Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

dari BBM jadi Belah Duren...

yusufpeyang

Adik Semprot
Daftar
1 Feb 2011
Post
148
Like diterima
103
Lokasi
Solo, jateng
Bimabet
Sebenarnya rumah tanggaku sangat harmonis dengan dikaruniai 2 anak membuat rumah tanggaku bertahan dari berbagai godaan, tetapi ketika umurku sudah mendekati 35 tahun nafsuku semakin bertambah tetapi istriku sedikit menurun, aku sering ketika ngentot dengan istriku usul pengin gaya macem-macem atau pengin variasi ditempat lain, tetapi isteriku selalu menjawab ngapain repot-repot Cuma untuk ngentot.
Istriku mempunyai teman kantor yang usianya diatas kita sehingga kita memanggil mbak Mei dan ia merupakan perawan tua, sebenarnya banyak yang naksir kepadanya tetapi karena alas an yang tidak kuketahui selalu ditolaknya. Sebenarnya wajah dia mirip dengan istriku tetapi sedikit lebih gelap kulitnya, untuk masalah body istriku memang sedikit kalah mungkin karena sering aku entot, mbak mei mempunyai body masih kencang dan padat, kuketahui karena dia sering ikut renang dengan keluargaku jadi diam-diam aku bisa memperhatikan bodinya.
Keakrabanku dengan mbak mei semakin dekat dan istriku tidak sedikitpun cemburu karena menganggap dia teman baiknya. Aku sering BBM dengan mbak mei dan aku merupakan teman yang selalu aktif mengomentari ppnya malah kadang menyinggung masalah seks, aku sebenarnya takut menyinggungnya tapi ternyata mbak mei menanggapinya dengan lebih vulgar, aku semakin berani dalam BBM, dan istriku kadang ikut membacanya dan menganggap itu gurauan.
Kebetulan hari itu aku ditinggal istriku dan anak-anak ke rumah mertua, karena tidak ada teman aku tetap dikantor tau tau ada BBM dari mbak Mei
mei “ Ping’
aku “ada apa, kangen ya.. he..he..”
mei “kasihan malam jum’at sendirian”
aku “biarin dari pada kamu, sendiri terus… anumu nanti karaten, he..he..”
mei “emangnya buatan jepang bisa karaten, masih segelan.., lihat aja kalau berani”
aku “ nggak mau ah,… takut keracunan susu basi.. wakaka..
mei “bisanya kamu…, nanti malam kerumahku tak buatin nasi goreng”
aku “minumnya apa.. susu ya..”
mei “katanya takut keracunan, kasihan nggak ada yang masakin”
“bener tak tunggu lho, tak siapin nasi goreng sossis”
Aku “ok..”

Setelah jam 5 aku pulang langsung mandi, dan rencana mau makan ditempat mbak mei. Kulihat BBku dan terlihat pp mbak mei sebuah jagung kuning yang besar dan berdiri tegak, maka langsung kukementari.
aku " Jagung siapa itu kok besar dan mantap"
mei " Jagungku to, mosok jagungmu"
aku " jelas bukan jagungku kan hitam berambut, ha..ha.."
mei " paling jagungmu kecil dan loyo"
aku " ngejek ya, lihat dulu baru komentar"
mei " jadi kesini tidak, ini tak sudah tak siapin"
aku " entar dulu, kok ngak sabaran, pingin lihat jagungku ya"
mei " emang mau aku bakar.."
aku " enaknya diolesi susu.."
mei " cepeeet.. mumpung belum hujan..."

Aku berangkat kerumah mbak mei dengan motor. Cuaca hari itu gerimis jadi lingkungan perumahan terlihat sepi, aku langsung masuk karena pintu tidak terkunci dan motor aku letakkan disamping rumah agar terlindung dari hujan.
Ketika aku tiba di rumah Mbak Mei, ia tampak sedang menyiapkan nasi goreng sosis di sebuah dapur kecil di dalam rumah itu. Ia segera menawarkan minuman kepadaku dan mempersilakan aku untuk mengambilnya sendiri dari dalam kulkas kecil di sudut dapur itu. Aku memilih sekaleng coca cola kesukaanku. Sambil mengobrol kiri-kanan, Mbak Mei meminta maaf kepadaku, karena ia harus kembali bekerja di dapur untuk menyiapkan makanan.
Aku mengatakan, “Nggak masalah, mbak “, lalu ikut menyusulnya ke dapur yang terletak di bagian belakang kamarnya.

Aku berdiri di pintu dapur dengan sekaleng coca cola dingin di tanganku, melihat Mbak Mei sibuk mencuci sayuran segar untuk pelengkap nasi gorengku nanti, di sebuah pinggan keramik bermotif ikan-ikan kecil warna-warni. Dapur di rumah Mbak Mei, walaupun ukurannya relatif kecil tetapi sangat bersih. Di tengah-tengah ruangannya terdapat sebuah meja, tempat Mbak Mei saat ini menyiapkan masakannya itu. Tubuhnya membelakangiku, hanya dibungkus rok span pendek dari kain tipis dan badannya dibalut kaos setali. Sambil berbicara kesana-kemari, aku diam-diam memandangi tubuh itu. Jelas sekali, tubuhnya yang menggairahkan itu terbalut pakaian dalam berwarna gelap. Kain tipis yang dipakai sebagai rok itu, tak mampu melindungi cahaya menerawang, memperlihatkan bayangan dua paha yang mulus. Kaosnya juga terlalu sempit, tidak bisa menyembunyikan keindahan teteknya yang padat membusung itu, memang body mbak mei malam itu terlihat menggairahkan.

Pemandangan seperti itu adalah magnet yang amat kuat, menarikku untuk segera mendekat. Diam-diam aku meletakkan kaleng minumanku, lalu berjalan tanpa suara. Sekejap aku sudah sampai di belakang Mbak Mei, dekat sekali.. sehingga seluruh harum tubuhnya tercium dengan jelas. Lalu aku mencium tengkuknya.
“Hei..!” Mbak Mei menjerit kaget, “Riz, jangan nggangguin aku dong.., ntar makanannya jadi nggak enak lho!”.
Aku tidak peduli. Aku terus menciumi tengkuk yang dipenuhi rambut-rambut hitam halus itu. Harum sekali tengkuk itu. Mbak Mei menggeliat, mencoba menghindar. Tetapi nyatanya ia tidak sungguh-sungguh menghindar. Cuma bergerak-gerak sedikit saja. Apalagi aku kini mendesak ke depan, menyebabkan Mbak Mei terjepit di antara tubuhku dan meja dapur-nya. Tanganku mengusap-usap bukit indah di belakang Mbak Mei, sesekali meremasnya. Tanganku yang lain telah merayap ke depan, menjamah tetek Mbak Mei yang bergoyang-goyang seksi setiap kali ia menggelinjang.
“Oocch, Riz.. jangan sekarang..,” Mbak Mei mendesah, menggerak-gerakan bahunya mencoba menghindari ciumanku di sepanjang pangkal lehernya.
Tetapi dalam hatinya, ia berkata lain, dan berharap aku tidak segera mengakhirinya.

Aku memang tidak berhenti. Tanganku merayap ke bawah, menyingkap rok yang dikenakan Mbak Mei. pemandangan indah segera terpampang. Mbak Mei memiliki bagian belakang yang mempesona, kenyal-padat dan menonjol mengundang selera. Dengan gemas aku meremas-remas, membuat Mbak Mei menjerit kecil sambil menahan geli. Kedua tangan Mbak Mei kini tak bisa meneruskan pembuatan nasi gorengnya, dan berpegangan di bibir meja, antara bertahan dan menyerah. Dengan jari tengahku, aku menelusuri celah sempit di antara dua bukit kenyal di bokong yang seksi itu. Mbak Mei menggelinjang merasakan kenikmatannya mulai terbangun di bawah sana. Apalagi lalu jari itu semakin lama semakin ke bawah, lalu agak ke depan, menyelinap ke gerbang kewanitaannya dari belakang. Wow! Mbak Mei merenggangkan kedua pahanya, tidak tahan mendapat perlakuan seperti itu.

Sementara tanganku yang lain kini masuk menelusup ke kaos Mbak Mei, menjalar menuju bukit teteknya yang membusung. Oocch.., hangat sekali telapak tanganku merayapi perutnya, naik ke bagian bawah dadanya.
“ riz kamu ngapain, jangan gitu” kata mbak mei
“ maaf mbak aku pingin bukak segel” kataku dengan senyum
“ nggak takut keracunan susu basi” canda mbak mei
Kutarik kaos mbak mei keatas, tanpa penolakan sehingga tinggal bra yang menutupi teteknya. Tidak puas dengan itu tanganku langsung membuka clip bra bagian belakang sehingga teteknya langsung terbebas dari kengkangan.
“ riz, apa-apaan kamu ini jangan ….ah” kata mbak mei tanpa penolakan malahan ikut membebaskan branya dan dilempar entah kemana.
“ mbak, aku periksa bungkusnya ya siapa tau susunya udah basi” candaku sambil tanganku menyelinap di antara kedua teteknya, sebelum akhirnya naik ke salah satu puncaknya.
“ terserah riz, tapi mosok aku sudah toples kamu masih komplit” kata mbak mei
Tanpa diminta lagi langsung kubuka kaosku, dan celanaku sehingga tinggal cd yang menutupi kontolku. Mbak mei masih membelakangiku akupun semakin asik meremas remas susunya memang sangat kenyal dan padat. Tangan kiriku tetap memainkan teteknya, sementara lidahku tetap menjilati lehernya. Mbak mei semakin pasrah dan kedua tanganya tetap bertumpu, tangan kananku beraksi melepas kancing roknya, dan roknya terlepas, sehingga kamipun sekarang sama-sama tinggal pakai cd saja.
Mbak Mei menggeliat dan mengerang pelan ketika telapak tangan itu berputar-putar ringan di atas puting susunya. Oocch.., geli sekali rasa puncak-puncak tetek Mbak Mei, membuat tubuhnya bergetar pelan. Kepala Mbak Mei berputar-putar seperti seorang olahragawan sedang warming up, karena bibirku menjalari lehernya, mengendus-endus tengkuknya lagi, membuat Mbak Mei kegelian.
Tiba-tiba aku membalikkan tubuh Mbak Mei, membuat ia menjerit kaget. Dengan segenap kekuatanku, aku sanggup memutar tubuhnya dengan cepat, langsung kukulum bibirnya dan mbak mei mengimbanginya. Setelah beberapa saat kita bersilat lidah. Aku dorong sedikit kebelakang untuk bernapas. Sambil kupandangi teteknya yang montok.
“ mbak, aku mau minum susu” kataku
“ tidak takut keracunan…” candanya sambil menyodorkan teteknya.
Langsung kulumat putingnya gentian kanan kiri, seperti dapat mainan baru aku mainkan tetek teman istriku yang montok. Mbak mei semakin membusungkan dadanya. Dalam berpacu dengan nafsu aku sempat bercanda.
“mbak… susunya beracun” kataku sambil mendorong tubuhnya.
“ yang bener Riz” katanya sambil tersenyum
“ ini jadi bengkak” kataku sambil mengeluarkan kontolku yang sudah tegang penuh.
“ Riz, itu apa kok besar banget, coba aku periksa” kata mbak mei sambil memegang kontolku dan mengelus-elusnya. Kurasakan hangat dan lembut tangan mbak mei.Aku tidak tahan, langsung angkat Mbak Mei dan mendudukkannya di atas meja dapur yang di sana-sini dipenuhi bahan-bahan mentah masakannya: nasi putih, sosis, sayuran, sambal, saus tomat, minyak dan mentega. Lalu, aku berjongkok, dan Mbak Mei tidak tahu apa yang akan aku lakukan. Dengan gerak cepat, aku tarik cdnya , sehingga membuat kewanitaannya terpampang bebas dalam terang lampu dapur yang bagai siang hari. Jelas sekali terlihat kewanitaan Mbak Mei yang terbalut bulu-bulu hitam lebat tetapi sangat rapi karena baru dicukur, harum karena baru dibasuh sabun wangi.
“ mbak coba kulihat memekmu karaten tidak ….” Kataku
“ ya riz, lihat aja kaubuktikan sendiri memekku, masih asli…” kata mbak mei

kupandangi lagi memek mbak mei Bentuknya menyerupai buah ranum dengan belahan di tengah, menggiurkan sekali. Belahan itu lah yang segera aku ciumi, akut telusuri dengan lidahku, membuat Mbak Mei merintih nikmat dan memperlebar kangkangannya. Aku pun membantu dengan tanganku, mendorong kedua paha Mbak Mei agar lebih jauh terbuka.
memek Mbak Mei seperti direntang, kedua bibir-bibirnya yang tebal itu terkuak, menampakkan lembah merah-muda yang halus seperti sutra dan licin seperti diminyaki. Aku menjilati bagian yang terkuak itu, mendesak-desakkan lidahku yang panjang ke dinding-dinding memek Mbak Mei, menimbulkan sensasi dalam dirinya.
“Occhh.., acchh.., ngg..,” cuma itu yang bisa keluar dari mulut Mbak Mei.
Ia tidak tahu bagaimana mengungkapkan kenikmatan yang sedang dirasakannya.

Mbak Mei tak kuasa menahan tubuhnya rebah di meja dapur. Untunglah meja itu cukup lebar untuk menampung seluruh badannya, walau kedua kakinya tetap bergelantungan, disangga oleh bahuku. Rasa geli dan nikmat menjalar ke seluruh tubuh Mbak Mei, meletup-letup seperti air mendidih. Apalagi ketika lidahku bermain-main di daging kecil yang menonjol dalam lempitan bagian atas kewanitaannya. Aku menggunakan jari-jariku untuk menguak persembunyian “Si Kecil Merah” itu, menarik ke atas kulit tebal yang menyembunyikannya, sehingga tonjolan kecil yang berdenyut-denyut lemah itu kini bebas terbuka. Dengan ujung lidahku, aku menjilati si kecil, mengirimkan sejuta kenikmatan yang menjalar cepat ke seluruh tubuh Mbak Mei, membuat wanita itu merintih-rintih dan mengerang keras. Dan tidak lama mbak mei memperoleh orgasme yang panjang, dan kepalaku dijepitnya sampai aku tidak bisa bernafas. Kubiarkan dulu mbak mei menikmatinya. Mbak mei memejamkan matanya kelihatan lelah tapi penuh kepuasan, aku tidak tega langsung kubopong dia kekasur dikamarnya. Mbak mei hanya pasrah antara sadar dan tidak. Kutidurkan terlentang kupandangi tubuhnya dan gairahku tetap menyala karena belum apa-apa, mbak mei membuka mata sambil tersenyum “ maaf yang riz kamu aku kencingi…, baru kali ini.. memekku ada yang jilati”
“sorry mbak aku sudah kelewatan, susumu mantap mbak aku nanti ketagihan “ candaku
“ lha memekku karaten …” sambung mbak mei
“ karatnya udah tak sedot… sudah siap pakai” candaku
“ tiap hari aku pakai kencing” sambung mbak mei
“maksudku untuk sarang burung…, emangnya ada yang sudah bersarang …” candaku
“belum riz, belum ada yang cocok” kata mbak mei agak tidak enak,
Untuk mengatasinya Aku bangkit memperlihatkan kontolku Besar dan tegang sekali. Mbak Mei melirik ke bawah dari posisi berbaringnya.. Oocch, memandang kontolku saja sudah cukup memberinya semangat baru.
“itu yang dibawah kok masih bengkak, kaya jagung” tanya Mbak Mei
“ kan belum selesai tugasnya” kataku sambil langsung kulumat bibir mbak mei kutindih tubuhnya, aku naikkan dulu gairahnya , aku ingin mbak mei yang minta aku memerawaninya.
Mbak mei gairahnya langsung naik aku gesekkan ujung kontolku didepan memeknya, terasa sangat basah.
“ riz, enak banget ah…” kata mbak mei
“ mbak kalau gini gimana” kataku sambil mengarahkan ujung kontolku kugesekkan keitilnya, mbak mei semakin mengerang aku semakin bernafsu tapi aku tahan untuk tidak memerawaninya. Kugesek-gesak semakin basah memek mbak mei, dan sedikit kuarahkan ke lubang memeknya. Sambil mengerang, Mbak Mei membuka kedua pahanya lebih lebar lagi, meletakkan tumit-tumitnya di kasur.
Pelan-pelan aku menuntun kejantananku memasuki gerbang kewanitaannya. Kenyal sekali liang yang basah oleh aneka cairan itu. Aku mula-mula menggosok-gosokan bagian kepala dari kejantanannya yang telah membesar itu. Oocch.., Mbak Mei merasakan kegelian yang amat-sangat, membuatnya bergidik-bergeletar.
“ riz, masukin kontolmu, perawani aku” perintah mbak mei
“ jangan mbak, .. aku tidak mau menodaimu.. gini aja aku sudah nikmat” kataku untuk memancing gairahnya.
“ cepat riz, entot aku…. Entot aku… ah..cepat” perintah mbak mei
Lalu, perlahan-lahan aku mendorong kejantanannya masuk. Perlahan sekali, mili demi mili batang-otot yang panas-berdenyut itu melesak ke dalam. Dengan tekanan yang kuat akhirnya kontolku membelah selaput terasa nikmat banget.
“ ah, sakit riz…” teriak mbak mei
Aku diamkan dulu kontolku supaya memeknya terbiasa dengan hal yang baru. Akhirnya kupompa dengan lembut.
“Ah.. acchh.. acchh.. acchh..” Mbak Mei mengerang setiap kali kejantananku menerobos masuk. Setiap mili gerakanku menimbulkan percikan nikmat, sehingga ketika akhirnya seluruh kejantanan itu tenggelam di dalam kewanitaannya, kuentot mbak mei dengan gaya konvensional akhirnya aku tidak kuat sudah diujung orgasme.
“ mbak aku mau keluar” kataku
“ aku juga riz, keluarin didalam aja sirami memeku dengan manimu..” kata mbak mei
Langsung kupompa dengan kecepatan penuh, dan akhirnya mbak mei meregang otot memeknya dan menyemburkan lava panasnya, dan kuikuti kutembak memeknya dengan maniku. Akhirnya kita terkulai dan masih kubiarkan kontolku dimemeknya. Setelah beberapa saat aku berguling disampingnya. Kulihat mbak mei masih merenung kelihatan ada penyesalan.
“ maaf mbak …” Cuma itu yang mampu kuucapkan
“ riz, mbak puas meskipun harus mengorbankan kehormatanku” kata mbak mei
“ aku juga mbak, ini salahku “ kataku
“ ngak riz, tapi kamu harus tanggung jawab” kata Mbak Mei
“ maaf mbak gimana dengan istriku” kataku agak cemas
“ bukan untuk menikahiku tapi kalau aku pingin dientot kamu harus siap” kata mbak mei dengan senyum
“ kalau itu tanpa diminta aku akan bersihkan karat memekmu” kataku.
Kita masih terkapar dikamar tak terasa sudah jam 8, dan terasa lapar perutku. kulihat mbak mei masih terkapar ada noda merah disprei, aku berdiri keluar kamar untuk bersihin kontolku dan mencari makan di meja, kuperoleh roti dan langsung kumakan sambil nonton TV dan masih telanjang. Tak lama mbak mei keluar pakai daster sambil tersenyum. mbak mei langsung kedepan mengunci pagar dan pintu depan yang belum sempat terkunci.
“ lapar, ya riz” kata mbak mei
“ ya katanya mau kasih nasi goreng, malah disuruh belah duren… “ candaku
“ tapi kan minumnya susu dan tidak basi” kata mbak mei .
Mbak mei kekamar mandi terus kedapur dan kembali membawa segelas kopi, dan kembali telanjang. Bergoyang teteknya dengan bebasnya.
“ kaya nggak pernah liat orang telanjang, lihatnya segitunya” kata mbak mei sambil menyodorkan kopi panas.
“ kopi riz biar hangat, kalau pingin susu ambil sendiri” kata mbak mei sambil menyodorkan teteknya yang montok.
Kuminum kopi sambil mainin susu mbak mei. Kita bercanda sambil tetap telanjang.
" Riz, temani aku malam ini " mbak mei
" lha rumahku kan kosong" kataku
" tapi memekku ini juga kosong" kata mbak mei sambil membuka memeknya
" ok, tapi buatin nasi goreng dulu.." pintaku
dan kita buat nasi goreng bareng tapi ternyata nasi gorengnya gagal... karena...
 
Perasaan mainnya bentar soalnya bnyk foreplay doang :p
Tp ceritanya bagus :D
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nasi goreng gosong
Susu basi
Meki karaten
Tongkol jagung
 
Bimabet
Wah.. nasi gorengnya gagal..
Pasti Ada lanjutannya nih.
:nenen:
:nenen:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd