Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cinta Dalam Rantau II < Forbidden Love >

dicxson

Suka Semprot
Daftar
9 Nov 2011
Post
18
Like diterima
16
Bimabet
Diatas laju motor dipayungi langit subuh penuh titik embun,masih menari-nari dalam pelupuk mataku kejadian barusan bersama Sasti. Lembut tatap matanya mengiring pergiku dari rumahnya.
Tak selalu kuumbar nafsu binatang ini terlalu sering bersamanya,mengingat usianya yang belum genap 20. Aku paham benar jika seorang gadis terlalu sering melakukan percintaan terlarang akan berdampak pada fisik dan karakternya secara langsung maupun tidak,yang tentunya mempengaruhi masa depannya kelak. Terlalu sayang bagiku melihat seorang gadis secantik dan sebaik Sasti rusak oleh nafsu setan laki-laki semacam diriku. Lebih banyak kisah kasih sayang tulus dan percumbuan ringan yang sering q aplikasikan padanya. Disertai dengan tawa canda lepas membuat Sasti lebih bisa menikmati masa gadisnya dengan berkesan dan bahagia. Tak lupa obrolan-obrolan tentang rencana masa depan Sasti dan sedikit wejangan berbumbu nasehat q selipkan supaya ia tidak salah dalam melangkah dan terjebak pada serigala berbulu singa.



"Mbak,demiglace sauce gimana buatnya secara manual??"
"Pertama-tama,siapkan tulang sapi,lalu wortel,daun bawang,ini,itu,ini,itu,lalu di anu,terus di ini,kemudian bla bla bla....."
"Emmmm,,ooowwhhh...yaaa....heeee....ooooo....siiippp,..paham q",kataku manggut-manggut mendengarkan penjelasan panjang + lebar = keliling dari Mbak Siren yang nyerocos bak Farah Quinn si toket amboy itu. Hanya saja bedanya yang ini toketnya SNI,dan bodynya juga mini tapi ngegemesin. Ditambah lagi dengan gaya lenggak-lenggoknya selalu mengundang gelengan kepala atas dan bawahku.

Sekilas deskripsi dari Mbak Siren,yang juga lagi-lagi 1 suku denganku,adalah senior di departemen perusahaan tempatku berkarya sekarang. Terpaut 1 level jabatan diatasku,lebih tepat disebut senior karena masa kerja yang sudah lebih dari 1 dekade di perusahaan ini. Walaupun pernah sekali bongkar mesin 4 tahun silam,di usianya yang menginjak angka 27 kini masih saja style layaknya anak kuliahan. Dengan postur 155an dan bobot 40an,memang sangat mendukung untuk bertingkah centil bagaikan gadis bukan perawan. Soal kulit sawo matang urung menjadi dilema dalam performanya sehari-hari. Entah cuma GR-ku saja,q merasa something wrong dengan sikapnya padaku semenjak q menapakkan sepatu murahku ke lantai perusahaan ini. Tatap matanya meski dalam canda sangat mengusik hati kecilku untuk memahat kata "What's Up???".

"Fid,kamu ada affair ya ma Sasti??",tanya mbak Siren di suatu senja kala kami 1 shift bersama.
"Hemm,kayaknya gak cuma ma Sasti deh",jawabku serius tapi ngaco seperti sediakala.
"Gilaakkk,sombong nian kamu Fid".
"Yaaahhh secara mbaaak,namanya juga pejantan tanggul...hahahaaa...",
"Gak ada kok,biasa aja,kan emang q baik hati murah senyum rendah hati pula pada semua umat manusia",kataku makin menjurus pada gombal tingkat kecamatan.
"Ahh gak pecaya q,tampangmu tu menghanyutkan",sergah mbak Siren mencibirku.
"Yeeee,emangnya sperma bisa menghanyutkan".
"Dasar Zafid sempruullll....".
"Wkwkwkkwwkkkk.....".

Dan berlanjutlah acara Warkop DKI ala kadarnya itu sampai kami berpisah menyongsong waktu berpulangnya karyawan-karyawan nan agung ke haribaan pertiwi masing-masing.

"Besok masuk apaan mbak??",tanyaku basa-babi di pelataran parkir karyawan pada mbak Siren yang lagi bengong menanti kedatangan mantan pacarnya menjemput.
"Masuk off Fid".
"Bah,macam mana pula tu masuk off,ada-ada aja mbak ni. Bilang aja off,gitu".
"Biarin,ngomong gratis juga gak kena pajak kok",sambarnya dengan wajah dijudes-judesin khas tukang kredit ember bekas.
"Maenlah kerumah mbak Fid,kamu besok masuk pagi kan. Sore tu habis pulang kerja mampir ajah,jadi biar kenal tu ma ponakan dirumah".
"Heheheeee....iya deh mbak,kalo schedule nya kosong bisa deh besok sore insya-Allah".
"Gayamu Fiiiddd...."
"Gapapa mbak,menang gaya kalah nasib,hahahaaa....",lanjutku tertawa pongah. Bersamaan dengan akhir tawaku tibalah jemputan mbak Siren. Senyuman ramah-tamah menghantarkan laju motor mbak Siren Cs meninggalkan diriku terpekur sendiri.
"Ah,masih gantengan q ma suaminya,xixixiii...",batinku dengan terkikik lagi-lagi pongah sambil menyalakan motorku sebelum kuluncurkan membelah bengisnya dingin malam.

Sms q kirim sebelum berangkat ke rumah mbak Siren sore itu,memastikan dia siap menjadi tuan rumah bagi tamu biasa-biasa saja ini. Dan dibalas dengan sms yang super singkat hanya 1 huruf..."Y".

Segera setelah sampai didepan pintu rumahnya,begitu mbak Siren menampakkan batang kepalanya langsung q cecar dengan pertanyaan.
"Keypad hp mbak pada macet yahh...??"
"Boleehhhh salam dulu kalo bertamu tuh Fiiidddd,bukannya introgasi,heheheeee....",
"Mari mari mari masuk Fid yoookkk,silahkan berdiri jangan sungkan-sungkan. Anggep rumah orang laen yaahhh".
"Ebuset,gak ada yang lebih ngeri lagi kata-kata sambutannya mbak??",tanyaku dengan ekspresi Mr. Bean.

Sementara mbak Siren membuatkan suguhan untukku,kuamati sejenak sikon didalam rumahnya. Minimalis sederhana dengan suasana sejuk. Walaupun masih dalam tahap renovasi pada bagian-bagian tertentu,tapi tersirat bahwa empunya rumah adalah seorang yang ulet,sabar,nrimo dan telaten.

"Baru mbangun y mbak ni rumah,ato udah lama tapi direnovasi??",tanyaku ketika mbak Siren sudah duduk manis di hadapanku lengkap dengan kopi,teh dan cemilan-cemilan kecil di meja.

"Baru kok Fid,menjelang mbak mo nikah dulu baru mulai dibangun. Waktu udah nikah siap ditempati,tinggal nambah-nambah dikit-dikit aja lah,tergantung dompet".
"Uuummm,enak juga ya mbak suasananya,lingkungannya juga kayaknya kondusif".
 
"Yah begitulah. Daerah sini kan itungannya masih pedesaan,jadi gak terlalu rame. Tapi malah seperti ini yang q seneng",katanya sambil tersenyum senang.
"Betul mbak,setuju,q juga lebih nyaman tempat tinggal model gini. Kalo di kota bisa cepet tua,stress",

"Ngomong-ngomong pada kemana penghuni rumah. Kok dari tadi cuma mbak doang sebatang yang nimbul??"
"Sialan,mang kamu kira mbak kura-kura pake nimbul. Si adek lagi pergi kerumah pakdenya ma mas Truna ( nama suami mbak Siren, -red- ) dari tadi jam 2. Katanya da bisnis,dan si adek mo maen ma anak pakdenya tu sebaya ma dia. Palingan juga ntar malem baru balik. Kalo urusan bisnis cuma 2 jam dah kelar mesti,yang lama tu ngota-nya ( ngobrol,membual,om-do,ngomong gak karuan==bahasa daerah sumsel,sumbar, -red- )."
"Wkwkwkwkkk,namanya juga cowok ketemu cowok mbak,pasti seru sendiri mpe lupa waktu",jawabku menanggapi pernyataannya.
"Jadi cuma kita berdua nih mbak dirumah ini,enaknya ngapain yahh??",kataku asal seperti biasa,karena mbak Siren ini walaupun statusnya sudah ibu-ibu,tapi diajak ngoceh model gimana juga dia lanjut. Itu yang bikin q betah lama-lama dekat sama dia.

"Heemmhhh,macam kamu brani aja Fid,Fid. Yang ada malah kamu bisa q perkosa",jawabnya mulai ikut ngaco.
"Wuahahahahahaaa,sialan mbak ni".

Diam-diam otakku mulai pasang insting detektif cabul. Dengan hanya kaos agak ketat dan rok panjang ditambah rambut sebahu yang diikatnya keatas,sanggup membuat anganku menembus batas norma. Leher jenjangnya terlihat cukup menggairahkan untuk dicumbu. Dan dua sembulan di dada mbak Siren yang meski cuma SNI membuatku makin liar dalam arus fatamorgana. Wajah polos ayu khas wanita suku q tanpa make up,disertai kerlingan mata nakal dan bibir tipis makin menegaskan karakter seorang istri yang setia tapi tersisip pikiran "naughty". Dan lagi-lagi gejala aneh dalam tubuhku mulai menggeliat. Perasaan cinta dan sayang tumbuh dalam hati disertai riuh tabuh genderang nafsu birahi,muncul secara bersamaan,tidak ada yang saling mendahului,semuanya ingin keluar secara bersisian.

Dari insting menimbulkan inisiatif,lalu tindakan,yang tersusun rapi dalam indahnya jalinan kata.

"Mbak,dulu dijodohin yah?? Q liat mas Truna tu orangnya kalem,dewasa,santun,alim,pokoknya kebalikan semua dari sifat mbak deh",tanyaku memulai rangkaian rencana berkabut gulita.
"Basing ( sembarangan==bahasa daerah sumsel,sumbar, -red- ) bae kau ni Fid. Ada pacaran dulu lah kami,2 taunan kira-kira,baru kami nikah. Emang sih mas Truna satu-satunya laki-laki yang paling sabar diantara semua cowok yang pernah ngedeketin q. Dia juga paling bisa nrima q apa adanya bahkan sampai sekarang. Pembawaannya selalu dewasa dan bijaksana,"jawab mbak Siren membantah tuduhanku.
"Hemmm,brarti mbak nikah karena faktor dari pasangan mbak,bukan karena prioritas cinta. La kalo yang mbak paling cintai dulu orangnya gimana?? Apakah sifatnya terlalu sulit mbak terima??",lanjut tanyaku bak detektif amatiran.
"Bisaaa aja kamu ni Fid. Ya gitu deh,disamping itu keluarga besar mbak kurang setuju terhadap laki-laki tersebut. Dan dari semua laki-laki yang pernah q kenalin ke keluarga,cuma mas Truna yang paling didukung 100% ma keluarga besar q",jawab mbak Siren sambil menerawang masa lalunya.

"Lagian juga mbak gak terlalu keukeuh sama yang namanya cinta. Q yakin kok cinta akan timbul seiring dengan waktu,asalkan kita bisa membuat sikon senyaman mungkin dan mau mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan,pasti kehidupan bakal dimudahkan".

Kurang setuju q sebenarnya terhadap pendapat mbak Siren soal ini,terkesan terlalu nrimo yang akhirnya mematikan akal manusia untuk berusaha menurutku. Tapi q lebih tertarik membahas masalah yang lain.

"La brarti mbak belum pernah ngrasain bercinta dengan sepenuh cinta dong. Selama ini cuma bercinta dengan kewajiban. Karena menurutku walopun mbak tu keliatannya centil,genit,kemayu,lenggak sana lenggok sini,tapi mbak gak murahan. Mbak sangat menjunjung tinggi harga diri dan harkat martabat bangsa tanah air beta. Dengan kata lain,mbak cuma akan memberikan mahkota mbak pada orang yang semestinya. Maka bisa q bilang seperti tadi,mbak belum pernah bercinta dengan cinta sepenuh hati,bahkan mungkin hingga detik ini",cerocosku dengan tatap mata setajam busur panah.

"Hahahaaa...hampir molor q ndengerin kamu selesai ngomong Fid. Tu kan cuma masa lalu. Seiring waktu berjalan hingga sekarang,mbak makin bisa melangkah mantap dengan keyakinanku sendiri",elaknya dengan hampa tersirat dalam setiap kata-katanya. Matanya pun menatapku dengan selaksa makna.

"Untung kita gak ketemu 7 tahun yang lalu ya mbak",ucapku tipis sedikit dengan menundukkan kepalaku.
"Coba mbak ketemu kamu lebih awal Fid,hahahaa...".
Lagi-lagi kalimat kosong penuh galau terucap dari bibir tipisnya lengkap dengan tawa hambarnya yang dipaksakan untuk menutupi perasaan.

Kulempar seulas senyum simpul kearah mbak Siren.
"Mbak...",kataku tertahan.
"Iya Fid...".
"........boleh numpang toilet",ujarku polos.
"Oh,iya,ayo q anter".

Berjalan beriringan kami berdua ke bagian belakang rumahnya.
"Kalo udah selesai matiin keran airnya ya Fid",kata mbak Siren sambil lalu kembali ke depan setelah mengantarku sampai kedepan toilet rumahnya.

Kulihat mbak Siren sedang didalam kamarnya sedang melipat beberapa pakaian yang baru selesai dijemur ketika q hendak kembali ke ruang tamu. Kuperhatikan lagi tubuhnya dengan seksama. Lekuk-lekuk pinggulnya,gerakan-gerakan badannya ketika menyusun baju yang sudah dilipat.
 
"Tunggu bentar ya Fid,tanggung ni tinggal 3 potong",kata mbak Siren yang ternyata tau sedang kupelototi tubuhnya dari luar kamar.
Tanpa kata balasan,q masuk ke kamar itu dan menghempaskan pantat ke ranjangnya yang empuk,bersisian dengan mbak Siren yang sedang melipat baju.

Terlihat CD dan bra warna hitam didalam lemari pakaian yang setengah terbuka.
"Suka item juga ya mbak ni,"ucapku dengan mata tetap terpaku pada lemari.

Menoleh sedikit mbak Siren dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Gak juga Fid,variasi aja buat ganti suasana."

Hatiku mulai tak karuan mengetahui kenyataan bahwa sekarang berada berduaan di kamar dengan mbak Siren. Mulai kuamati lagi tubuhnya dengan lebih jelas karena jarak yang cukup dekat.

"Jangan lama-lama ngliatnya Fid ntar naksir loh",ujar mbak Siren dengan sedikit senyum.
"Mbak ni,gimana kalo q beneran??",jawabku kalem balik bertanya spontan.

Terhenti sejenak aktivitasnya sambil melirik ke arahku,dan hanya senyum tulus yang q dapat dari bibir tipisnya.

"Mbak,mas Truna pulang jam berapa??"
"Kalo biasanya sih jam 9 an lewat,apalagi si adek besok libur sekolahnya,bisa nyampe jam 11",

"Mang kenapa Fid,mo buru-buru pulang yah??".
"Gak kok mbak. Gak da acara juga hari ni q".

Hampir hilang akalku melihat tubuh mbak Siren di dekatku. Aku benar-benar bisa gila jika terus-terusan seperti ini. Ditambah wangi tipis aroma parfum dari tubuh mbak Siren membuat q mabuk dalam angan asmara dan birahi terlarang.
Dan ketika mbak Siren selesai melipat pakaian terakhir,pelan kupegang tangan kanannya. Seakan waktu berhenti sekian detik dalam momen itu,sebelum kutarik lembut tangannnya menuju kecupan bibirku. Hanya kaku dan tatapan lembut yang dilontarkan mbak Siren. Kutarik lebih jauh tangan itu hingga tubuhnya tertarik merapat ke arahku dan bibirnya berjarak 7 senti dari bibirku. Beradu pandangan kami dalam bisu penuh tanya. Maka kurapatkan bibir kami untuk menghapus tanya tersebut.
Terhenti desah nafas kami sesaat,terpejam jua 2 pasang kelopak mata. Kubuka sedikit mulutku untuk memagut bibir tipis mbak Siren. Kuberdayakan gigiku membantu lebih dalam mengerat bibirnya,sebelum lidahku menguak mulut mbak Siren untuk kemudian menikmati hangat dalam rongga mulutnya. Kukait-kait lidahnya,kuusap-usap langit-langitnya,serta seluruh bagian didalamnya.
Terasa sedikit naik tempo nafas mbak Siren,lidahnyapun mulai bergerak malu menyambut ajakan dansa lidahku di dalam mulutnya. Kugesek-gesekkan hidungku dengan hidungnya. Mesra kubelai rambutnya seraya menekan halus kepalanya lebih merapatkan ciuman kami. 5 menit berlalu tarian lidah dan bibir kami. Kuakhiri dengan sangat perlahan,kutarik kepalaku menjauh untuk menatap wajah ayunya yang masih terpejam sedikit terengah.

Q peluk tubuh mbak Siren erat,kukecup sedikit leher jenjang mbak Siren sambil kuelus punggungnya.
"Jangan Fid,...",ucapnya dengan setengah bisik tergetar.
Kulepaskan pelukanku,kutatap lagi mata sayunya. Kukecup mesra bibirnya.

"Q suka ma mbak....walopun...",kata-kataku terputus sejenak,"....mungkin gak kan pernah bisa memiliki mbak Siren...."
Dia hanya diam masih menatap mataku.
Kupegang erat kedua lengannya,kudorong mbak Siren rebah ke ranjang.
"Fid....jangan,...kita gak....",segera kulumat bibir tipisnya sebelum ia lanjutkan kata-katanya. Kurasakan 1 tangannya setengah mendorong keatas tubuhku sampai akhirnya berganti menjadi cengkraman menarik pada baju kemejaku. Kuturunkan pegangan pada kedua lengannya,mengusap-usap lengannya yang mulus sebelum kugenggam dan kutautkan jemariku dengan jemarinya. Kubawa masing-masing tangannya sedikit diatas kepalanya,membuat 2 tonjolan di dadanya lebih membusung menantang. Tak kulepaskan pagutanku pada bibirnya,kuremaskan 1 tanganku pada tonjolan itu dan terdengar lenguhan mempesona dari mbak Siren. Demi merasakan kenyalnya 2 bukit kembar,kedua tanganku makin erat mengurut-urut toket menggemaskan itu. Kulepas kaitan lidahku,dan dengan memegang pinggulnya kuseret tubuh kecil mbak Siren keatas hingga seutuhnya berada di ranjang.
"Eeuuhhhh...Fiiiddd....",eluhnya lemas.

Kunaiki tubuh kecilnya,kulanjutkan aktivitas yang sempat terhenti tadi.
"Mbak,q mo nenen",kataku sambil mengecup toketnya yang masih terbungkus kaos. Tanpa kutunggu respon mbak Siren lebih lanjut,kugigit kecil toketnya. Kukenyot kuremas pelan yang 1 dan kuremas yang lain.
"Aauugghhh...uuufffhhhh....aaahhh...",desah mbak Siren dengan suara seksinya.
"Eeuummmhhh....enak mbak nenennya....ooouummhhh...mmmhhhh....nnyyaauummmm...",kataku di sela-sela mengenyoti bukit kenyal itu.
"Fffiiidddd.....oouuufffhhh...uuugghhhh....kamu pindahin motormu di sebelah rumah mbak dulu Fid,masukin dalam garasi...aaahhhh...".
"Iya deh mbakku sayang,mmmmuuaaachhhh",jawabku sambil mengecup kuat bibirnya yang merekah.

Hampir lupa q kalau motorku masih nangkring didepan rumah mbak Siren. Tentu akan jadi kecurigaan tetangga jika ada motor selain punya mbak Siren yang sedang parkir didepan rumahnya sementara suaminya sedang pergi keluar dengan anak satu-satunya. Tak lupa q melihat sikon kiri kanan sebelum kututup pintu rumah,jendela dan gorden ruang tamunya.
Sekembalinya ke kamar,kulihat mbak Siren sedang memasukkan pakaian terakhir yang tadi dilipatnya ke dalam lemari. Belum sempat dia berbalik,kupeluk dia dari belakang. Kutangkupkan kedua tanganku ke bukit kembarnya. Kucumbu tengkuk dan leher jenjangnya.

"Uuummmpphhhhh....Fiiiddd....",lenguh mbak Siren terpejam meraih pipiku dan diusapnya.
 
Kutarik mundur dia,dan kurebahkan kembali ke ranjangnya. Kupandang matanya sambil melepas kaosnya.
"Kelihatan lebih gede ketimbang dari luar mbak",ujarku seraya mengusap lembut bra nya. Sambil kukenyot bra sekaligus isinya,kusisipkan tanganku ke bawah punggungnya. Dalam sepersekian detik lepaslah bra tersebut,menunjukkan toket kenyal,kencang dan terawat milik mbak Siren.
"Masih kenceng banget mbak,uuummmhhhh....mmmmhhhhhh....".
Langsung kulahap bukit kembar itu bergantian. Tak lupa meremas dan memeras hingga mengeras toket dan putingnya.

"Aaaaasssshhhhh...oooowwwffhhhh....hhhhh.....eeeuugghhhh.....Fiiiiidddhhhh....aaahhhh....emmmmhhhh....". Mbak Siren makin mendesah kepedasan. Makin kulahap toket itu,kukulum,kukenyot,kugigit-gigit kecil,kuremas gemas dan ganas.
Demi efisiensi waktu,kubuka kemejaku tanpa meninggalkan aktivitasku di dunia perbukitan. Sekarang kami sama-sama setengah bugil. Kutindih habis tubuh kecil mbak Siren,kurapatkan tubuhku dengannya hingga putingnya tergencet tulang dadaku. Kupagut lagi bibir ranum mbak Siren dengan ganas. Kutelentangkan keatas tangannya menambah keseksian tubuhnya. Turun sedikit kebawah,kujilati leher jenjangnya hingga basah oleh air liurku. Kujilati telinganya kanan kiri.
"MbaK Sireeeeennnnn.....eeellmmmhhhhh.....uuuffhhhhh....ssllluuurrrppppp....eeuummhhh....",kubisiki dan terus kujilati telinganya.
Merambah ketiaknya,sedikit bulu dan aroma yang membuatku makin kesurupan dengan nikmat terlarang ini.

"Aaeeessshhhh...Fiiiddddd.....gellliiiihhhh....eeeeegghhhhh.....",makin kuat erangan mbak Siren. Kulumat lagi toketnya,kusedot kuat berkali-kali hingga berwarna kemerahan.

"Terrruuusssss....Ffiiidddddhhhh...eehhhhh...ehhhhh....aaashshhhhhh....eeeeuuughghhhhh....aaauughhhh...eemmmhhh....eeennnnaakkkk...terruussss...sseedootttt....aaaaffhhhh".

Benar-benar tak bisa dilukiskan rasa hatiku mendengar erangan dan desahan mbak Siren.
Kuangkat tubuhku,dengan 1 tangan masih meremas-remas nenen mbak Siren,q lepaskan kait roknya. Diangkatnya sedikit pantatnya yang sintal itu sehingga memudahkanku untuk menarik lepas rok beserta CD nya. Kualihkan tubuhku berada di samping mbak Siren,kubelai belahan kecil di tengah selangkangan mbak Siren dengan bulu halus di sekelilingnya. Tanpa meninggalkan aktivitas 1 tanganku di pegunungan,mulai kugosok-gosok lembut belahan nikmat mbak Siren dengan tangan yang lain. Sekira agak basah,kubuka sedikit lebar kakinya hingga vaginanya terkuak sebelum kutundukkan kepalaku mencium wangi liangnya. Kujulurkan sedikit lidahku.
"Aaaaaassshhhhh......eeeemmmmmhhhhh.....",erang mbak Siren agak keras. Dengan bantuan jari sebagai pembuka,kuajak lidahku mengeksploitasi lebih dalam. Kujilat-jilat hingga bagian terdalam lubang yang q mampu. Gerakan tubuh mbak Siren tambah liar,kepalanya terlempar kiri dan kanan terkadang menggelinjang. Kuubah posisiku,kutempatkan diriku diantara kedua paha mulus mbak Siren,dan kedua tanganku mengangkangkan kakinya lebih lebar sehingga vaginanya lebih menganga menggairahkan. Kubenamkan kepalaku di selangkangannya dan ku seruput ku jilat vaginanya habis-habisan.
"Eeeeeeeuuughhhhh......aaaaaaaaarrrggghhh....iiiigggghhhh....eeeemmmhhhh....tterruusssss....uuuuggghhhh....Ffffiiiddddhhhh....hhhhhhssss...eeegghhhh".
Satu jari tengahku datang memberi back up,dan langsung menyerang tonjolan kecil di dalam vagina mbak Siren,bekerja sama dengan lidahku yang sedang membombardir area sekitarnya.
"Aaarggghhhhhhh....aaammmpppuunnnn....Fffiiiddddhhh...eeerrggghhh...mbaaakkkk nggggaakkkkhhh tttaahhhhaaannnn.....hhhhhhhh....eeeeeeeeeeeeerrrrrggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh".

Erangan panjang dan naiknya pantat sintal mbak Siren serta cengkraman keras pada rambutku menandai derasnya cairan yang keluar dari vaginanya,mengalir keluar membasahi sprei ranjangnya tanpa sempat q tampung dalam mulutku barang sesendok. Hanya sisa-sisa yang mampu q jilat dari liang itu hingga 1 menit kemudian mbak Siren menghempaskan pantat indahnya kembali ke ranjang.
Kukecup mesra bibirnya,dan kuelus pipinya sementara mbak Siren tersengal bercucuran keringat di senja yang panas ini.
Kubuka celana panjang dan CD ku. Menoleh sayu mbak Siren menatapku untuk kemudian pandangannya beralih pada batang penisku yang sudah sangat mengacung keras. Dielusnya perlahan,dan diusap-usanya dengan sayang.
"Sssshhhhhh.....mbaaakkkkk....". Lembut jemari lentik mbak Siren menghantarkan jutaan rasa ke seluruh penjuru tubuhku.
"Fid,kita sudah terlalu jauh",kata mbak Siren lirih.
"Maafin q mbak,q gak se-alim yang mbak pikir. Q tertarik sama mbak dari semuanya,dari cinta sampai nafsu",balasku lirih sambil kugenggam tangannya yang sedang mengelus batangku.

Kembali beradu pandangan kami sesaat.
"Mbak....",kataku sebelum kukecup lagi bibir tipisnya. Kunaiki tubuhnya diatas perutnya,setengah kududuki. Kupegang penisku dan kusentuhkan kepala penisku ke putingnya yang mungil dan keras. Terlihat sedikit keluar cairan pre-cum dan kuoles-oleskan merata ke kedua toketnya.
"Ssshhhh...eemmmhhh...",desahku lirih tiap kali kepala penisku kutekan ke puting susu mbak Siren.
Diraihnya batang penisku mendekat ke mulutnya,dikecup,dan dijilatinya helm ku.
"Aaafffhhhhh....mbbbaaaaakkkkk....ennnakkkk...bangeeeetttt....sshhhhhh....",ceracau mulutku tak karuan.

Ditariknya penisku lebih mendekat ke mulutnya dan diangkatnya sedikit kepalanya,lalu mulai dikulumnya batang penisku sedikit demi sedikit hingga habis sampai pangkalnya.
 
Uuuggghhh,benar-benar tak terkira perasaan nikmat ini,melihat penisku terjebak didalam mulut kecil mbak Siren. Sejurus kemudian dia maju mundurkan pelan kepalanya hingga terlihat batang penisku klomoh oleh air ludahnya. Aku bantu sedikit dengan memaju mundurkan pantatku.
"Ooouuuwwhhhh....aaakkkkhhhhhh....mmmmhhhh.....aaahhhhhhsssss.....ennnnaaakkk mmbaaakkk....uuufffhhhh....".
Tak sampai 2 menit dia tersedak dan menolakkan penisku dari mulut kecilnya. Dengan cemas langsung ku turun dari tubuhnya dan mengusap-usap pipinya.
"Maaf Fid,mbak gak pernah kayak gitu. Paling cuma tau dari film blue pas nonton rame-rame ma temen-temen kerja",kata mbak Siren dengan ekspresi muka menahan muntah karena jijik.
"Harusnya mbak ngomong aja tadi,q jadi nyesel. Q yang minta maaf ya mbak",kataku tulus sambil mengecup bibirnya.
Q lanjutkan dengan melumat bibir ranumnya dan meremas-remas bukit kembarnya.

Q bangkit,kunaiki lagi tubuh kecil sintal mbak Siren. Kutempatkan kedua kakiku diantara paha mulusnya. Q merunduk dan memagut bibirnya lagi,kutempelkan penisku diatas vaginanya. Gerakan-gerakan kecil tubuh kami berdua yang sedang berpagutan menimbulkan gesekan-gesekan pada kemaluan kami juga. Dan dengan kulebarkan kedua pahanya,kepala penisku mulai menusuk perlahan liang vaginanya.
"Aaahhhkkkk.....Ffiiidddd....",desah mbak Siren pelan.
Kumajukan lagi pantatku,kurasakan tiap mili dinding vagina mbak Siren.
"Ooooouuuwwffffhhhh...mbaaaaakkkk....peret bangeeettt memekmuuuuuu...eeemmmhhhh...ssshhhhhh".

Dan hingga amblas kedalam vaginanya,tak putus kami berdua mendesah. Q merunduk dan mencium bibirnya. Kutarik batang penisku hingga tinggal kepalanya,lalu kulesakkan lagi dengan desahan panjang penuh nikmat kami berdua.
"Sssshhhhh....Fffiiidddd...teruuussss Fiiddhhhh...enaaaaakkkk mbaaaakkkk Fiiiddddhhh...aahhhh".
"Iyyaaaaahhhh mbaaaakkkk....eeuugghhhh....emmmmhhhh....aaauuufffhhhh....mmmmemek mbak kayak perawaaannn eennnnaaaakkk....oooofffhhhh...".
Blesssss......sssseeepppp....bllleesssss.....sssseeppppp....bbblllleeessss.....sseeeppppp....
Makin lebar dan makin naik kaki indah mbak Siren kupentangkan. Terasa nikmat tiada tanding melihat penisku dengan jelas keluar masuk menembus vagina mungil mbak Siren yang ayu.

Blleesss....ssseeppppp....blesssss....sepppp.....bleeesss....ssseppppp.....blesssss.....

"Oooofffhhh.....Fffiiiddddd....eennnaaakkkk beneeerrrr kontolmuuuuuhhhh....eeeemmmhhhh....aaaauugghhhh",mbak Siren mulai meracau liar. Dan akupun tak mau kalah.

"Uuuffhhhh....iya mbaaakkkkk....memekmuuuuuhhhh....jugaaaaaahhhh....ennnaaakkkk sssetengaaahhhhh....maaatttiiiii....hhhhhssss....aaauuhhhh....ooohhhh".

Blesss...ssseppp...blessss...sssepppp....blesssss.....sseeepppp....

Kutumpangkan kakinya di kedua pundakku,kupegang belakang pahanya sambil kuelus-elus,kupercepat sodokan-sodokan penisku.
Terlintas di pikiranku,di ranjang ini mbak Siren biasa menumpahkan nafsu dengan suaminya tercinta. Dan sekarang di ranjang ini mbak Siren sedang mendesah-desah tertindih tubuhku dan menerima tusukan demi tusukan batang penisku,penis seorang pemuda yang baru setahun lalu dikenalnya dan berhasil mengambil sedikit simpati darinya. Sungguh pikiran itu membuatku gila dan makin kesetanan menghujam-hujamkan penisku kedalam vaginanya.

Blesss....ssseeepppp....blesss..ssseppp....blesss..ssseppp....blesss..ssseppp....blesss..ssseppp....

"Oooffhhhh...mbaaakkkk....aaakkkuuuhhhh gaakkkk taahhhaannn laagiiihhhh....aaafffhhh...sssssshhh....".
"Iyyyyaaahhhh Ffffiiidddd....q jugggaaahhhhh...eeemmmhhh...aaarrrggghhh....Zafffiiidddddhhhh....eeeeeeerrrggghhhhhhhhhhhhhhhh.........".
"Mbaakkkk Siirreeeennnnn.....oooooooaaaarrggghhhhhhhhhhhhhhhhhh.........".
Erangan panjang kami berdua membuat tubuh kami membeku dalam orgasme panjang berkesinambungan. Luluh lantak tubuhku menimpa mbak Siren yang juga bagaikan tak bertulang. Bulir-bulir keringat mengalir dari tubuh kami berdua.
Kugulingkan tubuhku ke samping mbak Siren,terkapar dalam kenikmatan fana dunia.
"Mbak,makasih ya",kataku lirih terpejam.
"Kamu ternyata bener-bener liar Fid".
Kutoleh wajah ayunya yang tampak kelelahan,dan kukecup mesra keningnya.
"Fid....".
"Ya mbak??"
"Jam berapa ini??"
Terbangun q merogoh ponsel dalam kantong celana panjangku yang tergeletak di lantai.
"Hampir jam 9 mbak. Q numpang toilet bentar ya mbak sebelum pulang".
Dan q bergegas ke toilet dengan tubuh telanjangku. Setelah membersihkan badan ala kadarnya dan berpakaian seperti sediakala,kubantu mbak Siren merapikan kamarnya sedikit. Tak lupa merendam sprei yang akan dicuci besok pagi oleh mbak Siren.
"Makasih ya mbak. Dan walopun gak ada gunanya,q tetep minta maaf",bisikku pelan pada mbak Siren sebelum menaiki motorku.
Hanya senyum tipis dan raut wajah ayu lesu yang sempat kulihat terakhir sebelum akhirnya q menjauh meninggalkan rumah itu,menembus gulita pekat yang menghadang dengan taring dinginnya........


BERSAMBUNG...........
 
wow. crita yg bagus :semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
gila.....
ne cerita yg paling gw suka....
gw ampe melamun teringat pengalaman gw dlu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd