Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Budi

Wah mulai oke ceritanya dan saya mulai paham nih. Ekspansi temen-temennya Budi.

Betinanya ada Emi, Bu Diana, sama Sara.
Jantannya ada Steve, Seno, sama Candra.

Ternyata Budi sering jadi tempat curhat temen kantornya. Pasti orang yang bijaksana dia. Terus ada Emi Fukadoy, emang tuh artis JAP asoy geboy dah. Pasti rata2 orang inget noh betina nakal tuh.

Palingan target pertamanya adalah si Sara tuh. Apakah tubuh Budi yang gembul bak Sapi bule dapat memuaskan birahi Sara ? Atau dilampiaskan ke istrinya ? Kita lihat saja kejutan dari agan.

Baru mengerti saya jalan ceritanya. Mungkin aja kedepannya Budi gembul dan para jantan bakalan main dengan istri nasabah atau Milep (Istrinya Pengusaha yang ngutang kali atau Tante2 Pengusaha). Atau para betina pake seks buat mengorek uang nasabah (Pengusaha mesum digocek sedikit pejunya misalnya sama si Emi). Entahlah yang penting saya mengikuti cerita yang agan sampaikan saja dah.

Overall dah bagus ceritanya. Sungguh menarik juga. Lanjutkan berkarya. Mohon maaf bila ada kata2 yang salah atau kurang berkenan.
 
Candra, Rahasia Hati

..............

“Can, lu di mana?” tanya seorang di sebrang telpon.

“Saya di Kampus Mas, ada kuliah. Tadi saya pulang duluan.” jawabnya.

“Lu tadi liat Si Kentung gak? Abis makan siang gw cari gak ada.” Tanyanya lanjut. Dan ternyata orang di sebrang telpon itu ada Seno. Rekan kantornya.

“Saya gak liat Mas. Terakhir saya liat waktu habis makan siang Bang Budi dipanggil Bu Diana ke ruangannya. Habis saya bikin rekapan, gak lama kan saya pamit duluan.” Jawabnya.

“Yaudah kalo gitu, kamu udah bikin rekapan kan? Besok kita mulai ke lapangan nagih. Mumpung masih awal, kamu duluin nagih yang baru nunggak satu bulan.” ujar Seno.

“Oke, siap Bang..” tuuuutt telpon pun ditutup.

Candra, seorang mahasiswa hukum di salah satu kampus swasta di Ibu Kota. Candra sengaja ngambil jadwal kuliah kebanyakan sore hari karena harus bekerja. Maklum, dia merantau dari daerah dan tidak seberuntung kawan-kawannya.

“Candraaaaaaaa!!!” terlihat seorang gadis muda dengan rambut pendek melambaikan tangannya memanggil Candra. Rupanya ia adalah salah satu mahasiswi di situ.

.........

Beginilah keseharianku. Pagi aku bekerja, sorenya aku kuliah. Jika awal bulan seperti ini aku beruntung bisa pulang lebih awal dan beristirahat dulu sebelum masuk jam kuliah. Biasanya kantin kampus adalah tujuanku untuk beristirahat sambil makan cemilan dan membaca buku.

Aku berangkat dari sebuah keluarga yang sangat sederhana di kampungku di Garut. Sehingga untuk kuliah aku mengandalkan beasiswa dan bekerja untk membiayai hidup dan studyku. Sekarang aku sudah memasuki Smester 3, jadi jadwal kuliahku bisa kuatur dan ku sesuaikan dengan bekerja. Sengaja, dari awal aku tidak memilih bekerja kantoran atau back office karena waktu akan sangat tersita. Dengan bekerja di lapangan waktu pun lebih fleksibel asalkan bisa mencapai target.

Aku pernah bekerja sebagai sales motoris, pernah juga jadi sales kendaraan bermotor. Lalu aku kenal Bang Budi yang ternyata satu daerah denganku. Dia yang mengajaku dan merekomendasikan aku untuk bekerja di perusahaan pembiayaan itu.

Di team kolektor aku suka dipanggil Si Bungsu karnea aku yang paling muda. Selain itu, badanku termasuk kecil untuk ukuran laki-laki seusiaku. Tinggiku cuma 160cm dan dengan postur ini aku lebih kelihatan seperti anak SMP.


Perempuan yang memanggilku tadi namanya Resty. Dia seangkatan denganku. Resty memiliki wajah yang cantik dengan potongan rambut yang pendek. Kulitnya putih mulus dengan tubuh yang proporsional. Saat ini ia mengenakan baju terusan yang ketat dengan rok pendek belahan dada rendah. Leher yang jenjang dan bahunnya yang mulus terekspose ke luar. Apalagi belahan dadanya dan pahanya yang begitu menggoda.

Aku sudah naksir sama dia sejak pertama masuk kampus ini. Namun, sampai saat ini aku tak pernah mengutarakan perasaanku. Dan aku pun terjebak di zona pertemanan.

“Candra makasih ya catatanya. Untung ada kamu, kalo enggak aku bingung mau gimana?” ujar Resty kepadaku.

“Sama-sama Res...” jawabku.

Resty duduk di depanku. Belahan dadanya yang rendah otomatis memperlihatkan kemulusan buah dadanya di hadapanku. Aku berusaha memalingkan perhatianku dari buah dadanya yang menggoda.

“Oya, kamu lagi libur ya? Gak kerja?” tanyanya.

“Ah enggak. Aku kerja kok. Cuma masih awal bulan belum banyak tagihan. Kamu sendiri libur?” tanyaku.

“Bisa dibilang gitu. Kemaren baru beres pameran.” Ujarnya.

“Penjualanya bagus?” tanyaku lebih lanjut.

“Alhamdulillah aku bisa tutup target Can.” Jawabnya lagi.

“Oya, kamu ada kelas apa?” tanya Resty.

“Hukum Bisnis,Res..” jawabku.

“Bareng dong kita. Entar aku minjem catetan lagi ya.” Pintanya.

“Iya, beres.” Jawabku sambil meminum es jeruk pesananku.

“Eh, Can ke kelas yuk. Bentar lagi kan, daripada nanti malah telat.” ajak Resty.

“Yaudah, ayo.” jawabku menyetujuinya.

Kami pun beranjak dari kantin. Selama perjalanan menuju kelas, Resty menggandeng tanganku. Aku sangat senang bisa berdekatan dengannya. Tubuh kami menempel erat satu sama lain. Buah dadanya juga terasa kenyal menempel di tanganku.

Di kelas, aku duduk bersebelahan dengan Resty. Seperti biasa, suasana kelas cukup ramai. Banyak yang ambil mata kuliah ini, selain mahasiswa seangkatanku tidak sedikit juga mahasiswa angkatan lama yang mengulang.

“Habis kuliah makan bareng yuk, mumpung kita lagi gak ada kerjaan..” ajaku ke Resty.

“Hmmm... gimana ya Can. Habis kuliah aku udah ada janji. Lain kali aja ya, maaf.” Jawab Resty.

“Oh iya, kamu udah ada janji sama Rian.” ujarku.

“Gak apa-apa kan Candra?” katanya dengan ekspresi seperti tidak enak.

“Ya gak apa-apa kali. Kamu kan udah ada janji sama pacar kamu. Lagi pula Rian kan temanku juga. Aku senang kok kalian berpacaran.” ujarku sambil tersenyum di tengah hatiku yang terasa sakit.

Memang salahku juga yang tidak sejak dulu mengungkapkan isi hatiku ke Resty. Sekarang Resty menganggapku tak lebih dari seorang sahabat. Untuk sekarang aku harus merelakan orang yang aku cintai itu menjadi milik laki-laki lain. Yang tak lain dia adalah sahabatku juga, Rian. Minggu lalu mereka baru jadian.

------

“Selamat sore semuanya...” terdengar suara dari arah pintu masuk kelas yang membuat suasana kelas yang tadinya ramai mendadak hening.

Tap tap tap ...

Pak Daniel, dosen pengajar mata kuliah ini memasuki kelas. Dosen muda potensial dengan segudang prestasi. Di usianya yang baru 33 tahun ini, Pak Daniel sudah mendapat gelar PhD dari Amerika. Selain mengajar, dia juga pengacara yang banyak menangani perusahaan-perusahaan baik skala nasional maupun intermasional.

“Asas pacta sunt servanda, pada dasarnya sebuah perikatan bisnis itu layaknya undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Wajib dipatuhi. Karena ada konsekuensi hukum di dalamnya. Kita bisa mengajukan gugatan perdata ke pengadilan atas dasar wanprestasi.” Pak Daniel menerangkan.

“Bagaimana, ada yang ditanyakan dulu sampai sini?” tanyanya.

“Pak, apakah ada pengecualian?” tanyaku.

“Pertanyaan bagus Candra. Tentu dalam keadaan mrlemaksa ada pengecualian. Dan kita pun bisa melakukan gugatan pembatalan perjanjian jika kita bisa membuktikan bahwa perjanjian itu tidak sesuai dengan syarat sah perjanjian yang diatur dalam BW.”

“Ada lagi? Ya Selly....”

Seperti biasa, kuliah Pak Daniel menggugah minat para mahasiswa, terutama para Mahasiswi. Cara mengajarnya yang menarik disertai dengan interaksi, diskusi tanya jawab. Juga Pak Daniel sering memberikan motivasi. Bisa dibilang dia ini perpaduan antara Hotman Paris dan Mario Teguh.

Karena cara mengajarnya yang tidak membosankan, tak terasa kuliah dua kali lima puluh menit itu selesai. Mahasiswa berhamburan keluar dari ruang kelas. Pun begitu dari kelas lain, suasana hiruk pikuk jam bubaran kuliah.

Lho di mana Resty? Bukankah dia tadi bersamaku? Ah sudahlah. Dia kan tadi juga bilang sudah ada janji. Mungkin dia segera menemui pacarnya, Rian.

Aku segera ke menuju parkiran dan pulang dengan sepeda motor Revoku. Sepertu biasa, suasana jalan padat jika jam pulang seperti ini, plus sedikit gerimis sehingga makin membuatku melelahkan. Sesaimapainya di kosan aku segera mandi dan memhuat mie rebus untuk makan malam.

Saat sedang menyantap mie rebus sebuah pesan WA masuk ke HPku. Rupanya itu dari temanku, Rian.

“Bro, tadi Resty balik sama lu kan? Soalnya gw telpon tadi gak aktif.” Tulis pesan WA itu.

Lho kok????....

==================================



.........

“Iya sayang, tidak apa-apa. Kebetulan Papi juga ada kelas sore tadi. Papi makan malam di luar aja. Tapi Mami udah bilang sama Bi Inah kan? Oh, yaudah. Iya. Love you, Mami..” ujar seorang laki-laki yang tengah menelpon istrinya.

Tuuuttt...

Telpon pun di tutup, terlihat seorang laki-laki tengah duduk di sebuah kursi di dalam sebuah ruangan yang agak gelap. Hari sudah menjelang maghrib, seisi gedung sudah mulai kosong.

Oh, my love, my darling
I've hungered for your touch
A long, lonely time...

And time goes by so slowly
And time can do so much
Are you still mine?.....


Alunan lagu klasik berjudul Unchained Melody itu terdengar syahdu mengisi seluruh ruangan.

Ahh.. Sst.. Ahh.. Sstt” erang seorang gadis terdengar lirih ketika pria itu menjilati satu per satu buah dadanya secara bergantian di pangkuannya.

Enak?” tanyanya.

“Enak Pak.. Ahh.. Sstt.. Tapi jangan dicupang Pak.. Nanti pacarku curiga.. Ahh.. Sstt” jawabnya ditengah erangan kenikmatan.

“Aku pengin kamu yang sepenuhnya aktif kali ini. Badanku sedang lelah.” Ujar laki-lakit itu sambil tersenyum.

“Ih. Bapak curang..” rengut gadis itu manja.

Gadis muda itu tampak tinggal mengenakan celana dalam mini. Dia mengelus-elus buah dadanya sendiri menggoda laki-lali di hadapannya sambil menari erotis mengikuti irama musik.

“Jangan dibuka, lebih seksi begitu.” Kata pria itu, ketika si gadis akan membuka celana dalamnya.

“Pakai juga syalnya..” perinta pria itu.

Gadis itu kemudian menghampiri pria itu dengan hanya mengenakan celana dalam mininya dan sepatu hak tingginya. Penampilannya tambah sensual dengan syal yang melingkar di lehernya yang jenjang. Dia kembali duduk di atas pangkuan pria itu. Diciuminya kembali bibir gadis itu sambil meremas-remas buah dadanya yang padat menjulang.

Gadis itu kemudian bangkit dan berjongkok di depan kursi. Dibukanya retseleting celana pria itu. Tak lama celana dalam pun telah dibukanya. Kemaluan pria itu langsung mencuat di depan wajahnya yang cantik jelita.

“Wah.. Sudah tegang banget nih Pak,” godanya sambil kemudian menjilati kemaluan pria itu.

Ditelusurinya kemaluan dan dihisap-hisapnya buah zakar pria itu.

“Kamu suka?” tanya pria itu.

“Siapa sih yang nggak suka.. ” katanya terputus karena kemudian dengan lahap dia sudah mengulum kepala kemaluan pria itu.

Rasa nikmat menjalar dengan cepat ke seluruh tubuh pria itu. Gadis itu dengan rakus menghisap kemaluan pria itu.

“Ehm.. Ehm..” gumamnya ketika mulutnya memberikan kenikmatan luar biasa pada syaraf-syaraf kemaluan pria itu.

Pria itu hanya duduk di kursiku sambil mencengkeram rambut gadia itu sambil menahan kenikmatan. Sesekali disiibakkan gadis itu agar ia dapat melihat kemaluannya menjejali mulut sang gadis. Tampak pipinya yang putih bersih menggelembung disesaki kemaluan pria itu. Setelah puas dihisap, gadis itu lalu disuruh untuk berdiri.

“Ayo sayang.. Menghadap ke pintu.” Perinta pria itu.

Gadis itu pun kemudian menaiki pangkuan pria itu dengan tubuhnya membelakanginya. Disibaknya celana dalam yang ia kenakan, kemudian gadis itu mengarahkan kemaluan si lelaki ke dalam vaginanya yang sudah basah oleh gairah mudanya.

“Ahh.. Yes..” jeritnya tertahan ketika kemaluan pria itu mulai menerobos liang senggamanya.

Gadis itu kemudian menggerakkan pantatnya naik turun sementara si lelaki memegangi pinggangnya yang ramping.

“Oh.. Pak.. Enak.. Terus Pak.. Oh.. My...” gadis itu mulai meracau menahan kenikmatan yang diberikan kemaluan pria itu.

Gadis itu terus bergoyang di atas pangkuan si lelaki, sambil tangan lelaki meremas-remas buah dadanya.

“Pak.. Enak.. Yesshhh..Yessshhh..aaahhh..maaah.Pakk.. Paaakkkkk.....” erangnya lagi.

Tak lama badan kedua insan yang sedang memacu birahi itu menegang dan mengejang. Gadis itu menjerit tertahan ketuka mani si lelaki menyembur memyemprotkan benih-benih sprema yang mengisi relung vaginanya.

Crottttt..Crottttt.....

Kedua insan itu masih terpejam sambil si pria masih memluk erat tubuhnya dengan mesra. Sampai tak lama batang kemaluan si lelaki pun mulai menyusut dan keluar dari vagina sang gadis dengan sendirinya.

Plop..

Lelehan sperma terlihat merembes keluar ketika batang lelaki itu lepas.

“Terimakasiy, Resty....” ujar laki-laki itu saat membuka matanya.

“Sama-sama Pak Daniel.” Ujar Resty sambil menoleh dan membelai kepala dosennya itu. Dan mereka pun kembali berciuman mesra.


Bersambung,.......
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd