Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Dendam Si Kembar Cantik

Bimabet
Bab 4 Sosok Gelap Keputren Jawa Dwipa

Keputren Jawa Dwipa

Mendung menyelimuti kerajaan Jawa Dwipa.

Pekat Gelap langit kerajaan Jawa Dwipa malam ini seakan menyiratkan gelisah hati perasaan permaisuri Paramitha malam ini.

Di peraduannya Permaisuri Paramitha tak juga bisa memejamkan matanya untuk tidur, bayang bayang hitam dari mimpinya terus saja menghantui pikiran permaisuri ayu itu.

Paramitha membolak balikkan tubuh mungil di atas ranjang dengan gelisah, tak bisa juga mengusir kekhawatirannya akan keselamatan prabu Satria.

"Gayatri...,saya butuh Gayatri..!" Paramitha berbisik memanggil nama dayang yang paling dekat dengan dirinya itu.

Paramitha menyuruh dayang dayang keputren yang berjaga di depan kamarnya untuk memanggil Gayatri malam itu juga menemui Paramitha.

Gayatri, dayang yang umurnya sebaya dengan Paramitha itu memasuki kamar agung Paramitha sambil memberi hormat pada junjungannya itu.

"Hamba siap melayani gusti permaisuri.." Gayatri dan keluarganya sudah turun menurun melayani permaisuri Paramitha dan keluarganya.

"Gayatri..., malam ini saya tidak bisa tidur..pikiran saya tidak tenang... saya...saya khawatir akan keselamatan prabu Satria.." Paramitha hanya bisa jujur mengungkapkan beban isi hatinya pada Gayatri, dayang sekaligus sahabat dari kecil Paramitha.

Gayatri yang sudah menemani Paramitha cantik sedari kecil memahami kekalutan hati Paramitha karena Gayatri tahu betul jika Paramitha sungguh mencintai Satria.

"Gusti permaisuri, ijinkan saya memijit tubuh gusti permaisuri supaya pikiran gusti kembali tenang." saran Gayatri.

Paramitha menganggukan kepalanya membayangkan pijitan tangan Gayatri yang lembut pada tubuhnya.

Paramitha merebahkan tubuhnya dengan posisi menelungkup di peraduannya.

"Gusti, maafkan kelancangan hamba, hamba minta ijin untuk melepas pakaian gusti permaisuri"

"Gayatri..., di sini tidak ada orang lain, ga usah resmi resmi-an pake gusti dan hamba. ayo panggil saya Paramitha seperti biasa!!" Paramitha tertawa kecil pada sahabatnya itu

"Baik gusti...eh Paramitha.., maaf Paramitha kembennya saya bantu lepas ya" meski hubungan keduannya dekat namun Gayatri tetap saja sungkan memanggil nama Paramitha tanpa embel-embel ratu.

Sreet... Gayatri melolosi kemben tidur yang membungkus tubuh mulus Paramitha hingga tubuh berkulit putih susu itu kini polos nir penutup sedikitpun.

"Hii..hii, Gayatri tapi juga harus buka baju ya.." Paramitha dengan nakal menarik turun kembem bagian dada Gayatri hingga tubuh bagian atas Gayatri tersingkap.

Bluub.. begitu lepas dari kain yang melilitnya kedua bongkah payudara bulat Gayatri menyembul keluar.

"Paramitha nakal...!!"Gayatri menyilangkan tangannya menutupi dadanya. Buah dada Gayatri yang masih perawan tulen itu tak kalah ranum dibandingkan buah dada Paramitha.

Payudara Gayatri membulat montok sebesar buah pepaya muda dengan pentil imut berwarna coklat menggiurkan di puncaknya.

Sudah kepalang tanggung, Gayatri akhirnya melepaskan seluruh pakaiannya juga sehingga tubuh Gayatri kini telanjang bulat.

"Ayo sini naik dan duduk di sebelah Paramitha!" Paramitha menarik Gayatri dalam peraduannya.



Gayatri memandangi punggung dan bulatan padat pantat halus putih mulus Paramitha di hadapannya itu sambil berdecak kagum.

"Hmmm..., tubuh Paramitha sungguh indah, pantas membuat iri semua wanita di jagad ini..." sebagai sesama wanita Gayatri ikut mengakui keindahan lekak lekuk aurat Paramitha.

Sedari muda kecantikan Paramitha sudah tersohor di seluruh penjuru tanah Jawa dan kerajaan kerajaan tetangga serta seberang.

Tak terhitung banyaknya raja dan pangeran tampan yang antri memperebutkan hati Paramitha sampai hati mereka patah saat akhirnya Paramitha melabuhkan hatinya pada prabu Satria.

Gayatri mengambil sebuah piring kecil berisi campuran madu dan minyak wangi yang harum semerbak.

Cairan luluran itu khusus dibuat untuk putri putri kerajaan Jawa Dwipa.



Gayatri mencelupkan tangannya ke dalam piring lepek dan kemudian jari jari lentik Gayatri mengoleskan campuran minyak wangi itu pertama kali ke bundaran pantat Paramitha.

Tubuh Paramitha reflek menggeletar pelan saat salah satu bagian tubuh paling sensitifnya itu di belai oleh Gayatri.

"Pantat Paramita lembut sekali, pantas saja prabu Satria betah berlama lama tinggal di keputren ini "goda Gayatri sambil mencubit gemes buah pantat Paramitha.

"Iih Gayatri nakal..." Paramitha mengkerling nakal, gara gara Gayatri menyebut nama prabu Satria, Paramitha jadi teringat saat saat romantisnya diperaduan bersama prabu Satria.

Paramitha memejamkan matanya dan membayangkan saat jari jari tangan Satria meremas remas bokong kenyalnya itu.

"Pantas saja Paramitha susah tidur, otot otot badan Paramitha pada kaku seperti ini, sini Gayatri pijat ya" Gayatri meluluri madu ditangannya mula mula ke betis Paramitha, selanjutnya berlahan merambat naik ke paha, pantat dan pinggang mulus Paramitha.

img upload

"Aaah...!! aduhh... aduuhh...aahh...aahkk enak, enak....... ya pijit di situ Gayatri.... " Paramitha mendesis desis kesakitan sekaligus keenakan saat Gayatri memijiti pinggangnya.

Gayatri tersenyum puas saat melihat sahabatnya itu mulai bisa tertawa lepas menikmati pijitan tangannya.

Gayatri si gadis yatim piatu yang hidup sebatang kara itu sudah menganggap Paramitha bagai saudarinya sendiri. Melihat Paramitha sedih, hati Gayatri ikut gundah gulana dibuatnya.

Tangan Gayatri mengurut pinggang Paramitha dengan pas. Urat dan otot otot Paramitha yang sebelumnya kencang saling membelit, satu persatu mengkendur santai, membuat tubuh dan pikiran Paramitha menjadi segar.



"Aaahh.... aaahh... ooh Gayatri...pijitan Gayatri ooouuhh... sungghuh...enuuakk" Paramitha mendesah saat Gayatri mengusap usap bokongnya.

Lagi lagi Paramitha jadi teringat akan sosok Prabu Satria. Satria juga sering memijit tubuh Paramitha, namun tentu saja bagian tubuh Paramitha yang paling sering digarap prabu Satria adalah di bagian pantat dan dada Paramitha.

Saat memijit atau lebih tepatnya saat sedang meremas-i bokong nyempluk Paramitha, Satria kadang kadang sengaja memelesetkan jari telunjuknya masuk ke sela belahan pantat untuk menyenggol kuncup anal Paramitha.

"Aahhh....." Paramitha mendesah pelan sambil menggigit bibir bawahnya, membayangkan rasa geli geli nikmat yang mendera tubuhnya saat jari jari prabu Satria menggelitik anal-nya.

"Paramitha... pijitan saya sakit ya?" Melihat Paramitha yang mendesah dan mendesis tidak karuan itu Gayatri jadi cemas sendiri.

"Enggak... enggak sakit..., terus-in Gayatri..., Paramitha udah mulai ngantuk... uuuaaahh..." Paramitha menguap pertanda kantuk mulai menyerang tubuh rilek Paramitha.

Krek...krek... terdengar bunyi otot otot pinggang Paramitha bergemeletuk. Kaku, pegal dan linu pinggang Paramitha perlahan mereda.



Setelah memijit mijit tubuh bagian bawah Paramitha, jari jari lentik Gayatri mulai beranjak naik ke punggung Paramitha.

Gayatri mengusapkan cairan madu dan minyak wangi ke punggung Paramitha. Jari jari lentik Gayatri memilin pundak sang permaisuri cantik itu.

Pijitan Gayatri membuat tubuh Paramitha menjadi segar, pikiran Paramitha-pun menjadi lebih tenang.

Paramitha memejamkan matanya dan mencoba mengistirahatkan tubuh mungilnya itu.

"Kyaaa...,aaaahhh... Gayatri nakal...!!" Paramitha menggeliat saat tangan Gayatri menyusup dari sela ketiak Paramitha dan kemudian menggenggam buah dada Paramitha dari belakang.

Gunung kembar seukuran buah melon di dada Paramitha itu tidak muat seutuhnya dalam genggaman tangan Gayatri.

"Dada Paramitha mau dipijit juga?" Gayatri dengan suara halus meminta ijin terlebih dulu.

Paramitha menganggukkan kepalanya.

Gyut..***ut..., bongkah payudara empyuk Paramitha melumer dalam cengkeraman tangan Gayatri.



Tangan Gayatri memijat buah dada Paramitha dengan gerakan melingkar searah jarum jam Paramitha, sesekali ujung jari Gayatri menekan payudara Paramitha pelan pelan.

Selama ini Gayatri-lah yang membantu Paramitha merawat buah dada indahnya itu, pijat rutin dari Gayatri membuat ukuran buah dada Paramitha besar membusung kencang dan bulat sempurna.

"Uuuhmm... Gayatri pijitan Gayatri enak sekali...." Paramitha memuji hasil kerja sahabatnya itu.

Gayatri membalikan badan Paramitha di atas ranjang, hingga kini posisi tubuh Paramitha terlentang menghadap ke atas.

Gayatri kembali mengoleskan minyak wangi dengan sedikit campuran minyak zaitun itu ke sekujur dada montok Paramitha.



Sreet...sreeet..***yatri mengurut pelan dada Paramitha.

Pijatan enak Gayatri membuat Paramitha makin ngantuk saja, berlahan mata permaisuri cantik itu terpejam dan mulai terlelap dalam tidurnya.

Paramitha baru saja terbuai dalam tidurnya saat tiba tiba pintu kamarnya di gedor gedor seseorang.

Brak...brak..brak!!, gedoran di pintu kamar Paramitha makin kencang saja.

"Siapa itu?" Paramitha mengkerjap kerjapkan matanya, kaget terbangun dari tidur sebentarnya itu.

Brak...!, pintu kamar Paramitha terbuka paksa. Satu sosok pria bertubuh kekar menyelonong masuk dalam kamar Paramitha tanpa permisi.

Paramitha yang dalam kondisi polos telanjang tanpa busana selembarpun terperanjat kaget.

Gayatri melompat ke depan Paramitha berusaha menutupi tubuh molek Paramitha dari tatapan pria kurang ajar itu.

"Minggir dayang rendahan.." hardik Si sosok kekar tersebut mengkibaskan tangannya hingga Gayatri terpental jauh dari peraduan Paramitha.

"Kyaaa... mau apa kamu...!!"jerit Paramitha.

Alas Purba

Malam di alas Purba yang biasanya gelap hening kali ini pecah oleh suara denting pedang pertarungan memperebutkan kekuasaan antara senopati Jawa Dwipa melawan para punggawa Jenggala yang dibantu para pendekar golongan hitam.

Turut bergabungnya prabu Satria dalam arena pertarungan dengan ajian pati geni-nya membuat posisi para senopati Jawa Dwipa di atas angin.

Komplotan hitam antara panglima Ganaspati, 4 raja seantero Jawa dan Bajing Ireng, pendekar golongan hitam kewalahan menghadapi kemandragunaan raja tanah Jawa itu.

Sudah belasan pendekar dari kubu golongan hitam yang tergelimpang tewas terbakar aji pati geni, namun tidak sedikitpun ada luka luka serius di tubuh prabu Satria.

Untuk mengalahkan prabu Satria, panglima Ganaspati dengan licik berencana menyerang permaisuri Paramitha dalam kereta kencana Jawa Dwipa untuk memecah konsentrasi prabu Satria.

Sedikit diluar perhitungan Ganaspati, di dalam kereta kencana Ganaspati tak menemui keberadaan si cantik Paramitha.

Begitu mendobrak masuk ke dalam kereta kencana, Ganaspati malah mendapat serangan dari dayang Jelita Harum.

"Apa... apa maumu...?" Jelita ketakutan.

"Hee...hee... jangan takut cantik.., Ganaspati hanya ingin membuatmu mencicipi kenikmatan surgawi hee.. hee.."

Kedua tangan Ganaspati menggerayangi tubuh Jelita, Ganaspati mengelus elus rambut Jelita.

Tangan nakal Ganaspati bergerak turun semakin kurang ajar ke arah dada Jelita dan..

Breett...!! dengan sekali hentak Ganaspati merobek kain penutup dada Jelita.

"Kyaaa... jangan..." jeritan ketakutan Jelita melengking terdengar di dalam sunyi pepohonan alas Purba.

Jelita menyilangkan kedua tangannya menutupi bagian dadanya yang terkuak.

Dari sela sela tangan Jelita, Ganaspati masih bisa mengenali gumpalan buah dada indah Jelita.

"Hoo..hoo.. buah dada yang indah... dikenyot pasti enak tuh..." Ganaspati berkata kasar merendahkan martabat Jelita.

post a pic

Ganaspati menubrukkan wajahnya ke dada montok Jelita. Dengan berangasan Ganaspati mengunyel unyel belahan dada Jelita.

"Jangan... lepasin Jelita!!" Jelita menjerit kencang, tak rela tubuhnya di jamah Ganaspati.

"Nyamm... hmmm empyuk...empyukk hoo..slrupp..."Ganaspati mengganyang susu kenyel dayang cantik yang meronta ronta tak berdaya dalam dekapannya itu.

"Minggir...dasar bajingan!!" Sekuat tenaga Jelita mendorong mundur tubuh Ganaspati menjauh darinya namun....

Breeett.... kain kemben Jelita robek makin besar, buah dada bulat besar yang menggelayut di dada Jelita makin terkuak lebar.

"Kyaa.... " jerit Jelita, malang betul nasih Jelita, buah dada Jelita yang sedang ranum ranum-nya itu malah dipetik oleh Ganaspati sang durjana.

Plaakk...!!, Ganaspati menampar pipi Jelita hingga gadis lemah lembut itu jatuh terpelanting ke atas bangku kereta kencana.



Jelita berusaha bangun namun belum sempat Ganaspati sudah menubruk dan menindih tubuh Jelita di atas bangku itu.

"Hwee...hee..., kamu tak bisa kemana mana nduk..."

"Kyaa... pergi.. pergg hhmmpp..." jerit tangis Jelita terhenti saat Ganaspati menyosorkan bibirnya menyumpal bibir Jelitam

Jelits meronta ronta sekuat tenaga saat memghindari cumbuan Ganaspati.

Duakk...!!, lutut Jelita menghajar keras selangkangan Ganaspati hingga buah pelir Ganaspati nyaris ambyar.

Sang panglima terjungkal jatuh ke lantai dengan mimik muka kesakitan, Ganaspati segera merapal sutra jahanam untuk meredakan cekot cekot di selangkangannya.

Begitu lepas dari ruda paksa Ganaspati, Jelita berlari ke arah pintu untuk mencari bantuan.

"Kyaaa..!!"Jelita menjerit histeris, begitu membuka pintu kereta kencana Jelita sudah di hadang oleh Lowo Ijo dengan muka mesum-nya.

"Lhaa... mau kemana cantik..." kekeh Lowo Ijo yang dari tadi mengintip melalui lubang kunci pintu kereta bersiap menerkam Jelita.

"Jelita... Jelita tolong..." Anjani yang terbangun dari tidurnya karena suara keributan dalam kereta berteriak minta tolong saat menyadari di dalam kereta ada sosok asing dengan wajah menakutkan dalam kereta.

Menghindari terkaman Lowo Ijo Jelita lari kembali masuk ke dalam kereta kencana untuk menghampiri Anjani kecil.



Lowo Ijo melompat masuk dalam kereta menyusul Ganaspati.

Jelita terpojok di sudut kereta, Ganaspati dan Lowo Ijo bergerak mendekati Jelita pelan pelan sambil tertawa jahat.

"Hwee... hwee.. cantik, ayo menyerah... atau si kecil itu kami bunuh?" ancam Ganaspati.

"Hwaa...hwaa..., asyik...asyik.." Lowo Ijo ikut terkekeh karena berada di atas angin.

Wajah Jelita yang memeluk Anjani terlihat sangat panik ketakutan, keduanya mundur makin ke belakang.

"Pergi...pergi kalian!!" Jerit Jelita tak berdaya.

"Tolong... tolong!!" Anjani kecil menangis ketakutan, si kecil seakan tahu akan niat buruk dua orang beringas di hadapannya itu pada Jelita.

Ganaspati dan Lowo Ijo maju makin dekat saja ke arah Jelita dan Anjani.
 
Bimabet
Pendaftaran jadi teliksandi masihkah dibuka kisanak?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd