Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
menarik ceritanya
 
Sesuai permintaan
Lanjuuuutttt...


Diwaktu yang bersamaan dirumah Pak Yosep

"Ahm...euhhh...enak pih...ah kontol papi keras banget...ohhhh...!". Suara seorang perempuan berusia 45 tahun yang sedang menikmati lubang memeknya disodok dari belakang oleh sang suami.

"Memek mamih juga terasa makin legit ahhh...mih...basah banget...!". Jawab si laki-laki sambil menggenjot pelan memek sang istri dengan kontol perkasanya.

Dengan kecepatan konstan sang suami menggenjot memek istrinya hingga orgasme dengan cepat merambat menghampiri.
Bu Cintya melenguh pilu saat itu. Memeknya berkedut memancarkan cairan bening dan lengket, tubuhnya mengejang, kepalanya menengadah dan matanya mendelik menyisakan bagian putihnya saja.
Pak Yosep yang merasakan kontolnya disiram cairan orgasme sang istri menghentikan gerakannya hingga Bu Cintya bisa puas menikmati orgasmenya.

"Nikmat banget loh pih...papih makin perkasa aja ngegaulin mamih...hihi...sekarang papih mau gaya apa lagi?". Ucap Bu Cintya sesaat setelah orgasmenya reda dan ia bisa mengatur kembali nafasnya.

Pak Yosep lantas tak langsung menjawab pertanyaan sang istri. Ia mencabut kontolnya secara perlahan dari lubang memek sang istri. Lalu ia membalikan tubuh istrinya menjadi terlentang sambil meraih kedua betis indah nan mulus yang membunting padi milik istrinya. Dipentangkannya kedua kaki Bu Cintya hingga mengangkang lebar.
Mengetahui apa yang suaminya inginkan, Bu Cintya tersenyum menantang. Ia menjulurkan sedikit lidahnya sambil memejamkan mata ketika merasakan kontol sang suami kembali menembus lubang memeknya secara perlahan.

"Ahhhh...!".

Suara dari keduanya terdengar hampir bersamaan, ketika Pak Yosep telah berhasil memasukan seluruh batang kontol perkasa miliknya dilubang memek sang istri.

"Pih... kalau kontol yang lain bisa seenak kontol papih gak nembus memek mamih?". Tanya sang istri menggoda sang suami.

"Tar mamih cobain aja... godain laki-laki yang menurut mamih kontolnya bisa ngasih enak ke mamih...!". Ucap Pak Yosep sambil mulai menggerakan pinggulnya sehingga membuat sang istri kembali melenguh menikmati kontol yang keluar masuk dimemeknya.

"Mamih jadi perempuan nakal dong pih kalau kayak gitu...ahhhh...ohhh...yesss...nikmat pih, terus genjot...ahhh...pih...!". Desah Bu Cintya mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya.

Mendengar perkataan sang istri, Pak Yosep semakin bersemangat menghujamkan batang kontolnya. Apalagi lubang memek sang istri yang dirasakannya mulai basah kembali menandakan jika kenikmatan yang ia berikan benar-benar dirasakan oleh istrinya.

"Iyah mih...ahhhh...papih suka kalau...mamih bisa nakal...ahhh...!". Ucap Pak Yosep terpatah-patah karena berbicara sambil bergerak menggenjot memek istrinya.

"Ahhh yahhhh...kalau papih maunya...ahhh...mamih jadi nakal...ahhh... iyah...ahhh...mamih mau ahhh...pihhh...oh...enak...kontol...pih ah...!". Bu Cintya membalas perkataan sang suami.

Awalnya Bu Cintya sempat marah ketika dulu pertama kali sang suami mengungkapkan keinginan anehnya. Ia mengira jika sang suami sudah tak lagi mencintai dirinya. Namun lambat laun ia pun menyadari ketika dirinya mengiyakan keinginan itu, sang suami menjadi lebih bergairah ketika menggumuli tubuhnya. Kenikmatan yang Bu Cintya dapatkan pula menjadi berlipat ganda dibanding sebelumnya.
Butuh tiga tahun bagi Pak Yosep untuk merayu sang istri hingga mau mengikuti keinginannya. Walaupun keinginan itu masih hanya berupa fantasi saat mereka beradu birahi sampai saat ini. Namun pernyataan sang istri yang mulai bisa menerima dan mengiyakan keinginan sang suami adalah sebuah prestasi menurutnya, walau belum benar-benar terealisasi.

"Ahhh... mih...lagi bayangin dientotin sama orang lain ya...? Ahhhh... jadi makin ngigit nih memeknya dikontol papih...ahhhh...!". Tanya Pak Yosep ketika ia memperhatikan sang istri memejamkan mata sambil mendesah-desah lirih dan meremasi payudaranya sendiri.

"Ahhhh...iyah pih...ahhh...kontolnya keras kayak kontol papih...ahhhh...panjang...mentok dimemek mamih...ahhh...nikmat pih...!". Bu Cintya menjawab pertanyaan suaminya tanpa membuka mata.

Melihat gelagat sang istri yang kian memberikan respon terhadap apa yang diinginkan, Pak Yosep mulai meningkatkan tempo genjotannya.
Suara memek yang basah terdengar begitu nyaring ketika kontol sang kepala sekolah menghujam telak dilubang memek istrinya. Rasa cemburu dan nafsu membayangkan sang istri begitu menikmati bercumbu dengan laki-laki lain membuatnya kian beringas. Hingga suara permintaan sang istri yang mengiba dan meminta dirinya untuk menghentikan gerakan sejenak tak ia hiraukan.

"Ah....pih...stop, please...oohhh...mamih bucat pih...ahhh...tolong stop dulu ahhh...pih ngilu...ahhh...pih...!". Rengek Bu Cintya kepada sang suami.

Wanita berusia 45 tahun itu sampai terkencing-kencing mendapat serangan ganas dari sang suami. Baru kali ini ia mendapat kenikmatan sehebat itu seumur hidupnya. Orgasme yang tak berhenti itu membuat tubuhnya seakan melayang.
Pak Yosep baru menghentikan genjotannya ketika merasakan kontolnya akan mengeluarkan sperma. Ia dengan terburu-buru mencabut batang kontol kebanggaannya dari lubang memek sang istri dan segera mengarahkannya kehadapan wajah Bu Cintya.
Bu Cintya yang saat itu mengerti dengan keinginan sang suami, segera membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya guna menyambut semburan sperma kental dari batang kontol suaminya.

"Arrrrghhhh...minum pejuhku wanita jalang...arrrghhh...!". Teriakan Pak Yosep mengiringi semburan spermanya yang langsung mengarah kedalam mulut sang istri.

Mendengar sang suami memanggil dirinya dengan sebutan kasar tak membuat Bu Cintya sakit hati. Ia malah begitu senang dengan kata-kata kasar yang dilontarkan oleh sang suami terhadapnya. Hingga dengan senang hati Bu Cintya menampung sperma yang menyembur kencang kedalam mulutnya. Bahkan tanpa disuruh ia pun menelannya.
Tak berakhir sampai disitu, setelah kontol Pak Yosep berhenti mengeluarkan sperma, Bu Cintya segera meraih batang kontol sang suami. Ia menjilat dan mengulum batang kontol Pak Yosep untuk membersihkannya.


Sementara ditempat lain.

Hingar bingar alunan musik terdengar begitu kencang memekakan telinga. Suara teriakan orang-orang disana begitu ramai. Kerlap-kerlip sorotan lampu yang berganti warna menambah meriahnya suasana.
Disudut ruangan tersebut tepatnya di salah satu sofa yang melingkar terlihat lima orang tengah berbincang sambil tertawa. Dua diantaranya adalah seorang perempuan berusia tiga puluhan. Dengan pakaian ketat berbelahan dada rendah yang menunjukan sebagian bulatan payudaranya dan bagian bawah yang hanya menutupi sebagian pahanya, kedua wanita itu nampak tak canggung meladeni obrolan tiga orang anak muda dihadapannya. Tiga orang anak muda yang sesekali menatap nanar belahan dada dan kemulusan paha dari kedua wanita tersebut.

"Bu Nuri dan Bu Usy...ayo ini diminum lagi...!". Ucap seorang anak laki-laki sambil memberikan dua shot minuman kepada kedua wanita itu yang ternyata adalah Bu Nuri dan Bu Usy.

Keduanya menerima minuman yang disodorkan oleh anak laki-laki itu yang tak lain adalah Angga dengan malu-malu. Ya, Angga adalah salah satu murid disekolah tempat kedua wanita itu mengajar. Angga yang tempo hari berhasil menyetubuhi Risma sahabat sesama guru dari Bu Nuri dan Bu Usy yang kini saling menatap bingung sambil memegang gelas kecil berisi minuman beralkohol.

"Ayo dong bu jangan malu-malu...hehe...malam ini kita have fun...ya gak kri?". Ucap Yogi sambil menoleh kepada Fikri teman sekolahnya.

Malam itu memang Fikri sengaja mengajak teman-temannya untuk mengerjai gurunya. Fikri yang malam itu kembali membooking Bu Nuri melalui aplikasi sengaja membawanya ketempat hiburan malam. Selain itu, Fikri menagih janji Bu Nuri agar membawa rekan sesama pengajar yang juga bisa dipakai jasanya untuk memuaskan nafsunya bersama sahabat-sahabatnya.
Bu Nuri tanpa berpikir dua kali segera menghubungi Bu Usy setelah Fikri dan teman-temannya menyetujui harga yang ia tawarkan untuk menemani mereka semalaman.
Alhasil kini mereka berada ditempat hiburan malam ini dengan pakaian yang benar-benar menghilangkan identitas keduanya. Pakaian yang berbeda dengan apa yang biasa mereka kenakan setiap harinya hingga tak satupun orang yang menyangka jika mereka adalah seorang guru yang alim disekolah, terkecuali Fikri, Angga dan Yogi yang memang mereka adalah murid-muridnya disekolah.

"Gimana nih bu...ko kita malah diajak minum-minum ginian...? Katanya mau diewe...!". Bisik Bu Usy sambil mendekatkan bibirnya ditelinga Bu Nuri.

"Yaudah kita ikutin aja mau mereka...toh kita kan udah dibayar...lagian ujung-ujungnya pasti diewe juga bu...hehe...!". Bu Nuri balas berbisik kepada rekan kerjanya tersebut.

Melihat gelagat kedua gurunya, Yogi berinisiatif untuk mencairkan suasana. Ia lalu menuangkan minuman yang tersedia diatas meja kedalam tiga gelas yang tersisa dan memberikannya masing-masing kepada Fikri dan Angga. Ia lalu mengangkat gelas minumannya sendiri dan mengajak mereka untuk bersulang.
Akhirnya satu gelas minuman beralkohol pertama berhasil masuk ke tenggorokan kedua guru mereka.
Ekspresi lucu diperlihatkan oleh Bu Usy saat itu. Dahinya mengernyit, matanya menyipit ketika untuk pertama kali ia merasakan minuman seperti ini dalam seumur hidupnya yang membuat semua orang disofa itu tertawa.

"Kenapa Bu Usy...enak gak minumannya...?". Tanya Angga sambil tanpa segan merangkul bahu guru yang duduk disampingnya.

"Enak sih...cuma ko agak panas ya ditenggorokan ibu...tapi ibu suka, lagi dong...hehe...!". Bu Usy menjawab sambil menyodorkan kembali gelasnya kepada Yogi yang membuat semuanya kembali tertawa.

Sudah tiga gelas minuman yang ditenggak oleh Bu Usy dan Bu Nuri membuat suasana semakin mencair. Seakan tak ada batasan lagi mereka mengobrol sambil tertawa lepas diiringi dentuman musik yang khas.
Bu Nuri dan Bu Usy lupa jika usia mereka terpaut jauh dengan ketiga muridnya. Mereka berlima berbincang seperti dengan teman seumuran sambil sesekali bergoyang mengikuti irama musik yang terdengar semakin menyenangkan.
Bahkan kini terlihat tanpa malu-malu Bu Nuri dan Bu Usy ikut-ikutan menghisap rokok. Walaupun karena tak terbiasa, gaya mereka nampak kaku.

"Gini-gini bu...ngisepnya kayak gini...tuh...!". Ucap Angga sambil memberi contoh kepada Bu Usy yang dengan antusias memperhatikan muridnya itu mempraktekan cara merokoknya.

"Baru pertama loh ngga...jadi Bu Usy belum bisa ngisepnya...tapi kalo ngisep yang lain udah gak perlu diajarin...Bu Usy jagonya...hihi...!". Bu Nuri menimpali dengan perkataan yang mulai menjurus ke arah mesum dan kembali membuat semua tertawa.

Melihat kedua gurunya sudah mulai dibawah pengaruh alkohol, Fikri mengajak keduanya untuk naik ke stage. Ia ingin melihat kedua gurunya bergoyang sexy disana dan menggoda para pengunjung ditempat itu.

"Bu joged didepan yuk...!". Ucap Fikri sambil menarik tangan kedua guru cantik itu yang kini berpakaian sangat sexy.

Sementara itu, Yogi dan Angga hanya memperhatikan mereka dari sofa sambil kembali minum dan berbincang penuh tawa.

Liukan dan keseksian tubuh Bu Nuri dan Bu Usy benar-benar menjadi magnet bagi para pengunjung laki-laki malam itu.
Saat itu beberapa pengunjung laki-laki mulai merapat mengerubungi Bu Usy dan Bu Nuri yang asik menggoyangkan tubuhnya dengan sangat sexy dan menggairahkan. Bahkan beberapa dari mereka ada yang nekad curi-curi kesempatan.
Ada yang sengaja menempelkan selangkangannya dipantat, ada yang mencoba mengelus lengan, ada yang nekad meraba payudara, bahkan sampai ada yang sengaja menghirup aroma leher dan mengecup bahu kedua guru tersebut.
Namun bukannya risih, Bu Nuri dan Bu Usy malah senang mendapatkan perlakuan yang menyerempet ke arah pelecehan tersebut. Mereka berdua malah semakin bergairah untuk memamerkan keseksian dan goyangannya sehingga mengundang para laki-laki yang mengerubunginya untuk berbuat lebih mesum lagi terhadap tubuh keduanya.
Namun sebelum semuanya lebih jauh, Fikri dan Angga menarik kedua gurunya untuk kembali ke sofa.

"iiiih...Fikri...kan lagi asik...!". Rengek Bu Usy setibanya di sofa.

"Iya ih, tadi kan ngajak buat goyang didepan...pas lagi enak malah ditarik suruh udahan...!". Bu Nuri menimpali rengekan rekan kerjanya.

"Bukan nyuruh udahan...kan kita yang bayar...ibu kalau mau goyang ya sama kita aja...!". Yogi kali ini menjawab rengekan kedua gurunya.

Tanpa berpikir lagi atau karena dalam pengaruh alkohol, Bu Nuri dan Bu Usy berdiri dihadapan ketiga muridnya dan mulai bergoyang kembali mengikuti lantunan musik yang semakin malam semakin memanas.
Beberapa kali Yogi memberikan mereka minuman yang kali ini tanpa ragu lagi langsung diminum oleh keduanya. Bahkan ketika Angga menyalakan rokok untuk mereka, keduanya sudah nampak terbiasa menghisapnya.
Semakin lama suasana semakin memanas, aroma kemesuman semakin tercium. Nampak Bu Nuri yang kini tengah bergoyang sambil saling berpelukan dengan Angga, bahkan sesekali mereka berdua nampak berciuman.
Sedangkan Bu Usy kini tengah bergoyang dipangkuan Yogi diatas sofa dan menggesekan belahan memeknya yang masih terhalang celana dalam digundukan selangkangan muridnya yang juga masih tertutup celana jeans nya.

"Sayang...ibu udah sange...mau ngewe gak...ahhh...!". Bisik Bu Usy ditelinga Yogi.

Mendengarkan bisikan sang ibu guru, Yogi kemudian menoleh ke arah Fikri temannya. Ia memberikan kode dengan anggukan kepala menanyakan tentang tindakan selanjutnya.
Fikri yang telah mempersiapkan semuanya melirik sesaat memeriksa keadaan Angga dan Bu Nuri. Ia lalu tersenyum mendapati temannya sedang meladeni ciuman panas dari gurunya. Lalu ia menyeringai, dan dengan suara keras ia pun berteriak.

"BUNGKUUUSSS...!!!"




Hehehe...segini dulu ye...nanti ane lanjut...
Like, komen dan suskreb yaaaaa...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd