Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Aneh

The Iceman

Tukang Semprot
Daftar
1 Apr 2012
Post
1.064
Like diterima
13.953
Bimabet
Legenda Dewi Mirah Kancana

Somad tersenyum bahagia melihat tanaman padinya tumbuh dengan subur dan bernas. Ia selalu kagum kepada tanaman padi... Tidak sombong... Sering Merunduk malu tak menyombongkan dirinya walaupun hidupnya memiliki banyak arti dan rajin menabung..
" Alhamdulillah... Padi disawahku baleuneur ( Balueneur = beuneur = berisi ) semua.." gumamnya bahagia
" Iyah... Ngga kaya hati kamu.. Ngga ada yang ngisi..." ledek Jaya sahabatnya sejak kecil
" Blog... Bawa bawa status hati samah.." jawab Somad sambil tertawa.
Kedua sahabat itu kini menjadi petani muda yang sedang menuju kesuksesannya. Ulet dan giat ditambah kreatifitas tinggi diiringi do'a yang tak putus. Menjadikan langkah mereka mudah dalam menapaki keberhasilan usaha mereka. Tak heran Menteri Pertahanan negeri ini yang kebetulan menjadi pembina KTNA merangkul mereka sebagai Petani Muda Andalan. Perbedaan antara mereka tipis saja. Jaya sudah memiliki pawang hati dan sedang mempersiapkan untuk punya buah hati. Sementara Somad masih setia dengan keadaannya yang masih jadi pemain single.
" Jay, menta udud ih.. Abis nu sayah..." ucap Somad
Jaya mengeluarkan rokoknya dan memberikan kepada Somad
" Korekna mah engga siyah.." ucap Jaya
" Punya saya oge kehed.." jawab Somad meladeni candaan Jaya.
Keduanya pindah menuju saung yang dibangun Somad di dekat sawahnya.
" Papap..." panggil Inah istri Jaya
Somad dan Jaya menoleh..
" Eummh.. Papap... Ai hidung tiarap..." cela Somad
" Gitu kamu mah... Nikah plok nikah makanya... Hahaha..." jawab Jaya merasa menang set.
Mereka tertawa dan tetap saling hujat. Somad yang sudah ditinggal ayah ibunya sejak SMP. Tinggal sendiri. Sementara kakak semata wayangnya sudah dibawa oleh suaminya makelar mobil yang tengil ke ibukota.
" Pap... Makan dulu.. Ini da Mamah bawa duaaneun.. Da papap pasti bareng A Jomblo.. Hehehe.." ucap Inah yang memanggil Somad dengan panggilan sayangnya A Jomblo
" Nuhun nah euy.." jawab Somad sambil membuka bakul yang dibawa Inah. Bukan makanan mewah. Tapi makanan ini luarbiasa.. Ikan asin, sambal, lalab dan nasi dari beras tumbuk.. Sultan andara ge lewat lah sama menu ini.
Sambil ngobrol mereka menikmati makan siangnya.
" Mam. Kayanya kalo anak kita dikasih nama Jeremy Stevenson gagah yah..." ucap Jaya mengkhayal sambil makan.. Eh makan sambil mengkhayal.. ( anying nubener teh yang mana sih ih...!?!?!? )
" Na aisia.. Teu naker karep.. Hidup dari lumpur sawah mah nama anak yang cocok itu Atang Syamsudin... Ucok Sugiono.. Dadang Himawari.. Jol pengen Jeremy Stepenson.." omel Somad
" Na aikamu kadon marah..?? Anak anak aing... Yang ngageolnyah juga aing sama Inah wle.. " jawab Jaya sambil mencolek sambel dari piring.
Inah tertawa terbahak bahak mendengar omelanku dan bantahan suaminya.
" A.. Tuh si Wawat anak bah Engkus nanayain wae... " ucap Inah
" Wawat yang ceunah suka open BO ?" tanya Somad
" Iyah.." jawab Inah
" Eh tapi jangan ah A.. Perempuan nakal.." ucap Inah buru buru
" Eh aikamu.. Ni labil.." jawab Somad
" Enya da Inah mah ngga akan ngasih kalo Aa jadi sama dia.. Hiyy.. Perempuan teh ngga bisa jaga palangkakan. Kanyut mana aja dibolehin masuk.." omelnya
" Kaya yang tau aja.." tegur Somad
" Hih da.. Anak sini udah berapa orang cerita. BO Wawat ke Hotel Kahuripan Sesah di kota.." jawab Inah
" Naha atuh ngasih tau kalo si wawat nananyakeun Somad ?" tanya Jaya bingung
" Enya lupa.." jawab Inah.
Suasana makan siang yang abstrak pun selesai. Mereka berjalan pulang untuk melaksanakan ibadah Dzuhur.
Selesai shalat, Somad menatap langit yang cerah disinari sang surya.
Ia melangkah keluar dan mempersiapkan Mio Karbu 2005 andalannya. Motor kualitas yaa... gitulah yang sering menemaninya beraktivitas kalo sedang ngga mogok. ( Note : Ada ya orang yang masih make motor abad pertengahan kaya Mio karbu 2005 buat aktivitas ??? )
" Bismillah.." ucapnya sambil menginjak Kick Start motornya
Greeng...! Blep.. Blep.. Dhuar..!!! Suara motornya terdengar meletupkan percikan api dari knalpot.
" Uhuk.. Uhuk..." Somad terbatuk lalu mencoba menstart motornya lagi. Dan.. Alhamdulillah hidup walaupun mengeluarkan asap tebal seperti semprotan Fogging nyamuk.
Somad menaiki motornya dan meluncur menuju kebun tembakau miliknya. Kebun itu tak seberapa luas hanya kira kira 1,3 hektar. Dan hasilnya lumayan mencukupi tabungannya.
Ia mengawasi lanjutan panen tembakau dan memeriksa kualitas daun yang dipetik.
" Alhamdulillah.. Kayanya gudang garam atau djarum bisa kekirim nih.. Lumayaaan.. Bisi jadi nikah.." ucapnya dalam hati.
" A.. Kualitas daun kali ini baragus eung.. Ngga mengecewakan..." ucap Tohir kepala kuli yang juga paman dari pihak Almarhum ayah Somad.
" Enya mang sugan we nerus yah.." jawab Somad gembira.
Panen hari ini selesai. Dan semua hasil panen dibawa ke gudang untuk diangin anginkan. Somad sengaja pulang agak akhir karena ia masih memeriksa barangkali ada hama atau penyakit yang mengancam tanamannya.
Tiba tiba hujan turun agak lebat. Ia buru buru berlindung di gubuk panen. Lumayan lama ia menunggu hingga akhirnya hujan mereda. Dan ia heran hujan turun tapi matahari bersinar. Tapi ia ngga ambil pusing ia mengambil motornya dan melaju akan pulang.
Saat akan pulang ia sempat melihat katumbiri ( Pelangi ) yang melengkung indah dengan warnanya. Ia menghentikan motornya dan menatap pelangi itu.
" Aeh jiga ke arah curug euy... Panasaran ajig ah.." ucap batin Somad.
Ia memutar motornya ke arah Curug Legok Hangseur karena bentuk kolamnya menyerupai kemaluan wanita ( Padahal mah langsung aja ya.. Curug Memek gitu..). Ia melaju agak hati hati agar tak terpeleset. Beberapa ratus meter dari curug, ia mematikan mesin motornya. Dan meninggalkannya.
" Hlah bodo amat mau dicolong ge. Paling jadi beusi kiloan.." pikirnya singkat atas nasib Mio karbu nya.
Somad merangkak sangat perlahan mendekati curug. Ia mengatur langkahnya agar tak bersuara. Saat semakin dekat dengan curug, ia mendengar suara tawa riang sekelompok wanita yang sedang mandi.
Somad mengintip, dan nafasnya seperti berhenti sejenak kala melihat tubuh 7 wanita cantik tak terbungkus pakaian. Kulit mulusnya mempesona bagai pualam. Wajah mereka cantik menawan tanpa cela. Gemetar lutut Somad melihatnya.
Tiba tiba ia melihat 7 onggokan barang...
" Hmm.. Paok ah sama aing.." ucapnya iseng.
Lalu ia mengambil sebatang kayu berukuran sebesar lengannya..
" Beurat atuh anying..." omelnya kepada diri sendiri. Ia menggantinya dengan sebatang bambu berukuran 3 jari. Lalu ia julurkan untuk mengait onggokan pakaian. Ia ragu memilih yang mana. Karena semuanya cantik. Akhirnya ia memutuskan mengambil onggokan berwarna merah. Agak berat terasa saat Somad menarik onggokan itu. Saat ia sudah mendapatkannya ia malah agak bingung..
" Ajig...! Apa inih ???" omelnya
" Keun we lah.. Nanti kita periksa.." pikirnya.
Lalu ia kembali merayap menuju motornya dan menyembunyikan barang yang ia curi di bagasi motornya.
" Hmm.. Gebrakkeun ah..." pikirnya jahil..
Lalu ia melangkah penuh percaya diri sambil menyanyi..
" Salaam hangat untuk bandarmu..
Aku yang kalah dan patah hatii..
Biarlah orang memandang lemaah..
Aku ngga mau main slot lagiii.." suara Somad melengking dan cukup sempurna untuk memancing amukan massa agar bisa menghakiminya.
" Manusia.." ucap salah seorang dari mereka yang memakai pita rambut merah di rambutnya dan memiliki wajah paling cantik. Seperti blasteran Jepang - Kazakhstan.
" Alah kaka.. Gimana atuh..?" tanya yang lainnya panik
" Pakai pakaian dan alat terbang.." perintahnya lalu ia menarik pakaiannya dan memakainya. Tapi ia kaget karena alatnya hilang.
" Alat terbang kaka hilang.." ucapnya panik..
" Kami akan bantu cari kak.." ucap perempuan berikat rambut hijau. Lalu mereka berusaha mencari dalam kondisi waktu mepet.
" Kalian segera pergi..!" ucap si pita merah.
" Tapi kak.." ucap gadis yang memakai jepit rambut jingga
" Ini perintah !!" jawab si merah.
Mendengar suara Somad makin mendekat ketujuh bidadari mempersiapkan diri dan menyalakan alat seperti yang dicuri somad. Beberapa detik kemudian mereka beterbangan meninggalkan seorang dari mereka.
Somad pura pura kaget..
" Astaghfirullah.. Naa pemerintah teh ya nyoba alat perang dimana we karepna. Cik atuh jangan dilingkungan padat penduduk.. Udah mah kemarin nyebarin penyakit make pesawat... " omel Somad.
Lalu ia santai membuka bajunya seperti hendak mandi. Lalu dilihatnya ada seorang gadis berbaju merah dengan wajah ketakutan.
" Alah.. Siapa anda. ? Sedang ngintip sayah ya..? Ngaku we ngaku.. Ulah sok kitu ah.. Malu teh.. Saya laporin yeuh ke pak Kadus.." ucap Somad sambil menutupi dadanya.
" Siapa kamu ??" tanya gadis itu.
" Hah.. Saya..? Oh.. Sayah Somad Arjasasmita. Saya petani yang tinggal disekitar sini. Ai Neng siapa ?? Naa beranian main di hutan sini..?" tanya Somad dengan wajah Heran. Si gadis celingukan melihat sekeliling. Lalu ia menjawab..
" Nama saya Dewi Mirah Kancana. Saya putri pelangi dari kahyangan... Kami sedang melaksanakan ritual mandi wajib." jawabnya. Ketakutannya mulai mengendur.
" Na ai neng semalem mimpi ituan gitu ?" tanya Somad bloon
" Mimpi apa ?" tanya Dewi Mirah Kancana
" Mimpi ituu.." jawab Somad sambil memajukan pinggulnya sekali
" Iya itu teh apa..?" tanya Dewi Mirah Kancana penasaran..
" Dieu geura.." panggil Somad. Dewi Mirah Kancan agak ragu untuk mendekati Somad. Tapi akhirnya ia tetap mendekati juga
" Mimpi lakian.. Bobo sama lelaki.." ucap Somad polos
Dewi Mirah Kancana tertawa mendengar pertanyaan Somad.
" Kami belum pernah melakukan itu. Karena kami belum punya pasangan." jawab Dewi Mirah Kancana
" Alah.. Jomblo ketemu jomblo.. Hahaha.. Sanasiib.. " ucap Somad sambil tertawa.
" Apa itu Jomblo ? Apakah makanan bumi yang berisi oncom ?" tanya Dewi Mirah Kancana bingung
" Itumah Combro neng.. Combroo.. Naon tina jomblo kanu Combro.." omel Somad dengan wajah jenaka
Dewi Mirah tertawa melihat wajah Somad dan ngeuh kalo pertanyaannya salah. Somad menjelaskan dengan sabar.
Dewi Mirah mulai merasa nyaman dan mulai percaya kepada Somad.
" Neng.. Ini kan udah makin sore. Neng ngga pulang ? Ngga dicariin sama keluarga ?" tanya Somad
" Saya ngga bisa pulang karena alat terbang saya hilang." jawab Dewi Mirah sedih..
" Alah siyah.. Hadduh.. Mangkaning disini mah kalo udah mau maghrib suka ada itu.. Hiiy.." ucap Somad sambil bergidig ngeri. Dewi Mirah merapatkan tubuhnya kepada Somad
" Ada apa disini..??" tanya Dewi Mirah panik
" Itu suka ada itu. Hiiiy.. Ngeri lah.. Ih.." ucap Somad masih sambil bergidig ngeri
" Iya apa itu teh ??" tanya Dewi Mirah makin panik
" Itu.. Suka ada Juragan Kasdi.." jawab Somad serius
" Dia sebangsa siluman atau dedemit jahat ?" tanya Dewi Mirah sambil memeluk Somad minta perlindungan. Somad tersenyum licik dan dalam hatinya berkata.. Menang banyak eeeuunng..!
" Bukan.. Cuman dia doyan kawin. Ngga boleh liat perempuan cantik. Apalagi kaya neng.." jawab Somad enteng.
Dewi Mirah menepuk dada Somad.
" Kirain siluman.. Tapi eh iya yah lebih mengerikan dari siluman manusia kaya gitu mah.." jawab Dewi Mirah yang kian nyaman bersama Somad.
" Hayu ah pulang.. Bisi gelap.." ajak Somad
Dewi Mirah agak bingung...
" Pulang ke rumah saya aja dulu.. Sambil kita cari jalan supaya neng bisa pulang.." bujuk Somad
Dewi Mirah Kancana yang semakin percaya kepada Somad akhirnya mengikuti langkah Somad menuju motornya.
" Apa ini...?" tanya Dewi Mirah kebingungan melihat motor Mio Karbu milik Somad.
" Ah jangan suka ngeledek neng.. Gini gini juga andal dimedan terjal..." ucap Somad sambil menaiki Mio Karbu nya.
" Ooh.. Ini kuda. Kuda punya orang bumi aneh ya rupanya..." ucap Dewi Mirah polos
" God... Neng.. Gini deh kamu mau ikut Aa pulang apa mau dikerekeb mandor Kasdi ?" tanya Somad
" Aku ikut Aa.." jawab Dewi Mirah Tegas.
" Hayu naik atuh.." bujuk Somad.
Lalu Dewi Mirah naik di belakang Somad. Ia tak ragu memeluk pinggang Somad.
Harum tubuh Dewi Mirah membelai indra penciuman Somad. Tapi ia tetap pada pendiriannya. Tidak akan menyentuh Dewi Mirah agar tujuannya tercapai.
Sesampai di rumah, Somad meminjamkan pakaian kepada Dewi Mirah. Ia meminjamkan Jersey Timnas Indonesia KW dan celana panjang.
Dewi Mirah merasa senang sekaligus bingung. Senang karena ia mendapat pakaian kering sesuai dengan warnanya bingung karena belum tahu cara memakainya. Somad yang ngeuh segera memberi tahu tahap demi tahap cara memakai pakaian yang ia berikan. Berkat kecerdasan Dewi Mirah, ia bisa memahami cara memakai pakaian manusia bumi.
" Eta..!! Eta..!! Eta !! Jangan buka disini atuh Dewii.. Dikamar..!!" ucap Somad saat Dewi Mirah membuka pakaian kahyangan dihadapannya.
Dewi Mirah mematuhi petunjuk Somad dan membuka pakaiannya dikamar. Sejujurnya Somad ingin mengintip tapi sekali lagi niat itu ditahannya.
Lalu Somad pergi berwudhu dan bersiap melaksanakan shalat maghrib. Saat melaksanakan shalat Dewi Mirah memperhatikan apa yang dilakukan Somad.
" A... Tadi sedang ngapain..?" tanya Dewi Mirah
" Shalat.. Emang kamu ngga pernah shalat ?" tanya Somad heran. Dewi Mirah menggelengkan kepala.
" Duuh.. Kudu diwarah shalat ini mah.. Kalo ngga... Hiiy paur..." ucap Somad dalam hati.
Somad bermaksud memesan makanan siap saji memalui antaran online. Setelah selesai memesan ia mengajak Dewi Ngobrol sambil menunggu pesanan datang.
" Nah sekarang Dewi cerita siapa Dewi sebenarnya..." pinta Somad lembut. Sesekali matanya menangkap tonjolan puting buah dada Dewi Mirah dibalik Jersey yang dipakainya.
" Iya A.. Dewi sebenarnya adalah sulung dari 7 bersaudari. Dewi punya adik 6 orang :
1. Dewi Inten Jingga
2. Dewi Layang Koneng
3. Dewi Banyu Hejo
4. Dewi Bayu Biru
5. Dewi Sutra Nila
6. Dewi Kumala Wungu
Setiap dari kami memiliki warna sesuai nama. Dan kami dipilih sebagai bidadari pilihan. Beberapa waktu sekali kami turun ke bumi untuk mandi di curug atau mata air sebagai ritual. Cirinya mudah dilihat, kalo Aa lihat ada katumbiri maka kami sedang mandi di satu tempat diujung katumbiri. Saat ini alat terbangku hilang. Dan kalau dalam waktu 7 hari ngga ketemu maka aku boleh dijadikan istri oleh orang yang menemukan aku A." jawab Dewi Mirah melas. Rasa kasihan menyelinap di hati Somad. Tapi ia juga sangat ingin memiliki Dewi Mirah untuk dijadikan istrinya.
" Oo.. Gitu.. Ya sudah sambil neng nunggu, Aa coba bantu cariin. Siapa tau si Fauzi tukang rongsokan belum nemuin ya.." bujuk Somad. Sambil matanya mencuri pandang ke arah belahan selangkangan yang tercetak di celana training yang dipakai Dewi
" Iya A.." jawab Dewi Mirah masih sambil bersimpuh dihadapan Somad. Tiba tiba keduanya dikagetkan oleh suara kambing yang berisik.
" Bentar ya neng.." ucap Somad, lalu ia memeriksa kambing. Saat akan menutup pintu kandang. Ia teringat alat terbang milik Dewi Mirah. Ia mengeluarkan alat itu dari bagasi dan menyembunyikannya di lumbung miliknya.
Setelah selesai ia kembali masuk ke rumah. Saat baru mau duduk.
" Gofood..." ucap seorang pengemudi Ojol.
" Siaap.." jawab Somad. Lalu ia menghampiri dan membayar pesanannya.
" Neng.. Ayo kita makan.. Make ayam bakar.." ajak Somad
Lalu keduanya makan dengan lahap. Selesai makan...
" A.. Ini makanan diantar sama prajurit ?" tanya Dewi Mirah
" Bukan prajurit.. Dia pengemudi ojek online..." ucap Somad.
" Ojek apa A ?" tanya Dewi
" Ojek Online neng.. Hlah. Emang disana ngga ada Gojek atau Grab gitu ?" tanya Somad heran.
Dewi Mirah menggeleng. Lalu Somad menjelaskan semua yang ingin diketahui Dewi Mirah. Malam kian kelam dan kedua insan itu mengantuk. Somad mengatur tempat tidur Dewi Mirah bersebelahan dengan kamarnya.

Esoknya..
Somad bangun untuk sholat subuh.. Sambil kedinginan ia bernyanyi. Sebuah lagu hits yang jadi rusak karena suara Somad yang luarbiasa brutal.
Dewi Mirah tersenyum dan bangkit dari tidurnya. Ia bermaksud menyusul Somad mandi. Tapi Somad keburu selesai hingga ia hanya cuci muka saja. Lalu Dewi memasak makanan untuk dirinya dan Somad. Ia berjalan ke kebun untuk memetik berbagai macam sayuran dan menangkap ikan.
Dengan kesaktian yang ia miliki. Dewi mengerjakan dengan mudah tanpa berkotor diri.
Selesai memasak dapur dan rumah ia benahi. Somad keluar kamar dan kaget setengah tiga.. Rumah sudah rapi dan bersih juga makanan sarapan tersedia.
" Ini siapa yang masak neng ?" tanya Somad
" Neng a.." jawab Dewi Mirah sambil tertunduk malu.
Tiba tiba Jaya datang dan terkejut dengan keberadaan Dewi. Untungnya Somad bisa menjelaskan dan minta Jaya merahasiakan siapa Dewi Mirah sebenarnya. Jaya setuju asal dibelikam dua bungkis samsoe dan Marlboro merah 1 slop. Somad terpaksa menyanggupi.
" Neng.. Kita beli baju ke Garut yu.." ajak Somad. Dewi bingung tapi Somad segera menjelaskan. Dan Dewi setuju.
Lalu Somad memakaikan jaket dan meminjam sendal milik Inah untuk dipakai Dewi.
" A.. Kuda yang kemarin kenapa ?" tanya Dewi heran saat Somad mengeluarkan Ninja 250 miliknya.
" Ngga apa apa.. Dia harus banyak tidur. Kemaren seminggu begadang." jawab Somad seenaknya.
Lalu merekapun melaju dengan riang.
Dijalan orang orang memandangi Dewi dan Somad. Somad tergolong tampan. Wajahnya khas lelaki dengan gurat wajah yang kuat. Dibelakangnya Dewi memeluk mesra Somad. Membuat iri para pejalan kaki dan petugas dishub.
Sesampai dipasar Somad mengajak Dewi memilih pakaian.
" A.. Saha eta ?" tanya Ronny pemilik toko langganan Somad
" Pipamajikaneun.." Jawab Somad bangga.
" Ajakna ka mall atulaah.. Jol dibawa kesinih.. Aaah.. Kumaha ieu mah.." omel Ronny
" Aing sedang ngetes dia koplok.." jawab Somad.
Somad menghampiri Dewi yang sudah memakai pakaian berwarna merah dan celana jeans pinsil warna putih..
" Ku aing digantung na tihang jadi da bandera.." ucap Somad sambil tertawa.
" Blegug siyah.." timpal Ronny sambil ngakak.
Lalu ia menghitung berapa yang harus dibayar Somad. Sementara diluar toko Dewi asyik melihat lihat sekelilingnya. Tapi ia merasa terganggu saat sebuah tangan meremas pantatnya. Dibelakangnya seorang preman tersenyum menyebalkan..
" Nigeulis neng.. Jadi kabogoh akang lah.." ucapnya menjijikkan. Lalu tangannya membelai pantat Dewi.
" Tanganmu berlumur dosa. Dan sebentar lagi jadi batu !!" ucap Dewi tegas
Si preman tertawa meledek hingga tiba tiba...
" Alah. Alah. Alalalalah.. Ieu beurat kieu.. Alah.. Ateng tulungan anying ! Leungeun aing jadi beurat...!" teriak si Preman kepada kawannya.
Somad yang mendengar kejadian itu keluar dari toko milik Ronny. Dan melihat ada apa.. Setelah tahu kejadian apa, ia memilih menyelamatkan Dewi dengan membawanya pergi.
Setelah selesai berbelanja, ia mengajak Dewi pulang. Awalnya ia ingin mengajak Dewi makan bakso tapi ditolak oleh Dewi.
Sesampai di rumah Somad merapikan lemari kamar sebelah. Dan menyusun pakaian milik Dewi. Sementara Dewi mempersiapkan makan siang. Selesai membenahi pakaian. Waktu dzuhur pun tiba. Somad berwudhu dan diperhatikan oleh Dewi. Lalu Somad menunaikan ibadah Dzuhur. Yang lagi lagi diperhatikan Dewi.
Selesai shalat Dewi mengajak Somad makan.
Selesai makan Somad meminta Dewi mencoba pakaiannya. Warna merah tetap dominan.
Saat mencoba baju demi baju Somad juga meminta Dewi mencoba pakaian dalam yang ia belikan. Hampir semua bernuansa warna merah. Dihiasi belahan tembem memek Dewi. Celana Somad pun mendadak sempit dan membuatnya serba salah dalam posisi duduknya.
Selama seminggu ia mengatur rencana agar bisa memperistri Dewi. Ternyata Dewi pun pasrah dan menerima permintaan Somad dengan berbagai alasan. Sambil bersiap ia mengajarkan Dewi beribadah sesuai keyakinan yang dianutnya.
Hingga akhirnya tiba waktu akad nikah. Sebenarnya rencana pernikahan dilakukan sederhana karena hanya akan melaksanakan akad. Tapi beberapa kerabat memutuskan dilanjut resepsi.
Di hari bahagia itu Dewi tampak sumringah dengan gaun pernikahannya yang berwarna merah. Kecantikannya sungguh membuat siapapun terpesona.
Malam hari saat usai resepsi..
" Alhamdulillah.. Kita syah sebagai suami istri neng.." ucap Somad
" Neng sekarang boleh buka baju didepan aa ya ?" tanya Dewi Mirah
" Boleh... Malah kalo Aa ngga ngajak itu.. Dosa ke Aa nya." jawab Somad
Dewi Mirah Kancana melepaskan gaun pernikahannya satu persatu. Somad yang sedang melepas bajunya terbeliak melihat tubuh istrinya. Tubuh indah mulus bagai pualam itu masih terbungkus pakaian dalam warna merah. Buah dada yang sekal padat menggoda mata siapapun untuk memandangnya. Paha mulus dan pantat bulat tanpa cela sungguh ciptaan mahakarya sempurna. Semenyara riasan abadi yang melekat diwajahnya menambah daya pikat yang memabukkan.
Dewi mengambil pakaian tidur warna merah yang sudah disiapkan. Ia memakainya dengan cara menggoda tapi elegan dan tidak vulgar.
Somad menghampiri istrinya dan mencium keningnya.
" Hmm.. A.. Kalo ditempat neng. Neng akan memberkan jantung dan hati neng untuk kecupan tadi.." ucap Dewi Mirah mulai manja.
" Jaga Jantung dan hati neng hanya untuk Aa..." pinta Somad.
Perlahan ia membelai pipi Dewi Mirah lembut. Lalu ia mulai mencium mata kanan dan kirinya. Dewi memejamkan mata menikmati perlakuan Somad kepada dirinya. Tangan Somad beraksi membuka kancing piyama Dewi...
" A.. Boleh Neng yang lepasin ?" pinta Dewi sambil terengah karena nafsunya terpancing. Somad mengangguk. Lalu Dewi membuka Piyama yang baru saja ia pakai. Saat akan membuka pakaian dalamnya Somad mencegah...
Somad kembali menciumi Dewi. Bibirnya mulai melumat bibir Dewi. Dewi masih terdiam karena belum paham. Tetapi lama kelamaan Dewi meladeni lumatan bibir Somad walaupun masih kaku. Tangan Somad ikut aktif memberikan rangsangan di buah dada Dewi. Somad melepaskan BH Dewi dan membaringkan tubuh Dewi di ranjang pengantin. Dewi memeluk tubuh Somad mesra dan hangat..
" A.. Miliki Neng dan jangan tinggalin neng a.." ucap Dewi dengan tatapan matanya yang indah.
" Aa ngga akan ninggalin neng hanya untuk berbuat bodoh. Neng adalah segalanya buat Aa.." jawab Somad.
Lalu bibirnya mulai menelusuri leher jenjang Dewi yang mulus tanpa cela.
" Aa.. Hhh.." desah Dewi Mirah yang mulai terangsang saat bibir Somad bermain. Dewi menikmati apa yang dilakukan Somad kepada dirinya.
Perlahan tapi pasti, bibir somad mulai menjelajahi dada Dewi Mirah Kencana. Ia melihat puting buah dada berwarna coklat muda tegang mencuat menantang. Telunjuk dan jempolnya bergerak memilin puting itu dengan lembut.
" Ahh.. Aa.. Enak a.." desahnya pasrah.
Pilinan lembut berganti menjadi lumatan dan lilitan lidah yang menyerang puting buah dada Dewi Mirah Kancana. Punggungnya sesekali terangkat menyambut bibir dan lidah Somad. Desahnya menikmati momen kemesraan dengan suaminya begitu mesra dan indah. Tangan Somad mulai merayap diantara selangkangan Dewi, ia membelai memek bidadari itu dengan lembut. Perlahan ia selusupkan jari tangannya kedalam celana dalam merah milik Dewi. Pantat Dewi sedikit terlonjak karena memeknya belum pernah disentuh oleh siapapun. Pelukannya makin ketat menikmati cumbuan dan rabaan suaminya.
Perlahan dan pasti, celana dalam milik Dewi terlepas. Memeknya terpampang bebas. Jembutnya tipis menghias bagian atas memeknya. Tangan Dewi tak mau ketinggalan beraksi. Secara naluri ia meraba celana dalam suaminya. Ia merogoh kedalam dan menemukan kontol milik Somad. Kontol yang lumayan besar berurat kokoh.
" Ini milik neng ya A.." ucap Dewi Mirah Kancana.
Somad mengangguk sambil terus melumati buah dada sekal milik istrinya.
Makin lama lumatan Somad makin turun dan akhirnya bibirnya mulai menciumi bibir memek Dewi Mirah Kancana
" Ouuh.. Aa.. Eummmh. Punya neng diapain.. Aa.. Enak Aa.." desahnya lembut. Aksi Somad berlanjut dengan jilatan lidah Somad di memek Dewi.
" Aah.. Enaak.. Aa.. Neng mau teruus... A.." desahnya makin liar
Pantatnya sesekali terangkat menyambut lidah Somad. Tangannya mencengkeram ujung bantal menahan gempuran rasa nikmat di sekujur tubuhnya.
Somad sendiri betah berlama lama di memek Dewi, ia mencium selain aroma memek ada juga aroma lain yang membius perasaannya. Lidahnya terus menggempur memek Dewi. Hingga akhirnya ia menghentikan aksi mulutnya di memek Dewi Mirah Kancana.
" Kenapa berhenti a ??" protes Dewi Mirah.
" Kita lanjut ke yang utama ya sayang..." ucap Somad.
" Pelan pelan a.. Neng belum pernah.." bisiknya sambil membimbing kontol Somad ke memeknya. Iamengarahkan ke lubang yang seharusnya berdasarkan nalurinya.
" Masukin a.." desah Dewi Mirah
Somad menekan kontolnya perlahan. Diikuti desah birahi Dewi Mirah yang makin menguasai dirinya.
Saat kepala kontol Somad masuk kememeknya, Dewi mengernyit menahan rasa sakit. Somad membelai buah dadanya memberi rangsangan agar perhatiannya teralihkan. Dewi menyambut belaian Somad dengan lumatan bibirnya yang indah. Somad melanjutkan tekanan pinggulnya hingga..
" Aaa.. Hhhhaaaa... Ouuh... Aaa.." desahnya
Somad mendiamkan kontolnya didalam memek Dewi untuk beberapa saat agar memek Dewi bisa beradaptasi dan relaks.
Perlahan Somad menggerakan kontolnya perlahan. Gerakannya disambut gerakan pantat Dewi. Makin lama kocokan kontol Somad di memek Dewi makin cepat..
" Aa.. Nengh.. Hhh.. Aah.. Mauhh phipissh..." bisiknya dengan mata mendelik memperlihatkan bagian putihnya.
Somad melanjutkan genjotannya. Ia merasakan sesuatu akan keluar dari kontolnya..
" Neenghhh.. Hmmh.. Neeengh.." desah Somad.
" Aa.. Ouhhhh.. Aaaaahhh... " desah Dewi dengan tubuh kejang.
" Neeengghh..." desah Somad saat kontolnya menyemburkan air mani kedalam memek Dewi Mirah Kancana.
Pelukan keduanya erat seolah enggan dipisahkan. Hingga lelah menerpa mereka dan membius dalam.peraduan yang dihiasi cinta kasih dua insan.

Beberapa tahun kemudian....
Somad dan Dewi Mirah Kancana telah memiliki keturunan bernama Aditya Dewandra Arjasasmita, dikalangan temannya dan team E sports dia dipanggil kunyang. Karena sifatnya yang keras saat melihat ketidak adilan juga ulet dan kreatif seperti ayahnya. Selain itu beberapa kesaktiannya terwariskan kepada Kunyang.
Ada satu kesalahan yang dilakukan Somad...
" Abah. Ambu mau ke rumah teh Denok dulu. Itu se'eng jangan dibuka sampe Ambu datang.." ucap Dewi Mirah Kancana. Somad mengangguk sambil meraut bambu. Setelah mencium tangannya Dewi Mirah Kancana melaju mengendarai PCX miliknya.
Sampai saat ini, hasil pertanian yang diperoleh Somad sangat melimpah. Tak heran bila ia jadi orang kaya.
" Euh lapar eung.. Si Ambu masak naon nya ?" ucap Somad. Ia lupa akan amanat istrinya. Ia membuka se'eng dan menemukan bahwa istrinya memasak sebutir gabah.
" Anying.. mana cukup buat makan.. Lieur si Ambu mah.." ucap Somad.
Lalu ia melanjutkan membuat jerat tikus sawah.
Saat istrinya pulang...
" Apa.. Jujur.. Apa ngebuka se'eng ya ?" tanya Dewi Mirah
" Iyah ambu. Tadi apa lapar. Maksudnya mah pengen liat ambu masak apa " jawab Somad merasa bersalah. Omelan istrinya terdengar. Dan baru berhwntinsetelah somad meminta maaf.
Akibat kejadian itu, kelebihan Dewi Mirah Kancana lenyap. Ia harus memasak nasi dengan beras yang banyak. Hingga isi leuit atau lumbung makin terkuras.
Suatu hari saat akan mengambil beras, ia melihat alat terbangnya. Ia oun dongkol..
" Apa.. Ieu naon ??" tanya Dewi Mirah Kancana dongkol. Kembali Dewi Mirah Kancana marah besar.
" Teu hayang nyaho !!! Pokonya ambu pulang...!!" ucap Dewi Mirah Kancana sambil memasang alat terbangnya dan dinyalakannya. Tak lama ia melesat pergi menuju angkasa.
" Ambuuu... Ambuu.... Jangan pergii..." teriak Kunyang..
" Nak.. Nak... " ucap Somad sambil menyesal.
" Ambu mau kemana ?" tanya Kunyang
" Ambu mau pulang. Kerumah enin.." jawab Somad sambil menangis
" Ih daa.. Padahal kunyang mau minta uang buat beli diamond.." isak Kunyang
" Naaa aisiaaaa..." umpat Somad. Lalu kembali memeluk Kunyang.
Sebulan berlalu sejak kepergian Dewi Mirah Kancana.
Hari ini cahaya matahari bersinar. Tapi tiba tiba hujan turun. Lumayan lama dan pada sore harinya muncul katumbiri atau pelangi perlahan dan pasti.
Anehnya, pelangi itubtidak mengarah ke Curug Legok Hangseur atau Curug Memek. Tapi mengarah ke halaman rumah Somad.
" Apaa.. Apaa.. Ambu pulang.." sorak Kunyang gembira.
" Manaa..?" tanya Somad sambil melihat keluar.
Tampak dihalaman rumahnya ada 7 bidadari memakai pakaian sesuai warna pelangi mengiringi seorang wanita sangat cantik mengendarai kereta kencana. Lalu mereka melangkah masuk menuju rumah Somad.
Sesampai didalam rumah...
" Somad. Kami datang untuk menjalin tali persaudaraan kami dengan bangsamu." ucap sang Hyang Rati Dewi Katumbiri.
" Ouh.. Euh.. Iya ibu Ratu. Sembah kahaturan rawuh.." jawab Somad gugup.
Hyang Ratu menerima unjuk salam Somad.
" Aditya.. Cucuku.. Kemarilah.." panggil Hyang Ratu. Kunyang menghampiri Hyang Ratu.
" Kamu akan mewakili bangsa Bidadari khayangan di dunia. Jaga sikap dan perilakumu cucuku. Kesaktian kakekmu Hyang Jagat Bayu Satria akan berada dalam tubuhmu dan anak cucumu kelak. Jangan kau memukul orang dalam keadaan marah. Akan fatal akibatnya Cucuku.. Sekali waktu kamu bisa berkunjung ke kediaman Enin Ratu dan Engki Prabu " ucap Hyang Ratu
" Iya Enin.. Tapi disana ada yang jual Diamond buat ML ngga nin ?" jawab Kunyang sambil menunduk.
" Si kehed.. Nya moal aya aikamu kunyang !" damorat Somad.
Tawa Hyang Ratu dan bibi bibi kunyang pecah. Mersu sekali bagai buluh perindu.
" Mirah Kancana... Kini waktunya kamu kembali.kepada suamimu. Bagaimanapun ia lebih berhak dan wajib mengurusmu." ucap Hyang Ratu
Dewi Mirah Kancana menghaturkan sembah baktinya.
" Ambu.. Apa minta maaf atas kesalahan apa. Apa berjanji ngga akan melakukan kesalahan fatal seperti kemarin.." ucap Somad penuh sesal.
" Apa.. Hyang Prabu malah mengingatkan ambu agar selalu menghargai apa. Ambu mohon ampunan apa atas perilaku ambu kemarin..." ucap Dewi Mirah Kancana sambil memeluk Somad.
" Apa maafkan ambu.." ucap Somad sambil meneteskan airmatanya.
" Lagipula ambu kangen Aditya.. " ucapnya
" Dan titit apa.." sambungnya sambil berbisik. Keduanya tersenyum malu.
" Dewi Mirah Kancana. Mulai saat ini rugasmu sebagai pembawa warna merah pelangi digantikan oleh Dewi Mirah Diningrat. Kesaktianmu semasa gadis akan tetap bersamamu dan tak akan luntur. Sekarang saatnya kami kembali ke Istana. Dan sesekali kami akan mampir kerumahmu" ucap HyangnRatu
Dewi Mirah Kancana, Somad dan Kunyang menghaturkan sembah kepada Hyang Ratu
Keenam Dewi pelangi beserta Hyang Ratu Dewi Katumbiri perlahan melayang meninggalkan jejak warna yang indah.
Somad dan Dewi Mirah Katumbiri hidup bahagia hingga akhir hayatnya.
Demikian lah kisah Dewi Mirah Kancana pembawa warna merah pelangi.
Jangan pernah nanya sumbernya dari mana. Da ini mah ngehayal semata. Jangan minta update da ideunya hanya segini gininya..
 
maaf nih gan.. cuma mau ngasih masukan..
akan lebih baik kalau memang dialognya banyak menggunakan bahasa daerah diberi translate nya langsung.. karena bagi para coli-er yang tidak mengerti bahasa daerah yang digunakan pasti tidak akan memahami jalan cerita yang agan tulis.. apalagi penggunaan bahasa daerahnya cukup banyak.. sekali lagi maap.. cuma ngasih saran aja.. jangan di bully saya-nya..
 
maaf nih gan.. cuma mau ngasih masukan..
akan lebih baik kalau memang dialognya banyak menggunakan bahasa daerah diberi translate nya langsung.. karena bagi para coli-er yang tidak mengerti bahasa daerah yang digunakan pasti tidak akan memahami jalan cerita yang agan tulis.. apalagi penggunaan bahasa daerahnya cukup banyak.. sekali lagi maap.. cuma ngasih saran aja.. jangan di bully saya-nya..
Siaaaap.. Kalem. Nanti di judul lain saya bikin full Indo dan full translate. Demi memuaskan keinginan pemirsah
 
Bimabet
Kisah burung Sri gunting dan Srigala.

Alkisah disebuah negeri bernama Kunantimakmurmu, negara ini bertetangga dengan negeri kita negeri dagelan Konoha di sebelah barat, di utara berbatasan dengan Wakanda dan timur berbatasan dengan Prindapan Jaya ( Mau kesini naiknya dari bekasi boss..)
Negeri ini dipimpin oleh raja yang lumayan planga plongo bernama Joko Widurno. Ia menjadi raja karena bantuan ibu Suri bernama Sri Megawiyatmi dan anak si ibu Suri bernama Maharani Dramawati. Ibu Suri memiliki jimat berupa banteng bermoncong putih.
Sang raja memiliki 3 anak, yang pertama menjadi Wali raja di kota sebelah utara yang dekat dengan bandara Kualanamu. Yang seorang menjadi waliraja di Kota wilayah tengah pulau. Sementara yang bungsu aktif berjualan dan bersosmed.
Kondisi kerajaan saat ini sangat getir. Emak emak setengah mati mencari minyak goreng yang langka. Dan kalopun ada harus dengan harga mahal. BBM pun meroket. Ngga seperti janji sang Raja yang akan membuat kesejahteraan meroket.
Si bungsu bernama Sri Gumilang Pusporini. Ia gadis muda energik berparas cantik nan ayu bagai putri raja ( Eh... Da iya ya dia anak raja...). Kulitnya terrawat mulus dan glowing karena menggunakan SM Glow produksi Juragan 69. Senyumnya bikin sopir angkot lupa rem. Giginya putih bagai mutiara dan rambut lurusnya legam menjuntai indah.
Suatu pagi ia sedang belanja kebutuhan konter martabak miliknya. Di jalan ia berpapasan dengan seorang pemuda sederhana dari kalangan jelata. Si pemuda mengangguk hormat karena tahu siapa yang ada di hadapannya.
" Ampun Gusti Putri Sri Gumilang. Berkenan kiranya hamba membantu gusti membawakan sebuah lagu... Aeuh.. Maksud hamba.. Barang belanjaan milik gusti putri ?" tanya si pemuda agak gugup dan cenderung bego.
" Boleh.. Bisa bawakan ini..?" tanya Sri Gumilang dengan senyuman mempesona.
" Baik gusti..." jawab si pemuda. Keramahan dan kebaikan Sri Gumilang memang bawaan lahir yang sempurna. Ini membuatnya mudah mendapat simpati bahkan bantuan seperti ini.
" Oya.. Kisanak.. Siapa namamu ?" tanya Sri Gumilang sambil memilih bawang daun.
" Ampun Gusti.. Nama hamba Galamedia Reksoyudho.. Hamba rakyat dari Randublatung..." jawab Gala, panggilan Galamedia ( Namanya kaya nama koran yah ?).
" Ouhh.. Santun sikapmu, santun pula hatimu biarpun kamu datang dari daerah yamg dikenal sarang preman dan ormas. Kamu punya Tattoo ?" tanya Sri Gumilang
" Ampun gusti putri.. Si Tato sedang ngarit buat makanan kambing dan kelinci kami.." jawab Gala
" Hahaha. Bukan Tato nama orang Gala.. Tapi Tato rajah.." ucap Sri Gumilang.
" Ooh.. Ngga punya gusti.." jawab Gala
" Aku panggil kamu Gala ya. Dan setiap kali aku mau belanja kebutuhan konter martabak kamu harus kawal aku.." titah sang putri
" Siap gusti..." jawab Gala
Mereka lalu bertukar no hp. Putri Sri Gumilang melanjutkan belanjanya hingga usai. Putri Sri Gumilang mengajak Gala membawa belanjaannya ke mobil Pajero miliknya.
" Deuh bukannya daritadi. Segala liat liat daster dulu... Mana lahak lagi modelnya.." omel Gala dalam hati. Sesampai di mobil pasukan pengawal kerajaan bernama Garda Rekso Wicaksono membukakan bagasi dan membantu Gala menata belanjaan. Setelah usai ucapan terimakasih meluncur dari mulut mereka.
" Gala.. Kita makan yu.. Tapi aku ngga tau makanan unik disekitar sini.." ucap Sri Gumilang.
" Ada satu Favorit hamba. Menu spesial andalan mereka adala Cassava Granule with Sipcy Egg.." ucap Gala bersemangat
" Wah.. Wajib kita coba...!" ucap Sri Gumilang. Lalu ia mengikuti langkah Gala. Dibelakang dan depan mereka para pengawal mendampingi. Tatapan mata menyelidik dan mengawasi setiap jengkal jalanan yang dilalui.
" Nah ini kedainya gusti... Ampuni hamba kalo kedainya ngga bagus.." ucap Gala
" Hmm.. Tapi resik Gala. Nyaman sekali." ucap Sri Gumilang serius.
Lalu Gala memesan menu andalan. Sri Gumilang memerintahkan agar keempat pengawal di buatkan juga. Agar bisa sarapan pagi bersama. Sambil menunggu mereka ngobrol santai. Entah kenapa dari sekian banyak orang yang pernah membantunya, bahkan pengawalnya sendiri mereka ngga bisa membuat Sri Gumilang nyaman dengan obrolan santai dan ringan. Sikap mereka bahkan ada yang benar benar jaim. Tapi dengan Gala, semua mengalir lancar dan hampir ngga ada batasan.
" Ampun gusti putri. Ini menu istimewa pesanan gusti. Cassava Granule with Spicy Egg.." ucap pemilik kedai. Lalu ia menyajikan menu andalannya di meja.
" Bu.. Apa namanya ini ??" tanya Lettu. Gondo
" Cassava Granule with spicy Egg.." jawab si ibu
" Kirik !! Iki namanya Tiwul + Balado telor... Wess angeel... Angel..." gerutu Lettu. Gondo kocak.
" Ampuni saya Ksatria.. Ben keren ae..." ucap si Ibu pemilik kedai sambil nyengir.
" Yo wis.. Hehehe.. Poachie Tea 1 ya bu.." ucap Sersan Umar.
" Poachie Tea...?" tanya si ibu heran
" Teh poci bu.. Teh poci.. Kamu juga sih mar... Musingin..." omel Gondo. Tawa seisi kedai terdengar meriah karena candaan mereka.
" Hhhh.. Sarapan selesai. Sekarang aku harus pulang. Ingat..! Hp kamu ngga boleh mati..!" ucap Sri Gumilang kepada Gala
" Hlah.. Kalo jatoh atau kecemplung gimana gusti..?" tanya Gala ketakutan
" Besok.. Jam 9 antar saya nyari bandar telor.. Jangan telat !" ucap Sri Gumilang.
" Baik gusti." jawab Gala.
Sri Gumilang menyisipkan beberapa lembar uang ke saku Gala tanpa sepengetahuan siapapun. Saat ia menyisipkan uang, tanpa sengaja ia menyentu sesuatu dibalik celana jeans Gala. Sejenak wajahnya memerah, begitu pula Gala.
" Eumh.. Yah.. Jangan lupa besok.." ucap Sri Gumilang grogi. Yang dijawab anggukan hormat dari Gala.
Setelah putri Sri Gumilang berangkat...
" Cuuk.. Kontolku kesenggol.. Ngaceng deh..." gerutu Gala.
Tak lama kemudian sebuah pesan teks dari Indra Jenz sahabat Gala masuk,
" Hey Gathel... Dimana ??" tanya Indra.
" Dijalan.." jawab Gala cuek.
" Lagi ngapain.?" tanya Indra lagi
" Jawab pesan elu cuk ! Hehehehe.. OTW kesana..." ucap Gala
Indra Jenz dan Doni Sulaman adalah sahabat Gala. Mereka afiliator trading yang memiliki uang hampir tanpa no seri. Sementara Galamedia adalah sosok yang selalu menjadi protektor mereka dari ancaman apapun. Intinya Indra dan Doni mengandakan otak dan Skill di bidang trading. Gala menggunakan otak dan otot untuk beladiri dan menjaga kedua sahabatnya.
Sesampai dirumah Indra Gala disambut mamanya Indra, Janda ganjen yang awet muda.
" Hey sayangku.. Ceria banget..?" tanya Sarwendah atau Wendah genit
" Abis dikasih duit sama anak raja mam.. Mana cantik lagi..." jawab Gala polos
Wendah mendadak sebal mendengar jawaban Gala. Ia pergi meninggalkan Gala yang melangkah santai ke ruang kerja Indra. Disana ada juga Doni sedang membahas trading kemarin.
" Weittss. Jagoan dah datang. " ucap Indra
Gala nyengir kuda. Lalu ia menghempaskan pantatnya di kursi.
" La.. Ni jatah elu.." ucap Indra sambil menyerahkan beberapa gepok uang.
" Ni dari gua..." ucap Doni.
" Waaw... Makasih banget. Eh kok banyak banget. ?" tanya Gala
" Trading kemarin profit gede. Banyak yang Zonk La." jawab Doni
Gala ngangguk ngga ngerti. Lalu ia mencari tas untuk menyimpan uangnya. Obrolan mereka berlangsung singkat dan padat. Terkait rencana perjalanan afiliasi trading saham bodong yang dijalankan oleh Indra dan Doni.
Tiba tiba Hp gala berbunyi. Gala mengeluarkan hpnya dan membaca beberapa pesan.
" Gala... Pulangnya beli bawang merah ¼, bawang putih ½, tomat ½, sama gula merah 1 gandu ya.." pinta kakaknya
" Gala.. Bebek elu ada yang nyolong " pesan Tato
" Kamu dimana ?" ucap Sri Gumilang.
Gala cuek... Tiba tiba ia panik dan buru buru menjawab pesan Sri Gumilang
" Ampun gusti.. Saya sedang dirumah teman " jawab Gala panik.
" Panik amat ?" tanya Indra
" Kakak gua nyuruh belanja..." ucap Gala pura pura sambil memperlihatkan pesan dari kakaknya
" Adik yang sempurna... Masih mau disuruh beli bawang sama gula..." ucap Doni kagum.
" Kok kamu ngga WA aku ?" tanya Sri Gumilang
" Ampun gusti saya sedang benerin peralatan komputernya temen.." jawab Gala
" Kalo sedang teks gini jangan panggil gusti. Panggil aku dengan panggilan yang bikin kamu nyaman." ucap Sri Gumilang
" Boleh hamba panggil Nci.?" tanya Gala
" Kok kaya yang punya grosiran tanah abang ya ? Oya.. Jangan make hamba juga.…" ucap Sri
" Siap... Jadi manggil apa dong..?" tanya Gala
" Panggil akuuu... Nciw... Gimana ?" tanya Sri
" Lah.. Hanya nambah W... Buset deh... Ok Gusti... Eumh... Nciw.." jawab Gala sambil menggoda Sri. Sri mengirim emot tertawa.
" Ya sudah... Nciw jangan lupa makan siang, cuci kaki terus bobo siang ya.." ucap Gala
" Kamu juga ya.," ucap Sri
" Iya.." jawab Gala.
Lalu teks message mereka usai.
" Anjriiit.. Lu... Wanjirrr... " ucap Indra Jenz yang ngintip
" Sama siapa Ndra ?" tanya Doni penasaran
" Gusti Sri Gumilang... Anak Raja Joko Widurno..." jawab Indra.
" Wedyaaan..." ucap Doni sambil menoyor kepala Gala.
Mereka sibuk mencandai Gala sambil tertawa tawa riang. Hingga akhirnya Gala pamit pulang karena harus membeli pesanan kakaknya. Sebelum pulang mereka sepakat soal trip plan mereka.
Dipasar Gala membeli apa yang dipesan kakaknya. Tiba tiba...
" Kamu dimana La.." tanya Sri
" Dipasar.. Beli bawang merah ¼, bawang putih ½, tomat ½, sama gula merah 1 gandu pesenan kakak.." jawab Gala
" Hahahaha.. Adik penurut.. Aku suka.. Aku suka.." ucap Sri.
" Nciw.. Udah makan ?" tanya Gala
" Baru beres, kamu pasti belum ya La.?" tanya Sri.
" Belum sempat. Kan masih dipasar " jawab Gala.
" Ooh... Hati hati ya La.." ucap Sri.
" Iya ciw.." jawab Gala gemetar.
Sepanjang jalan ia merenung memikirkan sikap Sri yang perhatian. Tapi ia ngga mau pusing karena Sri memang selalu ramah kepada rakyat jelata.
Di kamar Sri Gumilang, dalam Kaputren..
" Hhhh.. Gala.. Kita baru ketemu sekali. Tapi kenapa kok kamu selalu gangguin aku.. Hmmh.." ucap Sri sambil tersenyum. Lalu ia bangkit menyisiri rambutnya. Ia tersenyum memandangi wajahnya yang ayu.
" Gusti, makan siang sudah siap. Makan dulu yuk..." ucap seorang pelayang yang bertugas mengasuh Sri Gumilang
" Iya.. Makasih bibi Mban.." jawab.Sri. lalu ia melangkah menuju meja makan sambil menggandeng bibi Mban pengasuhnya.
" Hmm.. Anak gadisku.. Makin ayu ae.." ucap sang Ratu.
" Makasih bunda... Ayah kemana ?" tanya Sri
" Sedang kunjungan sekalian blusukan kedaerah.." jawab sang Ratu.
" Ooh.. " jawab Sri
" Hmm.. Bunda melihat ada.seorang pangeran yamg mencuri perhatianmu. Bunda ngga masalah. Tapi hati hati. Kalo nenekmu tahu bisa runyam kalo ngga sesuai dengan keinginannya.." ucap sang Ratu mengingatkan.
" Iya bunda." jawab Sri.
Lalu keduanya menikmati makan siang dengan lahap. Obrolan ringan mengiringi.
Selesai makan Sri kembali kekamarnya untuk mempersiapkan tugas anak buahnya malam ini.

Hari berganti, minggu berlalu, bulan berjalan...
Hubungan Sri Gumilang dengan Gala semakin mesra. Restu kedua orangtua Sri menyertai hubungan keduanya. Begitu pula dengan ibu Suri Sri Megawiyatmi. Tapi diantara mereka ada duri terselip yang kerap membuat keadaan runyam, dia adalah Maharani Dramawati.
Maharani memyimpan rasa kepada Galamedia Reksoyudho semenjak Gala diperkenalkan kepada keluarga kerajaan. Apalagi dengan statusnya yang perawan tua.
Ia merasa iri dengan hubungan Sri dan Gala.
" Haahh... Pokoknya kalo aku ngga bisa dapetin Gala, Sri juga ngga akan bisa !" umpatnya dikamar.
" Kenapa sih dia harus ketemu si cengeng ? Bukannya ketemu aku dulu !?!?!? Mbaann... Mbaan.." panggil Maharani
" Gusti..." jawab Mban
" Kenapa sih Gala harus ketemu si Sri.??" tanya Maharani
" Mungkin ini takdir. Tapi bukan berarti Gusti ngga bisa dapetin Gala. Setidaknya kalo Gusti ngga bisa, yaa.. Sri juga ngga.." ucap Mban yang sama liciknya dengan pamongannya. Lalu ia membisikkan sebuah rencana kepada Maharani
Lalu keduanya tersenyum licik.

Sementara itu...
Sri sedang berada dirumah Gala, semenjak ayah ibunya wafat, Gala tinggal dirumah warisan bersama kakak perempuannya. Hubungan mereka sangat akur walaupun dengan gaya sedikit konyol.
" La.. Mbak sama mas mau ke kondangan dulu. Jaga rumah. Kemaren kamu tinggal, hampir aja digadein sama si Fauzi tukang rongsokan biadab itu.." omel kakaknya
" Padahal kalo berhasil bisa bagi hasil ya mbak.." jawab Gala kalem
" Ya Ampuun... Iya juga ya.." jawab kakaknya santai
Sri yamg mendengarnya tertawa renyah.
" Eh.. Ampun Gusti.. Saya lupa.. Saya pamit sama suami mau kekondangan dulu..." ucap mbak Lela sambil menunduk hormat.
" Iya mbak.. Saya sama Gala dirumah ngga keberatan kan mbak..?" tanya Sri
" Monggo Gusti.." jawab kakak Gala yang bernama Intan Suryati.
" Om.. Mbak Intan anter ke kondangan bisa ngga ?" tanya Sri.
" Siap Gusti." jawab Sersan Umar.
Lalu Umar dan wawan berangkat mengantar Intan. Meninggalkan Sri dan Gala berduaan. Ini jelas menyalahi Aturan protokoler dengan meninggalkan Sri tanpa pengawalan.
" Hmmh.. Galaa.." ucap Sri sambil memeluk Gala.
Gala menyambut pelukan Sri dengan mesra. Keduanya saling tatap mesra. Sementara pelukan Sri dileher Gala kian rapat.
Gala memberanikan diri mencium pipi Sri. Dan tanpa diduga Sri menikmatinya. Gala makin berani dengan melumat bibir Sri. Nafas keduanya agak memburu dikejar nafsu. Bir leduanya bertaut mesra, lidah mereka saling lilit mesra.
Tangan Gala mulai merayap ke dada Sri. Diremasnya buah dada yang membulat padat dengan lemvut dan mesra. Sri menikmatinya. Dan nafasnya makin memburu.
Tangan Gala makin berani. Ia menyelusupkan tangannya dibalik rok Sri membelai pantat mulus sekal milik Sri. Kedua insan berlainan jenis itu kia dibakar gairah birahi. Dengus dan desah nafas mereka memenuhi ruangan.
Sesaat Sri melepaskan ciuman itu waktu Gala akan membuka kancing kemejanya.
" Jangan disini..." pinta Sri manja. Birahi telah menguasai keduanya. Gala membopong tubuh Sri kekamarnya.
Sambil bibir mereka saling lumat Gala melepas satu demi satu kancing baju Sri hingga terlepas dari tubuh langsing putri raja itu.
Gala terkesima melihat tubuh bagian atas milik Sri. Buah dadanya ngga seberapa besar. Tapi sekal dan padat.
Gala melanjutkan aksinya dengan melepas BH yang melekat di dada Sri. Puting buah dada yang berwarna pink kecoklatan itu mencuat tegang. Begitu indah bentuknya dan mulus menggoda.
Gala memberanikan diri meremas buah dada itu sambil sesekali memelintir pelan puting yang kian mengeras. Mulutnya ikut beraksi dengan melumat dan menghisap puting sebelahnya.
Desah nafas Sri makin memburu dan terbakar gairah birahi. Ia berusaha melepas kaos milik Gala. Usahanya berhasil dan tangannya meraba dada Gala yang bidang.
Tangan Gala kembali merayap berusaha melepaskan kaitan rok milik Sri. Usahanya berhasil dan kini Sri hanya memakai celana dalam saja. Memek tembem nya tercetak jelas dengan belahan garis dibagian tengah terbalut celana dalam krem.
Gala membaringkan Sri di kasurnya. Lumatan bibir Gala diputing buah dada Sri tak berhenti. Jemarinya ikut menari diantara selangkangan Sri. Sebayang garis agak gelap mewarnai celana dalam Sri. Warna itu karena celana dalam Sri mulai basah oleh cairan cintanya.
Jemari Gala kian nakal dan menyelusup masuk kedalam celana Sri. Bibir memek Sri yang berbulu lumayan lebat jadi sasaran.
" Hmm.. Galaa.. Lepasin celananya..." pinta Sri.
Gala menuruti keinginan Sri. Ia melepaskan celana dalam yang jadi kain penutup terakhir ditubuh Sri. Gala terpesona oleh keindahan memek Sri.
" Sayang.. Jangan diliatin gitu.. Aku maluu." ucap Sri sambil merapatkan pahanya. Gala menciumi paha mulus milik Sri hingga tanpa sadar Sri membuka himpitan pahanya dan membiarkan Gala menjelajahi tubuhnya.
Aku miliknya... Dan dia mlilkku. Ucap Sri dalam hati.
Lidah Gala mulai menjalankan peranannya. Sebisa mungkin Gala mengingat adegan di film bokep yang pernah ia lihat bersama Indra dan Doni. Lidahnya mulai menjilati bibir memek yang masih rapat. Jarinya mulai membuka memek Sri dan Gala mulai mencari tonjolan kecil sebesar kacang untuk ia eksplor. Saat Gala menemukan benda yang ia cari, mulailah lidah dan bibirnya melakukan aksi yang lebih giat.
" Hmmmpf.. Galaa.. Aaah.. mau apain memek aku Galaa.." desis Sri keenakan. Gala tak menjawab. Lidahnya menerobos masuk kedalam memek Sri dan membuat Sri pontang panting menahan nikmat. Beberapa menit Gala melakukan aksinya. Hingga...
" Gala.. Masukin sayang.." pinta Sri.
Gala menuruti apa maunya Sri. Ia mulai menempatkan kontolnya yang lumayan besar untuk ukuran Asia ke mulut memek Sri. Sri tak tinggal diam. Ia membantu mengarahkan kontol Gala agar tidak meleset,
" Tekan sayang.." bisik Sri mesra
Gala mulai menekan kontolnya perlahan..
" Aaa... Galaaa... Aaah... Aaawh.." desis Sri saat kontol Gala berhasil merobek selaput daranya.
" Diemin dulu yaang... Periih.." rintih Sri
" Aku cabut dulu ya yang.." bisik Gala
" Aa.. Jangaan.." rengek Sri sambil menjepit pinggang Gala dengan kedua kakinya.
Beberapa saat dibutuhkan agar memek Sri bisa beradaptasi dengan kontol Gala.
" Goyangin yang..." pinta Sri
Gala mulai menggenjot kontolnya perlahan dan pasti. Sri.mendesis menikmati gesekan kontol Gala dengan memeknya. Awalnya ia pasif menerima kenikmatan yang diberikan Gala, makin lama nalurinya memerintahkan agar pinggulnya bergerak.
" Oouh... Yaang.." erang Gala keenakan.
Genjotan pinggul Gala makin cepat dan menghunjam dasar memek Sri.
" Aah.. Gala.. Gala... Gala.. Aku mau.. Aaah.." racau Sri diikuti tubuhnya yang mengejang
" Yaang.. Oouuh.. Sayang.. aaah.." desah Gala saat kontolnya menyemburkan air mani di dalam memek Sri.
Nafas keduanya memburu bagai kuda perang. Bibir mereka saling lumat.
Akhirnya tautan kelami mereka terlepas. Saat sadar Gala buru buru melap memek Sri yang bernoda darah.
Sri memeluk Gala dan berbisik...
" Aku milikmu seutuhnya... " ucap Sri
" Dan kamu adalah pawang hatiku. Kita akan bersama sehidup semati.." jawab Gala tegas.
Lalu mereka kembali ke ruang tamu dan bersenda gurau seperti tak terjadi apa apa.
Beberapa bulan hubungan mereka berjalan. Bebrapa kali pula hubungan badan antara mereka terjadi.

Hingga suatu hari...
" Kangmas Galamedia Reksoyudho ! Anda ditangkap karena aka melakukan makar !!" ucap Komandan Laskar Cakra
" Hlah.. Makar.. Ntar aja kalo lapar.." jawab Gala setengah sadar karena baru bangun.
Sekelompok prajurit meringkus Gala. Dan memborgolnya lalu membawa Gala dengan kendaraan tertutup. Intan menangis sementara suami Intan panik ngga jelas.
Sesampai di Istana....
" Hmmm.. Kakanda raja.. Kenapa kok bisa menyimpan pemberontak busuk seperti dia ?!" cecar Maharani
" YNTKTS ( Yo Ndak Tahu Kok Tanya Saya ) " jawab raja santai.
" Ampun beribu ampun.. Baginda raja. Hal apakah yang menyebabkan calon mantu baginda ditangkap..?" tanya Senopati Agung ing Alogo Jendral Gatot Nurprasetyo.
" Hlah itu kata Maharani mau Kudeta ke saya.. Tapi nda tau bener nda nya soalnya laporannya aja belum saya baca " jawab Raja kalem
Gala tertunduk puyeng. Dalam hatinya..
" Ada ya raja kaya gini...?"
Lalu terjadi perdebatan hebat diistana. Antara pihak pro dan kontra. Pihak yang pro pada Maharani membeberkab sejumlah bukti pada sidang tersebut. Begitu pula pihak yang kontra.
Lalu ibu suri bersabda...
" Anakku Sri Gumilang Pusporini dan Galamedia Reksoyudho. Karena kalian dianggap berniat melakukan kudeta. Maka kalian aka dihukum. Sri Gumilang kau aku kutuk menjadi Burung Srigunting, dan kamu Galamedia.. Kamu aku kutuk menjadi Srigala !" ucap Ibu Suri sambil murka dan menaburkan sebungkus bumbu Indomie ke.lantai.
Tiba tiba Galamedia berdiri. Sekelompok prajurit bertindak siaga menodongkan senapan laras panjang mereka kepada Gala.
" Kalem bro.. Kaleem.. Gua pen bacot doangan... Ngga akan rusuh..." jawab Gala tenang.
" Aku tahu siapa dalang dibalik ini.. Maharani... Iri ? Saingin dong boss. Jamgan maen kayu kaya gini, ente receh mpok... Gua kira keras... Ngga taunya kertas... Daan... Ibu Suri... Kami menerima kutukan Ibu. Dengan catatan : bila tuduhan terhadap kami benar. Maka bulan depan rakyat akan mulai sejahtera bersama pemerintahan ini. Dan bila tuduhan itu bohong, maka kerajaan ni akan di demo oleh mahasiswa dan para laskar bhayangkara akan dipukul mundur oleh siswa STM.!!" ucap Gala tegas. Selesai Gala berbicara suara petir dan angin kencang terdengar diluar.
Wujud Gala berubah menjadi werewolf.. Eh.. Srigala.. Srigala.. Bukan Werewolf. Sementara Sri Gumilang berubah menjadi burung Srigunting.

3 bulan setelah kutukan itu diucapkan, gelombang demo oleh mahasiswa berlangsung. Dan laskar bhayangkara terkena imbas dengan dipukul mundur saat mengamankan demo oleh siswa STM.
Akhirnya semua warga kerajaan yakin bahwa Gala dan Sri tidak bersalah. Kemarahan mereka membuat raja lengser dari tahtanya dan ibu Suri serta Maharani dihukum mati dengan cara ditusuk memakai jarum pentul sebanyak 654789 buah di tubuh mereka.


" Boss.. Beres belum ceritanya ? Sange niih...." tanya Gala kepadaku sambil memeluk Sri
" Bentar anjirrr... gua tutup dulu..." jawabku kalem sambil sebel sekaligus pengen.

Demikianlah kisah BURUNG SRIGUNTING DAN SRIGALA.

Cerita ini hanya khayalan ngga jelas dari TS. Apabila terjadi kesamaan atau kemiripan nama dan tokoh.. Itu semua setengah nggak sengaja. Jangan nanyain update cerita ini ya... Da kegabutannya udah beres
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd