Diatas laju motor dipayungi langit subuh penuh titik embun,masih menari-nari dalam pelupuk mataku kejadian barusan bersama Sasti. Lembut tatap matanya mengiring pergiku dari rumahnya.
Tak selalu kuumbar nafsu binatang ini terlalu sering bersamanya,mengingat usianya yang belum genap 20. Aku paham benar jika seorang gadis terlalu sering melakukan percintaan terlarang akan berdampak pada fisik dan karakternya secara langsung maupun tidak,yang tentunya mempengaruhi masa depannya kelak. Terlalu sayang bagiku melihat seorang gadis secantik dan sebaik Sasti rusak oleh nafsu setan laki-laki semacam diriku. Lebih banyak kisah kasih sayang tulus dan percumbuan ringan yang sering q aplikasikan padanya. Disertai dengan tawa canda lepas membuat Sasti lebih bisa menikmati masa gadisnya dengan berkesan dan bahagia. Tak lupa obrolan-obrolan tentang rencana masa depan Sasti dan sedikit wejangan berbumbu nasehat q selipkan supaya ia tidak salah dalam melangkah dan terjebak pada serigala berbulu singa.
"Mbak,demiglace sauce gimana buatnya secara manual??"
"Pertama-tama,siapkan tulang sapi,lalu wortel,daun bawang,ini,itu,ini,itu,lalu di anu,terus di ini,kemudian bla bla bla....."
"Emmmm,,ooowwhhh...yaaa....heeee....ooooo....siiippp,..paham q",kataku manggut-manggut mendengarkan penjelasan panjang + lebar = keliling dari Mbak Siren yang nyerocos bak Farah Quinn si toket amboy itu. Hanya saja bedanya yang ini toketnya SNI,dan bodynya juga mini tapi ngegemesin. Ditambah lagi dengan gaya lenggak-lenggoknya selalu mengundang gelengan kepala atas dan bawahku.
Sekilas deskripsi dari Mbak Siren,yang juga lagi-lagi 1 suku denganku,adalah senior di departemen perusahaan tempatku berkarya sekarang. Terpaut 1 level jabatan diatasku,lebih tepat disebut senior karena masa kerja yang sudah lebih dari 1 dekade di perusahaan ini. Walaupun pernah sekali bongkar mesin 4 tahun silam,di usianya yang menginjak angka 27 kini masih saja style layaknya anak kuliahan. Dengan postur 155an dan bobot 40an,memang sangat mendukung untuk bertingkah centil bagaikan gadis bukan perawan. Soal kulit sawo matang urung menjadi dilema dalam performanya sehari-hari. Entah cuma GR-ku saja,q merasa something wrong dengan sikapnya padaku semenjak q menapakkan sepatu murahku ke lantai perusahaan ini. Tatap matanya meski dalam canda sangat mengusik hati kecilku untuk memahat kata "What's Up???".
"Fid,kamu ada affair ya ma Sasti??",tanya mbak Siren di suatu senja kala kami 1 shift bersama.
"Hemm,kayaknya gak cuma ma Sasti deh",jawabku serius tapi ngaco seperti sediakala.
"Gilaakkk,sombong nian kamu Fid".
"Yaaahhh secara mbaaak,namanya juga pejantan tanggul...hahahaaa...",
"Gak ada kok,biasa aja,kan emang q baik hati murah senyum rendah hati pula pada semua umat manusia",kataku makin menjurus pada gombal tingkat kecamatan.
"Ahh gak pecaya q,tampangmu tu menghanyutkan",sergah mbak Siren mencibirku.
"Yeeee,emangnya sperma bisa menghanyutkan".
"Dasar Zafid sempruullll....".
"Wkwkwkkwwkkkk.....".
Dan berlanjutlah acara Warkop DKI ala kadarnya itu sampai kami berpisah menyongsong waktu berpulangnya karyawan-karyawan nan agung ke haribaan pertiwi masing-masing.
"Besok masuk apaan mbak??",tanyaku basa-babi di pelataran parkir karyawan pada mbak Siren yang lagi bengong menanti kedatangan mantan pacarnya menjemput.
"Masuk off Fid".
"Bah,macam mana pula tu masuk off,ada-ada aja mbak ni. Bilang aja off,gitu".
"Biarin,ngomong gratis juga gak kena pajak kok",sambarnya dengan wajah dijudes-judesin khas tukang kredit ember bekas.
"Maenlah kerumah mbak Fid,kamu besok masuk pagi kan. Sore tu habis pulang kerja mampir ajah,jadi biar kenal tu ma ponakan dirumah".
"Heheheeee....iya deh mbak,kalo schedule nya kosong bisa deh besok sore insya-Allah".
"Gayamu Fiiiddd...."
"Gapapa mbak,menang gaya kalah nasib,hahahaaa....",lanjutku tertawa pongah. Bersamaan dengan akhir tawaku tibalah jemputan mbak Siren. Senyuman ramah-tamah menghantarkan laju motor mbak Siren Cs meninggalkan diriku terpekur sendiri.
"Ah,masih gantengan q ma suaminya,xixixiii...",batinku dengan terkikik lagi-lagi pongah sambil menyalakan motorku sebelum kuluncurkan membelah bengisnya dingin malam.
Sms q kirim sebelum berangkat ke rumah mbak Siren sore itu,memastikan dia siap menjadi tuan rumah bagi tamu biasa-biasa saja ini. Dan dibalas dengan sms yang super singkat hanya 1 huruf..."Y".
Segera setelah sampai didepan pintu rumahnya,begitu mbak Siren menampakkan batang kepalanya langsung q cecar dengan pertanyaan.
"Keypad hp mbak pada macet yahh...??"
"Boleehhhh salam dulu kalo bertamu tuh Fiiidddd,bukannya introgasi,heheheeee....",
"Mari mari mari masuk Fid yoookkk,silahkan berdiri jangan sungkan-sungkan. Anggep rumah orang laen yaahhh".
"Ebuset,gak ada yang lebih ngeri lagi kata-kata sambutannya mbak??",tanyaku dengan ekspresi Mr. Bean.
Sementara mbak Siren membuatkan suguhan untukku,kuamati sejenak sikon didalam rumahnya. Minimalis sederhana dengan suasana sejuk. Walaupun masih dalam tahap renovasi pada bagian-bagian tertentu,tapi tersirat bahwa empunya rumah adalah seorang yang ulet,sabar,nrimo dan telaten.
"Baru mbangun y mbak ni rumah,ato udah lama tapi direnovasi??",tanyaku ketika mbak Siren sudah duduk manis di hadapanku lengkap dengan kopi,teh dan cemilan-cemilan kecil di meja.
"Baru kok Fid,menjelang mbak mo nikah dulu baru mulai dibangun. Waktu udah nikah siap ditempati,tinggal nambah-nambah dikit-dikit aja lah,tergantung dompet".
"Uuummm,enak juga ya mbak suasananya,lingkungannya juga kayaknya kondusif".
Tak selalu kuumbar nafsu binatang ini terlalu sering bersamanya,mengingat usianya yang belum genap 20. Aku paham benar jika seorang gadis terlalu sering melakukan percintaan terlarang akan berdampak pada fisik dan karakternya secara langsung maupun tidak,yang tentunya mempengaruhi masa depannya kelak. Terlalu sayang bagiku melihat seorang gadis secantik dan sebaik Sasti rusak oleh nafsu setan laki-laki semacam diriku. Lebih banyak kisah kasih sayang tulus dan percumbuan ringan yang sering q aplikasikan padanya. Disertai dengan tawa canda lepas membuat Sasti lebih bisa menikmati masa gadisnya dengan berkesan dan bahagia. Tak lupa obrolan-obrolan tentang rencana masa depan Sasti dan sedikit wejangan berbumbu nasehat q selipkan supaya ia tidak salah dalam melangkah dan terjebak pada serigala berbulu singa.
"Mbak,demiglace sauce gimana buatnya secara manual??"
"Pertama-tama,siapkan tulang sapi,lalu wortel,daun bawang,ini,itu,ini,itu,lalu di anu,terus di ini,kemudian bla bla bla....."
"Emmmm,,ooowwhhh...yaaa....heeee....ooooo....siiippp,..paham q",kataku manggut-manggut mendengarkan penjelasan panjang + lebar = keliling dari Mbak Siren yang nyerocos bak Farah Quinn si toket amboy itu. Hanya saja bedanya yang ini toketnya SNI,dan bodynya juga mini tapi ngegemesin. Ditambah lagi dengan gaya lenggak-lenggoknya selalu mengundang gelengan kepala atas dan bawahku.
Sekilas deskripsi dari Mbak Siren,yang juga lagi-lagi 1 suku denganku,adalah senior di departemen perusahaan tempatku berkarya sekarang. Terpaut 1 level jabatan diatasku,lebih tepat disebut senior karena masa kerja yang sudah lebih dari 1 dekade di perusahaan ini. Walaupun pernah sekali bongkar mesin 4 tahun silam,di usianya yang menginjak angka 27 kini masih saja style layaknya anak kuliahan. Dengan postur 155an dan bobot 40an,memang sangat mendukung untuk bertingkah centil bagaikan gadis bukan perawan. Soal kulit sawo matang urung menjadi dilema dalam performanya sehari-hari. Entah cuma GR-ku saja,q merasa something wrong dengan sikapnya padaku semenjak q menapakkan sepatu murahku ke lantai perusahaan ini. Tatap matanya meski dalam canda sangat mengusik hati kecilku untuk memahat kata "What's Up???".
"Fid,kamu ada affair ya ma Sasti??",tanya mbak Siren di suatu senja kala kami 1 shift bersama.
"Hemm,kayaknya gak cuma ma Sasti deh",jawabku serius tapi ngaco seperti sediakala.
"Gilaakkk,sombong nian kamu Fid".
"Yaaahhh secara mbaaak,namanya juga pejantan tanggul...hahahaaa...",
"Gak ada kok,biasa aja,kan emang q baik hati murah senyum rendah hati pula pada semua umat manusia",kataku makin menjurus pada gombal tingkat kecamatan.
"Ahh gak pecaya q,tampangmu tu menghanyutkan",sergah mbak Siren mencibirku.
"Yeeee,emangnya sperma bisa menghanyutkan".
"Dasar Zafid sempruullll....".
"Wkwkwkkwwkkkk.....".
Dan berlanjutlah acara Warkop DKI ala kadarnya itu sampai kami berpisah menyongsong waktu berpulangnya karyawan-karyawan nan agung ke haribaan pertiwi masing-masing.
"Besok masuk apaan mbak??",tanyaku basa-babi di pelataran parkir karyawan pada mbak Siren yang lagi bengong menanti kedatangan mantan pacarnya menjemput.
"Masuk off Fid".
"Bah,macam mana pula tu masuk off,ada-ada aja mbak ni. Bilang aja off,gitu".
"Biarin,ngomong gratis juga gak kena pajak kok",sambarnya dengan wajah dijudes-judesin khas tukang kredit ember bekas.
"Maenlah kerumah mbak Fid,kamu besok masuk pagi kan. Sore tu habis pulang kerja mampir ajah,jadi biar kenal tu ma ponakan dirumah".
"Heheheeee....iya deh mbak,kalo schedule nya kosong bisa deh besok sore insya-Allah".
"Gayamu Fiiiddd...."
"Gapapa mbak,menang gaya kalah nasib,hahahaaa....",lanjutku tertawa pongah. Bersamaan dengan akhir tawaku tibalah jemputan mbak Siren. Senyuman ramah-tamah menghantarkan laju motor mbak Siren Cs meninggalkan diriku terpekur sendiri.
"Ah,masih gantengan q ma suaminya,xixixiii...",batinku dengan terkikik lagi-lagi pongah sambil menyalakan motorku sebelum kuluncurkan membelah bengisnya dingin malam.
Sms q kirim sebelum berangkat ke rumah mbak Siren sore itu,memastikan dia siap menjadi tuan rumah bagi tamu biasa-biasa saja ini. Dan dibalas dengan sms yang super singkat hanya 1 huruf..."Y".
Segera setelah sampai didepan pintu rumahnya,begitu mbak Siren menampakkan batang kepalanya langsung q cecar dengan pertanyaan.
"Keypad hp mbak pada macet yahh...??"
"Boleehhhh salam dulu kalo bertamu tuh Fiiidddd,bukannya introgasi,heheheeee....",
"Mari mari mari masuk Fid yoookkk,silahkan berdiri jangan sungkan-sungkan. Anggep rumah orang laen yaahhh".
"Ebuset,gak ada yang lebih ngeri lagi kata-kata sambutannya mbak??",tanyaku dengan ekspresi Mr. Bean.
Sementara mbak Siren membuatkan suguhan untukku,kuamati sejenak sikon didalam rumahnya. Minimalis sederhana dengan suasana sejuk. Walaupun masih dalam tahap renovasi pada bagian-bagian tertentu,tapi tersirat bahwa empunya rumah adalah seorang yang ulet,sabar,nrimo dan telaten.
"Baru mbangun y mbak ni rumah,ato udah lama tapi direnovasi??",tanyaku ketika mbak Siren sudah duduk manis di hadapanku lengkap dengan kopi,teh dan cemilan-cemilan kecil di meja.
"Baru kok Fid,menjelang mbak mo nikah dulu baru mulai dibangun. Waktu udah nikah siap ditempati,tinggal nambah-nambah dikit-dikit aja lah,tergantung dompet".
"Uuummm,enak juga ya mbak suasananya,lingkungannya juga kayaknya kondusif".