Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Coretan kisah para sahabat

Bimabet
Salam hangat untuk omBlack seorang...:sayang:

Sekedar mampir sebentar OmBlack. :D
Kisah-kisanya banyak dan panjang-panjang...:hua:

halo om'Max...
Kemana saja kau... :kk:

simaklah kisah2nya kala senggang..
Kala waktu luang...
Sambil menikmati kopi hitam panas mu..

Rindu sekali ane sm om'Max..

Cium ah... :cup:
 
Ini entah sudah sobekan keberapa. Kertas-kertas itu telah berubah jadi bola bola kecil, kuremas dan kulemparkan begitu saja menimbulkan sampah kertas yang mengotori lantai kamarku.
Hmmmm,,, kemana perginya ilusi tentang dirimu?

Kayaknya segala kenangan itu hanya bisa tertulis dalam otakku, tak sanggup kutuangkan dalam tulisan.

[Size=+3]L[/size]embar terakhir, namun tak jua tertuang dengan sempurna.
Entah kisah ini yang paling sedih kualami ataukah yang paling membahagiakan...

Setahun telah berlalu, namun hati ini tak sanggup memberi maaf.
Bunga ditepi pantai itu tetap seperti itu, masih seperti setahun yang lalu, masih menjadi teman sepiku saat menatap siluet senja.
Berjam jam, hingga petangpun pergi berganti malam, setelah hembusan asap dari batang rokok terakhir, dan setelah kuusap lelehan bening disudut mataku, aku mesti pulang.
Esok, ku kan kembali ke sini, ke tempat yang menyimpan kenangan sedih setahun yang lalu,,,

#Met malam Suhu Black,,,
 
YtC bro'Ranfast..

Halo,bro.. :)

kurasakan tegarmu disana..


Dan ada dalam satu waktu,..
Pahit dan manisnya kenangan datang..
Dalam detik yang sama..
Menelisik diam ke kisi-kisi hati..

Satu kisah dalam uraian bro'Ranfast..
Ujaran hati dalam debur dan desiran..


Demikian pun yang ane tahu..
Berlarik bergantian..
Menghanyut dan melarut..
Terbawa dalam tawa,..
Terlintas kala tersenyum..
Seperti sakit yang ikhlas terpeluk

maka..
Demikianlah yang ane rasa..
Begitu lama terbebat dalam palung hati..
Hingga ane rengkuh..dan kemudian tergubah..


GULANA

Terpaku aku diam diujung nafasmu mentari..
Menatap camar terbang mengejar pudarnya sinarmu..
Bilakah lelahnya..
Lemahkan sayapmu..

Bergulir ombak putih, dimanja belaian sang Bayu..
Kelabu langit sendu bertabur sejuta permata..
Bilakah hatiku..kembali membiru..
Bilakah hatiku..tersentuh damaimu..

Gulana..
Jangan datang malam ini..
Biarkan..
Kurasa nikmat Luka..
Ceritakan mimpiku..
Senandungkan Harapan..​


Bertegarlah selalu bro'Ranfast..
Karena demikianlah kita seharusnya..
Pahit manis itu piala hidup..
Dari apa yg berlaku dan yang terpilih..
Agar kita mawas selalu..
Demi menjadi yang terbaik..

Hormat ane buat bro'Ranfast


:hati:Salam Cinta..selalu Cinta:hati:

:rose:Black & Aska:rose:
 
User Max Rayben di-banned, karena ketahuan terlalu ganteng.


JANGAN quote pesan member yg dibanned. Bisa-bisa ikut terkena auto banned secara tidak sengaja.
 
met malam bro'Tiger...


Btw... Om'Max...??

Terlalu ganteng... ??

Hihihihihi....

Dasar stress.... :ngacir:
 
Kembali,,,

Petang ini masih seperti kemarin, temaramnyapun masih setemaram kemarin, semilir anginnyapun masih sesejuk kemarin,,,

"Fuihhhh,,,"

Masih terasa pahit, meskipun gelas madu ini telah kosong melewati tenggorokan.

"Kau bagaikan rembulan,,," lirih kubisikkan, sambil menatap siluet senja diatas batas horizon.

"Siapakah aku?,,,"

Aku tak bisa sesempurna yang kau inginkan, aku tak sanggup menjadi yang kau impikan,,,

Setahun telah kulewati, sepanjang waktu itu makin terasa bahwa dunia kita berbeda, bukan karena aku, tapi kau yang menciptakan perbedaan itu,,,

Disini, dipantai ini, ingin kuucapkan,,,

Selamat sore semua,,,
 
YtC bro Ranfast..

Sudah ane simak tuturan bro'Ranfast..

Demikianlah kala sendiri..lalu kita mengenang..
Tentang yg hebat...yg manis, dan yang tak terlupakan..

Lalu kita siapa...??

Sosok kita yang mengenang...bahkan slalu terkenang..

Sunyi...
Dalam sendiri ...terbalut rindu dari penilaian diri kita yg rapuh...

Lalu kita siapa..??

Mungkin kita adalah sang 'Nanti'...
Mungkin kita adalah sang 'kelak'..

Atau...

Kita salah satu yang hebat...
Yg slalu mengenang dan memang terkenang..
pada mereka agar senatiasa ada..
Pada mereka agar slalu diingat..


Dari situ..
Tak ada pun yg salah..
Demikianlah mereka ada..
Dan demikianlah kita berteguh..


Trm ksh atas curahan bro'Ranfast..
Bangkit, berdirilah..
Mulai lah... Jadi yg lebih baik lagi..

Salam Cinta, slalu Cinta
Black & Aska
:ampun:
 
YtC bro'Lusi..

Wow..ada coretan Kisah cinta bro'Lusi..
:kk:

Lanjutkanlah,bro..
Sampai nnt ente faham dan benar2 mengerti..
Mencari, membanding dan kelak memilih..


Salam Cinta, selalu Cinta..
Black & Aska..
 
BLACK & ASKA STORY 5


Ada suatu hari dalam hidupmu...
Dalam satu persinggahan..
Namamu disebut..
Dalam panggil dan semat kalimat kepada Tuhan..
Agar selalulah dirimu..
Menjadi apa yang terbaik darimu..


Terbanglah kini kisah berlantun...
Dalam sembilan belas malam yang lalu..

Penghujung pekan di siang yang riuh...
Sepertinya hati kami berlarian saling berkejar..
Bertaut jemari kami akhirnya hingga pelupuk hari..

Seribu dari sesuatu yang sebenarnya cuma satu..
Dalam harap dahulu yang katanya tak pernah...
Kini berkumandang ... kubiarkan bersinar dalam nyanyian keinginan..
Dalam merdunya pencapaian..
Hingga lelah... sampai tunai...
Sampai haripun memaksa... mengistirahatkan kami dalam sudah..

Damai... begitu tenang...
Membawa lipurnya hingga mimpi..
Mimpi kami... tentang kami... dan hanya kami..





Tersentak aku dalam tidur..
Tak hilang-hilangnya kebiasaan burukku yang satu ini...
Sebentar mataku dalam remang menangkap angka jam dinding di kamarku..
Pukul setengah dua malam...

Kutolehkan kepalaku memeriksa lelap istriku..
Dengkur halus istriku menggambarkan betapa tenangnya ia tertidur.

Kuhela nafas pelan... perlahan sambil bangkit dari pembaringan..
Sedikit mengendap-endap.. melangkah tanpa suara menuju pintu untuk keluar dari kamar..

Setelah berhasil keluar dan merapatkan pintu kamar, agak cepat ku urai langkah menuju kulkas dan meraih sebotol air dingin untuk membasahi tenggorokanku yang terasa kering.
Ku urungkan niatku untuk meracik segelas kopi untuk menemani tidurku yang terpotong malam ini. Kuraih bungkus rokok, asbak dan korek gas, lalu melangkah lagi menuju pintu depan.
Kubuka pintu depan... ternyata gerimis diluar sana..
Sekali lagi ku urungkan niatku untuk duduk di teras seperti biasa. Kupilih duduk saja depan pintu sambil membiarkan angin malam yang dingin meniup tubuhku.
Kusulut sebatang rokok agak bergegas... kuhisap... lalu kuhembuskan asap-asapnya hingga menyeruak di antara sinar lampu temaram ruang depan..
Meremang angin meniupku... sungguh pandai... selalu pandai menelisik relungku..
Seperti mengajakku bermain.. mengayun kisah... pola... adegan... dan semua... semau apa yang muncul dalam pikirku.
Tersibaklah sedari siang yang penuh canda...
Terbayang genggam dan dekap yang terlaksana sepanjang hari .
Terlintas semua... terbayang semua...
Dan kunilai tunai... genaplah semua baik untuk hari ini..
Tak ada yang perlu disesali karena tak ada yang salah...
Semua berjalan dengan manis.. seperti apa yang memang seharusnya terjadi.


"kakak...", suara memecah dalam hening. Fasih nian aku menangkap suara itu dan segera menoleh..

"ya,sayang... kakak disini...", sahutku pelan.

"gelap-gelapan gini siih..", ujar kembali terdengar dari mulut istriku. Mungkin tangannya mencari-cari aku dalam sela tidurnya dan akhirnya ia terbangun karena mendapati aku sudah tak ada disampingnya.
Tubuhnya terbungkus selimut yang digerai seperti menjubah.
Hmmm... mungkin baju tidurnya tak cukup untuk menahan dingin malam ini... kupikir baik bila nanti ku pakaikan sweater agar dia tetap hangat.

Langkah pelan menghampiri dan berlabuh duduk disampingku.. sedikit gerak yang kumengerti...kubiarkan ia menyusup masuk dan bersandar..
Tak seperti biasanya, malam ini ia tak menegur keterjagaanku dari tidur. Malah ia seperti ikut melamun dalam kepalanya yang bersandar.

"kenapa..?", ku umbar tanya dengan nada lembut.

Satu gelengan kecil kurasakan tergerak di kepalanya... terasa didadaku yang tertumpu sebagai sandaran.
Ku timpali gelengan kecil barusan dengan membelai rambutnya.

"eh..eh.. jangan ngelamun looh..", ucapku sambil sedikit cepat mencolek hidungnya.

"iyaa..", ditangkap jariku yang mencolek hidungnya barusan sambil bangkit dan menatap kearahku.

"bangun...? Nyariin yah..", hela nafas kubuat pelan.

"iya.. ga apa-apa..", sahut istriku masih menatap.

"maaf yaa.. udah kebiasaan begini.. jadi kebawa deeh..",ujarku lembut.

Satu senyum menjadi jawaban dari istriku... tatapannya meredup... perlahan ia bergelung lagi dalam sandarnya. Kurasa ada yang menyelinap... satu cubitan kecil di perutku sungguh membuat geli. Istriku bangkit lagi sambil tersenyum lucu melihat aku yang tersentak kaget akibat cubitannya.

"kakak... gelian.. ", istriku tertawa kecil.

Aku tersenyum melihat ulahnya yang tak kusangka-sangka tadi. Kini kulihat raut istriku menatap sambil tersenyum menahan lucu..

"kak...", suaranya membuka.

"iya,sayang..", sahutku cepat.

"kakak senang ga hari ini..?", tanya yang terdengar cukup aneh terlontar dari istriku.

"senang... emang kenapa ? kok nanya gitu..?", jawabku langsung menyelingkan pertanyaan balik.

Istriku tersenyum... matanya terus menatap...
belum kutangkap apa maksudnya.. tapi kubiarkan saja mengalir..

"aku juga senang hari ini... jalan-jalan ke danau... danaunya bagus...", nada istriku terdengar riang.

Sebentar kugaruk-garuk kepalaku sambil nyengir... Menangkap gelagatku sepertinya istriku mengerti.

"karena perginya sama kakak...", istriku menambah lagi seperti menegaskan.

Kusambut ucapan istriku dengan mengangguk pelan.. masih dalam senyum.

"kadang ga pengen cepet pulang... tapi kalo kakak bilang pulang... ya harus pulang..", merapikan selimut yang membungkus tubuhnya, istriku perlahan beringsut lagi untuk bersandar.

"kakak mah masih begitu... dari dulu...", lanjut lagi istriku berujar.

Aku tak menjawab... kutangkap lagi sandarannya di dadaku dalam duduk.

"aku lihat... yang pacaran aja belum pulang... kakak mah udah ngajak pulang...", sedikit lucu kala kudengar kalimat istriku yang satu ini.

Ku kulum senyum lucuku sambil terus menunggu istriku melanjutkan ocehannya.

"dari dulu gitu... kakak mah gitu...", istriku membuka lagi.

"trus aku sebel... sebel banget... kayanya ga bebas..."

"dulu mau main kerumah kakak aja sering ga bolehnya daripada boleh..."

"kalo mau main... mau ngomong sama kakak... udah tau...pasti ga boleh.."

"alasan aku kerja... alasan harus istirahat... alasan jauh...alasan..alasan.. ada aja alasannya.."

Makin lucu... kudengar istriku seperti sedang menggerutu..

"truss.. aku males... males sama kakak..", kalimat ini terdengar agak pelan.

"aku pengen jalan.. berduaan.. tapi ga cepet pulang..."

"makan bakso... sambelnya diambilin... kepedesan bareng-bareng..."

"pulang kerja... main dulu kerumah teman... becandaan... berduaan.. sampe malam.."

"kaya orang pacaran pada umumnya... pengen sama-sama terus..."

"ditanya.. dibolehin kalo mau ini itu... "

"kalo sakit dihibur... bukan diomelin dulu..."

"seperti Dia....."

"aku suruh datang... dia datang..."

"dia suruh ikut...aku juga harus ikut..."

"ga harus takut kalo ngomong mau ini atau itu..."

Pendek-pendek kalimat istriku terlontar... kusimak satu persatu... masih tak pasti maksud yang ingin ia sampaikan.

"aku ngambek...aku dibujuk... dirayu...sampe aku senang.. sampe aku ketawa...", mulai lagi kalimat istriku merambah.

"aku...", agak tersendat istriku sebentar.

"aku dipelukin... dikecup... dicium... tiap berduaan pasti dibelai dan disayang...", istriku melanjutkan lagi kalimatnya yang tersendat barusan.

Perlahan... pikiranku mulai terbawa... mencari celah dalam maksud semua kalimat istriku sampai titik ini.

"berulang-ulang bilang sayang dan cinta sama aku... ga betah kalo ga ada aku...", tukasan istriku menambahkan.
Sepertinya terjemahan mulai terkuak akan arah apa yang disampaikan istriku malam ini.

Bangkit dari bersandar... istriku langsung menatap wajahku yang juga cepat menangkap bola matanya. Sepertinya ia menerka apa efek dari kalimat yang terakhir diucapkannya tadi.

"waktu itu... waktu itu aku ingat kakak...", dalam tatap yang beradu... istriku memulai lagi.

"kenapa kakak ga begitu... kenapa kakak ga bisa seperti dia...", kalimat ini membuat tatapanku semakin lamat menusuk mata istriku.

"sampe aku mikir... aku yakin... ga akan kakak sampe segitunya sama aku.."

"aku bener-bener ngerasa disayang... dicinta..."

"aku dapet yang aku pengen... yang aku ga pernah rasakan selama aku kenal kakak...", ujaran istriku yang ini membulatkan arah... tapi bukanlah kesimpulan.
Kurasa belum saatnya aku menyahut... kubiarkan saja ia terus berkisah.

"trus suatu hari aku makan bakso... dia bawain aku tempat sambelnya.. "

"aku liat dia yang racikin sambal buat aku... dia tau aku suka yang pedes.."

"tapi... aku ingat kakak..."

Tatapan istriku tampak meredup..namun kelihatannya tak ingin ia lepas dari sorot untuk terus memandang wajahku.

"waktu jalan... kemaleman... hujan... aku ingat kakak..."

"aku juga pernah sakit di tempat kerja... aku ingat kakak..."

"sampai akhirnya aku harus menerima kenyataan tentang dia yang bikin aku hancur... aku ingat kakak..."

"aku ingat kakak... dan aku baru ngerti..."

"apa yang dia lakukan buat aku... dan apa yang kakak lakukan buat aku..."

"lalu aku cari kakak... sempat mikir... aku bisa menggapai kakak lagi..."

"tapi nyatanya kakak terlalu jauh... aku ninggalin kakak ..."

"aku baru ngerti... sayang itu seharusnya bagaimana..."

"sayang dari dia... sayang dari kakak... aku ngerti..."

"aku baru ngerti kenapa kakak begitu sama aku... "

"lalu aku takut... aku takut kakak ga akan ada lagi buat aku..."

"begitulah cara yang benar kalo sayang sama aku... cara kakak..."

"kakak ga pernah mengambil apapun dari aku... kakak datang, melakukan yang baik... lalu sudah... tak mengambil apapun dari aku... bahkan dari seluruh keluarga aku..."
Nada lugas terpampang dalam ucapan istriku.

"menyayangi seseorang bukan berarti menuruti apapun yang orang itu mau..."

"orang yang paling sayang sama aku itu adalah orang yang paling tau apa yang kubutuhkan.. bukan apa yang kuinginkan..."

"orang yang sayang sama aku itu pasti selalu menutupi kekuranganku sambil terus memaksaku berubah supaya ga punya kekurangan itu lagi..."

"orang yang sayang aku itu selalu ada... selalu tau apa yang penting... yang harus kujalani.."

Mata istriku menatap ... tak menyorot ke mataku... kini seperti berkeliling mengitari raut wajahku.

"ga perduli berapa lelahnya orang itu... orang itu akan selalu jaga aku... "

"pasti... pasti ada kalanya orang itu lelah... tapi karena sangat sayang sama aku... orang itu ga akan pernah terlihat lelah buatku..."
Yakin sekali nada istriku dalam mengucap kalimat yang satu ini.

"orang itu datang saat dia harus datang... dan pergi saat dia harus pergi.. tak menuntut apapun dari aku.."

"karena itu... orang itu selalu hebat dimataku.. ga pernah aku dengar mengeluh, ngambek dan macem-macem.."

"biarpun mungkin orang itu sedang sakit... sedang lelah... sedang jenuh...orang itu tetap hebat buat aku.."

"iya kan,kak...", tersentak aku akibat tanya dari mulut istriku yang tiba-tiba.
Tak kujawab... aku diam saja..
Hanya mataku saja yang tak kubiarkan lepas dari wajah istriku.

"kakak... kakak pasti lelah... aku ngerti... ternyata orang itu adalah kakak... aku salah memilih... akhirnya aku salah jalan..", kata-kata istriku menyeruak kali ini bersama senyum kecil dengan tatapan yang redup.

"aku kehilangan.. aku ga punya apa-apa lagi... ga tau..waktu itu aku ingin ketemu kakak... ga ingin ketemu yang lain... cuma pengen ketemu sama kakak..."

"aku tau aku hancur.. ga ada yang bisa kakak banggakan lagi... tapi aku ngerasa cuma punya kakak.."

"aku sadar... aku bukan wanita yang istimewa... kakak lah yang memperlakukan aku dengan istimewa.."

"sekarang aku disini...sebagai istri kakak... aku tau semuanya.. tak ada yang kakak tutupi..."

"berapa banyak teman wanita kakak yang sungguh jauh diatas aku... lebih istimewa daripada aku..."

"mikir juga siih.. kok kakak mau pantesin aku yang begini...", agak luruh suara istriku.

"tapi aku ga berani nanya... aku mikirin aja sendiri... trus aku ingat... ingat kata-kata kakak sendiri.."

"rasa sayang.. rasa cinta... tak bisa ditawar-tawar... kalo udah sayang... biar butut juga tetap sayang...", sorot mata istriku kembali lamat menangkap wajahku.

Kali ini ia berhasil membuatku tersenyum... tak kusangka kalimat konyol yang pernah kuucap sudah lama sekali ternyata masih diingatnya.

"karena itu... aku yakin... aku ini kesayangan kakak...", berujar lagi istriku melugaskan tuturnya.

Tersenyum dan tersenyum lagi aku mendengar kalimat istriku... inilah kesimpulannya.. cepat kutarik... alangkah baiknya bila bergegas kuputar suasana agar kembali ke poros yang seharusnya.

"udah...?", tanyaku pendek pada istriku.

Kulihat baru istriku tersenyum... ditangkap jemariku dan disentuhkannya ke pipi..
Mendekat ia merapat... kepalanya terangkat hingga ke sejajar keningku yang sedang duduk.
Satu kecupan dilakukannya dengan lembut... disusul gelungan rengkuh lengannya mendekap kepalaku kini di dadanya..

"selamat ulang tahun,kak...", lirih... tapi jelas terdengar.
Aku tersentak... sedikit bergetar..
Ada yang salahkah..?

Astagaaa.. iya... hari ini... hari ini adalah ulang tahunku... bego bener kan gueee.... :hammer:


Kurasakan rambutku pun dicium... berulang-ulang hingga mungkin kusut. Barulah istriku melepaskan dekapannya dan kembali menatap dengan tersenyum.

"aku ingat... kata kakak... lama... udah lama banget...", belaian terlantun bersama ucapan.

"harus pinter memilah-milah rasa sayang dari orang kepada kita..."

"jadi ga sedikit-sedikit kita mudah lupa dan terlena..."

"kalo kita jeli... dari hal kecil aja...kita bisa tau berapa sayangnya seseorang terhadap kita..."

"dan kalo udah tau... udah dipilah... jangan pernah bikin kecewa...", demikian istriku bertutur... mengulang kalimat lama yang dulu pernah kuujar.
Aku diam... memandang wajah istriku dengan tenang.

"aku ngerti,kak... sebenarnya sederhana kalo kita mau memilah...", suara istriku terdengar lembut.

"seperti waktu kakak beli rokok tadi sore di minimarket depan..."

"lalu aku senang... kakak beliin aku coklat..."

"di motor menuju pulang... aku mikir... kakak beli rokok sekalian beli coklat buat aku..."

"atau beli coklat lalu sekalian beli rokok...?"
Kusimak pemaparan istriku... terkesan lucu... tapi entahlah... masih kucoba menangkap apa yang ia dapat dari pemahamannya.

"ternyata gampang aja kalo kita jeli dan mau memilah..."

"kakak emang sayang sama aku...", ujar istriku seperti menyimpulkan.

Tersenyum aku mendengar kesimpulan istriku... pelan kucoba untuk merambahi sebab dari kesimpulannya ini.

"sayang sama kamu... karena kakak beliin coklat..?", tanyaku seperti memancing.

Tak langsung menjawab... istriku menatap dan menggeleng pelan.

"bukan... bukan coklatnya... tapi niat kakak emang beliin aku coklat...",sahut istriku juga tersenyum.

"ya..ya.. kamu suka coklat... kakak mau beli rokok... liat coklat... kakak beli sekalian buat kamu..", tukasku pelan tapi cepat.

"bukan, kak... bukan begitu yang aku pikirkan...", jawab istriku juga cepat.

"lalu...?", pendek tanyaku meluncur.

"berapa banyak kakak lewati warung yang jual rokok..."

"warung bang Ucok... warung si Babe... dan warung lain...tempat dimana kakak biasa beli rokok..."

"tapi kakak terus ke minimarket... yang lebih jauh..."

"bagiku... kakak niat beliin aku coklat... sekalian beli rokok... bukan beli rokok... liat coklat trus beliin aku coklat...", istriku menjelaskan pemahamannya.

Kulamati apa yang tersampaikan dari istriku... kutanyakan kedalam hatiku sendiri... membuatku tersenyum sendiri.
Sederhana... tapi memang tak salah... memang demikian yang tadi sore ada dalam pikiranku saat rokokku habis..
Sebatang coklat yang jadi kesukaan istriku... kejutan kecil.. yang kutahu pasti akan sangat menyenangkan.

Mata kami kembali beradu dalam tatap... senyum kami saling berulas lagi.
Tak hanya aku... istriku kini pun selalu belajar...
Demikianlah akhirnya kami saling mengerti...


"selamat ulang tahun,papa...", suara istriku memecah lamunan yang barusan melintas dalam otakku.

Menunduk sebentar wajahku menyimpan haru yang tiba-tiba datang.

"sampai kapanpun... mama tahu... mama adalah kesayangan papa..", lantunan kalimat istriku beralun begitu lugasnya menggambarkan keyakinan.

Kuangkat wajahku... mengangguk dan tersenyum...
Kuurai lenganku... kutangkap ia... kuajak bangkit dan berdiri berhadapan...
Satu kecupan kuberikan di keningnya..
Di hidungnya..
Di bibirnya...
Lalu peluk kami bertaut.. hingga usai dan kembali saling menatap..


Kututup pintu depan... kutuntun istriku bersiap untuk kembali beristirahat..
Kuantar ia kedalam lelapnya yang tadi terganggu...
Kubelai rambutnya berulang-ulang sampai ia pulas'lah lagi.
Seperti rasa terima kasih atas apa yang ia berikan padaku malam ini...



Demikianlah kisah yang jadi pembelajaran ane dan coba ane sampaikan kali ini...

Rasa sayang... rasa Cinta... bukanlah sesuatu yang bisa ditawar-tawar,.. buruk, pahit, dan apapun itu... tetaplah akan menjadi suatu kesayangan.
Tinggal kita jeli memandang... memilah-milah rasa sayang... apakah benar itu buat kita... atau cuma berlintas kebetulan saja...
Dengan begitu kita tak mudah lupa,.. terlena oleh indahnya rasa sayang yang sebenarnya semu dan sementara.

Saat kita mencintai... kita begitu siap berkorban...
Saat kita mencintai... kita menjadi hebat dan melakukan yang terbaik..
Saat kita mencintai... rasa sayang akan mengalir dari hal terkecil hingga yang terpelik sekalipun..
Terbawa dalam langkah.. disini...bagaimanapun kita... apapun kita... dan dimanapun kita berada..



:hati:Salam Cinta,..selalulah Cinta...:hati:
:rose:Black & Aska:rose:
 
Selalu untuk yang terbaik...
Asa harapan menemani hari...
Cinta dan kasih bersama lagi...
Memberi untuk dia sang kekasih...
Tanpa mengharap kembali...
bangkit selalu karena dia...
Demi cinta, sayang dan kasih...
Akan terus bersama...
Hingga ddatangnya buah hati...
Buah cinta berdua...
Membentuk keluarga utuh penuh berkah...

Salam cinta saudara...
Selamat pagi dan semoga sehat selalu...
 
Pgn dung om black punya pacar atawa istri kaya aska , jd iri bgts ya om black sama keluarga kecil om black , sekalinya punya pacar matre apa apa harus dituruti , klo g dituruti bilangnya abcd segala yang menyakitkan , pengorbanan jd gda arti , pengkhianatan malah terus terjadi , sebenarnya ane lelaki apa ya om black setia udah berkorban udah tp pengkhianatan cinta dan penafika. Semua pengorbanan yang aku berikan malah di bayar dengan kekecewaan dan perpisahan sungguh g adil , sedih , kecewa marah jd satu harus kah aku membalas Ny om black sedih ku , pengorbanan dibalas dengan perpisahan yang menyakitkan. Sedih tiada bertepi dendam menjadi lautan , amarah menjadi api yang membakar , selamat tinggal cinta dan pengkhianatan mu akan sellu aku ingat ,,,,,
 
Bimabet
YtC om'Frank..

Hai, sepupuku..

Banyak terima kasih atas doa'mu buat aku dan Aska disini..
Begitupun dikau disana..
Sehatlah selalu.. sukses menyertaimu..
Tetap hebat.. dan jadi yang terbaik..

:cup:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd