Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet

CHAPTER III

GIRLS JUST WANT TO HAVE FUN



PT. Dharma Harso Agrosurya merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang agrobisnis khususnya pengembangan perkebunan sawit dan produksi produk-produk agrobisnis, sedang mencoba mencari jalan untuk bersaing di kancah bisnis level nasional. Tidak ada yang spesial dari perusahaan ini kecuali secuil rahasia kecil yang dimiliki sang General Manager yang bernama Giovanni Rahadian Gontha atau yang dipanggil Gio, seorang lelaki keturunan Minahasa dan Ambon. Pria kelahiran tahun 1980 dari campuran etnis Minahasa dan Ambon di kota di ujung utara pulau Selebes itu memiliki karir yang melejit seusai menikahi putri dari Wiratmono Harsoyoputra, CEO perusahaan tersebut, akibat perjodohan dari orang tua mereka 8 tahun silam. Dari pernikahannya dengan istrinya yang bernama Eliana Harsoyoputri, ia dikaruniai dua orang putri yang saat ini berusia 5 dan 7 tahun. Selama ini Gio dipandang oleh karyawan dan koleganya sebagai pria pekerja keras. Oleh teman-teman dan keluarga besar ia dipandang sebagai suami setia, pecinta istri, dan penyayang anak-anaknya. Berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan, kehidupan rumah tangganya dengan Eliana yang berusia 2 tahun lebih muda darinya dapat dikatakan relatif harmonis tanpa adanya permasalahan yang besar. Perselisihan pendapat pasti terjadi di dalam rumah tangga namun di antara Gio dan Eli, namun hanya hal-hal yang dapat dikatakan sepele yang selalu akan berakhir damai sebelum mereka pergi tidur. Meskipun dijodohkan, Gio dan Eli menunjukkan suatu keharmonisan yang sering dijadikan kisah inspiratif dikalangan keluarga besar dan kenalan dekat mereka.

Namun untuk Gio pribadi, bisa dibilang pernikahannya tidak lebih adalah suatu kewajiban dan transaksi yang dilakukan keluarganya dan keluarga istrinya demi posisi dan harta, tidak kurang tidak lebih. Sebagai suami, Gio tetap menyayangi istri dan kedua buah hatinya dan tidak pernah memiliki berencana untuk meninggalkan mereka sama sekali. Perceraian tidak pernah terbesit dibenak Gio, mengingat Eli merupakan anak satu-satunya dari orang tuanya dan kelak mertuanya memastikan Gio akan mewarisi harta dan meneruskan perusahaannya. Gio tidak mempedulikannya selama ia masih memiliki kebebasan lain yang ia sembunyikan di luar dinasti keluarga besarnya.

Seperti layaknya banyak pria di luar sana yang setipe dengannya, Gio tergolong seorang hedonis; penikmat kesenangan dunia—dan seks merupakan salah satu hal terpenting dalam hidupnya. Sebelum pernikahannya dengan Eli di usianya yang ke 28, Gio merupakan seorang yang suka bermain wanita. Setelah menikah, banyak pria macam Gio yang berhenti melakukannya dan menjadi setia kepada istri mereka, namun juga banyak yang memilih untuk tidak, seperti Gio. Tentunya hal tersebut ia lakukan dengan sangat hati-hati dan ia sembunyikan dari keluarganya. Menjadi penjahat kelamin tidaklah sulit, terlebih dengan privilege yang dimilikinya, asal ia bermain dengan penuh kehati-hatian dan kerahasiaan. Selama bertahun-tahun Gio selalu memilih wanita di luar dan berhati-hati untuk tidak pernah serong dengan karyawati-karyawati perusahaannya meskipun banyak dari mereka sangat menggoda imannya. Namun hal itu tiba-tiba berubah 3 tahun lalu semenjak takdir hidupnya dipertemukan dengan seorang karyawati magang bernama Arina Renanda Alisa Putri, yang berujung pada terbentuknya sebuah kelompok rahasia. Sebuah secuil pengecualian yang ia buat hidupnya yang berujung menjadi rahasia besar yang ia miliki.





Agustus 2013

Waktu itu mulai menunjukkan pukul 7 malam ketika Gio harus kembali meluncurkan mobilnya ke arah gedung kantornya. Ia merasa kesal karena ia harus kembali karena ia secara tidak sengaja meninggalkan ponselnya 2 jam lalu ketika ia keluar dari kantor untuk pulang. Kalau saja tidak karena ponselnya memegang peranan penting dalam pekerjaannya, ia mungkin tidak akan memaksakan diri untuk kembali mengingat macetnya jalanan di hari Jumat membuat semakin lelah. Gedung kantornya yang berada di kawasan industri ibukota dapat digolongkan tidak terlalu besar karena hanya menampung karyawan manajerial saja. Sedangkan untuk urusan operasional dan produksi, mayoritas dari perusahaannya didirikan di luar ibukota yang tersebar di pulau Jawa dan Kalimantan. Sesampainya di pintu gerbang yang tertutup, Gio memberikan klakson 2 kali agar petugas keamanan gedung kantornya membukakan gerbang untuknya. Namun janggalnya, selama beberapa detik gerbang tidak kunjung terbuka untuknya. Gio mencoba menyalakan klakson kembali yang disambut dengan gerbang yang masih bergeming. Kesal, Gio turun dan memutuskan untuk membuka pintu gerbang dengan ID card miliknya.

Setelah memarkirkan mobilnya, ia pun berjalan kembali menuju pos keamanan untuk mengecek keberadaan petugas keamanan yang benar saja tidak ia temukan di ruangan kecil itu. Mungkin sedang patroli keliling, nanti kalau ketemu biar gue ingetin untuk nggak terlalu sering ninggalin pos, toh area kantornya hanya satu pintu saja, batinnya. Memang karena gedung kantornya yang tidak besar, hanya satu anggota petugas keamanan yang ditugaskan untuk jaga malam. Tidak banyak pikir, Gio memutuskan untuk segera naik ke kantornya yang berada di lantai 3, lantai tertinggi, untuk mengambil ponselnya yang benar saja tertinggal di laci mejanya. Ia mengecek ponselnya mati karena dayanya yang habis. Ah, gue charge di rumah aja, batinnya. Segera ia meninggalkan kantornya dan kembali turun ke lobby. Sesampainya di lobby yang cenderung gelap itu karena memang hampir semua penerangan di luar jam operasional dibuat dalam kondisi tidak menyala, Gio memperhatikan pintu koridor yang mengarah ke ruangan supply atau gudang yang berada di sisi belakang gedung dalam keadaan terbuka. Dari tempatnya berdiri tampak koridor gelap namun tampak cahaya yang terpancar dari ventilasi di atas pintu ruang supply yang menandakan lampu di dalam ruangan tersebut menyala, yang seharusnya dimatikan di luar jam kerja.

Kalau si security ada di sana gue tegur sekalian dia, batinnya sambil berjalan ke arah ruangan supply. Semakin mendekati ruangan tersebut, Gio dapat mendengarkan dari koridor terdapat suara sayup kegaduhan yang terredam pintu yang cukup tebal. Terdengar kegaduhan tersebut berasal dari lebih dari satu sumber suara yang semakin dekat Gio dapat mendengarkan karakteristik yang tidak wajar namun sangatlah familiar. Semakin mendekati pintu Gio sebagai seorang pria yang telah berpengalaman dalam urusan ranjang makin dapat mendengarkan lebih jelas bahwa kegaduhan tersebut memang benar suara lenguhan dan rintihan manusia, suara-suara yang muncul akibat suatu aktivitas seksual yang sudah dia hafal betul. Wah masa gituan di kantor sih yang bener aja, batinnya. Sebagai seseorang dengan posisi tinggi yang nantinya akan mewarisi perusahaan ayah mertuanya itu mengambil inisiatif untuk memberi peringatan pada orang-orang di dalam ruangan tersebut serambi mengingat untuk berhati-hati karena tidak ingin terjadinya skandal di perusahaan yang akan ia warisi kelak.





Di dalam ruangan supply itu terdapat 4 insan manusia yang sedang terlibat kegiatan seksual yang cukup panas. Di atas sebuah sofa kulit panjang dalam ruangan tersebut tampak seorang pria berambut cepak bertubuh gempal berlemak secara kuat sedang menggenjot seorang wanita dalam posisi missionary. Di sofa yang sama di samping mereka tampak satu lagi pria berkulit kecoklatan berbadan atletis sedang menunggangi seorang wanita dalam posisi anjing kawin dengan gerakan penuh tenaga. Tampak kontol-kontol kedua pria yang diselubungi alat kontrasepsi latex keluar masuk memek becek wanita-wanitanya. Beberapa detik kemudian keempatnya melenguh bersahut-sahutan tanda puncak dari kenikmatan mereka telah capai. Namun, sial bagi mereka, pintu di belakang mereka tiba-tiba mengayun terbuka diikuti dengan suara menggelegar mengagetkan seorang pria.

“HEI! NGAPAIN KALIAN MESUM-MESUM?! BERANI-BERANINYA YA KALIAN MAIN GILA DI GEDUNG KANTOR INI!” suara menggelegar Gio memenuhi ruangan. Kedua pria yang baru saja mencapai orgasme segera mencabut kelamin mereka dari kemaluan pasangan masing-masing dan mereka berempat segera mencari pakaian mereka yang berserakan di lantai untuk menutupi bagian intim tubuh mereka yang berekeringat.

“Eh Pak Gio kok jam segini belum pulang?” tanya seorang pria di kanan Gio yang tubuhnya tampak cukup berbulu lebat sedang menutupi kontolnya yang sedang mengecil di dalam kondom yang belum terlepas. Gio mengingatnya sebagai satpam gedung kantornya namun tidak hafal namanya. Di kiri pria itu tampak seorang wanita semampai berambut panjang yang Gio kenal sebagai Vera, sekretaris mertuanya, sedang berusaha menutupi payudaranya dan selangkangannya.

“Lo main tinggal pos security aja. Taunya mesum di sini. Mau gue pecat?” hardik Gio yang dibalas dengan raut kepanikan oleh si satpam walaupun dalam hati Gio belum ada maksud untuk memutuskan sejauh itu.

“Bro-, eh, Pak Gio santai dulu Pak. Bisa saya jelasin,” di kiri Gio dengan nada sedikit gugup yang ternyata adalah I Gusti Bagus Bimasatya atau biasa dipanggil Bima merupakan salah satu Project Manager di perusahaan Gio. Gio, yang hanya selisih 2 tahun lebih tua dari Bima yang saat itu berusia 30 tahun, sebenarnya juga mengenalnya di luar kantor sebagai rekan sehobi dalam gym, hanya saja saat dalam suasana profesional, mereka saling memanggil dengan sebutan Pak.

“Ah, lo Bim. Ngakal dikit ngapa. Sebagai cowok gua ngerti kalau lo butuh enak-enak tapi jangan dikantor juga lah! Kalau ada yang tau selain gue mampus lo. Runyam juga perusahaan gue!” balas Gio senewen sambil memperhatikan sosok wanita mungil yang bersembunyi di belakang tubuh Bima.

“Iya suer janji deh ini yang terakhir. Gue janji kita mau ngelakuin apa aja tapi mohooon banget jangan pecat kita-kita ya. Plis…” mohon Bima kepada atasan yang sekaligus rekannya itu.

Gio terdiam sejenak. Otaknya sedang bekerja dengan cepat untuk memproses kejadian ini mengerahkan seluruh tenaga dan konsentrasinya untuk dapat membuat keputusan dan solusi atas situasi yang di hadapinya. Dalam proses berpikirnya, mungkin bisikan iblis atau bahkan jiwa hedonismenya yang luar biasa tak mengerti batasan, akhirnya mendorongnya menuju keputusan gila.

“Ok. Beneran apa aja ya Bim?” tanya Gio memastikan.

“Suer. Ya kan guys?” tolehnya ke yang lain.

“Iya, Pak Gio!” kata yang lain.

“Selain kalian, siapa lagi yang terlibat mesum-mesum di kantor gini?”

“Setau gua ya cuma kita berempat aja. Gatau lagi kalo ada yang lain,” jawab Bima.

“Bentar tuh siapa di belakang lo Bim? Sini gue mau lihat muka kamu,” perintah Gio yang dituruti oleh wanita yang sedari tadi bersembunyi dibalik badan Bima karena tak sempat menemukan pakaiannya.

“Saya Arina, Pak Gio,” kata wanita itu lirih. Seketika Gio teringat wajah Arina yang merupakan seorang karyawan magang yang Gio wawancarai bulan lalu. Arina Renanda Alisa Putri yang saat itu berusia 21 tahun merupakan seorang wanita yang baru saja lulus kuliah bulan lalu dan langsung melamar sebagai karyawan perusahaannya. Berdasarkan prestasi dan wawancaranya, Gio menjadi salah satu atasan yang menyetujui untuk menerimanya. Selain itu, tidak bisa Gio pungkiri paras Arina yang cantik khas mojang priangan dengan tahi lalat kecil di samping mata kirinya, membuat Gio tidak bisa lupa wajahnya.

“Gila lo Bim. Anak magang baru masuk udah lo embat aja,” komentar Gio.

“Pacar gue ini, Bos. Gue yang kasih saran dia buat daftar magang di sini,” kata Bima.

“Oh… Pacar apa temen ngentot doang?” kelakar Gio terkekeh yang ditimpali seringaian dan ekspresi bermakna Bima. “Gue icip boleh dong ya,” lanjut Gio yang sedari tadi kontolnya sedikit menggeliat melihat pemandangan menggairahkan di hadapannya. Ia yang dalam sebulan lebih tidak bermain wanita selain istrinya, merasa tertantang egonya melihat rekannya Bima mempecundangi seorang wanita di gedung kantornya.

“Hmm… Boleh aja sih,” kata Bima yang sedikit ragu, tapi tak ingin mendapat masalah baru, mendorong tubuh Arina selangkah di depannya agar Gio bisa melihat Arina lebih jelas. Arina yang kaget dengan balasan Bima hanya memberikan pandangan tak terima pada kekasih gelapnya itu. Seharusnya ia yang memutuskan bisa tidaknya tubuhnya untuk dijamah pria yang hanya ia kenal sebagai atasannya tapi Arina mengerti situasinya saat ini tidak berpihak kepadanya. Mengingat Bima bukan merupakan partner seks pertama dan satu-satunya untuknya, pikirannya berputar dengan cepat dalam sepersekian detik dan suara hatinya berbisik, satu lagi friend with benefits mungkin tak masalah. Arina yang akhirnya memberikan anggukan malu kepada atasannya itu.

“Yaudah sok kalau gitu kita mulai aja,” kata Gio santai sambil melucuti kancing kemejanya serambi menoleh ke arah Vera dan berkata, “Lo juga, Ver. Kalau ga mau gue laporin lo ke Papa, yang nurut ya.”

“Ba-baik, Pak Gio,” timpal wanita berusia 27 tahun bernama Sivera Nazarina yang hingga saat itu hanya terpaku terdiam itu, namun kini tampak rileks kembali setelah mengetahui dia terhindar dari masalah.

“Eh, di sini, Bro?” tanya Bima terheran karena rekannya mulai melucuti bajunya.

“Iya lah. Mau pindah hotel juga ribet tau. Udah jam berapa ini. Udah, mulai saat ini turuti omong gue ya semuanya. Biar nggak bocor, jangan ada yang macem-macem tanpa sepengetahuan dan keputusan gue. Turuti perintah gue dan gue jamin kerjaan dan reputasi lo tetep aman. Karena kalau salah satu dari kita salah langkah, gue pastiin nggak cuma hidup gue tapi hidup lo semua gue pastiin bakal runyam. Ngerti?” kata Gio serius memberi peringatan kepada semua yang ada di situ yang dibalas dengan sanggupan dan anggukan mereka.

“Nah kalau ngerti, eh, nama lo siapa?” tanya Gio pada pria di kanannya yang sangat pasif dan diam seribu bahasa mencerna perintah atasannya yang ternyata tidak memecatnya akan tetapi malah mencetuskan suatu konspirasi yang tampaknya akan menjadi rahasia besar mereka dan ia masih bingung harus senang atau takut namun memutuskan untuk mengikuti perintah terbaik atasannya.

“Saya Dimas Adi Nugraha, Pak Gio,” pria berusia 28 tahun itu menyahut.

“Ok, Dimas, lo sekarang balik ke pos. Jaga di sana, usir kalau ada karyawan yang tiba-tiba balik ke kantor jam segini. Dan yang paling penting nanti setelah kita selesai di sini, lo hapus semua rekaman CCTV lobby yang nunjukin kalau kita keluar dari ruang ini malam-malam. Kalau suatu hari ada masalah sama rekaman yang kepotong, lapor ke gue biar gue yang nyelesaiin, walaupun gue yakin ga akan ada masalah,” kata Gio memberi arahan kepada Dimas yang segera memakai pakaiannya dan melaksanakan perintah Gio.

“Kalau gitu, ladies, yuk lepas celana gue dan kita lanjut seneng-seneng. Gue buktiin gue ga akan kalah sama si Bima ini,” kata Gio yang menyeringai lebar dan ditimpali kekehan Bima.





Gio yang sudah melepas kemejanya dan bertelanjang dada menampakkan tubuhnya yang tak kalah berototnya dengan Dimas, bahkan posturnya lebih tinggi, mengulurkan tangannya pada Vera agar ia mendekati dan bersimpuh di hadapannya. Begitu juga dengan Arina yang dibimbing oleh Bima untuk mengikuti Vera secara berdampingan. Senior Arina itu melepas gesper sabuk Gio, membuka resleting celananya, lalu menarik celana beserta celana boxer Gio hingga jatuh dipergelangan kakinya dan mengekspos batang calon pewaris perusahaan itu. Dengan kakinya, Gio lalu menyingkirkan pakaian yang baru saja dilucuti oleh Vera kesamping dan berkacak pinggang di hadapan kedua wanita yang mulai detik itu akan ia jadikan pemuas nafsunya.

Arina dan Vera tercengang melihat batang kejantanan Bos-nya yang berukuran di atas standar. Kontol sang Bos yang masih setengah keras itu tampak kecoklatan dan berurat dengan hiasan jembut yang cukup tebal pada pangkal kontol dan sedikit pada zakarnya. Arina yang seketika terkagum melihat tubuh bosnya itu merasakan desiran di aliran darahnya dan mau tidak mau dengan cepat dalam kepalanya Arina membandingkan bosnya dengan Bima dan Dimas. Bima dan Dimas memiliki bentuk tubuh yang sama tingginya namun Dimas tergolong gempal chubby sedangkan Dimas sangatlah berotot. Kontol mereka berdua pun tergolong hampir serupa, dengan Bima sedikit lebih panjang dan masih memiliki kulup, sedangkan milik Dimas bersunat namun sedikit lebih gemuk seperti badannya. Arina memperkirakan kontol bosnya yang masih belum keras sempurna itu tampaknya akan lebih besar daripada milik Bima dan Dimas.

Melihat kedua wanita yang bersimpuh dihadapan batang kejantananya, Gio tampak berpikir sebentar dan tidak lama kemudian memutuskan untuk memilih Arina sebagai yang pertama memberinya blowjob. Gio mengarahkan kontolnya ke arah Arina, yang mengerti bahwa atasannya itu memberikan sinyal padanya, segera membuka mulutnya dan melahap kepala kontol bosnya itu. Arina yang seketika mencium aroma kejantanan dan merasakan denyutan kontol bosnya itu pun merasakan tubuhnya menghangat. Sebagai betina, tubuhnya memberikan respon kepada feromon pejantan yang tidak lain adalah atasannya itu. Di samping Arina, Vera dengan pengertian segera menggenggam buah zakar menantu bosnya yang terasa berat itu dan bergantian memasukkan ke mulutnya. Kontol Gio yang berada di dalam mulut Arina dan perlahan semakin mengeras dan disambut dengan hisapan mulut Arina yang mungil sambil tangannya mengocok batang kejantanan Gio. Lalu Arina bergantian menjilati zakar Gio dengan Vera bergantian memberikan hisapan pada batang Gio. Begitulah yang terjadi hingga Gio merasa kontolnya sudah cukup keras dan memerintahkan kedua wanita untuk duduk di sofa.

Bima yang sedari tadi mencoba mengocok kontolnya agar ereksi kembali sambil melihat rekannya dilayani kedua teman wanitanya, mendapatkan sinyal dari Gio untuk bergabung dan segera ia ikuti. Melihat Gio mendekati Arina, otomatis Bima mendekati Vera. Lalu Gio dan Bima bersimpuh dihadapan Arina dan Vera. Dengan sigap kedua lelaki itu membuka paha para wanitanya dan terpampangnya lubang memek Arina dan Vera. Di hadapan Gio, tampak memek wanita mungil namun berbadan cukup sintal itu merekah basah menampakkan liangnya yang mungil dengan kelentitnya yang tampak masih mengeras dan terdapat rambut yang jarang di atas area pubisnya. Pria itu memperhatikan, selayaknya mata kiri wanita muda itu, terdapat tahi lalat mungil yang menghiasi kulit luar bibir kiri kewanitaannya. Melihat pemandangan yang menarik perhatian itu, Gio langsung melahap liang basah berwarna merah muda milik Arina dan merasakan semerbak aroma khas kewanitaannya. Di samping Gio, Bima yang disajikan lubang cinta Vera yang juga masih tampak basah seusai permainannya dengan Dimas, juga ikut melahap dan memainkan jari-jarinya di dalam memek Vera yang tak memiliki jembut sama sekali. Tak perlu waktu lama untuk kedua wanita itu melenguh keenakan karena pejantan mereka dengan lihai memainkan lubang cinta mereka. Hanya suara jilatan, hisapan, dan lenguhan merdu dua wanita yang mengisi ruangan itu. Dalam hitungan menit, nafas Arina berubah berat dan cepat diiringi kakinya yang bergerak gelisah.

“Pak Gio… Arin mau keluar…” rintihnya memelas, dengan mata sayu memandang atasannya itu, memperingatkannya kalau cairan cintanya akan meledak. Melihat ekspresi pasangan seksnya, Gio merespon dengan menggenggam tangan si gadis dan semakin mencucup seluruh bibir bawah Arina dan meningkatkan gerakan lidahnya.

“Ngghhh… Pak Giooo… Arin keluaarr…” Tak kuasa menahan, Arina melenguh sejadi-jadinya dan hingga urat lehernya mengencang dan meledaklah bendungan cinta Arina yang langsung disedot oleh habis oleh Gio. Terengah dan berkeringat, Arina menatap sayu pria yang kedua yang memberikannya orgasme ke dua malam itu sambil memperhatikan cairan cinta yang sebagian meleleh di dagu bosnya itu. Melihat ke samping, tampak Vera juga sedang mengalami orgasme berkat permainan kedua jari Bima di liangnya dan jilatan pada klitorisnya.

“Bro, ada kondom lagi ga lo?” tanya Gio ke Bima.

Bima hanya menggeleng dan nyengir, “Tadi cuma bawa dua udah gua pake sama Dimas. Niat awalnya cuma sekali crot trus udahan. Lo sih pake nge-gep kita-kita segala.”

“Wah aman ga nih kalau no caps?” tanya Gio yang selama ini selalu memakai kondom apabila bercinta dengan wanita-wanita selain istrinya. Sebenarnya bukan kehamilan si wanita yang ingin dihindari oleh Gio. Ia bisa saja membiayai operasi ****** dengan mudah apabila ada yang kebobolan. Namun penyakit menular seks lah yang paling krusial untuk dihindari oleh pria-pria petualang kenikmatan seperti Gio.

It’s safe, Bro. Mereka sehat. Tapi kalau jadwal bulanan mereka gua jujur nggak hafal. Tapi Vera pake KB jadi kemungkinan aman sih. Cuma si Dimas aja yang masih cupu tadi nggak berani no caps padahal Vera udah KB,” jelas Bima sambil mengambil ancang-ancang di selangkangan Vera untuk mempenetrasi memeknya.

“Oh jadi lo udah nikah Ver? Sejak kapan?” tanya Gio melirik jari manis Vera yang dilingkari sebuah cincin.

“Iya Pak Gio. Baru setahun nika-aaahh… Bima, pelan dulu kontol lo gede, anjir!” balas Vera sambil mendesah dan memuluk lengan Biima karena memeknya tiba-tiba dijajah sebatang kontol besar yang bukan milik suaminya.

“Wah hebat ya lo berani selingkuh di belakang suami lo,” seringai Gio yang dibalas cuma senyuman malu dan desahan Vera. Ia juga mengarahkan batangnya di depan bibir memek Arina.

“Tuh Arin juga udah tunangan tinggal nikahnya aja tahun depan katanya, hahaha,” sahut Bima sambil mengerlingkan matanya penuh arti ke Arina.

“Ih, mas Bima, bocorin rahasia! Gini-gini kamu sendiri yang ngembat aku dari mas Aldi. Ngakunya temen,” protes Arina sambil menepuk paha Bima yang hanya tergelak.

“Wah mantap Bro,” sahut Gio. “Kamu juga masih muda tapi berani ya, Rin. Trus kamu kapan nih terakhir mens? Atau pake KB juga?” tanya Gio, bukan karena takut bawahan yang baru dikenalnya secara intim malam itu mendapatkan kehamilan, tetapi agar bisa mengambil tindakan yang diperlukan apabila itu terjadi mengingat Arina belum sah dinikahi kekasihnya.

“Baru selesai mens kemarin sih Pak Gi-OOOHHH…,” jawab Arina agak ragu lalu terkaget dengan masuknya kepala kontol atasannya itu meregangkan vulvanya.

“Sip deh,” balas Gio yang menyimpulkan kemungkinan besar Arina saat ini tidak subur dan makin yakin mendorong batang kejantanannya untuk menjamah liang sempit baru yang ditemukannya malam itu. Dengan gigih Gio mendorong maju pinggulnya agar kontolnya makin dalam menyeruak ke dalam memek Arina yang terasa peret. Arina terus mendesis merasakan ngilu liang peranakannya dipaksa melar oleh kontol terbesar dalam hidupnya saat itu hingga ia rasakan desakan kuat di dalam perutnya menandakan kepala kontol sang atasan telah menumbuk mulut rahimnya, hal yang tidak pernah ia rasakan saat bercinta dengan Aldi tunangannya.

“Pak Giooo, mentok…” iba si gadis yang melihat ke arah selangkangannya yang ditauti kelamin pria baru di hidupnya dan betapa kagetnya ia melihat masih ada sisa sedikit dari batang atasannya itu yang belum masuk ke liang cintanya. Liang cintanya itu memang tergolong sempit dan pendek yang mana kontol Bima atau Dimas pun bisa mendesak mulut rahimnya ketika merika mendorong batang mereka maksimal. Namun berbeda cerita dengan milik kekasihnya yang tidak pernah bisa menjamah relung terdalam lubang cintanya.

Setelah beberapa saat membiarkan batang kejantananya berdiam di memek wanitanya agar terbiasa, Gio segera memulai genjotannya. Malam itu Arina untuk pertama kalinya merasakan keperkasaan atasannya yang dalam beberapa tahun ke depan mendapat tempat spesial tersendiri di hatinya, selain cintanya kepada kekasihnya.


__


Sepuluh menit berselang yang terisi seluruhnya oleh desahan nikmat keempat insan tanpa status pernikahan di antara mereka, tampak tubuh Arina bergetar hebat di bawah gempuran hebat Gio. Sang atasan yang mengerti gadisnya sedang mengalami klimaks, menghentikan genjotannya agar si gadis dapat menikmati puncaknya. Bagi Arina tubuhnya terasa dilolosi dan kakinya yang tak kunjung berhenti bergetar yang untungnya dicengkram oleh Gio. Bagi Gio, terasa liang senggama bawahannya yang ia gagahi itu meremas kuat dan membasahi batang kejantanannya. Tampak kedua tubuh mereka yang sudah tak karuan dibasahi peluh yang mengucur deras akibat gerakan aktif Gio sebagai pejantan yang menggempur si betina dan Arina sebagai betina yang sudah dibuat pipis nikmat untuk ketiga kalinya malam itu. Beberapa saat kemudian, Arina membuka matanya menatap sayu wajah atasannya yang gagah dengan rambut di kepalanya yang terpotong cepak itu; pria yang sudah mepencundanginya sebanyak dua kali dengan mudah itu. Ditatap sedemikian rupa, ego kelelakian Gio semakin membumbung dan tak urung membuatnya makin gemas kepada gadis mungil yang masih belum selesai ia pecundangi itu.

“Peluk gue, Arin,” bisik Gio saat ia semakin mendekatkan tubuhnya ke Arina agar si gadis dapat mengalungkan tangannya di leher dan kepalanya. Dengan sigap, kedua telapak tangan Gio mencakup kedua bongkahan pantat Arina dan dengan mudahnya mengangkat si gadis dalam gendongannya dengan kontol masih tertancap kuat tak mengendur di memek si gadis. Walaupun sudah pernah diperlakukan seperti itu oleh Bima, sebagai wanita Arina selalu merasakan debaran saat pejantannya menggendongnya sedemekian rupa dalam bercinta. Sangat seksi dan menggairahkan bagi Arina. Gio sendiri yang sudah sering mereguk kenikmatan dengan banyak wanita pun tahu bahwa posisi tersebut banyak disukai wanita terutama yang bertubuh mungil seperti gadis yang sedang ia gendong itu. Bagi tubuhnya yang berotot, berat badan Arina tidaklah membebaninya sama sekali.

Dengan pasti Gio mulai menggerakkan pinggulnya yang segera dibalas lenguhan manja Arina yang bergelayut di lehernya. Dalam kesayuannya, Arina mengamati di sebelahnya pasangan selingkuhnya itu juga tak mau kalah dan menyetubuhi Vera dengan posisi menggendongnya. Namun tak lama, Bima yang tampak sedikit kelelahan menurunkan badan Vera dan menyuruhnya menunggu untuk ia gagahi dalam posisi doggystyle. Memang, walaupun tak lebih tinggi dari Bima, namun tubuh Vera tergolong tinggi bagi wanita, jauh bila dibanding Arina yang masih tampak seperti anak sekolah itu. Berbeda dengan nasib Vera, Arina yang memeknya tergempur tanpa henti itu mulai kembali gelisah. Kepalanya mendongak dari dekapan dada bidang berbulu Gio menatap pejantannya itu dengan pandangan sayu dan desahan erotis. Sebagai pria yang banyak makan asam garam percintaan, Gio mengenali gelagat Arina yang sebagai wanita yang di ambang orgasmenya dan dia pun juga hampir mendekati klimaksnya sendiri.

“Arin… Kita keluar bareng ya, Sayang,” ucap Gio yang tanpa sadar memanggil gadis yang baru digagahinya malam itu dengan panggilan mesra.

Seiring dengan gempurannya yang semakin cepat di liang peranakan si gadis, deru nafas kedua anak manusia yang terpaut usia 11 tahun itu pun makin tak karuan bercampur dan berbaur dengan aroma keringat tubuh mereka. Di bawah sana, tampak derasnya cairan cinta Arina menetes membasahi zakar, paha, dan kaki Gio akibat gaya gravitasi dan pompaan kencang batang kejantanan Gio yang sudah tampak terselubungi cairan berwarna putih tanda pelumas memek Arina yang sudah berbuih tak karuan itu. Tak luput lantai di bawah mereka pun berceceran menggenang cairan cinta si gadis yang bak dipaksa terus-terusan keluar oleh batang si pejantan. Dalam momen yang makin intim itu, dengan sigap Gio menumbukkan bibirnya pada bibir lembut Arina dan disambut hangat oleh si gadis. Terasa jambang pejantannya pada wajah Arina yang pasrah membuka mulutnya agar mereka dapat bercumbu bagaikan sepasang kekasih.

“MMMHHH….” Tak lama, Arina melenguh sekuat-kuatnya dengan suara terbungkam bibir Gio yang masih tidak mengizinkannya untuk melepaskan tautan lidah dan bibir mereka. Terasa kembali bagi Gio remasan kuat liang peranakan gadis yang ia pecundangi digendongnya itu bagaikan meminta batang kejantanannya agar segera memuntahkan benih-benih keturunannya dalam rahim si gadis, dan untuk kali itu akhirnya Gio menyerah.

“ARIN GUE KELUAR SAYANG!!!” teriak Gio akhirnya melepaskan pagutannya pada si gadis sehingga tampak ludah keduanya yang masih bertaut. Dan dengan satu hentakan final, Gio memeluk erat tubuh Arina yang menyambutnya dengan mengalungkan kakinya di pinggang pasangan prianya itu dan CROT! Meledaklah sperma Gio dalam 10 kali kedutan batang keperkasaannya itu memenuhi relung kewanitaan Arina hingga tampak sperma yang meluber dari celah memeknya.

Setelah momen yang terasa lama bagi Gio dan Arina yang meresapi klimaks mereka, akhirnya dengan sigap Gio mengangkat tubuh Arina sehingga sumbatan batang kontolnya pada liang memek Arina terbuka dan langsung memuntahkan campuran cairan cinta kedua yang terburai meleleh ke lantai dengan derasnya. Untung bagi Arina, Gio memiliki stamina yang kuat sehingga tidak menjatuhkannya namun mendudukkannya kembali ke sofa dimana tampak Bima dan Vera yang tanpa mereka sadari sudah terlebih dahulu mencapai orgasme dan saling mengobrol santai.





“Cieee, yang mesra banget dari tadiii,” goda Vera pada Arina yang hanya bisa tersenyum lemah menikmati sisa-sisa orgasmenya. Pak Gio keluar banyak banget, moga gue ga hamil, batin gadis itu sambil merasakan lelehan sperma yang terasa tak kunjung ada hentinya. Gio hanya menyeringai dan menyodorkan kepalan tangannya ke arah Bima yang disambut oleh rekannya itu. Good job bro, begitulah kurang lebih gestur solidaritas tanpa kata dari kedua pejantan yang telah menggagahi kedua betinanya.

“Udah berapa kali kalian main gini di kantor?” tanya Gio ke rekan-rekannya sambil merebahkan tubuhnya yang bersimbah peluh di samping Arina bernasib sama.

“Baru dua kali ini,” jawab Bima.

“Ok. Ini yang terakhir ya. Next time, ga boleh entot-entotan lagi di kantor. Next time, gue yang nentuin lokasinya. Kalau bisa sebulan sekali atau dua bulan sekali maksimal,” ucap Gio.

Next time? Berarti gue bakal ngerasain ini lagi tiap bulan yah, batin Arina lemah namun tak dapat dipungkiri terdapat kebahagiaan teraut di wajahnya.

“Oh ya, tiap bulan juga harus periksa lab. Gue yang nanggung biayanya. Kalian mau ngewe sama orang lain di luar yang bukan pasangan kalian silakan aja gue nggak ngelarang tapi wajib pake caps. Sekalinya ada ketahuan sakit, dia harus out, ngerti?” tanya Gio memastikan dan diikuti anggukan para karyawannya itu. Untuk mereka, syarat, tawaran dan fasilitas yang diberikan Gio sangatlah menguntungkan sehingga kemungkinan kecil sekali untuk mereka lebih sering mereguk kepuasan dunia sembarangan di luar sana.

“Untuk Arin, kamu nanti harus mulai minum pil KB, atau suntik, atau susuk, atau pasang spiral, apapun kontrasepsi yang lo mau kecuali kondom, karena setelah malam ini tadi, gue pastiin gue ga akan pernah mau pake caps kalau ngentot sama kamu,” ujar atasan Arina sambil mencubit lembut pipi si gadis yang basah oleh keringat.

“Dan mengingat kamu masih belum nikah, lebih baik kamu nggak hamil dulu. Kalau udah mutusin nanti kasih tau gue nanti gue temuin sama dokter kandungan langganan gue yang bisa jaga rahasia,” lanjut Gio menjelaskan yang dibalas anggukan Arina yang tersipu malu dan dalam hati terperangah karena atasannya itu mendiskusikan tentang tidak tertutupnya kemungkinan untuk kehamilan. Memang untuk Arina yang belum menikah saat itu masih belum terbesit dalam benaknya keinginan untuk mengandung janin.

“Dan satu lagi yang terakhir, kita sama-sama cari tambahan anggota cewek satu lagi yang bisa kita percaya karena gue masih ada 2 orang yang nanti gue kenalin mereka ke kalian,” ucap Gio melontarkan rencana gilanya yang ia baru cetuskan beberapa saat lalu yang semakin terasa mantap untuk ia eksekusi seiring berjalannya momen bersama Arina.

Ide gila inilah yang seiring berjalannya waktu membentuk suatu perkumpulan kecil yang laknat itu. Gio benar-benar melibatkan rekan bisnis dan sahabat setianya yang ia kenal sejak perkuliahan yang bernama Agam dan salah satu kuasa hukum perusahaanya yang ia percayai yang bernama Roni, yang mana selalu melancarkan urusan bisnisnya maupun sahabatnya, Agam. Agam merupakan pria lajang berdarah timur seusia Gio yang memiliki jiwa bebas dan petualang. Sedangkan Roni yang merupakan senior Gio terpaut 3 tahun merupakan pria yang berprofesi sebagai kuasa hukum dan nampak biasa saja dari luar sebagai pria beristri dan memiliki anak. Pada tahun berikutnya Arina berhasil membujuk Cynthia, seorang teman beretnis Tionghoa atau Chindo, sekaligus adik kelas hampir 4 tahun di bawahnya yang berkuliah di fakultas yang sama dengannya, untuk mengikutinya masuk ke lembah gelap kenikmatan dan mengenalkannya kepada Bima dan Gio. Namun sayang tidak lama setelah itu Vera memutuskan untuk mengakhiri pekerjaannya dan mengikuti suaminya ke yang pindah luar negeri karena alasan pekerjaan.

Begitulah potongan singkat awal mula dari kisah sekelompok pencari kenikmatan dunia. Yang terpenting untuk mereka adalah menjaga agar apa yang terjadi di antara mereka tidak pernah terbongkar di dunia di luar komunitas kecil mereka, menjaga kesehatan mereka terutama secara aspek seksual, dan menjaga para betina yang menjadi pemuas pejantan dalam kelompok ini secara fisik, mental, dan finansial. Batasan moral dan norma sosial mereka tinggalkan seketika mereka masuk ke tempat yang mereka sepakati untuk menuntaskan nafsu hewaniah mereka dalam lumpur kenikmatan.

Hingga akhirnya muncul lah dilemma yang dihadapi Arina 3 tahun kemudian yang disebabkan oleh suaminya yang menginginkan Arina segera memberinya keturunan yang belum ia dapat dalam 2 tahun pernikahan mereka.


———

End of Chapter 3.
 
nunggu arina hamil...gio gagal menghamili arina dalam waktu yg ditentukan....akhirnya akhirnya arina menerima benih siapa saja dirahimnya secara random...sorry bos cuma ekspektasi ane doang....bukan saran
 
One of the most unique style of writing. So far, it's good. Breath of fresh air.

Pros:
  • Setiap character diberikan deskripsi jelas dengan teks tanpa disertai gambar aka mulustrasi, menjadikan cerita terasa semakin imersif dan sekaligus menstimulasi imajinasi pembaca.
  • Adegan seksual diberikan deskripsi jelas, membuat imajinasi pembaca semakin liar, cerita semakin panas.
  • Adegan tidak hanya menggunakan pov dari pihak laki-laki saja, tapi juga pihak perempuan. Cerita yang inklusif. Semua gender bisa terakomodasi.

Cons:

  • Karacter terlalu banyak, dikhawatirkan akan memperlambat alur cerita (terlalu banyak karakter yang harus dieksplorasi)
Saran:
  • Fokus ke plot utama, pilih maksimal 4 karakter (Aldi, Arina, 2 karakter lain yang menurut penulis paling relevan) Sisanya gunakan seperlunya untuk membantu menggerakkan plot utama. So far, 3 chapter, NTR vibes belum kerasa, lebih ke arah orgy/free sex.
  • Aldi (MC, target NTR) belum dapat jatah. Padahal dia adalah alasan kenapa cerita ini bergenre NTR.
Goodluck @winterlight
 
One of the most unique style of writing. So far, it's good. Breath of fresh air.

Pros:
  • Setiap character diberikan deskripsi jelas dengan teks tanpa disertai gambar aka mulustrasi, menjadikan cerita terasa semakin imersif dan sekaligus menstimulasi imajinasi pembaca.
  • Adegan seksual diberikan deskripsi jelas, membuat imajinasi pembaca semakin liar, cerita semakin panas.
  • Adegan tidak hanya menggunakan pov dari pihak laki-laki saja, tapi juga pihak perempuan. Cerita yang inklusif. Semua gender bisa terakomodasi.

Cons:

  • Karacter terlalu banyak, dikhawatirkan akan memperlambat alur cerita (terlalu banyak karakter yang harus dieksplorasi)
Saran:
  • Fokus ke plot utama, pilih maksimal 4 karakter (Aldi, Arina, 2 karakter lain yang menurut penulis paling relevan) Sisanya gunakan seperlunya untuk membantu menggerakkan plot utama. So far, 3 chapter, NTR vibes belum kerasa, lebih ke arah orgy/free sex.
  • Aldi (MC, target NTR) belum dapat jatah. Padahal dia adalah alasan kenapa cerita ini bergenre NTR.
Goodluck @winterlight
Wah ini the best comment so far sih! Thank you so much for the appreciation and the advice, suhu! Lengkap dan semuanya mengena! Terutama cons-nya. Saya sadar karakternya memang banyak banget. Pusingnya memang ketika memikirkan character development, dan pastinya sex scenes-nya. Sejujurnya saya memang membuat cerita ini bener-bener spontan dan awalnya ingin cuma membuat cerita seorang MC cewek / heroine yg punya kepribadian agak2 borderline gitu, promiscuous, dan morally questionable, dan dalam style tulisan slice of life gitu. Jadinya saya cuma pasang tag cheating dan ga berani pasang tag netorare, because i haven’t decided yet whether or not the husband would be aware of his wife’s affair. Saya juga merasa masih struggling mengembangkan perspektif natural dari seorang MC cowok yg aware kalau dia di NTR’d. All things considered, frankly I‘m not sure if it’s going to be like a real NTR story, wkwkwk. Tapi makasih banget suhu untuk sarannya! Suka banget 🤟

Jadi sekalian disclaimer pada suhu2 yg udah baik hati membaca bila nantinya ceritanya tidak sesuai ekspektasi. Maafkan writer newbie ini. huhuhu 🙏
 
Berhubung @winterlight minta saran, Let's get to the point.

Untuk mendapatkan NTR vibes seharusnya penulis build up the relationship antara MC dan FMC terlebih dahulu, jangan terburu-buru lompat ke bagian seks.

Kalau dibuat garis besarnya, begini step-by-step nya:
  1. Buat narasi bagaimana Aldi-Arina bertemu dan menikah, ceritakan kepada pembaca bagaimana kemesraan dan keharmonisan mereka berdua.
  2. Perkenalkan Aldi-Arina kepada kandidat karakter yang akan merusak hubungan mereka berdua, berikan alasan dan backstory mengapa mereka bisa terjerat dengan karakter tersebut.
  3. Mulai fase "corruption of the FMC". Jangan terburu-buru, biarkan Arini memberikan resistensi (biar tidak terlihat seperti perempuan murahan)
  4. Mulai fase "submission of the MC". Jangan terburu-buru, biarkan Aldi menjadi karakter yang proaktif dalam hubungan terlarang ini
  5. Klimaks untuk Arini. Arini semakin tenggelam dalam kenikmatan terlarang ini, perasaan terhadap Aldi tergantikan dengan kehausan akan kenikmatan seksual.
  6. Klimaks for Aldi. Aldi tersadar akan kesalahannya telah membiarkan istrinya terjatuh ke pusaran kenikmatan seksual.
  7. Resolution of the story. Arini left his husband with a bit of guilty feelings, but can't escape the situation. Aldi feels guilty and regretting for what he's done to his lovely wife.
That's it, you can modify and adjust it accordingly to your liking.

Goodluck @winterlight 🥂
 
Terakhir diubah:
Suka banget sama judul judul chapternya. Kira kira bakalan ada apa lagi ya? Jessie's Girl? All I Wanna Do Is Make Love to You? Nothing's Gonna Stop Us Now? Lanjutkan updatenya hu. Semoga sampai tamat. Sehat sehat terus ya hu.
 
Berhubung @winterlight minta saran, Let's get to the point.

Untuk mendapatkan NTR vibes seharusnya penulis build up the relationship antara MC dan FMC terlebih dahulu, jangan terburu-buru lompat ke bagian seks.

Kalau dibuat garis besarnya, begini step-by-step nya:
  1. Buat narasi bagaimana Aldi-Arina bertemu dan menikah, ceritakan kepada pembaca bagaimana kemesraan dan keharmonisan mereka berdua.
  2. Perkenalkan Aldi-Arina kepada kandidat karakter yang akan merusak hubungan mereka berdua, berikan alasan dan backstory mengapa mereka bisa terjerat dengan karakter tersebut.
  3. Mulai fase "corruption of the FMC". Jangan terburu-buru, biarkan Arini memberikan resistensi (biar tidak terlihat seperti perempuan murahan)
  4. Mulai fase "submission of the MC". Jangan terburu-buru, biarkan Aldi menjadi karakter yang proaktif dalam hubungan terlarang ini
  5. Klimaks untuk Arini. Arini semakin tenggelam dalam kenikmatan terlarang ini, perasaan terhadap Aldi tergantikan dengan kehausan akan kenikmatan seksual.
  6. Klimaks for Aldi. Aldi tersadar akan kesalahannya telah membiarkan istrinya terjatuh ke pusaran kenikmatan seksual.
  7. Resolution of the story. Arini left his husband with a bit of guilty feelings, but can't escape the situation. Aldi feels guilty and regretting for what he's done to his lovely wife.
That's it, you can modify and adjust it accordingly to your liking.

Goodluck @winterlight 🥂
yep. according this guideline then it was a right decision not labeling the story as NTR hu. once again thank you!🤘
 
Suka banget sama judul judul chapternya. Kira kira bakalan ada apa lagi ya? Jessie's Girl? All I Wanna Do Is Make Love to You? Nothing's Gonna Stop Us Now? Lanjutkan updatenya hu. Semoga sampai tamat. Sehat sehat terus ya hu.
ada yang nyadaaar! habis ini mungkin don’t stop believing. i wanna dance with somebody (who loves me). wkwkwk just kidding hu. tapi benerlah at this point it’s all gonna be 80s songs from now on 😂 makasih doanya suhu sehat2 juga,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd