Tahun 1992
Kelas 2 SMP d salah satu sekolah d daerahku awal berkembangnya perasaanku terhadap dirinya. Si D yg pintar, cantik (menurutku).
Kemanapun D pergi, mata ini tak berhenti untuk ingin mengetahui apa yg dikerjakannya.
Tapi, kenapa kebranian untuk mengungkapkan rasa ini begitu berat sekali. Takut, khawatir jika ditolak menjadi alasan klise yg selalu menentang hati ini untuk mengemukakannya.
Hari berganti hari, hanya semakin memupuk kekagumanku tanpa ada selesainya. Tapi anehnya, malah membuatku menjadi semangat untuk belajar dan memperlihatkan bahwa aku bisa seperti dia, pintar. Dengan harapan dia akan balik memperhatikan aku.
Ternyata tidak juga menghasilkan....
Sifatnya begitu dingin, cuek, dan aga judes, tapi entah mengapa aku tetap suka...
Tahun 1993
Kelas 3 SMP. Kami sekelas (horeeee... dalam hatiku)
Mungkin Tuhan mulai berpihak kepadaku dengan cara ini, sehingga kesempatanku untuk dekat dengan D semakin terbuka.
Tapi... lagi-lagi rasa takut selalu menghalangiku mengemukakan isi hatiku. DAAMMMMM... kenapa aku sepengecut ini. Aku ini laki laki apa bukan sih, begitu selalu tanya hati ini.
Finally aku memantapkan hati untuk mengemukakan perasaan ini pada saat kelulusan, dan aku akan belajar untuk mengejar dia dalam hal pendidikan agar dia sedikit memperhatikan aku.
Tahun 1994
Menjelang kelulusan kami tambah membuat hati ini berdebar debar. Moment pernyataan cinta telah dekat. Wow bgt rasanya, kadang tersenyum sendiri, rasanya lucu jika diingat.
Bayang bayang akan memiliki pacar yg pintar dan cantik pun selalu berkeliaran d kepala ini. Hhhhmmm.. inikah yg namanya cinta, ato cuma cinta monyet? Masa bodo amat dah...
Selama masa sebelum ujian, kami dan teman teman ingin mengadakan belajar kelompok untuk membahas soal soal ebta dan ebtanas nantinya. Aku, D, dan 3 orang teman kami.
Pada awalnya sih aku sangat bersemangat untuk mengikuti kelompok belajar ini, bener bener enjoy karena ada si D yg membuatku begitu.
Tapi....
* percakapan
D. Dia
Dc. Aku
A. Teman 1
B. Teman 2
C. Teman 3
D. : Hai guys, udah pada ngumpul semua nih...
(Si D datang... dan bersama seorang laki2)
Semua : Hai D
Dc. : Deh, sama siapa tuh (pertanyaan harap2 cemas yg kulontarkan dgn lugas)
D. : Kenalin, ini Al pacar aku.
Deggg... bagai disambar petir dah pokoknya hati ini pada saat itu.
Hancur sudah rencana yg sudah kusiapkan untuk selama ini buat menyatakan perasaan ini, sekaligus hati ini serasa......
Kulanjutkan belajar kelompok ini dgn rasa hampa, apalagi dgn kehadiran Al yg membuatku lebih mati rasa...
Akhirnya aku ijin pulang duluan dengan alasan sakit perut, alasan klise lagi lagi.. hadehhhh...
Beginikah cinta...