Beberapa solusi yang mungkin bisa jadi bahan perimbangan :
1. Om bisa "memaksakan" diri om sendiri bahwa isi bbm nya hanya morotin uang saja, dan percaya penuh bahwa sang istri ngga akan "nganu" lagi sama tamu yang dulu.
Alias okeh deh, papih percaya mamih.
2. Bertindak sebagai Suami yang pencemburu.
Tulisan om ada kata nyesek sebanyak 2 kali. Artinya, om tentu ngga seneng kan kalau istri masih ada hubungan walaupun hanya sekedar chat, apalagi dengan tamu yang dulu.
Luapkan kecemburuan anda, anda pasti tau caranya.
Marah lah, manyun lah, dan sebagainya..., kalau perlu, tunjukan taring anda.
3. Bertindak sebagai Suami yang menjadi penuntun hidup sang istri di lembaran hidup yang baru, yang anda dan istri sedang bangun dimulai sejak awal menikah...
Caranya ??? Berlandaskan kasih tentunya.
Ngga tunjukin taring, cuman anda harus menjadi pengemudi yang handal dalam menyetir bahtera rumah tangga anda.
Tuntun sang istri ke dalam paradigma baru, pemahaman baru, pola pikir yang baru, tentu bukan hanya sebagai wanita yang baru, terlebih predikat dia sekarang adalah sebagai istri.
Yup, istri, yang menghormati suami nya, dan anda sang suami, mengasihi istri...
# kita tidak bisa memilih dikeluarga apa kita dilahirkan.
Namun,,,,, kita bisa memilih, keluarga seperti apa yang ingin kita bangun.
( maaf om, mamang kehabisan obat, bicaranya jadi ngelantur begini )