Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG DETERMINATION

hari update lebih prefer hari apa?


  • Total voters
    30
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Episode 3 Pengakuan



Pov Apheng


"Ling, udah mau nyampe kayaknya." beritahuku pada Aling. "Yuk, balik ke bus! Semuanya udah, pada siap-siap juga, tuh!"

Aku dan Aling pun berjalan menuju bus.

"Bang... Bang!" suara seseorang memanggil-manggil.

Aku mendengar dengan jelas sekali suara yang memanggil-manggil Bang.

Celingak-celinguk, aku mencari sumber suara tersebut.

Dan akhirnya, aku menemukan seorang anak yang memanggilku. Ternyata, BD. Anak yang kukenal, di kapal fery tadi.

"Yuk, BD masuk!" ajakku ramah. "Nanti kau berdiri aja, nggak apa-apa, kan?"

"Nggak apa-apa, Bang." sahut BD sambil tersenyum.

"Nanti kau, tunggu abang dulu! Jangan langsung pulang!" ucapku memberitahu. "Abang mau tahu, di mana rumahmu? Biar abang, gampang nyarinya ntar."

"Siap, Bang!" sahut BD cepat.



Lokasi : Hotel Kuciah



Bus pun sampai di hotel Kuciah.

Kulihat Bu Gadis sedang menyelesaikan administrasi buat kami menginap. Setelah selesai, Beliau lalu berjalan mendekati Bu Era dan memberikan kunci-kunci kamar pada Bu Era.

"Hmmm... Mungkin Bu Era yang bertugas membagi kunci kamar." pikirku sejenak.

Bu Era pun membacakan, satu persatu nama kami, hingga semua kunci sudah dibagikan.

Aku sekamar dengan Cinthunks, sesuai dengan yang telah kuatur jauh sebelum berangkat.

Sedangkan Lily, Vero dan Aling, mereka bertiga memutuskan untuk bersama dalam satu kamar.

Dan, terdengarlah suara Bu Gadis. "Anak-anak semua. Kalian sudah dapat kamar, bukan? Silahkan beristirahat, atau menikmatipemandangan, bebas! Nanti kita kumpul lagi di tempat ini, pukul 14.30 wib! Jadwal selanjutnya, kunjungan ke makam raja batak. Ingat anak-anak! Pukul 14.30 wib tepat. Semua sudah kumpul di tempat ini!"

"Iya, Bu." jawab kami serempak.

"Ling, gw ngantar BD pulang dulu, ya!" ucapku memberitahu Aling. "Sekalian mau tau, di manarumahnya? Biar gampang ntar kalau mau rental motor. Ntar gw balik, gw ke kamar lu. Kamar no.77, kan?"

"Oke, jangan lama-lama, ya!" sahut Aling mengijinkan. "Aku lapar belum sarapan."

Lantas, aku pun berjalan ke tempat BD, menungguku.

"Yuk, BD jalan!" ajakku pada BD.

"Ayo, Bang!" sahut BD singkat.

"BD, di mana tempat sarapan, yang enak?"tanyaku padanya. "Dekat-dekat sini aja!

"Wah, yang dekat sini! Agak mahal bang. Maklum dekat sama hotel. Gimana kalau abang? Rental motor mamakku saja? Kuhitung murah, sama abang." sahut BD menjelaskan.

"Berapa, harga sewanya ?" tanyaku singkat.

"Karena abang baik, sama saya tadi. Kukasih harga sepuluh ribu perhari. Tapi, bensin abang beli sendiri ya, Bang." jawab BD memberitahu.

"Ya udah. Oke deh!" sahutku setuju.

"Nanti pas Abang balikin motornya, baru bayar sama mamakku. Bang minta KTP abang lah untuk jaminannya." ucapnya menjelaskan persyaratannya.

"Belum punya KTP." ucapku memberitahu. "Nih, SIM-C aja, ya!"

Kemudian, aku memberikan SIM-ku pada BD.

"Nanti, abang jalan ke arah pelabuhan sana!" tunjuk BD memberitahu. "Makanannya lebihmurah dan enak di sana, Bang!"

"Sip, BD!" Aku mengacungkan jempol. "Sampai jumpa besok!"

Lalu, aku mengendarai motor rentalku, kembali ke penginapan.

Sesampainya di hotel...

Aku segera menuju ke kamar Aling.

Begitu tiba di kamar no. 77.

Kemudian kuketuk pintunya.

"Aling... Aling..." seruku memanggil namanya.

Aling pun keluar dari kamarnya.

"Yuk, Ling! Kita pergi sarapan. Gw rental motor si BD. Katanya tadi, makanan di sini mahal-mahal! Jadi kita ke arah pelabuhan sana, yang lebih murah makanannya! Ayo cepat, dah lapar, kan!" ajakku padanya.

"Iya, Pheng! Dah lapar banget." sahut Aling. "Yuk, jalan!"

Kuulurkan tanganku, dan kali ini tangannya menyambut tanganku.

Kami bergandengan tangan menuju motor yang tadi kuparkirkan.

"Pegangan, Ling!" seruku memberitahu. "Ntar jatuh. Kalo lo, nggak pegangan."

Aling merangkul pingangku.

Kemudian, aku mulai menjalankan motor, ke arah yang ditunjukkan BD.

Kususuri jalanan pulau ini dengan membonceng seorang gadis cantik.

"Wah, sungguh beruntungnya diriku." aku membatin di atas motor

Dan tak terasa aku dan Aling sudah sampai dipasar.

Banyak sekali pedagang yang berjualan makanan di sini! Seperti yang dikatakan BD tadi.

Kami berhenti di sebuah warung nasi, terlihatcukup ramai pengunjungnya. Yang menandakan banyak yang suka dengan makanan yang dijual.

Kulihat menu yang terpasang di dinding warung nasi lemak, lontong sayur, nasi goreng, mie goreng dan aneka minuman tertulis di menunya.

"Ling kamu mau makan apa? Biar aku pesan kan? tanya ku pada Aling.

"Aku nasi goreng dan minumnya es teh manis satu ya." jawab nya

"Ibu pesan Lontong sayur satu Nasi Goreng satu dan Es teh manis 2 bu. ku berseru pada Ibupemilik warung.

"Ya sebentar ya ko" jawab Ibu pemilik Warung

Tidak menungggu lama, makanan kami pun datang.

Dan kami pun mulai menyantap makanan kami sambil sedikit bercerita tentang apa yang akankami lakukan hari ini.


Pov Aling


Untung saja, ada Apheng yang menghiburku. Sepertinya, aku tidak salah mau jadi teman dekatnya, untuk trip ini.

Aku kesal sekali dengan Ryan yang tidak mau ikut dalam trip ini.

Setelah perjuanganku mempertahankanhubunganku dengannya.

---- flasback on H-1 sebelum trip ----


Di kantin sekolah sore itu...

"Ryan, lu tau kan gw nggak bisa sendirian dan gw sangat manja. Gw butuh pendamping di sana! Makanya, kamu harus ikut! Kamu kan, bisa izin sakit dan naik bus lain ke sana! Toh trip ini, hanya 4 hari. Soal biaya, bukan masalah buatku. Aku hanya ingin, kamu menemaniku di sana! Dan gw rasa, bukan sesuatu permintaan yang berlebihan untukmu."

"Aku nggak bisa ikut, Ling. Kamu harus belajar mandiri, dong. Masak kamu selamanya, akan terus begini! Mau sampai kapan?"

"Kita sudah berapa tahun backstreet? Kalau gw nggak keras kepala, mungkin gw sudah putusin elu dan ngikuti omogan papa gw, untuk ninggalin lu. Dan lu tau kan, udah 3 tahun gw terus bertahan dalam kondisi seperti ini. Dan kalau elu emang sayang sama gw. Gw butuh sedikit pengorbanan elu!"

"Nggak bisa Ling, tetap nggak bisa"

"Ya udah kalau lu nggak ikut kita putus saja Ryan, gw sudah capek jalanin hubungan ini!!"

Ryan hanya bisa diam dan Aling pun pergimeninggalkan Ryan.

-------end of flashback------------


"Pheng, gw udah putus sama Ryan!"

"Loh, kapan Ling? Kemarin gw masih lihat, elu jalan bareng sama dia."

"Lu ada lihat dia nganter gw nggak?"

"Nggak sih, terus kenapa cerita ini ke aku?"

"Ya nggak ada lagi pengen aja, dan lagi seneng aja"



Pov Apheng



Wah ini kode ato apa, sih?? Tapi, masa bodoh ah...! Toh, kalau Aling dah putus. Gw bisa lebih leluasa deketin dia, dan sepertinya Lily juga, nggak ada perasaan ke aku.

Kalo Lily ada perasaan padaku, pasti dia nggak bakalan usulin Aling pura-pura pacaran denganku juga,

"Hmmm..! Sepertinya, targetnya harus berubah sekarang. Aku harus dan bisa jadiin Aling pacarku, aku yakin aku bisa." ucapku bertekad dalam hati.

"Ling, yang sabar, ya. Kalau lu perlu sesuatu, ada koko yang siap membantu. Yang penting, lu bisa enjoy the trip aja.

"Ya, thanks. Ya, Pheng"

Aku dan Aling pun kenyang dan hendak kembali ke hotel.

Dan tak lupa, kubungkuskan makanan untuk sahabatku, Cinthunks.

Karena kutahu, dia pasti belum makan juga.

Sesampainya di hotel....

Kuantar aling ke kamarnya dan aku menuju ke kamarku.

Kudapati Cinthunks sedang tidur dan kucoba mengoyang-goyangkan tubuhnya, yang berkulit eksotis tersebut.

Namun, tidak ada respon sama sekali, lalu aku berteriak di telinganya

"THUNKS Bangun, sarapan....!"

Cintunks pun kaget dan terbangun

"Ah elu Pheng, kalo nggak gangguin gw, nggak tenang hidup lu."

"Makan tuh, nasi lemak! Dah gw beliin tadi, gw kasihan sama lu. Gw tahu pasti, lu belum sarapan, kan?"

"Nah, ini yang gw demen dari lu, Pheng. Beliin gw, sarapan."

"Makan tuh! Sambil lu makan, gw mau cerita. Lu bantuin gw, ya. Jadi gini Thunks? Kan, awalnya.Gw pegen deketin Lily tuh! Sebelum kita berangkat. Tapi, tadi pas sarapan, Aling cerita sama gw. Kalo dia baru putus sama Ryan, yangmana tadi pagi gw baru ada deal-dealan untuk pura-pura pacaran selama trip ini, Thunks. Hmmm...! Kayaknya Aling suka deh, sama gw. Menurut lu, gimana Thunks?" ucapku memberitahu.

"Ah, gw mana ngerti soal yang gituan, Pheng!kaga di-bully cewek aja udah bersyukur gw mah, tapi kayaknya sih bener Pheng, jadi lu mau dibantu apaan, Pheng?" sahut Cinthunks.

"Tadi pas pergi sarapan, gw lihat ada cafe tuh dekat sana kalo nggak salah Mantili Cafe and Resto namanya. Bagus tempatnya. Rencana gw,sih. Ntar malam mau ngajak Aling, Lily ama Vero nongkrong di sana! Gw lihat tadi sekilas sepertinya ada live music di sana! Ntar gw nyanyi di sana untuk Aling! Biar dia makin jatuh hati sama gw. Gw main keyboard, elu bantu ngiringin pake gitar, kan lu jago tuh main gitar, biar lu kelihatan keren dikit Thunks. kan, orang-orang pada nggak tau, tuh! Lu bisa main gitar. Percuma dong, kita dari kecil udah belajar musik di gereja. Tapi, nggak pernah kita mangung di publik, hanya untuk pelayanan di Gereja doang. Sesekali boleh dong Show-off di sini. Siapa tau ada, yang naksir juga sama lu? Masa Lu mau masa-masa SMA, lu habisin jomblo terus Thunks. Mau ya Thunks, please?" ucapku memohon pada Cinthunks

"Oke! Tapi beneran, ya." sahutnya setuju. "Lu bantuin gw, dapetin Lily, ya?

"Hmmmm, Lily, ya? Nggak ketinggian selera lu, Thunks. Yang lain aja deh! Ntar lu bunuh diri lagi, gara-gara di tolak Lily. Gimana kalo Vero aja? Sepertinya, masih bisa deh, lu dapetin Vero." cerocosku menjelaskan.

"Vero boleh deh, Pheng." sahutnya senang. "Tapi beneran, ya. Ajarin gw, cara dapetin cewek."

"Gw yakin, lu bisa dapet cewek Ntunks, Si Agas dari cerita "A Single Moment OF Sincerity" yang jelek aja, bisa bikin dua cewek jatuh hati. Lu pasti juga bisa Thunks. Ntar malam, ya. kita jalankan rencana tadi, ya." ujarku meyakinkannya.

Chintunks terlihat bersemangat dankepercayaannya, seperti meningkat 10000%.

Setelah aku beri semangat dan arahan, aku dan chintunkspun berjalan keluar kamar dan berjalan ke arah danau dan kutemukan Aling, Lily dan Vero sedang bermain di tepi danau.

Mereka terlihat sedang berfoto-foto.

Aku melihat Aling, Lily dan Vero sudah siap dengan kostum renangnya.

Aling memakai hotpants dengan atasan yang tipis.

Lily hanya memakai bikini two piece, sehingga toket yang besar itu, seakan ingin keluar dari atasan yang dipakainya.

Sedangkan Vero, berpakaian sama seperti Aling. Namun, kurang menarik perhatianku.

Melihat Lily memakai bikini. Lantas aku segera melepas bajuku, hingga tersisa boxer-ku..

"yuk Thunks main sama cewek cewek itu, cepetan buka baju!!" ku ajak Chintunks untuk ikut

"gak de Pheng, gw Malu, lu lanjut aja"


"Malu apaan?? Mau dapet cewek ga???


"malu Boxer gw Pheng.. Salah pake Boxer gw.."


"Nih lihat"Chintunks pun memperlihatkan Boxer nya yang ternyata berwarna biru dan bergambar dua gadis manis dan bertulisan "Frozen"




"hahahaha, dah gede lu Thunks, Sadar Usia woii, " ejek ku pada Chintunks


"Enak pake nya Pheng, lagian daleman juga kan ga ada yang lihat juga, ya uda lu lanjut aja gw ga ikut"

Kulihat para gadis sedang bermain-main di sisi pinggir danau yang cukup dalam airnya.

Maka, aku pun berniat mengerjai mereka. aku berlari dan langsung lompat ke dalam danau.

Hingga...

Pyurrrrr....

Suara air terciprat ke mereka bertiga, yang sedang bermain di tepi danau. Sehingga membuat mereka bertiga menjadi basah.

"APHENGGGG!!!!!" teriak mereka bertiga kompak.

Aku pun hanya tertawa dan berkata. "Ayo buruan nyemplung, dah basah juga! Nunggu apa lagi?"

Terlihat Aling mulai membuka bajunya. Danternyata, Aling juga mengenakan model bikini two piece, bikini yang sama dipakai oleh Lily.

Aku sempat terperanjat, kaget

Ternyata, Aling juga memiliki toket yang cukup berisi, walau masih kalah, jika di bandingkan toket Lily.

Lalu, Lily dan Aling masuk ke dalam Air. Dari tatapan mata kedua gadis ini, tersirat di pikiranku. Bahwa, mereka ingin membalas perbuatanku.

Lalu, aku berenang menjauh. Tetapi, mereka masih saja terus mengejarku. Terjadi kejar-kejaran di dalam air antara aku, Aling dan Lily.

Hingga akhirnya.....

Aku terkepung dan tidak bisa lari lagi. Dan dengan suksesnya, kedua gadis sexy itu, mencubit perutku.

Sedangkan, aku hanya bisa tertawa sambil menahan sakit. Tetapi, aku masih belum merasa kapok dan terus mengerjai dua gadis itu.

Sedangkan Vero, tetap berada di tepian. Karena, ia tidak bisa berenang.

Aku, Lily dan Aling, terus berenang sambil bercanda dan tidak terasa berapa waktu yang telah kami habiskan di dalam air.

Hingga....

Vero berteriak dari tepi danau. "Ling, Li, Pheng. Udah Belum? Bosen nih!"

Aku memberi kode pada Aling dan Lily untuk naik dan menyudahi aktivitas kami dan naik mengikuti keinginan Vero.

Namun, belum sempat aku kembali ke tepian, terdengar suara minta tolong. Dan, kulihat Lily sedang kesusahan, untuk mengapung di dalam air.

Aku dengan sigap berenang ke arah Lily, sementara Aling sudah berenang ke tepian. Ternyata, kaki Lily tersangkut tanaman air yang cukup panjang. Sehingga membuat Lily susah untuk bergerak.

Aku segera menyelam, untuk memutuskan tanaman air, yang melilit kaki Lily.

Setelah terlepas lilitannya, aku merangkul Lily ke punggungku dan Lily pun memelukku dengan erat.

Kurasakan ada sesuatu yang lembut dan hangat di punggungku.

Ya, benar. Itu adalah payudara Lily yang lengket di punggungku!

Aku berenang ke tepian, Aling dan vero sudah menunggu kami dengan cemas.


masih terus bersambung.......

next episode
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd