Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita kenikmatan birahi 4 sekawan

needlenbitch

Guru Semprot
Daftar
5 Nov 2014
Post
531
Like diterima
291
Bimabet
Diantara empat sekawan geng-ku
mungkin yang belum banyak
diketahui pembaca adalah Ratna, aku
memang belum sempat menuliskan
pengalaman-pengalaman kami
bersamanya. Ratna ini orangnya
paling kalem diantara kami, juga
paling pintar dalam pelajaran.
Dibanding kami bertiga yang masih
sendiri atau sering gonta-ganti pacar,
perjalanan cintanya adalah yang
paling mulus, cowoknya seorang
liberal sehingga sehingga
membiarkannya bebas bertualang
dengan cowok lain, asalkan hatinya
tetap untuknya, begitu kata cowoknya
yang juga pernah terlibat ML
denganku itu.
 
Dia mempunyai tubuh langsing
dengan payudara sedang, berambut
hitam sebahu. Wajahnya bersih serta
bermata bening dan berbibir indah,
membuat setiap pria terkesima oleh
pesonanya. Karena lebih banyak
menghabiskan waktu dengan
pacarnya, kebersamaannya denganku
lebih sedikit dibanding dua temanku
lainnya.
Hari itu kami rencananya akan
clubbing, sebelumnya aku harus
menjemput Ratna dulu di rumahnya
baru ke rumah Verna yang tidak
terlalu jauh dari sana, barulah
berangkat bareng dengan mobilnya
Verna. Aku sampai ke rumah Ratna
terlalu pagi agaknya, baru jam
setengah delapan malam. Setiba di
sana aku disambut mamanya yang
mengatakan kalau Ratna sedang
mandi, beliau mempersilakanku
langsung saja ke kamarnya di lantai
tiga.
 
"Hai, Ci, masuk aja dulu, gua belum
beres nih!" ajaknya saat membuka
pintu.
Jelas sekali dia baru mandi karena
rambutnya basah dan cuma memakai
handuk hijau yang melilit di
tubuhnya.
"Walah, lu baru mandi lu malam
gini!" kataku.
"Hehehe.. Tadi ketiduran lama abis
nonton film, ya sekalian isi tenaga
buat nanti lah!" jawabnya.
Dia duduk di ranjang dan
mengoleskan body lotion pada
pahanya, dipersilahkannya aku
duduk di sebelahnya. Kuperhatikan
tubuh montoknya yang cuma terbalut
handuk dengan kulit putih mulus,
kaki kanannya yang sedang diolesi
lotion ditekuk sehingga memancarkan
keindahannya.
"Ikutan Amway (salah satu usaha
MLM) lu Na? Bukannya biasa lu pake
Bodyshop?" tanyaku merujuk pada
body lotion itu.
"Nggak, itu saudara gua nawar-
nawarin terus sih, jadi aja gua beli
deh, lumayan mahal loh!"
"Bagus nggak tapi?"
"Ya gitulah, kata gua sih nggak beda
jauh, cuma bantuin saudara gua
nambah poin aja sih," jawabnya,
"Nih.. Coba aja sama lu sini!" seraya
menawarkannya padaku
 
Aku menjulurkan telapak tangan
menerima sedikit cairan itu, lantas
kuoleskan pada lengan dan betisku
yang terbuka karena saat itu
memakai celana jeans ketat
sepanjang lutut.
"Ci, bisa tolong gosokin ke punggung
sekalian nggak?" pintanya sambil
melepas handuk yang membelit
tubuhnya sehingga terlihatlah tubuh
telanjang dibaliknya.
Ratna merebahkan tubuhnya
tengkurap dan menaruh kepalanya
pada kedua lengannya yang dilipat.
Mulailah aku menggosok
punggungnya, perlahan sambil
memijat. Dia senyum-senyum kecil
sambil dan memuji pijatanku yang
katanya enak dan lembut.
"Eemmhh.. Enak Ci, kaya di salon aja,
lu emang bakat mijat deh!"
"Enak aja.. Gua disamain tukang
pijat, iihh!" kataku sambil menepuk
pelan pantat montoknya.
"Aw.. Genit ah lu, tepuk-tepuk pantat
segala" sambil tertawa cekikikan.
Mumpung tanganku sudah mendarat
di pantatnya dan cairan itu masih
tersisa sedikit ditanganku, akupun
sekalian memijati pantatnya.
"Disini sekalian dioles juga yah,
tanggung nih dikit lagi, sayang kan
mahal-mahal mubazir" saranku yang
lalu diiyakannya.
Ketika mengurut bongkahan
pantatnya terdengar olehku dia
mendesis pelan dan tubuhnya sedikit
bergetar. Melihat reaksinya, iseng-
iseng aku menyusupkan tanganku ke
paha dalam lalu merambat perlahan
ke pangkalnya.
"Oohh.. Ci!!" desisnya makin jelas
begitu daerah sensitif itu kusentuh.
 
Entah secara disadari atau tidak, dia
merenggangkan kedua pahanya
seolah minta lebih. Karena dia
menikmati yang kulakukan, akupun
mulai horny dan terdorong
meneruskan lebih jauh lagi.
Pinggiran vaginanya kuusapi dan
sedikit demi sedikit jari tengah dan
telunjukku mulai masuk ke lubang
kemaluannya. Jempolku kususupi ke
anusnya diiringi desahannya, oohh..!
Baik aku maupun dia makin
terangsang saja dengan suasana
seperti ini. Tanganku yang sudah
basah oleh body lotion jadi tambah
basah bercampur dengan air
kewanitaan Ratna. Sekitar sepuluh
menit jari-jariku bermain pada anus
dan vaginanya hingga akhirnya dia
menggelinjang dan mendesah
mencapai orgasmenya. Dua menit
kemudian dia bangkit duduk di
ranjang dan menatapku dengan
senyum manis.
"Ok, sekarang giliran lu Ci" katanya.
Akupun mulai melepas tank-top dan
BH-ku sehingga aku topless
sekarang.
"Wah, tambah seksi aja lu Ci"
sahutnya sambil memencet
payudaraku.
"Sama lu juga, pantesan si Samuel
betah sama lu" jawabku sambil balas
mencubit putingnya.
 
Kami saling meraba payudara, pelan-
pelan wajah kami semakin dekat,
hidungku bertemu hidungnya.
Hembusan nafas Ratna yang sudah
memburu terasa di wajahku.
Kulingkarkan tanganku pada lehernya
dan bibir kami mulai saling
mendekat hingga bertemu.
Aku mengeluarkan lidah menjilati
bibirnya, dia juga ikut mengeluarkan
lidahnya membalas perbuatanku.
Lidah kami menari-nari dalam mulut
pasangan masing-masing. Tangannya
yang lembut membelai punggungku
menimbulkan sensasi geli yang
nikmat. Demikian pula halnya
tanganku turut mengelus
punggungnya, sementara tangan
kananku meremas payudaranya
sambil memilin-milin putingnya,
puting itu makin mengeras karena
terus kumain-mainkan. Tanpa
melepas ciuman, kudorong tubuhku
de depan sehingga menindihnya.
Ciuman kami semakin hot seiring
dengan gairah yang makin membara
dalam diri kami. Suara-suara kecupan
bercampur dengan erangan tertahan
dan nafas kami yang makin menderu.
Tiba-tiba Ratna mendorong tubuhku
dan berguling ke samping, kini posisi
kami bertukar menjadi dia yang
menindihku. Tangannya dengan
sigap membuka sabukku dan
memerosotkan celanaku berserta
celana dalam dibaliknya. Aku turut
menggerakkan kakiku membantu
celana itu lepas dari tubuhku. Ratna
melemparkan celana dan celana
dalamku ke kursi rias yang tak jauh
dari sini. Kembali dia menindihku
hingga payudara kami saling
menghimpit. Setengah menit kami
berpelukan erat dengan mata saling
tatap, kemudian kurasakan suatu
gesekan pada bibir vaginaku yang
membuatku mendesah secara refleks.
Ternyata Ratna mengelus vaginaku
dengan pahanya. Aku membuka
pahaku lebih lebar agar klitorisku
juga merasakan belaian lembut itu.
Gesekan itu membuatku
menggelinjang, belum lagi sekarang
Ratna sudah mulai menciumi
telingaku. Hembusan nafas ditambah
permainan lidahnya pada lubang
dan daun telingaku
menghanyutkanku lebih dalam.
"Eemmhh.. Nana.. Mm!" desahku
dengan mata terpejam.
"Servis gua ok kan" katanya berbisik
di telingaku.
 
Ciumannya merambat turun ke
leherku, ssrr.. Lidahnya menyapu
telak leher jenjangku disusul gigitan
pelan dan cupangan yang
dilakukannya dengan lembut dan
mesra. Tangan kirinya menangkap
payudaraku dan meremasnya lembut,
jari-jarinya yang lentik menyentil-
nyentil putingku hingga membuatnya
makin tegang. Dari leher mulutnya
turun lagi ke dadaku, lidahnya
menjilati putingku yang kanan
sementara tangan kirinya tetap
memijat payudara kiriku.
"Terus Na.. Give me more!" kataku
sambil menekan kepalanya karena
tidak puas hanya dengan dijilati
saja.
Tubuhku bergetar hebat merasakan
payudaraku dikenyot dan diremas
olehnya.
Tangan kanannya kini bercokol di
kemaluanku menggantikan pahanya,
jarinya membelai lembut diantara
kerimbunan bulu-bulu kemaluanku.
Dua jari lainnya masuk ke dalam dan
mengelus-elus dinding vaginaku
sekaligus mencari klitorisku. Ketika
menemukan titik rangsangan itu,
semakin gencarlah dia memainkan
benda itu sehingga tubuhku makin
tak terkendali dengan mendesah dan
menggeliat-geliat. Butir-butir
keringat seperti embun sudah
membasahi dahiku dan wajahku
makin merah menandakan betapa
terangsangnya aku. Kugerakkan
tanganku ke bawah meraih
payudaranya dan meremasinya
sebagai respon perbuatannya.
Jilatan Ratna turun lagi ke pusar
yang dia jilati sebentar membuatku
tertawa kecil karena geli, kemudian
turun lagi mencapai vaginaku.
Diperhatikannya sejenak kemaluanku
sambil mengelus bulunya yang lebat.
Kedua jarinya membuka bibir
vaginaku sehingga udara dingin dari
AC menerpanya. Darahku makin
bergolak ketika dia mulai
membenamkan wajahnya ke daerah
itu. Aahh.. Desisku begitu lidahnya
menyentuh bibir vaginaku.
 
"Na.. Eenngghh.. Di situ.. Terus!" aku
menggeliat merasakan lidah Ratna
bergerak liar seperti ular merangsang
setiap titik peka pada vaginaku.
Sebagai seorang wanita, dia tahu
betul bagaimana memanjakan tubuh
wanita secara seksual.
Aku sungguh menikmati permainan
oralnya. Kedua pahaku merapat
mengapit kepalanya menahan rasa
geli. Otomatis pinggulku ikut
bergoyang akibat rangsangan itu,
Ratna memegangi pinggulku untuk
menahan guncangan agar tak terlalu
keras. Birahiku pun makin memuncak
yang berakibat tubuhku
menggelinjang hebat. Akhirnya
sebuah erangan panjang menandai
orgasmeku, tubuhku mengejang
dengan tangan kiri meremas
payudaraku sendiri dan tangan
kananku menekan kepalanya lebih
terbenam lagi di selangkanganku.
Aku merasakan vaginaku dihisap-
hisap kuat olehnya, melahap setiap
tetes cairan yang terus mengalir dari
sana.
"Oohh.. Nana.. Bitch.. Aahh.. Akh!"
erangku dengan mata merem-melek
sambil meremas rambutnya.
Lalu Ratna pun mengangkat wajahnya
dan kembali naik ke tubuhku, pada
mulutnya yang belepotan cairan
kewanitaanku itu tersungging sebuah
senyum.
"Love it?" tanyanya dekat wajahku.
Aku cuma mengangguk dengan nafas
masih kacau. Diciumnya bibirku dan
kubalas dengan tak kalah bernafsu.
Aroma vaginaku masih terasa tajam
pada mulutnya, kami ber-French kiss
sambil menikmati sisa-sisa cairan
kemaluanku.
Setelah tenagaku terkumpul aku
mencoba membalikkan tubuhnya
hingga dia telentang di sebelahku.
Kubelai rambut dan wajahnya sambil
mendekatkan wajahku padanya.
Putingnya yang terjepit diantara
jariku kupencet dan kuplintir
menyebabkan dia mendesah, saat
itulah aku mencium bibirnya yang
terbuka. Lidahnya kukulum dalam
mulutku sambil menggerayangi
payudaranya. Ratna menggeliat-geliat
saat lehernya merasakan jilatan dan
cupanganku, di saat yang sama
tanganku sibuk memilin-milin kedua
putingnya yang sudah keras. Dalam
keadaan birahi tinggi seperti itu
secara tidak sengaja, tangannya yang
tadinya cuma mengelus punggung,
tiba-tiba mencakarku.
 
"Aduh-duh.. Hati-hati dong Na, sakit
tau, udah tau kuku panjang gitu!"
protesku.
"Eehh.. Sory Ci, sory banget, habis
lagi tegangan tinggi sih, cuma lecet
dikit kan nggak akan berbekas!"
"Awas ya, gua bales nih!" puting
kanannya kugigit agak keras sambil
meremas payudaranya.
"Aakkhh.. Ci.. Pelan-pelan!" erangnya
dengan tubuh mengejang.
Erangannya justru membuatku makin
bergairah mengenyot kedua
payudaranya secara bergantian.
Selanjutnya aku mulai melakukan
mandi kucing terhadapnya. Leher
dan pundaknya kusapu dengan lidah,
kedua tangannya kurentangkan ke
atas sehingga aku bisa menjilati
ketiaknya yang bebas bulu.
"Oohh.. Ampun Ci.. Geli..!" desahnya
bercampur tawa kegelian, tubuhnya
pun terhentak-hentak.
Aku terus menjilati ke bagian dada,
perut, hingga sampai pada
kemaluannya. Bulu-bulunya agak
jarang, tidak selebat milikku, serta
bentuknya dicukur rapih. Tanpa
buang waktu lagi aku langsung
menjilati belahannya dan menggesek-
gesek klitorisnya dengan jariku,
perbuatanku ini spontan
membuatnya menggelinjang hebat.
"Aahh.. Gila.. Uuhh.. Uhh.. Disitu
enak Ci!" demikian desah Ratna.
Lidahku menyusup lebih dalam
menjilati dinding kemaluan dan
klitorisnya, semakin kujilat semakin
basah daerah itu. Klitorisnya
kutangkap dengan mulut dan kuhisap
sehingga pemiliknya makin
berkelejotan tak karuan.
"Ci.. Citra, udah.. Gua keluar!"
erangnya lebih panjang seiring
dengan mengejangnya tubuhnya.
Cairan yang keluar dari kemaluannya
semakin banyak serta merta kujilati
dengan nikmat.
 
Ratna kembali melemas sementara
aku masih saja menjilati tubuhnya
sampai 2-3 menit ke depan. Akhirnya
kamipun tergolek bersebelahan,
beristirahat sejenak dengan obrolan
dan canda ringan. Tiba-tiba HP Ratna
berbunyi.
"Iya-iya, ntar lagi kita berangkat kok..
Udah Citra dah datang dari tadi,
tunggu ya!" kata Ratna menjawab HP-
nya.
"Verna tuh, udah ngomel-ngomel, yuk
siap-siap!" katanya lagi setelah
menutup HP.
Kamipun bangun menuju kamar
mandi untuk membersihkan tubuh
dengan handuk basah. Ratna
berdandan dengan terburu-buru
sampai hampir lupa meresleting
bajunya.
"Ya ampun Na, dari tadi pintu nggak
dikunci yah, gimana kalo ada yang
kesini?" seruku ketika mau membuka
pintu.
"Ups, lupa.. Heheh.. Rasanya sih
nggak, cuma ada nyokap di bawah,
untung si Vina (adiknya) lagi keluar,
yuk let's go!" dia menarik lenganku
dan melangkah ke bawah dengan
cepat.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd