Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Hari itu cuaca terasa panas di jam istirahat sekolah. Di ruang guru, Risma, Bu Nuri dan Bu Usy tampak sedang asik bercanda.

"Adududuh...si mamih keliatan seger ya hari ini padahal cuaca lagi panas...hihi...!". Gurau Bu Usy yang memanggil Risma dengan sebutan mamih sebagai panggilan barunya.

"Iya ya Bu Usy, istirahatnya lagi cukup kali...kan lagi ditinggal suami, jadi gada yang gangguin tengah malem...hehe...!". Ucap Bu Nuri menimpali.

Mendengar candaan teman-temannya, Risma hanya menanggapi dengan senyuman manis dan tingkah genitnya.

"ih Bu Nuri gak tau si mamih semalem VCS hot banget, suami Usy aja sampe kebayang terus liat si mamih...sampe-sampe pagi tadi aja masih dibahas...hihi...!".

"Aduh beneran itu bu? Gak kenyang kayaknya, padahal siang sampe sore udah jerit-jerit dikontolin tiga polisi loh...hehe...!". Ungkap Bu Nuri dengan suara yang sedikit berbisik mengingat di ruang guru itu sedang banyak orang.

Kali ini Risma meresponnya dengan mimik muka merajuk karena Bu Nuri memberi tahu tentang apa yang Risma alami kemarin siang selepas pulang sekolah.

"iiihhh...Bu Nuri malah bilang-bilang ke Bu Usy sih, nanti dia sange loh...haha...lagian gara-gara ide Bu Nuri juga kan itu buat bayar tilang pake memek?..hahaha...!". Jelas Risma yang menyalahkan rekan kerjanya namun dengan nada yang penuh canda.

"Ckckck...mamiiihhh..***k nyangka deh...siangnya abis dikontolin malemnya masih sange..***k salah aku manggil mamih...hihi...!". Bu Usy menanggapi sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Obrolan yang mengalir begitu saja diantara ketiga guru cantik tersebut, padahal topik yang mereka bicarakan adalah hal yang begitu tabu.

"Bu Nuri mau nitip gak, aku mau beli es campur kayaknya seger nih kalo lagi panas-panas gini...?". Tanya Risma mengalihkan pembicaraan sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Ide bagus mih...usy ikut ya...!". Bu Usy menimpali dan ikut beranjak dari tempat duduknya serta menggandeng tangan Risma.

"Titip satu ya, nanti uangnya aku ganti...!". Ucap Bu Nuri sedikit berteriak ketika melihat dua rekannya berlalu dari hadapannya.

Diperjalanan menuju kantin sekolah, langkah dua orang ibu guru cantik itu terlihat anggun dan mencuri perhatian setiap orang. Banyak dari para murid yang menyapa keduanya, tak terkecuali para pekerja bangunan yang sedang mengerjakan proyek perluasan bangunan sekolah.
Dua sosok cantik dengan balutan baju seragam mengajar yang ketat menempel ditubuh keduanya memang selalu menggugah birahi setiap orang yang melihatnya. Payudara yang terlihat membusung serta bulatan pantat yang menonjol, seakan menantang para laki-laki untuk menjamahnya.

"Anjing Mang Do, lihat noh ibu-ibu guru itu...semok banget ya...? Jadi sange saya...!". Ucap laki-laki kekar berkulit hitam yang hendak mengangkat karung semen kepada rekannya.

"Haha...kirain saya aja yang punya pikiran ngeres ke ibu-ibu itu...iya Ceng, duh liat bo'ol kayak gitu kebayang kalo disodok dari belakang ya...pasti empuk banget...haha...!". Jawab Mang Dodo menimpali celotehan Aceng teman sepekerjaannya.

Aceng dan Mang Dodo sejenak menghentikan pekerjaannya. Rugi rasanya jika pemandangan indah dari Bu Usy dan Risma tak mereka nikmati dan berlalu begitu saja.
Sedang asik-asiknya berhayal, seorang laki-laki tegap berseragam tentara yang entah dari kesatuan mana datang menghampiri mereka.

"Heh Ceng, Do...kerja yang bener bukan liatin susu sama bo'ol aja lu pada...!". Tegur laki-laki berseragam tak jelas itu.

"Waduh Bang Johan, iya...iya bang...hiburan dikit gak apa-apa kali...haha...!". Jawab Aceng sambil mengangkat karung semen dan berlalu meninggalkan tempat itu.

"Iya bang, lumayan buat dijadiin bahan coli tuh ibu-ibu...lagian saya lagi jauh dari istri...haha...!". Mang Dodo menimpali ucapan Aceng temannya sambil mengangkat tumpukan batu bata yang menjadi tugasnya.

Mendengar ucapan dua pekerja proyek itu, Pak Johan yang berseragam tentara tak jelas itu hanya terkekeh. Dalam pikirannya terbersit ide untuk memberikan hiburan buat para pekerja itu.

"Nanti saya lobi dulu Pak Yoshep supaya bisa ngasih instruksi buat selir-selirnya ngasih hiburan ke para pekerja disini...!". Begitu pikir Pak Johan sambil melangkah menuju ke ruangan kantor sang kepala sekolah.

Sementara itu di ruang kepala sekolah, Pak Yoshep tampak sedang bercengkrama serius dengan seorang wartawan. Memang sudah biasa ketika sedang ada proyek pembangunan di sebuah sekolah, orang-orang seperti ini selalu datang dengan alasan ingin menanyakan sehat tidaknya pengelolaan keuangan yang dikelola pihak sekolah dalam jalannya pembangunan. Padahal itu hanya sebuah alasan, tujuannya tak lain hanya ingin mendapatkan amplop bagian yang membuatnya bungkam atas semua kecurangan pihak sekolah dalam mengelola keuangan.

"Waduh lagi ada tamu ini Pak Yoshep, apa saya mengganggu?". Ucap Pak Johan didepan pintu membuat wartawan itu terlihat kikuk melihat sosok laki-laki tegap dengan seragam loreng tak jelasnya.

"Eh Pak Johan, mari masuk pak..***k lah ini cuma obrolan biasa pak...!". Jawab Pak Yoshep ramah.

Ketika Pak Johan melangkah masuk, wartawan itu dengan terburu-buru berpamitan kepada Pak Yoshep. Entah apa yang ada dipikirannya sehingga ia begitu ketakutan melihat laki-laki berseragam itu.

"Saya pamit bang...ada urusan ditempat lain...!". Ucap si wartawan ketika berpapasan dengan Pak Johan.

Pak Johan sendiri tak berkata apa-apa lagi, ia hanya menepuk-nepuk pundak si wartawan yang melewatinya sambil tersenyum.
Rupanya inilah fungsi Pak Johan didalam proyek pembangunan yang sedang dijalankan oleh Pak Yoshep. Reputasi dan perawakannya yang sangar dimanfaatkan oleh Pak Yoshep untuk melindungi dirinya dari orang-orang yang ingin mendapat bagian dari proyek yang sedang ia jalankan.

"Untunglah Pak Johan datang tepat pada waktunya, kalau enggak...saya udah kasih memek itu wartawan biar bungkam...hahaha...!". Ucap Pak Yoshep sambil berdiri menyalami Pak Johan dan mempersilahkannya duduk.

"Jangan lah pak, bisa dower memek-memek ibu guru disini kalau tiap yang datang dikasih...haha...pokonya kalau ada yang ganggu, bapak tinggal hubungi saya...haha...!". Jawab Pak Johan sambil menepuk dadanya dengan sombongnya.

Sesaat kemudian ketika sedang asik mengobrol, terdengar suara ketukan di pintu ruang kepala sekolah tersebut yang membuat keduanya menoleh ke arah yang sama.
Sesosok perempuan berparas anggun berdiri disana, dengan beberapa file yang ia dekap didadanya.

"Permisi pak, tadi bapak panggil saya buat bawain catatan keuangan proyek perluasan sekolah ini ya pak...?". Tanya sang perempuan dengan suaranya yang lembut dan masih tetap berdiri didepan pintu.

"Oh iya Bu Nuri, mari sini masuk...maaf ya bapak ganggu jam istirahatnya...!". Ucap sang kepala sekolah sambil melambaikan tangannya terhadap perempuan anggun tersebut yang tak lain adalah Bu Nuri.

Mengerti dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, Bu Nuri pun melangkah masuk kedalam ruangan kepala sekolah tersebut dan mengunci pintu.
Dengan gemulai ia menghampiri dua laki-laki yang menatap tubuhnya dengan tatapan penuh birahi.
Tanpa disuruh, Bu Nuri lalu duduk dipangkuan Pak Johan.
Sementara Pak Yoshep hanya tersenyum melihat tingkah anak buahnya tersebut. Ia sangat bangga dengan Bu Nuri yang sudah sangat mengerti dan tak perlu lagi diberi instruksi untuk menyenangkan para tamunya.

"Waduh, si ibu tau aja kalau saya lagi pengen ganti oli hari ini...haha...!". Ucap Pak Johan senang sambil mendaratkan tangannya di payudara Bu Nuri.

"Hihi...dibuka dulu ya Pak...siang ini panas banget, bapak pasti haus...lagian Pak Yoshep gak nyuguhin minum sih buat tamunya...hihi...!". Bu Nuri mulai bertingkah genit dan membuka kancing baju seragamnya sendiri.

"Ya kan saya suguhinnya susu Bu Nuri buat Pak Johan ini...hahaha...!". Pak Yoshep menimpali sambil beranjak dari duduknya dan membuka celananya serta berdiri dihadapan Bu Nuri dengan batang kontol yang telah menjulang sempurna akibat memperhatikan tingkah anak buahnya.

Suara obrolan sudah tak terdengar lagi diruangan kepala sekolah tersebut diganti dengan suara desahan dari tiga orang yang sedang berasik masyuk.
Terlihat kini Bu Nuri yang sudah bertelanjang dada tanpa melepas kerudungnya tengah dengan telaten menjilati dan mengulum batang kontol Pak Yoshep yang berdiri didepannya. Sementara Pak Johan seperti tak mau diganggu tengah menghisap dua payudara ranum si ibu guru yang anggun itu secara bergantian kiri dan kanan.
Suasana semakin panas ketika si ibu guru itu ditelentangkan diatas sofa.
Tau apa yang diiinginkan oleh dua pejantannya, ia membuka celana dalam dan menggulung rok panjangnya hingga pinggang.
Dengan posisi yang menantang, Bu Nuri terlentang sambil mengangkang.
Pak Johan yang telah bertelanjang menyodorkan batang kontolnya kearah wajah anggun Bu Nuri untuk dimanjakan. Sementara Pak Yoshep mulai membuka lubang memek si ibu guru dengan jarinya dan mendekatkan lidahnya disana.
Suara gumaman manja dari Bu Nuri semakin menambah gairah dua laki-laki yang sedang menggumuli tubuhnya.
Pak Johan hanya menengadah ketika kontolnya dikocok oleh mulut licin Bu Nuri, sementara Pak Yoshep semakin bernafsu menjilati memek si ibu guru, apalagi cairan licin mulai keluar dari dalam lubang kenikmatan itu.

"Ma...maaf Pak Yoshep, udah kenyang minum air memeknya? Saya udah pengen nyelupin kontol ke memek nih...hehe...!". Tanya Pak Johan sambil cengengesan.

Mendengar permintaan tamunya, Pak Yoshep segera melepas mulutnya dari memek Bu Nuri dan beranjak berdiri.

"Aduh maaf Pak Johan, saking gurihnya ni memek, saya sampe lupa...hahaha...silakan pak silahkan...!". Jawab Pak Yoshep.

Bu Nuri semakin bertingkah binal setelah mendengar percakapan dua laki-laki yang menggumuli tubuhnya. Selain itu, rasa gatal dari memeknya yang ingin segera mendapat sodokan kontol pun ikut andil dalam tingkah lakunya saat itu.
Wanita anggun dengan wajah sayu penuh nafsu itu kini tengah meremasi payudaranya sendiri sambil mengangkangkan kakinya diatas sofa. Memperlihatkan lubang memeknya yang sudah basah dan siap direguk kenikmatannya.

"Mmmhhh...ahhh...sshhhh...Ayo Pak Johan sodok memek saya...ahhh...udah gatel pengen kontol ini uuuuhhh...!". Kata-kata yang begitu vulgar dan binal keluar dari ibu guru anggun yang satu ini.

Tanpa diminta dua kali, Pak Johan segera mengambil posisi diantara selangkangan Bu Nuri. Dengan sekali dorongan, batang kontolnya masuk dilahap lubang memek Bu Nuri.
Suara gumaman dari si ibu guru pun terdengar lagi, kali ini berpadu dengan suara erangan dari Pak Yoshep yang mana kontolnya kembali dihisap oleh Bu Nuri.

"Mmmhhh....mmmhhh...pompa lebih kenceng...mmmhhh...Pak...Johan...mmmhhh...!". Pinta Bu Nuri tanpa malu-malu.

"Ayo Pak genjot memeknya, jangan kasih ampun ni lonte...ahhh...!". Pak Yoshep menyemangati sambil menahan kenikmatan dari kontolnya yang kembali dilumati dengan begitu bernafsu oleh Bu Nuri.

Perlakuan dan kata-kata kasar dari dua laki-laki yang menggagahinya benar-benar memberikan kenikmatan bagi Bu Nuri. Hingga tak membutuhkan waktu yang lama bagi dirinya untuk meraih orgasme.
Memeknya mulai berkedut, jantungnya berdegup dengan kencang, nafasnya pun mulai tersengal.

"Auuuuhhhhh...uhhhh...Nuri bucat...ahhh...nikmat...shhhh...hmmmhhh...!". Ucapnya dengan bibir yang bergerak seperti orang yang sedang kepedasan.

Setelah orgasme Bu Nuri mereda, Pak Johan mencabut kontolnya. Kali ini ia ingin merasakan lubang yang lainnya dari ibu guru yang satu ini. Lubang yang membuatnya selalu terbayang-bayang dengan kejadian tempo hari.

"Pak Yoshep, saya pengen nyodok bo'olnya si ibu...boleh kan...hehe...!". Kembali Pak Johan bertanya sambil cengengesan.

"Boleh Pak, tentu saja boleh...gunain aja semua lubang yang ada di Bu Nuri ini buat muasin Pak Johan...haha...!". Jawab Pak Yoshep dengan nada penuh kesombongan.

Sementara Bu Nuri bukannya marah mendengar obrolan dua laki-laki itu yang melecehkan dirinya. Birahinya malah semakin meninggi dan tak sabar untuk menunggu dirinya dieksekusi.

"Pak Yoshep baring disini ya...biar Nuri yang goyang kontolnya...hihi...Pak Johan nanti boleh nyoblos bo'ol Nuri...dua kontol sekaligus lebih enak kayaknya...hihi...!". Ucap Bu Nuri memberi arahan pada dua laki-laki yang memangsa tubuh ranumnya sambil bangkit berdiri dan menarik tubuh Pak Yoshep untuk rebahan di sofa.

Wanita anggun itu terlihat binal ketika menaiki tubuh Pak Yoshep dan meraih batang kontol sang kepala sekolah guna diselipkan dibelahan memeknya. Lalu dengan pelan dan sangat gemulai ia menekan pinggulnya hingga batang kontol Pak Yoshep tertelan oleh memeknya.
Lenguhan dari keduanya pun terdengar begitu bergairah, apalagi si ibu guru mulai menggoyangkan pinggulnya dengan lembut dan terlihat begitu sexi.

"Pak Johan...mmmhhh...katanya mau nyoblos bo'ol Nuri...ahhhh...kok malahhh...diem aja...euuuhhh...?". Tanya Bu Nuri terbata-bata sambil menengok ke arah Pak Johan yang terkesima dengan tingkahnya hingga tak sadar malah menggunakan tangannya sendiri untuk mengocok kontolnya.

Pak Johan yang baru sadar dengan niatnya hanya bisa cengengesan dan menggaruk kepalanya sendiri. Lalu pria sangar itu mengambil posisi dibelakang Bu Nuri. Terlihat olehnya, bagaimana ketatnya lubang memek si ibu guru menggigit batang kontol Pak Yoshep.

"Anjing...emang legit banget memek si ibu ini...apalagi lubang bo'olnya...cuih...cuih...!". Ucap kotor Pak Johan sambil beberapa kali meludahi lubang dubur Bu Nuri.

Ia lalu mengarahkan batang kontolnya didepan lubang dubur si ibu guru. Dengan sedikit dorongan dan bantuan tangannya yang merekahkan kedua pantat Bu Nuri, akhirnya batang kontolnya melesak masuk di lubang dubur si ibu guru.
Lenguhan Bu Nuri pun tak terelakan saat dua batang kontol menancap dengan mantap dikedua lubang miliknya.

"Euuuuuhhh...arrgghhhh...ayoh...entotin Nurihhhh...shhhh...ahhh...lebih kasar lagihhh...argggghhh...yahhhhh...nik...mat...shhh...!". Erang Bu Nuri ketika Pak Yoshep dan Pak Johan dengan kompak menggerakan batang kontolnya masing-masing.

Ibu guru yang dalam kesehariannya terlihat anggun dan tak banyak bicara itu berubah saat sedang dilanda birahi. Tingkahnya begitu binal, bicaranya pun sangat kasar.
Bu Nuri sudah tak peduli dengan profesinya, yang ada diotaknya hanya kenikmatan.
Entah berapa kali ia mendapatkan orgasme, hingga pada akhirnya Pak Johan mencabut batang kontolnya dan dengan kasar menjambak kerudung si ibu guru. Lalu dengan kasar ia menjejalkan batang kontolnya kedalam mulut Bu Nuri. Sambil memejamkan mata dan memegangi kepala Bu Nuri, Pak Johan memuntahkan spermanya didalam mulut si ibu guru.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, Pak Yoshep pun memuntahkan spermanya didalam memek Bu Nuri.

"Mmmhhh...terimakasih ya bapak-bapak, hari ini udah mau ngentotin Nuri...hihi...!". Ucap si ibu guru dengan tubuh telanjangnya yang masih rebah diatas sofa.


Lalu bagaimana dengan Risma dan Bu Usy?
Lanjut lagi nanti ya...
Komen yang asik biar semangat crot eh nulisnya.
Jangan lupa juga semangatin ane pake mulustrasinya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd