Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cinta atau Nafsu? (Paman dan Keponakan)

Part VI (Jessica x Camila) - Hadiah atau Masalah
Genre : Threesome, Lesbian, Bisexual, Cheating


Timeline : Dua hari setelah part sebelumnya

Adimas's POV
________________________________

'Mila tau kalau sampai kapan pun, Mila gaakan betul-betul bisa milikin Om Dimas.. tapi, untuk saat ini, sebelum Jessica dateng, Mila mau kasih semua yang Mila punya untuk Om'

Kata-kata Mila dua hari lalu terngiang-ngiang dalam benakku. Sudah dua hari berlalu saat terakhir Mila ke apartemenku. Saat lahirnya Mila yang baru dalam hidupku. Mila keponakanku yang super seksi, menggairahkan, binal dan sangat nakal. Kata-katanya hanya dapat kubalas dengan ciuman, sesungguhnya aku tidak tau harus merespon apa, aku sungguh ingin terus memeluknya, menciumnya dengan mesra, dan tentunya merasakan sensasi jepitan vagina serta rasa tindihan payudaranya yang lembut dan kenyal diwajahku, namun saat itu Aku hanya bisa melepasnya tanpa menjanjikan apa-apa.

Pekerjaanku sedikit terganggu, kututup laptopku dan mencoba menyeduh kopi, berharap bisa lebih fokus dan sedikit melupakan kegilaan yang terjadi dalam hidupku akhir pekan ini.

'DING DONG'

Suara bel apartemenku berbunyi. Siapa yang datang malam-malam begini fikirku. Melalui celah intip di pintu, kulihat Mila disitu!. Kaget sekaligus sangat senang, aku segera membuka pintu.

Mila hanya diam, aku menarik tangannya lembut duduk disofaku.

"Om Dimas, Mila boleh menginap malam ini?"

Deg. Jantungku serasa berdentum. "Nginep? serius Mila?"

Mila menggeser duduknya mendekatiku, dapat kuhirup wangi shamponya yang halus dan manis, Ia menggunakan atasan tipis, payudaranya menempel tanganku. Badanku seperti sudah mengenal sensasi sentuhan tubuh Mila, penisku otomatis langsung bersiap memberontak. Wajah kami sangat dekat hingga dapat kurasakan nafasnya.

"Iya Om Dimas.." Jawab Mila malu-malu.

Aku hanya mengangguk, meski dalam hatiku aku sangat senang dengan rencana ini, aku terpaku dengan wanita dihadapanku, gadis muda ini keponakanku sendiri. Aku memang tau Mila cantik, namun baru kali ini aku melihatnya sangat sangat cantik, seperti mahakarya lukisan indah bidadari dari tangan seorang pencipta yang agung.

Aku dapat merasakan nafasnya didekatku, kutelusuri lekukan-lekukan indah wajah dan tubuhnya. Mata yang indah, hidung yang cantik, rambutnya yang hitam terurai indah, kulit yang putih mulus dengan setitik tahilalat pemanis di atas dadanya, kulitnya kontras dengan top chiffon tipis berwarna hitam yang ia kenakan. Membentuk indah lekuk payudaranya yang bulat dan besar.

"Om Dimas. Om lagi sibuk gak?" Mila tersenyum, mengaburkan pikiranku yang sudah kemana-mana. "Eh, enggak sih Mila, kerjaan hari ini udah kelar, besok juga weekend jadi santai".

"Mila ada sesuatu buat Om". Kemudian Mila berdiri, membawa sebuah paperbag berwarna hitam pink dengan nama brand yang tidak kukenal, sepertinya khusus wanita. Mila melewatiku sambil tersenyum penuh rahasia.

Aku menunggu di sofa dengan hati bertanya-tanya. Bawa apasih Mila?

Kemudian, di pintu kamarku, Mila bersandar, yang membuatku ternganga, nafasku tercekat.

Mila bersandar di pintu kamarku dengan menggunakan kimono hitam tipis yang didalamnya...Mila menggunakan lingerie berwarna hitam yang sangat, sangat seksi. Bentuk lingerie itu, dengan tali brukat yang melingkari payudaranya, dari dua lubang brukat itu menyembul dua payudara besar mulus Mila dengan pentilnya yang berwarna pink, sangat menggoda untuk dijilat. Perut dan punggungnya hanya ditutupi brukat tipis transparan dengan potongan di selangkangan, serta lubang pada bagian vagina Mila. Dapat kulihat garis vagina tembemnya yang putih botak dengan bulu-bulu halus diatasnya. Dan yang menambah nilai keseksian Mila yang sudah 100 adalah stoking hitam jaring-jaring besar yang membalut kakinya dari paha putih mulusnya. Wanita ini sungguh mulus dan seksi dari ujung rambut hingga kaki, pikirku.

Aku menelan ludah. Wajah cantik Mila terlihat malu-malu namun Ia terus bergerak, mencoba berpose walaupun terlihat kaku, payudaranya berguncang pada tiap gerakannya, membuat penisku kini benar-benar ingin menerobos keluar celana pendek yang kugunakan.

Mila berjalan ke arahku, dilepaskannya kimono transparan itu, kini Mila hanya menggunakan balutan minim kain lingerie seksi tersebut.

"Ah..." belum disentuh Mila rasanya aku sudah habis nafas. Aku hanya masih duduk manis di sofaku, menikmati tiap detik elok lenggokan pinggul, pantat dan guncangan payudara Mila yang berjalan ke arahku.

Mila berdiri dihadapanku, dua payudara indah itu sejajar dengan wajahku, kemudian tanpa aba-aba Mila bekap wajahku dalam payudaranya. Kuhirup aroma payudara itu, kurasakan sensasi kelembutan dua balon besar yang kenyal dan indah. Inikah sekelebat surga. Mila memegang payudaranya, mengarahkan pentilnya ke mulutku, kuhisap pentil payudara itu dengan kuat. "Aah...yeahs Om.." Mila mendesah. Dicabutnya dan digantinya dengan payudara sebelahnya, diulanginya terus menerus diselingi menampar-nampar lembut wajahku dengan payudaranya yang sangat montok. Aku menikmati tiap-tiap hal yang Mila lakukan padaku, meski hal ini kemarin sangat membingungkanku, namun hari ini aku merasa ini adalah hadiah yang luar biasa untukku. "Slep..mmh.." Kukenyoti dan kulumat pentil payudara Mila yang sudah tegang sambil kuremas-remas kuat pantatnya yang mulus, bongkahan bulat yang dibatasi tali dibelahannya.

Kemudian Mila berdiri, matanya sayu menatapku penuh nafsu, ia menggigit bibirnya, kebiasaan yang membuatku menggila. Selanjutnya Mila berbalik badan, rukuk dengan mengangkang membelakangiku, memperlihatkan pantatnya yang besar dan mulus dan rekahan memeknya yang berwarna pink yang mengkilap oleh lendir. Mila menoleh kebelakang, tersenyum, manis sekali.

Mila kemudian menempelkan pantat dan vaginanya diatas penisku, sengaja ia gesek gesekkan perlahan. Penisku terasa di'uleg' oleh bongkahan pantat besar yang mulus, tentunya penisku sudah tegang dan keras maksimal didalam celanaku. Mila seolah menikmati sendiri gesekan-gesekan penisku yang telah mengeras pada vaginanya. "Aah...mmhh...kontol Om..enak banget padahal belum Mila masukin...uhh.."

Kuelus-elus pantat Mila sambil menikmati sensasi luar biasa ini. Namun tiba-tiba,

"Adimas?!", Jessica berdiri menatapku dan Mila didepan pintu masuk. Ia melongo melihat apa yang ada dihadapannya.

Serasa disambar petir dimalam hari, tubuhku kaku, tunanganku melihatku sedang memangku keponakanku-yang tentu saja Jessica kenal, menggunakan lingerie seksi, sedang menggesek-gesekkan vaginanya ke penis tunangannya.

Aku hanya berharap menghilang dari bumi saat itu juga.

"Jess...aku... bisa jelasin", hanya itu yang dapat keluar dari mulutku, namun aku tetap terpaku.

Aku tidak dapat melihat ekspresi Mila, dia hanya diam dan masih menduduki penisku.
Dahi Jessica berkerut, sedikit melotot dan masih shock dengan yang dia lihat. Rasanya waktu berjalan sangat lambat hingga kemudian Jessica mundur selangkah, berbalik badan menuju pintu dan menutupnya.

Jessica berjalan ke arahku dan Mila. Masih dengan alis berkerut Ia mendatangiku, sambil menatap ke arah Mila. 'Yatuhan, hilangkan aku dari sini', aku berharap dalam hati.

Jessica berdiri dihadapan Mila yang sedang duduk di atasku. Matanya menatap Mila dengan tajam. Kufikir Mila akan menjadi korban amukan Jessica, aku sudah bersiap menjadi tameng apabila tiba-tiba Jess mengamuk.

Lalu dengan satu gerakan, tiba-tiba Jessica mencium bibir Mila. Direngkuhnya wajah Mila dengan kedua tangannya, dan Jessica mencium Mila, kecupan yang lama dan lembut. Kemudian Jessica melepas kecupan itu, dan menatap ke arahku.

"Haha.." Jessica tertawa kecil. "Adimas.. aku ga nyangka, cowok yang kelihatan lurus banget kayak kamu, ternyata bisa ngelakuin incest sama keponakan kamu sendiri"

Otakku belum selesai memproses semua ini. Jessica tidak menamparku dan malah mencium Mila?!, ada apa ini...apa aku bermimpi...

Jessica merebahkan tubuhnya duduk di sampingku, "Huhh...sebetulnya aku capek baru sampai Indo, tapi pas aku masuk ke apartemen tunanganku, aku ngeliat adegan yang membangkitkan energiku lagi", Jessica mengedipkan satu matanya kepadaku dan tersenyum genit. "Dimas. Finally I can say this, before we get married, you should know that I used to be a lesbian before meeting you, I thought I was straight, apparently, I'm bisexual now" (Akhirnya aku bisa ngomong ini, sebelum kita menikah, kamu harus tau kalau aku dulu adalah lesbian sebelum ketemu Kamu. Aku kira aku sudah straight, ternyata, sekarang aku bisexual). Jessica menatap bongkah pantat Mila dengan mata yang bernafsu. Aku sungguh belum benar-benar dapat mencerna semua ini karena terasa begitu cepat, namun Jessica telah melepas pakaiannya. Meski payudara Jessica tidak sebesar Mila, namun Jessica adalah salah satu wanita paling seksi yang kukenal, dengan wajah yang manis, kulit sawo matang dan tubuh yang sintal, disempurnakan dengan pantat yang besar dan payudara cup-G, sungguh juara bukan? meski satu tingkat dibawah Mila.

Jessica langsung bertelanjang, payudara besarnya nya bergantung-gantung. Vagina Jessica, seperti biasa di waxing habis tanpa bulu sedikitpun. Jessicaku, tunanganku, kekasihku selama bertahun-tahun itu ternyata adalah seorang bisexual tanpa pernah aku sadari. Saat ini Jessica bahkan tidak menatapku, namun berdiri dan membimbing tangan Mila ke kamarku.

Mila yang terpaku hanya bisa pasrah mengikutinya. Aku rasa Mila juga sangat shock dan takut. Ku ikuti mereka berdua ke kamar tanpa bersuara sedikitpun.

Di atas ranjangku, Mila dan Jessica duduk berhadapan, Mila menatap Jessica seperti melihat hantu, Jessica tersenyum dan mengelus2 payudara Mila dengan lembut, kemudian kembali mencium bibir Mila. Mila hanya bisa memejamkan matanya. Dengan kedua mataku aku melihat Jessica melumat bibir Mila dengan lembut, dipagut dan disedot bibir Mila atas bawah. Tangannya meremas-remas payudara Mila dengan lembut. Dielus-elusnya juga punggung Mila.

Tubuhku seakan demam 39 derajat, panas sekali yang kurasakan, tak sadar ku tanggalkan celana dan kaosku, membiarkan penisku yang telah tegang dan membesar maksimal itu bebas meregangkan ototnya.

Kulihat kini Jessica menjilati pentil payudara Mila sambil satu tangannya mengelus selangkangan Mila yang sudah becek, lembut sekali perlakuannya hingga Mila mendesah-desah lembut "Aaah...mmhh...ahh.." Mila berusaha menahan desahannya, namun pada akhirnya, Ia tak kuasa dan kulihat Mila mengangkat pinggulnya untuk dimainkan lebih dalam. Jess memainkan klitoris Mila sambil menggigit-gigit kecil pentil payudara Mila.

"Mmmhh..Yes..good girl Mila..", Jessica mencium bibir Mila kembali, lidah mereka kini saling menjilat dan menyedot dihadapanku, bibir merah Jessica mengecup bibir indah Mila dengan sangat mesra, dielus-elusnya kulit leher Mila, kelemahannya.

"Kamu gak mau ikutan, Mas?" Kemudian Jessica menatapku, seperti tidak perduli dengan jawabanku kemudian Ia bergerak ke selangkangan Mila, Jessica menyapu lidahnya pada klitoris Mila dan menyedot lendir-lendir kenikmatan Mila. Membuat Mila menggelinjang dan menaikkan pantatnya, menyodorkan memeknya kepada Jessica. Wajah Mila merah padam, sambil terpejam Mila mencoba menahan desahannya dengan tangannya, namun malah terlihat semakin seksi dimataku.

'Oh shit' Aku yang sudah terhanyut oleh adegan lesbian show dihadapanku kemudian melangkah mendekati mereka, ku sedot payudara Mila yang masih bebas dari remasan tangan Jessica. Kumainkan pentilnya dengan lidahku.

Mila menggeliat seperti cacing kepanasan. "Aaahhh....oouhh....aaahhhhh...enakk.." lenguhan dan desahannya menggema di kamarku.

Setelah puas dengan vagina Mila, Jessica beralih mencium bibirku dengan ganas, mulutnya terasa gurih oleh cairan vagina Mila. Sungguh nikmat rasanya.

Tangan Jessica membimbing Mila meraih penisku, kemudian seperti kakak yang membimbing adiknya, Jessica membantu Mila menjilat penisku. Kini mereka berdua saling menjilati penisku, pemandangan dari atas sini merupakan nikmat yang sungguh sulit aku utarakan, tentu kalian harus merasakannya sendiri untuk merasakan nikmatnya dijilat dua lidah dari berbagai sisi. Terkadang diselingi mereka yang berciuman didepan penisku.

Aku berusaha sangat kuat untuk menahan agar tidak orgasme di awal meski rangsangan ini sungguh sungguh nikmat tak terkira.

Jessica memberikan penisku untuk dikulum Mila. Dengan semangat Mila menyedot-nyedot penisku, dengan desahannya yang tertahan karena Jessica ikut meremas-remas payudaranya sambil menciumi leher Mila.

Nafsuku tak terbendung, harus ku alihkan dengan menyalurkannya ke sesuatu, kutarik tangan Jessica untuk duduk di atas wajahku, kusedot dan kubersihkan lendir-lendir yang membanjiri vagina Jessica, kusedot klitorisnya dan kumainkan dengan lidahku.
"Oooouuuhhh, fuckk Dimas.. yesss theree, Ouuhh..tickle and suck my clit"

Saat Mila melepaskan sedotan mulutnya pada penisku, Jessica menerkamnya, Jess membuka lebar paha Mila dan menjilati memeknya, Jessica kemudian menarik tanganku, dan menyepong penisku sejenak, meludahinya dan mengocoknya, selanjutnya Jess mengarahkan penisku ke memek Mila, "genjot dia sayang", ujar Jessica sambil terus memainkan klitoris Mila. Langsung kubenamkan penisku didalam memek Mila yang sudah banjir, kugenjot memek Mila dengan kecepatan yang konstan semakin cepat, Mila melenguh dan mendesah dengan sangat sensual "Oooohh...aahhh...engghh...Om..d..dimas..", selanjutnya desahannya tertahan, Jessica membekap mulut Mila dengan payudaranya, sambil tangan Jessica meremas-remas sebelah payudara Mila. Pemandangan ini membuatku menggila, kupercepat pompaanku pada memeknya yang sangat nikmat, penisku seperti tongkat keras yang terjepit pada lubang lembut dan sempit, nikmat ini membuatku tidak perduli pada keabsurdan hidupku saat ini.

Aku terus mengenjot-enjot memek Mila sambil menjilati payudaranya, berbagi dengan Jessica, hingga kurasakan denyutan kuat pada memek Mila yang ingin membuatku keluar.

"Ooouhh Oooomm...Mila keluarr...", saat itu juga penisku seolah disemprot cairan hangat, bersamaan dengan semburan spermaku pada memek Mila.

Mila terkulai lemas. Disampingnya, Jessica sudah stand by menungging menunggu giliran. Jess tau bahwa penisku masih kuat setelah satu kali keluar. Langsung kutusuk memek tunanganku dari belakang, sambil kuremas dan kuciumi pantatnya, Jessica mengerang dengan sangat seksi, "Ooh ooh..ouuh yes baby...cmon..fuck me harder!", kutampar pantat Jessica dan Ia semakin bersemangat, digoyangkan pantatnya seirama dengan sodokan-sodokanku. Hingga akhirnya Jessica pun orgasme.

Aku tidur dikasur dengan dua wanita terseksi yang pernah kukenal. Mila dengan lingerienya dan Jessica yang telanjang sama-sama memejamkan wajahnya ke leherku sambil memeluk lenganku.

Kami pun terlelap hingga esok hari.

_________________________________________

Saat ku terbangun pukul 10 pagi, kulihat Mila sudah tidak ada di apartemenku, sedangkan Jessica sedang menyiapkan sarapan dengan hanya menggunakan cd dan tanktop tanpa bra.

"Morning babe" ucap Jessica. Aku hanya tersenyum dan duduk didepan bar, meminum kopi yang Ia suguhkan.

"Mila barusan pulang, tadi pagi aku ngobrol sama dia. Padahal aku udah ajakin sarapan bareng."

Otakku serasa kopong, seperti lelaki bodoh Aku hanya diam meski aku sangat penasaran apa yang mereka bicarakan tadi pagi. Namun insting manusiaku yang masih mau bertahan hidup menahanku untuk membahas hal ini dan mensyukuri hidupku yang 'sepertinya' masih aman.

"Padahal aku masih horny sama Mila, hahaha"

Aku tersedak mendengar ucapan Jessica yang entah serius atau bercanda, namun kini dia menertawai Aku yang tersedak kopi.

Ya...aku asih belum aman...hubunganku dengan Mila dan Jessica ini..entah hadiah atau musibah...

Next Part (End) - Mila's POV (Metamorfosa Mila II - Hari Bahagia Adimas)

Author's Note : Waah, senengnyaa pas ngecek notif masih ada yang mau nungguin🤗🤗💕💕thanks a lot suhu apresiasinya..mohon maaf kalau ada kekurangan dalam thread dari Nubi ini hehehe. Ditunggu next partnya ending ya Suhu, si Mila mau pamitan 😋 💕
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd