***
Dek
liat deh yang sudah mas bawain buat kamu
sambil tersenyum, suamiku mengangkat kantong kresek hitam yang ia bawa. Aku bawain kamu
sup dan sate kambing
buat bekal kita menghabiskan malam minggu ini bersama
hehehehe
Aduh
kamu emang yang paling top deh mas
Setelah menyantap makan malam, tak lama kemudian aku dan mas Andri pun memulai apa yang sudah kami rencanakan sebelumnya. Ya, kami bersetubuh. Aneh. Dalam persetubuhan kali ini, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda muncul dari dalam diriku. Aku lebih bisa mengekspresikan diriku, lebih bebas, dan lebih agresif. Tak ada lagi rasa nyeri seperti yang tadi pagi aku rasakan ketika mas Andri menusukkan batang penisnya kevaginaku. Semua terasa begitu nikmat. Malah, sekarang aku tak malu lagi untuk melenguh, mendesis dan berteriak lebih lantang. Jauh lebih lantang daripada biasanya. Dan yang paling aku rasa aneh adalah, aku mampu dua kali orgasme. Sekali ketika disodok dari belakang oleh mas Andri, di samping meja makan. Mirip seperti posisi tadi pagi. Dan sekali ketika aku dalam posisi telentang, diatas kasur tidur kami yang luas. Aku tak tau, perubahan dalam diriku ini dikarenakan sop dan sate kambing atau karena hal lain. Hal lain
Malam ini kamu benar-benar beda dek
. lebih beringas
mas suka itu
hahahaha
kata suamiku sambil mengacak-acak poni rambutku.
Apaan sie mas
adek mah biasa aja kok
. Mas aja kali yang yang dah nggak sabar pengen ngewe sama adek
.
Bener dek
kamu beda
tatapan mata kamu
senyum kamu
dan yang paling beda
memek kamu
lebih peret
pujinya.
Aah mas bisa aja
Aku sayang kamu dek
tangannya yang besar menelungkup diatas tubuhku, menyelimutiku dengan rasa sayangnya.
Adek juga sayang kamu, mas
Masih dalam keadaan telanjang bulat, kamipun akhirnya tertidur.
***********
Minggu pagi datang begitu cepat.
Met pagi ratu manjaku
kecupan hangat dan basah mendarat di putting kananku. Segera saja aku buka mataku dan membalas salam pagi suamiku.
Dasar tikus hutanku
.. tawaku renyah.
Seharian itu kami merasa seperti penganten baru. Bersetubuh, bersetubuh, dan bersetubuh. Seolah-olah kami mendapat kekuatan baru yang membuat badan kami selalu fit. Pintu dan jendela rumah sama sekali tak kami buka, karena kami bersetubuh di seluruh area rumah. Memasak, mencuci dan segala aktifitas rumah tangga pun, kami lakukan seperti kaum nudis. Tanpa menganakan baju sama sekali. Semua terasa seperti mimpi.
**********
Masku sayang
ayo ah
bangun
. kataku sambil memukul-mukulkan batang penis lemasnya yang sudah bersih keperut buncit suamiku. dah bersih nih dedenya
.
Mas Andri yang masih dalam kondisi telanjang bulat, tetap saja berdiam diri, telentang di atas kasur dan membuka tangannya lebar-lebar. Dadanya naek turun dan nafasnya masih terengah-engah. Dia memutar kepalanya kebawah, menatap aku yang masih menungging setia di atas pahanya. Aduuuh
mas masih capek nih dek
. 10 menit lagi ya
jawabnya.
Gemas karena mendengar jawaban malas, aku gigit batang penisnya pelan.
Iya
iya
iya
ampun
. Mas bangun
. Ampun dek
Hahahahaha
nah gitu donk
ini udah siang
ayo berangkat kerja
katanya ntar ada meeting
?
Astaga
kamu bener
Tergopoh-gopoh mas Andri bangun dan berlari ke kamar mandi. Tak menutup pintu kamar mandi, mas Andri langsung mengguyur kepalanya.
Sayang tolong siapkan semua perlatan kantorku ya
mas dah telat nih
Sambil keramas, dia menginstruksikan padaku barang apa saja yang mau dibawanya meeting.
Syukurin
biar aja telat
makanya jadi tikus hutan tuh liat-liat waktu donk
sini kalo masih mau nambah
adek siap melayani
hahahaha kataku sambil berdiri di depan pintu kamar mandi, meliuk-liukkan tubuhku bak penari erotis. Comeon
come to mama
ejekku lagi
awas kamu ya
kata mas Andri sambil melempar air dengan gayung
Dek, mas berangkat dulu ya
harus buru-buru nih
ntar malem kayaknya mas pulang agak telat deh
jadi kamu jaga diri baik-baik ya
nasehatnya sambil mengecup keningku.
Iye
iye
.dasar baweeeeel
sana gih buruan berangkat kataku pada suamiku tercinta.
Dengan gemas. Mas Andri melakukan salam perpisahan khas kami. Meremas kedua belah dadaku, memelukku dari depan dan menepuk keras-keras kedua bongkahan pantat semokku. Ia lalu beranjak pergi sambil melambaikan tangan.
Kembali, aku seorang diri lagi rumah kontrakan baruku ini. Menjadi ibu rumah tangga. Menyapu, mengepel, mencuci piring dan mencuci baju. Tiba-tiba aku teringat akan kejadian kemarin lusa. Kejadian gila yang membuatku berubah menjadi Liani yang baru. Liani yang nakal, binal dan tak kenal malu ini. Kejadian awal perselingkuhanku dengan tetangga samping rumahku. Mas Manto. Kakiku melangkah ringan menuju belakang rumah, lalu kuputar gagang pintu dapurku. kubuka lebar-lebar pintu itu dan mengamati keadaan di sekelilingku. Masih tetap sepi seperti kemaren lusa. Hanya saja, aku tak melihat cucian mas Manto yang dijemur. Hari ini, hanya ada beberapa helai cucian kotor yang teronggok basah di bak cuciku. Tapi entah kenapa, aku sepertinya ingin segera mencuci lagi. Dengan hanya mengenakan daster pendek tanpa daleman sama sekali, kembali, aku menyeret bak cuciku kearah halaman belakang rumah kontrakanku.
Cburrr
..cbuuurrrr
aku mendengar suara air dan gayung.
Wah
mas Manto sedang mandi nie
pikirku.
Vaginaku yang masih basah karena baru saja disodok-sodok mas Andri tadi, mulai kembali berdenyut. Cairannya mulai membanjir turun kearah pahaku. Putting dadaku juga mulai mencuat, menampakkan keberadaannya dibalik daster tipisku. Dadaku berdebar-debar dengan hebatnya dan lututku pun mulai melemas.
Tok
tok
tok
aku ketuk pintu dapur mas Manto yang tertutup rapat.
Suara deburan air itupun sejenak terhenti. Mas Manto menutup keran airnya, dan berteriak lantang. Yaaa
sebentar
. Syapa ya
?
Sa
saya mas
kataku putus-putus menahan nafsu yang sudah memuncak Liani
Aku mendengar mas Manto membuka pintu kamar mandinya, berjalan kearah pintu dapur dan membukanya perlahan. Yaa
? Ada apa ya mbak
.? Katanya tenang.
Pria idamanku sekarang berada di depan mataku. Pria yang selalu aku bayangkan ketika bersetubuh dengan mas Andri, suamiku, sekarang benar-benar ada didepanku. Dia terlihat begiru segar, sama persis seperti saat aku meminjam bak cucinya sabtu kemaren. Badan dan rambut yang masih sama, basah terkena air mandi, namun kali ini agak berbeda. Aku tak lagi melihat handuk lusuh berwarna hijau yang terikat di pinggang rampingnya. Saat ini, mas Manto dengan sangat percaya diri, berdiri dalam kondisi tanpa mengenakan penutup aurat sama sekali. Telanjang bulat, memamerkan batang penisnya yang menjulang tinggi melewati pusarnya. Cairan vaginaku sudah tak tertahankan lagi. Meleleh turun, membasahi paha dan betisku. Aku benar-benar terangsang.
Mas Manto
bisa pinjem
.. tanyaku lirih sambil menyunggingkan senyum selebar mungkin.
Bisa
potongnya sambil memamerkan senyum paling indah sedunia. Senyum tenang yang selalu menghanyutkan diriku. Diraihnya pergelangan tanganku, dikecupnya pelan, dan diletakkannya telapak tanganku tepat di kepala penisnya yang sudah berdenyut hebat.
Yuk
mbak
Aku terima ajakan mas Manto, melangkah masuk ke dalam rumah kontrakannya, dan menutup pintu dapur di belakangku rapat-rapat.