Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Itu Buta

Bimabet
pertama kalinya, bikin thread baru 3x update udah 6 page... terharu saya :((

kuy update maljum, tanpa ekse dulu ya, dan tanpa mulustrasi karena wifi gerai fast food lagi lemot.
nikmatin ya...


Cpt. 3 : (Semoga) Hanya mimpi



Dddrrrttt….ddddrrrttt….ddddrrrttt….

DegDegDegDegDeg…

Aku terbangun dari tidurku karena hp.ku bergetar. Jantungku berdetak kencang seolah-olah aku habis mimpi buruk. yah, aku bingung itu mimpi buruk atau mimpi basah?

“bro pacarlu telpon tuh, udah 2x ini” Rio menegurku yang masih setengah sadar.

“hah? Eh iya…” waktu kulihat ternyata ada chat dari Dara yang minta untuk di jempu di resto C deket karaoke A.

Sebentar… “eh Rio, bukannya aku tadi pamit balik duluan ya? kok masih tiduran disini? Mana billing masih nyala lagi.”

“lah? Emang elu udah balik duluan tadi, Cuma ketika ketemu gilang didepan tadi lu balik lagi dan main segame abis itu ketiduran dah…” jawab Rio sambil masih ngegame

“hah? Gilang?seriusan? mana anaknya kok gk ada?” tanyaku kebingungan.

“udah balik duluan pas tau elu udah tidur… makanya klo capek mah gk usah sok-sokan ikut paket malem, rugikan lo…” ceramah dari Rio

Sambil minum agar sedikit tersadar akupun berpikir kenapa ada gilang segala? Bukannya dia tadi? Halah, palingan aku Cuma mimpi, mana mungkin pacarku seperti itu.

Akupun telpon pacarku dan meminta maaf karena aku ketiduran, setelah itu aku langsung menuju ke lokasi tempat Dara menunggu. Sesampainya disana aku tidak menemukan pacarku, aku coba telpon tapi tidak diangkat, kulihat ada seorang satpam disana mungkina dia tau.

“misi pak, mau tanya lihat cewek pake baju kebaya gk?”

“oh, tadi sempet lihat sih habis makan-makan sama temen-temennya terus mereka jalan ke karaoke disebelah sana.” Sambil nunjuk karaoke A

“makasih ya pak.” Akupun mencoba telpon pacarku lagi karena daripada kena parkir hehe

“sayang aku udah deket, kamu masih disitukan?” entah kenapa aku berbohong padahal aku udah dilokasi.

“iiii….yyaaaa… bentaaarr ya sayhaaang…. Ugh…” suara pacarku sedikit aneh.

“kamu kenapa sayang?”

“enggaaaakk.. lagi uup… aaakkhhh… keeeellluuaar…” PLAK… seperti suara tamparan lalu ada suara ketawa Cuma lirih hampir tidak terdengar untuk saja sudah malam dan sepi kendaraan. Setelah itu telpon dimatikan.

“tenang wan… tenang… positif thinking aja, mungkin tadi orang lewat” sambil mengelus dada.

Setelah itu aku kembali ke mobil dan saat hendak mengabari pacarku aku melihat pacarku keluar dari karaoke tersebut lalu disusul oleh pak Freddy.

“hah? Ngapain tuh orang? Iya sih aku tau tadi event yang minta tolong tuh orang, ngapain ikut keluar nganterin pacarku?” akupun menyalakan mobilku dan maju sedikit langsung putar balik. Setelah putar balik kulihat pacarku dipeluk dari belakang oleh pak Ferddy dan berontak menolak. Akupun langsung tancap gas dan berhenti di depan mereka.

“eh ada pak Freddy, malem pak..” langsung ku sapa dan ku salami pak Freddy

“eh, wa..wawan.. malem… iya ini kasian pacarmu nunggu sendirian jadi bapak temani.” Alasan yang logis sih tapi… yaudah deh. Akupun membukakan pintu pacarku dan pacarku masuk kedalam mobil begitupula denganku.

Tapi saat akan berangkat jendelaku di ketok pak Freddy dan menunjuk Dara. Akhirnya Darapun turun. Kulihat pak Freddy memberikan amplop kepada Dara dan ketika Dara berbalik dan masuk mobil kulihat pantat pacarku yang masih mengenakan jarik ditampar sama pak Freddy.

“ah..” suara pacarku tesentak kaget

“makasih ya Dara…” ucap pak Freddy genit.

Kamipun melanjutkan perjalanan, ku lihat Dara membuka amplop yang diberikan pak Freddy. Ada beberapa lembar uang ratusan ribu dan selembar kertas putih. Dara membacanya sebentar dan ternsenyum kecut.

“sayang…” aku berusaha membuka omongan.

“iya sayang?” sambil tetap menghitung uang yang dia terima

“cie yang senang habis gajian nih…”

“hehehe iya…” tapi entah kenapa ada sedikit rasa sedih di ekspresinya

“sayang, btw kenapa kok kamu pake jaket?”

“eh… ini… tadi… risih sayang, kan mau makan-makan masa pake kebaya terus…” jawab pacarku sekananya. Daripada ngambek akupun hanya mengangguk saja.

“yang, ntar mampir ke setoran tunai dulu ya, takut bawa cash banyak nih…”

“oke siap ndoro putri…”

Akhinya kamipun berhenti di ATM setoran tunai, dan akupun memutuskan menunggu di mobil. Setelah Dara turun, kulihat dia hanya membawa dompet dan hpmya saja.

“perasaan tadi tasnya tidak sebesar itu?” akupun perlahan membuka tasnya

Perlahan kubuka tas pacarku, dan benar sesuai dugaanku. Disana ada kebaya yang pacarku kenakan tadi. Sebenarnya aku sedikit penasaran, ingin kuselidiki lebih jauh, tp nanti dia keburu kembali dan badmood, bisa-bisa keluar duit lebih nih buat nenangin dia.

Kulihat dia masih didalam ATM, akhirnya aku memberanikan diri namun sebelumnya ku kunci pintu mobilku dulu bila sewaktu-waktu dia kembali masih aman terkendali.

JEGLEK…

“dah, pintu udah aman…” perlahan aku ambil kebaya milik Dara, lalu aku keluarkan dan kubuka.
“hoo… syukurlah, hanya mimpi…”

Tapi semua positif thinkingku berubah ketika aku balik kebayanya. Ada flek putih yang menempel dibagian depannya. Aku pegang, dan rupanya masih basah.

“kok pliket? Amis…” pikiranku langsung tertuju pada satu hal. Ini sperma!

Aku angkat dan kulihat lumayan banyak bekas basah dan flek sepeti itu dikebaya milik Dara.

“Aku mimpi ta gak se mau iku (aku mimpi atau tidak sih tadi itu?)” gumamku.

Kulihat Dara sudah keluar dari ATM dan buru” aku masukkan kebaya milik Dara kedalam tas seperti semula dan kubuka kunci mobilku.

“sudah?” kulihat Dara hanya mengangguk.

Kulajukan mobilku menuju kost Dara, selama diperjalanan aku ingin sekali bertanya tapi takut dia marah. Akupun punya ide supaya Dara mau mengakuinya.

…..

Akhirnya mobil yang aku kemudikan tiba di depan kostnya Dara.

“sayang, aku boleh minta sesuatu gk?” tanyaku dengan wajah memelas.

“minta apa?” Jawab Dara lesu, karena dia sepertinya kecapekan.

“pake kebaya dong pas masuk kos.” Pintaku sambil tersenyum

Dara diam sejenak, lalu mengambi tasnya. Namun ketika dia hendak mengeluarkan kebayanya dia berhenti dan terdiam sejenak.

“kan udah sering sih pas aku manggung, kapan-kapan aja ya?”

“kenapa memangnya?”

Dara diam sejenak, aku berharap dia jujur, karena lebih baik dia jujur dan aku bisa menolongnya (mugkin).

“aku gk pake baju lho. Malu…” alasannya yang cukup masuk akal dan akhirnya aku mengalah.

“yaudah deh… kalo gitu”

“gini aja mas, nanti besok kita jalan aku kasih kejutan deh”

“beneran?”

“huum, Cuma nurut ya… hihi…”

“siap ndoro putri…”

Dara berpamitan sambil mengecup tanganku. Lalu turun Dari mobil dan masuk ke dalam kos.

Akupun langsung balik ke kos…

“ikhlaskan saja deh billing warnetnya” sambil senyum-senyum sendiri.

Entah kenapa aku merasa bahagia banget, mau dikasih kejtutan oleh pacarku. Segitu bucinnya kah aku?

Janji deh, next chapter ada adegan biolnya. hehehe
 
wah bego bener tu pacarnya dara.
gak greget gitu, kata sayang tapi malah nafsu, gimana
 
Capt. 4 : Aku yang Pertama tapi Bukan yang Pertama



“Selamat Ulang Tahun Wawan… Sehat selalu ya… WYATB…”

Yah itulah chat yang masuk hari ini dari keluarga dan rekan-rekanku, namun orang yang biasanya selalu mengucapkan pertama kali malah tidak mengucapkan, siapa lagi kalo bukan pacarku Dara.

“mungkin nanti ketika bertemu dia akan mengucapkan secara langsung, dan juga surprisenya” aku tersenyum sendiri membayangkan hadiah yang akan dia berikan nanti. Aku semalam sudah membayangkan akan diberikan kaos supermee, atau headset steelseries, atau jangan-jangan ciuman pertama. Setiap membayangkannya aku selalu senyum-senyum bahagia sendiri… udah seperti orang gila aja. Hahaha

…..

“nduk, mas udah di depan..” ku kirimkan pesan pendek kepada Dara dan tak lama kemudian Dara keluar.


280931535ff90e7416193df1c019d585c8541590.jpg

Penampilan Dara saat itu

“Assalamualaikum…” sapa Dara saat memasuki mobil sambil mencium tanganku.

“Wa’alaikumsallam… Mau kemana hari ini?”

“Nge mall aja yuk, aku mau ke toko ricis cari kerudung baru”

Akhirnya kamipun menuju ke salah satu mall dan aku menemani Dara belanja keperluannya. Lumayan banyak juga sih, ya jika ditotal mah sekitar 300rban dari uangku, belum uangnya dia. Setelah puas berkeliling kami menunaikan ibadah sholat maghrib dan pergi makan.

“Nduk, kamu gk lupa sesuatukan?” aku mencoba memancingnya

“tenang aja, enggak kok… Cuma aku ingin jadi yang terakhir…”

“kenapa kok gitu?”

“biar tidak terlupakan. Hihi” senyumnya membuatku speechless…

Setelah selesai makan, kamu mencari musholah dan menuntaskan sholat isya’. Barulah kami kembali ke mobil untuk balik ke kos karena udah malam dan besok kami masih ada kelas. Namun ketika keluar parkiran Dara membuka pembicaraan.

“mas…”

“dalem?”

“kita ke Hotel P dulu ya”

“ha? Ada janjian ta?”

“enggak kok, ada perlu sebentar”

“yaudah deh, kan juga searah, jadi gk masalah”

Setelah itu Dara lebih sering bermain hp ketimbang ngobrol denganku. Tidak berapa lama, kami tiba di Hotel P.

“tunggu sini dulu ya mas”

“yakin gk mau aku temenin?”

“udah nurut aja…”

“iya deh iya…”

Akhirnya Dara turun Dari mobil dan masuk ke hotel menuju receptionis. Tak lama setelah itu dia kembali ke mobil.

“sudah?”

“belum, minta tolong pindahkan kesana aja mase”

Akupun memindahkan mobilku ke tempat yang dipinta Dara, parkir belakang di depan kamar 121.

“yuk turun mas.”

“lha? Ada apa?”

“udah, jangan banyak Tanya nurut aja. Kalo Tanya lagi pulang aja”

“iya deh iya, maaf…”

Hatiku berdebar-debar, membayangkan surprise party seperti yang aku lihat di postingan IG.

CEKREK…

Pintu kamar hotel kubuka dan…

HA KOSONG?
Aku sedikit kecewa, aku menoleh ke arah Dara dan dia hanya tersenyum mendorongku masuk ke dalam kamar. Lalu Dara juga masuk, menutup pintu dan mengunci pintunya. Aku yang semula positif thinking, mendadak jadi minded pervert.

“nduk…?” panggilku dengan suara romantis dan disertai senyum manis. Lalu Dara meletakkan tasnya di meja rias dan lalu mendekatiku langsung memelukku. Akupun membalas pelukannya, dan kemudian dia melepaskannya…

“mandi dulu sana mas, badanmu bau. Hihihi”

“langsung aja… hehehe”

“ha? Langsung apa?” Tanya Dara dengan ekspresi polosnya

“langsung kenthu… hehehe”

“Dasar, uteke nang selangkangan…” jawabnya dengan ketus.

“lha? Terus? Mau ngapain coba ngajak ke hotel berduaan kalo gk gitu?”

“udah mandi aja dulu, nanti aku kasih surprise…” sambil mendorongku ke kamar mandi.

“mandi bareng aja yuk…”

“Males..!” jawabnya singkat dan menuju ke meja rias dan akupun mandi.

Didalam kamar mandi aku sudah membayangkan jika nanti ketika aku keluar Dara udah telanjang diatas ranjang. Tak terasa otongku mendadak tegang membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

Ketika aku keluar kamar mandi ternyata Dara masih berpakaian seperti tadi. Yaudah, mungkin ada kejutan lainnya.

“sudah?”

“udah wangi lho…” sambil mengangkat ketiakku

“yaudah, kalo gitu pake baju sana, gantian aku yang mandi”

Dara beranjak dari kasur dan mengambil tasnya dan masuk kedalam kamar mandi. Dan aku baru sadar kalo ternyata tadi Dara membawa ransel dan diletakkan di kursi belakang. Kapan masukin tasnya? Pikirku.

Sekitar 15 menit aku menunggu Dara mandi sambil menonton televisi, lalu ketika suara kunci pintu kamar mandi terbuka, pandanganku langsung tertuju pada sosok yang akan keluar nanti.

WOW
28093158eee6bec22a7ebb980b2e81e4e1f2ed14.jpg


“jangan diliatin gitu ah… aku jadi malu..” ucap Dara tersipu…

Aku masih tidak percaya dengan apa yang ada didepanku. Ya saat ini Dara sedang menggunakan kebaya warna ungu yang membuatnya terlihat mempesona…

Perlahan Dara berjalan mendekatiku yang masih duduk diatas kasur, reflek akupun berpindah tempat dan duduk di pinggir kasur. Lalu Dara juga duduk disebelahku. Kita saling bertatap muka sekitar 10 detik dan entah siapa yang memulai bibir kami sudah saling berpangutan cukup lama menurutku yang belum pernah ciuman sama sekali.

Lalu dia memundurkan kepalanya dan tersenyum, sambil berkata “selamat ulang tahun sayang…”

“terima kasih kadonya nduk, ini ciuman pertamaku…” jawabku sambil tersipu.

“terima kasih juga kamu rela dandan seperti mau nyinden demi aku”

Dara hanya tersenyum dan beberapa detik kemudian bibir kami mulai berpangutan kembali, aku merasakan makin lama tubuh Dara makin miring hingga akhirnya dia berbaring dikasur. Akupun langsung memposisikan diriku diatasnya dan kami berciuman kembali. Akupun memberanikan diri untuk meremas susunya, dan Dara ternyata sudah tidak pake BH.

“mmpphhh….” Desahan Dara terdengar merdu, akupun mulai melanjutkan bergerilya disekitar lehernya

“ahh… mase… mmmphh..” hanya suara desahan yang keluar dari mulut Dara.

Akupun kembali mencium bibirnya sambil tanganku membuka kancing depan kebaya yang dia kenakan. Akupun melepaskan ciumanku dan menarik Dara agak duduk.

“nduk, lepas mansetmu, tapi nanti dipake lagi ya kebayanya” Dara terdiam sebentar sebelum melepaskan pakaiannya, kemudian Dara menatapku tajam…

“mase, aku mau ngomong sama kamu sebelum kita bertindak lebih jauh…”

“Ngomong apa nduk?” tanyaku penasaran. Kemudian Dara melepaskan kebayanya.

“aku mau jujur mas sama kamu… Sebenarnya aku….”









COWOK…!!!! :Peace: :Peace:

Bukan kok…

Sebenarnya…

















GUA TUH SUSAH…!!!! :pandaketawa::pandaketawa::beer:
 
Asyiiik udh lanjut lagi.. dikit2 qtau langsung banyak yg penting updatenya lancar hu.. thx..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd