KISAH DARI BLACKSOLIDUS
LITTLE STORY OF ASKA 2
Kita mungkin pernah marah hingga memaki,...
Menjerit hingga menangis,..
Berucap sedemikian menyakiti,...
Membanting, melempar hingga memukul..
Namun.. apapun itu..
Janganlah pernah kau mengecewakan
Hujan masih deras saat ku tersentak terbangun dari tidur kecilku
Kulihat jam dinding menunjukkan kurang lebih pukul setengah sebelas malam saat itu..
Dengan nanar aku mencoba bangkit
Kusimak kaleng-kaleng minuman yang berjejer dilantai bersama asbak dan rokokku..
Kutolehkan wajahku kearah pintu utama rumahku yang tertutup
Kepalaku berat.. masih berat
Beranjak aku berdiri dan melangkah ke pintu utama dan membuka daunnya..
Hujan deras malam itu menebarkan angin yang begitu dingin..
Tapi tubuh apiku terasa nyaman kala itu
Berbalik gontai langkahku sambil mencari rokokku di dekat jejeran kaleng tadi..
Seperti terjerembab aku mendudukkan tubuhku dilantai dan segera menyulut rokok..
Beberapa tegukan kubuat lagi dari kalengku yang masih bersisa
masih ada dua lagi
Kuraih hp yang tergeletak tak jauh
kubuka dan kubaca..
Ternyata ada banyak pesan masuk
dari para sahabatku, dari rekan kerja dan sebagainya,
masih banyak, tapi malas kubaca semua
Dengan duduk bersandar
kuhisap rokokku sambil menatap pintu utama yang terbuka lebar, menghadirkan angin dingin masuk ke rumahku
Tidur kecil yang membuat mataku terasa perih
kuusap pelan dengan punggung tangan sambil mulai meraih kaleng berikutnya untuk segera kunikmati..
Tegukan kubuat lagi
kali ini kulakukan seperti sekalian menghilangkan hausku
Balik lagi ku bersandar
merasakan otakku yang lamban berputar
yang biasanya menghadirkan banyak cuplikan adegan, kini nampaknya berhasil sedikit kulumpuhkan.
Dalam lamunan kudengar suara berisik dari teras depan
bergegas aku bangkit dan menuju kesana
Lampu teras yang tak begitu terang, lantai teras yang basah karena percikan hujan deras jadi pemandanganku saat itu..
Kulihat tiang bendera bambu yang biasanya tersandar di tembok teras menggelinding jatuh ke lantai
kuhampiri dengan perlahan
kuangkat dan kuletakkan lagi ketempatnya. Pasti angin yang membuatnya terguling.
Selesai itu , dari balik pagar ku arahkan pandangku keluar rumah
semua sepi.. tak ada yang lalu lalang lagi.. kukunci pagar depan dengan gemboknya.. dan bergegas masuk lagi kedalam rumah.
Agak lamban mataku mencari keset handuk yang biasa tak jauh dari pintu utama untuk membersihkan telapakku yang basah..
Saat mataku menemukan, agak buru-buru kutarik dengan kakiku agar bisa segera masuk dan duduk lagi ke peraduanku..
Langkah sedikit panjang kuurai begitu cerobohnya, membuat keset handuk bergeser licin.. ditambah lagi telapakku yang belum kering benar ikut andil dalam menyempurnakan sebab.
Terjatuh aku menyamping setengah telungkup dilantai dekat pintu utama.. lenganku yang jadi tumpuan tubuhku yang tumbang terasa sakit. Pelipis kanan ku yang sedikit terantuk pun terasa nyeri.. nampaknya kaleng-kaleng juga andil membuatku jatuh telak malam ini.
Kuangkat pelan tubuhku dengan ditopang lengan kiri karena yang kanan terasa begitu sakit..
Saat itu terasa berat sekali tubuhku untuk bangkit..
Perih bercampur nyeri di dahi kanan kuusap dengan telapak tanganku.. ternyata lecet dan sedikit mengeluarkan darah.. tak sadar ku usap tanganku kebaju sehingga baju putihku tampak ternoda.
Aku tahu betul betapa bodohnya aku
namun bagiku itu biasa.. tak ada siapa-siapa.. tak ada yang tahu..
Sambil berdiri kuperiksa siku lengan kananku yang sakit
nampaknya terkilir
kugerak-gerakkan lengan satu itu, kusentak-sentakkan kedepan sebentar sambil melangkah gontai untuk kembali ke peraduanku lagi.
Kurasakan pinggangku pun nyeri.. kuabaikan saja kali ini
besok juga sembuh, begitu pikirku..
Sambil melangkah kuusap lagi dahi kananku yang lecet.
Entah berapa lama sedari tadi aku sudah kesana kemari
Ternyata ada sepasang mata sedang memperhatikanku
mungkin saat terdengar suara tubuhku jatuh..
Terkejut aku dan segera menatap tajam kedepan, kearah ruang tengah, menuju kamar mandi..
kakak
jatuh
??, suara kecil yang fasih kukenal terdengar sangat mengejutkan aku.
Tak langsung menjawab
kepalaku masih berat.. mataku terasa perih
Aska
.kapan kamu sampai..?? Ngapain kamu kesini..??, ucapanku terlontar sambil berkerut dahi.
Aska pun tak langsung menjawab
dia hampiri aku dengan diam, berhenti didepanku dan terlihat menatap pelipis kananku..
heii
ngapain kamu kesini
?? Ini udah jam berapa
sama siapa kamu kesini..?, tanyaku lagi kepada gadis dihadapanku.
Aska tak menatap ke wajahku
sambil berbalik, ia membungkuk meraih kaleng-kaleng minuman kosong yang sudah kuminum sedari pukul delapan malam tadi. Dimasukkan kaleng-kaleng itu kedalam kantong plastik hitam yang ternyata sedari tadi ada di tangannya. Sudah rapi semua barulah ia menatap wajahku.
aku kesini diantar Setta,
aku masuk kakak lagi bobo
, demikian sahut gadis ini cepat dan kulihat berbalik dan melangkah kearah dapur.
hujan deras gini
?!, agak lantang kuhaturkan pertanyaanku pada gadis itu lagi saat melihat langkahnya menuju dapur menjauhi aku.
Mungkin suara lantang yang tak biasa ia dengar membuat Aska menghentikan langkah dan berbalik menatapku..
Iya.. ujan-ujanan
kan ada jas hujan
, sahut gadis itu terdengar tandas.
udah malem, ngapain kesini,.*** ada besok..?!, ujarku masih lantang.
Mendengar ini Aska nampak diam.. beringsut pelan iapun berbalik, meneruskan langkahnya ke dapur.
Melihat gelagat Aska saat itu membuatku bangkit dan bergegas menyusulnya..
Kudapati ia sedang merapikan piring, gelas dan membuang kantung plastik hitam yang berisi kaleng-kaleng minuman tadi ke ember sampah lewat pintu samping.
hei..kakak tanya kamu
ngapain kamu malam-malam hujan malah kesini..?, tanyaku tanpa menghiraukan aktifitas gadis yang ada di depanku.
Aska menatapku sebentar dan meneruskan lagi kegiatannya
dia seperti berkeras tak mau menjawab.
Kutarik nafas panjang dengan cepat dan berbalik
dasar ga ada aturan
sekali ga punya aturan.. tetap aja ga ada aturan.., ujarku sambil berniat melangkah menuju ruang depan.
Aku kemari karena aku mau disini.. aku disini karena mau sama-sama kakak..!, satu suara lantang terdengar dibelakangku.
Kutolehkan kepalaku sedikit kearahku.. kurasakan ada satu senyuman di bibirku saat ku menoleh.
Mau sama-sama kakak..??, ucapku kepada Aska mengulangi apa yang gadis itu ucap barusan, tapi dengan nada yang berbeda..
iya.. kenapa..? Salah kalo aku mau sama-sama kakak
?, sahut Aska kali ini tampak sekali tak suka dengan nada bicaraku barusan.
Terserah kamu,Aska
hari ini mau sama sama kakak.. kemarin udah sama siapa,.. besok mau sama sama siapa lagi pun terserah kamu
kakak tau kok, kamu sekarang udah pinter.., kulontarkan jawabanku sambil meneruskan lagi langkahku yang tertunda.
Tak kudengar jawaban balik dari Aska.. cuma kudengar suara pintu samping ditutup dan dikunci..
Kubiarkan saja.. ku duduk kembali ke peraduan dan kusulut rokokku.
Kubuka kaleng- kaleng terakhir yang tersisa, kuminum perlahan..sampai nampak Aska menghampiri dan duduk diam di depanku..
Sementara tak ku tolehkan wajahku kearahnya
kakak
, Aska membuka ucap.
udah minum-minumnya dong,kak
, Aska melanjutkan.
Melirik sebentar,
ku tenggak habis kaleng terakhir dengan sengaja
kala itu aku merasa Aska tak mengindahkan pesan-pesanku dengan datang malam ditengah hujan yang deras.
Perlahan Aska melanjutkan lagi kalimatnya, kalo masih ada mama kakak
pasti aku
kamu ngapain ?!, kupotong kalimat Aska dengan cepat.
kamu mau ngapaiiin..?!, tanyaku lagi dengan suara meninggi,..sementara Aska langsung terdiam..matanya makin menatap lurus ke wajahku..
Kubalas tatapan gadis itu dengan mataku yang perih dan kepalaku yang berat
heh
gua minum-minum kaga ngerugiin orang
kaga nyakitin orang
, demikian yang kuingat saat itu jadi kalimatku.
Sejak kapan lu pikir bisa ngomong begitu sama gua
?, tambahku lagi waktu itu.
Teringat sekali mata Aska sedikit terbelalak mendengar ucapanku
wajahnya nampak seperti ingin marah..
Kenapa
??, aku menyentak lagi.
ga senang..?? .. silahkan
, kuucap kalimat satu ini sambil menggerakkan kepala kearah pintu utama.
Saat itu Aska nampak seperti menonton tingkahku
dia masih tak menjawab.. .
kakak.. mabuk
, terdengar pelan suara Aska sambil terus menatap wajahku.
Tak terhiraukan kata-kata Aska kala itu
kuhisap rokokku yang sudah pendek, lalu kupuntir ujung baranya didasar asbak.
kenapa kalo gue mabuk
??, ujarku setelah kumatikan rokokku dan meraih lagi untuk menyulut batang yang baru.
kalo kakak begini terus,..Aku gimana..??, ucapan Aska masih pelan.
Tak kujawab langsung pertanyaan Aska
lurus mataku menatap wajah gadis dihadapanku.
Siapa yang suruh kemari
?!, sahutku tandas.
Aku pengen sama sama kakak
aku sms ga bales-bales..aku telp ga diangkat
, jawab Aska perlahan.
kenapa kalo ga dibales.. kenapa kalo ga diangkat..?!, masih agak lantang aku menyahut.
aku mikirin
bener aja kan.. kakak minum minum lagi
, jawab Aska nampak sekali berusaha tenang.
Mata Aska melirik lagi ke dahi kananku yang lecet..
Kakak.. kasih obat yuk itu pelipisnya
, ujar Aska beringsut dari duduknya untuk mendekat.
ga usah.., jawabku cepat.
Aska terhenti sesaat
tapi entah sesuatu apa yang membuatnya masih berani mendekati aku.
kasih obat,kak
, nada Aska seperti membujuk.
Mungkin dahiku berkerut sementara terus menatap wajah gadis didepanku
kuhela nafas dan kubuang seperti mendengus..
perhatian banget kamu, Aska.., ujarku pelan.
Iya kakak
obatin yah.., Aska membujuk.
Terus kutatap tajam wajah Aska yang kulihat ternyata sudah membawa obat luka di saku baju tidurnya..
mesra sekali kamu
, ucapku pelan lagi.
Aska tak menjawab.. dia sedang membuka tutup obat luka ditangannya.
Begini ya cara kamu waktu mesra sama cowok kamu itu
?, ucapanku bersambung lagi.
Aska spontan menoleh kearahku
matanya terbelalak lagi
jadi maaf
ga ada istimewanya ..semesra apapun kamu
, ucapanku meluncur dengan lugasnya.
Aska menghentikan niatnya saat mendengar kalimat kalimat yang keluar dari mulutku.
ga perlu berlebihan
gua tuh cuma tumbal kelakuan elu.., mulutku makin meracau.
lu cuma takut ga ada lagi orang yang mau jadi tumbal .. karena cuma gua yang sekarang mau jadi tumbal .., demikianlah kalimatku saat itu kuurai sambil menatap kearah Aska.
Lantang kalimatku berucap,..Mata Aska yang menatap kepadaku mulai terlihat basah,
dua bulir air mata cepat melintasi pipinya
tak sebentar pun ia menoleh..terus ia tatap wajahku yang kala itu terasa membesi.
Kulihat Aska menghela nafas panjang
nampak sekali dia berusaha menenangkan dirinya yang sangat terpukul dengan kalimat yang kuucapkan.
kakak lagi mabuk nih.., ucapan Aska terdengar pelan..
Aska teruskan niatnya lagi untuk mengobati pelipisku dengan obat luka yang ada digenggamannya.
Diteteskan obat luka diujung jarinya dan diulurkan ke pelipisku.. terasa perih saat ujung jari Aska yang dilumuri obat luka bermerek cina itu hinggap di pelipisku yang lecet.. Dibalurnya dengan pelan-pelan..lalu ditiupnya agar tak perih.
Aku diam seperti patung
ada perang di dalam otakku kala itu
hanya saja mungkin saat itu kepalaku terlalu berat untuk memilah.. sesaat rasa perih dari obat yang dibalurkan Aska barusan seperti mengembalikan sesuatu dari dalam diriku yang tak ada sejak tadi.
Aska selesai menunaikan niatnya..dia duduk lagi, tapi tak menjauh dari tempatku bersila
Kini dia lirik lengan kananku yang terkilir
digapainya seperti memeriksa..
Kutarik lenganku saat ada yang sakit di siku lenganku, Aska agak terkejut
kak..bengkak lohh.., ucapan Aska terdengar lagi sambil menggapai lagi lenganku.
Ku angkat lenganku ke muka, kugerakkan untuk melihat siku lenganku yang nampaknya benar saja seperti membesar. Aska meraih lenganku dan mencoba pelan-pelan menekan.
aku ambil minyak tawon ya,kak
, Aska bangkit dengan bergegas dan melangkah kearah kamar ganti.
Aku masih diam
lamunanku yang entah apa nampaknya belum kunjung buyar. Sampai Aska balik lagi dengan membawa sebotol minyak tawon, aku masih sibuk dalam lamunanku...
Sambil bersimpuh, dengan hati-hati, Aska pun mulai membalur lenganku . Sesekali dia hapus sisa air mata yang beberapa kali bergulir sambil melakukan pijatan-pijatan kecil yang terkadang membuatku merasa nyeri..
eh
kakak ingat ga
dulu tuuuh waktu aku sama Asta suka boncengan naik sepeda ke kontrakan petak kakak.. aku sama Asta pernah jatuh di turunan jalanan aspal itu loh kak
, Aska berucap sambil terus memijat lenganku.
Dahiku kurasa berkerut
kulihat Aska tak menghiraukan itu.. dia terus melanjutkan apa yang jadi niatnya.
terus,..lutut aku luka
.., Aska melanjutkan kisahnya.
Itu gara-gara Asta tuh,kak
kan kakak waktu itu ga dateng-dateng kerumah..Asta ngajak aku boncengan kekontrakan kakak, Aska terus bercerita.
Trus sampe dirumah kakak
kakak liat lutut aku luka.. kakak sibuk sampe minta obat merah ke tetangga sebelah kontrakan kakak..aku dikasihin obat.. diurut juga sama kakak..sakit banget
, tutur Aska..sementara aku masih diam dan diam saja.
sejak itu kakak ngelarang aku sama Asta boncengan kerumah kakak lagi
kalo mau nyari kakak,..kakak suruh kirim pesan ke pager kakak aja
, tukas Aska.. terlihat senyum tersungging di bibirnya.
aku sama Asta ngumpulin koin buat ke telepon umum supaya kalo mau pager kakak ga nyari-nyari koin lagi.., Aska melanjutkan kisahnya dengan senyuman yang makin merekah
diliriknya sebentar wajahku yang masih diam.
truss kalo di pager
kakak pastii dateeng.., ucapan Aska terdengar seperti begitu riang.
cuman malesnya kalo kakak dateng
, Aska agak tersendat melanjutkan kisahnya.. tak sadar aku seperti menunggu Aska meneruskan lagi.
uummm.. kakak nyariinnya Asta melulu
mentang-mentang Asta kakinya cacat
Asta melulu yang dibelain.. Asta melulu yang diajak main..padahal kan aku yang sering kirim pesan ke pager kakak, Aska meneruskan kalimatnya sambil menunduk.
main gundu.***mbaran..perang-perangan
kecuali layangan
kakak ga bisa main layangan
layangannya ga naik-naik.., Aska berucap seperti sambil membayangkan apa yang dalam ingatannya.
Pelan
sangat pelan
ada yang menyusup didalam otakku.. merambah dan mulai terserap oleh hatiku.. Sesuatu yang sedari tadi menyala dan berkobar di dadaku, seperti berangsur meredup
Aska menyudahi pijatannya..menutup lagi botol minyak tawon dengan cermat dan meletakkannya dekat asbak. Kubiarkan dia memeriksa lagi lenganku. Dan tatapanku mulai lebih menyimak apa yang dilakukannya.
huuh.. sikut kakak bengkak
,kata Aska mengomentari lenganku
kuikut mengamati lenganku dan mengangguk pelan.
Mata Aska kembali menatap wajahku yang masih diam tak bersuara.
tapi
kakak pernah deh.. ngomelin Asta belain aku
, Aska seperti mengingat lagi.
waktu aku di rumah sakit
malem-malem kakak dateng sama Setta.., ucapan Aska memaksaku mengingat juga.
Asta jagain aku tapi ga betah gitu.. kakak ngomelin Asta
akhirnya Asta disuruh pulang sama Setta, kakak yang jaga aku di rumah sakit.., Aska makin memperjelas apa yang diingatnya..dan kali itu aku pun ingat.
Aku dijagain kakak sampe boleh pulang sama dokter
, tawa kecil kembali terdengar saat Aska usai berucap
membuat mataku menatap wajah gadis itu lamat-lamat.
biasanya kalo aku sakit kakak pasti ngomel-ngomel dulu.. tapi waktu itu aku ga diomelin
, Aska melanjutkan lagi.
aku kaget loh..kakak datang malem-malem sama Setta.. aku mikir
pasti Setta yang bikin kakak malem-malem sampe datang begitu
, ujar Aska.
Ingatanku berhasil menangkap kejadian yang dikisahkan Aska
namun masih tak ku mengerti, kemana Aska akan membawaku dengan kisahnya ini..
tapi
aku tenang banget
kakak udah datang
biarpun mungkin karena dipaksa Setta.., ucapan Aska menyusup lagi ke telingaku.
Ada kakak
pasti semua tenang
, ujar Aska menambah lagi.. senyumnya pun terulas lagi.
Terjebak aku dalam rangkaian kalimat Aska
sekilas terbayang kalimat-kalimat selorohku di awal tadi, yang kuyakin telah menyakiti perasaan gadis yang duduk dihadapanku.
aku mah biarin kalo kakak marah
aku tetap tenang..aku yakin, aku percaya..kakak sayang sama aku.., ucapan Aska makin dalam lagi.
Kutatap lekat-lekat wajah Aska
siku lenganku yang berdenyut nyeri kuletakkan disisi, sementara kuangkat dudukku agar lebih tegak.
semua kejadian karena aku yang salah
ga tau sampe kapan kakak bisa bener-bener maafin aku.., kalimat Aska berlanjut dengan perlahan.
biarin
yang penting aku terus sama sama kakak.. pasti suatu hari aku dimaafin.., tukas Aska nampak begitu yakin.
Ada yang tersentuh dalam hatiku saat Aska mengucapkan kalimat yang barusan..
Seperti ada sosok dalam diriku yang telah dikalahkan oleh kalimat-kalimat yang Aska ucapkan tadi..
Agak tertunduk aku pun memulai...
Perlahan kuangkat lengan kananku yang sakit.. nyeri membuat sendinya terasa kaku.. kulawan itu.. dahiku berkerut.. kuarahkan lenganku kedepan untuk menggapai pundaknya.
Aska diam sambil menatapku.. menyimak aku yang sedang memaksa tanganku untuk menggapai sambil menahan sakit..
Senyuman menghias di bibirnya saat jemariku akhirnya hinggap di pundaknya...
Cepat ia raih telapakku dan digenggam dengan jemari kedua tangannya menempel di dagu..
Kupejamkan mataku
entah apa
seperti berusaha mengembalikan diriku sendiri yang sedari tadi tak ada..
Aku tahu ada yang salah dari kelakuanku di awal tadi..
Dalam terpejam...Kurasakan lenganku dikembalikan ke pundak.. seperti sengaja diatur agar melingkar..
Tiba-tiba satu pelukan kurasakan menghinggapi tubuhku saat aku yang masih terpejam.. satu isakan terdengar di dadaku yang kini jadi tumpuan kepala Aska..
Kubuka mataku..Badanku tergetar
aku merinding
mungkin sudah dari tadi dia ingin menangis..
Begitu ia sabar menunggu saat yang tepat untuk menarikku kembali. Dan saat ia dapatkan kesempatan itu..dia cepat ambil..dan barulah semua ia limpahkan.
iya.. iya.. udah.. jangan nangis.., akhirnya ada suara yang keluar dari mulutku.
Aska tak menjawab.. dia makin mendekap hingga dadaku seperti terhimpit kepalanya. Gerakan menggeleng seperti pertanda buatku..
iya..iya.. ini ada kakak.. ini kakak.., ucapku lagi
kuangkat tangan kiriku membelai rambut Aska yang seperti terbenam di dadaku..
Aska masih saja terisak.. nampaknya aku benar-benar menyakitinya malam ini..
Kucoba menghela nafas panjang dalam dekapan Aska yang sempit..
Kugerakkan tangan kiriku bergelung dikepalanya agak lebih ke belakang leher, ku atur lagi posisi dudukku mengimbangi posisi Aska..
Kupaksa lengan kananku agar turun ke punggung.. lalu dengan perlahan ku rengkuh kedua lenganku ke tubuh Aska.. kupeluk tubuhnya dengan lembut.. satu helaan terdengar di sela isakan Aska.
ini kakak.., kuucap lagi kalimatku
dan kali ini Aska tak menggeleng lagi. Kepalanya kini lebih terasa bersandar didadaku.
Aku pengen sama sama kakak
, satu ujaran keluar dari Aska yang masih terantuk-antuk kecil dalam isaknya.
iya..iya.. sama sama kakak.., jawabku cepat sambil terus memeluk tubuhnya.
jangan disuruh pergi
, suara Aska terdengar lagi.. memaksaku menunduk hendak melihat wajahnya.
iya..engga.. Aska jangan pergi.. sama kakak aja..,sahutku pelan.
Kurasakan himpitan lagi dari dekapan Aska ke tubuhku
kubiarkan ia begitu..kuusap punggungnya dengan telapak kananku yang bergelung..
iya.. aku mau sama kakak aja.., suara Aska terdengar seperti merajuk.
iya, Aska.. iya.., jawabku pelan.
kakak juga mau sama sama Aska aja
, tambahku dengan nada lugas
sepertinya ada janji yang kuikrarkan bersama kata-kata ini.
Aska mengangkat wajahnya sebentar dan menatap wajahku.. lamat kali ini dia menatap..
Kubalas tatapannya, sedikit kuanggukan kepala dan kucoba untuk tersenyum. Yang mungkin dari awal tadi tak ada tersungging di wajahku.
Wajah Aska terlihat berkerut
air mata tergulir lagi..
Melihat itu aku mengangguk sekali lagi
kakak mau sama sama Aska aja.., kuulang lagi ucapanku yang tadi.
Perlahan kuraih lagi kepala Aska kembali dalam dekapan.. kulakukan semua dengan lembut agar bisa menenangkan gadis satu ini. Aku tahu.. aku tahu ada yang salah pada diriku malam ini. Dan aku kembali.. harus kembali pada seorang aku yang Aska cari..
Mungkin dulu inilah yang ia dapati dari seorang aku
sehingga ia pun memilih jalan yang lain
jalan yang tak ada aku..
Saat itu dia memilih pergi.. tak mendekap seperti malam ini..
Karena dia merasa tak mampu menggapai aku..
Sehingga ia berusaha mengalihkan dunianya dengan pandangan yang lain.
Semua berarti karena aku
karena ia merasa tak mampu menghadapi aku yang begini.. seorang kakak yang seperti selamanya kakak.. kakak yang penuh aturan dan terlalu angkuh untuk bisa menerima cintanya..
Lalu malam ini dia melihat lagi keangkuhan sang Kakak yang dulu membuatnya memilih pergi..
Sekali lagi seperti ada persimpangan di hadapannya tadi..
Dan kali ini ia tak memilih berbelok takut dan berjalan kearah yang lain..
Kali ini dia hadapi.. dia hadapi aku.. dia berusaha melawan tiap angkuh yang dulu pernah mengalahkannya.
Kali ini dia lebih kuat..dia sangat kuat
mungkin karena hatinya telah mengerti.. dia telah siap..
Dia tahu.. dia tak akan salah memilih lagi
.
Dan ternyata dia mampu
dia mampu menghadapi semua sikapku yang jadi takutnya dulu..
Dia rangkum semua kenangan dulu untuk menjadi kuatnya..
Dia yakin dengan semua sejarah itu.. bahwa sesungguhnya dibalik angkuh inilah cintanya telah berpijak
Lalu dia mendekapku dengan yakin saat dia lihat tadi angkuh itu luruh..
Dia tangkap aku.. dia dekap dan tak dia lepas lagi..
Dia miliki aku
ya
dia telah miliki aku
"Aku cinta padamu..dan akan selalu begitu.."
A S K A