Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bukan Aladdin


Vina

“Haduh, habis ngewe cape nih, lapar.”

Aku lihat Vina sudah memakai pakaiannya kembali lengkap.

“Vin, kamu ada yang nyariin gak kalau nginep di hotel ini?” tanyaku.

“Gak ada sih tuan, aku kan di sini kuliah terus dapat kerja, orang tuaku di kampung. Saudaraku gak tinggal bareng. Jadi aku bebas tuan.”

“Wah, asyik banget nih. Malam ini kita bisa indehoy lagi hihi.” Ujarku.

“Iya tuan, aku gimana tuan aja. Aku kan udah jadi budak seks tuan.” Ujar Vina.

“Eh Vin, kita makan yuk di lobi hotel. Kamu yang bayar ya.” Ujarku.

“Siap tuan. Aku akan melayani tuan dengan sebaik-baiknya.”

Kami berdua turun lewat lift ke lobi hotel, di sana ada restoran yang menyediakan makanan. Beberapa orang menatap kami dengan sinis, mungkin aneh saat ada cewek cantik jalan dengan aku yang jelek ini. Paling aku dianggap supirnya. Aku pegang tangan Vina saat berjalan, biarin supaya orang-orang iri denganku.

Kami pun duduk di meja makan, memanggil pelayan dan memesan makanan. Sambil menunggu makanan kami melanjutkan perbincangan tadi di kamar.

“Emang kamu gak punya pacar vin?” tanyaku.

“Hhm.. aku gak punya tuan, terakhir pacaran setahun lalu tapi dah putus.” Kata Vina.

“Loh kenapa putus?” tanyaku.

“Dia selingkuh, padahal aku dah setia sama dia. Dia janji nikahin aku tapi malah milih wanita lain.” Cerita Vina.

“Wah, bodoh banget ya laki-laki itu, padahal kamu kurang apa coba? Dah cantik, semok, aduhay. Pasti banyak banget cowok yang pengen jadi suami kamu.” Ujarku.

“Ah, namanya lelaki, cewek secantik dan seksi apapun, kalau dah didapatkan, pasti gampang bosen. Makanya aku lagi fokus karir dulu, bahagiain orang tua.”

“Hahaha… eh, ngomong-ngomong pas kamu pacaran udah pernah ngapain aja?”

“Ehm.. baru ciuman sama petting sih, pas cowoku pengen merawanin aku, aku selalu nolak. Dia pernah remas2 tetek, aku pernah sepong dan kocok kontolnya sampai keluar.” Ujar Vina.

“Wow, aku jadi pengen hehe..” ujarku

“Boleh tuan, untuk tuan apa sih yang nggak.. hihi”

Makananpun datang, kami dengan lahap memakan makanan yang tersedia. Sebelum kami kembali ke kamar, aku memberitahukan beberapa hal kepada Vina.

“Vin, dengar ya, kamu adalah budak seksku sekarang, tapi di kantor kita bersikap seperti biasa, jangan sampai ada yang tahu. Kamu gak boleh bilang apa-apa terkait ini ya.” Ujarku.

“Siap tuan, aku akan jaga rahasia ini.” Ujar Vina.

***

Kami berdua kembali ke kamar, ingin melaksanakan persetubuhan kembali. Tenagaku dan Vina sudah pulih kembali. Vina mulai bersimpuh didepan ku dan memelorotkan celana dan celana dalamku. Tiba-tiba kontolku menyembul dan memang kontolku sudah mulai keras dari tadi. Vina tampak kaget, karena kontol hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.

“Sekarang, raih kontolku, Vina sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”, perintahku selanjutnya pada Vina. Vina mulai melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok kontolku. Bibirnya yang tipis mendekati kontolku. Dia mulai mencium ujung kontol ku.



“Ayo Vina…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Vina, yang di lanjutkan dengan anggukan dari Vina. Vina mulai menjilati kontolku. Mulai dari ujung kontol sampai ke pelirku.

“Ah…, ya begitu Vin asayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu”, kataku sambil memegangi jilbab milik Vina.

Vina melanjutkan mengulum kontolku.

“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Vina tampak menikmati oral pertamanya kepadaku.

“Ahh…. Bagus enak sekali Vina…..”, kataku sambil menjambak jilbab yang di kenakannya.

“ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang?”, tanyaku.

Vina mengangguk dan sambil terus mengulum kontolku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Vina tampak kelabakan, karena jilbabnya di jambak dan aku memaju mundurkan pantatku. Sampai mentok wajah Vina di selangkanganku. Tampaknya kontolku sampai di rongga kerongkongannya…, vina tampak pucat. Aku menarik lagi jilbabnya. Kemudian aku hentakkan kembali.

“srrruuuuppp…. Aacchh”, Vina yang mulai terbiasa, dan malah menikmati oranya kepadaku. Vina terus melakukan emutan di kontolku.

“Ahh… Vina sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…, kamu harus meminum semua pejuku….” Kataku kepada Vina. Disertai anggukan Vina yang terus melakukan oral terhadap kontolku.

“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Vina hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi tampak rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di jilbanya. Vina mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di kontolku.



“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang…. Dan sisakan jilbab yang kamu pakai….”, perintahku kepada Vina.

Vina mulai membuka semua bajunya…., sehingga yang tersisa hanya jilbab. Payudara Vina terlihat montok sangat menggairahkan, memek si cantik berjilbab tampak terawat dengan bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya. Vina sekarang sudah tanpa busana kecuali jilbab yang dikenakannya.

“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada Vina.

Vina mulai mendekatiku….., ku remas-remas bongkahan payudaranya…. Dan aku pun mulai menyusu pada payudara si cantik berjilbab tersebut.

“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat di entot sama aku”, kata-kata ku meluncur. Sambil terus menete pada payudara si cantik berjilbab. Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Vina dan mulai memasuki vagina sang gadis berjilbab sambil mencari klitoris Vina.

“EEmmhhh……”, Vina tampak melenguh ketika klitoris nya mulai ketemu oleh aku. Aku mulai memainkan klitoris Vina si cantik berjilbab. Semakin lama vagina si cantik makin basah tubuh Vina tampak melemah, dia mulai terjatuh di atas ranjang.

“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Vina tampak menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku di vagina si cantik. “Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vagina si cantik berjilbab tersebut. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku kedalam vagina si cantik tersebut.

Vina makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku…, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya. Seolah tidak mau berhenti untuk terus di jilat vagina si cantik berjilbab tersebut dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina si cantik berjilbab tersebut.

“srruuppp….. sruuuppppp…..”, terus aku menjilati vagina Vina.

“Acckkkhhh…… Vina pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”, ucap Vina, yang tidak ku hiraukan ucapan Vina. Aku terus menyedot liang vagina si cantik berjilbab tersebut.

Dan akhirnya “acckkkkhhhhh………. Enak…… nikmat…….”, cairan cinta Vina yang sudah terangsang berat keluar…., dan memenuhi mukaku….

“Ackkhhh Vina…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”, sekarang kontolku sudah mendekati lubang vagina si cantik berjilbab, yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.

“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku….”, kontolku ku gesek kan diatas vagina Vina… “emmhhh….”, vina tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku menggenjot vagina si cantik berjilbab…

Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan nafasku mencium telinga Vina yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.

“Bibir Vina indah..” itu yang terdengar sebelum oleh Vina sebelum diriku melumat kedua belah bibir sensualnya, Vina tampak menikmat sekali rasanya dicumbui

Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Vina.

“Ohh.. Vina.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus mengocok vagina Vina maju dan mundur dan Vinapun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dan sakit tadi terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Vinamulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..” lama aku memacu birahinya dan Vinapun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Vina mengejang dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dari dalam rahim Vina, Vinapun orgasme untuk yang kedua. Untuk beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Vina sambil melumat bibirnya. Vina benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku. Sementara jilbab Vina sudah tampak tak karuan. Kulepaskan kontolku dari vaginanya.



“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”, tanyaku kepada Vina dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.

Kini kuperintahkan Vina menaiki kontolku. Tidak terlalu sulit kontolku memasuki vagina itu karena sudah basah dan licin. Erangan Vina turut mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya kontolku itu tertancap seluruhnya.

“Mmhhh…enak Vina, memekmu legit sekali !” gumamku merasakan himpitan dinding vagina Vina terhadap kontolku.

Tanpa menghiraukan ocehanku, Vina mulai menggoyangkan tubuhnya naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnya sehingga aku merasa kontolnya seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling genggam dengan tanganku itu membimbingnya ke salah satu payudaranya seolah meminta meremasinya. Aku mulai memainkan payudara Vina dan tangan satunya menelusuri tubuh yang molek milik Vina, merasakan kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang indah. Vina sudah semakin hanyut dalam persetubuhan.

“Yah…terus Vina, enak…terushh !” desahku itu seiring genjotan Vina yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Vina saling berlawanan arah dan menyebabkan kontol itu menusuk lebih dalam. Vina tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut pemuasan.

“Gimana Vina? Enak ga kontol saya ?” tanya diriku yang telah menaklukkan seorang gadis berjilbab.

“Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!” erang Vina.

Tidak sampai lima menit setelah itu, Vinamulai sampai ke puncak, otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah.

“Oohhh !” Vinamenggelinjang dahsyat di atas tubuhku.

Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya makin meremasi kontolku yang masih perkasa meski Vinasudah untuk ketiga kalinya orgasme.

“Vinamasih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “mau kan lonte, jawab dong!” tanyanya lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.

“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!” karena tak kuat menahan keinginan untuk orgasme untuk yang kesekian kalinya, Vinamenjawab terengah-engah.

Kembaliku menjejali vagina Vinadengan kontolku yang masih tegak dan keras. Sambil bepegangan pada pinggang ramping Vinaakupun terus menyodok-nyodokan kontolnya. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh Vinaikut bergoncang-goncang, diatas ranjang tempat tangan vinamenahan sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah terpejam. Tanganku merambat ke atas hingga menjambak jilbab merahnya. Vinasemakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan dicapainya. Namun pada saat Vinaakan orgasme aku menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi si cantik berjilbab ini.

Vina terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan kontol diriku.

. “Oohh…ayo Tuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!” Vina akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku. memang Vina sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.

Tubuh Vina tersentak-sentak dan makin terdesak ke ranjang, payudaranya yang montok itu kini tertekan pada ranjang. Desahan Vina semakin menjadi ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya Vina mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya, dari pengalaman seks selama dua tahun dengan kekasihnya saja. Matanya merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Vinapun ambruk di ranjang.

Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah kontolku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Vina.

“Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!” lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam kontol yang menyemburkan sperma.

Kontolku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di paha dalam Vina nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan sperma pria itu meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Vina dengan kontol masih menancap di vaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Vina merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah. Perlahan-lahan kontolku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina Vina.

Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh cantik Vina dan Vinapun mulai tertidur diatas ranjang.

***

Salma

Ah, malam Sabtu yang indah. Aku sudah kembali ke kosanku dan Vina sudah kembali ke kosannya. Aku ingin beristirahat di kamar kosku setelah staminaku habis melayani Vina. Di tengah aku mau tidur tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kosan, wow. Salma, seorang gadis 18 tahun, kelas 3 SMA. Dia kembang desa di sekitar tempat tinggalku. Anak Pak RW yang cantik dan pintar.



“Assalamualaikum A, maaf ganggu, ini ada titipan makanan dari bapak, kami habis hajatan ulang tahun Salma.” Ujar Salma.

“Wah, Salma, iya makasih ya.. masuk dulu atuh ke kosan aa.”

“Eh gak usah a, Salma mau ke rumah yang lain lagi.” Ujar Salma.

“Hhm.. aku jadikan budak gak ya dik Salma yang bikin ngaceng ini?” tanyaku dalam hati.
 

Vina

“Haduh, habis ngewe cape nih, lapar.”

Aku lihat Vina sudah memakai pakaiannya kembali lengkap.

“Vin, kamu ada yang nyariin gak kalau nginep di hotel ini?” tanyaku.

“Gak ada sih tuan, aku kan di sini kuliah terus dapat kerja, orang tuaku di kampung. Saudaraku gak tinggal bareng. Jadi aku bebas tuan.”

“Wah, asyik banget nih. Malam ini kita bisa indehoy lagi hihi.” Ujarku.

“Iya tuan, aku gimana tuan aja. Aku kan udah jadi budak seks tuan.” Ujar Vina.

“Eh Vin, kita makan yuk di lobi hotel. Kamu yang bayar ya.” Ujarku.

“Siap tuan. Aku akan melayani tuan dengan sebaik-baiknya.”

Kami berdua turun lewat lift ke lobi hotel, di sana ada restoran yang menyediakan makanan. Beberapa orang menatap kami dengan sinis, mungkin aneh saat ada cewek cantik jalan dengan aku yang jelek ini. Paling aku dianggap supirnya. Aku pegang tangan Vina saat berjalan, biarin supaya orang-orang iri denganku.

Kami pun duduk di meja makan, memanggil pelayan dan memesan makanan. Sambil menunggu makanan kami melanjutkan perbincangan tadi di kamar.

“Emang kamu gak punya pacar vin?” tanyaku.

“Hhm.. aku gak punya tuan, terakhir pacaran setahun lalu tapi dah putus.” Kata Vina.

“Loh kenapa putus?” tanyaku.

“Dia selingkuh, padahal aku dah setia sama dia. Dia janji nikahin aku tapi malah milih wanita lain.” Cerita Vina.

“Wah, bodoh banget ya laki-laki itu, padahal kamu kurang apa coba? Dah cantik, semok, aduhay. Pasti banyak banget cowok yang pengen jadi suami kamu.” Ujarku.

“Ah, namanya lelaki, cewek secantik dan seksi apapun, kalau dah didapatkan, pasti gampang bosen. Makanya aku lagi fokus karir dulu, bahagiain orang tua.”

“Hahaha… eh, ngomong-ngomong pas kamu pacaran udah pernah ngapain aja?”

“Ehm.. baru ciuman sama petting sih, pas cowoku pengen merawanin aku, aku selalu nolak. Dia pernah remas2 tetek, aku pernah sepong dan kocok kontolnya sampai keluar.” Ujar Vina.

“Wow, aku jadi pengen hehe..” ujarku

“Boleh tuan, untuk tuan apa sih yang nggak.. hihi”

Makananpun datang, kami dengan lahap memakan makanan yang tersedia. Sebelum kami kembali ke kamar, aku memberitahukan beberapa hal kepada Vina.

“Vin, dengar ya, kamu adalah budak seksku sekarang, tapi di kantor kita bersikap seperti biasa, jangan sampai ada yang tahu. Kamu gak boleh bilang apa-apa terkait ini ya.” Ujarku.

“Siap tuan, aku akan jaga rahasia ini.” Ujar Vina.

***

Kami berdua kembali ke kamar, ingin melaksanakan persetubuhan kembali. Tenagaku dan Vina sudah pulih kembali. Vina mulai bersimpuh didepan ku dan memelorotkan celana dan celana dalamku. Tiba-tiba kontolku menyembul dan memang kontolku sudah mulai keras dari tadi. Vina tampak kaget, karena kontol hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.

“Sekarang, raih kontolku, Vina sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”, perintahku selanjutnya pada Vina. Vina mulai melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok kontolku. Bibirnya yang tipis mendekati kontolku. Dia mulai mencium ujung kontol ku.



“Ayo Vina…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Vina, yang di lanjutkan dengan anggukan dari Vina. Vina mulai menjilati kontolku. Mulai dari ujung kontol sampai ke pelirku.

“Ah…, ya begitu Vin asayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu”, kataku sambil memegangi jilbab milik Vina.

Vina melanjutkan mengulum kontolku.

“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Vina tampak menikmati oral pertamanya kepadaku.

“Ahh…. Bagus enak sekali Vina…..”, kataku sambil menjambak jilbab yang di kenakannya.

“ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang?”, tanyaku.

Vina mengangguk dan sambil terus mengulum kontolku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Vina tampak kelabakan, karena jilbabnya di jambak dan aku memaju mundurkan pantatku. Sampai mentok wajah Vina di selangkanganku. Tampaknya kontolku sampai di rongga kerongkongannya…, vina tampak pucat. Aku menarik lagi jilbabnya. Kemudian aku hentakkan kembali.

“srrruuuuppp…. Aacchh”, Vina yang mulai terbiasa, dan malah menikmati oranya kepadaku. Vina terus melakukan emutan di kontolku.

“Ahh… Vina sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…, kamu harus meminum semua pejuku….” Kataku kepada Vina. Disertai anggukan Vina yang terus melakukan oral terhadap kontolku.

“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Vina hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi tampak rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di jilbanya. Vina mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di kontolku.



“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang…. Dan sisakan jilbab yang kamu pakai….”, perintahku kepada Vina.

Vina mulai membuka semua bajunya…., sehingga yang tersisa hanya jilbab. Payudara Vina terlihat montok sangat menggairahkan, memek si cantik berjilbab tampak terawat dengan bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya. Vina sekarang sudah tanpa busana kecuali jilbab yang dikenakannya.

“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada Vina.

Vina mulai mendekatiku….., ku remas-remas bongkahan payudaranya…. Dan aku pun mulai menyusu pada payudara si cantik berjilbab tersebut.

“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat di entot sama aku”, kata-kata ku meluncur. Sambil terus menete pada payudara si cantik berjilbab. Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Vina dan mulai memasuki vagina sang gadis berjilbab sambil mencari klitoris Vina.

“EEmmhhh……”, Vina tampak melenguh ketika klitoris nya mulai ketemu oleh aku. Aku mulai memainkan klitoris Vina si cantik berjilbab. Semakin lama vagina si cantik makin basah tubuh Vina tampak melemah, dia mulai terjatuh di atas ranjang.

“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Vina tampak menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku di vagina si cantik. “Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vagina si cantik berjilbab tersebut. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku kedalam vagina si cantik tersebut.

Vina makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku…, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya. Seolah tidak mau berhenti untuk terus di jilat vagina si cantik berjilbab tersebut dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina si cantik berjilbab tersebut.

“srruuppp….. sruuuppppp…..”, terus aku menjilati vagina Vina.

“Acckkkhhh…… Vina pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”, ucap Vina, yang tidak ku hiraukan ucapan Vina. Aku terus menyedot liang vagina si cantik berjilbab tersebut.

Dan akhirnya “acckkkkhhhhh………. Enak…… nikmat…….”, cairan cinta Vina yang sudah terangsang berat keluar…., dan memenuhi mukaku….

“Ackkhhh Vina…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”, sekarang kontolku sudah mendekati lubang vagina si cantik berjilbab, yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.

“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku….”, kontolku ku gesek kan diatas vagina Vina… “emmhhh….”, vina tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku menggenjot vagina si cantik berjilbab…

Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan nafasku mencium telinga Vina yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.

“Bibir Vina indah..” itu yang terdengar sebelum oleh Vina sebelum diriku melumat kedua belah bibir sensualnya, Vina tampak menikmat sekali rasanya dicumbui

Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Vina.

“Ohh.. Vina.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus mengocok vagina Vina maju dan mundur dan Vinapun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dan sakit tadi terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Vinamulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..” lama aku memacu birahinya dan Vinapun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Vina mengejang dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dari dalam rahim Vina, Vinapun orgasme untuk yang kedua. Untuk beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Vina sambil melumat bibirnya. Vina benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku. Sementara jilbab Vina sudah tampak tak karuan. Kulepaskan kontolku dari vaginanya.



“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”, tanyaku kepada Vina dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.

Kini kuperintahkan Vina menaiki kontolku. Tidak terlalu sulit kontolku memasuki vagina itu karena sudah basah dan licin. Erangan Vina turut mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya kontolku itu tertancap seluruhnya.

“Mmhhh…enak Vina, memekmu legit sekali !” gumamku merasakan himpitan dinding vagina Vina terhadap kontolku.

Tanpa menghiraukan ocehanku, Vina mulai menggoyangkan tubuhnya naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnya sehingga aku merasa kontolnya seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling genggam dengan tanganku itu membimbingnya ke salah satu payudaranya seolah meminta meremasinya. Aku mulai memainkan payudara Vina dan tangan satunya menelusuri tubuh yang molek milik Vina, merasakan kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang indah. Vina sudah semakin hanyut dalam persetubuhan.

“Yah…terus Vina, enak…terushh !” desahku itu seiring genjotan Vina yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Vina saling berlawanan arah dan menyebabkan kontol itu menusuk lebih dalam. Vina tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut pemuasan.

“Gimana Vina? Enak ga kontol saya ?” tanya diriku yang telah menaklukkan seorang gadis berjilbab.

“Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!” erang Vina.

Tidak sampai lima menit setelah itu, Vinamulai sampai ke puncak, otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah.

“Oohhh !” Vinamenggelinjang dahsyat di atas tubuhku.

Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya makin meremasi kontolku yang masih perkasa meski Vinasudah untuk ketiga kalinya orgasme.

“Vinamasih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “mau kan lonte, jawab dong!” tanyanya lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.

“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!” karena tak kuat menahan keinginan untuk orgasme untuk yang kesekian kalinya, Vinamenjawab terengah-engah.

Kembaliku menjejali vagina Vinadengan kontolku yang masih tegak dan keras. Sambil bepegangan pada pinggang ramping Vinaakupun terus menyodok-nyodokan kontolnya. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh Vinaikut bergoncang-goncang, diatas ranjang tempat tangan vinamenahan sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah terpejam. Tanganku merambat ke atas hingga menjambak jilbab merahnya. Vinasemakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan dicapainya. Namun pada saat Vinaakan orgasme aku menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi si cantik berjilbab ini.

Vina terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan kontol diriku.

. “Oohh…ayo Tuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!” Vina akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku. memang Vina sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.

Tubuh Vina tersentak-sentak dan makin terdesak ke ranjang, payudaranya yang montok itu kini tertekan pada ranjang. Desahan Vina semakin menjadi ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya Vina mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya, dari pengalaman seks selama dua tahun dengan kekasihnya saja. Matanya merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Vinapun ambruk di ranjang.

Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah kontolku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Vina.

“Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!” lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam kontol yang menyemburkan sperma.

Kontolku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di paha dalam Vina nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan sperma pria itu meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Vina dengan kontol masih menancap di vaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Vina merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah. Perlahan-lahan kontolku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina Vina.

Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh cantik Vina dan Vinapun mulai tertidur diatas ranjang.

***

Salma

Ah, malam Sabtu yang indah. Aku sudah kembali ke kosanku dan Vina sudah kembali ke kosannya. Aku ingin beristirahat di kamar kosku setelah staminaku habis melayani Vina. Di tengah aku mau tidur tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kosan, wow. Salma, seorang gadis 18 tahun, kelas 3 SMA. Dia kembang desa di sekitar tempat tinggalku. Anak Pak RW yang cantik dan pintar.



“Assalamualaikum A, maaf ganggu, ini ada titipan makanan dari bapak, kami habis hajatan ulang tahun Salma.” Ujar Salma.

“Wah, Salma, iya makasih ya.. masuk dulu atuh ke kosan aa.”

“Eh gak usah a, Salma mau ke rumah yang lain lagi.” Ujar Salma.

“Hhm.. aku jadikan budak gak ya dik Salma yang bikin ngaceng ini?” tanyaku dalam hati.

Semangat update lagi hu 😁
 
Namaku Paijo, aku hanyalah seorang office boy di sebuah kantor cabang perusahaan telekomunikasi di Bogor. Pekerjaan sehari-hariku bersih-bersih kantor dan melayan para karyawan serta staff. Aku belum menikah di usia 30 tahun ini, karena masih mengumpulkan biaya modal nikah. Walau begitu aku rutin bermasturbasi untuk memenuhi kebutuhan libidoku.

Salah satu yang sering jadi bahan coli ku hari ini adalah Vina, seorang karyawati berhijab berusia 25 tahun yang menurutku sempurna. Wajahnya cantik, bodynya aduhai, toketnya besar. Selain karyawan Vina juga seorang selebgram. Foto-fotonya di IG sering aku nikmati sebagai bacolku setiap malam. Aku juga sering mengintip dan curi-curi pandang kepada Vina di kantor,

Foto-foto Vina yang jadi bacol Paijo:


“Aaaaahhhh… Sayangg… Aaaahhhh… Vina ku sayang… Aaaaaahhhh….” Aku membayangkan meremas-remas toket Vina, lalu menelanjanginya, menciuminya, lalu menggenjotnya…. Akhirnya aku mengeluarkan air maniku yang cukup banyak. Aku ke kamar mandi sebentar lalu tertidur.

“Selamat pagi Bu Vina”, ujarku kepada si montok yang kutaksir.

“Eh mas paijo, rajin amat nih sudah bersih-bersih.” Kata Vina kepadaku.

“Iya nih bu, hehe.. Bu Vina makin cantik aja..” aku mencoba mengakrabkan diri.

“Ih bisa aja nih, aku kerja dulu ya mas Paijo..” ujar Vina menuju ruangannya.

Duh, kapan ya aku bisa jadi suaminya Vina. Pasti enak banget kalau bisa ngentotin Vina. Pikiranku melayang-layang.



***



“Pak Paijo, tolong bereskan gudang ya. Keluarkan barang-barang yang tidak diperlukan.” Ujar bosku.

“Ah siap pak.! Saya kerjakan.” Ujarku.

Akupun beres-beres gudang, tiba-tiba aku menemukan sebuah benda yang mirip lampu Aladdin.
“Kok benda begini ada di sini? Mirip yang di film-film?” kataku dalam hati.

Akupun iseng menggosok benda itu, siapa tahu keluar jin. Setelah aku gosok, ternyata benar, tiba-tiba ada asap yang keluar dari benda itu. Lalu munculah sesosok jin dengan penampilan kakek tua berambut putih namun masih bugar.

“Eh buset, kok beneran kayak di film?” aku pun jadi ingat film Kabayan yang juga punya pembantu jin.

Aku mencoba mencubit tanganku dan menampar wajahku sendiri, sialan sakit. Berarti ini bukan mimpi, ini nyata.

“Siapa kamu?” tanyaku kepada sosok di depanku.

“Hahaha.. aku adalah jin penunggu lampu ini, siapapun yang menggosok lampu itu akan kukabulkan tiga permintaannya.”

“Wow, serius, kayak di film beneran nih. Boleh apa saja kan permintaannya?” tanyaku.

“Boleh, aku punya kesaktian yang bisa mengabulkan apa saja permintaanmu.” Ujar jin itu.

Ah segera saja aku membayangkan Vina, aku ingin bisa ngentot dia.

“Jin, aku ingin bisa mantap mantap sama Vina.” Ujarku.

“Hahaha.. Gampang itu..” Lalu jin itu pun memejamkan mata dan membukanya lagi.

“Selamat, keinginanmu sudah terkabul. Hihi..” ujar jin itu.

“Kok gak terjadi apa-apa?” dalam hati ku bertanya.

Tiba-tiba hpku berdering, wah ada telepon dari Vina.

“Halo Bu Vina”

“Eh Mas Paijo, siang ini kita makan siang bareng yuk!” ujar Vina

“Wah, eh iya bu. Siap…”

“Oke, ditunggu ya Mas Paijo.”

“Oke bu..”

“Wah beneran berhasil kamu jin hehe. Aduh aku kok jadi deg degan nih.” Ujarku..

“Hahaha.. Om jin mau balik dulu ke lampu ya tuan.. Nanti kalau perlu lagi tinggal gosok. Jaga lampu itu baik-baik..” ujar jin tersebut.

“Oke siap jin…” lalu jin tersebut menghilang.



***
Penampilan Vina saat bertemu Paijo:


Aku sudah tak sabar ingin ngentot Vina, wah belum minum obat kuat nih wkwkkwk. Setelah menyelesaikan pekerjaanku membereskan gudang, aku kemudian menuju ke ruangan mbak Vina. Tak seperti biasanya, dia tersenyum dan seperti senang melihatku datang. Aku kemudian masuk ke ruangannya.

“Mas, makan siangnya gak jadi aja ya, saya takut ada yang curiga staf lain.” Ujar Vina.

“Oh iya bu, baik..” ujarku, waduh, kok begini? Dalam hati ku bertanya-tanya, jangan-jangan jin nya gagal.

“Tapi nanti, saat pulang kantor, aku tunggu di hotel mercury ya pak, nanti aku kabari kamarnya.” Ujar Vina..

“Wah asyik… akhirnya…” ujarku dalam hati..

“Eh Pak Paijo, ehmm… tapi sekarang aku mau dpnya dulu…” ujar Vina..

“Eh, maksudnya? Wah saya harus bayar ya bu?” tanyaku.

“Eh bukan gitu, oh ya.. panggil aku Vina aja ya, gak usah pake bu.” Ujar Vina.

“Eh iya Vina, terus gimana?” tanyaku..

“Maksudnya nanti di hotel kan kita gituan, sekarang aku mau kamu remas-remas toket aku sama aku mau nyepong kontol Pak Paijo?” ujar Vina.

“Wow, binal sekali kamu Vina, beneran nih?” tanyaku.

“Eh iya pak, mumpung karyawan lain lagi pada makan siang.” Ujar Vina.

Dan bibirku menyentuh bibir Vina. Lembut. Saling melumat, lidah kami bertautan. Tangan kananku turun, dari bahu Vina menuju pinggang, memainkan pinggang Vina, sedikit meremasnya.
"Mmmm, geli ... “ ujar Vina


Kemudian mulai naik, menyusuri bentuk badan Vina, dan berakhir di bawah lengan kanan, kemudian disusupkan tanganku, sasarannya bukan lain buah dada Vina. Aku memainkan jemari di atas gundukan daging itu, mulai kuremas, perlahan, namun keras. Baju yang digunakan Vina keliatannya bukan sebuah penghalang.
"Aaaaahhhh, Enaaakkk… Pak…. Ohh… Teruss….." ujar Vina.


Aku tidak peduli, kini aku mencium telinga kiri Vina. Membuat Vina semakin mendesah.
"Aaaaaaahhhhhh, sssssssssssss."


Badan Vina semakin didekatkan ke badanku, hal ini mempermudahku meremas buah dada Vina. Dan bibirku kali ini mendapatkan leher Vina, masih tertutup jilbab kuningnya.

Tangan kiriku bergerak, mendapatkan buah dada kiri Vina, kini kedua buah dada Vina dipermainkan. Diremas, keras, namun perlahan. Mulutku pun kini kembali melumat bibir Vina yang indah itu. Memasukan lidahnya jauh ke dalam rongga mulut Vina.
"Mm, slurpp, mmmmmmppp." Air liur kami mengalir di sela-sela mulut.


Aku memeluk tubuh Vina, dan Vinapun balas memelukku. Lidah kami kembali bertemu. Ciuman kami semakin dahsyat, saling gigit dan saling lumat. Aku kemudian dengan tidak sabar mengangkat baju Vina, terlihatlah gundukan daging putih nan indah dibalik BH berwarna hitam. Dan itu pun tidak lama, Bh itu disingkirkan ke atas. Kini buah dada Vina terpapar indah, dengan puting yang masih belum keluar sempurna. Namun itu tidak mengurungkan jari-jariku untuk mencubitnya, mencoba menarik puting-puting itu keluar.
"Aaaaahhhhhss, Pak, geli. Ah ah ah, jangan di sedot, geli bangettttttttt.... " ujar Vina keenakan.

Namun aku terus menyedot kedua puting itu silih berganti, meremasi dua gunung kembar yang bulat indah itu. Membusung kencang. Aku merasa bahagia dan senang, bertahun-tahunaku melihat benda ini. Sebelumnya hanya bisa melihat saja. Namun ini, aku bisa melumat habis buah dada impian para lelaki ini.


"Eh, mau ngapain?" Vina bertanya.


"Mau gini." Tangan Sangku memeluk Vina dari belakang, kemudian meremas kedua buah dada Vina. Meremasnya, kali ini lebih cepat dan keras. Membuat nafas Vina semakin memburu. Bibirku tidak henti menciumi telinga dan leher Vina, masih dari luar jilbabnya. Dan kini, penisku mulai kutekankan keras, ke belahan pantat Vina yang masih tertutup rok hitam.

Vina merasakan benda keras itu, dia tau itu apa, tapi dia tidak mempedulikannya. Rasa geli ini, dan sensasi bermain di kantor, membuatnya serasa di dunia lain. Walaupun begitu, matanya tetap awas, melihat keadaan.


Tiba-tiba kepalanya ditarik ke belakang, dan aku mulai melumat bibirnya, rakus.
"Hmmmmmmmppppppp, ah, ssssss. Cup, slurppp. Pak… ahhhh, remes yang keras."
Tanpa menunggu perintah dua kali, aku kembali meremas buah dada Vina, kali ini lebih keras. Setelah beberapa lama, tangan kananku turun ke arah selangkangan Vina, dengan cepat aku menyelipkan tangan ke dalam rok hitam Vina.


Di bawah sana, tanganku mulai memainkan jemarinya di atas belahan vagina Vina, masih di luar celana dalamnya, namun ini membuat dia semakin tak kuasa, sebelumnya, cairan vagina Vina sudah mulai membasahi selangkangan, kini, ditambah dengan ku, perasaan yang Vina rasa semakin dahsyat. Dan tiba-tiba "Aaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh." Gelombang itu datang, orgasme. Nikmat. Dan membuat dia lemas hingga hampir terjatuh, jika tidak ditahan oleh ku.

"Kenapa Yang? Keluar ya?"


Vina hanya diam dengan nafas yang memburu.
Kami merapikan diri, terutama Vina, yang jilbab kuningnya sudah acak-acakan dan BH nya dia rapihkan kembali.
Akhirnya.... Ada juga yg buat cerita ni lonte :coli:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd