiiiihhh...Uhhhhh... Enak sayang, terus sayang, lebih kenceng sayang. Perkosa tempik mamah yang kasar sayang," perintah Bu Ambar menjadikan Pak Iwan budak nafsu terpendamnya.

Gemas dengan perintah nakal itu, Pak Iwan semakin bernafsu. Lelaki perkasa itu lalu menarik jilbab Bu Ambar dengan kasar lalu meraih mulutnya dan menyumpalkan jari. tangannya ke mulut wanita paruh baya itu.
"Dasar binal kamu mah, ini udah kenceng banget. Nanti kalau tempik mamah tambah lower gimana?"

"Gak papa wan, sepuasmu wan. Pokoknya puasin mamah sekarang wan...Ahhh.... Ahhh " jawab Bu Ambar dengan kesusahan karena mulutnya disumpal jari pak Iwan.

"Aahhh... ni sayang. Nikmatin genjotanya! Dasar lonte kamu mah! Lonte haus kontol n penuh kamu sayang...Ahhh...Ahhhh !!!! " Pak Iwan semakin kasar memperlakukan Bu Ambar bak seorang lonte murahan yang siap memuaskan kontol tuanya.

Meski permainan mereka berdua kasar, nakal dan berisik, namun mereka tak perlu khawatir akan ada orang lain yang tahu. Sore itu, Pak Iwan dan Bu Ambar berhasil meyakinkan Bi Darmi untuk berjanji menjaga rahasia skandal mereka. Dengan bujuk rayu ditambah sedikit uang "tutup mulut", Bi Darmi sudah berjanji untuk menutup rapat rapat rahasia terlarang mereka. Terlebih, Bi Darmi sendiri ternyata memiliki rahasia kartu AS yang sudah dipegang Pak Iwan. Maka, sore itu setelah merasa bisa mengamankan Bi Darmi, Pak Iwan dan Bu Ambar tergoda untuk meneruskan hasrat terpendam mereka. Seperti kesetanan mereka berdua bercinta dengan penuh nafsu, penuh gairah, penuh debar jantung dan penuh keringat.

Saking gilanya Pak Iwan dan Bu Ambar bercinta, Bi Darmi yang juga tengah menungging telanjang di samping mereka berdua untuk menunggu giliran sampai merasa iri.

"Pak Iwan..***ntian saya Pak. Entotin saya kaya gitu juga Pak!" Lenguh Bi Darmi dengan tatapan iri ke arah wajah Bu Ambar yang tengah merem melek dihajar Pak Iwan. Asisten rumah tangga di rumah itu menungging telanjang dengan setia menantikan kontol pujaanya beraksi.Seperti Bu Ambar, Bi Darmi juga hanya mengenakan jilbabnya saja saat itu.

"Sebentar Bi, Ini lonteku belum puas! " timpa Pak Iwan. "Bi Darmi colmek dulu ya... uuuh biar basah dulu tempiknya."

"Ahhhh....kontolmu Pak. Perkasa banget. Cepetan pak, udah gak tahan ini Pak!" tanpa malu Bi Darmi mencoba mengimbangi kenakalan Bu Ambar.

"Mah... udah 5 menit ini mah. Gantian lonteku yang satu ini mah yang tak puasin. Kan tadi kita janjinya setiap 5 menit saya gantian entotin tempik Mamah n Bu Darmi. Biar gantian ya mah... Hari ini quick sex dulu. Nanti kapan kapan kita coba lagi bertiga tapi yang seharian." Pak Iwan mencabut kontolnya dengan kejam meninggalkan tempik lower Bu Ambar yang sebenarnya belum puas.

"Iya wan... gak tahan mamah nunggu 5 menit lagi. " Bu Ambar lantas merogoh tempik basahnya dengan jari untuk tetap membuatnya basah dan gantian menatap Pak Iwan menggenjot Bi Darmi.

Bagi Bu Ambar, pengalaman bercinta mode threesome seperti ini adalah pengalaman pertama. Meski hal baru, namun Bu Ambar merasa menikmati juga pengalaman bercinta dengan melihat pasangannya tengah memuaskan wanita lain.

"Uuuhhh... lonteku yang satu ini minta dientot juga ya. Sini Bi, nungging yang tinggi. Aku perkosa tempikmu sayang! " Pak Iwan lantas menancapkan kontol besarnya ke tempik Bi Darmi yang sudah siap.

"Gak usah pakai kondom gak apa apa pak. Aman..." pinta Bi Darmi yang tak mempermasalahkan Pak Iwan yang sedari tadi mengentot Bu Ambar tanpa kondom.

"Mau dicrootin dalem ya bi?" Kata Pak Iwan. Bi Darmi hanya mengangguk pasrah sambil mulai melengguh saat kontol besar Pak Iwan mulai menusuk masuk ke dalam tempiknya.

"Aaahhhhhh......iiihhhhhh....." Bi Darmi seketika merasakan sebuah kepuasan yang tiada tara saat tempik basahnya ditusuk oleh kontol besar dari pria perkasa lagi tampan dan gagah seperti Pak Iwan. "Aaahhhh....Enak banget pak!!!

"Ini mah lihat buktinya!!! Lonte ku yang satu ini juga doyan kontol juga mah. Gak cuma mamah aja yang punya skandal sama saya!"

"Aahhhh....anjing! Aku entotin tempikmu ya bi!!! Kaya jaman dulu... !" Kata pak Iwan mengingat kenangan nakalnya saat dulu sering mengentot Bi Darmi saat ada kesempatan.

"Sepuasmu pak!!! Ahhhh......" lenguh manja Bi Darmi tanpa malu disamping Bu Ambar yang juga ikut melenguh lantaran Pak Iwan tak membiarkan tempiknya istirahat. Sambil mengentot Bi Darmi, tangan kanan pak Iwan juga masih sempat untuk mengocok tempik Bu Ambar yang masih menungging telanjang.

"Ploookkkk....Ploookkk....Ploookkkk.... Plakkk...Plaaakkkk....Clooock....clooockkk....Clooock.... Pokkk!! Pokkkk!!! Pookkk!!!" Bunyi hentakan kontol yang menembus tempik basah dan lower Bi Darmi berpadu dengan bunyi kocokan jari Pak Iwan di dalam tempik Bu Ambar dan sesekali dipadukan dengan tamparan n pukulan keras Pak Iwan di atas pantat besar dua lontenya itu. ep

Maka siang itu, sambil menatap ke arah jendela, Pak Iwan tengah asik memuaskan tempik dua wanita binal yang sudah menjadi salah satu budak sexknya. Sore itu, bertemakan hujan yang sangat lebat, Pak Iwan dengan penuh nafsu harus bergantian memuaskan dua wanita yang menungging di bawahnya. Dua wanita berjilbab dengan bentuk tubuh gemuk khas STW setia untuk bergantian mendapatkan kepuasan dari kontol Pak Iwan. Maka sore itu lelaki kurang ajar itu sungguh merasa beruntung bisa sekaligus menikmati tubuh mantan ibu mertua dan asisten rumah tangganya.

Pak Iwan yang sangat piawai dalam memuaskan wanita, mencoba untuk memuaskan keduany sekaligus. Jika ia tengah mengentot tempik Bi Darmi, maka ia juga menyempatkan untuk menciumi,meremas payudara atau mengocok lubang tempik Bu Ambar. Begitu pula sebaliknya, jika giliranya tiba dengan Bu Ambar. Bi Darmi tak ia biarkan menganggur. Pak Iwan juga gemar meremas n memelintir payudara besar wanita 45 tahun itu.

"Ini mah, lihat sayang! Bi Darmi binal banget kan" tawa puas Pak Iwan memamerkan dirinya saat menggenjot Bi Darmi yang keenakan. "Kita udah berapa kali nakal kaya gini ya bi?" Goda Pak Iwan.

"Aaahhh...lupa Pak. Tapi dulu pernah satu minggu full setiap hari pas Bu Yulia lagi tidak dirumah," Aku Bi Darmi menceritakan sepenggal kenakalannya dengan Pak Iwan dulu saat masih tahun tahun awal bekerja di rumah itu. Dengan bujuk rayu dan tatapan anggun Pak Iwan dengan mudahnya menaklukkan Bi Darmi. Terlebih Pak Iwan selama ini sangat baik dalam hal apapun termasuk uang.

"Gila juga ya kalian!!! Dasar maniak sek kamu wan! " sindir Bu Ambar geleng geleng kepala.

"Ah... mamah juga maniak sex juga kok! Pertama kali rasain enaknya kontolku, Mamah yang minta lagi setelahnya," kenang Pak Iwan saat pertama kali khilaf bersama ibu mertuanya.

FLASHBACK...
Saat percintaan pertama itu Pak Iwan tengah menghibur Bu Ambar yang sedang sedih dan curhat kepadanya. Dimulai dari pelukan perhatian seorang menantu yang peduli. Pak Iwan terbawa suasana dan tergoda untuk mencium Bu Ambar. Anehnya, Bu Ambar merasa nyaman dengan Pak Iwan dan menikmati ciuman itu. Dimulai dari ciuman terlarang itu lah, Pak Iwan tahu Bu Ambar membutuhkan sentuhan laki laki setelah lama ditinggal suaminya. Sedangkan Bu Ambar juga tahu, Iwan memiliki kepedulian lebih kepadanya. Tak hanya soal curahan hati, namun Pak Iwan bersedia memberikan Bu Ambar curahan lain apabila Bu Ambar membutuhkan.

"Kalau mamah mau, Iwan siap kasih mamah kehangatan lain saat mamah membutuhkanya. Mamah masih cantik dan sangat menarik. Iwan gak mau mamah kesepian n sedih." Kenangya dulu setelah sembrono mencium bibir ibu mertuanya yang cantik.

"Temani mamah malam ini wan. Sekali saja, pertama dan terakhir" Bu Ambar yang khilaf memberikan lampu hijau kepada menantunya untuk mencumbunya. Saat itu pertama terjadi, Bu Ambar masih berusia 48 tahun dan Pak Iwan masih berusia 35 tahun.

Berawal dari sebuah ruang keluarga, dimulai dari curahan perasaan yang kemudian diwarnai dengan ciuman khilaf antara mertua cantik yang kesepian dan menantu muda yang lagi haus sexnya, petualangan keduanya berlanjut saat Pak Iwan kembali mencium nda memeluk Bu Ambar dengan hangat sambil menggerayangi payudara n pantatnya. Bu Ambar yang terbawa suasana, hanya bisa menikmati saat menantunya itu perlahan lahan melucuti pertahanan dirinya, termasuk semua pakaianya.

Saat Bu Ambar terlentang di atas kursi dan hanya tinggal menyisakan celana dalamnya, Pak Iwan dengan tatapan lembut hanya diam tak bergerak dan menyerahkan keputusan akhir Pak Bu Ambar. Lalu, dengan dada berdebar penuh gairah... Bu Ambar pun melepaskan celana dalamnya dan menyuguhkan Pak Iwan bagian tersuci kehormatan dirinya sebagai seorang wanita. Sebuah pemandangan indah dari sebentuk daging yang gemuk dihiasi rimbunan rambut lebat. Saat Bu Ambar membuka lebih lebar lagi pahanya, belahan warna merah merekah menanti Pak Iwan untuk menghangatkan ya.


( Penampakan pertama Pak Iwan saat menatap takjub tubuh Bu Ambar yang telah telanjang siap memberikan semua kehormatannya)

"Tunggu apalagi wan... hangatkan tubuh mamah malam ini. Sepuasmu...!!! Sesukamu!!!" Ucap Bu Ambar dengan sedikit memejamkan mata dan memamerkan bibir seksinya.

Sebuah kalimat dan pemandangan yang amat indah yang tidak akan dilupakannya seumur hidup. Di hadapanya kini terlentang sosok Ibu mertua cantik yang sudah telanjang dan terlentang yang siap mendapatkan sentuhan lelaki perkasa. Dengan menelan ludah Pak Iwan hanya bisa menatap takjub tubuh putih bersih Bu Ambar dengan payudara besar menggelayut sampai pada bagian perut buncitnya. Saat itu Pak Iwan baru benar benar menyadari bahwa tubuh indah dan kecantikan istrinya memang menurun dari tubuh indah wanita di hadapanya.

.....

Kini, sambil mengingat kenangan indah bersama Bu Ambar, Pak Iwan yang sudah sangat bernafsu masih beruntung bisa sekali lagi menikmati keindahan tubuh Bu Ambar. Maka kini giliran pak Iwan untuk menuntaskan gairahnya sore itu dan bersiap melepaskan semua luapan kepuasannya. Dan tentu saja, untuk puncak birahinya ia ingin menyemprotkan spermanya ke dalam tempik Bu Ambar. Untuk hal yang satu ini, Bi Darmi harus terlebih dahulu mengalah.

"Bi, aku sama mamah dulu ya. Pengen crootin tempik Bibi tapi nanti Mamah iri. hehehee " Pak Iwan menepuk pantat besar Bi Darmi sambil melepaskan kontolnya.

"Mah... Sekarang gantian mamah lagi sini. Iwan mau crooot dalam tempik mamah. Mamah terlentang yaa...." Pak Iwan menarik tubuh Bu Ambar dan melentangkanya. Tangan perkasa Pak Iwan menata tubuh Bu Ambar di atas ranjang dan bantal yang nyaman. Kemudian dengan lembut ia membuka paha Bu Ambar yang putih mulus. Paha terbuka lebar, belahan tempik lower Bu Ambar terlihat jelas.

"Gilaa.... sampe kaya gini akibat perbuatanku" pikir Pak Iwan dalam hati melihat bentuk tempik Bu Ambar.

"Hmmmmuuuaahhhhhhcchhh"! dengan gemas Pak Iwan menjilat dan menghisap tempik Bu Ambar sampai membuat wanita itu mengejan sambil melenguh keras.

"Ahhhhh.....Wan, entot mamah yg keras sampai kamu puas sayang. Keluarin semuanya di dalem sini! " perintahnya. " Bi Darmi mengalah dulu ya! "

"Iya Bu, " angguk wanita itu yg ikut terlentang sambil meremas payudara dan mengocok tempiknya sendiri.

Selesai menciumi tempik Bu Ambar, Kontol besar pak Iwan lantas diarahkan ke dalam tempik itu dengan kasarnya.
Jlleeeppppp.... tanpa basa basi, Pak Iwan menghentak kemaluan Bu Ambar dengan ganasnya. Dengan penuh nafsu lelaki itu mengentot tempik Bu Ambar dengan kencang sekencang saat dia menikmati tempik tempik lain khususnya tempik wanita muda yang sangat menggemaskan.

Ploookkkk....Ploookkk....Ploookkk...
Ahhh Ahhhh ahhhhh...
Iihhh iiih.... Uuuhhh uhhhh
argh....argh...plokkk...plook....

Suara hentakan kontol Pak Iwan ke dalam tempik lower nan basah Bu Ambar menimbulkan suara super berisik yang membuat Bi Darmi merasa iri. Apalagi teriakan dan erangan di antara keduanya semakin membuat Bi Darmi ingin merasakan hal yg sama. Namun apa daya, sore ini yang menjadi Dewi sex Pak Iwan adalah Bu Ambar. Bi Darmi harus mengerti dan mengalah.

"Mamah cantik banget. Iwan sayang sama mamah. Iwan genjot yang kenceng ya lonteku sayang!!! Pejuhku siap membahasi tempik mamah!!!

"Ia wan...sepuasmu sayang. Terus sayang... terus... Banjiri tempik mamah sayang. Perkosa tempik mamah sampai lower gak apa apa. Yang keras wan... yang lebih keras sayang!!! Aaaaarrhhh!!! " Bu Ambar mengejan dan berteriak teriak.

Dengan penuh nafsu Pak Iwan menatap wajah cantik Bu Ambar yang justru ikut menatap mata lembut Pak Iwan.
"Peluk mamah wan.... yang kenceng!!! " Bu Ambar mendekap tubuh Pak Iwan.

"Ahhhhh.....ahhhhh.....Ahhhh...
Errrhhhhhh....iiihhh.....ahhhhh.....
Ploooookkkkghhhhh!!!! Ploooggghhhhh!!! Gila!!! tempikmu Iwan entotin sampe berisik kaya gini mah. Sebentar lagi keluar sayang!!!!

Maka setelah kurang lebih 10 menit menghabiskan seluruh tenaganya untuk menggenjot tempik Bu Yulia, Pak Iwan merasakan luapan nafsunya akan segera keluar. Cairan kenikmatannya perlahan lahan memberontak dan mulai menerobos saluran kontolnya hingga pada akhirnya dengan hentakan terakhir cairan sperma yang luar biasa banyaknya meledak di dalam tempik Bu Ambar yang nampak berdenyut hebat. Saat itu Bu Ambar bisa merasakan ledakan dan kehangatan cairan sperma Pak Iwan membanjiri seluruh bagian dalam tempiknya hingga dasar.

"Aahhhh......Enak mah. Iwan keluar mah." Erang Pak Iwan yang masih menggenjot kontolnya meski cairanya sudah keluar. Dari kontol Pak Iwan bisa terlihat busa putih hasil genjotan yang masih dilakukanya pada tempik Bu Ambar.

Sementara itu Bu Ambar mengejan hebat sambil menatap wajah puas Pak Iwan. " Gilaaa....hebat kamu sayang. Enak banget kontolmu!!!! Aaaaahhhhhhhh!!!!

Luapan cairan putih meluber dan mengalir deras melewati belahan tempik Bu Ambar yang berbusa. Cairan itu lantas menelusur celah pahanya dan mengalir deras di atas permukaan kasur. Dengan tatapan puas Pak Iwan tersenyum bangga bisa melakukan hal teramat nakal itu pada mantan mertuanya sendiri.

Pak Iwan lantas terbangun dan mengarahkan kontolnya yg masih besar dan basah ke dalam mulut Bu Ambar. Beberapa tetesan sperma yang masih ingin keluar dikeluarkannya di dalam mulut Bu Ambar.
"Bersihin kontolku Mah.... Bersihin lonteku sayang!"

Tanpa risih, Bu Ambar mengulum kontol berbusa itu dan mempersilahkan batang besar itu memenuhi mulutnya. Dengan senang hati Bu Ambar menjilati dan membersihkan kontol Pak Iwan. Bahkan Bu Ambar tak segan untuk menelannya dan menunjukkannya kepada Pak Iwan mulutnya yang kini kosong.

"Mamah telan ini sayang!" Bu Ambar dengan binalnya menelan sisa sperma Pak Iwan.

Bi Darmi dengan heran dan iri hanya bisa menelan ludah melihat kebrutalan keduanya. Tak disangka, Bu Ambar bisa jadi wanita segila dan sebinal itu. Benar benar tepat seperti yang diucapkan Pak Iwan berkali kali.... Dia memang memiliki bakat lonte!


Karena hari sudah semakin sore, Bu Ambar yang tadi merebah sebentar lantas memilih masuk ke dalam kamar mandi yang ada di luar untuk membersihkan diri.

"Kalau kamu masih kuat, itu lanjutin Ama Bi Darmi sayang," pesanya meninggalkan Pak Iwan dan Bu Dari di atas ranjang.

Pak Iwan dan Bu Darmi pun tersenyum dan saling tatap. Sejurus kemudian, Bi Darmi memegang kontol Pak Iwan yang melemas dan mengulumnya untuk membangkitkan ya kembali.

"Saya bangunin lagi ya Pak!" Kata Bi Darmi genit.

"Apa mau bibi aja deh!!! " Pak Iwan tersenyum sambil menikmati satu lontenya yang lain. Untuk membuatkan kembali terangsang, Pak Iwan mengocok tempik Bi Darmi dengan jari jarinya sambil terus mengeluarkan dirty talknya.

"Yang semangat Bi, nanti saya kasih uang lagi kalau bisa buat saya bangun n croot" Kata Pak Iwan sambil menampar pantat Bi Darmi. "Plaaakkkkk!"

"Baik pak, kalau gitu bapak pakai saja lubang anus saya. Biasanya kalau coba anal Pak Iwan cepet bangunya lagi. " Bi Darmi memegangi lubang anusnya yang sempit karena lama tak dijamah.

"Iya Bi, kayaknya ide bagus. Memang kalau entot anus sensasi sempitnya bikin kontol ngaceng lagi ! " Pak Iwan lantas mempersiapkan diri.

Maka yang terjadi berikutnya, 20 menit setelah Bu Ambar kembali dari kamar mandi menuju kamarnya saat ia membuka pintu ia bisa melihat Pak Iwan tengah bernafsunya menggenjot anus Bi Darmi dengan posisi doggy style.

"Anjiiing....Anjing....Aaahhh... pantat lonte!! Enak banget anusmu bi!!! Gila ... Ahhh... " Pak Iwan menggenjot anus Bi Darmi sampai dasar tanpa mempedulikan Bi Darmi yang berteriak teriak kesakitan dan minta ampun.

"Ahhhh...ampun pak, Ini keras banget pak. Keluarin aja pak. Sakit pak!!! " Bi Darmi sedikit kapok dan kewalahan.

"Dasar lonte kamu sayang!!! Ini lagi enak enaknya. Anusmu enak banget Bi! " Pak Iwan mencoba untuk segera memuntahkan sperma yang masih bisa keluar.

Dan seperti biasa, benar kata Bi Darmi. sempitnya lubang anus memang suka membuat kontol tak tahan dan segera ingin keluar. Maka dengan sisa tenaganya, Pak Iwan menghentak sedalam dalamnya lubang pantat Bi Darmi dan mengeluarkan seluruh pejuh yang masih ada membanjiri lubang anal Bi Darmi.

"Ahhhh....gila!!! Enak banget habis entotin tempik mertua lanjut crootin anus pembantu!!! Ahhhh....Enak sayang... Enak Bi!!! Lonte kamu sayang!!! Pak Iwan melengguh puas dan tanpa malu kepada Bu Ambar yang terpaksa ikut memperhatikan bagaimana Pak Iwan masih bisa mengakhiri dan menyemprotkan spermanya di dalam pantat Bi Darmi.

"Mah, Bi... Puas banget aku sore ini. Makasih lonte lonteku sayang. Kapan kapan kita main bertiga lagi.

Bu Ambar hanya bisa mengeleng gelengkan kepala dan tersenyum. Sementara Bi Darmi tak menjawab sama sekali karena terkulai tak berdaya setelah lubang pantatnya dihajar habis habisan oleh pak Iwan.


1JAM KEMUDIAN

Suara pintu dibuka dan salam terdengar dari ruang tamu. Dari suaranya jelas itu suara Cantika yang habis kewalahan menerobos hujan sepulang ekstrakurikuler. Cantika melenggang santai dan langsung sumringah saat melihat neneknya dan ayahnya ada dirumah. Sore menjelang petang itu Pak Iwan tengah asyik menonton tv di ruang tengah dengan Bu Ambar.

Cantika menyalami dan memeluk kedua orang terkasihnya dengan manja.Dari aroma wangi parfum dan basah rambut ayahnya, Cantika tahu Pak Iwan habis keramas. Sementara itu, Bu Ambar nampak melepaskan jilbabnya lantaran rambut panjangnya juga masih basah karena tadi keramas.

"Cantika juga mau keramas dulu ya Omcan! Habis ekstra n kehujanan nih " Ucap Cantika kepada neneknya yang berarti Oma- Cantik.

Dengan santai Cantika kemudian melenggang meletakkan tasnya di dalam kamar dan menuju kamar mandi. Saat ia melintasi dapur, Cantika juga menyapa Bi Dari yang sedang terburu buru menyiapkan makan malam karena tadi terlambat. Cantika juga bisa melihat Bi Darmi tak mengenakan jilbabnya karena rambutnya masih sangat basah.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd