Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Nubie suka sama semua karakter cewe nya... Bisa d ewe semua lobang nya
 
Lambat tapi lanjut


Pagi ini cuaca kurang begitu bagus, hujan gerimis membuat udara begitu terasa dingin. Namun kehangatan keluarga Nugi dan Risma tak terganggu oleh cuaca. Pagi itu nampak sang istri tengah sibuk didapur menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Dengan pakaian seragam mengajarnya, Risma begitu cekatan membuatkan nasi goreng kesukaan suami dan anak-anaknya.
Nugi sang suami tengah bercengkrama dengan dua anaknya yang juga telah siap untuk berangkat ke sekolah diruang makan rumahnya.

"Sarapan sudah siap...!". Ucap sosok cantik yang datang membawa empat piring nasi goreng dari dapur.

"Bu... anak-anak biar ayah yang antar ya, ibu gak usah bawa motor ke sekolah...takutnya hujannya gak berhenti...!". Ucap Nugi sambil menikmati sarapannya.

"Iya ayah, makasih ya... ibu paling ikut Pak Yosep, tadi dia WA ke ibu katanya mau jemput...!". Jawab Risma sambil mengecup lembut pipi sang suami.

Kehangatan keluarga yang harmonis setiap paginya memang menjadi tontonan yang bisa membuat siapa saja iri melihatnya. Keterbukaan Nugi dan Istri dalam kehidupan ranjangnya menjadi salah satu pemicu bagaimana keluarga ini bisa terus harmonis dan romantis.

Ditempat lain,
Nampak seorang wanita tengah bersolek didepan cermin ketika seorang lelaki paruh baya keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit dipinggangnya.
Tanpa menoleh si wanita yang juga telah mengenakan pakaian seragam mengajarnya itu pun hanya tersenyum ketika laki-laki paruh baya itu memeluk pinggangnya dari belakang dan menciumi lehernya yang tertutup oleh kerudung yang dikenakannya.

"ih Pak Yosep, masa gak puas semalaman udah nusukin memek Nuri...kontolnya udah nyundul-nyundul lagi tuh dipantat Nuri... hihi...!". Ucap si wanita dengan nada manja yang tak lain adalah Bu Nuri.

"Haha... Bu Nuri wangi banget pagi ini... bikin saya jadi sange lagi, sayang sekali kita harus buru-buru berangkat ke sekolah... kalau enggak, saya entotin lagi ni pantat pagi ini...!". Ucap si laki-laki yang tak lain adalah Pak Yosep sang kepala sekolah sambil terus menciumi leher Bu Nuri.

Dua suasana berbeda ditempat yang berbeda pula pagi itu, dimana ditempat yang satu penuh dengan kehangatan keluarga dan ditempat lainnya penuh dengan aroma kemesuman.

Waktu berlalu terasa begitu cepat, kini kita tengok suasana disekolah dimana hari itu penuh dengan kesibukan. Agenda Akreditasi dan supervisi yang akan diadakan disekolah tersebut menjadi pemicu kesibukan yang terjadi dipagi hari.
Dengan penuh wibawa Pak Yosep memberi briefing kepada bawahannya, apa yang harus dipersiapkan dan bagaimana memberikan jamuan bagi para pengawas yang akan datang dari dinas kesekolah yang dipimpinnya.

"Baiklah ibu-ibu dan bapak-bapak sekalian, kiranya itu saja yang harus saya sampaikan guna kelancaran pemeriksaan akreditasi dan supervisi yang akan berlangsung hari ini... selamat bekerja...!". Ucap Pak Yosep menutup briefing.

Setelah briefing selesai, semua guru dan staf disekolah itu membubarkan diri guna menjalankan aktivitasnya masing-masing.

"Bu Risma, Bu Nuri, Bu Usy dan Pak Adi... saya tunggu diruangan saya ya...!". Kembali Pak Yosep memberi perintah kepada bawahannya yang dijawab dengan serempak oleh keempat orang bawahan yang dipanggilnya.

Para pengawas dari dinas telah tiba disekolah. Mereka berjumlah tiga orang dan satu diantaranya adalah seorang perempuan berusia empat puluh tahunan.
Semua guru dan staf menyambut kedatangan para pengawas tersebut tak terkecuali dengan Pak Yosep sang kepala sekolah. Agenda akreditasi kali ini memang begitu berpengaruh bagi karirnya, sehingga ia membuat rencana dengan tiga orang guru cantik bawahannya untuk memuluskan jalan menuju tujuannya.
Acara ramah tamah telah selesai, kini acara pokok yang ditunggu-tunggu akan segera dimulai.
Tiga orang pengawas dari dinas kini tengah duduk disofa didalam ruangan kepala sekolah ditemani oleh Pak Yosep dan tiga orang guru cantik bawahannya.

"Jadi begini bapak-bapak dan ibu sekalian, untuk supervisi pembelajaran mungkin Pak Daris dari dinas bisa langsung mendampingi Bu Risma guna mempraktekan pembelajaran dikelas sebelas, untuk administrasi dan pemeriksaan pembukuan nanti Pak Hendra bisa langsung didampingi oleh Bu Usy, dan untuk pemeriksaan fasilitas sekolah Bu Siti akan didampingi oleh Bu Nuri dan saya sendiri....!". Ucap Pak Yosep mengatur agenda yang akan dilaksanakan hari ini.

Senyum-senyum ramah ditunjukan oleh para guru-guru cantik tersebut seiring ketika nama serta tugasnya disebut oleh sang kepala sekolah. Tak ada persiapan khusus dari ketiganya untuk menghadapi kegiatan kali ini. Karena sesuai instruksi dari Pak Yosep, pada akhirnya goyangan dan kelegitan tubuh merekalah yang akan menentukan hasil penilaian terhadap sekolah di acara ini.
Seusai persiapan dan pembagian tugas itu mereka semua keluar dari ruang kepala sekolah.
Risma berjalan beriiringan bersama Pak Daris menuju kelas sebelas untuk penilaian praktek mengajarnya. Tak ada raut wajah tegang yang terlihat darinya hingga membuat Pak Daris heran melihatnya.

"Bu Risma terlihat percaya diri sekali, pasti telah mempersiapkan semuanya dengan baik ya... hehe...!". Ucap laki-laki paruh baya itu membuka pembicaraan.

"Iya Pak, saya udah persiapkan semuanya... nanti yang harus tegang kan bapak bukan saya... hihi...Lagian kan ini cuma praktek mengajar biasa kan Pak?". Ucap Risma genit sambil mengerlingkan matanya membuat suasana yang tadinya terasa kaku menjadi cair seketika.

Sambil berjalan mereka mengobrol dan terlihat terus tertawa hingga tak terasa mereka telah sampai didepan ruangan kelas yang dituju.
Risma memasuki ruangan kelas terlebih dahulu dan memberi tahu kepada semua muridnya tentang agenda yang akan dilaksanakan pada hari ini serta memperkenalkan Pak Daris kepada para murid dikelasnya tersebut.

Ditempat lain diruangan arsip, Bu Usy tengah mendampingi Pak Hendra yang nampak serius memeriksa tumpukan catatan administrasi keuangan sekolah tersebut.

"Pak Hendra santai aja, waktu kita kan cukup banyak... jangan terburu-buru nanti ada yang terlewat loh pak...!". Ucap Bu Usy lembut yang terdengar seperti mendesah ditelinga Pak Hendra dan membuatnya harus menarik kacamata kecil khasnya untuk memastikan siapa yang tengah berbicara padanya.

"Biasanya para kepala sekolah memainkan angka-angkanya disini, makanya saya harus teliti Bu... jangan sampai ada dana yang diselewengkan pokoknya...!". Kali ini Pak Hendra berbicara dengan tegas.

Namun bukannya membuat segan, ucapan laki-laki paruh baya itu malah membuat Bu Usy semakin penasaran untuk menggodanya. Ia lalu berdiri dan berjalan kebelakang kursi tempat dimana Pak Hendra tengah duduk dan memeriksa catatan yang tertumpuk diatas meja didepannya.

"Boleh saya bantu Pak biar relax...? Sepertinya bapak kelihatan tegang dan lelah...!". Kali ini Bu Usy berbisik ditelinga Pak Hendra dan meniupkan nafasnya dengan lembut sambil tangannya memijat pundak laki-laki paruh baya tersebut.

Mendapatkan perlakuan seperti itu dari seorang permpuan cantik dengan tubuh yang menggiurkan, tentu saja membuat naluri kelelakian Pak Hendra bangkit. Apalagi perlakuan tersebut dilakukan oleh seorang guru dimana banyak sekali para laki-laki yang memfantasikan berhubungan badan dengan wanita berprofesi seperti itu.

"Dari sekian sekolah yang saya periksa, baru kali ini ada guru wanita yang cantik memperlakukanku seperti ini...!". Begitulah kira-kira yang ada dibenak Pak Hendra, hingga kini ia terlihat relax dan memejamkan mata menikmati pijatan lembut Bu Usy dipundaknya.

"Gimana Pak... enak kayak gini kan daripada sibuk meriksain kerjaan? Usy bisa bikin lebih enak loh kalau bapak mau...!". Kembali Bu Usy berbisik ditelinga Pak Hendra, kali ini bibirnya sengaja ia sentuhkan diujung telinga laki-laki paruh baya itu yang semakin larut dalam godaannya.

Kita tinggalkan kegiatan Risma dan Bu Usy yang tengah menjalankan tugas dan misinya masing-masing. Kita lihat apa yang sedang terjadi antara Bu Nuri yang sedang mendampingi Bu Siti yang ditemani Pak Yosep.
Ketiganya berjalan-jalan disekitar area sekolah dan dengan bangganya Pak Yosep menunjukan semua fasilitas yang dimiliki oleh sekolah yang dipimpinnya. Sementara Bu Siti tampak serius mendengarkan serta mencatat semua yang diterangkan Pak Yosep.

"Sekarang kita ke ruang multimedia ya Bu... Mari silahkan...!". Ucap Pak Yosep kepada Bu Siti yang hari itu begitu terlihat anggun dengan rambut yang disanggul dan rok span yang pas memperlihatkan bentuk pinggulnya. Balutan seragam dinas dan kacamatanya semakin menunjukan riasan yang elegan khas ibu pejabat dinas.

Sesampai diruang multimedia, ternyata Pak Adi telah berada disana dan tengah mempersiapkan layar besar lengkap dengan proyektornya.

"Silahkan duduk dulu Bu... emmmhhh... Bu Nuri, tolong buatkan minum buat Bu Siti, kelihatannya cape ya bu abis keliling sekolah ini...!". Kembali Pak Yosep memberi perintah kepada bawahannya, kali ini sambil menyeringai dan mengedipkan mata kepada Bu Nuri yang langsung mengerti dengan kode si bapak.

Sambil duduk santai di sofa yang telah disediakan diruangan itu, Pak Yosep menerangkan segala fasilitas dan fungsi ruangan ini.
Bu Siti pun masih dengan penuh konsentrasi mendengarkan penjelasan sang kepala sekolah sambil sesekali menyeruput minuman yang disuguhkan untuknya yang tanpa ia ketahui telah dibubuhi obat perangsang oleh Bu Nuri.

Beberapa menit berlalu keringat mulai muncul didahi Bu siti, ia sampai mengeluarkan tissue dari tasnya dan beberapa kali mengusap dahinya. Konsentrasinya mulai memudar, putingnya terasa gatal, begitu juga dengan area lubang memeknya, rasanya ingin sekali ia menggaruknya.
Duduknya mulai gelisah, beberapa kali ia mencoba menggesek memek menggunakan pahanya.
Pak Yosep yang mengetahui hal itu mulai menyeringai.

"Pak Adi, tolong nyalakan screennya... kita safari lewat cctv saja biar Bu Siti tak perlu lelah berkeliling lagi...!". Pak Yosep memberi perintah terhadap anak buahnya yang segera menyalakan proyektor dan mengarahkannya pada screen yang telah dipersiapkannya tadi.

Tayangan demi tayangan seputar area sekolah mulai duperlihatkan berikut penjelasan yang dipaparkan oleh Pak Yosep. Namun kali ini konsentrasi Bu Siti benar-benar sudah hilang. Ia tak kuasa menahan birahi yang bergejolak ditubuhnya yang semakin terasa kepanasan.
Hingga layar menunjukan kejadian diruangan arsip dimana Pak Hendra yang bertugas memeriksa administrasi dan keuangan sekolah dan didampingi oleh Bu Usy, mereka malah sedang asik saling memagut bibir dan bertukar ludah dengan posisi Pak Hendra yang duduk diatas kursi yang hanya menengokan kepalanya dimana disana Bu Usy dengan penuh birahi menyuguhkan kesegaran bibirnya untuk dinikmati.
Tontonan yang seharusnya membuat marah Bu Siti melihat rekan kerjanya yang bukannya sibuk dengan tugas melainkan sedang asik beradu kemesuman dengan guru pendampingnya. Tapi Bu Siti malah menikmati pertunjukan dari rekan kerjanya tersebut. Tanpa sadar ia pun semakin terseret arus birahi, tangannya mulai meraba dan meremas-remas payudaranya sendiri, matanya semakin sayu, lidahnya mulai menjilati bibirnya sendiri, bahkan deru nafas dan desahan mulai terdengar dari bibirnya.

"Gimana Bu Siti, mau diteruskan observasinya?". Sebuah suara terdengar begitu dekat ditelinganya yang tak lain adalah suara dari Pak Yosep yang kini telah duduk merapat disampingnya.

"Ahhhh... lupakan pekerjaan Pak... sekarang bantu saya menuntaskan ini...!". Ucap Bu Siti dengan terengah sambil menarik kerah Pak Yosep dan melumat bibirnya dengan ganas.

Adegan panas antara Pak Yosep dan Bu Siti terjadi didepan mata Bu Nuri dan Pak Adi. Dengan tak sabar Bu Siti mempereteli pakaiannya sendiri dan juga memaksa untuk melucuti pakaian Pak Yosep. Kini terlihat wanita bersanggul itu tengah menungging dengan wajah menghadap selangkangan Pak Yosep yang rebah dan mengangkang diatas sofa.
Dengan gemas dan terburu-buru lidah Bu Siti menjilati buah zakar dan batang kontol sang kepala sekolah. Tak cuma itu, ia pun berusaha menelan kontol itu sedalam-dalamnya dengan mulutnya.

Puas memanjakan kontol Pak Yosep, Bu Siti segera rebah diatas sofa dan mengangkang menunjukan lubang memeknya yang bergelambir dan sangat basah.

"Jilat Pak ah... tolong...uhhh... gatal banget memek saya...ahhh!". Pinta Bu Siti yang segera dituruti oleh Pak Yosep.

Erangan Bu Siti pecah diruangan itu. Efek obat perangsang yang dibubuhkan kedalam minumannya benar-benar membuatnya hilang kendali. Ia lupa akan tujuannya datang ke sekolah yang dipimpin Pak Yosep hari ini. Yang ia pikirkan hanya bagaimana caranya agar birahinya terpenuhi. Bahkan saat Bu Nuri mengangkangi wajahnya, ia tak segan untuk menjulurkan lidahnya guna mengais dan menjilati cairan memek Bu Nuri yang saat itu juga terlihat menikmati sambil beradu lidah dengan Pak Adi.
Ruangan multimedia yang kedap suara membuat keempat orang yang sedang terlibat pertempuran sengit itu tak segan untuk mengerang bahkan berteriak.

"Aaaahhh... anjing... Nuri Bucat Bu ahhhh...enak...ahhh maaf...ahhhh Nuri semprot wajah Bu Siti...uuuuhhh yaaahhh...!". Ucap Bu Nuri ketika orgasme berhasil didapatkannya melalui jilatan lidah dan tusukan jari Bu Siti dilubang memeknya, dan tak ayal semprotan cairan memeknya membasahi wajah anggun wanita berusia empat puluh tahun itu yang masih mengenakan kacamatanya.

"Sialan kamu... dasar lonte... ahhhh... berani banget pipis enak dimuka saya...uhhh...daaaaapeeettt...!". Bu Siti mengumpat, namun ia pun tak mampu menyelesaikan kata-katanya karena orgasme juga datang menghampiri dirinya.

Tanpa memberi waktu untuk beristirahat, Pak Yosep merangsek naik keatas tubuh Bu Siti. Tangan kanannya ia gunakan untuk mengarahkan kontolnya memasuki lubang basah dari memek Bu Siti.
Desahan lembut dari Bu Siti mengiringi masuknya batang kontol Pak Yosep kedalam memeknya.

"Ahhhh...ssshhh...iyah pak...ahhh... langsung genjot pak...ahhh... memek saya gatel banget ahhhh...!". Desah Bu Siti.

Disofa sebelah Bu Siti bergumul dengan Pak Yosep nampak Bu Nuri yang sedang bergoyang dipangkuan Pak Adi. Goyangan Bu Nuri yang pelan namun mantap membuat Pak Adi hanya bisa memejamkan mata menikmati.

"Ahhh... nikmat pak Adi...uuuhhh... kontolnya goyang-goyang dimemek ahhh...Nuri...ohhh...!". Desah Bu Nuri mengungkapkan kenikmatan yang ia rasakan sambil terus bergoyang pelan.

Ketika Bu Nuri hendak mendapatkan orgasmenya lagi, ia dikagetkan oleh jeritan Bu Siti hingga membuatnya menghentikan goyangan pinggulnya diatas pangkuan Pak Adi dan menoleh kearah suara jeritan itu.
Rupanya disebelahnya Pak Yosep tengah mempenetrasikan kontolnya kedalam lubang dubur Bu Siti. Bu Siti yang baru kali ini merasakan lubang belakangnya dimasuki jelas begitu tersiksa dan menderita. Sakit dan mual ia rasakan ketika batang kontol Pak Yosep berhasil mendobrak masuk seluruhnya dilubang pembuangan miliknya.

"Bu Siti ini ganggu aja... gak usah pake jerit-jerit sama nangis kenapa? Tahan aja Bu, nanti juga dapet enaknya malah bakal nagih terus loh... nih lihat saya...!". Ucap Bu Nuri ketus karena jeritan Bu Siti menggagalkan orgasme yang hampir didapatkannya.

Kali ini Bu Nuri jongkok dengan membelakangi Pak Adi, satu tangannya ia gunakan untuk menuntun kontol Pak Adi menusuk lubang pantatnya sendiri.
Lagi-lagi, Pak Adi hanya bisa diam menikmati dan mengagumi kepiawaian rekan kerjanya dalam memuaskan laki-laki. Ia merasakan begitu ketatnya lubang dubur Bu Nuri mencengkram batang kontolnya.
Sementara Bu Nuri, dengan menggigit bibirnya sendiri ia mulai bergerak naik turun dipangkuan Pak Adi.

"Mmmmhhh...ahhh...benerkan apa yang saya bilang...ahhh... mulai keenakan ya Bu Siti ahhh... dientotin bo'olnya ahhhh... nikmat kan...ahhh...?". Ucap Bu Nuri memprovokasi melihat Bu Siti yang mulai mendesah menikmati setiap kali kontol Pak Yosep menghujam dilubang dubur wanita bersanggul itu.

"Ouuuuhhhh... berisik anjjjjj....ing...ahhh...iyahhhhh nikmat ahhh...!". Bu Siti membalas celotehan Bu Nuri.

Sungguh tontonan yang luar biasa, dua pasang manusia berlainan jenis yang sedang berlomba untuk mendapatkan kepuasan dan mereka melakukannya dilingkungan sekolah.
Bu Nuri akhirnya berhasil mendapatkan orgasme keduanya. Ia merasakan badannya begitu lelah, apalagi semalaman ia pun harus melayani nafsu sang kepala sekolah.
Setelah mencabut kontol Pak Adi dari lubang duburnya, Bu Nuri menarik tangan Pak Adi dan menuntunnya kehadapan Bu Siti yang sedang terengah-engah menahan gempuran kontol Pak Yosep dilubang duburnya.

"Bu Siti... coba deh sambil ngulum kontol... Belum pernah kan Ibu dilayani dua laki-laki..?". Ucap Bu Nuri sambil tangan kanannya mencengkram dagu Bu Siti dan tangan kiri menarik kontol Pak Adi.

Sebelumnya Bu Siti merasa jijik ketika mengulum kontol Pak Adi, mengingat kontol itu baru saja dipakai untuk menusuk lubang pantat Bu Nuri. Namun lambat laun akhirnya rasa jijik itu sirna, bahkan kini ia terlihat sangat menikmati. Ia hanya bisa menggumam tak jelas sambil dengan rakusnya melumati dan mengulum kontol Pak Adi.
Kenikmatan yang didapat oleh Bu Siti ketika tubuhnya digumuli dua laki-laki bertambah sempurna ketika Pak Yosep dan Pak Adi mempenetrasinya secara bersamaan, dimana lubang memeknya dinikmati oleh Pak Yosep dan lubang duburnya dihujam keras oleh kontol Pak Adi.

"Oooh...terus ahhh genjot terus...iyah nikmat hmmm... ahhh...shhhh...!". Bu Siti menggumam menikmati dua lubangnya dihujam keras oleh kontol-kontol para pejantan yang kian mengeras.

Pergumulan itu baru berakhir setelah Pak Yosep dan Pak Adi menumpahkan spermanya masing-masing dilubang memek dan dubur Bu Siti. Namun reaksi dari obat perangsang yang dibubuhkan kedalam minuman Bu Siti membuat birahinya terus berkobar hingga ia terpaksa melakukan masturbasi dan mengocok memeknya dengan jarinya sendiri.
Apa yang dilakukan Bu Siti menjadi tontonan yang membuat Pak Yosep, Pak Adi dan Bu Nuri tertawa dan terus mengomentari untuk menyemangati.


Nah... Bagaimana Aksi Risma dan Bu Usy???
Tunggu lagi update selanjutnya ya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd