Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG BUNGA - BUNGA DUNIA

Status
Please reply by conversation.
29. BUNGA TERINDAH



......

“kira-kira mobil operasionalnya mbak, minggu depan lagi dipake gak ya? Rencana mau pinjem sih”. (part 26.)

“coba tanya ke Alya aja deh Ngga, kalau emang pas gak dipake, pake aja gapapa... bilang aja ke Alya ya”.

“oke deh mbak, makasih ya... eh btw, kapan nih balik ke Solo? Kayaknya udah 2 bulan ini deh gak balik”. Tanyaku basa-basi.

“kayaknya bulan depan deh baru bisa balik, lagi gak stabil store yang sini”.

“oh yaudah semoga cepet membaik dan lebih baik lagi ya mbak”.

“oke, makasih Ngga.. kamu aja lah sesekali main ke jakarta sini”.

“waduh! Masih belum memungkinkan mbak cantik, hehe... ya udah aku lanjut nugas dulu ye mbak, bye! Mmmuach!”.

“genit! Haha, oke deh, bye!”.



***

“surpriiiise! Happy birthday sayang!”. Kataku setelah Nafisa membukakan pintu kost nya lalu menutupnya kembali, sambil ku julurkan potongan kue kecil lengkap dengan lilin yang masih belum nyala.


“waaah, makasih sayang!”. Kata Nafisa dengan wajah yang sumringah lalu menerima kue itu.

“bentar-bentar... dinyalain dulu”. Aku ambil korek di kantong celanaku lalu menghidupkan lilin itu.

“make a wish”. Lanjutku, lalu kami berdua memejamkan mata sejenak untuk berdoa.

“doa apa nih barusan?”. Tanyaku.

“emmm, rahasia!”. Jawab Nafisa tersenyum lalu meniup lilinnya.

“bagi dong kue nya”. Kataku, lalu Nafisa menyuapkan kue itu.

“kadonya apa dong ini?”. kata Nafisa sambil senyum-senyum.

“ini nih kadonya nih”. Jawabku sambil menguncupkan bibirku dan kudekatkan ke arah wajahnya.

“ogah wleeee!”. Kata Nafisa menghindar.

“hehe, bukan dong, bentar-bentar”. Aku mengambil sesuatu di luar pintu kamar.

“liat dong ini apa?”.

“waaaah, kamu dapet dari mana yang novel itu? kan agak susah nyarinya”. Nafisa terlihat bahagia banget ketika melihat special edition box set Harry Potter yang dia memang pengen banget beli itu tapi belum kesampaian.

“ada deh, yang penting kan sekarang udah dapet, dan ini buat kamu”. Nafisa menerimanya dan menaruhnya di atas ranjangnya.

“aaaa...makasih sayang!”. Lalu Nafisa memelukku, menyandarkan kepalanya di dadaku. Akupun membalas pelukannya.

“sama-sama cantik”.

“love you!”. Kata Nafisa sambil menatapku setelah beberapa saat kami larut dalam pelukan.

“love you more!”. Balasku. Senyum Nafisapun mengembang.

“makasih ya”. Kata Nafisa berbisik.

“kan udah tadi sayang”.

“bukan buat itu”.

“terus?”

“buat hubungan kita selama ini!” kata Nafisa yang seketika mendaratkan bibirnya di bibirku lalu melumat bibirku.

Yeay! Akhirnyaaaa.. setelah sekian purnama pecah telur juga! Yang ditungu-tunggu, french kiss pertamaku sama Nafisa. Sensasinya beda banget sumpah! Berasa baru pertama kali ciuman sama cewek, asli!

Aku sangat menikmati detik demi detik ciuman Nafisa malam itu. Awalnya memang agak canggung, tapi beberapa menit berlalu, dia sangat lincah memainkan bibirku, menghisap, menggigit, menjilat. Hembusan nafas kami yang beradu membuat gairah ini memuncak. Reflek aku meremas pantat Nafisa lalu mengangkatnya. Seketika Nafisa melepaskan bibirnya lalu menurunkan badannya dan tersenyum kepadaku.

“udah yuk, katanya mau ngajakin makan di luar? Laper nih”.

“ayuk, benerin dulu tuh make up nya”.

“hehe, iya bentar ya”.

Malam itu rencanaku ngajak Nafisa makan malam sambil menikmati suasana malam di Tawangmangu memang gagal gara-gara mobil operasional workshop mbak Marta kebetulan masih di Surabaya. Akhirnya aku ajak dia nyari beberapa warung pinggir jalan random yang kelihatannya enak, kami kulineran malam itu sekalian jalan-jalan naik motor menikmati suasana malam kota solo. Lebih seru ternyata, haha. Memang jarang kami jalan diluar se random itu, maklum lah.. dia terlalu sibuk orangnya, lebih suka di kost aja katanya. Begitupun aku, tipe orang yang males keluar rumah. Hmmm. Hampir Pukul 12 malam kami baru sampai kost Nafisa lagi.

“yang, boleh numpang pipis bentar gak nih?”.

“ayuk gapapa, asal gak minta nginep aja”. Kata Nafisa sambil cengengesan sambil jalan menuju kamarnya.

“yaaa siapa tau di kamar mandi aku ketiduran”.

“oh kalau itu sih gak apa-apa, haha”. Ledeknya sambil membuka pintu kamarnya.

“asem!”. Kataku sambil senyum lalu bergegas ke kamar mandi.

“ya udah yang, aku balik kost dulu yak”. Setelah dari kamar mandi, aku mendekati Nafisa, memegang kedua tangannya, lalu berpamitan. Nafisa tersenyum sambil mengangguk seraya memelukku.

“kamu gak akan pernah ninggalin aku kan?”. Tanya Nafisa yang menyandarkan pipinya di dadaku.

“kok tiba-tiba tanya gitu sih? Ya enggak bakalan dong sayang”. Jalasku sambil kupeluk erat Nafisa dan ku belai jilbab yang menutupi rambutnya.

“kamu di luar jangan nakal ya sayang, aku sayang banget sama kamu!”.

“iya sayang, aku janji”. Disini aku memang berat menjawabnya, lagi-lagi aku merasa bersalah ke Nafisa kalau inget kenakalanku sama kedua mantan bos ku itu. Lalu aku lepaskan pelukan Nafisa dan menatap serius wajahnya yang sangat teduh itu.

“kamu percaya sama aku kan sayang?”. Tanyaku. Nafisapun tersenyum lalu mengangguk.

“aku percaya banget sama kamu, aku udah yakin sama kamu!”. Jawab Nafisa. aku hanya tersenyum lalu kudekatkan bibirku ke bibir Nafisa. Nafisapun menyambut bibirku dengan kecupan dan gigitan pelan. Ciuman malam itu membuat gairahku memuncak lagi, tapi yaaa.. aku sama sekali belum berani berbuat lebih. Setelah beberapa lama kami berciuman, Nafisa melepaskan bibirnya dari bibirku.

“aku balik dulu ya”. Pamitku.

“iya sayang, hati-hati”.

“daaa, assalamualaikum”.

“waalaikumsalam”.



***

Beberapa hari kemudian.

“Yang, bisa kesini gak? aku butuh bantuan nih?”. Pukul 8 malam lebih tiba-tiba Nafisa chat aku.

“sekarang banget nih?”. Balasku.

“iya yang”.

“emmm, aku usahain jam 9 udah sampe situ gimana?”.

“oke, aku tunggu ya”.

“siap sayang, aku terlanjur ngerjain tugas nih di kost temen, wait”.

Karena tugasku harus selesai malam itu, hampir pukul 10 aku baru sampe kost Nafisa.

TOK TOK TOK

“asslamualaikum”.

“waalaikumsalam, yuk masuk yang”. Ajak Nafisa yang memakai baby doll panjang rapi dengan jilbab yang masih menutupi rambutnya, sambil membukakan pintu lalu menutupnya kembali.

“sory-sory yang, kemaleman nih kesininya”.

“gapapa yang, santai kok”.

“butuh bantuan apa emang yang?”. Tanyaku sambil duduk di karpet sambil bersandar di ranjang.

“bentar, itu nanti aja.. emmm, kamu inget gak yang hari ini tuh hari apa?”.

“hah?! Emmm, hari... Rabu?”.

“hmmm, ya gak salah sih”. Kata Nafisa sambil tersenyum sinis ke arahku.

“kamu beneran gak inget yang?”.

“eee..hari apa sih? Hehe”.

“astagaa! Oke, sinih aku tutup mata kamu dulu ya”. Nafisa mengambil kain jilbab yang lumayan tipis lalu diikat di kepalaku untuk menutup mataku.

“nah, sekarang buka penutup matanya”. Beberapa saat kemudian Nafisa menyuruhku membuka penutup mata.

“wooaaaah, astaga kenapa aku gak inget sama sekali sih! Kita udah satu tahun ya sayang”. Aku lihat Nafisa memegang nampan yang berisi brownies bentuk hati dengan ornamen tulisan “1st Anniversary” di atasnya, lalu ada sebuah buku kecil di sebelah browniesnya.

“iya sayang, kan hampir barengan sama ulang tahunku, untung ulang tahunku kemarin gak lupa kamu, hmmm!”.

“ya gak bakal lupa dong, udah tercatat disini nih”. Kataku sambil menunjuk dadaku.

“gombal! Buktinya hari ini aja kamu lupa”.

“eee, bukan lupa sih yang, lebih tepatnya gak kepikiran, soalnya yang aku pikirin aku harus cepetan lulus biar bisa segera nikahin kamu!”. Rayuku ke Nafisa.

“uuuuu...boleh lah rayuannya kali ini, haha”.

“wah, kelihatannya enak tuh browniesnya”.

“eeee.. belum nyobain sih, ini tuh percobaan pertamaku tadi numpang bikin di rumah temen”.

“loh, ini kamu sendiri yang bikin, wah! Beneran istimewa nih, sinih aku cobain yang”. Nafisa memotongkan broenies itu buat aku cicipi lalu memberikan buku kecil itu.

“gimana?”. Tanya Nafisa sambil mengernyitkan keningnya.

“emmh, manteb yang, walaupun agak kurang manis sih”.

“ah masak? Coba dikit aaak”. Tanya Nafisa sambil memintaku menyuapinya sambil duduk di samping kiriku.

“lumayan pas lah yang manisnya”.

“kurang yang, manisnya masih kalah sama kamu”. Kataku sambil terus memakan browniesnya.

“iiiih, dasar raja gombal!”. Kata Nafisa sambil mencubit tanganku.

“oh iya.. ini juga buat kamu yang, yaaa gak begitu berharga sih”. Nafisa menyodorkan buku kecil tadi.

“apa nih?”.

“buka aja”. Buku itu ternyata sebuah scrapbook yang berisi kolase foto-fotoku bareng Nafisa yang diabadikan oleh HP Nafisa setahun ke belakang.

“astaga! Ini lebih manis sih kadonya”. Kataku.

“makasih ya sayang, aku malah belum ngasih apa-apa nih”.

“aku gak butuh kado dari kamu sayang, cukup kamu aja buat aku”.

“ehemmm, ketularan pinter ngegombal niiih”. Ledekku.

“iiiiih, aku serius yaaaang!”. Kata Nafisa sambil menguncupkan bibirnya cemberut.

“uuuu... iya sayang, aku akan selalu ada buat kamu”. Kataku sambil memeluknya lalu mencium pipinya. Nafisa menoleh kearahku dan kamipun berciuman beberapa lama. Nafisa tampak lebih bersemangat dari yang kemarin. Nafasnya semakin menggebu-gebu. Terasa berat, dan tubuhnya terasa lebih hangat. Aku belum cukup puas, tapi Nafisa melepaskan ciumannya lalu tersenyum kepadaku. Akupun tersenyun memandangi keindahan wajah bersihnya sambil membelai pipinya.

“ummm, jadi kamu bohong dong soal butuh bantuan tadi, buat ngasih surprise ini?”. tanyaku.

“enggak sih, tapiiii?”. Kata Nafisa sambil berekspresi seperti orang yang lagi mikir.

“tapi apa yang?”.

“emmm, emang kamu udah siap?”. Tanya Nafisa sambil tersenyum.

“siap? Apaan sih yang? Bikin penasaran aja deh”.

“bentar ya”. Nafisa berdiri lalu jalan menuju pintu dan menguncinya, akupun makin bingung dibuatnya.

“aku mau minta tolong ini sayang”. Nafisa meluruskan kakiku yang tadinya bersila, lalu menduduki pahaku. Aku sedikit terkejut melihat tingkah Nafisa waktu itu.

“apa?”

“minta tolong bukain ini”. kata Nafisa sambil mengarahkan pandangannya ke kancing bajunya.

“maksudnya yang?”. Seketika Nafisa menarik kedua tangannku dan meletakkannya di payudaranya lalu mengangguk dan tersenyum. Aku sempat speachless. Nafasku berhenti beberapa detik. Jantungku mendadak berdebar hebat. Pikiranku sudah melayang kemana-mana. Apa Nafisa udah ngasih lapu ijo nih?.

Tanpa berfikir panjang, aku langsung meremas payudara Nafisa dari luar bajunya, dibarengi dengan desahan pelan dari Nafisa.

“sssssshhh! Buka aja sayang”. Kata Nafisa.

“boleh yang?”. Tanyaku memastikan. Nafisa hanya mengangguk dengan muka yang sudah merona dan matanya mulai sayu. Akupun perlahan melepas satu persatu kancing baju Nafisa lalu kulepas bajunya. Melihat payudara bening yang masih bersembunyi dibalik bra putih motif bunga itu aja hasratku sudah memuncak. Celanaku terasa tak muat menahan kontolku yang memberontak. Lalu pelan tapi pasti kulepas kancing bra nya. Kini tampak jelas payudara mulus yang bening terlihat semburat hijau pembuluh darahnya, dihiasi oleh areola dan puting yang cenderung berwarna pink ditengahnya, yang tampak begitu segar, keras dan menantang. Aku remas keduanya pelan. Tidak terlalu besar dan terlalu kecil. Terasa sangat pas ketika di remas. Nafisa hanya merem melek sambil menggigit bibir bawahnya. Aku mulai menciumi payudaranya, menjilati putingnya, aku gigit pelan, aku hisap-hisap, sambil aku remas-remas, ku pilin puting satunya.

“ahhhhh! Sssshhh..ahh!”. desahan lembut Nafisa membuat adrenalinku semakin membara. Nafisa tampak menikmatinya. Tangannya sedari tadi menjambak rambutku. lalu dia melepas jilbabnya dan melepaskan tali yang mengikat rambutnya. Terurailah rambut lurus dan wangi itu.

Bibirku bergerilya ke atas, mengecup dan menjilat lehernya. Lalu telinganya, berakhir mendarat di bibirnya. Kami berciuman liar sambilku remas dan pilin-pilin payudara Nafisa. Nafisa menggeliatkan tubuhnya tanda dia menikmati,

Beberapa saat kemudian, tanganku mulai bergerilya ke bawah, ke arah pantat Nafisa. aku elus-elus pantatnya lalu ku masukkan tanganku menyelinap ke dalam celananya. Sontak Nafisa melepas ciumannya.

“di atas aja yuk!”. Kata Nafisa sambil bangkit lalu menarikku berdiri dan mendorongku rebahan di atas kasur. Nafisa berjalan lutut di atasku lalu menciumku lagi. aku peluk dia sambil berciuman liar lalu ku putar posisi Nafisa menjadi dibawahku. Merasa cukup berciuman, aku berdiri lutut di atas perut Nafisa lalu membuka kaosku. Lanjut kuturunkan celanaku bersamaan dengan CDku, aku berdiri sebentar untuk melepaskan celanaku lalu kembali berdiri lutut. Kutarik tangan Nafisa lalu kuarahkan ke kontolku yang sudah ngaceng maksimal. Nafisa terlihat masih canggung dan ragu-ragu memegang kontolku. Pelan-pelan dia elus batang kontolku, dia pegang dan remas testisku, lalu mulai menggenggam batang kontolku dan mengocoknya pelan. Tanganku bergerak ke belakang meraba memek Nafisa yang masih terbungkus celana baby doll nya.

“dimasukin ya yang”. Gak mau gegabah, aku minta ijin ke Nafisa dan dia hanya mengangguk melirikku sambil terus mengocok pelan kontolku. Pelan-pelan ku arahkan kontolku ke bibir Nafisa. dia mengecupnya lalu menggelengkan kepala. Akupun manarik kontolku lalu mundur ke belakang. Aku tindih Nafisa lalu ku lumat lagi bibirnya. Turun ke bawah, aku kecup-kecup lalu kujilat lehernya sambil bergerak ke bawah. Aku goyang-goyang toket Nafisa lalu kujilat memutar areolanya. Kumainin putingnya dengan lidah lalu kuhisap-hisap bergantian. Kutarik lagi lidahku turun ke bawah, aku jilat-jilat pusar nya memutar sambil perlahan aku tarik celana Nafisa ke bawah. Aku bangkit lalu kulepas celana Nafisa. tersisa celana dalam putih yang menutupi memeknya. Aku tekuk kedua lututnya ke atas lalu ku gesekkan jempolku ke memek Nafisa dari luar CD nya yang sudah mulai basah. Paha putih mulusnya benar-benar mempesona. Aku tarik celana dalam Nafisa lalu melepasnya. Kini tampak jelas bibir memek Nafisa yang sedikit basah dan jembut yang berjajar rapi diatasnya. Sungguh indah! Segera kubentangkan paha Nafisa, lalu ku daratkan lidahku di paha kirinya, perlahan turun ke bawah, kujilati selangkangan Nafisa yang sangat bersih itu memutar. Sedikit kuangkat pantatnya lalu terekspose lah lubang pantat coklat muda yang begitu menggairahkan, aku jilat-jilat lubang itu.

“emmmmmh...”. desahan pelan Nafisa mulai berbisik di telingaku.

Aku bangkit lagi lalu kubuka memek Nafisa dengan kedua jempolku. Ohhhh! merah muda basah dan merekah, berkedut, terlihat masih sangat sempit dan belum terjamah oleh benda tumpul apapun itu. aku gesek pelan klitorisnya dengan jariku.

“ahhhhhhh! Sssshh!”. Desah Nafisa sambil mengangkat pantatnya dengan kedua tangannya yang meremas bantal dan kakinya tampak tegang.

“rileks sayang”. Kataku menenangkan.

Kujilat lagi selangkangannya memutar sambil kubuka memek Nafisa pake jempolku. Lalu kujilat pelan klitorisnya. Seketika paha Nafisa menjepit kepalaku. Kedua tangannyapun menjambak rambutku dan sesekali menekannya. Kebentangkan lagi paha Nafisa, lalu perlahan kupercepat jilatanku. Aku hisap klitorisnya, bibir memeknya. Sesekali aku jilat dari lubang pantatnya ke atas sampai klitorisnya. Sumpah ini memek terenak dari beberapa memek yang pernah aku jilat. Aroma yang segar, warna yang cerah menggoda, bikin betah mata memandang, lidah menyapu detil-demi detil bagian memeknya.

“sssshhhh! Aahhh!”. Nafisa tampak sangat menikmati jilatanku.

Lumayan lama aku menjilati memek Nafisa sampai memek itu benar-benar basah oleh cairan memek bercampur air liurku. Kutarik lidahku ke atas, memutari pusar Nafisa lagi. lalu keatas lagi, memutari areola kiri nya, lalu kujilati putingnya sambil kuremas-remas beberapa saat. Lanjut kutarik keatas, kujilati leher Nafisa dari kiri ke kanan sambil ku kecup-kecup, balik lagi ke kiri lalu kutarik kuatas, aku jilat telinganya. Lalu kutarik lagi ke bawah, kamipun berciuman lagi sambil ku arahkan kontolku ke memek Nafisa sambil ku gesek-gesek pelan. Nafisa mengeliat sambil menjambak rambutku. kulepas bibirku dari bibir Nafisa, lalu duduk. Kontolku yang sudah siaga di depan memek Nafisa, mulai kuarahkan ke sangkarnya, kuludahi kontolku lalu kulumurkan ke kepalanya. Ku gesekkan kontolku ke klitoris Nafisa. lalu perlahan kudorong masuk ke memek yang sudah sangat basah itu. Reflek Nafisa merapatkan kedua pahanya lagi.

“ahhhhhssssssh! Pelan sayang”. Kata Nafisa.

“lemesin aja sayang, santai, rileks”. Kataku sambil kembali membentangkan pahanya.

Terasa sulit memasuki benteng pertahanan memek Nafisa. Percobaan kedua dimulai. kubasahi lagi kontolku dengan air liurku. Aku gesek-gesekkan lagi ke bibir memeknya, tangan kananku mengarahkan kontolku sambil ku tahan paha kanan Nafisa dengan tangan kiriku. Aku dorong perlahan dan kepala kontolku mulai merangsek masuk.

“aaaaaarghhhssh!”. Nafisa mengerang pelan sambil mendongakkan kepalanya dan kedua tangannya meremas sprei.

Perlahan kepala kontolku masuk sedikit-demi sedikit, tetapi seakan ada dorongan kuat dari pertahanan memek Nafisa yang akhirnya kontolkupun tergelincir dan keluar lagi. bercak merah darah memek Nafisa nempel di pangkal kepala kontolku.

“sakit yang?”. Tanyaku. Nafisa mengangguk sambil memejamkan mata dan melipat mulutnya kedalam.

“terusin yang, gapapa”. Lanjut Nafisa sambil membenarkan posisi tubuhnya dan melebarkan bentangan pahanya. sepertinya Nafisa mulai bisa rileks.

Percobaan ketiga dimulai. bukannya lemas, kontolku justru semakin keras, tak patah semangat. Ku kecup bibir Nafisa sesaat lalu kubasahi lagi kontolku dan kuarahkan ke bibir memeknya. Kudorong lagi kontolku perlahan, masih sangat susah, tapi terus aku dorong.

“ssssshhhhhhh ahhhh!”. Desah Nafisa ketika kepala kontolku berhasil menjebol pertahanan memek Nafisa. Nafisa sedikit menggeliat, tubuhnya bergetar. Keringat mulai keluar. Suhu tubuh kamipun semakin memanas. Aku tahan dulu kepala kontolku. Sangat sempit sekali, kepalan kontolku terasa dihisap dan di dorong dalam waktu bersamaan. Lalu mulai ku dorong lagi untuk masuk lebih dalam.

“aaaaaaaaahk! Pelan pelan yang, auhhh!”. Nafisa menarik nafas dalam-dalam ketika aku mulai mendorong kontolku ke dalam. Tangannya meremas erat sprei di sebelah tubuhnya. Kuhentikan dulu doronganku. Lalu lanjut kudorong lagi. Nafisa meringis tanpa bersuara sambil terus meremas sprei itu. aku tarik kontolku keluar, serasa ada yang mendorong dari dalam, dengan mudahnya keluar dari memek Nafisa. wah! Bener-bener buka segel nih! Susah bener!

Percobaan ke empat, aku arahkan lagi kantolku masuk ke memek Nafisa yang masih kuat pertahanannya. Kepala kontolku masuk perlahan sedikit lebih mudah dari percobaan sebelumnya. Lalu aku dorong pelan masuk lebih dalam. Nafisa kembali menarik nafas dalam sambil melipat bibirnya kedalam, tangan masih meremas sprei sambil menatapku. Perlahan tapi pasti akhirnya seluruh batang kontolku berhasil tertelan oleh memek Nafisa yang super duper pempit itu. hangat dan berasa terhisap kuat. Seperti ada yang meremas lembut seluruh batang kontolku. Nafisa menganga tanpa suara sambil menarik nafas lalu menghembuskannya lewat mulut.

“ahhhhhhh!”. Reflek aku mengerang lirih tak kuasa menahan nikmat memek Nafisa. ku tahan posisi itu beberapa saat sampai Nafisa seikit lebih rileks. Aku gesek klitorisnya dengan jempolku, seketika paha Nafisa merapat, lalu kubentangkan kembali.

Anjiiir! Gak sia-sia gua sabar nunggu selama ini, akhirnya Nafisa jebol juga! Gak harus nunggu nikah, haha! Asli, memeknya seenak itu! Tubuh mungil putih bersih berisi menambah kesempurnaan tubuh seorang Nafisa. beneran gak salah pilih nih gua!

“aaahhssssss”. Desah lembut Nafisa. aku melanjutkan menggesek klitorisnya dengan jempolku dan Nafisapun menggeliat. Aku tarik pelan kontolku sampai keluar setengah batangnya lalu kumasukkan lagi.

“ssssssshhh ohhhh!”. Nafas Nafisa semakin tak beraturan dibarengi dengan desahan-desahan lembut.

Terus aku maju mundurkan pelan pinggulku.

“enak yang?”. Tanyaku berbisik. Nafisa menggigit bibir bawahnya sambil mengangguk. Tapi ekspresinya seperti masih belum nyaman. Tapi aku sangat menikmati posisi ini. memek Nafisa emang gak ada lawan!

Perlahan aku percepat gerakanku, ohhhh! kontolku berasa dihisap kuat-kuat, diremas-remas oleh memek Nafisa. beneran beda rasanya.

“ahhhhh...ssssshhh..ahhssss”. Muka Nafisa terlihat sudah mulai menikmati dan pasrah. Kaki dan paha Nafisa sudah tidak kaku lagi dan terbentang lebar. Gerakankupun mulai aku percepat sambil tanganku bertumpu di ranjang sebelah toket Nafisa. Hasratku benar-benar memuncak saat itu. aku genjot lumayan cepat beberapa kali, tiba-tiba aku merasakan sesuatu. Segera aku cabut kontolku.

CROT CROT CROT

Spermaku tiba-tiba menyembur diatas jembut dan perut Nafisa.

“ahhhh! huh, hampir aja!” aku orgasme lebih cepat dari biasanya saking nikmatnya remasan memek Nafisa.

“sayaaang! Gak lucu deh!”. Nafisa melotot sambil tersenyum kepadaku. Lalu tangannya meraba memeknya.

“beneran gak ada yang di dalem kan?!”. Tanya Nafisa memastikan.

“eeee.. semoga enggak ya”. Jawabku sambil membersihkan pejuku pake CD Nafisa.

“sayang! Seriuuus!”.

“haha, enggak lah, diluar semua ini loh yang, aman”. Kataku meyakinkan Nafisa.

“huuhh! Ati-ati dong yang”. Kata Nafisa sambil membuang nafas lega lalu senyumnya mengembang.

“saking enaknya ini sih”. Kataku sambil gesekin tangan ke memek Nafisa.

“padahal biasanya gak secepet ini loh”. Tambahku.

“biasanya?! Maksudnya yang?”. Tanya Nafisa.




~ Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd