Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cerita Hasrat Seorang Istri

Status
Please reply by conversation.
Kapan rencana update gan? Karena cerita jilbaber selalu menggoda
 
:adek::adek:

:adek:
hadeuuhhh pantes aja ni baru muncul dah full quote...klo mo quote gak usah semuanya...
 
mulai tersendat
#sambilbetulinantenaHptakutygjeleksinyalnya#
sembari menik mati kentang
 


Hana sasmita istri dari edi bramantyo, yang juga seorang ibu dari anak sulung mereka rosi. Bekerja sebagai editor di sebuah majalah muslimah. Memiliki sebuah blog, berisi curhatan dari permasalahan setiap istri.



Edi bramantyo suami dari seorang wanita soleha hana sasmita. Bekerja sebagai direktur dari sebuah perusahaan.



Anissa seorang ibu rumah tangga sahabat baik dari hana sasmita. Bersahabat sejak jaman kuliah dulu hingga sekarang. Ibu dari dante anaknya bersama rudolf.



Rudolf seorang suami dari anissa, memiliki watak yang agak keras namun baik. Suami yang ulet juga bertanggung jawab. Juga bersahabat dengan bram. Bekerja sebagai bawahan bram diperusahaan yang sama.
 
Anissa

(Beberapa jam sebelumnya)

Pagi ini terasa lain dari biasanya. Aku terjaga delum pelukkan bang rudolf setelah sekian lama berpisah dikarenakan bang rudolf mendapatkan tugas untuk keluar kota beberapa waktu kemarin. Ya walaupun rumah tidak terasa terlalu sepi karena ada dante yang menemani setiap harinya, juga kegiatan yang memang aku lakukan setiap hari mampu menyita pikiran ku dari rasa sepi. Tapi urusan ranjang tetap keberadaan bang rudolf sangatlah berarti. Dengan kesibukkan bang rudolf belakangan ini yang banyak menyita waktu untuk kebersamaan kami, rutinitas kami. Rutinitas yang bisa dibilang sebagai kewajiban atau mungkin kebutuhan bilogis.

Namaku annisa seorang istri dari seorang suami bernama rudolf aku biasa memanggilnya bang rudolf, yang juga ibu dari anak semata wayang kami Dante. Aku menikah dengan bang rudolf beberapa tahun lalu dengan landasan cinta tentunya. Bisa dibilang aku menikah muda, karena memang aku memiliki impian untuk menjadi ibu muda. Maksudku sehingga jika nanti anak-anak ku dewasa, jarak umur antara aku dan anak-anakku tidak akan terpaut terlalu jauh. Agar nantinya akan lebih mudah memahami keinginan dari anak-anakku.

Aku tersenyum saat membuka mata kulihat bang rudlf sudah ada dihadapanku. Tubuhku berada dalam pelukkannya, rasanya begitu menyennagkan. Aku memang tidak tahu bahwa hari ini atau malam tadi bang rudolf akan pulang, bang rudolf tidak mengabariku kapan dia akan pulang. Mungkin suamiku ingin memberikan kejutan padaku. Seperti pagi ini, aku sungguh terkejut dengan keberadaannya diatas ranjang kami. Rasanya lama sekali sejak terakhir kali tidur seranjang berdua. Mungkin aku agak berlebihan sih, karena memang tidak lebih dari satu bulan bang rudolf tuhas keluar kota. Namun ya rasa rindu seorang istri terhadap suaminya yang membuat waktu terasa begitu lambat berputar.

Setelah mencium kening suamiku, Lalu aku beranjak untuk bangun. Seperti biasa bang rudolf tidur tidak mengenakan baju, hanya celana boxer saja tanpa celana dalam. Malah terkadang suamiku ini suka sekali tidur dalam keadaan telanjang. Selain kareana alasan kesehatan, juga agar gampang bila ingin merasakan juga menyampaikan rasa cintanya padaku, Begitu katanya. Awalnya memang aku tidak terbiasa, namun lama-lama aku juga menikmatinya. Karena memang semua alasannya masuk akal, dan berkat kebiasaanya itu pula ditahun pertama kami aku sudah langsung mengandung anak pertama kami. Aku memang dilahirkan dari keluarga yang berlatar belakang kenormaan yang kuat atau bisa dibilang kolot juga kaku. Sehingga hal-hal yang berbau anonoh akan terasa tabu dilingkungan keluarga kami. Namun setelah menikah dengan bang rudolf, dia seperti membuka kunci dari sebuah pintu yang selama ini tertutup.

Bersama bang rudolf aku mendapatkan banyak pelajaran baru yang sebelumnya belum pernah aku alami. Tentunya dalam urusan berhubungan, dari pacaran hingga urusan ranjang. Dan aku pun tidak masalah akan itu toh semuanya kulakukan dengan dia yang notabene adalah pacarku yang sekarang juga sudah menjadi suamiku. Bang rudolf adalah pacar petamaku. Bang rudolf jugalah yang mengajariku tentang cinta. Dia juga yang mengajariku nikmatnya meraup keindahan cinta. Setelah menikah tentunya. Sebelum menikah dia hanya mengajariku berciuman tidak lebih. Karena memang menurutku bukan hal yang pantas melakukan hal yang lebih dari itu bila belum ada ikatan pernikahan. Sampai akhirnya bang rudolf juga yang menikahiku, mengajariku tentang banyak hal,memberiku kenikmatan lahiriah sebagai seorang istri. Aku sebagai seorang istri yang baik tentunya tak ingin membuat suamiku kecewa, maka setiap pelajaran yang dia ajarkan selalu aku ingat dan peraktekan dengan benar. Kerna memanglah tugas seorang istri untuk melayani suami.

Saat beranjak dari tempat tidurku, aku terlebuh dulu menuju toalet. Sedikit merapihkan tampilanku yang masih berantakan sehabis bangun tidur. Sambil bercermin aku merapikan rambutku, juga mebubuhkan sedikit bedak dan lipstick pada wajahku. Memang aku belumlah mandi tapi entah mengapa pagi ini aku ingin tampil cantik untuk suamiku tercinta. Sehingga walaupun aku belum mandi aku tetap terlihat menarik dihadapan suamiku. Pda hari-hari biasa aku selalu menyempatkan untuk mandi terlebih dahulu sebelum keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan, setelah mandi barulah berdandan. Tapi pagi ini berbeda entah karena rasa rinduku yang memnag sudah menggunung sehingga aku ingin langsung tampil cantik saat bang rudolf buka mata nati. Karena aku takutnya apa bila aku mandi terlebih dahulu bang rudolf malah sudah bangun dan keluar kamar lebih dulu dari aku.

Dan memang bang rudolf memiliki sebuah kelainan atau bisa dibilang bukan sebuah kelainan hanya kebiasaan buruk atau apalah. Bang rudolf suka sekali mencium ketiakku. Katanya dia menyukai aroma aseli dari tubuhku, dan pada ketiakku lah aroma aseli itu bisa dia hirup. Aku tidak mengerti dengan kebiasaanya tapi memang begitu yang dia akui, dia bisa begitu bergairah setelah mencium ketiakku. Bahkan kadang tidak hanya mencium aromanya saja, tapi juga menjilatinya. Kadang memang terasa geli dan aneh di awal tapi lama kelamaan aku juga menikmatinya. Karena memang terasa nikmat, rasa geli yang disebabkan oleh sentuhan dari permukaan lidah yang basah dan juga bertekstur agak kasar sekaligus lembut, menghadirkan sensai yang nyata pada tubuhku. Kadang aku juga ikut terbawa dan jadi ikut bergairah saat bang rudolf melakukannya. Bahkan banyak dari hubunga badan kami diawali dengan kegiatan jilat menjilat ketiak.

“Maschalagnia” kalo tidak salah sebutan untuk seseorang yang menjadi sangat bergairah apa bila mencium ketiak seseorang. Dan memang ada yang bilang juga jika kita suka terhadap ketiak seeorang dan nyaman pada aromanya, itu adalah salah satu tanda kalau kita berjodoh dengan orang tesebut. Mungkin memang bang rudolf jodohku begitu juga aku adalah jodohnya bang rudolf.

Setelah sedikit berhias di depan cermin di toalet ku. Aku masih berkutat didepan cerminku melihat wajahku, ternyata aku masih terlihat cukup cantik tidak banyak berubah dari waktu sebelum aku mnikah dulu. Hanya saja memang payudaraku manjadi sedikit lebih besar dibandingkan jaman aku kuliah dulu dan aku terlihat lebih dewasa kini. Aku masih memakai baju tidurku, sebuah daster terusan selutut denagn lengan pendek tertutup dan tanpa dalaman. Sama seperti bang rudolf karena memang dia juga yang mengajarkan bahwa tidur memakai pakaian dalam itu tidak baik bagi kesehatan dan memang lebih nyaman tanpa dalaman. Biasanya jika memang bang rudolf ada dirumah, aku selalu mengenakan pakaian tidur dengan bahan lembut seperti bahan saten atau sutra dengan model terusan sama seperti daster hanya beda di bahannya saja. Menurutku dalam balutan seperti itu aku merasa terlihat lebi menggairahkan untuk suamiku. Selain bahanya yang lembut dan nyaman, terkadang baju tidur seperti ini berbahan tipis dan sedikit menerawang. Sedikit menunjukan misteri keindahan tubuh dibalik pemakainya.

Karena ingin memberi kejutan pada bang rudolf, maka aku hendak mengganti dasterku ini dengan pakain tidur yang memang biasa ku pakai tanpa pakaian dalam seperti biasanya. Langsung saja aku menuju lemariku untuk mengambil baju tersebut. Aku memilih warna merah muda untuk ku pakai pagi ini, sekalian menyesuaikan dengan warna bibirku yang juga merah muda hanya dilapisi oleh lipgloss. Saat sedang berganti pakaian, lagi-lagi aku melihat pantulan tubuh ku dicermin. Terlihat sekali dua buah payudaraku yang menggantung agak kendur dan sedikit besar. Dan putingnya yang agak mengacung keras berwarna kecoklatan dengan lingkaran areola yang tidak terlalu besar membuatnya begitu indah menurutku. Aku jadi megangumi payudaraku ini, lalu aku angkat sedikit dengan kedua tanganku dari bawah payudaraku sambil aku perhatikan pantulannya dikaca. Sungguha terlihat lenih indah dari sebelumnya. Aku jadi senyum-senyum sendiri setelah melakukannya, mungkin karena sentuhan tanganku dan juga rasa kagumku sendiri mengakibatkan putingku semakin mengeras sekarang. Beranjak dari payudaraku, aku menunduk untuk melihat kewanitaanku. Agak berbulu dibawah, walaupun aku biasa mencukur dan merapihlan bulunya namun karena hampir satu bulan bang rudolf tidak ada dirumah jadi sebulan lebih ini aku tidak merapihkan rambut kemaluanku. Kadang bang rudolf memang suka membantuku untuk mencukur dan merapihkannya, Kadang aku melakukanya sendiri. Bedanya jika aku merapihkannya sendiri aku suka mencukurnya sampai habis bersih. Lain dengan bang rudolf yang suka menyisakan sedikit tepat diatas labia mayoraku. Bahkan kadang dia membentuk kumpulan rambutku dengan bentuk-bentuk yang dia mau. Kadang segitiga, pernah juga berbentik hati dan banyak lagi bentuk yang suka dia buat dari rambu kewanitaanku ini.

Aku terpaku pada cerminku masih menilisik bentuk kewanitaanku sekarang ini. Masih sama, masih cantik seperti dulu. Begitulah kata bang rudolf saat pertama dia melihat kewanitaanku, dia bilang kewanitaanku terlihat sangat cantik. Lalu aku coba raba kebawah sana, aku masih merasa sangat rapat dibawah sana. Walaupun aku sudah melahirkan satu anak, tapi kerapatan dari kewanitaanku ini masih begitu rapat. Terasa agak basah dibawah ini, mungkin karena memang libidoku yang tadi naik. Aku jadi ingin memainkan jariku lebih lama dibawah sana, tapi sebaiknya jangan aku lakukan. Biarkan saja ini menggantung, mungking bang rudolf ingin membantu untuk menuntaskannya.

Saat memakai baju merah ini, aku kembali melihat bulu diketiakku. Sudah lama dari terakhir aku mencukurnya memang tidak terlalu lebat cuku terlihat, apa aku harus mencukurnya sekarang. Sepertinya tidak usah, bang rudolf pasti suka dengan aroma ketiakku sekarang ini. Baunya begitu khas dengan ditambah dengan sensasi bulu-bulu halus. Pasti akan sangat menggairahkan suamiku tersayang. Lalu segera aku memakai pakaian merah ini dan berjalan pelan menuju pintu kamarku untuk menuju kedapur memulai rutinitasku menyediakan sarapan.

Saat keluar kamar, aku nelihat barang bawaan bang rudolf yang belum dibereskan. Sebuah koper dan bungkusan-bungkusan kecil dibawahnya. Mungkin bungkusan oleh-oleh pikirku. Tak ku hiraukan keberadaannya saat ini. Aku langsung menuju dapurku untuk menyediakan saraapan. Sesampainya didapur, aku langsung disibukkan denga kegiatan memasakku pagi ini. Fajar baru saja menyingsing, matahari belum terlalu menyoroti jendela dapurku. Aku masih terus berkutat dengan masakkanku.

Tanpa kusadari bang rudolf sudah ada dibelakangku memelukku juga menciumi tengkukku dengan lembutnya. Membuat aku sedikit tersentak kaget.

“astagfirullah, abaaang..! abang bikin nisaa kaget aja deh tana suara langsung eluk nissa.” Ucapku kaget atas perlakuannya.

“abang kangen niss, sama nisaa. Makanya abang langsung peluk aja istri abang tercinta.” Begitu jawabnya tepat dibelakang telingaku. Hembusan nafasnya membuat ku merinding.

“kamu lagi masak apa sayang, abang ga butuh sarapan pagi ini. Abang butuh nissa.”

Sambil memelukku juga mengerayangi tubuhku. Mencoba membangkitkan gairahku.

“apaan sih abang, emg cuma abang yang perlu nissa layanin. Kan ada dante bang yang harus sekolah. Abang jangan ganggu nissa dulu nanti angus ni masakkan nissa.”

Sambil coba meleaskan pelukannya dari belakang dengan tangan kiriku, walaupun sebenrnya aku juga tak ingi n bang rudolf melepaskan tangannya. Karena memang tanpa bang rudolf rangsang pun gairahku sudah mencapai ubun-ubun.

“tapi abang kangen niss, kangen ini, kangen ini, kamu cantik banget lagi pagi ini. Pakai baju merah kesukaan abang, rambutnya diiket keatas, belum mandii. Nisaaaa.....” begitu jawabanya sambil meremas sebelah payudaraku, juga menyentuh kewnitaanku.

“tapi bang....” belum selesai aku menjawabnya, dia sudah mengangkat tangan kirikuke atas yang memang tidak memegang alat masak. Aku tau aa yang suamiku mau.

“coba angkat tanganya keatas sayangg,, abang mau cium keteknya nisaa.” Karena tanganku memang sudah terangkat, maka langsung saja bang rudolf menciumi ketiakku dengan rakus dari belakang.
Tanpa menghentikan kegiatan tanganya terhadap payudaraku.

“baanngg,, sabar dulluu,, nissanya lagii... aahhh gelii bangg..” aku sungguh tak tahan dengan geli yang dihasilkan oleh sentuhan lidahnya itu, sampai tak mampu lagi untuk menolak.

Bang rudolf terus saja melakukan kegiatannya. Menciumi ketiak kiriku, meraba payudaraku yang putingnya kembali mengeras, kadang tangan satunya juga meraba kewanitaanku dari luar pakaianku. Semua rangsangannya sungguh menyiksaku disaat aku harus tetap fokus pada masakkanku.

Aku terus memasak sambil tersiksa dengan semua perlakuan suamiku ini.

“aahhh, abangg.. sabaar bang.. ini sebentar lagi ko.” Ucapku

“mana bisa sabar kalo kamu udah ga pake apa-apa lagi dibalik sini niss, kalo abang tunggu nanti malah dantenya keburu bangun malah ga bisaa. Mmmhhhh” jawabnya sambil terus menciumi ketiakku juga meraba-rabai payudaraku yang satunya.

“aishhh, abangg ini udah beres ko udah nii.. nisaa matiin dan angkatt ahhhhh,, ooohhh” lagi-lagi belum beres aku berkata jari bang rudolf sudah menusuk liang kewanitaanku, membuatku mendesah tak tertahan.

“udah basahkan istrinya abang, udah pengen juga kan..” timpalnya sambil mengejekku

“uuuhh, iya tapi ini nisa tinggal angkat ko bang. Ahhh, abang sabar duluu..” akhirnya dia mengerti dan beranjak bangun searaya aku mematikan kompor juga mengangkat massakanku.

“abang duduk dulu ya dikursi makan situ, nanti nissa susulin abang.” Dia menuruti perintahku, mungki dia merasa percuma juga memaksaku karena dia pasti mendapatkannya jika menurut.

“iya istrikuu, abang tunggu situ ya, janganlama tapi niss” jawabnya

Aku langsung mengangnkat masakanku dari penggorengan kepiring. Dan menuju temmpat cucian piring untuk langsung mencucinya. Dengan buru-buru aku coba membersihkan semua alat masakku tadi yang ternyata memang mamakan cukup banyak waktu. Saat selesai mencuci, aku membuka pintu belakang rumahku agar cahaya matahari bisa masuk dan udara segar menggantikan udara didalam rumah. Setelah itu aku langsung membawa makananku menuju ke arah suamiku untuk aku letakan dimeja makan. Namun kulihat bang rudolf sudah tertidur dalam posisi duduknya, mungkin terlalu lama menungguku atau memang dia sangat mengantuk. Setelah aku letakan, mataku tanpa sengaja meliha tonjolan tegak dibalik celana suamiku. Memang tidak aneh melihat barang bang rudolf yang besar dan kokoh. Bahkan dalam keadaan bang rudolf yang tidur kejantanannya tidak melemas sedikitpun. Aku tersenyum kecil melihat benda yang kurindukan selama ini akhirnya termpampang dihadapanku.

Lalu aku dengan perlahan mengangkangi paha bang rudolf, hendak duduk diatas pangkuannya. Sebelum duduk aku ciumi keningnya lembut, berharap dia bangun dengan ciumanku ini. Tapi ternyata tidak, maka aku langsung saja duduk dipangkuannya dan mamagut bibirnya yang sedang terlelap. Karena memang libidoku sedang tinggi dan sedari tadi menahan siksaan yang diberikan bang rudolf. Jadi sekarang aku tak mau menunggu lama lagi. Terasa tonjolan kejantanannya menekan-nekan kewanitaanku, keras dan besar. walaupun masih tertutup celana, tapi karena aku tidak memakai celana dalam jadi terasa langsung dikewanitaanku. Aku terus menciuminya dengan penuh gairah hingga akhirnya suamiku sadar dan membalas ciumanku dengan ganasnya.

Kami berdua melepas rindu yang kian lama terbendung terpisah oleh jarak dan waktu. Kini kami adalah dua sejoli yang hanya dipisahkan oleh selembar celana dan sehelai baju tipis. Kami terus berpagutan. Bang rudolf juga menambahkan sentuhan-sentuhan terhadap daerah sensitifku. Dimana perlakuan itu membuatku semakin tak tahan dan bergairah. Bahkan ciuman-ciuman kami terddengar begitu berisik, basah. Desahan-desahan pun tak mampu kutaha dari mulutku. Dahaga yang sekian lama kupendam akhirnya dapat kulepaskan di pagi hari yang cerah ini.

Saat hendak melangkah ketaha selanjutnya, bang rudolf sudah mengangkat setengah pakaianku untuk dibukanya, tanganku pun sudah terangkat untuk membantunya.

“mamaa,, ayaahh,,,” terdengar suara dante yang ternyata sudah keluar dari kamarnya. Sambil mnegucek matanya yang masih terlihat sayu.

Secara reflek tanganku langsung menurunkan pakaianku yang tadi sudah hampir terbuka. Lalu langsung berdiri menghampiri dante anakku. Untuk memeluknya dan sedikit menutupi keadaan suamiku yang sedang tegang tinggi. Sambil memberi isyarat pada bang rudolf untuk membalikan badanya sehingga tonjolanya tidak terlihat.

“dante sudah bangun,, sini peluk mama.” Aku mendekap dante dalam keadaan membungku dan merapatkan wajahnya kedadak untuk menutupi keadaan ayahnya. Namun dengan isengnya bang rudolf malah menusukan jarinya ke dalam kewanitaanku. Dalam keadaan membungkuk otomatis membuat kewanitaanku yang tanpa penutup apapun terpampang dihadapan bang rudolf.

“aaahhh.......” aku melenguh panjang dalam posisi yang sama dihadapan dante.

“mama kenapa ko teriak gitu??” tanya dante anakku.

“mama gpp ko dantee ouuhh..” jawabku yang sedang dalam keidengan suamiku.

“oh, mama masih nagntuk ya, itu masih nguappp.” Jawab dante.

“aahhhh, iyaa nak. Mama masih ngantuk ni dikit. Tapi dante udah bangun jadi mama harus urusin dante. Dante sekolahkan.”
Sambil bangun menggendong anakku dan membalikan badan ke arah bang rudolf dan memelototinya karena keisengannya tadi. Bang rudolf hanya tertawa kecil melihatku cemberut dan melotot.

“iya dante mau sekolah ma.” Kata dante

“ayah pulang semalam ya, ga akan pergi lagi kan yah? Dante kangen.” Lanjutnya

“iya ayah ga akan pergi lagi dante, ayah mau nemenin mama aja dirumah.” Jawab bang rudolf sambil mengelus wajah dante.

“kamu mandi gih nak, biar segar, biar langsung berangkat sekolah, biar cepet ketemu temen, biar mama sama ayah bisa lanjutin... awww” belum selesai dia berrucap aku sudah mencubit perutnya.

“yaudah yuk dante mandi, sini mama temenin.” Jawabku sambil masih mencubit perut bang rudolf yang masih saja tertawa kecil melihatku kesal.

Aku berjalan menuju kamar mandi belakang untuk memandikan dante.

“dante jangan lama-lama mandinya, kasian mamanya tanggung.” Teriak bang rudolf dari ruang makan.

Wajahku langsung memerah malu mendengarnya. Karena memang benar aku tanggung sekali. Awalupun dante belum mengerti aku tetap saja malu terhadap dante anakku.

Setelah memandikan dante dan beranjak menuju kamar. Aku lagi-lagi melewati bang rudolf yang masih berada di ruang makan sedang meminum kopi. Rupanya bang rudolf menyeduh kopinya sendiri saat aku sedang memandikan dante. Saat melewati bang rudolf, bang rudolf berdiri dan berbisik.

“habis selesai dengan dante dan dante berangkat sekolah. Kita lanjutin yang tanggung tadi sayang..”

Aku cemberut sekaligus senang bercamour kesal dan malu dengan kata-katanya. Tapi memang itu yang ingin aku lakukan. Segera menuntaskan ke tanggungan ini, rasanya tidak enak menggantung seperti ini. Aku ingin segera dipuaskan, segeraa. Makan dengan segera pula aku mempersiapkan dante untuk sekolah.

Tunggu aku bang rudolf, tunggu sebentar lagi.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Selamat pagi suhu-suhu, maaf menunggu.

Sebenernya Ane ga ada rencana update hari ini, karena emg dari pagi ga ada moodnya walaupun cerita udah nempel dikepala.

Cuma ga enak juga bikin para suhu jadi menunggu, ini ane tulisin barusan mudah-mudaha bisa dinikmati.
Maaf kalo-kalo ada typo.
Untuk update selanjutnya, ane ga bisa janjiin buru-buru, ane lagi berhadapan langsung sama skripsi soalnya. Jadi waktunya agak sulit, ditambah lagi ane yg moodyan. Jadi harap maklum. Tapi pasti ane usahakan, soalnya ane juga ga suka dibikin nunggu sama penulis cerita dilapak laen. Hehe

Sekali lagi terimakasih udah mau mampir dilapak ane. Saran dan masukan masih ane tunggu. Apa lagi cendolnya.
Selamat menikmati
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd