POV emak
Perkenalkan namaku Siti Marniati biasa di panggil Marni aku tinggal dengan anakku namanya Rangga suamiku sudah meninggalkan kami aku bekerja sebagai pembantu di tetangga desa ku..
Malam hari saat aku dan anakku sedang menonton tv kemudian ada tamu rupanya majikanku pak Asnawi dia orang cukup kaya dan terpandang di desanya .pak Asnawi tinggal dengan istri dan anaknya seumuran dengan anakku Rangga juga baru lulusan SMA namanya mas Ivan biasa aku memanggil nya...
Pak Asnawi datang kerumahku ternyata dia mau menagih hutang yang bulan lalu aku pinjam buat ujian sekolah anakku setelah ku jelaskan panjang lebar akhirnya dia mengerti dan pulang.aku merasa kasihan pada anakku dia melamar kerja ke sana kemari belum ada yang memanggilnya untuk bekerja ..memang sangat susah jaman sekarang untuk masuk kerja di sebuah pabrik tanpa ada orang dalamnya kalo pun ada orang dalam nya pasti juga mereka meminta upah...Aku selalu mendukung dan mensuport anakku jangan pantang menyerah untuk bekerja. berbeda dengan anak majikanku dia anak orang kaya mau di kuliahkan malah gak mau katanya mau menikmati liburan dulu santai2 dirumah katanya apalagi bekerja pastinya tidak mau ....
Pagi itu aku telat bangun mungkin karena kecapekan.n.langsung sjaa aku bangun ,mandi tak sempat aku sarapan kemudian ku bangunkan Angga untuk mengantarku bekerja dia kemudian bangun cuci muka lalu mengantar ku menggunakan motor peninggalan ayahnya di jalan pikiranku sudah tak karuan pasti aku akan kena marah karena aku sudah terlambat.."ini memang salah ku aku harus berani menerima semua resikonya"ucapaku dalam hati untuk menyemangati ku .
Sampainya di rumah pak Asnawi aku langsung masuk dan anakku lalu pulang di dalam rumah aku sudah di tunggu Bu indah istrinya pak Asnawi kulihat mukanya seperti orang marah...benar saja dugaan ku dia marah2 padaku...tapi aku Alesan saja tadi ada tamu dari pihak keluarga suamiku biar dia tidak marah2 lagi...kalo aku bilang bangun kesiangan pasti akan menambah amarahnya....kemudian dia sudah terlambat buat buka warung sembakonya yang ada di pasar gara2 nunggu aku...sedangkan pak Asnawi sendiri sudah pergi untuk mengurus bisnis kambingnya...
Setelah Bu indah pergi aku langsung melakukan aktifitas ku seperti biasa bersih2 rumahnya ..jam segini mas Ivan masih tidur dia memang anak yang malas beda dengan Rangga anakku setalah bersih2 ruang tamu kemudian ku lanjutkan untuk mencuci piring kemudian mencuci pakaian ku ambil pakaian kotor di kamar majikanku kemudian ku pergi ke kamar mas Ivan saat kubuka pintunya aku kaget sekali melihat keadaan mas Ivan dia tidur terlentang telanjang bulat penisnya tegak berdiri padahal matanya terpejam...nafas ku saat melihat penisnya mas ivan tiba tiba merasa sesak ada hawa gimana gitu.lalu aku masuk saja ke kamarnya untuk mengambil pakainya kotornya mas Ivan sambil mataku sesekali melirik ke arah penisnya mas Ivan...penis nya besar lebih besar dari suamiku dulu...kemudian ku keluar kamarnya dengan pikiranku tak karuan selalu terbayang penisnya mas Ivan .mungkin aku terangsang karena sudah lama tak melihat penis sejak suamiku meninggal...aku langsung saja ke belakang untuk mencuci pakaian ..kemudian terdengar suara memanggilku
"Mbokkk dimana pakaianku "seperti suara mas Ivan dari jauh
dia biasa memanggilku mbok Marni .
"Tadi saya ambil mas berserakan di lantai saolnya terus saya cuci mas"ucapku menjawab ucapanya mas Ivan..
Kemudian dia memanggilku lagi kali ini suara nya sudah dekat...
"Mbok Marni coba lihat kebelakang "ucap mas Ivan..
"Iya mas ada apa "ucapku sambil menoleh ke belakang astaga aku sangat kaget apa yang aku lihat...mas Ivan telanjang bulat sedang mengocok penisnya di depanku .
"Mbok besar gak ..bantuin aku dong sudah 2 Minggu nih sejak putus sama Veni gak teesalurkan "ucapnya...
Veni itu paacarnya mas Ivan satu sekolahan .pernah aku mendemgar desahan2 peeempuan dikamarnya mas Ivan tapi aku diam saja tak melaporkan ke orang tuanya takut nanti ada keributan di keluarganya...mas Ivan berkali kali membawa Veni kerumahnya saat orang tuanya tidak di rumah..
Aku pun diam saja tak menjawab ucapnya mas Ivan...tubuhku rasanya kaku tak percaya apa yang aku lihat kali ini...mungkin aku juga teramgsang melihat kelakuannya itu seperti ingin marah tapi kok nafsu...
Kemudian dia mendekat ke arahku sambil mengocok kontolnya itu kemudian tangan ku di pegang nya lalu di arahkan ke penisnya .aku hanya diam saja tak bergerak sama sekali...