Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Horeeyyy Natalie nya siap siap digangbang oleh Ricky dan Jeffry
 
Ceritanya mantappp... Kayanya natalie bakal digilir seharian nih sm ricko, jeffry n nicko juga
 
mantap suhu... :mantap:

ini hanya saran, bagaimana bila ditambah cewek nya?
entah itu siapa dan sebagai apa..
bila sampai orgi atau party maka akan lebih tambah basah nih ...
 
Wah ceritanya bagus nih, btw GF ane mau nyoba konti yg jumbo area malang siapa tau ada bisa kirim inbox ya, pick body GF ane sesuai DP akun ane ya
 
-------------
Part 7.b

Perjalanan Menuju Threesome;
Restu Sang Suami




POV Nicko

Setelah akhirnya meeting dengan klienku ini selesai, aku segera memacu sepeda motorku kembali menuju rumahku. Aku menjadi terburu-buru ingin segera tiba di rumah untuk mengabari istriku bahwa meeting tadi berhasil mencapai deal yang akan sangat memberikan keuntungan besar kepadaku. Tapi ketika aku ingin mengabari istriku, ternyata ponselku dalam keadaan mati karena kehabisan batere. Aku lupa mencharge nya seperti biasa tadi malam sebelum tidur, karena tadi malam aku keburu ingin menggumuli istriku dan langsung tertidur setelahnya sudah tidak ingat hal lain lagi. Sehingga tadi ketika aku berangkat meeting, aku tidak sempat lagi mencharge batere ponselku yang sudah tinggal sedikit dan aku mengutuk diriku karena ternyata charger ponselku tidak kubawa karena terlalu fokus menyiapkan persiapan meeting dadakan tadi pagi.

Setelah aku tiba di rumah, kulihat pintu pagar rumahku sudah terkunci dan mobilku sudah tidak ada di carport. Aku tiba sudah cukup sore dengan cuaca yang cukup mendung ketika sampai di rumah mungkin tidak lama lagi akan turun hujan, dan sepertinya mereka sudah berangkat lebih dulu pikirku.

Lalu akupun membuka pintu pagar rumahku menggunakan kunci duplikat yang selalu kubawa. Ketika aku sedang membuka pintu pagar, tetangga sebelah rumah menyapaku.

"Eh Pak Nicko baru pulang?"
"Iya Pak Bas, ini baru sampai. Tadi ada kerjaan mendadak soalnya."

"Ohh... Pantesan daritadi nggak keliatan pak. Oh iya, tadi siang saya liat ibu pergi pake mobil sama orang. Sodaranya ya pak?" tanya Pak Bas tetanggaku.

"Oh iyaa pak, sepupunya istri dari Jakarta kemarin dateng kesini. Mau liburan disini katanya." aku mengatakan kepada tetanggaku ini jika Ricko adalah saudara dari istriku. Tidak mungkin aku katakan kalau dia temanku, nanti Pak Bas malah berpikir yang tidak-tidak lagi.

"Oh pantes, kelitan akrab sekali soalnya tadi saya lihat." ucap Pak Bas tapi dengan ekspresi belum cukup puas atas jawabanku.

"Mari pak saya masuk dulu." ucapku berpamitan dengan tetanggaku ini. Aku tidak ingin dia bertanya lebih jauh lagi tentang Ricko dan Istriku. Pak Bas hanya membalas ucapanku dengan anggukaan kepala sambil tersenyum.

Lalu akupun memasukkan motorku setelah membuka pintu pagar dan memarkirkannya di carport. Kemudian aku membuka pintu untuk masuk kedalam rumahku, kulihat sekilas ruang tamu yang tampak cukup rapih dan kulihat ada dua gelas kopi diatas meja, mungkin sisa dari kopi yang diminum Ricko ketika menungguku pulang. Lalu akupun menaruh barang-barang bawaanku di atas meja tersebut, daan kemudian aku membuka pakaian kemejaku karena tubuhku terasa lengket karena aktifitasku sepanjang hari tadi.

Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan sambil menyandarkan tubuhku di sofa ini. Aku lalu meraih satu gelas kopi yang ada di meja yang kulihat masih tersisa untuk kuteguk sedikit. Kemudian pikiranku melayang mengingat waktu dulu ketika aku masih tinggal di Jakarta dan sering menginap di rumah Ricko sahabatku ini. Aku masih mengingat jelas bagaimana kami sering berbagi segelas kopi dan sebungkus rokok untuk kami nikmati bersama ketika kami berkumpul berdua. Aku kemudian tersenyum mengingat masa-masa itu, masa-masa dimana lekatnya persahabatan kami berdua.

Kutaruh rokok yang masih setengah ke asbak yang ada di depanku lalu aku berjalan menuju kamarku untuk mengambil charger yang tadi tertinggal. Setelah aku mencolokkan ponselku, aku kemudian melepas celana panjangku dan mencari celana pendek untuk kugunakan tanpa memakai apapun lagi untuk menutupi tubuh bagian atasku. Kulihat ke arah tempat tidur kami masih berantakan dan masih tergeletak di atas sana dildo yang aku gunakan semalam ketika bercinta dengan istriku, yang tadi pagi dia gunakan kembali ketika sedang meneleponku. Aku kembali tersenyum mengingat hal itu, aku senang dan menjadi cukup excited mengetahui Natalie mulai terbiasa dengan penis mainan itu. Aku senang karena dia mulai bisa mengikuti fantasiku yang menginginkan melihat dia menikmati seks dengan penis tambahan selain penisku.

Kuraih ponselku kembali bermaksud untuk menghidupkan setelah kulihat sudah cukup baterenya terisi sedikit. Setelah ponselku menyala, kulihat banyak sekali pesan masuk dan notifikasi paanggilan dari istriku dan Ricko yang mencoba menghubungiku. Kubaca pesan dari istriku terlebih dahulu lalu kubaca mulai dari awal pesan yang masuk dari istriku;

"Pih, udah selesai belum meetingnya? udah jam 12.30 nih."
"Hih! Kok centang doang?"
"Mami udah siap berangkat nih. Kalo sampe jam 01.00 nggak ada kabar mami berangkat duluan loh sama Ricko."
"Mamih berangkat duluan pih. Nanti kamu nyusul aja ya. Udah kesiangan, nungguin kamu gak jelas kapan pulangnya."
"Ni aku sama Ricko udah otw. Muaach :* "
"Aku udah di villa pih. Ricko mau ke villa dulu baru ntar ke gedong songo, mau istirahat dulu katanya."
"Yaampun masih centang aja, kamu nih lagi di man toh?"
"Awas loh kalo nggak nyusul. Nanti aku dientot beneran sama Ricko baru tau rasa kamu! Hahahaha :p "


Membaca pesan terakhir yang dikirimkan istriku, aku tiba-tiba tersenyum geli membayangkan Ricko betulan mengentot istriku di villa sana. Lalu aku mengirimkan pesan balasan kepada istriku;

"Aku baru sampe rumah mih, tadi handphoneku mati."
"Aku lupa ngecas semalem gara-gara kecapean ngegarap kamu. Hehehe"
"Kalo kamu berani ngentot sama Ricko coba aja! Kontolnya beneran gede loh, ntar bisa-bisa kamu pingsan kalo digenjot sama dia. Wkwkwkw"
"Oke nanti agak maleman kalo nggak ujan disini aku nyusul kalian ke atas. Soalnya mendung banget di bawah sini."


Aku memang kadang biasa chatting agak vulgar dengan istriku. Maksudku supaya dia terbiasa dengan pikiran-pikiran mesum yang ada di otakku. Ya terkadang dia tidak selalu menimpali gurauan mesumku, sesekali dia menyatakan ketidaksukaannya atas kelakuanku itu. Lalu kubuka pesan kedua dari Ricko;

"Coy, lu kapan balik? Ni gue sama bini lo lagi nunggu kabar lo nih."
"Gila lo daritadi bini lo nelponin elo gak nyambung-nyambung."
"Ini bini lo ngajak berangkat berangkat duluan nih coy. Gimana nih?"
"Gue gak enak masa gue pergi berdua doang sama bini lo."
"Ya elah nih anak masih centang aja hape lo."
"Ni gue otw Nick sama bini lo. Ntar klo hape lo udah nyala langsung ngabarin ya. See you bro"


Kemudian kubalas singkat pesan dari Ricko;

"Sorry bro. Hape gue mati tadi. Iya ntar kalo nggak ujan gue nyusul deh. Mendung banget di sini sekarang."

Setelah kubalas pesan mereka aku langsung menaruh kembali ponselku di meja dalam kamar ini, chat lainnya kuhiraukan karena aku masih malas membalas pesan lainnya yang masuk. Aku kemudian beranjak keluar kamarku menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh muka yang terasa lengket. Setelahnya aku mengambil gelas dan membuat kopi untukku sendiri lalu aku kembali menuju ruang tamu untuk sekedar beristirahat sebentar sambil menikmati kopi dan sebatang rokok pikirku.

Setelah aku duduka di ruang tamu, aku mengambil remote televisi dan menyalakannya. Setelah aku menemukan channel berita yang kucari kutaruh kembali remote yang kupegang di atas meja, dan aku kembali merebahkan punggungku bersandar di sofa ini. Ketika kuletakkan tanganku di atas sofa, tiba-tiba aku merasakan bahwa bagian sofa yang kupegang tersebut sedikit lembab. Aku melihat kearah bagian sofa yang lembab itu sambil tanganku mengusapnya. Karena masih cukup lembab sehingga cairan yang menyebabkan lembabnya sofa ini sedikit menempel di jariku, lalu kuangkat jariku untuk memperhatikan lebih seksama. Karena penasaran akupun menghirup aroma cairan yang melekat di jariku.

"DEGH!!" Tiba-tiba dadaku menjadi bergemuruh setelah mengetahui apa yang menyebabkan sofa ini menjadi basah.

"Ini kan.... P e j u h.!" ucapku dalam hati setelah yakin cairan apa ini.

"Pejuhnya Ricko!" pikirku spontan.

"Apa yang telah terjadi disini selama aku pergi meninggalkan mereka berdua di rumah ini?"
"Apa mereka bercinta ketika aku pergi?" pikiranku memberondong diriku sendiri saat ini.

Kusapu pandanganku melihat ruangan ini untuk mencari apa ada sesuatu lainnya yang aku tidak tau itu apa, yang mungkin bisa memberikan petunjuk atas apa yang sudah terjadi di rumah ini yang aku tidak tau.

Ketika pandanganku secara tidak sengaja tertuju ke arah keranjang pakaian bekas yang berada di depan kamar mandi kulihat baju tidur yang dipakai istriku semalam berada di tumpukkan paling atas. Lalu akupun segera beranjak kesana untuk mengambil baju yang ada disitu.

Setelah kuraih baju tidur istriku, kemudian kuperiksa dengan seksama. Ternyata kulihat ada beberapa bercak yang belum kering benar. Lengket! Lalu segera kuendus memastikan aromanya. Ternyata benar, yan menyebabkan bercak di baju tidur istriku ini disebabkan oleh cairan pejuh yang kira-kira belum terlalu lama. Dadaku semakin bergemuruh memikirkan apa yang sudah terjadi di rumah ini tadi selama aku pergi.

Aku langsung menyimpulkan bahwa istriku dan sahabatku melakukan persetubuhan di rumah ini. Dan melihat ada bekas sperma yang tertinggal di sofa ruang tamu tadi, berarti mereka pasti bercinta di sana. Lalu akupun kembali beranjak kearah ruang tamu tempat dimana istriku dan sahabatku telah melakukan persetubuhan sambil membawa pakaian istriku yang juga berlumuran pejuh sahabatku ini.

Dadaku masih berdegub cepat merespon kenyataan yang baru saja kutemukan. Setelah aku duduk di sofa ini, aku berpikir sejenak. Entah apa yang kupikirkan, kurasakan otakku jadi buntu secara tiba-tiba. Kemudian tanganku yang sedang memegang pakaian istriku ini kuarahkan ke wajahku. Akupun lalu menghirup aroma tersebut lebih dalam, ternyata tidak hanya aroma sperma yang kurasakan, tapi juga ada aroma cairan cinta istriku dan aroma keringat istriku yang tertinggal di sana yang menyebrak indra penciumanku.

Mereka bercinta dengan sangat hebat kurasa. Dan ketika aku masih menghirup aroma-aroma yang berada di pakaian istriku itu, tiba-tiba penisku mulai bangkit membayangkan apa yang mereka telah lakukan disini. Aku tiba-tiba menjadi semakin horny membayangkannya. Lalu kuhirup dalam-dalam meresapi aroma yang terpancar dari pakaian istriku ini, pikiranku langsung menerawang liar memvisualisasikan persetubuhan mereka.

Penisku menegang sempurna menyeruak dari dalam celana pendek yang kugunakan, dan dengan cepat kupelorotkan celana yang kupakai sehingga terlepas, kini aku sudah tidak memakai apapun yang menutupi tubuhku. Dengan cepat kupegang penisku dan mulai mengocoknya perlahan, semakin dalam kuhirup pakaian istriku, semakin dalam aku merasa tenggelam dalam fantasi liarku atas persetubuhan mereka.

Aku semakin cepat mengocok penisku karena aku sangat merasa terangsang oleh semua ini, aku mendesah sendirian di atas sofa ini menikmati apa yang aku lakukan sekarang. Kemudian aku merebahkan tubuhku sambil tetap mengocok pensiku dan menghirup pakaian istriku.

Ketika tubuhku rebah di atas sofa ini, ternyata kepalaku tepat berada di bagian sofa yang ada ceceran sperma sisa percintaan mereka disini. Karena sofaku terbuat dari bahan sintetis, sehingga cairan yang tercecer disana masih sedikit terlihat teksturnya karena belum kering benar. Aroma sperma yang menjelang kering itu juga langsung merasuk indra penciumanku. Aku yang menjadi semakin gila atas imajinasiku ini, perlahan mendekatkan hidungku kesitu dan berusaha menghirup ceceran lendir bekas percintaan istri dan sahabatku.

Pikiranku menjadi tak bisa kukontrol lagi karena aku semakin liar berfantassi tentang persetubuhan mereka. Lalu kujulurkan lidahku bermaksud mencecap lendir yang tercecer di depan wajahku hasil percampuran cairan cinta mereka berdua. Kujilati bekas lendir persetubuhan mereka dengan sangat bernafsu, aku tidak tau lagi apa yang kurasakan. Yang aku tau aku sangat terpuaskan oleh yang aku lakukn ini. Aku membayangkan sedang menjilati memek istriku sambil Ricko menyodok kontolnya yang besar itu.

"Aaarghhh.....Haaahhh... Shiiitt!!!" Aku sudah tidak bisa menahan pejuhku sendiri yang akhirnya memancur dengan keras dan kental yang berceceran di atas perutku, bahkan sampai ke dadaku. Sangat dahsyat kurasakan klimaks yang kudapatkan karena hasil percampuran perasaan dan aroma serta fantasi yang kukobarkan sendiri.

Tubuhku masih terhempas karena kepuasan yang kuterima barusan. Nafasku masih tersengal-sengal seperti habis melakukan percintaan hebat. Jiwaku masih seperti melayang karena terbawa derasnya gempuran nafsu yang kulecut sendiri.

Setelah beberapa saat aku mulai bisa menguasai diriku sendiri. Akupun bangkit duduk bersandar di sofa ini, dengan pakaian istriku yang masih kugenggam. Aku berpikir sejenak merenungi kenyataan yang baru saja menghampiriku sambil menatap pakaian istriku yang menjadi saksi bisu percintaan antara istriku dan sahabatku. Tidak ada emosi sedikitpun yang menyeruak di pikiranku, aku justru tersenyum mengetahui kenyataan bahwa istriku akhirnya mulai berani melakukan hal yang selama ini kuinginkan, dan pria yang berhasil mengubah istriku, adalah sahabatku sendiri.

Aku juga yakin jika istriku tidak terpaksa melakukannya dengan Ricko. Karena jika terpaksa, tidak mungkin dia saat ini pergi hanya berdua dengan Ricko. Dan aku yakin jika Ricko tidak mungkin menyakiti istriku, karena aku tau bahwa secara tidak disadarinya dia juga mengagumi dan menginginkan istriku, aku yakin dia juga menyayangi Natalie seperti aku menyayanginya juga. Aku menjadi tenang karena pria yang dipilih Natalie adalah sahabatku sendiri yang aku sangat mengenal secara pribadi.

Mengingat saat ini Natalie dan Ricko sedang berada di villa berdua, aku mengira bahwa mereka akan melakukannya kembali, karena mereka saling menginginkannya, hatiku yang terdalam juga menginginkannya.

Aku yang baru saja tenggelam dengan semuanya ini, sehingga tidak menyadari bahwa di luar sudah turun hujan cukup deras. Mengetahui bahwa hujan turun dengan lebat, akupun tersenyum dalam hati lalu beranjak ke dalam kamarku untuk mengambil ponselku. Setelah aku mencabut ponselku lalu kemudian aku menelepon Ricko sahabatku yang sedang bersama istriku.

"Haloo Nick! Gimana?" Ucap Ricko menjawab panggilan teleponku.

"Oh, nggak Rick, gapapa. Bini gue lagi ngapain?" aku basa-basi menanyakan kabar istriku.

"Eh.. Ituu... Hmm.. Lagi tidur tuh Nick."
"Mau gue bangunin?" jawabnya terdengar sedikit gugup. Aku hanya tersenyum membaca kegugupannya yang terdengar dari nada bicaranya.

"Enggak. Nggak usah Rick! Gue justru pengen ngomongnya sama elo kok." jawab gue santai meminta untuk tidak membangunkan istriku.

"Eh. Ada apaan Nick? Kok kayaknya serius banget?"
"Gue to the point aja Rick. Jadi gini, setelah tadi gue sampe di rumah. Gue nemuin sesuatu yang menurut gue agak aneh dan bikin gue sedikit kaget sih" gue mulai menjelaskan dengan santai kepadanya.

"Hah? Maksud lo apaan sih? Tadi katanya mau to the point, ini kok malah muter-muter gini lo ngomongnya Nick!" Ricko langsung ngegas karena tidak sabar ingin mengetahui yang akan kubicarakan dengannya.

"Gue..Nemuin...Sisa...Percintaan....Kalian...Di rumah!" jawab gue sengaja memutus-mutus perkataanku bermaksud mendramatisir keadaan.

"Hah? Gimana maksud lo dah?" Ricko semakin penasaran maksud pertanyaanku.

"Gue nemuin bekas pejuh lo di baju bini gue njing! Di sofa juga ada."
"................"
Setelah aku berbicara seperti itu, aku tidak mendengar suaranya di ujung telepon sana.

"Sekarang, lo cerita sama gue apa yang udah kalian lakuin tadi di rumah selama gue pergi" ucapku sedikit mendesaknya, tapi tidak ada kemarahan di dalam kalimat itu.

"............"
"Bro, halloo..?? Lo masih di sono kan?" tanya gue karena dia tidak kunjung mengeluarkan suaranya.

"Fiuuhh...." Kudengar suara hembusan nafasnya cukup dalam.

"Oke bro, gue bakal ceritain. Sebelumnya gue minta maaf banget atas kekhilafan gue ini. Jujur gue nggak nyangka ini semua bisa kejadian. Gue mulai dari awal ya, semalem waktu elo sama bini lo di kamar lagi ngentot, gue sempet ngeliat waktu gue pengen ke kamar mandi. Dan gue akhirnya ngintip kalian, oke, gue akuin ini awal kesalahan gue. Karena ketika kalian ngentot gue denger bini lo nyebut-nyebut nama gue sambil ngentot sama elo. Awalnya gue nggak percaya sama yang gue denger, tapi kayaknya gue nggak salah sama apa yang gue denger."

"Hmmm.... Oke, terus?" aku memutus ceritanya sebentar ketika ternyata dia benar mendengar istriku meracaukan namanya ketika bercinta denganku.

"Habis gue ngintip kalian sampe selesai gue balik ke kamar. Tapi gue nggak bisa tidur karena masih mikirin kejadian kalian yang ngentot sambil nyebut-nyebut nama gue. Akhirnya gue mutusin buat kembali ngintip ke kamar lo. Karena kamar kalian sedikit terbuka gue akhirnya masuk kesana, dan gue ngeliat Natalie masih dalam kondisi telanjang waktu tidur. Jujur gue jadi horny gara-gara ngeliat Natalie, karena gue nggak bisa nahan akhirnya gue coli di samping tempat tidur kalian. Dan maaf Nick, pejuh gue muncrat ke badan bini lo yang lagi tidur itu. Tadinya sempet gue pengen bersihin, tapi karena ngeliat lo bergerak gue langsung keluar kamar lo dan balik ke kamar gue."

"Udah gitu doang? Terus pejuh lo yang ada di sofa gimana ceritanya?" tanya gue lagi.

"Iya belom selesai Nick. Kejadiannya sebelum di sofa itu. Waktu gue lagi tidur di kamar, gue tiba-tiba ngerasa kalo kontol gue ada yang ngemut. Setelah gue sadar, ternyata gue liat bini lo lagi nyepongin kontol gue yang waktu itu gue emang tidur bugil. Lo sendiri kan tau dulu kalo gue tidur cuma sempakan doang walau itu ada elo. Dan emang salahnya gue, gue nggak langsung nyetop Natalie tapi gue tetep diem nikmatin sepongan bini lo sampe akhirnya gue muncrat di mulut bini lo."

"Nick, lo yakin gue harus ngelanjutin cerita gue ini?" dia memutus ceritanya dan bertanya kepadaku.

"Oke, cukup bro! Gue udah tau kalo abis itu kalian ngentot kan? tanya gue blak-blakan.

"Hmm... Iyaa bro.. Sorry..."ucapnya dengan nada penyesalan, aku bisa menangkapnya.

"Berapa kali kalian berdua udah ngentot?"
"Dua kali Nick. Di kamar tidur gue yang tadi gue ceritain, dan di ruang tamu tadi pagi waktu lo lagi nelepon dia."

Aku cukup terkejut mendengar pengakuannya barusan. Bahwa ternyata tadi pagi waktu aku menelepon Natalie dan dia mengatakan bahwa sedang bermasturbasi di kamar, ternyata dia sedang dientot oleh Ricko. Pantas saja suara istriku terdengar begitu menghayati, itu mah bukan menghayati lagi, tapi ternyata benar sedang bercinta.

"Hah? Jadi waktu gue telponan sama bini gue, elo lagi ngentotin bini gue bro? Hahahaha... Kampret dah lo emang!" ucapku tak bisa menahan tawaku mengetahui bahwa ternyata seperti itu kejadiannya.

"Terus ini lo berdua sama bini gue di villa, udah berapa kali ngentot lo?" tanya gue ingin tau.

"Enggak bro, beneran enggak! Cuma baru dua kali itu aja, tadi kita sampe bini lo langsung tidur kecapean katanya." jawab Ricko.

"Ya iya lah setan! Lo abis ngentotin dia dua kali, gue semalem sekali. Gimana gak cape dia tiga kali dientot dalam waktu sehari."
"Biasanya sama gue sekali aja bilangnya udah cape. Sama elo malah nambah, dua kali lagi. Rekor ini, rekor! Elo tau kagak?" ucapku mengatakan keherananku atas stamina istriku yang tidak seperti biasanya dalam bercinta.

"Maksud lo apaan sih bro ngomong kayak gini?" tanyanya mulai biasa nada suaranya.

"Gini Rick, gue tau waktu kalian ngentot gak ada paksaan dari lo ke Natalie. Jadi gue tau kalo ternyata Natalie juga pengen ngentot sama elo. Salah gue juga sih mancing-mancing dia ngebayangin ngentot sama elo. Ternyata dia mao beneran... Hahaha."
"Satu hal yang perlu elo tau. Mungkin elo anggep gue udah gila, nggak normal, atau apalah. Tapi jujur, setelah gue denger semua yang lo ceritain nggak ada perasaan marah di pikiran gue. Gue cuma pesen sama lo, karena Natalie udah memilih elo sebagai pria yang diinginkannya selain gue, elo harus menyayangi dia seperti gue sayang sama dia, cinta sama dia. Lo pasti inget kan dulu kita saling berbagi apapun? Dan kali ini, kayaknya gue harus berbagi wanita yang gue sayangin ke elo. Gue rela karena gue tau Natalie sendiri yang menginginkan elo, karena dia menginginkan elo tanpa paksaan maka gue nggak ada alasan buat tidak ikut seneng selama istri gue Natalie juga bahagia."

"Dan mumpung kalian sekarang lagi berduaan di villa, gue anggep lo orang lagi honeymoon lah. Lagian di sini ujan juga, gue nggak mungkin nyusul kalian. Lagian gue tau Natalie bakalan aman dan dapet servis memuaskan dari lo kan Rick?"

"Tapi gue minta satu syarat, kalo kalian ngentot lagi di villa gue pengen lo rekam kalian lagi ngentot. Ntar setelah kalian pulang gue minta rekamannya. Terserah lo maao rekam dengan atau tanpa sepengetahuan bini gue, lo atur aja deh gimana enaknya. Asal jangan lupa aja!" ucapku panjang lebar kepadanya.

"Elo emang sakit Nick! Puyeng pala gue mikirin kelakuan elo." ucap Ricko kepadaku.

"Hahaha. Ngapain dipikir sampe puyeng. Udah lo nikmatin aja honeymoon lo sama bini gue!" kataku kepadanya sambil tertawa berusaha menenangkan pikirannya yang aku tau sedang bingung.

"Ya udah bro.. Eh bini gue udah bangun belom? Kalo belom, bangunin dong. Gue pengen ngomong bentar sama bini gue." ucapku meminta untuk membangunkan istriku.

"Eh, bentar ya." lalu kudengar dia sedang membangunkan istriku sambil memanggil-manggil lembut nama istriku.

"Halooo pih... Papih dimana siiih?" suara istriku terdengar lemas di telepon karena dia baru bangun tidur.

"Sorry mih, kayaknya papih nggak bisa nyusul keatas. Di sini ujan deres pake banget."kataku kemudian kepada istriku.

"Loh, kok gituu?? Terus aku sama Ricko gimana masa berdua doang disini?"
"Yah abisnya gimana lagi dong, besok deh papih nyusulnya. Udah sore ujan lagi. Ogah ah!" ucapku menolak untuk menyusulnya.

"Eh, katanya mamih semalem sama tadi pagi waktu papih nelpon mamih pas kamu lagi maenin dildo pengen nyoba kontolnya Ricko. Daripada cuma ngebayangin pake dildo, sana minta yang asli sama orangnya langsung. Mumpung lagi honeymoon berdua di villa noh. Hahahaha" ucapku menggodanya, memancing dia merealisasikan fantasinya yang mana aku sudah mengetahui jika dia sudah melakukannya tanpa sepengetahuanku.

"Hiiihhh dasar streess deh si papih ahh..." istriku menjawab atas ucapanku.

"Entar kalo kejadian beneran, awas marah loh." lanjutnya lagi.

"Udah ah, papih mau tidur. Masih capek tadi meeting, lagian ujan gini enak buat tidur. Oh iya, aku tadi udah deal sama klien, dia mao ambil banyak barang dari kita" ucapku kepadanya mengatakan ingin tidur, dan tidak lupa kusampaikan keberhasilan meeting tadi.

"Yeeay beneran pih? Asikkk dapet duit banyak... hahaaha" ucapnya kegirangan.

"Yaudah papih tidur dulu ya sayang" ucapku ingin mengakhiri sambungan telepon.

"Ya udah deh, padahal pengen ada papih disini."
"Kan ada Ricko, anggep aja Ricko lagi nggantiin papih nemenin mamih sekarang." ucapku asal.

"Hahaaha dasar jelek si papih nih."
"Yaudah, besok nyusul loh"pintanya kembali supaya aku menyusulnya

"Iya sayang. Bye"
"Bye pih."

Lalu aku menutup sambungan telepon dengam istriku. Dan merebahkan tubuhku yang lelah namun dengan perasaan bahagia, entah karena akhirnya aku mengetahui yang terjadi sebenarnya, dan merestuinya. Atau karena fantasiku akhirnya berhasil terwujudkan dengan orang yang tepat, orang yang dipilih sendiri oleh istriku yaitu sahabatku sendiri.




[to be continued]
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd