Lanjut .... suhu ....
Part 2: Puber ke dua
Pov : Bram kusuma
Kembali ke masa kini.
Aku masih duduk di pendopo rumahku yang cukup besar, bangunan ini peninggalan istriku Niken berbentuk Joglo dengan halaman cukup luas didepan ada mushola yang Niken bangun untuk di gunakan oleh masyarakat disekitarnya, disebelah kiri bangunan utama aku bangun untuk tempat fitness dan kolam renang dengan ukuran sedang, untuk sarana olah raga disebelah, kanan ada garasi yang cukup besar untuk menampung 4 atau 5 mobil, di belakang garasi dibangun 4 kamar lagi yang di peruntukan untuk tamu, kalau ada saudara atau teman yang mau menginap, didepan bangunan utama ada pendopo yang berbentuk Joglo yang berukuran 15 x 15 meter, di depan ada gapuro yang di jaga oleh satpan perusahaan.
Dalam seminggu ini aku masih merenung tentang apa yang dikatakan Tasya cucuku di cafƩ H*** H*** Ben*o siang itu
Sementara aku menikmati kesendirianku dengan minum kopi kesukaanku dan beberapa makanan ringan yang di sediakan oleh pembantu ku dan HP ku bergetar aku melihat di layar HP dari Tasya
āHallo cantikā kataku setelah memejet tombol on
āHallo eyang kuā jawab Tasya, lanjutnyaāMaaf ya eyang, aku baru bisa telpon sore ini, kemarin kemarin aku sibuk banget, kan ada test akhir semester, dari siang sampai sore ada biimbingan belajar di bimbel kadang kadang sampai jam 7 malamā kata Tasya
āNgak papa kok Tasya, eyang baik baik saja, ngak perlu banyak kuatirā kata ku
āAku hanya akan ngabari eyang kakung, bahwa aku akan ke Solo hari Sabtu siang, pulang sekolah, jadi sampai di sana Sabtu sore yangā kata Tasya
āSendiriā kataku
āSendiri aja eyang, kan Dion akan ikut mama ke Makasar sama papa juga katanya sih ada urusan bisnis, sambil tahun barunan gituā kata Tasya
āYo wis tak tunggu yaā kataku
āEyang tau ngak, waktu eyang memberi hadiah ulang taun berupa kalung banyak to teman teman yang naksir aku pada patah hati, soalnya banyak hadiah yang untuk Tasya tapi hadiah yang dari eyang kakung saja yang aku buka di depan teman teman dan langsung dipasangkan ke leher aku oleh eyang kakung dan eyang kakung menciun keningku, aku bangga sendiri, tau tau kemarin ada temanku marah marah ke aku, marah ngak jelas juga masalahnya, akhirnya aku tau dia cemburu yang, ha ha ha ā¦. ā kata Tasya dengan tertawa
āBenar kan, apa yang eyang kakung bilang, Tasya itu cantik ngak nyesel pilih eyang yang sudah tua dan udah bau tanah ini ā kataku
āNgak eyang, aku sangat sayang ke eyang kakung biar nanti malam minggu aku buktikan cinta aku ke eyang kakung yang sebesar cinta eyang putri ke eyang kakungā kata Tasya
āYa ā¦ya ā¦. eyang kakung percaya koā kataku
āNgak pokoknya harus dibuktikan, dan eyang kakung harus mau membuktikan cinta aku ke eyang kakung, tunggu ya eyang kakung, pasti enak deh, pacaran sama eyang kakungā kata Tasya dengan tertawa, lanjutnya āUdah ah, eyang, aku mau belajar lagi besok jumat hari terakhir test, doain ya eyang kakung biar dapat rengking lagiā kata Tasya
āEyang selalu berdoa untuk mu, Tasya dan untuk semua jugaā kata ku
āSelamat malam ya eyang kakung sampai ketemu malam mingguā kata Tasya
āSelamat belajar juga Tasyaā kataku
Setelah tilpun ditutup aku jadi tambah galau sendiri, apa coba membuktikan cinta Tasya ke aku, ngak mudeng aku maksudnya, mbuh lah, capek aku dalam batin.
Malam harinya aku menghubungi Haris Nasution yang di tunjuk istriku untuk menjadi pengacara istriku Niken Larasati dan menyanggupi akan bertemu dengan Tasya Anggraeni sesampainya di Solo
-------
Sabtu siang setelah aku memerika tamu, dan bicara bisnis trevel, tentang naik Haji plus dengan rekanan sesama trevel biro, aku memanggil sekretaris ku Murtiningsih memeritahkan bahwa hari Senin siang jam 12 atau setelah makan siang aku akan mengadakan rapat dengan semua meneger dan menyiapkan presentasi dari setiap bagian terurana laporan keuangan dan hasil outdit
Aku pulang lebih awal jam 14.00 sampai dirumah, sebelumnya jam 13.00 aku menerima WA dari Tasya berangkat dari Semarang naik Trevel dan aku telah memerintahkan Karno salah satu supir perusahaan untuk menjemput Tasya di poll trevel.
Sampai di rumah, aku langsung ganti baju dengan memakai kimono saten warna biru kesukaanku dan ke ruang makan untuk makan siangku yang sudah di persiapkan oleh bik Surti, prt yang ku tugaskan merawat rumah bagian dalam, setelah selesai makan siang aku ke ruang baca, semacam perpustakaan pribadi dan membaca beberapa artikel tentang naik Haji.
Aku ketiduran ketika aku berada di runag baca, baca buku di perpustakaan kekuarga dan bangun bangun bibirku ada yang mengulum dengan lembut, aku terkecut ketika bibirku merasa basah dan wajah Tasya cucuku tepat di muka wajahku, sunggung dekat dengan wajahku.
āAh, Tasya ngagetin aja, kapan datangā tanyaku
āEyang si tidurnya di bangunin dari tadi ngak bangun bangun lalu, aku cium deh bibir eyang kakung eh baru sebentar udah bangunā kata Tasya, sambil memegang tanganku lalu di ciumnya biku biku tanganku
Aku masih duduk di korsi baca, langsung Tasya duduk di pangkuanku sambil ke dua tangannya di leherku dan itu sudah menjadi kebiasaan dari kecil walau ada ibu dan bapaknya tetap dilakukan tapi sekarang tambah cium bibir juga mungkin di rumah ini ngak ada siapa siapa yang ada hanya aku dan pembantu yang ada di belakang.
āGimam sayang, capekā kataku
Tasya hanya menganggukkan kepalanya, aku pegang kepalanya dan aku cium keningnya dengan lembut dan lama, Tasya memejamkan matanya dan meresapi ciuman dari kakek nya, ada 2 atau 3 menitan baru ku lepas
āSini belum eyangā kata Tasya sambil menunjuk di bibirnya
Bibir Tasya yang mungil terbuka sedikit dan lidah terjalur sedikit, aku pegang dagunya dan aku arahkan bibirku menempel ke bibirnya sedikit basah aku mulai menyedot pelan lidah yang terjulur keluar dengan penuh perasaan bibirku mulai mencari celah di bibir Tasya tidak ada respon dari Tasya hanya ke dua matanya terpejam mungkin merasakan sensasi ciuman yang mungkin baru pertama kali Tasya dapatkan, aku pegang kepala sebatas leher dan mencium bibirnya lebih interes lagi, Tasya pun mulai mendesah desah sampai air liur terasa menetes keluar tapi langsung aku sedot lagi, berciuman lagi aku gesekan lidah ku keluar dari rongga mulut aku terobos bibir Tasya yang kecil mungil dan akhirnya mulutnya pun membuka aku masukan lidahku ke dalam ronga mulutnya sampai Tasya kehabisan nafas dan melepas ciumannya, sambil ngos ngos san nafas memburu dan aku tersenyun,
Tasya menyubit pinggangku dengan manja
āEyang nakal banget sih, tau aku belum pernah ciuman sama sekali, jadi ya gelagapan seperti tadi ākata Tasya
āTapi suka kanā kataku
Tasta hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis sekali
āMau lagiā kataku
Kembali Tasya hanya menganggukkan kepalanya.
Aku tatap wajah ayu cucuku Tasya dan membalas tatapanku, tersungging senyuman di bibirnya, makin ku dekatan bibirlu ke bibirnya dan bibir kami saling menempel, awalnya hanya sebuah kecupan demi kecupan dan berakhir dengan lumatan panjang, tangan nakalku mulai meraba payudara Tasya yang masih terhalang kaos yang di pakainya dan bra ukuran sedang mungkin hanya 34B. Rabaanku dan remasan tanganku ke payudaranya mulai lancar dan Tasya hanya menikmati setiap rabaan dan remasan di ke dua buah dada nya tanganku mulai mulai menyusup dibalik kaus yang digunakan dan menyingkapkannya ke atas dan langsung mengenai daging di sekitar payudaranya dan menerobos masuk mencari putting cucuku, leguan leguan dari mulai terdengar lagi
āYaaaaannngggg ā¦.. ahhhhhā¦..ā Erangan Tasya sambil mendesias desis kegelian, diselah selah suara kecupan dan sedotan yang semakin menggema di ruan baca.
Aku mulai sadar dan menghentikan aksiku untuk mengekplotasi tubuh Tasya bagian atas.
āUdah ya, terima kasih Tasya sudah memberi keperawanan bibirmu ke eyang kakungā kataku
Tasya terdiam dengan mata sayu, wajah bertambah ayu walau kemarin juga sudah ayu. dan Tasya hanya menganggukan kelapanya. Aku betulkan letak kaus yang dipakai seperti semula
āUdah ya sayang, katanya mau pacaran dulu, malam minggu nanti dandan yang cantik, kita jalan jalan lihat kota Solo sambil makan malam yaā kataku
āIa eyang kakungā jawab Tasya manja.
āYuk duduk di pendopo, temani eyang kakung minum kopi sore di pendopoā kata eyang kakung
Tasya menggandeng tanganku dan melangkah bersama di pendopo duduk sambil menikmati suasana sore yang cerah.
āEyang, jujur aku baru pertama kali ciuman dan merasakan suatu keberutungan medapatkan ciuman pertama kali dengan bibir eyang yang gantengā kata Tasya
āTasya, ini juga merupakan keberutungan eyang karena eyang kakung selalu menyayangi eyang putrimu dan berimbas sayang ini ke dirimu, sebelum terlanjur lebih jauh lagi, Tasya bisa ambil sikap lanjut atau berhenti, kalau berhenti besok tak anter pulang ke Semarang tapi lakau lanjut tungga nanti malam kalau keadaan Tasya memungkinkanā kata ku
āLanjut eyang kakung tesayang, kan aku kemarin sudah bilang ke eyang kakung, kakau seluruh tubuh ini akan ku persembahkan untuk eyang kakung seorang, ngak peduli eyang mau menjadi suami syah aku, atau aku sebagai gundik peliharaan eyang kakungā kata Tasya sambil memegang tanganku semakin erat
āSatu pertanyaan lagi Tastaā kata ku
āApa itu eyang kakung yang aku sayangi sejak aku kecil ā kata Tasya
āEyang ngak mau kamu hamil duluā kataku
āEmangnya kenapa kalau aku hamil, apakah eyang ngak mau tanggung jawabā kata Tasya penuh selidik.
āBukan itu sayang, eyang ngak mau tanggung jawab?, itu bukan sifat eyang Selama iniā kataku
āLalu apa coba ?ā kata Tasya
āKalau kamu hamil sekarang, Tasya akan berhenti dari sekolah, beda kalau kamu sudah menjadi mahasiswa, ngak ada larangan mahasiswi hamilā kataku, lanjutnya "pernah ngak Tasya mendengar tentang siklus haidā
āYa ya, aku tau maksud eyang kakungā kata Tasya, lanjutnya āPernah sih di terangkan oleh guru biologi ku di kelas XI tahun lalu tapi aku belum begitu jelas jelas amat, tentang sirklus haid eyangkuā kata Tasya
āPokoknya 2 minggu setelah haid pertama, itu masa tidak subur, jadi gini sisklus haid itu rata rata 4 mingggu atau 28 hari, 2 minggu pertama setelah dayangnya haid itu masa subur dan setelah 2 minggu terakhir itu masa tidak suburā kataku, lanjutku: āEyang mau tanya nih, ketika Tasya ulang tahun udah haid belumā
āBaru saja selesai eyangā kata Tasya
āBerarti tanggal 4 padalah masa haid sampai bersih, haid berlangsung sekitar 4 sampai 5 hari kanā kataku, lanjut: "Jadi artinya kamu haid sekitar tangga 1 atau tanggal 30 bulan lalu, jadi apa kesimpulammyaā kataku
āYa, eyang aku mengerti, yeeeesssssā teriak Tasya gembira
Akupun tersenyum melihat Tasya ke gembira cucuku, gumanku, Mantab.
-------
Malam harinya
Jam 7.30 aku dan Tasya Sudah siap untuk makan malam bersama Tasya hanya menggunakan kaus warna merah muda dan celana jean ketat dipadu dengan rompi dengan warna senana dengan kausnya. Sedang aku hanya menggunakan jean biru dan kaus warna putih berlengan santai dan penampilan Tasya malam itu cukup mengesankan ala ABG pada umunnya lincah, cantik, centil
Seperempat jam kemudian Aku dan Tasya sudah ada di mobil dan aku arahkan ke sebuah mall terbesar di kota ini
āMau makan dulu atau mau lihat lihat duluā kataku
āMakan dulu aja eyang. setelah makan baru mau lihat lihat pakainaā kata Tasya
Aku dan Tasya menuju konter makan di mall itu, tidak ada pembicarran yang penting hanya sandaugurau dan tertawa ringan bersama, memang suasana malam minggu banyak muda mudi yang baru mengadu kasih.
Setelah makan malam, aku bawa Tasya ke sebuah Butik yang ada di mall, yang termasuk group dalam jaringan bisnisku. Aku melihat Luna Maya salah satu manager perusahaanku
āHallo Lunaā panggilku ke Luna
āHallo pak Bram, malam mingguan ya, dengan siapa, cantik betulā kata Luna sambil menyalami tangganku
āKenalkan ini cucuku baru datang dari Semarangā kata ku
lalu luna maya mengulurkan tangannya ke Tasya cucuku dengan menyebutkan namanya dan di balas dengan angguan kepala dan menyambut tanggan Luna sambil menyebutkan namanya.
āLuna Maya, panggai tante Luna yaā kata Luna
āTasya Anggaeni, panggil Tasya aja tanteā kata Tasya
āYa udah, katanya mau beli pakaianā kataku kepada Tasya
āBaik eyang kakung, tak tingga dulu yaā kata Tasya
Setelah Tasya pergi masuk ke dalam Butik, aku tanya ke Luna
āUdah dapat pesan dari sekretariskuā kata ku
āUdah pak Bramā kata Luna
āTolong di pilihkan beberapa pakaian tidur dan pakaian renang, CD dan Bra untuk cucuku dengan model terbaru yaā kataku
āOk pak, tunggu sebentar, berapa potongā kata Luna
āMasing masing limaā kataku
āBaik pakā kata Luna sambil melangkah pergi menggambil pakaina yang di maksut
Setengah jam kemudian Luna dan Tasya sudah selesai memilih pakaian dan kataku kepada Luna
āMasukan di rekening ku yaā kata ku
āBaik pakā kata Luna
Luna masuk kasir, mencopoti label yang tertera di setiap pakaian dan menghitungnya dan memberikan tas berisi pakaian pakaian kepada Tasya.
Setelah berpamitan ke Luna Maya aku dan Tasya langsung pulang ke rumah. Setelah sampai dirumah aku membawakan tas yang berisi pakaian ke kamar istriku Niken sebab Tasya kalau di rumahku selalu di kamar NIken untuk tidur dan kamar Niken bersebelahan dengan kamarku
āKalau Tasya masih mau menepti janji ke eyang putri Niken aku tunggu di kamar eyang kakung dengan pakaian yang di berikan tante Luna yaā kataku
Aku keluar dari kamar Tasya dan masuk ke kamarku sendiri dan melepas semua pakaian ku termasuk CD dan memakai kimono biru yang aku pakai tadi siang sambil tiduran di tempat ridurku aku pun berpikir biar Tasya mengambil keputusan untuk masa depannya, kalau Tasya ngak datang ke kamarku artinya Tasya berubah pikiran, jujur aku masih ragu dengan keputusan yang Tasya ambil sore tadi.
Setengah jam kemudian pintu kamarku di ketuk dari luar
āSiapaā kataku spontan
āIni Tasya eyang, bukain kamarnyaā kata Tasya
āMasuk aja Tasya, ngak di kunci kokā kataku
Tasya masuh kamarku dengan menggunakan pakaian tidur kemis lingerie warna merah maron tranparan sehingga lekuk tubuhnya terlihat, tetutama cd dan bra nya terliat jelas. Aku segera duduk si tepi ranjang dan mengagumi penampilan Tasya pada malam ini.
āCantikā kataku memuji penampilan cucuku, membuat gairah lelaki ku muncul yang selama 2 tahun terakhir ini aku coba untuk memadamkannya.
Tasya hanya tersenyum mendengar omonganku
āMaaf, eyang kakung menunggu lama, habis memilih pakain yang akan aku gunakan unuk malam penganten kitaā kata Tasya
Aku pun berdiri dan meraih tanggaan cucuku dengan penuh perasan dan gairah yang memuncak, Tasya pun mengikuti tarik tanganku dan kini aku dan cucuku berdiri saling berhadap hadapan, ku pandangi wajah ayu cucuku Tasya dan bibir ku dan bibir cucuku Tasya saling menyatu, sudah tidak ada kata penyesalan lagi di dalam hati ini dan aku mulai menyentuh bibirnya kembali dan bibirku dan bibi cucuku mulai menyatu dan mulai terdengar tarikan nafas cucuku semakin cepat dan berat, kedua tangan cucuku pada pundakku dan ke dua tanganku pada pinggulnya, ciumanku bergeser ke atas lidahku dan mulai menjilati wajahnya mulai dari hidung bergereser ke atas lagi, dengan mata terpejam kini memjadi sasaran jilatanku, ciumanku selanjut berpindah kekening dan telingga cucuku sebelah kiri menjadi sasaran berikutnya dan ciumanku bergeser turun ke daerah leher jenjang cucuku di bawah telingga, aku gigit kecil kecil yang merupakan titik rangsan setiap manusia, desahan penuh gairah melai terdengar di telingaku, kemudian kembali melumat bibirnya dan desahan tertahan dari mulut cucuku yang tersumbat oleh bibirku dan kulepas ciumamku.
āAyo tirukan ciumi eyang kakung dan basahi dengan lidah muā bisikku ke telinganya.
Cucuku hanya mengangguan kepala dan cucuku mulai mencium bibirku kemlali, mulut dan lidahnya bergeser ke arah hidung, mata, kening dan berakhir ke telingaku, ternyata cucuku cepat belajar mennyentuh dan menjilat wajahku sehingga belepotan air liur cucuku. Tanggan kananku mulai meraik tangan kiri cucuku dan mengarahkan ke penis yang masih tertutup komono biru yang terbuat dari saten.
Digenggamnya penisku yang mengelantung besar. Tasya kaget karena ngak mengira penis ku begitu besar dalam genggamannya.
āEyang kakung bohong ya, penis segede ini dikatakan kecil dan impoten lagiā kata Tasya sambil tersenyum
āEyang kakung ngak bohong Tasya, kemaren itu kan seandainya penis eyang kakung kecil dan ngak bisa ereksi apakah Tasya masih mau jadi istri eyang kakungā kataku memberi penjelasan.
āKata temanku, kalau penis besar dan panjang itu enak, semakin besar dan semakin panjang makin enak, dapat membuat pasanganya berteriak teriak gitu eyang kakung apa betul yaā kata Tasta
āSiapa yang bilang bugitu Tasyaā tanya eyang kakung
āKata temanku, sehabis kita melihat JVS di rumah nya sehabis belajar kelompokā kata Tasya
āWah nakal juga nih cucu eyangā kataku sambil memencet hidung Tasya dengn mesra.
āBenarkan eyangā tanya Tasya
āLihat dan rasakan sendiri nanti setelah Tasya mengalaminyaā kataku
Tasya hanya menggaukan kepalanya. Aku pun meraih tali kecil penyangga lingerie yang di ikat pada pundaknya dan jatuh ke lantai, demkian juga cucuku melepas tali kimonoku dan melepasnya sehingga jatuh kelantai.
Aku pandangi tubuh polos Tasya yang masih menyisakan cd dan bra saja. Tubuh yang ramping dengan dada cukup besar dan pantat juga cukup berar disertai lengkuk pinggulnya yang sedikit mengecil menambah keindahan tubuh remaja cucuku bagai biola sepanyola, Pandangan Tasya pun fokus pada tubuh kekerku dan penisku yang masih setengah menegang.
Kami saling berhadap hadapan kedua tanganku mengusap lembut ke dua lengan Tasya
āMrinding eyang kakungā kata Tasya dengan pandangan sayu
Aku hanya tersenyum dan melanjutkan rabaanku ke sekujur tubuh Tasya dari pendak kurun ke payudara yang masih terbalut bra
āEyang buka yaā kataku di dekat telinga
Tasta hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, aku lepas bra dengan kaitan bar yang ada di depan, diantara buah dada nya.
āKecil ya eyangā kata Tasya ngak pd
āNgak kok, ngak kecil kecil amat, maklum lah Tasya masih perawan tapi bentuknya bagus Tasya masih sangat kencang dan padat dan yang mengesankan apalagi dengan putting nyaā kataku sambil menyentil ke dua putting Tasya
āAhhh, geliā kata Tasya, sambil terkejut saat puttingnya kucentil dengan tiba tiba, aku hanya tersenyum menaggapi protes dari Tasya
____
Cendol suhu ....
Kripik tetap di tunggu
Selamat malam sampai jumpa di Part 3