Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cerita Fanny

Status
Please reply by conversation.

Tukang_Remake

Semprot Kecil
Daftar
11 Nov 2020
Post
86
Like diterima
401
Bimabet
PRAKATA


Selamat malam dan selamat membaca bagi para penikmat cerbung yang berada di forum kita tercinta. Kali ini izinkan saya sebut saja “TR” sebagai penulis untuk menuliskan sepatah dua patah kata mengenai coretan yang tidak terlalu seberapa ini. Sebuah kisah yang pasti baik itu dari penulis sendiri atau kalian para pembaca pasti pernah membacanya entah di suatu tempat tempo hari.

Patut diketahui bahwa cerita ini hanyalah fiktif belaka. Dalam cerita ini terdapat beberapa adegan sex yang berada di tempat - tempat umum khususnya dalam area kampus. Maka dari itu penulis tidak bertanggung jawab apabila ada yang mempraktekannya di kehidupan nyata, harap menjadi pembaca yang bijak dalam berkunjung di thread ini.

Sebelum memulai alangkah baiknya apabila penulis ingin meminta izin kepada suhu Shukaku atau @kisaku selaku pemilik asli cerita ini dan juga suhu Diny Yusvita, Dony Bro, Pendekar Maboek dan suhu lainnya yang pernah membuat sidestory dari kisah utama Nightmare Campus Series. Cerita yang penulis tulis bukan bermaksud untuk melanjutkan kisah yang sudah ditulis oleh suhu Kisaku sebelumnya, melainkan cerita ini berjenis sidestory yang sudah penulis remake yang berfokus pada salah satu karakter wanita yang bernama Fanny.

Karena berjenis sidestory maka penulis meminta maaf apabila ada beberapa tokoh yang tidak penulis jelaskan secara detail, apabila kalian penasaran mengenai tokoh yang hanya penulis sebutkan namanya saja harap bisa mencarinya sendiri di cerita Nightmare Campus original yang sudah bertebaran di blog - blog berjenis Kisahbb.

Karena cerita ini juga berjenis remake maka penulis memohon maaf apabila ada beberapa sifat & karakter yang berbeda dari yang pernah kalian baca sebelumnya terlebih mengenai Fanny itu sendiri, penulis sengaja mengubahnya demi meningkatkan kualitas cerita dan juga menyesuaikannya dengan sifat & karakter wanita di dunia nyata.

Dah lah, males kan kalian membaca prakata yang panjang dan gak penting ini ? langsung saja mari kita mulai, semoga kalian bisa menikmati dan terhibur dengan coretan ringan ini.
 
Terakhir diubah:
Chapter 1

Absensi Kehadiran

Matahari mulai meninggi dengan kecerahannya yang menerangi bumi, suasana tampak sejuk dengan hembusan angin yang menyegarkan jiwa, burung - burung ikut bersenandung diikuti oleh goyangnya rumput mengikuti irama yang memukau, kesibukan yang terjadi di kota Jakarta tak mereda walau sudah memasuki masa weekend, kendaraan tetap berlalu lalang dengan kebisingannya yang menganggu telinga, kemacetan melanda di setiap jalanan yang ada, suara klakson terdengar hampir di setiap sudut lampu merah, sesibuk itu kah semua orang ?

Tentu tidak, karena di salah satu sudut kamar kosan terdapat seseorang yang masih terlelap dengan nyaman, tubuhnya miring sambil memeluk benda lonjong nan panjang yang disebut guling, kepalanya ia sandarkan pada bantal berwarna putih yang cukup empuk, sebuah pulau besar terbentuk pada permukaan bantalnya yang lembut, tak terasa sinar mentari dengan tegas masuk melalui celah jendela untuk membangunkannya dari mimpi yang indah.

Tangannya reflek menutupi wajahnya yang ayu, perlahan gadis itu bangun dengan wajah yang cukup lesu, matanya terbuka namun fikirannya masih kosong selayaknya windows yang cukup loading dalam melakukan booting.

“Eeennngggkkhhhhh”

Ia mulai bangkit dan duduk di tepi ranjang, kain sprei berwarna merah tampak berantakan persis seperti rambutnya yang amburadul, ia mengulat demi menikmati indahnya pagi dan kedua tangannya ia renggangkan setinggi mungkin untuk melemaskan otot - ototnya yang kaku, tiba - tiba suara nada dering hape terdengar, ia bingung siapa yang menelponnya pagi - pagi ?

“Iya, haloo”

“eh Fann kamu dimana ? sebentar lagi perkuliahan mau dimulai loh”

“eh masa ? jam berapa sekarang ?”

Gadis itu buru - buru mengecek jam yang berada di telepon genggamnya, tak sadar jam sudah menunjukan pukul tujuh lebih sepuluh menit, ia terkejut sehingga matanya nyaris meloncat keluar dan tangannya menutup mulutnya reflek tak percaya dengan cepatnya perputaran waktu yang terjadi.

“eh iya tunggu - tunggu, aku mau mandi dulu, bilangin dosen yah kalau ada absen Fanny lagi ada di kamar mandi”

Dengan segera Fanny mematikan panggilan teleponnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan diri, guyuran air mulai membasahi rambutnya yang memanjang, tubuhnya yang indah bagai sebuah biola telah terendam oleh butiran air yang menyegarkan, aura keindahan mulai tampak di wajahnya yang cantik, beberapa menit kemudian ia keluar dengan hanya mengenakan handuknya yang melilit membuat belahan payudaranya yang cukup besar terlihat oleh penghuni kamar kos lainnya, walaupun ia tinggal di kosan khusus wanita tak jarang ada penghuni kos lainnya yang mencibir keterbukaannya ini, beberapa ada yang mengkritik dan beberapa ada yang iri dengan kesempurnaan fisik yang Fanny miliki.


Satu persatu pakaian telah ia kenakan, bra berukuran 34C menutupi payudaranya yang indah, tanktop hitam ketat melapisi tubuhnya yang tercetak, sebuah kemeja kotak - kotak khas mahasiswi ia kenakan untuk melengkapi outfitnya , ia menatap ke arah cermin, rambutnya yang panjang ia ikat agar tidak menganggunya selama pengajaran di kelas, sebuah wewangian ia semprotkan untuk mengharumkan tubuhnya, ia tersenyum, sebuah jeans panjang ketat dengan sedikit lubang di lutut kirinya melapisi kaki jenjangnya, ditambah dengan tanktop yang memperlihatkan sedikit belahannya membuat ia percaya diri untuk menjalani hari.

“sip udah cantik, saatnya ngampus”

Ketika ia mengambil hapenya yang tergeletak, rasa kekhawatiran yang terulang kembali ia rasakan, tak terasa kini waktu sudah menunjukan pukul tujuh lebih dua puluh lima, tersisa waktu lima menit lagi baginya untuk masuk ke dalam kelas agar tidak terlambat.

“gawatttt”

Dengan terburu - buru ia berlari setelah mengunci pintu kamarnya, dengan sekuat tenaga ia berlari sekencang mungkin tak peduli dengan terik matahari yang menyengat, walau nafasnya telah ngos - ngosan dan peluh keringat mulai menghiasi wajahnya, ia tak ingin kembali merasakan hukuman akibat terlambat menghadiri sesi kelas, terlebih dosen untuk mata kuliah hari ini tergolong tegas.

Satu persatu anak tangga ia langkahi, ruangan kelasnya yang berada di lantai dua gedung D membuatnya harus mengeluarkan ekstra tenaga untuk bisa hadir tepat pada waktunya, akhirnya sebuah lorong panjang menjadi langkah terakhir baginya, kelasnya yang berada di ujung tempat membuatnya mau tak mau berlari cepat untuk dapat berpacu melawan waktu.

Orang - orang yang melihatnya berlari kencang heran, namun Fanny tak memperdulikannya, ia hanya tak ingin terlambat, setidaknya ada satu hari baginya untuk bisa menghadiri sesi kelas tepat pada waktunya.

“Selamat pagi teman - teemmm . . . .”

Fanny tak dapat menyelesaikan kalimatnya, karena tepat di hadapannya pak Broto tengah melotot sambil memegangi spidol hitam yang hendak ia coretkan pada papan tulis berwarna putih, seisi ruangan menatap Fanny dengan heran, kok bisa setiap hari dirinya selalu terlambat, padahal kosan tempat tinggalnya berada sangat dekat dengan kelas.

“Fanny, terlambat lagi ?”

“Iya pak Broto, hehe”

“Tunggu diluar kelas sampai bapak suruh masuk !” bentaknya membuat seisi kelas menertawainya.

Ibarat dejavu, kejadian yang sama terus terulang baginya, seolah menjadi rutinitas pagi, lagi - lagi dirinya dihukum karena terlambat dalam menghadiri sesi kelas pagi, suara tawa terdengar dari dalam karena menertawakan keterlambatannya.

“haaahhhhhhh”

Nafasnya ia hembuskan karena lelah, tubuhnya ia senderkan pada dinding kelas, keringat yang begitu deras membasahi diri membuat lelaki manapun yang melewati terpukau dengan parasnya yang menggugah birahi, Fanny terlihat sangat menggairahkan, ia mengambil tisu dari dalam tasnya untuk mengelap setiap butiran peluh yang ada di wajahnya.

“huffftt padahal baru mandi tapi udah keringetan lagi”

Ia heran, padahal semalam ia sudah tidur cepat tapi kenapa lagi - lagi telat ? apakah alarmnya tidak berfungsi ? saat dilihat di hapenya ternyata berfungsi hanya saja sudah dimatikan, siapa yang mematikannya ? apakah tangannya secara tak sadar mematikan alarm sebelum dirinya benar - benar bangun ?

Dengan wajah malu, dirinya berusaha cuek dengan tatapan - tatapan orang yang melihatnya berdiri didepan kelasnya, mungkin banyak orang heran karena hampir tiap pagi Fanny selalu berdiri di tempat yang sama, seolah dirinya sudah menjadi penunggu kelas di setiap pagi hari.

“Fannnyyy, Fannnyyyyyy”

“Iya pak , iya” Fanny membuka pintu kelas ketika dirinya dipanggil oleh pak Broto.

“Silahkan masuk, tapi tolong jangan diulang lagi yah !”

“Iya pak, saya usahakan, terima kasih banyak !”

Fanny bergegas masuk untuk mencari kursi kosong yang ada, wajahnya memerah karena rasa malu akibat seisi ruangan yang menatapnya, sebagian ada yang menatapnya heran dan sebagian lagi ada yang menatapnya kagum karena terpukau dengan kecantikannya yang terpancar dari aura wajahnya.

“Fannn sini”

Seorang wanita cantik memanggilnya dan memintanya duduk di kursi yang sudah ia sediakan kosong, Fanny tersenyum dan bergegas menduduki kursi tersebut, ia menaruh tasnya yang berwarna merah dan mengeluarkan satu buku catatan kosong bertuliskan notebook di covernya yang sudah sering ia bawa ketika pergi kuliah.

“Eh Dinda, makasih loh udah diingetin lewat telpon tadi, tapi kurang pagi Din, harusnya jam enam”

“Dasar, masa tiap pagi harus ditelpon dulu”

“Hehe kan kurang perhatian Din”

“Kurang perhatian ? apa kabar dengan Rendi ?”

“Aduh kaya gak tau aku aja kamu Din” wajah Fanny berubah menjadi tidak bersemangat.

“Huh dasar, mau sampai kapan diporotin terus uangnya ?”

“Hey hey, aku gak sejahat itu yah Din, lagipula aku udah sering nemenin dia jalan - jalan, nonton bareng di bioskop, makan dll gak semua orang bisa ngerasain pengalaman itu denganku”

“Emang ciuman udah ?” tanyanya.

“Udah”

“Pegang - pegangan ?” tanyanya lagi.

“Udah”

“Telanjang bareng ?” tanyanya lagi dan lagi.

“udah”

“Sex ?” tanyanya lagi, lagi dan lagi.

“dua kali”

“Ngamar bareng ?” tanyanya lagi, lagi, lagi dan lagi.

“Apasih Din, kok ngintrogasi aku gitu”

“Hihihi, soalnya aku heran, semua uang yang udah Rendi transferin aja udah bisa bikin kamu libur ngejob, makanya aku penasaran udah seserius mana sih hubungan kalian, udah ada plan nikah ?”

“Idih ogah ah, cakep sih Rendi tapi aku belum seserius itu, tau kan soalnya?”

“Iya deh Fan, maaf jangan cemberut gitu dong, yang terbaik aja deh yah” katanya menghibur hati Fanny yang baru saja digodanya habis - habisan.

Sebagai sahabatnya Dinda tahu betul bagaimana karakteristik Fanny, Fanny Adellia Putri merupakan nama lengkapnya, berusia 21 tahun, seorang gadis indo-china dengan tinggi 168 cm, berat 48 kg dan berdada 34C, ia merupakan wanita cantik yang memiliki lekuk tubuh indah bak biola yang ditunjang dengan kaki panjang dan jenjang, rambutnya berwarna hitam lebat dan memanjang lurus, kulitnya bening bagai lautan susu yang menyelimuti permukaan kulitnya, wajahnya sangat ayu dengan mata sipit khas panlok pada umumnya, ia berasal dari keluarga yang terpandang namun sayang karena pergaulan yang tak terkontrol serta kehidupan glamour yang ia miliki membuat hidupnya berantakan, tersebar isu dimana - mana bahwa wanita secantik dirinya merupakan mahasiswi bispak dan sering bergonta - ganti pacar, cara berpakaiannya yang terbuka menampakan lekuknya yag aduhai semakin menguatkan dugaan tersebut, beruntung tidak ada bukti yang cukup kuat untuk membuktikan semua rumor miring yang tertuduh kepadanya, atau mungkin karena Fanny sendirilah yang cukup mahir dalam menyembunyikan semua aib dirinya.


Sedangkan Dinda sebenarnya tak jauh berbeda dengan Fanny, sebagai sesama ayam kampus, sudah banyak lelaki beruntung yang telah menidurinya dengan iming - iming duit jutaan rupiah, baik itu yang tampan ataupun yang berantakan, yang kekar atau yang kekeringan, tua ataupun muda pokoknya semua jenis pria sudah pernah mencicipi mereka, bedanya kehidupan Dinda lebih teratur, ia jarang terlambat bahkan nilai kuliahnya cukup bagus, Dinda Dwi Lestari berusia 21 tahun dengan tinggi 170 cm, berat 46 kg dan berdada 34B, perbedaan yang tidak cukup jauh baik dari segi fisik ataupun wajah membuat mereka terkadang menawarkan paket bersama, tujuh juta semalam untuk bisa menikmati mereka berdua secara bersamaan, layak kah ?

“Tettttt, teeettttttt” tak terasa bel istirahat berbunyi, para mahasiswa berhamburan keluar ruangan karena merasa penat mengikuti kelas dari pak Broto yang membosankan, alih - alih ikut keluar Dinda dan Fanny memilih diam di kursi sambil mengobrol karena merasa lelah untuk pergi ke luar kelas, mereka bercerita banyak hal baik itu dari segi kehidupan sehari - hari, uang, belanjaan dll.

Tiba - tiba sesosok lelaki tampan dengan wajah khas asia timur mirip Park Chanyeol datang menghampiri mereka, Dinda yang sadar menyenggol lengan Fanny sambil tersenyum.

“Ehheemm”

“Eh, hay Dimas” sapa Fanny.

“Aduh perut aku mules, aku pergi kebelakang sebentar yah”

“Eh Din, jangan pura - pura kabur sini temenin”

Namun Dinda sudah buru - buru meninggalkan Fanny berdua dengan Dimas di dalam kelas, sementara Dinda tersenyum sambil mengintip mereka berdua dari luar kelas.

“Kenapa telat lagi Fan, ada apa sebenarnya ?” tanya Dimas tersenyum.

“Gapapa kok mas, aku aja yang teledor hehe” jawab Fanny malu - malu.

“Oh gitu, jangan diulangi lagi yah, aku perhatiin nilai kamu juga kurang bagus, apa perlu kita belajar bareng ?”

“Eh gak perlu mas, gak perlu , gak mau ngerepotin, lagipula Dinda udah sering ngajarin aku kok”

“Beneran ? yaudah kalau gitu, tetap semangat yah, jangan terlena dengan waktu luang, harus rajin belajar biar kita sekelas bisa wisuda bareng nanti” tangan Dimas mengepal memberikan semangat pada Fanny.

“Iya mas, terima kasih banyak” Senyum manis terpancar dari wajahnya, wajah Dimas pun tersipu, namun ia mempertahankan wajah datarnya dan meninggalkan Fanny dengan gaya Cool nya.

Dinda bersembunyi ketika membiarkan Dimas keluar dari kelas, kemudian ia mendatangi Fanny dan mulai menggodanya dengan kata - kata yang membuatnya malu.

“Cieeee ada yang lagi di PDKT-in kayaknya”

“Apa sih Din berlebihan deh, orang cuma nanyain kenapa aku telat mulu”

“Hihihi itu namanya perhatian loh, gak nyangka sahabatku ini bisa dapet perhatian ketua kelas yang ganteng”

“Halah kamu ini Din, tiap ada cowok deket aku aja langsung lebay”

“Eh tapi beneran deh, kayaknya si Dimas ini lebih cocok loh Fan daripada Rendi”

“Ah masa ? bagi aku sih sama aja, semua cowok cuma baik di awal doang, lagipula udah ada Rendi”

“Emang bakal serius ama Rendi ? katanya cuma buat pelarian aja”

“Ya ga tau deh, lagian aku yang udah penuh dosa ini gak layak buat Dimas yang berulang kali jadi juara kelas, IPK nya aja paling tinggi diantara kita, gambarannya aja paling bagus, beda ama aku yang gak terlalu pinter gambar, apa aku salah masuk kelas Arsitektur yah ?”

“Eh gak boleh merendah gitu Fan, lagipula kita gak mungkin selamanya berada di sisi gelap seperti ini, ada kalanya kita harus menyebrang ke sisi terang dan mungkin Dimas bisa membantu kamu loh Fan, kamu itu cantik cocok banget deh buat Dimas yang tampan, aku dukung pokoknya”

“Hihihi ada - ada aja kamu Din, gak tau deh pokoknya untuk sekarang lagi gak mau serius dulu dalam menjalin hubungan, aku mau fokus kuliah, absen aja banyak yang bolong, apalagi kelasnya pak Dahlan, nilai juga anjlok banget”

“Cieee ada yang mau berubah nih, apa karena Dimas yah ? hihihihhi”

“Ihh apaan sih Din ngeselin banget deh, awas yah”

Sesi satu istirahat pun dipenuhi oleh canda dan tawa dari sepasang sahabat, Fanny gemas berlari mengejar Dinda, karena lapar mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kantin untuk membeli sesuatu, dalam perjalanan Fanny tersenyum secara diam - daim dan jantungnya berdebar kencang tiap kali memikirkannya.

Hmmm Dimas yah ?

*-*-*-*​

Jam perkuliahan sudah berakhir sekitar pukul dua belas siang, wajah para mahasiswa sudah sangat kelelahan, mereka sangat menginginkan tidur siang untuk merefreshkan fikiran mereka yang sudah kusut, satu persatu mahasiswa meninggalkan kelas, Dimas, Dinda dan lainnya mulai meninggalkan Fanny sendirian, Fanny sudah bilang ke Dinda bahwa dirinya ingin menebus absen yang ia tinggalkan di kelasnya pak Broto.

Sebentar lagi UAS akan segera diselenggarakan dan sudah menjadi peraturan di kampus tersebut bahwa setiap mahasiswa tidak dapat mengikuti UAS apabila dirinya meninggalkan kelas selama lebih dari tiga kali tanpa izin, sedangkan Fanny sudah empat kali absen, setidaknya ia ingin menebus salah satu absen agar kelak dapat mengikuti UAS.

Kakinya melangkah maju, namun fikirannya terus merenung memikirkan cara untuk meluluhkan hati sang dosen, haruskah ia melakukannya dengan cara yang sudah - sudah seperti sebelumnya ? tapi baru kali ini dirinya mengikuti kelas pak Broto yang berarti untuk pertama kali ia harus menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati oleh dosen bertubuh gendut dengan kumis yang tebal menyeramkan itu.

“Bagaimana yah ?”

Tak sadar langkah kakinya sudah sampai di depan pintu ruangannya, berulang kali tangannya ragu untuk mengetuk pintu, namun ia berusaha untuk menguatkan hatinya, mau tidak mau ia harus melakukannya sapa tau ada cara lain baginya tanpa harus memberikan tubuh indahnya.

“Tokk tokk tokk, permisi”

“Silahkan , masuk !”


Fanny membuka pintu, pak Broto yang duduk di kursinya dapat melihat postur Fanny yang tinggi dengan kakinya yang jenjang, lehernya yang terbuka menampakan sebagian dadanya yang putih bersih membuat pak Broto menenggak ludahnya.

“Oh Fanny yah ? ada keperluan apa ?”

“Hehe mengenai absensi pak, saya ingin menebusnya”

“Tugas Estetika Bentuk yang bapak berikan sudah kamu kerjakan ?”

“Belum pak”

“Kalau itu saja belum kamu kerjakan, mau dengan cara apa lagi supaya bapak dapat mengabulkan keinginan kamu ?”

“Itu . . . “

“Tidak ada kan ? lebih baik kamu pulang dan kerjakan tugas tersebut baru kamu kembali lagi ke sini untuk menemui bapak” tegas pak Broto.

Fanny terkejut dengan ketegasan dosennya, otaknya mulai berfikir bagaimana caranya agar dosennya bisa langsung menurutinya tanpa harus mengerjakan tugas - tugas yang membuat otaknya pusing.

“Tapi pak, apa masih ada cara lain ? saya juga ingin menebus mata kuliah saya yang lainnya, saya gak punya banyak waktu pak” Fanny memohon dengan mendekati meja pak Broto dan meletakan kedua tangannya diatas mejanya membuat belahan dadanya semakin terlihat sebagian olehnya.

Mata pak Broto terbelalak ketika melihat belahan dada Fanny yang sintal, berulang kali ia kedapatan menenggak ludah sehingga jakunnya bergerak, Fanny tersenyum dalam hati ketika melihatnya masuk ke dalam jebakan yang telah ia buat, dengan sengaja ia menurunkan tanktopnya menggunakan salah satu jemarinya sehingga belahannya semakin terlihat jelas.

“Fanny, apa yang . . . ?”

“Apa masih belum cukup pak ?” Fanny tersenyum sambil membuka kemejanya sehingga bahu dan lengannya yang putih terlihat dengan jelas.

“Itu, itu . . . “

Pak Broto terpaku, ia tampak bingung dengan apa yang harus ia perbuatnya di depan mahasiswi cantik yang tengah menggodanya, nafasnya terasa sesak dan jantungnya semakin berdebar kencang, celana kainnya terasa sempit karena kerasnya benda tumpul yang bersembunyi di antara selangkangannya.

Kena deh.

Fanny tersenyum puas, ia menggenggam tangan pak Broto dan menatap matanya dengan penuh harap, jantung pak Broto semakin berdebar kencang, tak pernah terbesit dalam bayangnya bahwa akan ada mahasiswi cantik yang tengah menggenggam tangannya dan menatap matanya dengan penuh arti.

“Saya akan memberikan apa saja agar bapak mau berbaik hati pada saya”

“App-apppa ssaajjjaaa ?” jawab pak Broto dengan gugup.

Salah satu tangan pak Broto dituntunnya menuju payudara kirinya yang kenyal, nafas pak Broto memburu, tubuhnya sangat tegang, ia menghela nafasnya ketika untuk pertama kali mampu menyentuh payudara mahasiswi secantik Fanny, jemari pak Broto mulai aktif bergerak, ia meremasnya yang membuat Fanny mendesah nikmat.

“Ooouuhhhhhhh pakkk”

Suara lembutnya yang mendesah membuat tubuh pak Broto merinding mendengarnya, seperti terhipnotis tangan satunya terpanggil untuk bergabung bersama tangan lainnya untuk meremas payudara kanannya yang menganggur.

“Ugghhhh iya pak seperti itu” desah Fanny pasrah.

Pak Broto sudah kehilangan kesadaran, otaknya telah dikendalikan oleh nafsu kotor yang ingin segera melahap gadis sexy yang sedang ia remasi.

“Ugghhhh, ternyata benar yah kata orang - orang kalau kamu ini mahasiswi bispak” racau pak Broto.

Fanny tak menjawabya, ia justru menatap mata pak Broto dan tersenyum, ia mendekatkan wajahnya dan memejamkan matanya, pak Broto yang sudah dikuasai oleh nafsu mulai mendekat dan mengecup bibir tipisnya yang berwarna merah hati.

“Cupppppp”

Hawa nafsu telah mengusai fikiran pak Broto, ia tak menduga bahwa ada mahasiswi cantik yang mau merelakan tubuhnya hanya demi sebuah absen, nafasnya memburu selagi bercumbu pada wanita cantik ini, dipeluknya tubuh Fanny yang ramping, tangannya bergerak turun meremas bokongnya yang terbalut celana jeans ketat, tangan satunya bergerak untuk melepas ikat rambutnya hingga tergerai indah lalu turun bermain pada area dadanya dengan meremasi dan menggenggamnya kuat.

Mimpi apa aku semalam bisa menikmati bidadari seindah ini.

Membayangkan bahwa kesempatan ini hanya datang satu kali membuat pak Broto semakin bernafsu, bibirnya mendekat untuk melumat bibir Fanny, lidahnya bergerak aktif masuk ke dalam ingin bersilaturahmi, tangannya dengan kasar mencengkram dan meremas payudaranya, tangan satunya masuk ke dalam tanktop Fanny dan merabai kulitnya yang begitu halus dan lembut.


Suara desahan yang menggelora memenuhi ruangan mereka berada, kecupan mereka yang didasari oleh hawa nafsu hingga liur mereka turun mengalir keluar membasahi lantai, pak Broto pindah mendekati Fanny tanpa melepas cumbuannya, ia mengangkat tanktopnya hingga payudaranya yang tertutup bra terlihat, pak Broto menurunkan cup bra tersebut hingga putingnya yang berwarna merah muda terlihat mengacung tegak seolah ingin dihisap.

“Ugghhhhhh pakk Brotoo”

Pak Broto menghisap dan menjilati putingnya secara bergantian, perlahan hawa nafsu Fanny juga ikut naik, jilatannya pada putingnya membuat birahinya memuncak, Fanny memejamkan mata merasakan kumis pak Broto menggesek permukaan payudaranya dengan kasar, rasa geli akibat gesekan kumisnya, rasa nikmat yang ia rasakan pada jilatan putingnya membuat Fanny semakin memasrahkan tubuhnya untuk dipuasi oleh hawa nafsu dosennya.

Pak Broto menanggalkan satu persatu pakaiannya, tubuhnya yang bulat dengan perut yang maju terlihat jelas di depan Fanny yang masih berpakaian lengkap, hanya tanktopnya saja yang terangkat dengan kemejanya yang bergantung pada lengan bahunya, penis pak Broto yang belum terlalu mengejang terlihat jelas di depan matanya.

Fanny tersenyum, ia mendekati wajah dosennya, tangannya dengan gemulai menggenggam penisnya dan mengocoknya secara perlahan.

“Ouuhhh Fannnn, kammuu inii, ughhhh”

Mata pak Broto terpejam, mulutnya terbuka ketika merasakan rangsangan dari tangan Fanny yang lembut, baru pertama kali ini ia merasakan kelembutan dari tangan seorang gadis cantik, wajah Fanny mendekat ke dada pak Broto yang berlemak, mulutnya mengecup dan menjilati putingnya, pak Broto semakin mendesah menikmati semua rangsangan yang terlalu nikmat untuk diungkapkan.

Pak Broto pasrah membiarkan mahasiswinya merangsang tubuhnya dengan begitu hebat, seketika ia terkejut, matanya terbuka ketika merasakan apa yang baru saja ia rasakan, Fanny sudah berjongkok dengan mulut menganga yang sudah dijejali penis pak Broto yang berukuran 14 cm, pak Broto merinding merasakan nikmatnya, penisnya terasa begitu hangat dan lembap ketika berada didalam mulut manis sang mahasiswi, apalagi ketika Fanny mulai menggerakan kepalanya maju mundur, bibirnya mengatup mencekik penisnya, lidahnya bergerak bagai ular piton yang ingin melilit mangsanya.

Sesekali Fanny melepas kulumannya dan menjilati lubang kencingnya, tangannya juga aktif untuk terus mengocoknya ketika lidah Fanny sedang membersihkan kantung zakarnya, kemudian ia kembali mengulumnya dan memaksanya masuk hingga hidungnya menyentuh rambut di sekitar kemaluannya.

“Aahhhhhh Faannnnnn, Aaaahhhhhh” desa pak Broto sambil menjambak rambut Fanny.

Pak Broto menggila, baru pertama kali ini menikmati rangsangan yang luar biasa, bahkan bercinta dengan istrinya yang gendut saja tak sebanding dengan kenikmatan yang Fanny berikan padanya, padahal ia baru melakukannya dengan mulutnya , apalagi dengan memeknya ?

Ukuran penis pak Broto yang tak terlalu panjang namun besar membuat mulut Fanny mampu menelan semua penisnya, Fanny membenamkan seluruh wajahnya demi mencaplok keseluruhan penisnya, sontak pak Broto mengejang dengan wajah yang mengadah ke atas, matanya merem - melek merasakan nikmat yang tiada tara, tubuhnya merinding menggelinjang merasakan deepthroat dari mahasiswi cantiknya.

Pak Broto meminta istirahat karena khawatir dirinya akan kelepasan akibat rasa nikmat yang tak sanggup ia tahan, ia menurunkan celana jeans yang Fanny kenakan, senti demi senti kaki jenjangnya yang mulus terlihat di wajahnya, karena sudah sangat bernafsu pak Broto langsung menjilati pahanya dan mengecupnya, jilatannya naik dari pahanya menuju selangkangannya yang tertutup celana dalam berwarna merah.

Hidungnya mengendus - ngendus seperti anjing polisi yang baru saja menemukan petunjuk, Fanny memejamkan matanya menikmati jilatan yang pak Broto lakukan di luar celana dalamnya, tangan pak Broto mencengkram bongkahan pantatnya yang terawat sedangkan mulutnya terus ia benamkan untuk mengendus aroma kewanitaan di liang vagina gadis cantik yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

“Aromanya harum Fann, pasti sering kamu rawat yah ?”

Pak Broto menurunkan celana dalamnya dan terpampanglah sesuatu yang diidam - idamkan oleh seluruh lelaki yang berada di kampus tersebut baik itu mahasiswa, dosen atau bahkan karyawan kampus, karena tak sabar lagi lidah pak Broto langsung membelah vaginanya dan menjilati cairan kewanitannya yang manis.

“Uugghhhhhh, pak Brootttooo ennakk”

Kepalanya naik turun seiring jilatannya yang dilakukan, terkadang ia memasukan jemarinya untuk mengukur kedalaman vagina yang Fanny miliki, jemarinya bergerak masuk - keluar masuk - keluar membuat Fanny menggelinjang nikmat, pak Broto bangkit untuk kembali menyusu pada payudaranya, ia kembali menggigit putingnya sedangkan tangan satunya memainkan payudara yang lain, tangan satunya lagi terus merangsang vagina Fanny yang sudah semakin basah oleh rangsangan dosen tua nya.

Fanny tak kuat ketika ketiga titik sensitifnya diserang secara bersamaan, tubuhnya merinding seiring gigitan pelan yang pak Broto layangkan di putingnya, cengkramannya yang begitu kuat di payudaranya membuat darahnya semakin berdesir.

“Ouuhhh pakkkk, Fanny udah gak tahann”

Kaki Fanny mulai menghimpit tangan pak Broto yang sedang mengorek isi vaginanya, sadar bahwa sebentar lagi Fanny akan mendapatkan orgasme, pak Broto berpindah dengan cepat dan kepalanya masuk diapit oleh selangkangannya yang menjepit.

“Oooouhhhp pakk Brootttooo teruusssss,” desah Fanny mengepalkan kedua tangannya.

Pak Broto membenamkan wajahnya ke selangkangan Fanny dan lidahnya ia tanamkan sedalam - dalamnya di vagina Fanny, tak lama kemudian sebuah semburan dahsyat ia keluarkan yang membasahi lidah dan wajah pak Brotoo.

“Oooouuhhhhhhhhhhhh”

Creettt creettt creettt

Kaki Fanny melemas, orgasme dahsyat ia dapatkan akibat rangsangan dari mulut dosennya, kalau saja tidak ada pak Broto yang membantunya berdiri pasti Fanny sudah jatuh ke lantai, pak Broto yang sudah tak tahan lagi mengajak Fanny mendekat, ia duduk di kursinya dan meminta Fanny yang masih mengenakan tanktop + kemejanya untuk duduk menunggangi penisnya.

“Sebentarr pakk, istirahat duluu, saya capek”

“Gak ada waktu, cepat ayo duduk !” katanya yang sudah sangat bernafsu.

Fanny pasrah dan mengangkat salah satu kakinya untuk naik ke pangkuan pak Broto, Fanny memejamkan mata dan melenguh nikmat tatkala vaginanya tersentuh oleh ujung penisnya, baik Fanny ataupun pak Broto sama - sama merasakan nikmat hanya dengan sentuhan kelamin mereka.

“Ugghhhhhh bessaarrrnnyyaaa”

Sedikit demi sedikit penis pak Broto mulai terbenam masuk ke dalam liang kenikmatannya, kehangatan dan rasa sempit yang ia rasakan karena rapatnya vagina yang Fanny miliki membuat pak Broto berteriak begitu puas.

“Uggghhhhhhh” desah mereka berdua nyaris bersamaan ketika kelamin mereka telah bersatu,

Fanny yang sudah bernafsu menatap mata pak Broto dengan sayu, Fanny mendekat dan tangannya merangkul leher pak Broto dan wajahnya kian dekat untuk mencumbui bibir tuanya tak peduli dengan nafas bau yang ia miliki.

“Ummpphhhhh, ennggkkhh, sluurrpppp” kecapan lidah terdengar dari lisan mereka, nafsu yang tak terbendung membuat mereka melupakan sejenak perbedaan umur yang mereka miliki.

“Ummphh, slurrrppp, oouuhhhhhhhh” Fanny terkejut ketika pinggul pak Broto mulai bergerak.

Dalam pangkuannya Fanny bergerak naik turun sambil mencumbui dosennya yang bertubuh tambun, tak peduli dengan wajah jelek yang pak Broto miliki, tak peduli dengan aroma nafasnya yang bau, tak peduli dengan siapa ia melakukan Fanny sudah sangat bernafsu dan hanya ingin menuntaskan semuanya.

“Ahhh ahhhh, iiyyahhh, terrusss, lebbihh ceppattt”

Fanny bagai menaiki banteng yang ganas, pak Broto terus menggempuri Fanny hingga tubuhnya meloncat naik turun dan menusuknya dalam, pak Broto melepas kait bra yang menghalangi keindahan tubuh Fanny, bagai bayi yang kehausan pak Broto kembali menyusu dan menyeruput putingnya hingga Fanny menjerit penuh nikmat, lidah bergerak naik turun menjilati putingnya yang sangat menggoda iman.

Pak Broto mengganti gigi, tangannya memegangi pinggang Fanny dan pinggulnya bergerak lebih cepat daripada sebelumnya, pak Broto menghentakan giginya dan mengeluarkan semua energi untuk memompa naik - turun gadis cantik yang telah merelakan tubuhnya, Fanny pasrah, payudaranya bergoyang dengan indah, nafsu Fanny kembali naik seiring gempuran yang pak Broto lakukan padanya.

Pak Broto memegangi kedua tangan Fanny dan meletakannya di depan tubuhnya hingga payudara Fanny terapit, pak Broto mengecup bibirnya seiring hentakannya yang semakin cepat, Fanny ingin mendesah karena tak kuat menahannya namun mulutnya tersumpal oleh cumbuan pak Broto sehingga hanya lenguhan yang terdengar diantara mereka.

“Eeennkkkhhh, pakkkk pelllaannnnn”

Namun pak Broto tak memperdulikannya ia terus menggempurnya tanpa ampun hingga Fanny tak kuasa untuk terus mendesah, desahanya sangat keras tak memperdulikan apabila ada orang lain yang mendengar, sepuluh menit Fanny terus digempur seperti ini sebelum akhirnya pak Broto berhenti.

“ayo Faannn kita akhiri sekarang”


Fanny diminta untuk menungging dan bertumpu pada meja ruangan, pak Broto yang sudah diambang batas melepas kemeja yang tersangkut di lengan Fanny, akhirnya ia mampu melihat sisi punggung Fanny yang hanya tertutup tanktopnya saja, pak Broto mengangkat tanktopnya naik hingga ia semakin melihat punggungnya yang mulus.

“Aaahhhhhhhh” desah Fanny ketika penis pak Broto kembali memasuki vaginanya.

Kini tanpa menunggu lama, pak Broto langsung mengganti gigi menjadi gigi tujuh untuk menuntaskan syahwatnya yang sedang menggelora, tangannya bertumpu pada bokong Fanny yang terawat dan menamparnya dengan penuh nafsu hingga memerah.

Tubuh Fanny terhempas maju mundur seiring hentakan pinggul pak Broto yang dilandasi oleh hawa nafsu, lenguhan nikmat terus terdengar dari mulut manis Fanny, pak Broto mengatur nafasnya agar ia dapat mendapatkan orgasme yang maksimal, tangannya meraba punggung Fanny yang mulus dan terkadang meremasi payudaranya yang menggantung indah.

Hentakan yang begitu kuat yang ia terima dari dosennya membuat birahi Fanny kembali naik, matanya memejam dan dirinya cukup kewalahan dalam meladeni cara kasar yang dosennya lakukan padanya, caranya yang kasar dalam menikmati keindahan tubuhnya membuat birahi Fanny berkata bahwa sebentar lagi orgasme akan kembali ia dapatkan dari dosennya siang ini.

“Plokkk plookk plookkk” suara benturan antar pinggul terdengar cukup keras.

Fanny mendesah nikmat, sodokannya semakin terasa begitu dalam dan kuat, penisnya yang lebar telah memenuhi ruang dan waktu di dalam vagina Fanny, mereka berdua sudah berada di ambang batas, nafas mereka saling beradu, tubuh mereka sama - sama kejang karena menahan kenikmatan yang sudah tak tertahan, pak Broto mencengkram pinggang Fanny dengan kuat, hentakannya semakin dalam ia lancarkan, nafasnya sudah tak mampu ia atur lagi dan sudah saatnya baginya untuk menuntaskan semua hasrat yang tertahan di dalam tubuhnya.

“Ouuhhh pakk Broottooo, Ugghhhhhhhh”

“Ouuhhh fannnn, fannnn fannnnnn”

Crootttt crrootttt crrootttt.

Sebuah semprotan hangat terjadi di dalam liang kesenggamaan Fanny, tubuh mereka berdua mengejang merasakan kenikmatan yang tiada tara, terlebih Fanny, ia merasa bahwa rahimnya telah penuh akibat orgasme mereka berdua, mereka beristirahat sejenak dengan penis yang masih menancap, mereka saling melempar nafas, seperti berolahraga mereka sama - sama dipenuhi oleh keringat yang membasahi seluruh tubuh, barulah pak Broto melepaskan penisnya ketika dirasa sudah mengecil, ketika penis terlepaskan cairan sperma yang telah tercampur mengalir keluar bagai keran air yang baru saja dibuka.

“Ouuuhhhhhh” Fanny mendesah nikmat hingga kepalanya mengadah ke atas.

Fanny kelelahan, tubuhnya ia rebahkan di kursi yang tadi ia duduki ketika memohon pada pak Broto untuk melengkapi absen kehadirannya, pak Broto yang masih telanjang duduk di kursinya dan sedang mengelap keringat nya yang banyak dengan tisu di wajahnya.

“Hahhhh, haaahhhhh, baiklah Fannn” sepatah kata terucap dari mulut pak Broto yang sedang ngos - ngosan.


Fanny mulai menatap pak Broto, ia menurunkan tanktopnya untuk menutup payudaranya yang indah dan mengambil tisu yang diberikan oleh dosennya untuk mengelap sisa sperma yang berada di vaginanya.

“Kenapa gak dari dulu kamu mendatangi bapak, baiklah bapak kabulkan keinginan kamu, bapak sudah mengisi kehadiran kamu yang selama ini kosong”

“Benarkah ? terima kasih pak, terima kasih banyak”

“Tidak masalah Fann, lain kali kalau butuh apa - apa datangi saja bapak, apapun akan bapak penuhi” ucap dosen tambun kepadanya.

Fanny tersenyum, ia kembali mengenakan pakaiannya satu persatu dan segera meninggalkan ruangan itu dengan cepat, pak Broto masih tak percaya apa yang baru saja terjadi, ia menyeringai, wajahnya tak mampu menyembunyikan perasaan bahagia yang sedang ia rasakan.

Ahhh Fanny, kamu itu mahasiswi apa bidadari ?

Fanny melangkah keluar dengan langkah yang agak gontai, ia agak protes dengan cara pak Broto dalam menyenggamainya, caranya sangat kasar tapi entah kenapa ia cukup menikmati semuanya.

“Dasar cowok, dikasih daging mentah dulu baru baik, males deh kalau berurusan dengan mereka” Fanny mengomel - ngomel sendiri sepanjang hari mengomentari sikap pak Broto yang jauh berbeda dari sebelum dan sesudah ia menemuinya.

Saat ia melangkah pulang menuju kosannya, tiba - tiba ia melihat sesuatu yang mencurigakan dari kejauhan, kebetulan ruangan pak Broto ada di dekat basement parkir, saat itu ia melihat salah satu mahasiswi cantik yang terkenal bernama Ellen, Ellen merupakan anak dari pemilik toko emas yang terkenal akan gaya hidupnya yang begitu mewah dan sering mengenakan pakaian glamour namun tidak berlebihan, anehnya ia berjalan menuruti salah satu OB kampus yang terlihat menyeramkan, ada apa sebenarnya ? wajahnya terlihat ketakutan seolah ia dipaksa untuk melakukan sesuatu tapi Fanny tak peduli, saat ini ia hanya ingin beristirahat di kamar kosnya.

“Pak Broto sudah, jadi selanjutnya adalah pak Dahlan, kapan yah diriku bisa melengkapi semua absensiku yang bolong ini ?” gumam Fanny selama perjalanannya pulang.

Bersambung
 
nyimak :baca: sambil ngemil :kentang:
Makasih suhu sudah mampir
Sbg fans nightmare campus gw puji cerita ini, tulisannya juga rapi & ga ngasal
Aiihhh berlebihan nih suhu satu ini
Haduh, cerita legend. 😍
Legend nya kisah Bebe nih :panlok2:
Haha sayang gak ada kelanjutannya, mentok cuma dapet 13 chapter yah waktu itu, padahal masih banyak korban yg belum Imron dapetin, yg hijab misalnya, wali mahasiswa atau mahasiswi kesehatan juga boleh hahahah
Boleh lah ninggalin jejak
Like dan komennya tinggalin selalu dong
mantap nih, jadi nostalgia..tetap kreatif gan, kembangkan trus fantasinya, karena fantasi adalah diluar nalar
Terima kasih hu, komenanmu bagai semangat bagi penulis untuk mengembangkan fantasi hehe
pertamax suhu
Haihh, suhu satu ini sukanya nyempil dah
 
Nice remake hu.
Ane demen nightmare campus.
Ditunggu updatenya. hehe :cim:
Hehe Do'akan hu biar kuat sampe tamat
Wow ,yg kurang cuma spank bokong nya fanny
Aihhh gak kepikiran soalnya, maklum newbie sih
Si imron muncul lagi kah???
Wajib dong😎
Termantap hu ceritanya, semoga cerita yang suhu hasilkan bisa terus melanjutkan kejayaan para penulis kbb sebelumnya.

Can't wait for your next update, keep up the good work!!
Hehe thanks hu, perjalanan masih panjang
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd