Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cinta Dalam Rantau

dicxson

Suka Semprot
Daftar
9 Nov 2011
Post
18
Like diterima
16
Bimabet
Q menatap kosong pada jalanan yang ramai di depan rumah makan tempatku menyabung nasib demi sekarung emas batangan,hingga pada suatu saat sebuah feroza putih berbelok menuju ke halaman parkir rumah makan dimana q sedang terbengong-bengong layaknya bencong ompong. Dengan sigap q bergegas merubah posisi dan ekspresi guna menyambut tamu kelaparan tersebut. Sekilas kuperhatikan 4 manusia yang baru turun dari feroza tersebut,1 laki-laki berumur 30an dan 3 gadis bukan wanita berumur sekira 25an yang semuanya berpenampilan serba seadanya.
"Selamat siang mas,mbak,silahkan duduk,mau pesan apa???"
"Emmm,ayam bakar aja mas smuanya,ma es teh manis juga semuanya", jawab si laki-laki dengan logat daerahnya yang kental + medok.
"Ayam bakar 4 dan es teh manis 4,baik,tunggu sebentar mas,mbak".
Segera q teruskan pesanan tersebut ke staff bagian kuali di belakang. Sembari menunggu menu selesai,q perhatikan lagi tamu-tamu tadi,tentunya ketiga wanitanya untuk melihat-lihat bagian yang bisa dilihat. Tapi tidak satupun diantara ketiga wanita tersebut yang layak bagi seleraku,jadi urung bagiku untuk memicingkan mata lebih lama.
"Jes,neh pesenanmu dah jadi semua",teriak partner kerjaku dari belakang kompor,yang selalu memanggil semua temannya dengan "jes",biar keliatan akrab n gaoel katanya.
"Oke deh jes-jes tuuuttt",kataku membalas teriakannya dengan tak kalah sengitnya.
Dengan cekatan q ambil nampan berisi pesanan tamu tersebut dan q antarkan pada si empunya.
"Silahkan mas,mbak,selamat menikmati",kataku dengan berbasa yg sangat basi.
Kembali q terbengong menikmati kosong pada jalanan ramai di depanku.
"Mas,dah lama ya kerja disini??".
Q menoleh kearah laki-laki yang melemparkan pertanyaan tersebut.
"Gak juga mas,baru 4 bulan lah",jawabku dengan senyuman seringai domba.
"Mas dari Jawa?"
"Yap,betul sekali,bla,bla,bla..."
Dan berlanjutlah obrolan bak interview masuk perusahaan tahu dengan tamu laki-laki itu,diselingi dengan guyonan-guyonan ala Opera Van Java dan pertanyaan-pertanyaan tambahan dari ketiga wanita bagaikan juri Indonesian Idol.
Dari talk show singkat itu terkuaklah kenyataan bahwa laki-laki yang bernama Badar Al Khoir tersebut adalah pastry chef dari sebuah toko roti ternama di kota ini,dan wanita-wanita itu adalah bawahannya. Dan laki-laki tersebut juga berasal dari suku yang sama denganku walaupun beda daerah asal. Otomatis dengan rasa ke-suku-an yang solid maka pembicaraan pun jadi terasa lebih akrab,itung-itung membunuh waktu bosanku di siang yang terik ini.
Singkat kata,laki-laki tersebut menawari untuk bergabung dengannya. Dan q pun hanya menanggapi dengan meminta nomor yang bisa dihubungi.

3 bulan lebih berlalu semenjak peristiwa pertemuan diatas,hingga q merasa harus meninggalkan tempat kerjaku sekarang. Q mencoba sms nomor mas Badar,laki-laki yang tempo hari menjadi tamu disini. Bla bla bla dan akhirnya q sepakat untuk mengadakan negosiasi terkait dengan masa depan karier perjalanan hidupku.
Yahhh,dan disinilah q,di salah satu perusahaan jasa bidang pariwisata terbesar di kota ini,akhirnya q melabuhkan jangkar untuk mengais gram demi gram rupiah guna menyambung imajinasiku. Meskipun tidak jadi 1 perusahaan dengan mas Badar,toh masih berdekatan tempatku dengan beliau,karena memang perusahaanku sekarang berbentuk Group dengan bermacam-macam perusahaan yang semuanya di bidang jasa.

Sekarang semuanya serba baru,lingkungan kerja,teman-teman,bidang pekerjaan pun baru,sehingga cukup menguras energi dan pikiranku untuk beradaptasi secara cerdas dengan semuanya. Dari seekor cowok yang tak tahu-menahu sekedar apa itu lengkuas,daun salam,dkk,hingga akhirnya paham semua bumbu dan rempah dari A sampai X,hanya Y dan Z yang belum paham benar.
"Kak Zafid,sirloin steak with mushroom sauce 2,french fries 1",teriak salah satu waitress bertubuh kecil putih berambut kuncir padaku.
"Pake piring nggak??",tanyaku balik dengan konyol dan asbun.
"Nggaaakkk,pake daun pisang",dan meledaklah tawa di dalam ruangan yang penuh aroma harum masakan tersebut.
Begitulah keseharianku dalam pekerjaan sekarang. 1 tahun sudah berlalu dan q menjelma menjadi superman cap obor. Q cukup bangga dengan semua,yahh,secara,dari sebatang cowok culun ingusan + grogian setengah mati jika deket-deket ma cewek,dan sekarang disini q berada diantara gadis-gadis cantik (sebagian) selalu bisa tertawa,gokil,dan banyak fans,hehehe...
"Kamu makin hari makin nggemesin,Sasti",ujarku di sela-sela menunggu orderan pada waitress yang tadi memesan sirloin,Kinasasti.
"Ah,kak Zafid buaya."
"Eits,biar buaya tapi berhati mulia",tangkisku dengan menyeringai sekalian pamer gigi.
"Boleh gak kapan-kapan q anter pulang?",
"Makasih kak buaya mulia,tapi rumahku jauh loh".
Hemm,q menganggap jawaban macam itu adalah malu-malu singa.
"Gapapa deehhh,makin jauh makin asik malah. Lagian dijamin aman deh,tanpa resiko diperkosa."
"Aaahhh,kak Zafid maksa. Q sih gak takut diperkosa,tapi takut ma suasana."
Wah,boleh juga ni cewek intelegensinya,makin semangat ma cewek type kayak gini. Body dan face nya pun selera q banget,kecil,mini,imut,semok,kulit putih,agak judes,rambut lurus panjang dikuncir. Q bayangin pasti enak bercumbu dengan Sasti semalaman.
"Heheheee,jangan nyalahin suasana kalo lagi gak bagus,yang salah adalah oknum dan SDM-nya. Gimana kalo pulang ntar aja q anter,kamu naek mobil antar-jemput kan biasanya??? Udaaah,sama q aja naek motor,menikmati semilir angin malam dan kerlip bintang-bintang pasti lebih yahud daripada sumpek-sumpekan didalem mobil anteran,ya ya ya ya...???",
 
Cerocosku panjang x lebar x tinggi = volume demi merayu sang bidadari berbadan mungil ini.
"Iya deh kak,tapi awas ya macem-macem,ntar gak mo tegoran lagi q ma kakak seumur idup",jawabnya setengah mengancam sembari memperlihatkan wajah ayu judesnya khas orang sumatra barat.
"Naaa gitu dong. Tenang aja kakak gak macem-macem kok,paling cuma semacem aja gak banyak,hahaha", dan jadilah Sasti mencubit-cubit pinggangku sampai q meringis kegelian (+ keenakan) merasakan lembutnya jemari-jemari lentik Sasti.

"Sasti,gimana kalo kita ajak temen 1 orang lagi naek motor ini",tanyaku setelah kami berdua berada di atas motor siap melaju.
"Loh,kakak ni gimana,ntar gak muat lah motornya",protesnya sengit.
"Abisnyaaaa kamu irit banget duduknya,liat nih masih bisa kan 1 orang lagi di tengah-tengah??",jawabku santai sambil menunjuk jok motor bututku yang masih longgar diantara q dan Sasti.
Tersenyum dikulum,Sasti pun menggeser duduknya hingga berdekatan dengan punggungku.
"Gak usah khawatir deh,lagian kamu kan duduk miring juga,jadi walopun mepet gak mungkin kena anumu,kecuali kalo kamu mbonceng standar baru deh kena anumu,heheheeee", dan lagi-lagi pinggangku harus merelakan diri terkena cubitan-cubitan maut dari Sasti.

Siulan-siulan iseng dan ejekan-ejekan ringan mengiringi kepergianku membonceng Sasti,karena memang Sasti termasuk salah satu idola yg banyak fansnya di perusahaanku. Tampak jua dari ekor mataku beberapa tatapan cemburu dan iri dari para pejantan tanggung,heheheeee,bodo amat euy.
Benar-benar indah malam ini,penuh bintang dan sejuk angin ditambah candaan-candaan antara q dan Sasti membuat hatiku serasa pengap ditaburi intan permata. Gurauan,ejekan,cubitan,colekan dan tepukan Sasti sepanjang perjalanan menjadi candu yang sangat sulit dihentikan.
"Sas,kamu mau nongkrong dulu gak??",tanyaku basa-basi.
"Gak enak kak masih pake baju kerja gini,mau sih sebenernya,q juga belum ngantuk banget,besok off pula. Gimana kalo nongkrong dirumah q aja kak??"
"Serius neh gapapa,ntar digrebek pak RT lagi,dikira ngapa-ngapain,dah tengah malem gini,gak enak juga ma your family kan??".
"Tenang aja kak,mamak lagi pulkam tadi sore berangkat,jadi tinggal berdua ma adek dirumah. Kalo soal pak RT gak deh, Sasti tinggal di perumahan,n penghuninya masih belom banyak,so,asal kita gak ribut-ribut bagaikan konser Lady Gaga,pasti gak ada yang protes. Di perumahan Sasti banyak orang pendatang kak,jadi type-type orangnya pada cuek-cuek."
"Ooooo,gituu....",kataku manggut-manggut setelah mendengar penjelasan Sasti layaknya sales kosmetik nawarin produknya.
"Kalo gitu kita beli makanan cemilan n minuman dibungkus aja,jadi biar tambah enak nongkrongnya,gimana,oke kan?? Kebetulan q besok masuk shift malem."
"Sip kalo itu kak,q sih seneng aja selama kakak yang mbeliin",
...*Gubrakkk*... bakat matre juga ya kamu",dan Sasti pun kembali melancarkan cubitan-cubitan maut yang membuat "rudalku" makin sesak dalam bekapan CD.
Selesai negosiasi dan transaksi makanan dan minuman,kami berdua kembali meluncur membelah dinginnya kelam. Entah sengaja atau tidak,Sasti makin merapatkan duduknya padaku,dan tangan kanannya berpegang lembut pada pinggangku selama dalam perjalanan. Ketika menjelang sampai tujuan,melewati gang kecil dengan aspal terkelupas di sana-sini (khas jalan Indonesia) memaksa q sering bermanuver secara ekstrim dengan motor bututku,yang mengakibatkan pegangan tangan Sasti makin kencang pada pinggangku dan bahkan hampir melingkarkan tangannya untuk memelukku. Sesampai depan rumahnya,q genggam tangan Sasti yang memelukku seraya berkata, "sudah sampai,cantik".
"Iiihhh kak Zafid genit",balas Sasti sambil menggenggam balik tanganku sejenak untuk kemudian melompat turun dari kuda besiku.
Kuamati sikon sekitar,memang benar kata Sasti,walaupun sudah banyak rumah berdiri,tapi bisa dihitung dengan jari yang sudah berpenghuni,sebagian besar masih dalam keadaan setengah jadi ataupun sudah jadi tapi gelap gulita menandakan bahwa tiada penghuninya. Sementara di sekeliling komplek perumahan ini diluar pagar kawat setinggi 3 meter adalah hutan dengan banyak pohon menjulang tinggi. Sepintas cukup mengerikan,apalagi soal keamanannya,membayangkan bagaimana jika ada perampok maka sangat sulit untuk meminta pertolongan. Tapi sepanjang yang q dengar selama di kota ini,bahwa perumahan di daerah ini adalah milik seorang preman senior sukses,yang mana semua preman dari pelosok Sumatra ini akan mengangkat topi bila mendengar namanya. Terlepas benar atau tidaknya cerita tersebut,yang pasti jika melihat konsep perumahan ini,mungkin memang benar bila pemiliknya adalah orang berpengaruh di kota ini dan sangat yakin jika tidak ada yang berani mengusik perumahan miliknya. Demikian pemirsa sekilas deskripsi dari perumahan ini,dan saatnya kita lanjut ke acara berikutnya.

"Hooiiii,jangan ngelamun kak,ntar kesambet loh",teriak Sasti membuyarkan halusinasiku. Oh God,hampir melompat q melihat makhluk di hadapanku,dengan celana pendek tipis longgar diatas lutut dan kaos ketat tanpa lengan berwarna kuning terang,belum lagi ditambah rambutnya yang tergerai dan kulit putih mulusnya yang terlihat sangat menggairahkan untuk dibelai.
"Q bener-bener bisa jatuh cinta nih ma kamu,"kataku spontan,dengan mata masih terpaku pada tubuhnya.
"Hahahahaaa,dasar cowok semua sama aja,"balas Sasti dengan gaya kekanak-kanakan yang membuatku makin tak tahan untuk melahapnya.
"Nih kak makanan n minumannya,Sasti tambahin deh kacang goreng spesial asli dari pasar depan komplek".
 
"Spesial kok kacang goreng,kacang yang laen ada gak??",tanyaku jail.
"Maunyaaa,,weekkk...",jawab Sasti sambil menjulurkan lidahnya,membuatku ingin mengulum lidah itu.
"Adekmu dah tidur Sas??",tanyaku basa-basi sambil menyalakan Djarum Superku dan menghisapnya dalam-dalam.
"Udah kak,dia kan masih kelas 2 SMA,jadi biasa tidur cepet."
"Oowwhhh,yang itu ya adekmu??",tanyaku sambil menunjuk foto keluarga berukuran 20R yang tergantung di ruang tamu.
"Iya kak,yang disebelah Sasti,namanya Sita,kami cuma 2 bersaudara".
Kuperhatikan sejenak Sita di foto tersebut,kulitnya agak gelap dibanding kakaknya,tapi justru itu membuatnya lebih manis dan sensual. Bodinya juga lebih berisi dan kencang,sedikit lebih tinggi malah dibanding Sasti.
"Kalah tinggi n bodi ma adekmu Sas",ejekku dengan serius.
"Mang bener-bener buaya deh kak Zafid ni",balas Sasti dengan ketus dilanjutkan dengan tinjuan telak ke arah bisep tangan kananku,dengan spontan kupegang tangannya erat-erat. Belum puas,kembali Sasti mengeluarkan hook keras ke arah pinggang kananku,dan dengan sigap kutangkap hook tersebut dengan tanganku yang satunya.
"Kak Zafid curang",kata Sasti sengit dengan memanyunkan bibirnya.
"Sekali-sekali gapapa dong",jawabku sambil mendekatkan wajahku ke bibirnya.
Dan sejurus kemudian,kaki putih mulus Sasti sudah bersarang di tengah selangkanganku,
"Uuhhh,Gooddd",umpatku dengan sepenuh hati seraya menyambar kaki Sasti agar tidak melarikan diri.
"Eeehhh eehh ehh,maaf kak,maaf,gak sengaja,reflek,sakit yah??",wajah Sasti berubah cemas ketika tau bahwa kekuatan tendangannya terlalu keras.
"Bercanda sih bercanda non,tapi jangan merenggut masa depanku dong",jawabku sambil meringis dan nyubit-nyubitin kaki putihnya.
"Ya maaf deh kak,habisnya kakak juga sih curang,masa' tangan Sasti dipegangin semuanya,kan jadi gak bisa gerak",kata Sasti sambil mengurut-urut pahaku dan meringis menahan cubitanku pada kakinya.
"Yang sakit mana yang diurut mana",kataku menggoda.
"Lepasin dulu kaki Sasti."
Dengan cepat kunaikkan kakinya lalu kugigit pelan jempol kakinya baru kemudian kulepaskan. Kulihat wajahnya merona merah waktu dia menarik kakinya kembali.
"Kak Zafid genit". Sasti terlihat salah tingkah.
Sejurus kemudian,q kembali mendekatkan wajahku ke wajahnya dan q tatap matanya dalam-dalam.
"Sas,q gak mau nggombal n ngrayu buat nglebay-in cewek,tapi boleh gak q cium bibir kamu??"
Sasti berhenti bernapas dengan mata terpaku tajam kearah mataku,perlahan dia memejamkan matanya dan membuka sedikit bibir tipis polosnya. Demi melihat kecantikan bidadari kecil yang alami di depanku,pelan-pelan kutempelkan bibirku dan kugesek-gesekkan kiri-kanan ke bibirnya. Kumasukkan lidahku menyelami rongga-rongga mulutnya,meresapi indah tiap senti di dalam mulut kecilnya. Sengaja q sentil lidah Sasti yang masih bergeming,q mainkan lidahku bagaikan pemancing profesional mengail ikannya. Tanpa sadar kedua tangan Sasti merengkuh kepalaku,merapatkannya kedalam pelukannya. Lidah Sasti mulai bergerak sedikit,membalas rayuan lidahku untuk turut bermain dalam asmara yang membara. Ku hela tangan-tanganku untuk memeluk tubuh kecilnya,ku usap lembut punggungnya,benar-benar kunikmati deep french kiss ku pertama kali dengan Sasti,bidadari cantik bertubuh mungil ini. Selang beberapa menit,kuakhiri ciumanku. Saling tatap dalam seulas senyum penuh cinta diantara kami berdua sungguh membuat q tak kuasa untuk menyia-nyiakan malam ini.
"Terserah kamu mo menanggapi apa,tapi q mencintai dan menyayangimu dalam segala makna,Sasti",lembut ku bisikkan kata-kata itu disamping telinganya. Dengan tersipu-sipu,Sasti menelusupkan kepalanya ke dadaku.
"Kak Zafid gombal".
Kusibak rambut lurusnya dan mulai kuciumi tengkuknya hingga membuat bulu-bulu halus di sekujur tubuhnya meremang. Kujilat perlahan lehernya,
"Kak,masuk kedalam yuk,dingin di sini",bisik Sasti dengan suaranya yang syahdu.
Dia gandeng tanganku menuju rumahnya,tak lupa q tutup dan kunci pintu n jendela.
"Sas,adekmu bener-bener dah tidur??",tanyaku sambil melihat-lihat seisi rumah mungil itu.
"Udah kak,dia kalo tidur kayak sapi,hihihi". Sasti ngikik dengan suara bisik-bisik membuatku yang mendengarnya jadi tambah greng.
Kemudian Sasti segera duduk di karpet di depan TV yang masih menyala.
Q ikut duduk dan ku rengkuh tubuh kecil itu dari belakang. Kukecup kecil pipinya dari samping. Sasti menoleh dengan tatap matanya yang bening. Kulanjutkan lagi dengan mengecup dan mengulum bibir tipisnya yang sekarang dibalas Sasti dengan lebih agresif daripada di teras tadi. Yang semula kedua tanganku hanya diam memeluk perutnya,sekarang mulai naik perlahan kearah 2 gundukan mungil ranum diatasnya. Masih tetap bertautan bibir kami sementara tanganku mulai mengusap 2 gundukan itu,meremas,dan memijit-mijit,yang menyebabkan Sasti melenguh kecil di sela-sela aktivitas deep french kiss kami.
"Kenyal banget toketmu Sas,q suka."
"Ahhh,kak,pinter banget kissingnya,serasa gak mau lepas",balas Sasti dengan manja.
Tanganku menelusup dari bawah kaos ketatnya,langsung mencari kedua gundUkan kenyal Sasti dan meremasnya perlahan.
"Hhh...,kak,auhhhh". Sasti menatapku dengan mata beningnya yang mulai tampak sayu. Kuteruskan meremas kedua toketnya,dan ku pilin-pilin lembut putingnya yang sudah keras mengacung.
"Kebiasaan ya gak pernah pake bra dirumah??ato jangan-jangan kalo kerja juga??".
"Uhhh,dirumah aja kak,kalo kerja pake terus kok,eeuughhhh...."
Sasti makin mengerang seiring dengan intensifnya karya tanganku di toketnya.
"Sasti sayang,q buka aja ya kaosnya??"
 
Tanpa menunggu jawaban,kutarik perlahan kaosnya hingga terlepas. Sejenak kupandangi punggung putih mungil di depanku. Dengan lembut kutarik badannya untuk membalik menghadapku,dan kulihat puting susu yang sungguh ranum dari bidadari kecil di hadapanku. Segera kutundukkan kepalaku menyongsong indah gunung kembar dengan bibirku. Q kecup-kecup bergantian sebelum kukulum dengan lembut puting kecil di kanan dan kupilin yang kiri.
"Aaahhh...uughh,,,eeuuuhhh kaaakkkk....". Sasti mencengkeram rambutku keras dan menekankan kepalaku lebih dalam ke dadanya. Kujilat-jilat puting dan toket kenyal itu secara intens,dan Sasti pun kian mengerang dengan suara seksinya.
"Ahhh....kaaakkk....emmhhh,teruussss...enaaakkkk...eeeuugghhhh kaaakkkkkk..."
Kuakhiri aktivitas di dunia pegunungan,kutatap sejenak mata sayunya.
"Sasti sayang...eemmmhhhhh",kembali kukecup bibirnya yang merekah,sembari kubuka sehelai kaosku secara kilat. Sedikit melotot mata Sasti demi melihat tubuh setengah telanjangku bak binarangka kelas bulu lalat. Dibelainya perlahan puting susuku,dan seperkejapan mata dicubitnya dengan gemas dadaku.
"Eeeughhh Sasti...kamu....",erangku tertahan. Cekikikan dia melihat ekspresi meringisku,maka tanpa basa-basi lagi langsung kuterkam tubuh mungilnya hingga rebah dan tertindih tubuhku diatas karpet tebal itu. Kutelentangkan tangannya,kujilati,kugigit,kukecup-kecup ganas ketiaknya yang halus kanan kiri bergantian. Giliran Sasti yang sekarang mengerang melenguh tertahan antara geli dan nikmat.
"Aaahhhh kaakkk.....auhhh...uhhh....emmmhhhhh". Dan makin buas q menjamah seluruh tubuh mulus bagian atas Sasti. Kutekan sedikit bagian tengah selangkangannya yang masih terbungkus celana pendek longgar dan CD,hasilnya sungguh luar biasa,Sasti melenguh melotot kearahku. Kemudian q cium ringan paha-paha mulusnya bergantian,dan pelan q tarik kebawah celana sekaligus CD nya. Sasti menatap sayu ketika q menelanjangi tubuhnya. Kulihat sejenak liang surga Sasti yang ditumbuhi bulu-bulu halus di sekitarnya. Segera kusambar lagi bibir merekahnya seakan-akan tak pernah bosan q mengulumnya hingga berjam-jam. Tanganku bergerilya meraba-raba tubuh kecilnya dari atas sampai bawah,kugosok-gosok semuanya,hingga sampai pada liang surganya q berhenti. Ku belai dari bawah keatas,pelan,dan kuulangi lagi beberapa kali sampai q merasa liang tersebut sedikit basah.
"Aahhhh kaaakkkkk.....eeeuugghhhh....uuuhhhh....terus kaakkkkk....aahhhhh.....emmmhhhh....kaaakkkk Zaaafiiidddd....enaakkkk". Sasti pun semakin meracau dan mulai kepalanya menggeleng-geleng tak tentu arah,hingga q kesulitan untuk mengulum bibir merekahnya. Kuputuskan untuk mengakhiri menciumi bibir itu,dan kualihkan pada bibir bawahnya. Diawali dengan kecupan lembut pada vaginanya,kuteruskan dengan menjilati dinding luar sampai pantat Sasti bergoyang-goyang keatas seakan ingin menjemput lidahku. Kubuka sedikit liang itu dengan ibu jari dan telunjukku,segera tersaji warna merah muda pucat yang terlihat berkilauan di mataku. Kujulurkan lidahku menggapai dinding dalam berwarna pink pucat basah itu,mengakibatkan pemiliknya semakin menggila dalam bergoyang. Q cengkeram erat pantatnya,dan Sasti turut bekerja sama dengan menekan kepalaku lebih keras ke arah vaginanya.
"Ahh terus kaakkk...jilatin dalam-dalam kaakkk....uuuhhhh...iya kaaakkkk...disituu...uugghhh...Sasti mau terus kaakkkkk....emmhhh..emmhhhh...hhhhhssssshhhh...ahhhhh....". Benar-benar selayak musik pembangkit birahi,yang berasal dari mulut seorang gadis putih mungil yang cantik jelita. Dan ketika q sentuh tonjolan di dalamnya,seketika itu pula Sasti menekan kepalaku sekuat tenaganya,dan q pun meresponnya dengan gigitan kecil pada tonjolan tersebut diiringi dengan jilatan-jilatan maut.
"Aahhhhh kaaaakkkkk....Sastiiii....eeeuuummmhhhhh....aaaaagghhhhhhhhhh.........",desahan panjang Sasti dan tekanan pantatnya keatas menyertai keluarnya cairan deras dari dalam vaginanya. Clitnya masih tetap dalam gigitan dan jilatanku,sampai sekira setengah menit hingga pantatnya kembali menghempas diatas karpet.
Kupandangi dengan segenap hati wajah imut nan cantik yang sedang memejamkan mata dan tersengal-sengal.
"Q sayang kamu,Sasti",kataku dengan membelai-belai mesra rambut panjangnya.
Perlahan dia membuka matanya,menatapku,dengan seulas senyum sayu.
"Kak Zafid nakal",Sasti berkata dengan manjanya.
Kukecup lagi bibir tipis mungilnya,kukulum sejenak sambil kuelus pipinya.
"Kamu dah ngantuk??",tanyaku lembut. Sasti hanya membalas dengan pelukan mesra di tubuh setengah telanjangku. Kucium keningnya dengan sayang.
"Kayaknya q gak bakal bosen ma toketmu Sasti",godaku sambil meremas-remas pelan gunung kenyalnya.
"Iiihhh kakaaakkkk",kembali Sasti merintih memelas meminta.
Kubuka kancing celanaku n kuturunkan ritsluitingnya,dan kupelorotkan kebawah sampai q hanya memakai CD. Sasti memekik tertahan melihat gundukan dalam CD ku.
"Hiii,apaan tu kak",tanya Sasti menggoda dengan senyum nakal.
"Ini yang kamu sebut buaya tadi,dan dia sedang kebingungan mencari sarangnya",jawabku dengan mesum. Sasti masih menatap tak berkedip memandang penisku yang masih terbungkus CD.
"Kamu pernah melakukan seperti ini sebelumnya Sas??"
"Belum kak. Kak Zafid lah orang lain yang pertama melihat dan menjamah tubuh telanjangku,setelah ibu dan adekku",jawab Sasti yang membuatku tambah gemas meremas-remas toketnya.
"Tapi kamu gak nyesel kan??"
"Kalo dengan orang yang q suka,q gk nyesel kok kak."
"Mmuaachh,makasih Sasti. Kamu juga yang pertama buat aku."
 
Q lepas CD ku,dan kemudian kubimbing jemari lentiknya untuk mengelus-elus penisku yang sudah siap tempur.
"Aahh...sshhhh...enak Sasti...teruusss dielus yaahhhhh...uuhhh". Sungguh nikmat sensasi yang q alami. Q tarik Sasti untuk duduk berhadapan denganku. Sasti makin mantap mengelus dan menggenggam batang perkasaku. Dikocoknya perlahan naik turun. Dan tanpa aba-aba,Sasti menundukkan kepalanya menjilati kepala penisku.
"Ooohhhh Sssaaaassssstiiii......uuummhhhhh...nikmat banget sayaangggggg....uuugghhhhh....jilat ttterrruuusssss...."
Makin gencar Sasti menjilat batang penisku. Dari mulai kepala sampai ujung pangkal hingga kedua biji ku basah oleh ludahnya.
"Aaahhhhh....ssshhhhh....kulumin sayaaangggggg...eeegghhhhh..."
Kulihat kebawah Sasti mulai memasukkan penisku kedalam bibir tipis mungilnya,uuugghhhh,benar-benar nikmat. Dengan hati-hati dia mulai menaik turunkan kepalanya,makin lama makin dalam hingga seluruh batang penisku amblas kedalam mulut kecilnya. Didiamkannya sejenak,lalu dimainkannya lidahnya menguas-uas penisku didalam mulutnya.
"Aaaooouuugghhhh Saaassss....eeemmmhhhh...kamu kok pinter banget siiihhhhh,katanya belum pernaaaahhh....eeeiiigghhhhh".
"Emmmmhh...faffih feffah fofofh fofeffhh faakkh...uummmhhh (Sasti pernah nonton bokep kaak)",jawab Sasti tanpa melepas penisku didalam mulutnya.
Kusibak rambutnya,kuamati dengan seksama penetrasi penisku ke dalam mulut mungil Sasti. Kunikmati ketika dia mulai menaik-turunkan kepalanya,dan batang penisku hilang timbul didalam mulut Sasti. Uuugggghhhh,serasa melayang q dibuatnya. Kuraihkan salah satu tanganku ke toketnya,dan mulai kuremas-remas bukit indah tersebut.
"Uuuuhhhhhh Saaasssss....kamu bener-bener perfect,gak kebayang q bisa bermain cinta denganmu sampai seperti ini,aaahhhhh....q pengen terus bercinta ma kamu Saassss,,,,aaauuhhhh.....ssssshhh....eemmmhhhh...". Gantian sekarang q yang meracau tak karuan. Bertahan 10 menit lebih,q merasa ada sesuatu hampir meledak dari dalam penisku,maka segera kuhentikan aktivitas blow job nikmat dari bidadari kecil ini. Kuangkat kepalanya,kucium dengan dalam bibir ranum Sasti untuk kesekian kalinya. Pelan-pelan kutindih dia dengan tubuhku dan kutempatkan kedua kakiku diantara kakinya. Jari-jemari tangan kami berdua saling bertautan,tubuh kami saling menempel erat,dan kedua bibir kami semakin dalam berdecak didalam kesunyian malam.
"Emmmhhhh...uummhhhh...aaaauuuhhhh",lenguhan-lenguhan kami berdua bersahutan bergantian merebut nikmatnya cumbuan ini. Ku gesek-gesekkan penisku yang menempel tepat diatas vaginanya. Sasti membalas dengan menggoyang-goyangkan pinggul rampingnya membuat percintaan ini makin bergairah dan vaginanya membasah. Dan ketika ujung kepala penisku tepat berada di pintu masuk vaginanya,kuhentikan ciumanku. Kutatap matanya seolah meminta persetujuan Sasti,dan dia pun hanya memandang sayu tanpa mengucap sepatah kata pun. Kutekan sedikit pinggulku,dan kepala penisku mulai menyeruak masuk kedalam vagina Sasti.
"Aahhh...kaaakkk...sshhhh",tubuh Sasti sedikit menegang dengan dahi mengernyit. Kukecup sekilas bibirnya dengan seulas senyum tulusku. Lanjut lagi dengan goyangan ringan pinggulku naik turun. Makin lama makin basah vagina Sasti,hingga separuh sudah penisku tertancap di dalamnya.
"Eeegghhhh...goyangin teruuussss kaaakkkk....aaahhhhh",Sasti mengerang sembari menggoyang-goyangkan pantatnya.
"Ssshhhh,....sempit banget punyamu Sas...aaahhhhh....".
"Iya kaaakkkk,...punya kakak jugaaa eeennnaakkkhhh...eeuughhhh".
Sasti melingkarkan kakinya menekan pelan pantatku. Q merasakan sesuatu mengganjal di dalam vagina gadis mungil ini.
"Sssaassss,....sakit dikit tahan yaaahhh...sshhh....eeuughhhh...",dan q melanjutkan perjuangan yang tinggal separo. Kusentak sedikit keras penisku kedalam vagina sempit itu,
"Aaahhh kaaakkk....aauuhhhh". Sasti menggenggam kuat jemariku. Kulepaskan tautan jemariku dan kupeluk tubuh kecil mulusnya. Sasti balas memeluk dan mencengkeram punggungku kuat-kuat. Kakinya makin menekan kuat pantatku. Leher jenjangnya kuciumi dengan halus sambil kuhujamkan habis batang penisku ke dalam vagina Sasti.
"Eeeeuuggghhhh...mmmmmhhhh....ssshhhh...kakkkkkk....aaahhhhh...kaaakkkkkk...emmmhhhh".
Kulumat bibir Sasti dalam-dalam beberapa saat sambil mendiamkan penisku di dalam vaginanya.
"Masih sakit sayang??"
"Eeeuugghhhh...dikit kaaakkk..***papa terusin ajaahhh....".
Dengan masih kupeluk erat tubuhnya,kutarik demi sedikit batang penisku hingga tersisa kepalanya. Dan kemudian kudorong perlahan hingga amblas seluruhnya. Kuulangi gerakan itu beberapa menit,kuresapi dinding-dinding vagina Sasti yang mencengkeram lembut penisku memijit dengan nikmatnya. Kupegang pergelangan tangan Sasti masing-masing di samping kepalanya yang kadang bergoyang ke kiri dan kanan.
Ssleppp...psssss...ssllepppp...psss...sslleppp...pssss...sslleepppp....
Sungguh indah mendengar suara itu dan memandangi gerakan keluar masuk batang penisku di vagina gadis bidadari mungil nan cantik jelita ini,Kinasasti. Untuk pertama kali dengan orang yang q sukai pula,sangat malas rasanya berpindah dari posisi macam ini.
"Aahhhh kaakkkk....uuughhhh....q mauuu.....eegghhh....keluaarrr....aauhhhh....".
Sslleeepppp....pssss....sslleeppp...psss...sllleepppp....pssss....
Entah berapa menit berlalu dalam adegan monoton ini.
"Uuugghhh...iiyyaaaa Sssaaaassstiii sssaaayyaaannggggg....aaahhhh...q jjjuuggaaaa....aaahhhh...uuuhhh...emmmhhh..."
Sslleepppp....pssss..sslleepppp...psss...sslleepppp...pssss....slleepppp....
 
"Kkkapppaannn kkaammmuuu haid Sssaassss....aagghhh",
"Eeuugghhhh....pppaallliinnnggghhh luusssaaaa kkaakkk....eeghh...aahhh...eegghhhh...uugghhh",
"Ssaaasss q mmauuuhhh...kkkellluuaarrrr....aahhhhh....iiighhh",
"Iiiyyyaaa kkkakkk,...emmmhhh...kaakkkk...aaauuuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh..................",
"Ssssaaassstttiiiiii.....iiigghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.................".
Dalam sekejap serasa ribuan bintang berpendar di sekeliling kepalaku,makin lama makin redup hingga hanya wajah ayu Sasti yang terlihat dalam bingkai retinaku.
10 menit berlalu dalam diam kami. Tak ada suara kecuali sang kodok yang tiada lelah berbunyi ditemani jangkrik yang berderik-derik.
"Kak Zafid...",suara merdu Sasti membuyarkan ilusiku.
"Iya Kinasasti??"
"Berat....kak",
Dan tawa cekikikan kami berdua pun berhasil mengalahkan simponi sang kodok dan jangkrik. Segera kuangkat tubuh binarangkaku dari atas tubuh mungil bidadari itu. Pleppp,terdengar lirih suara tercabutnya batang penisku yang sudah down dari dalam arena pertarungan. Terlihat diatas karpet ada cairan-cairan kental buah karya cinta kami berdua. Beruntung karpet tersebut dominan berwarna gelap,sehingga warna-warna cairan itu tak terlalu jelas.
"Sas,maaf y q dah lancang",kataku tulus dengan memeluk mesra Sasti.
"Kak,q seneng kok. Q gak keberatan asalkan dengan cinta kasih sayang n kelembutan sebesar yang q rasakan tadi. Q gk ngliat bahwa tadi suatu kelancangan. Q malah ngrasa bahwa kakak nglakuin semuanya dengan sepenuh diri kakak,bukan nafsu semata."
"Terima kasih Sasti. Q gak bisa janjiin apapun buat kamu. Tapi kamu bisa liat n nilai q dari apa yang kamu liat sehari-hari."
Sasti yang biasanya terlihat kekanak-kanakan,malam ini di mataku terlihat sebagai wanita seutuhnya. I love you Sasti,jika kita berjodoh,maka apapun gak akan bisa menghalangi kita kecuali agama. Suku,harta,watak,pendidikan,usia,keturunan,itu semua bukan alasan.
Terselip jauh di dalam hatiku,tersirat niat bahwa ini hanyalah awal petualanganku. Q bukan playboy,dan q kurang suka dengan istilah tersebut. Tapi,sebagai laki-laki normal,sangat sulit untuk beriman kuat,apalagi dengan modal face n karakter yang bisa bikin cewek bersimpatik. Hemmhhh,semoga,tidak menghancurkan masa depanku,semoga......


BERSAMBUNG...........
 
Thanks mas2 agan yang terhormat,,,bernapas sejenak dalam hening jumawa sang surya,,,
*VICTORY*
 
Episode II di new thread cerita panas,,,Cinta Dalam Rantau II,,,monggo mas2 agan di cek,,,thx v'much sblumnya eaaa.....
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd