Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(COPAS) ceritanya asik ,bikin crotz

kim69

Suka Semprot
Daftar
28 Nov 2013
Post
3
Like diterima
0
Bimabet
Namaku Andi, usia baru 20 tahun
dan baru setahun kemarin lulus
SMA. Sekarang aku lagi usaha
mendaftar di beberapa Perguruan
tinggi. Karena sadar untuk dapat
diterima di PTS top itu nggak
gampang, maka aku ikut
bimbingan tes. Disitulah aku
berkenalan dengan cewek
bernama Nina. Usianya 19 tahun,
tetapi karena ayahnya orang
Jerman, tubuhnya bongsor
banget. wajahnya jelas cantik
(namanya juga indo!). Tubuhnya
seksi luar biasa, buah dada dan
pinggulnya menonjol sedemikian
rupa sehingga memaksa setiap
mata laki-laki melotot
memandangnya. Ditambah lagi
dengan kesukaannya memakai T-
shirt dan celana ketat, benar-
benar membuat seluruh pria
peserta kursus tersiksa karena
menahan nafsu.
Nina tinggal di sebuah daerah elite
di kotaku, dan karena rumahnya
searah dengan rumahku aku
sering ikut pulang dengannya
bersama beberapa teman lain
yang juga rumahnya searah.
Mobilnya BMW biru(ayahnya kaya
banget), jadi nebeng dengan dia
jauh lebih nikmat dibandingkan
jika pulang sendiri naik angkot.
Pada suatu hari, kebetulan teman-
teman lain berencana nonton film
rame-rame setelah kursus, tetapi
aku malas ikut (alasan lain, karena
aku lagi nggak punya duit).
akhirnya aku pulang sendirian
dengan Nina. Kami ngobrol
dengan hebohnya di jalan,
terutama membicarakan si Rudi
teman kursus kami yang
beberapa hari yang lalu menikah
mendadak, karena kepergok
Hansip sedang "gituan" dengan
pacarnya di belakang gudang
gedung kursus kami.
Omomg punya omong, si Nina
sambil tetap menyetir melirikku
dengan mata nakal
" 'Ndi, kamu juga pernah begituan
nggak sama pacarmu? kaya si
Rudi itu?"
Mendengar pertanyaan itu aku
ketawa ngakak
" Walah, boro-boro main. Melihat
punyanya cewek saja aku belum
pernah."
Nina membelalakkan matanya
yang indahkecoklatan itu
" Yang bener 'Ndi, masak kamu
belum pernah lihat punyanya
cewek?"
Aku mengangkat dua jariku
"suer, belum pernah Nin. Paling
aku cuma lihat di buku-buku
porno".
Nina menggeleng-ngeleng
mendengar jawabanku itu. Dia
tersenyum-senyum dan bertanya
dengan nada menggoda
"Jadi, sekarang kamu pingin lihat
punya cewek beneran nggak? ini
tawaran serius lho!"
Aku menggaruk-garuk kepala
"Yaa..jelas mau dong Nin, tapi
punyanya siapa?"
Nina ketawa ngakak dan dengan
tangan kirinya memukul
pundakku
"Ya punya gua, tahu! punya siapa
lagi?".
Walah, aku terlonjak mendengar
"tawaran" gila itu. Kepalaku
mendadak pusing, napasku
tersengal-sengal dan suaraku jadi
serak
"Kamu nggak serius kan Nin?"
Tapi Nina memandangku dan
menjawab dengan enteng
"Serius! ayo kamu lihat sekarang."
Ia tiba-tiba memarkir mobilnya di
pinggir jalan.
Jalan sedang sepi sekali, maklum
sudah malam. Mobil kami diparkir
di bawah lampu jalan yang
terang. Aku masih tertegun-tegun
ketika Nina mematikan mesin,
mendorong kursinya ke belakang
dan dengan cepat mengangkat
rok ketat yang dipakainya hingga
sebatas pinggul. Dengan gerakan
cepat pula ia memelorotkan
celana dalamnya yang berwarna
putih, sehingga bukit
kemaluannya tampak dengan
jelas. Aku terbelalak melihatnya.
Kemaluan Nina indah sekali,
hanya ditumbuhi bulu-bulu yang
jarang di bagian atas sehingga
kedua belah bibir kemaluannya
tampak dengan nyata, berwarna
kemerahan dan tampak sangat
lembut.
Nina terkikik melihat mataku yang
melotot
"Nih 'Ndi, punyanya cewek. Mau
lihat lebih jelas nggak?" katanya
menggoda.
Bersamaan dengan itu ia dengan
gerak perlahan membuka
pahanya yang mulus, dan
dengan jarinya membuka belahan
bibir kemaluannya. Kini tampak
dengan jelas kelentitnya yang
berwarna merah muda, dan
ketika jarinya yang lentik semakin
lebar membuka bibir
kemaluannya yang indah itu, aku
dapat melihat lobang
kemaluannya dengan jelas.
Sangat indah dan merangsang,
napasku sungguh tersengal-
sengal, suaranya seperti kereta
yang lagi langsir. "Burung"ku juga
berteriak-teriak di sarangnya
dalam celana, seakan minta jatah
untuk ikut melihat dan merasakan
benda indah yang kini
terpampang jelas di depanku ini.
Tampaknya Nina memang jenis
wanita ekshibisionis, yang suka
memperlihatkan tubuhnya pada
orang lain. Ia juga tampak
terangsang sendiri, dan sambil
jarinya terus mengelus bukit
kemaluannya ia mulai
menggerak-gerakkan pinggulnya
kedepan dan kebelakang.
"'Ndi.." suaranya merintih
terdengar
"Aku sudah beri kamu
pemandangan terindah yang bisa
kamu lihat..sekarang maukah
kamu memberikan hadiah
padaku?"
Aku setengah sadar mendengar
pertanyaan itu, dan menjawab
sekenanya
" ya..ya..okelah..apa
permintaanmu?"
Dengan lembut Nina
memperlebar posisinya yang
mengangkang itu, dan menjawab
dengan suara serak
"Jilatin vaginaku 'Ndi..jilatin sampai
aku keluar dan minum semua air
maniku." nadanya setengah
memerintah.
Dan tanpa minta ijin ia
memegang kepalaku, dengan
setengah memaksa menekannya
sehingga aku merunduk dan
wajahku menempel di
kemaluannya. Posisiku agak sulit,
karena terhalang setir mobil.
Melihat itu Nina mengubah posisi
sandaran kursinya, sehingga kini
ia setengah berbaring. Tangannya
tetap menekan kepalaku ke arah
kemaluannya. Aku tergagap dan
bingung, namun pemandangan
bukit kemaluan yang hanya
beberapa senti di depan mataku
dan baunya yang sangat
merangsang menyebabkan aku
seakan lupa ingatan. Dengan
ganas aku menciuminya. Kujilati
belahan kemaluan yang sangat
indah itu, kupermainkan
kelentitnya dan akhirnya
mengisapnya dengan sangat
bernapsu. Sambil mengisap aku
tetap menggerak-gerakkan
lidahku mempermainkan kelentit
itu, dan jari tanganku bergerilya
memasuki lobang kemaluannya.
Nina menanggapi aksiku itu
dengan heboh. Ia menggoyang
pantatnya dengan kuat, dan
melenguh dan menceracau
dengan berbagai bahasa yang
dikuasainya
"ooh..mein Gott..enaak
tenaan..'Ndi..cepetan
dong..schnell..lidahmu goyangin
terus..jangan berhenti..sekarang
masukin lidahmu ke lobang..nah,
gitu..terus..keluar
masuk..ooh..OOH..OOHH!!"
Aku berpikir, dasar cewek
bapaknya Jerman ibunya Jawa, ya
bahasanya jadi campur aduk
begitu. Aku makin bernafsu
mencium, menjilati dan mengisap
bukit kemaluannya hingga
akhirnya "croot.." semburan
cairan keluar dari kemaluannya
dan muncrat ke mulutku. sesuai
perintahnya tadi, aku bereaksi
cepat dan menelan seluruh cairan
itu dengan bernafsu. Gerakan
Nina terhenti seketika dan ia
terduduk lemas dikursinya. Aku
masih tetap menunduk di
kemaluannya, menciumi bibir
kemaluan itu dengan lembut dan
menjilati sisa cairannya yang
masih menempel.
Nina mengelus kepalaku dengan
lembut
" Kamu senang ya 'Ndi..kok
nggak selesai-selesai
menciumnya."
Aku agak malu juga, kujawab
dengan lembut
"Vaginamu indah sekali
Nin..terima kasih aku telah
diijinkan untuk mencium dan
menikmatinya."
Nina terkikik dan memukul
kepalaku
" Sudah ah, bicaramu kaya artis
sinetron saja. Tuh ambil tisu,
mulutmu belepotan banget"
Ia membantuku melap mulutku,
dan memasang kembali CD dan
membetulkan roknya.
"Vaginamu nggak kamu lap, Nin?"
tanyaku.
Ia tertawa
"ngapain lagi..kan sudah kamu lap
tadi pakai mulut ".
Dengan santai ia kemudian
membetulkan kursinya,
menstarter mobilnya dan
meluncur kembali ke jalan raya.
Sejenak kami membisu. Akhirnya
aku bicara
" Nin..kamu sudah aku puaskan.
Apakah aku bisa minta kamu
memuaskan aku sekarang, biar
adil, gitu?"
Aku pancing begitu, ia
memonyongkan mulutnya yang
indah dan menjawab
"Memangnya kamu minta aku
ngapain? menghisap penismu?
atau memasukkan penismu ke
vaginaku, begitu?"
Aduh, jorok banget mulut ini
cewek. Tapi aku menjawab pelan
"iyaa..kira-kira begitulah Nin, mau
nggak."
Aku sungguh kaget ketika ia
menjawab dengan setengah
memekik
" 'Ndi..emangnya aku perek?
emangnya aku mau melakukan
itu dengan sembarang lelaki? sori
ya..aku nggak serendah itu!!"
Aku sungguh keheranan
mendengar jawaban itu
"lha..yah kita lakukan tadi
apaan..apa itu bukan making love
namanya?"
Nina menggerakkan kepalanya
dengan keras sehingga
rambutnya yang kecoklatan
berkibaran
"Nggak..nggak..itu lain..aku kan
nggak melakukan apa-apa..kamu
yang melakukan untukku..itu
lain.."
Wah ternyata si Nina ini punya
kelainan juga, pikirku. Akhirnya
aku menghela napas dan
menjawab
"ya sudah..lupakan saja. Aku
sudah puas kok tadi. Maaf deh
atas permintaanku."
Nina mengangguk-angguk
" Kalau kayak tadi kamu mau lagi,
oke deh. tapi yang lainnya..no
way ya..itu buat calon suamiku
nanti".
Tiba-tiba ia menghentikan
mobilnya. Alamak, ternyata
sudah di depan rumahku. Ia
meminta aku segera turun dan
berkata dengan nama
mengancam
"awas 'Ndi..jangan cerita siapa-
siapa ya. itu tadi kan aku cuma
membantu kamu yang katanya
belunm pernah lihat vagina
wanita."
Sambil berkata begitu, ia
memonyongkan lagi bibirnya
yang indah dan BMW biru itu
menderum meninggalkan
rumahku.
 
kentang tumbuk gan..
 
ga ada lanjutan nya,segitu doank :D
gue suka cerita nya,makanya gue copasin buat share dimari :ngiler:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd