Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
Semua episode ny favorit :cim: pokonya siapa lawan mainnya selama suhu yang jd editor mah pasti da best :konak:
 
#SemprotOriginalContent

Sebulan berlalu dari pernikahan sepupu Donny di luar kota. Asep yg memiliki no HP ku masih menghubungiku lewat pesan singkat. Sering kali meminta foto sexyku saat di rumah. Aku pun kadang mengirimkannya. Tapi kadang Asep sedang birahi tinggi mengajak untuk video call untuk melihat tubuh sexyku sambil ia bermasturbasi. Aku juga kadang menuruti kemauannya apabila tidak terlalu capek dan sedang tidak sibuk. Jujur saja aku belum pernah video call sex dengam siapapun kecuali Asep.


Keadaan Papa kembali membaik walaupun tidak bisa beranjak dari kasurnya. Kak Ratna sekarang diberi kalung pusaka yg ia pakai untuk menjaga kesehatan papa. Konon pusaka ini lebih kuat dari yg sebelumnya sehingga persyaratannya lebih berat. Selama 90 hari kak Ratna harus satu atap dengan papa, tidak boleh keluar rumah sama sekali. Dan kak Ratna tidak boleh bersetubuh dengan siapa pun termasuk suaminya kak Jodi. Aku pikir kak Ratna akan uring-uringan menahan birahinya, tapi aku lihat dia berlaku biasa-biasa saja membuatku penasaran.

"Kak, kok kuat ga gituan sebulan?" Tanyaku ke kak Ratna. "Ssst.. rahasia ya Del. Syarat dari mbah Purwo itu yg ngga boleh adalah masukin kontol laki-laki ke memek kakak. Katanya biar ajian terakhir yg mbah Purwo masukin ke memek kakak ga terganggu" Ucapnya malu-malu. "Terus.. ya kalo lobang yg lain kan gapapa del. Hihi" wajahnya merah saat menyelesaikan ceritanya sambil menunjuk jarinya ke pantatnya. Jadi sebulan terakhir demi menjaga persyaratan pusaka Mbah Purwo, kak Ratna menuntaskan birahinya lewat anal sex.


"Klo pake punya mas Dinan, kakak selalu sampe mules udahannya Del. Dalem banget masuknya" kak Ratna masih saja cerita hingga detail. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Kak Ratna dengan kenakalan yang tidak pernah aku kira.

Ting.. Tong..

Bel rumah berbunyi. Kak Ratna langsung beranjak. Itu pasti tukang paket mengantar belanjaan ka Ratna. Karena ia tidak bisa keluar rumah kak Ratna jadi berbelanja lewat online shop terus. Aku lalu kembali masuk ke kamarku.

Akibat peristiwa banjir waktu itu aku bisa melihat efeknya terlihat sekarang. Beberpa furnitur dan tembok terlihat lebih lapuk dan kusam. Aku berpikir apa sepertinya saat ini paling tepat untuk merenovasi rumah ini. Aku sendiri sudah lupa kapan terakhir papa merenovasinya.

Aku teringat Wahyu, mantanku sebelum Doni. Setahuku dia sekarang punya usaha kontraktor rumah. Siapa tau aku bisa dapat harga miring kalo sama dia. Hihi. Aku pun menghubunginya dan mengajaknya bertemu di sebuah restauran.

Ketika akan pergi aku mendengar sayup-sayup desahan Kak Ratna di kamarnya. Duh bikin pengen aja pikirku. Pasti Mas Dinan tuh yg asik genjot lubang pantat kak Ratna. Tapi ketika aku keluar rumah aku melihat Mas Dinan sedang memotong rumput di halaman. Lalu Kak Ratna sedang bersetubuh dengan siapa? Kak Jodi kan sedang tidak di sini. Lalu aku melihat di luar pagar ada motor pengantar paket tanpa ada orangnya.

[HIDE]

Aku lalu menepuk jidatku sendiri. Itu pasti motor Pak Bowo yang mengantar paket untuk Kak Ratna. Dan pasti Pak Bowo juga yg lagi genjot kak Ratna di kamarnya saat ini. Beruntung sekali pak Bowo tiap mengantar paket di rumah ini bisa dapat aku atau kak Ratna. Apalagi situasi Kak Ratna yg sekarang ada pantangan keluar rumah, bisa lebih dari sekali per minggu ada antaran paket buat dirinya. Mantap memang pak Bowo bisa mengantar paket sekaligus unboxing yg nerima. Hihi.

==== Di Restauran ====

Aku menemui Wahyu yang sudah datang duluan. Sudah cukup lama kami tidak bertemu. "Wah Del, makin cantik aja kamu" puji Wahyu. "Nah, nyesel kan dulu mutusin aku! Sukurin" jawabku meledeknya. Dulu Wahyu yang mutusin aku karena aku ketauan selingkuh dengan teman kampusku. Padahal aku tidak serius selingkuh hanya hubungan sex biasa dengan partner yang berbeda. Tapi sepertinya Wahyu tidak terima karena aku selingkuh dengan cowo yg lebih jelek dan cupu dipergaulan di banding dia. Dia merasa lebih hina dari cowo itu. Memang ego laki-laki susah dilawan.

Akhirnya aku membahas rencanaku untuk renovasi rumah. Wahyu pun mencatat kebutuhan yang diperlukannya. Selama berdiskusi mata Wahyu sering kali memandangi dadaku. Seingatku memang ukuran dadaku lebih besar dibanding ketika berpacaran dengan Wahyu dulu. Mungkin dia jadi penasaran dengan ukuran dadaku yg sekarang. Hihi.


Wahyu telah mencorat-coret perkiraan biaya renovasi rumahku dan ternyata budgetnya di luar perkiraanku. "Gabisa kurang nih yu?" Negoku. Wahyu hanya tersenyum tanpa menjawab iya dan tidak. Aku lebih berani lagi untuk menegonya. Tanganku dibawah meja mengelus pahanya perlahan ke atas. "Gabisa harga mantan yu?" Ketika tanganku tepat berhenti di selangkangannya. Benar dugaanku penisnya sudah keras di balik celananya.

Wahyu tampak tenang dengan godaanku. "Kamu ga berubah ya dari dulu del" ucapnya sambil tersenyum tidak bisa membohongi dirinya senang menerima godaanku. "Ih mana kamu tahu aku berubah apa ngga. Dicoba aja belum" godaku lebih jauh sambil menekan dadaku ke lengannya.

"Kalo kamu kasih kurang, aku yg kasih lebih deh Yu" aku masih usaha nego mengurangi biaya renovasi. Terlihat Wahyu mencoba menghitung-hitung tapi dia sulit konsentrasi karena saat ini darahnya mengalir ke penis daripada ke otaknya. Hihi.

Aku berdiri lalu menariknya untuk mengikutiku. Aku membawanya ke toilet di belakang. Setelah masuk ke dalam aku angkat kaosku ke atas melihatkan dadaku yg masih terbungkus bra. "Nih biar kamu ga penasaran" ucapku. Wahyu langsung gemas meremas-remas dadaku. Braku di angkat sehingga pentil dadaku tereskpos. Aku menahan wajah wahyu yg ingin segera menjilati pentilku. "Eit.. ini aku kasih lebih tapi kamu kurangin ya. 10% kurang dari harga tadi ya?" Wahyu tidak lama berpikir langsung menyetujui dan lidahnya langsung bermain di pentil dadaku bergantian.

"Uuhh..sshhh..enak yu.." pelan-pelan ku berbisik menikmati rangsangan wahyu. 5 menit berlalu wahyu memainkan dadaku hingga ada bekas cupangannya di bawah dada kiriku. Kemudian wahyu membuka resletingnya dan mengeluarkan penisnya. Penis lama yg dulu sering mengisi hari-hariku selama kuliah. Ukurannya persis seperti milik Doni.

"Del isepin kontol gue, cepet!" Wahyu mulai tidak sabar. Aku duduk di atas toilet dan tanganku mulai menggenggam penisnya. 3cm jarak kepala penis Doni dengan mulutku aku menghentikan aktifitasku. "Kurangin 10% lagi ya? Deal?" Kali ini wahyu sempat berfikir dulu. Tapi lidahku mulai bermain di ujung penisnya. Membuat wahyu luluh dan setuju dengan penawaran negoku. Kini perlahan penis Wahyu masuk ke mulutku. Tidak tanggung-tanggung Wahyu langsung menekan pinggulnya dalam-dalam membuatku sedikit tersedak.

Lalu aku mulai mengocok penisnya di mulutku sambil tanganku memainkan buah pelirnya. "Aahhh..haaa..hmmm" Wahyu menikmati tiap lidahku menari-nari di batang penisnya. Aku pun merasakan vaginaku sudah lembab dan ingin segera disodok penis.

"Wahyu mau yg lebih lagi?" Ucapku sambil mengangkat rokku memperlihatkan celana dalamku yg ada bagian basahnya. "Tapii.." belum sempat aku menyelesaikan bicaraku Wahyu sudah tau apa yg akan aku ucapkan. "Gini deh Del. Aku ga ambil untung sama sekali di projek ini. Tapi selama projek ini jalan aku bisa pake kamu kapanku aku mau" kini aku yg belum siap menerima penawaran balik dari Wahyu. Tapi vaginaku sudah berkedut-kedut untuk minta disodok penis segera.

"Deal!" Ucapku diiringi tanganku membuka seluruh celana dalamku. Wahyu lalu berlutut dan mengarahku wajahnya ke selangkanganku. Aku kini sedang duduk di toilet dengan kaki mengangkang dan ada Wahyu yg berlutut menjilati vaginaku dengan bernafsu. Tanganku menjambak rambut Wahyu sambil menahan desahanku agar tidak terdengar keluar.

Wahyu lalu berdiri memintaku berdiri menghadap pintu toilet dan membungkukkan tubuhku ke depan. Wahyu lalu perlahan mengarahkan penisnya masuk ke vaginaku. "Sleeeeeep..uuuuhhhgghh" aku menggigit bibir bawahku menahan kenikmatan saat penis wahyu masuk seutuhnya ke vaginaku.


"Anjing.. tetep enak nih memek" Wahyu tidak bisa membantah perasaannya saat ini. Mungkin kembali ia menyesali pernah memutuskan hubungan pacaran kami. Pinggulnya mulai maju mundur mulai dari rpm rendah hingga tempo cepat. "Aah..aaah..aaah..aaah" aku sudah sangat sulit menahan suaraku agar tidak keluar.

"Del.. aku mau keluar" ucapnya. "Bareng Yu.. keluarin di dalem.. aku juga hampir keluar" aku ikut menggerakan pantatku agar sama-sama mencapai klimaks. Tangan wahyu menahan pinggulku. Penisnya di tancap dalam-dalam. "Crooott..crooot..crooot." spermanya meledak di vaginaku bersamaan dengan orgasme yg kurasakan. Kami sama-sama terdiam menahan posisi saat kami sama-sama berada di langit ke 7 menikmati klimaks.

Setelah nyawa kami kembali. Kami lalu segera merapikan pakaian. "Gimana Yu, aku berubah ga?" Tanyaku. "Berubah jadi lebih enak Del" pujinya kepadaku. Mungkin karena efek pill Nigeria yg membuat vaginaku sempit terus. Kemudian kami kembali ke meja kami. Akhirnya Wahyu sepakat budgetnya hanya 65% dari penawaran awalnya. Dia bilang itu harga bahan dan biaya tukang jadi ga mungkin bisa ia kurangin lagi.

"Tapi kalo tukangnya mau deal yg sama kaya kamu tadi, berarti bisa lebih murah lagi kan?" Tanyaku tanpa ragu kepada Wahyu yg membuat dia geleng-geleng kepala tapi juga ereksi kembali membayangkan aku dipakai oleh tukang-tukangnya. "Kamu aja sendiri yang nego kalo berani" Wahyu menantangku.

Setelah negosiasi selesai Wahyu pun mengantarku pulang. Di jalan kami bertukar cerita karena sudah lama tidak bertemu. Wahyu saat ini tidak punya pacar karena sibuk bekerja. Dia lebih mencari cinta semalam lewat aplikasi kencan online. "Siapa tuh? Novi bukan sih?" Saat wahyu menghentikan mobilnya di depan pagar rumahku dimana ada sesosok wanita disana.

"Nov ngapain kesini? Kok ga ngabarin dulu?" Tanyaku ke Novi. Wajahnya terlihat gusar. Sepertinya ia sedang butuh teman bercerita. "Wahyu? Kok kalian?" Novi pun terlihat bingung melihat Wahyu yg ia kenal mantantku saat kuliah mengantarku pulang. Kami bertiga sudah saling mengenal saat di kampus dulu. Aku pun menjelaskan ke Novi proyek yg aku tawarin ke Wahyu bukan urusan CLBK. "Kirain si Wahyu abis ngemis-ngemis nyesel mutusin kamu" ejek Novi ke Wahyu.

"Mau mampir dulu Yu?" Tanyaku ke Wahyu. "Ah gamau ah, nanti kalian berdua perkosa aku" jawab Wahyu. "Yee.. masih inget aja.. itu dulu si Novi yg penasaran ngewe ga satu lawan satu" ucapku meledek Novi. Saat pacaran dulu dengan Wahyu, kami sempat melakukan threesome dengan Novi. "Yee.. paling kalo sekarang udah ga kuat lu mainnya.. ketuaan.. weeek!" Ledek Novi ke Wahyu. "So tau lu, tanya si Della aja barusan, masih enak ga gw mainnya?" Wahyu balas jawab ledekan Novi. "Lah, katanya urusan proyek Del?" Novi jadi bingung. "Kalo sama Si Wahyu ujung-ujungnya selangkangan juga Nov, namanya juga penjahat kelamin!" Ledekku ke Wahyu yg disambut ketawa kami bertiga.

Setelah itu Wahyu pun pamit meninggalkan aku dan Novi. Setelah sampai di kamarku, Novi mulai bercerita. Ternyata ia gusar dengan pekerjaannya dengan Om Iwan. Posisinya yg mengurusi Vendor mulai kewalahan karena vendor-vendor harus diservis tubuh Novi agar pekerjaannya ontime. Awalnya Novi hanya menservise petinggi di vendornya. Lama-lama Novi harus di gangbang oleh tukang jait dan sablon di vendornya. Awalnya sesekali Novi masih menikmati, tapi belakangan hampir tiap minggu dia harus digangbang di tempat vendornya.

Novi sudah lapor Om Iwan namun Om Iwan justru meminta Novi bersabar dan melakukan apapun demi kelancaran usahanya. Novi pun mulai memikirkan untuk pindah pekerjaan. "Nov ini pake pill ini. Aku dapet ini dari kenalanku. Minimal satu masalah lo selesai. Memek lo bisa rapet lagi. Terbukti!" Ucapku memberikan sebutir pill Nigeria pemberian Wilfred. Tapi aku enggan memberi tahu efek sampingnya yg membuatnya horny ke Novi. Hihi. "Dari cerita gw tadi yg lo pikirin cuma memek gw ya? Hahaha. Bener-bener otaku lu di selangkangan Del" ledeknya tapi tetap mengambil pill dan langsung menelannya.

Kami pun ngobrol-ngobrol karena sudah lama tidak bertemu. Terakhir ketemu Novi adalah adalah di kantornya waktu aku minta tolong Om Iwan mencarikan pekerjaan. Sambil ngobrol aku bisa lihat Novi sedikit gelisah. Tangannya kadang curi-curi meremas dadanya atau mengelus selangkangannya. "Btw Del, pembantu lo yg kontolnya enak itu masih kerja disini?" Tanya Novi tiba-tiba. "Mas Dinan maksud lo? Masih lah. Gimana ga betah kerja sama gw? Hahaha" Novi mengerti maksud perkataanku.

"Gerah juga ni kamar, gw keluar dululah cari angin" ucap Novi. Padadahal ni kamar cukup dingin berAC. Tapi kuyakin efek pill nya mulai bekerja di Novi. 'Drrrtt..drrrtt..drrttt' HP ku bergetar ada call dari Asep. Paling lagi sange lagi tuh anak minta video call sex. Tapi kuat juga kuotanya, beli pulsa terus, duit darimana si Asep. Aku tidak habis pikir kalo laki-laki udah nafsu apapun pasti dilakuin sama mereka. Haha.

"Gw di kamar ya Nov, ada telepon penting bentar" ucapku saat Novi beranjak pergi keluar kamarku. Aku pun mengangkat telepon Asep. Dan sudah tidak kaget langsung melihat gambar tititnya di layar HP ku. "Sep, kan malem kemarin udah?" Tanyaku. "Gapapa kak, Asep lagi pengen banget. Suka pusing kalo ga dituntasin, hehe" jawabnya.


Aku pun mulai berpose sexy untuk Asep. "Sep, kok kamu bisa beli kuota terus sih? Uangnya darimana? Ga nyuri kan?" Tanyaku ke Asep. "Emm.. kaka jangan marah ya" ucap Asep ragu. "Asep dapet uangnya dari jualin rekaman vcs kita ke temen sekolah Asep" jawab Asep jujur. Woalah ternyata itu alasan Asep belakangan ini sudah tidak pernah kehabisan kuotanya lagi. "Ih Asep nakal.. badan kakak kamu jualin" aku pura-pura ngambek ke Asep. Padahal dalam hatiku nafsuku meningkat membayangkan anak-anak SMA di kampungnya Asep bermasturbasi lewat videoku. Hihi.

15 menitan aku bervideo call sex dengan Asep hingga sperma Asep belepotan disana, akupun menyadari Novi belum kembali. Aku menggunakan pakaianku kembali lalu berjalan kelua kamar. Lampu banyak yg sudah mati, sepertinya kak Ratna sudah tidur. Aku berjalan menyusuri ke arah kamar Mas Dinan dan hanya ruangannya lah yg lampunya masih menyala.

Aku hampiri kamarnya hingga cukup dekat. Terpampanglah dengan jelas apa yg terjadi di kamar Mas Dinan. Novi sedang duduk di selangkangan mas Dinan yg sedang terlentang di kasurnya. Ya Novi sedang menikmati genjotan penis Mas Dinan. Kedua tangan Mas Dinan meremas-remas dada Novi yg sudah terpampang jelas menantang.


Aku enggan mengganggu mereka. Biar saja penis mas Dinan bisa menghibur Novi yg sedang galau karir. Aku segera kembali ke kamarku untuk beristirahat karena besok aku harus kembali ke kantor.

=== Di Kantor ===

Pagi ini Mba Sovie memanggilku ke ruangannya. "Del, hari ini akan ada meeting dengan distributor baru. Kalo deal, nominalnya besar dan kontraknya panjang. Aku butuh bantuan kamu." Ucap Mba Sovie kepadaku. Tanpa dijelaskan bantuannya apa tentu aku sudah tahu apa yg dibutuhkan perusahaan ini dari diriku. "Aku kasih kamu bonus uang dan tambahan cuti 7 hari kalo dealnya berjalan mulus" Mba Sovie menawarkan bonus dari tugas ini yg membuatku bersemangat.

Aku mengirim pesan ke Novi jangan segan kalo mau istirahat di rumahku karena tadi pagi ketika aku berangkat ke kantor aku belum melihat Novi kembali dari kamar Mas Dinan. Tapi tidak ada balasan.

Aku dan Mba Sovie berangkat berempat dengan supir kantor dan dua tim sales menuju kantor distributor. Meeting terlihat lancar sesuai rencana, lalu setelah setengah jam dengan tim distributor, Mba Sovie mengajak aku untuk ikut meeting terpisah dengan para pimpinan distributor. Kami berpamitan dan meeting pun dilanjutkan antar tim sales kami dan tim koordinasi dari distributor.

Aku dan Mba sovie kini berada di tengah ruangan direksi bersama 4 orang direksi kantor ini. Usianya aku yakin di atas 50an semua. "Aku kira Mba Sovie akan sendiri kesininya?" Tanya salah satu dari mereka. "Ya Pak Charlie, perusahaan kita pasti over deliver pak. Tapi kalo bisa kontrak pertama langsung 2 tahun ya pak." Ucap mba sovie yg ternyata menjadikan aku bahan negosiasi kontrak. "Waah.. kita ga bisa janjiin itu Mba Sovie. Sesuai meeting terakhir dan peraturan di perusahaaan ini kita gabisa lebih dari 1 tahun" ucap salah satu direksi yg lain.

"Yakin pak Gunawan gamau ketemu kita 2 tahun kedepan?" Mba Sovie lalu mengedipkan mata memberi kode kepadaku. Lalu kami berdiri di tengah mereka dan dengan perlahan membuka baju kami satu per satu. Keempat bapak-bapak direksi ini semua tertegun memandangi kami menelanjangi tubuh kami. "Waah.. anak buahnya Mba Sovie bodynya ga kalah semok" ucap pak Willy sambil tangannya meraba perut hingga ke pantatku.

Mba Sovie kemudian menarik pak Gunawan dan Pak Charlie ke sofa. Aku ditinggal bersama Pak Willy dan Pak Jefry yg tanganya mulai meraba-raba tubuhku. Aku mendesah-desah ketika tangan mereka memainkan dada, pantat dan vaginaku bersamaan. Aku mendesah lebih kencang dari biasanya untuk memancing gairah kedua bapak tua ini.

Di sofa aku bisa melihat Mba Sovie berlutut bergantian mengoral penis Pak Gunawan dan Pak Charlie. Kini aku merasakan jilatan di dadaku oleh pake Jefry. Pak willy menarik wajahku untuk mencium bibirnya. Jari pak Jefry menggosok-gosok vaginaku dari luar membuatku kegelian.

Dadaku kini berlumuran ludah kedua bapak itu. Pentilku digigit-gigit kecil membuatku semakin tinggi. Entah jari tangan siapa yg mulai memasukan kedua jarinya keluar masuk vaginaku. Aku sudah merem melek menikmati kedua rangsangan kedua direksi ini.

"Ugghh.. pak.. enaakk.. ehhmm.." aku hanya megap-megap ketika lidah pak Jefry bermain di vaginaku. Pak willy sudah tidak tahan lalu membuka celananya. 'Tuing' penisnya nongol. Sial penisnya tidak besar membuatku sedikit turn off. Pak willy lalu mengarahkan penisnya ke wajahku. Demi deal perusahaan aku jilati kepala penisnya dan mulai mengoralnya.

"Aaahh.. Dela sampee.. paaakhh.. aaah" jilatan Pak jefry di vaginaku mengantarkanku mendapat klimaks. Pak Jefry dengan telaten menyeruput cairan cintaku yg membuatku berdesir antara geli tapi nikmat. Setelah itu pak Jefry pun mengeluarkan penisnya dari dalam celananya.

'Tuing' Sial penisnya tidak lebih besar dari milik pak Willy yg kini ada di mulutku. Lalu aku melirik ke arah mba Sovie yg sedang mengocok penis pak Gunawan dan Pak Charlie. Sial sepertinya Mba Sovie sudah tau ukuran penis keempat bapak direksi ini. Pantas saja dia segera menarik pak Gunawan dan Pak Charlie, itu karena Mba Sovie sudah tau ukuran penisnya tidak sekecil dua penis yg bermain denganku saat ini.

Aku sedikit kode melotot ke arah Mba Sovie dan sepertinya pesan telepatiku sampai ke Mba sovie yg terlihat menahan tawanya melihat aku dikerjai 2 penis kecil.

Pak Jefry mulai menekan penisnya masuk kedalam vaginaku. Untuk saja pill Nigeria membuat vaginaku lebih rapat jadi penis sekecil pak Jefry bisa menikmati vaginaku dan aku pun bisa merasakan nikmatnya sodokan penisnya. Kini dengan posisi terlentang vagina dan mulutku digenjot 2 penis bersamaan.


Dadaku bergerak-gerak mengikuti sodokan penis Pak jefry di vaginaku. Tangan keduanya tidak berhenti meremas-remas kedua dadaku sambil menikmati penisnya keluar masuk mulut dan vaginaku. "Del.. bapak mau keluar.." ucap pak jefry yg segera melepas penisnya dari vaginaku lalu memindahkan posisinya mendekat ke arah wajahku.

Penis pak Willy aku lepaskan dan berpindah mengoral penis pak jefry. Aku sedot sebentar lalu 'Crooot..crooot..crooot' sperma pak Jefry keluar di dalam mulutku masuk ke dalam tenggorokanku. Aku jilati penis mungilnya hingga bersih. Bisa terlihat wajah pak jefry sangat puas menerima service ku.

Kini gantian pak willy naik di atas tubuhku. Tubuh buncitnya menekan perutku yg membuatnya kesulitan memasukan penis mungilnya. Aku sekuat tenaga menahan tawaku agar pak willy tidak tersinggung. Akhirnya aku berinisiatif merubah posisiku untuk menduduki penisnya. Kini pak willy duduk di bangku dan aku memunggunginya sambil mengarahkan penisnya ke vaginaku.

Dengan posisi resverse cowgirl penis pak willy bisa merasakan kehangatan vaginaku. Sementara itu di sofa aku melihat pak Gunawan sudah menembakan spermanya di dalam vagina Mba sovie. Tetesan sperma keluar meleleh dari vagina Mba Sovie. Kini pak Charlie membalik tubuh Mba sovie dan bersiap memasukan penisnya dengan posisi doggystyle.

Disitu aku iri dengan kenikmatan Mba sovie yg mendapat penis yg ukurannya lebih baik dari yg kunikmati sekarang. "Uughh..aahh..ahhh.." suara pak willy keluar dari mulutnya setiap aku menghentakan pantatku agar membenamkan penisnya sedalam mungkin di vaginaku. Tiba-tiba tangan pak willy menggenggam kedua pinggulku seperti menahan agar tubuhku terus menekan penisnya dalam-dalam.

"Dela..bapak keluarr...'crooot..crooot..croooot'" sperma pak willy menembak deras di vaginaku. Aku bisa merasakan hangat di bagian selangkanganku. Walaupun selangnya kecil ternyata airnya bisa deres juga. Hihi.

Dua penis berhasil klimaks di tubuhku tapi aku belum mendapat klimaks kecuali dari permainan lidah pak jefry ketika forplay. Jujur aku membutuhkan klimaks dari penis saat ini. Setelah aku melepaskan penis pak willy. Aku berjalan ke arah Gunawan. Pak Gunawan tersenyum menyambut kedatanganku.

Aku tahu pak Gunawan telah klimaks di vagina mba Sovie, tapi apa salahnya jika aku mencoba membangunkannya kembali. Tanpa minta izin aku menggenggam dan mengelus batang penis pak gunawan. Aku merasakan ada respon dari rangsanganku. Aku masukan kepala penis pak Gunawan ke mulutku. Lidahku memainkan kepala penisnya. 'Slrpp..sllrppp..slrppp'

"Aaaarhh..ahhhhh..aahhhhh.." aku mendengar suara erangan Mba sovie dan Pak Charlie bersamaan sepertinya mereka klimaks secara bersamaan. Wajah kepuasan mba Sovie terpancar jelas. Aku pun semakin semangat mengejar klimaksku. Selain hisapan aku juga mengocok-ngocok batang penis pak Gunawan sampai aku yakin batang penisnya sudah kembali siap menyetubuhi vaginaku. Aku pun kemudian memposisikan tubuhku mengangangkangi penis pak gunawan untuk siap disetubuhinya.

"Tunggu Del.. bapak penasaran sama pantat kamu" ucap pak gunawan menahan tubuhku agar tidak segera menduduki penisnya. "Ehm.. aku belum pernah pak" ucapku berbohong kepada pak Gunawan. "Uhh..bapak tambah semangat justru kalo kamu belum pernah del" wajahnya sudah berimajinasi menikmati lubang pantatku. "Emm.. Dela kasih.. tapi kontraknya 2 tahun ya pak?" Entah bagimana aku merasa ini peluangku untuk berhasil mendapatkan Deal yg lebih besar.

Pak Gunawan lalu mendorongku untuk berbincang dengan ketiga teman lainnya. Mba sovie mendekatiku "Kamu emang karyawan paling pinter, kalo trik ini berhasil saya naikin gaji kamu" bisiknya perlahan agar tidak terdengar keempat bapak direksi.

Pak Gunawan kembali dari rapat singkatnya lalu menjulurkan tangannya ke Mba sovie. "Deal!" Mereka bersalaman. Aku pun tersenyum lebar. Pak Gunawan lalu menarik tubuhku ke sofa lalu memposisikan tubuhku membungkuk. Pak gunawan lalu meludahi lubang pantatku. Terasa dingin dan geli-geli membuatku mendesah panjang.

"Tahan ya Del.." ucap pak gunawan mewanti-wanti. Aku harus melanjutkan acting polosku. Perlahan penis pak gunawan masuk ke dalam lubang pantatku. "Uuuuhh..sempitt.. ngempot banget" ucap pak gunawan ketika seluruh penisnya masuk. Aku sendiri puas menikmati penis ukuran normal di dalam tubuhku. Hihi.


"Pelan-pelan ya pak.. perih" ucapku menjaga kepolosanku. Pak Charlie sepertinya tertarik dengan eranganku, kini ia berdiri disamping sofa sambil meraba penisnya agar bangkit kembali. Pak Gunawan mulai memaju mundurkan pinggulnya. Walaupun ini bukan anal pertamaku tapi aku akui ada rasa enak yg berbeda antara disetubuhi di vagina dan di pantat.

Pak gunawan semakin kencang memompa penisnya. Tangan pak Charli meraba vaginaku dan kedua jarinya memainkan clitorisku membuatku kewalahan menerima rangsangan bertubi-tubi. "Aaaahh..aaah.. jangan berhenti..ahahh" aku tidak bisa menahan volume suaraku ingin mencapai klimaks.

"Dela.. tahaan.. bapak keluar..'crooot..crooot..crooot'" penis pak gunawan memuntahkan isinya di dalam pantatku. Aku bisa merasakan hangatnya menampung sperma pak gunawan disana. Tangan pak Charlie dilepas dari vaginaku. Lalu pak gunawan melepaskan penisnya bergantian dengan pak charlie. Tapi pak Charlie lebih semangat menggenjot vaginaku. Dengan tidak mengubah posisiku yg menungging di sofa, pak charlie langsung menggenjotku dengan tempo cepat.

Sperma pak Gunawan menetes keluar dari pantatku melumeri penis pak charlie yg keluar masuk vaginaku. "Delaa.. sampeee... aaaah.." tubuhku begetar hebat saat aku mencapai klimaks dengan penis pak Charlie yg terus menghujam penisnya hingga ke ujung rahimku. Aku bagaikan kehilangan kesadaran sesaat hingga aku kembali sadar ketika pak charlie meminta aku berbalik badan.

Kini aku tidur terlentang di sofa. Pak Charlie dengan penis bengkoknya menggenjot vaginaku kembali dengan tempo cepat. Kagum aku dengan kekuatannya dibanding ketiga bapak lainnya yg seusia dengan dia. Aku melihat keujung ruangan ternyata Mba sovie sedang mengoral penis mungil pak Willy dan Jefry.

"Bapak..enaaakk..dela..sukaa..mau teruss.." ucapku terpatah-patah menikmati hujaman penis pak Charlie. "Dela boleh mampir kalo lagi pengen" ucap pak Charlie membanggakan permainnya. 'Plaak..plaak..plaaak' ruangan ini hanya terdengar suara kulit bertabrakan dan desahan.

"Dela.. bapak mau keluar.." ucap pak charlie semakin cepat menggerakan pinggulnya. "Bareng pak.. dikit lagi.. dela juga" gila memang pikirku. Pak charlie bisa membuatku orgasme dua kali.

"Crooot..croot..croot' spermanya tumpah banyak di vaginaku bersamaan dengan aku yg mencapai klimaks. Pak Charlie ambruk memeluk tubuhku tanpa melepaskan penisnya di vaginaku.

Aku mengintip ke arah Mba Sovie. Ternyata Pak Willy dan Pak jefry memuntahkan spermanya di wajah Mba sovie hingga belepotan.


[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Om mas dinan nya kadi jagoan dong..jangan jadi figuran hehe hidup mas dinan
 
Bimabet
gawat, bisa kena harga produksi doang nih kalo nego2 project sama Dela ahaha..
kayaknya pil nigeria jadi senjata Dela buat dapetin jajanan yg lebih variatif..
makasih suhu updatenya..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd