Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Bule Ganteng II - Obsesi seorang gadis

duh kasian bren dan kevin gagal lagi :pandaketawa:
kira2 siapa yah yg bakal beruntung dapet deya sama sari, terima kasih suhu updated nya :pandapeace:
Kayaknya update berikut sudah pecah perawan... nantikan terus yah!
 
Kayaknya update berikut sudah pecah perawan... nantikan terus yah!
sepertinya:pandajahat: si mungil lah yang bakal dipecahin cangkangnya lepas nichh..

tapi:bingung: siapa yang jadi algojonya!? Sebab dua terong sedang gosong dan jadi perkedel:bata:

dasar:eek: si mungil baru kena towel langsung pasrah tak berdaya​
 
Karakter pada episode ini

Bren Smith
http://www***mbar123.com/core_47a663e0e3d08d6ceaf762bae1f05a788413af94.asp?id=ce11018e9baHR0cDovL3d3dy5nYW1iYXIxMjMuY29tL3BhaW5mdWxfNGZmNjZiMjU0NWM5N2E0ZmUyZTczMzkzOTAzNDAxN2I0YTYyOWYzNC5odG1sP2lkPWNiZTdlM2Y1ODlhSFIwY0RvdkwzUm9kVzFpY3k1cGJXRm5aV0poYlM1amIyMHZZek12WVdRdk1qa3ZaVFprTldaak5qQTRNREU1TWpRekxtcHdadyUzRCUzRCZoYXNoPTk1MTE1MGVhNDJhNmI5YzEyYTBjZmQ1MmZlMjAyMDAyMDExMWFiNjU%3D&hash=d15c36933716c333e2e8cd6e1059fef9cf8a2e18

Kevin

http://www***mbar123.com/beras_21352.jsp?id=1723372c90aHR0cDovL3RodW1iczIuaW1hZ2ViYW0uY29tL2ZmL2Q3L2ZlLzA0NDczMzY0MjIzOTUxMy5qcGc%3D&hash=77fc9c0973f4ff4601c815cc32bba2308267022a

Deyarra

http://www***mbar123.com/magic_90521.html?id=52eeb20f06aHR0cDovL3RodW1iczIuaW1hZ2ViYW0uY29tLzY3LzZmLzBkLzRlNDUzNjY0MjIzNTM0My5qcGc%3D&hash=468b93299878c485f125738218ab9008e74df25f

Sari

http://www***mbar123.com/magic_07ecb326c70a3fa9b7a3dea0b5b1ea2adf73fb44.asp?id=f5be3e9e5aaHR0cDovL3RodW1iczIuaW1hZ2ViYW0uY29tL2VmLzI5L2Y5L2YyNzI4ZjY0MjIzNTI4My5qcGc%3D&hash=47d29c8e1da771baeb15714142888c50492b9a72

Kesha

http://www***mbar123.com/wowkeren_8e32bdbce3480da9aa34fa591f99078c8862cb4c.html?id=61aaed6d98aHR0cDovL3RodW1iczIuaW1hZ2ViYW0uY29tL2ZlL2MzLzU2L2NjYmJjYTY0MjIzNTI5My5qcGc%3D&hash=af053514a14bb0aae02daf9a46575f30f4bcf9e7

Dinah

http://www***mbar123.com/wowkeren_28715.asp?id=75860bcb68aHR0cDovL3RodW1iczIuaW1hZ2ViYW0uY29tL2MzL2Y5L2NjLzQzYWNlZTY0MjIzNTMyMy5qcGc%3D&hash=eb6814850b01478cc8c549b67c5a40eb9815ed6d
http://www.imagebam.com/image/e6d5fc608019243
Rivaldo Karepowan
http://www***mbar123.com/mantap_8602c217285c2ebc7ff407df9b5dbf3c8019e55c.jsp?id=dbf9ee52afaHR0cDovL3RodW1icy5pbWFnZWJhbS5jb20vNzUvNzYvMjMvYjNmZGZlNjA4MDE5MjEzLmpwZw%3D%3D&hash=7ad4e5e335939943d7903a83650dc907ca8736fd


Doni Mokoginta, sepupu Deyara
http://www***mbar123.com/core_43480.html?id=a627c8547aaHR0cDovL3RodW1icy5pbWFnZWJhbS5jb20vNDYvYzMvYTcvZjlmNmYwNjA4MDM2NTEzLmpwZw%3D%3D&hash=a400c4652cf3c7394755822e7780068d8ff5d207
 
Episode 6 – Tak kusangka…


POV Dinah


Setelah sibuk memeriksa kiri kanan, ternyata gak ada yang perlu ditakutkan. Bunyi tadi ternyata bukan ledakan, tapi cuma sisa-sisa petasan... gak sembarang petasan sih, tapi yang sangat kuat… petasan kotak, banyak terkenal di Manado sebagai yang paling keras dan mengelegar! Aku mengingat bentuknya, seperti kotak berbungkus kertas. Lupa lagi apa namanya… Petasan itu biasanya diseludupkan dari Filipina, terkenal bisa memekakkan telinga orang sekampung.


“Ih.. jahil banget!” Aku menghentakkan kaki. Padahal Deya sudah pasrah digrepe-grepe. Hampir saja…


Pasti ada orang yang membantu Deya dan Sari secara diam-diam, kejadian ini sudah kedua kalinya, yang pertama waktu mati lampu kemarin waktu karaoke. Ini udah keterlaluan banget. Kayaknya cara halus gak bisa diharapkan lagi. Kali ini kita harus pake cara yang lebih direct… show is over, babe. Sudah waktunya kedua gadis itu merasakan nikmatnya diperkosa…


Untung aku sudah siapkan strategi lain, istilah kerennya plan B. Gak ada yang tahu, kecuali aku dan gadis itu. Kedua gadis itu tidak bisa lolos lagi. Kayaknya eksekusi yang tepat pagi-pagi sekali, mungkin jam 6 ato kurang sedikit. Yang pasti sebelum mereka bangun. Deya akan dibuat gak sadar sudah terjebak, dan gak sempat macam-macam lagi.


Aku melirik jam, udah hampir jam 1 malam, waktunya untuk tidur.


“Deya, kenapa kontolku jadi panas begini?” Kevin berteriak lagi. Ih, bikin kaget saja, orang mau tidur.


Terpaksa aku bangun lagi dan mencari sumber ribut-ribut. Kevin dan Bren lagi marah-marah, kontol mereka masih tegang… tapi kali ini lain. Keduanya mengeluh kesakitan….


Setelah aku periksa, kayaknya tadi Deya melumuri kontol dan pantat mereka dengan larutan minyak yang sudah dicampur dengan cabe tumbuk… dan setelah minyaknya hilang, bau pedas menyengat tercium membakar milik pusaka mereka.


Langsung aja ku suruh keduanya mandi malam, dan gosok bagian tersebut dengan sabun banyak-banyak. Terpaksa deh mandi tengah malam, mana gak ada air hangat lagi… byurrrr… kedua cowok itu masih terus mengomel dari kamar mandi.


Akhirnya setelah lebih 30 menit, kedua cowok itu baru keluar dengan handuk.


Aku hanya bisa menahan tawa melihat kedua cowok itu masih mendesis kecil menahan ngilu. Mereka terus aja menyumpah-nyumpah untuk balas dendam. Nakal juga cewek perawan itu…. Hihihi…


“Kenapa? Masih sakit? Ada pake sabun kan?” Tanyaku.


“Iya, tapi lama baru keluar. Minyaknya banyak meluber di kepala jamur dan di lubang dubur, itu yang bikin sakit!” Kevin masih mengibas-ngibaskan daerah selangkangannya.


“Kayaknya bukan cuma di campur dengan cabe, mungkin pake manisan gula. Tadi semut-semut sempat berkerumun. Untung kita mandi malam ini!” Bren menambahkan.


“Astaga!” Aku menepuk jidat! Baru ingat sesuatu.


“Kenapa Din?” Bren bertanya gak sabar.


“Kalian beruntung, tadi malam aku lihat kran air sengaja di samping rumah di buka… untung aku tutup, kalo tidak kalian gak bisa mandi, kehabisan air di tower. Disini air cuma jalan siang hari, jadi harus ditampung di tower” Aku berkata pelan-pelan sambil geleng-geleng kepala.


“Shit… what the h*ll!” Bren kembali memaki.


“Awas kamu Deya!” Kevin menebar ancaman.


Bisa impoten dua kontol itu dikerumuni semut semalam. Ternyata sudah direncanakan, tuh! Pinter juga si culun itu…


“Tenang Kevin, besok pagi elo sudah bisa balas dendam kok! Pagi-pagi buta aku jamin kedua perawan cupu itu sudah jatuh ke tangan loe berdua!” Aku menjamin mereka.


“Huh? Caranya? Mereka kan kunci kamar rapat-rapat dari dalam!” Masih tanya lagi.


Ketika aku membisikkan rencanaku kedua cowok itu jadi kaget. Mereka gak nyangka kalo aku sudah mengantisipasinya. Dinah, gitu lho.


“Eh, Din…. Apa yakin ia mau kerja sama?”


-----


POV


Baru sekarang aku bermimpi indah begini, tubuhku dibelai dengan lembut dan penuh perasaan. Aku dapat merasakan sensasi indah ketika toketku perlahan dibelai-belai dan diremas dengan ahlinya. Sementara itu belaiannya makin mengarah ke suatu titik…. puting dikocok-kocok.


“Ahhhhh…” tanpa sadar aku mendesah. Mimpi yang indah.


‘Apa karena semalam aku digrepe Kevin dan Bren yah?’ rasanya nyaman sekali. Kalo mimpi seperti ini aku gak mau bangun…! Eh, kok rasanya benar-benar nyata…


“Kyaaaaaa! Eh Kevinnnnn!” Aku berteriak terperanjat ketika membuka mata.


Tubuhku sudah telanjang… dengan daster yang sudah tersingkap lebar… eh kayaknya digunting. Mana lagi aku gak pake bra waktu tidur. Aku sudah telanjang, yang tersisa tinggal secarik kain segitiga yang menutupi bagian tubuhku paling rahasia.


“Iiiihhhhhhhhh…” Aku mendesah… Tangan Kevin terus membelai perut dan dadaku. Secara refleks aku mencoba menangkisnya, tapi… ‘Eh, kenapa gak bisa?’


“Kevin… kenapa tanganku???”Aku langsung kaget dan memandang ke kiri kanan. Kedua tanganku tak bisa kugerakan, ternyata diikat di tempat tidur.



“Hahaha… Deya, gak usah munafik. Dari tadi jelas sekali kamu menyukainya!” Kevin menikmati kemenangannya membangkitkan nafsuku… aku gak bisa menahan putingku yang kini sudah tegak menantang seakan minta diemut! Astaga…


Tangan kirinya terus membelai tubuhku, sedangkan tangan kanannya kelihatan memegang hape. Ia masih terus merekam… untung saja ia tidak merekam tubuhku yang sudah telanjang. Eh apa yang dia rekam? Ternyata pergumulan yang panas antara dua insan….


“Ahhhhhh Bren!!! Aduhhhh…. Iya…. Terus!!!!” Terdengar desahan dari tempat tidur yang satu.


“Huh? Sari?” Aku kaget menyadari itu suara dari gadis perawan yang tidur didekatku.


“Sari kamu gak apa-apa?” Aku bertanya… Sari bukan merintih kesakitan, tapi kenikmatan.


Sari kelihatan sangat bernafsu, tubuhnya sudah polos telanjang dengan toket kecil yang keras yang terus dibelai cowok bule itu. Kakinya terbuka lebar, membiarkan mulut dan lidah Bren menjilat dan mengemut bagian tubuh yang paling sensitif gadis itu. Ia hanya bisa mendesah menikmati sapuan nakal diantara kedua selangkangannya.


“Ahhhh….. aduhhh… iya..!” Sari terus mendesah, kali ini lebih kuat. Bren makin bersemangat, memek Sari diciplok dengan lidah… lalu dihisap kuat-kuat. Akibatnya sangat dahsyat. Tubuh gadis bergetar kuat…. Eh, kini mulai naik keatas… melengkung dengan dada dan perut diangkat tinggi… perut dan pinggulnya kejang-kejang sementara matanya tertutup rapat. Wajah Sari menggambarkan kenikmatan yang amat sangat.


“Ahhhhhhhhhhh!” Sari mendesah panjang menjemput orgasme pertamanya ditangan seorang cowok. Sari masih terengah-engah, kayak baru habis marathon.


Kali ini tubuhnya terhempas jatuh ke tempat tidur dan terkulai lemah seakan tanpa daya. Nafasnya masih sedikit memburu menandakan ia kehabisan tenaga untuk beberapa detik lamanya.


“Gimana Kevin? Berapa menit?” Bren bertanya sambil tersenyum nyengir.


“Empat menit dua puluh detik!” Kata Kevin memandang ke arah jam dinding.


“Aku mau lihat kalo kamu bisa mengalahkan rekorku! Kayaknya Deya butuh waktu lebih lama… hahahaha!” Bren tertawa sambil memandangku dengan tatapan yang menghina.


Astaga… sebentar lagi giliranku.


-----


“Sayang, gantian yah!” Bren membelai wajah Sari.


Ia kemudian berdiri dan membuka boxernya. Kemaluannya yang sudah tegang didekatkan ke wajah gadis itu. Awalnya Sari gak ngerti apa yang ia mau dan hanya memegang dengan kedua tangannya. Tetapi kemudian Sari mulai membuka mulut dan mencium kontol itu. Lama-kelamaan ia mulai berani menjilatnya dengan lidah. Kayaknya keenakan…


“Hahaha… baguslah kamu cepat ngerti! Buka mulutmu besar-besar.” Kayak sudah dihipnotis, Sari hanya pasrah dan memasukkan kontol itu kedalam mulutnya dan mulai mengisap. Dan aku hanya bisa memandang.


Walaupun masih pemula, tetap saja kuluman Sari jauh lebih enak dari pada kocokan tangan. Dengan sabar Bren mengajarkan gadis itu supaya jangan kena gigi… sakit katanya. Walau perlahan-lahan, Sari mulai menggoyang-goyangkan kepalanya.


“Wah, kamu ternyata berbakat jadi gadis binal!” Kata Bren memuji keberanian gadis itu. Sari semakin bersemangat ketika cowok itu kembali membelai tubuhnya dan kepala cowok itu turun untuk mencium perut rata milik gadis itu. Posisi sekarang sudah 69.


“Jangan berhenti! Kocok terus… nanti aku balas!” Bren mulai membelai dan menjilat pertemuan selangkangan gadis itu. Kembali kedua kaki Sari dibuka sampai mengangkang, ketika jilatan dan lumatan Bren jatuh di klitorisnya.


Kuluman Sari mulai tak beraturan… bercampur dengan desahan. Tubuhnya kembali mengejang ketika lidah Bren menjamah bagian-bagian sensitif. Kali ini lumatan Bren makin berpusat di muara liang nikmat ini, dan dengan jarinya Bren mencoba mereka-reka serta membuka jalan.


“Ahhhhhhhh!” Sari kembali mendesah. Ia sudah lupa kalo dari tadi Kevin masih merekam adegan keduanya dengan hape di tangan.


Kali ini Bren berdiri dari tempat tidur dan kini turun kebagian bawah gadis itu. Kaki Sari masih tetap mengangkang… agaknya Bren ingin memasukinya dengan posisi misionaris.


Sari menatap dengan terbelalak, agaknya baru sadar ia akan kehilangan kehormatannya. Kepalanya bergerak kekiri dan kekanan menggeleng, sementara tangannya mencoba menahan badan cowok itu. Sari lagi tegang…


“Sari!”Aku berkata, gak tahu mau bilang apa. Seorang gadis suci disampingku akan segera diperkosa, sedangkan aku gak bisa buat apa-apa.


“Sari… jangan tegang! Kamu tenang saja, aku janji akan pelan-pelan!” Kembali Bren berbisik mesra… kontolnya mulai disapu-sapu ke belahan tepat ditengah-tengah gundukan kecil itu. Kini Sari menatap pasrah… tubuhnya melemas, ia tahu apa akibatnya.


“Sari! Bertahanlah…!” Aku berteriak sambil memalingkan wajah. Dua tetes air mata turun ke pipiku.


“Deya… ngak apa-apa… aku yang minta maaf… aku khilaf!” Sari justru menghiburku, kali ini matanya tertutup. Ia sudah siap. Ia justru menatapku menyesal. Aku tak tauh entah apa maksud ucapannya.


Batang besar milik Bren mulai menusuk dan membongkar lubang yang masih sangat sempit itu. Sari tampak menahan sakit... tapi kontol Bren terus menyelip masuk diantara belahan sempit itu. Kepalanya beserta lebih setengah batang itu sudah didalam, mentok disebuah selaput tipis yang menyegel isinya.


“Bren, pelan!” Sari berteriak… tubuhnya menegang. Kayaknya dari tadi ia menahan sakit.


“Sayang… jangan tegang! Lemaskan tubuhmu supaya gak sakit!” Kata-kata Bren dan berangsur-angsur dituruti gadis itu. Sari menutup mata ketika suatu tusukan keras Bren memaksa masuk lebih dalam!


“Ahhhhhh….” Lolongan keras Sari menandai dirampasnya suatu tanda kesucian. Kontol Bren terus merangsak masuk, menerobos, mengoyak, dan membuka ruang-ruang baru yang sebelumnya belum pernah berkenalan dengan benda asing. Bren benar-benar menikmati liang yang sangat sempit itu.


Sari masih kesakitan, wajahnya terbayang kesedihan tercermin dari matanya yang berkaca-kaca dengan air mata. Bren memberikan waktu sejenak untuk dia menarik nafas, lalu mulai memompa pelan sambil merangsang tubuhnya. Secara berangsur-angsur gadis itu mulai merasa nyaman.


“Gimana sayang? Masih sakit?” Bren bertanya. Gerakannya kini mulai cepat, kayaknya Sari mulai terbiasa dengan gesekan, sejak cairan pelumas meluber di memeknya.


“Tinggal ngilu dikit… ” Sari kini mulai merasa nikmat. Tubuhnya mulai berespon terhadap gerakan cowok itu. Pinggulnya mulai ikut bergoyang…


“Ahhhh… Memekmu benar-benar sempit, terasa sekali mencengkeram!” Bren merasa keenakan. Perawan memang special… Selama petualangannya di luar negeri, belum pernah ia mencicipi perawan. Pantasan banyak yang suka…


Kali ini Kevin sudah kembali lagi ke sampingku, tadi dia sempat meng-close-up proses perampasan kesucian gadis itu. Kayaknya mungkin mereka akan menggunakan rekaman itu untuk memerasnya lagi… ih, kasihan sekali. Aku teringat cerita Kesha bagaimana rekaman seperti itu menghancurkan kehidupan dan hubungan cintanya.


‘Bagaimana nanti aku?’


Tusukan Bren terdengan makin dalam dan cepat, Sari mulai menjerit kembali. Kali ini jeritan keenakan… Kini kontol Bren kini sudah bebas masuk keluar dari liangnya. Sarih masih terbuai dalam nafsu. Kayaknya dikit lagi ia akan nyampe… baguslah supaya cepat, aku sudah bosan menunggu giliranku! Eh, maksudnya…. Ih…


Kali ini Bren merubah posisi… kini tidur menyamping dan menusuk cepat dari belakang, sementara Sari tertidur bersandar pada tubuhnya dan mengangkat satu kaki. Permainan mereka jelas kelihatan, dan agaknya Bren segaja memberikan tayangan yang indah di rekaman kamera.


“Ahhhh, Bren… terussss!” Tubuh gadis itu mulai bergetar… ia mendesah kuat dengan perut yang bekelojotan. Sari orgasme….air mukanya kini sudah penuh kebahagiaan, Sari memejamkan matanya menikmati suatu kepuasan.


“Ahhhhhhhhh!” Sari mengakhiri orgasmenya dengan teriakan yang panjang. Baru kali ini ia merasakan nikmat seperti ini, di mana titik nikmat di mulut rahimnya dirangsang sampai puas. Tubuhnya masih mengedan, dan memeknya berkedut memberikan jepitan ekstra kepada cowok itu…


“Ohhhhh…. Nikmat sekali kau, sayang!” Bren harus mengerahkan semua tekniknya agar bisa menahan diri. Hampir saja ia orgasme karena sempitnya jempitan memek perawan waktu berkedut-kedut. Tapi Bren belum puas mengeksplore tubuh gadis itu.


“Deya, sayang… aku janji akan kasih kenikmatan yang sama kepada mu!” Kevin kembali membelai tubuhku, dan emutannya membuat pentil toketku kembali mengacung. Mana erangan dan ekspresi Sari yang lagi sange sangat dahsyat.


“Hey, Bren… gantian dong, kamu yang pegang hape!” Kata Kevin. Kayaknya ia sudah gak tahan mau menikmati tubuhku.


“Bentar, aku belum nyampe!” Bren belum mau berhenti.


-----

Kevin menatapku penuh nafsu, matanya bebas mengagumi dada dan perutku yang putih mulus, dengan pandangan terpusat ke arah melihat toketku yang sudah mengeras dari tadi.


“Deya… kamu punya dua pilihan, kamu mau kerja sama seperti Sari atau kamu mau diperkosa? Kalo kerja sama aku akan main halus, tapi kalo mau kasar salah sendiri!” Kevin mulai merayu sambil terus mengeranyangiku. Lidahnya mulai menjilat sana sini membuat aku sange.


“Kevin jangan….!” Aku berteriak melarang, tapi tubuhku tidak lagi mampu memberontak. Aku membiarkan aja tangannya bergerak turun dan menyelip kedalam CD ku, satu-satunya kain yang masih tinggal. Eh, aku bisa apa… tanganku masih terikat.


“Wah, ternyata memekmu mantap sekali… aku suka memek yang membukit gini. Wah, jembut mu tipis… kayaknya udah persiapan yah!” Kevin membelai-belai bagian tubuhku yang selama ini tersembunyi.


“Kevin! Aku gak mau… jangan!” Aku menggeleng kepala tanda menolak.


“Deya…. Deya, katanya gak mau, tapi memekmu sudah basah!” Kevin tertawa mengejekku.


Tiba-tiba tangannya sudah berada di paha kiri dan kanan, tak terasa CD-ku sudah melucur kebawah. Terus pertahanan terakhirku dilucurkan sampai ke kaki, dan kedua kakiku dibuka.


Kevin terpana menikmati pemandangan didepannya, suatu memek yang tembem warna merah mudah dengan labia yang mengintip mau, dan belahan yang pendek dan kelihatan masih sangat sempit. Daerah sekeliling memekmu juga mulus dan putih seperti permukaan kulit, membuat cowok itu terpesona.


“Ihhhhh… Kevin!” Aku malu sekali, bagian rahasiaku sudah diekplore cowok itu dengan pandangan mesum dan berbinar-binar. Pasti ia gak rugi bayar mahal… Aku menutup mata membayangkan apa yang akan terjadi… memekku makin basah aja.


“Ahhh aku gak tahan lagi!” Kevin segera membuka celana boxernya. Ia melepaskan kamera di tempat tidur, kayaknya gak perduli lagi.


Dengan terburu-buru ia mengeluarkan kontolnya dan digesekkan ke memekmu. Kevin mulai mereka-reka jalan masuk. Kevin sudah sangat bernafsu…


“Kevin… jangan!” Aku teriak menyadari tidak lama lagi aku akan melepaskan keperawananku.


“Maaf sayang, aku gak tahan lagi. Siapa suruh memekmu sempurna kayak gini!” Kevin sudah gak tahan. Ia tidak dapat berpikir lagi.


-----


Tiba-tiba pintu kamar terbuka bergerak, suatu sosok yang tidak asing kelihatan memasuki tempat ini.


Kevin langsung berdiri mengantisipasi. Bren juga sempat berhenti sejenak melihat ke pintu, eh… ternyata Kesha yang masuk…


“Kesha! Tolong aku….!” Aku berseru berharap sambil menatap wajahnya. Gadis itu hanya tersenyum …


“Wah, udah mulai yah… gak pake tunggu-tunggu aku?” Kesha masuk dan segera menutup pintu.


“Eh, mau apa kamu? Jangan bilang kamu juga mau dikontoli?” Kata Kevin menyambut gadis cantik itu dengan jengkel. Mungkin ia merasa terganggu… momennya rusak, padahal tadi aku sudah pasrah.


“Aku disuruh Dinah pegang kamera, supaya kamu gak pake lama-lama. Tapi kalo gak mau, yah aku cabut aja!” Kesha memandang kepada Sari. Kayaknya ronde kedua Bren vs Sari sudah dimulai, tampak kontol besar itu sudah memompa lagi di memek gadis itu dengan gaya doggy. Bren hanya tersenyum memandang Kesha.


“Kesha! Tolong bantu, dong” Aku masih punya harapan kecil. Kesha temenan dengan Kak Titien.


“Iya… aku akan membantu mengajarimu cara mengoral kontol!” Kesha mengejekku dan ditanggapi cowok itu dengan tertawa-tawa.


“Ihhhhh..!” Aku tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahku.


“Kevin, sini aku pegang tangannya… buka talinya, supaya ia bisa memblowmu, cepat!” Kesha menatapku seakan mau mengatakan sesuatu. Kevin kesenangan, tanpa berpikir ia melepaskan ikatanku dan mendudukan aku. Kali ini kontolnya ditaruh tepat di wajahku… Kesha sudah memegang hape… kelihatan diutak-atik sedikit baru direkam.


Aku menolak membuka mulut sehingga Kevin harus memaksaku. Kesha mendekat.


“Kamu belum pernah kasih oral cowok kan? Lihat gerakan mulutku lalu ikuti…” Mau gak mau aku melihat kearahnya. Kesha pura-pura memonyongkan mulut, tapi tanpa dilihat Kevin ia bergerak seperti menggigit kuat! Ah… maksudnya? Kesha mengedipkan matanya sejenak… tampak ia sedang memegang sesuatu…


Kontol Kevin yang tegang mulai ku cium dan ku jilat, persis kayak yang dilakukan Sari tadi. Kevin merem-merem kenikmatan. Aku terus mencium permukaannya dari atas ke bawah… kayaknya gak jijik-jijik amat. Aku mulai bergerak santai.


Kesha berjalan keliling ruangan, mungkin masih merekam. Sekilas ia mengatur tas kecilku dan menaruh dompet dan hapeku didalam. Ia masih terus mengedipkan mata… tangannya menyuruh ku menunggu!


Kesha kini berjalan menekat kearah Sari dan Bren. Kali ini mereka ngentot dengan gaya WOT… cewek imut itu sudah keranjingan kontol… pinggulnya bergerak-gerak memutar, sementara Bren menusuk dengan keras dari bawah. Sari… Sari!


Ternyata tangan Kesha kini memegang botol anggur… dan segera dilayangkan sekuat tenaga ke kepala Bren.


“Bukkkk!” Terdengar pecahan kaca ketika botol itu hancur kena pelipis cowok bule itu. Bren langsung pingsan ditempat, sedang Sari masih teriak-teriak.


Kevin tersentak kaget, ia masih melongo melihat Bren terbaring kaku. Kontolnya mulai melemas lagi…


“Deya… sekarang!” Kesha berseru kuat.


Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada aku menggigit kontol Kevin kuat-kuat dan menggoyangkan kepalaku seakan mencabik potongan daging itu. Untung sudah agak lemat, memudahkan usahaku. Tanganku tidak tinggal diam, meninju kuat kearah bijinya berkali-kali. Kevin melolong kuat kesakitan… ia jatuh di tempat tidur! Mungkin pingsan… mungkin juga impoten, rasain.


Aku segera memakai pakaian luar ku dan Kesha segera menimpang barang-barang ku. Kami segera berlari keluar. Sari masih terdiam melongo!


“Sari, ayo cepat ikut!” Aku menariknya… tapi gadis itu hanya menggeleng-geleng kepala.


“Sari… cepat! Kita harus pergi” Aku gak mau buang waktu. Tapi gadis itu gak mau bergerak…


“Maaf Deyara… maafkan aku!” Sari hanya menatap dalam-dalam ketika Kesha menarikku keluar dari villa dan terus berlari.


“Eh, kita ke mana?” Aku bingung kenapa kita justru tidak kedepan pintu.


“Ke dermaga, sudah ditunggu!” Aku melihat sebuah speedboat diparkir didermaga. Kami menuju kesana dan lompat ke dalam perahu yang segera pergi dengan tergesa-gesa.


Benar juga, tepat ketika perahu pergi, terdengar suara sirine. Tampak beberapa polisi masuk kedalam villa dan siap menggeledah…


“Siapa yang bawa polisi kemari?” Aku bertanya.


“Pacarmu… Rivaldo! Dinah dan Susan terbukti memperdagangkan wanita!” Kesha menjelaskan dengan cepat.


“Huh, Rivo? Terus siapa yang bawa perahu?” Aku menatap ke arah tubuh cowok yang sibuk membelokkan perahu menghindari pulau-pulau karang kecil yang ada di daerah ini.


“Lihat baik-baik, masak kamu gak kenal!” Kesha hanya tersenyum.


“Hai Lita, tahu gak kamu nakal sekali… aku lapor kelakuanmu ke Om Agus!” Cowok itu berpaling dan menyapaku. Wajah yang sangat aku kenal, sangat dekat.. eh mungkin terlalu dekat. Ia memanggilku dengan nama tengahku…


“Doni?!?” Aku masih terkejut menyapa sepupuku. Ia hanya nyengir melihat aku kayak ketakutan.


Aku langsung tertunduk, kalo Doni tanya-tanya aku gak tauh mau bilang apa. Paling tidak aku gak takut lagi… cowok preman itu pasti akan melindungiku.


-----


Kali ini kita sudah gak diperahu lagi. Setelah setengah jam menuju ke Bitung, kita tiba di sebuah dermaga kecil. Dan disana terlihat Rivo sementara menunggu dengan mobil. Cowok itu kelihatan gagah sekali.


“Deya… untung kamu gak apa-apa sayang!” Kata Rivo sambil menarik tanganku naik ke dermaga. Aku malu sekali, pakaianku tipis sekali, sedangkan aku gak sempat pake dalaman. Mana putingku masih menceplak… Aku hanya bisa menarik nafas dan memeluknya. Rivo menarikku ke mobil dan duduk disampingnya. Ia membelai rambutku…


Kesha ikutan duduk disampingku, membiarkan Doni jadi sopir sendirian didepan.


“Aldo, hampir aja lho. Satu menit aja aku terlambat, kamu hanya bisa dapat barang bekas dari Kevin” Kesha mengejek Rivaldo.


“Itu masih mending, dari pada ngaku barang baru, eh ternyata bekas dari Edo!” Doni membalas ejekan Kesha.


“Iya yah, itu namanya penipuan! Udah janda ngaku perawan…. Rugi dong…!” Aldo tambah kasih panas.


“Ihhhh…! Awas kamu aku lapor ke Cherry dan Deya!” Kesha balas mengancam, sedangkan Aldo masih tertawa-tawa sambil menggaruk kepala. Eh, kayaknya mereka sudah kenalan dekat. Aku yang gak ngerti hanya diam aja.


“Kalian kok udah akrab yah!” Tak sadar aku bertanya kepada Kesha. Gadis itu hanya tersenyum… tapi akhirnya ia cerita juga.


Ternyata nama asli Kesha adalah Darla, dan ia memakai nama tengah setelah masuk perguruan tinggi. Sejak SMA Ia tinggal dan menjaga di rumah kos milik Kak Titien. Menurutnya ia malah kenal dekat dengan Kak Ryno. Aku sempat-sempat dengar petualangan mereka … (Lihat kisahnya di Bule-bule ganteng di tempat kos, untuk selanjutnya dipanggil Darla aja yah!)


Darla menceritakan bagaimana ia minta pertolongan Doni dan Aldo untuk lepas dari jeratan Dinah. Darla mengaku kesalahannya sempat terjerumus dalam pergaulan dengan Dinah. Ia dicercoki obat sehingga mau main dengan seorang cowok yang bayar mahal.


Awalnya Darla dikira ia masih perawan. Di mata Dinah, Darla adalah gadis cantik yang alim dan baik-baik. Juga gak hobi pake baju yang menggundang. Persis profile kebanyakan korban geng Dinah.


Dengan segera Rivo menyetujui permintaan Dinah. Rivo memang sudah berencana mau melindungiku.


Darla cerita semua perbuatan Dinah dan Susan… bagaimana mereka memikat korban gadis baik-baik dan membuat mereka jatuh menggunakan obat perangsang. Korban yang sudah jatuh terus dipaksa menjadi budak seks kelompok mereka.


Dan sebagaimana korban lainnya, Darla gak sangka kalo waktu main dengan cowok itu, ia sempat direkam. Waktu itu ia setengah gak sadar karena sudah terpengaruh obat. Dinah gak malu-malu menggunakan rekaman untuk memaksakan kehendak. Ia juga suka memeras cowok-cowok.


Untunglah tadi Darla sempat memegang hape Dina. Bahkan semua rekaman di server sudah dihapus. Agaknya banyak dari rekaman itu dibuat divilla tadi, jadi polisi segera bergerak. Sebelumnya file penting seperti transaksi-transaksi sudah didownload oleh Rivo dan Doni.


“Kak Darla…” Aku memagang tangannya. Ia terkejut, untuk pertama kalinya aku memanggilnya kakak. Ia hanya tersenyum.


“Kak, maafkan aku, karena aku Kak Darla harus melakukannya lagi. Pasti waktu main dengan Bren atau Kevin, kakak hanya berpura-pura menikmatinya!” Aku memeluk gadis itu yang sudah berjasa besar.


“Sssstt! Jangan bilang Doni yah. Awalnya sih kakak gak mau, tapi begitu lihat kontolnya boleh juga. Jadi, yah… coba aja. Ternyata…. Wah! Hihihi…. Tapi kan gak ada yang rugi…” Darla berbisik kepadaku dengan mata yang mesum.


“Yang rugi calon istrinya, Kak… dapat kontol bekas yang hampir putus!” Aku tertawa mengingat kejadian tadi.


“Kasian banget si Kevin, sudah diremas, diolesi cabe, digigit lagi… eh, ternyata kamu cepat belajar main kontol!” Darla mengejekku, membuat gerakan seperti mengulum kontol dan menggigitnya.


“Ihhh mesum!” Aku tertawa….


“Makanya kamu jangan mesum!” Doni menyambung cerita Darla. Kami justru tertawa, jawaban Doni gak nyambung.


“Iya kalo mesum, nanti kontolnya digigit belut!” Darla tertawa-tawa… Ia kemudian menceritakan kisah lucu bagaimana kontol Doni sampai digigit ikan di danau Moat lalu. Doni malu sekali dilihat banyak orang lagi telanjang, ketahuan lagi mesum. Aku sampe tertawa-tawa membayangkan peristiwa itu. Doni sendiri cuma nyengir.


Tak lama kemudian kami kembali merenung… kejadian hari ini masih membekas terus diingatanku.


“Kak Darla, aku masih memikirkan Sari… gimana yah nasibnya?” Aku merasa kasihan kepada gadis imut itu. Ia juga jadi korban…


“Kenapa musti kasihan! Sari itu pengkhianat, tahu!” Darla mengeluarkan kejengkelannya.


“Huh? Maksudnya?” Aku bingung.


“Kamu tahu gak, Sari sudah sepakat dengan Dinah kemarin sore, ia dikasih uang yang banyak dengan catatan bekerja sama membuat kamu sange. Ia yang buka pintu kamarmu tadi pagi supaya dua cowok itu boleh masuk. Kamu lihat sendiri ia tadi gak melawan kan? Malah gak diikat kayak kamu!” Darla menjelaskan apa yang terjadi.


“Pantesan!” Aku menggumam. Setelah berpikir panjang, kayaknya Darla benar.


“Pantesan kenapa?”


“Tadi berulang kali Sari menatapku dan meminta maaf. Aku gak ngerti kenapa… ternyata! Ihhhhh” Tubuhku merinding. Orang yang selama ini aku percaya ternyata berencana menjebakku. Pantesan tadi malam waktu nonton film ia gak mau-mau aja di grepe sampe gitu.


Aku kembali merenung, membayangkan nasibku seandainya Kak Darla tidak masuk ke kamar tadi dan menyelamatkanku.


Tiba-tiba aku merasa tanganku ditarik-tarik. Aku berpaling ke kanan, Rivo menatapku sambil tersenyum.


“Maafkan sudah melibatkanmu sayang! Aku yang salah kamu hampir jadi korban mereka” Rivo memegang tanganku erat.


Aku malu sekali, Rivo memandangku lekat-lekat. Tatapannya membuat putingku berdiri lagi. Gimana kita dari tadi cerita-cerita soal kontol terus. mana tadi gak sempat keluar lagi! Aku mencoba menutup dadaku. Mudah-mudah Darla gak lihat.


“Ihhhh… Rivo, awas yah cerita-cerita orang!” Mata Rivo melirik ke dadaku… aku malu sekali. Aku mencubit pinggangnya saking gemes.


-----
 
ngeri:takut:hh euyy.. takut nich ntar digigit Deyara..
:cim:

aa:bacol:akkk!

ternyata:groa: malah si mungil berkhianat... nggak nyangka lho Keisha adalah Darla dan calon sepupu..
:hore:
 
baru sempet baca, hampir aja deya ilang virgin nya. mantap deh hu updated nya, ternyata slama ini keysha itu darla. penuh dengan kejutan nih
 
ngeri:takut:hh euyy.. takut nich ntar digigit Deyara..
:cim:

aa:bacol:akkk!

ternyata:groa: malah si mungil berkhianat... nggak nyangka lho Keisha adalah Darla dan calon sepupu..
:hore:

Makanya hati-hati kalo bj... hehehe!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd