DiaryHijaberLesbian
Semprot Baru
- Daftar
- 6 May 2024
- Post
- 26
- Like diterima
- 131
DIARY ANISA (Aisha & Nisa)
Index Cerita
DIARY ANISA (Aisha & Nisa)
Part 1 Naked Workout
Genre: Lesbian,21+,Eksibisionis,Fetish
Di kampus khusus wanita di salah satu kota di Jawa Barat, hidup seorang mahasiswi yang bernama lengkap Aisha Putri Damayanti, tetapi akrab dipanggil Aisha oleh teman-temannya. Usianya baru menginjak 20 tahun, tetapi kecantikan dan pesona yang melekat padanya telah menjadi perbincangan di seantero kampus
Wajahnya seperti lukisan yang sempurna: cantik, putih mulus, dan memancarkan aura keanggunan. Lesung pipitnya menambah pesonanya saat tersenyum, memberikan kesan manis yang sulit untuk dilupakan. Mata coklatnya memiliki kedalaman yang memikat, seolah menyimpan cerita dan rahasia yang tak terungkap. Bibirnya yang tipis berwarna merah muda menambah daya tarik pada senyuman yang sering menghiasi wajahnya. Dan hidungnya yang mancung menambah kesempurnaan pada fitur wajahnya yang memesona.
Aisha, wanita berhijab yang selalu memilih untuk menutup aurat tubuhnya dengan sopan,dia tidak ingin lelaki melihat aurat tubuhnya. Baginya,tubuhnya yang seksi adalah sesuatu yang harus dijaga dengan hati-hati dan disimpan untuk pasangan hidupnya yang sah.
Aisha hidup dalam sebuah kos-kosan sederhana. Meskipun sederhana, kos-kosan tersebut menjadi tempat di mana Aisha menemukan kedamaian dan kenyamanan.
Aisha memiliki impian untuk mengikuti audisi model di kampusnya, namun meskipun Aisha memiliki kecantikan yang memenuhi kriteria untuk audisi model di kampusnya, dia menyadari bahwa ada aspek lain dari penampilannya yang mungkin tidak sejalan dengan standar yang umumnya diterapkan dalam industri modeling. Aisha mengakui bahwa bentuk tubuhnya, terutama payudara dan pantatnya dan juga berat badanya masih kurang, mungkin tidak sesuai dengan standar kecantikan yang sering kali ditampilkan dalam dunia modeling.
Akhirnya Aisha memutuskan untuk diet dengan membeli makanan berprotein tinggi seperti daging dan berolahraga
Aisha pun sudah membeli beberapa peralatan olahraga seperti barbel,abs roll,baju training dll yang bisa dia gunakan untuk membentuk tubuhnya di kamar nya yang sederhana
Dengan tekad yang kuat, Aisha memulai program latihan fisiknya. Dia menyadari bahwa untuk mencapai body goal yang diinginkannya agar dapat di terima untuk audisi model di kampusnyaAisha berdiri di depan cermin besar di kamar kostnya, memandang tubuhnya yang terbentuk dengan jelas oleh baju training ketat yang dikenakannya.
Dia melihat bagaimana pakaian itu memeluk setiap lekuk tubuhnya.Meskipun dia memakai baju, namun kesan yang diberikan adalah seolah-olah dia telanjangAisha mengambil barbel yang telah dia persiapkan sebelumnya.
Dia memposisikan barbel itu di belakang lehernya, menjaga punggungnya tetap lurus, dan mengunci kedua lengan di bawahnya.
Dia mengambil napas dalam-dalam, siap untuk memulai.Dengan gerakan yang lancar dan pasti, Aisha menurunkan tubuhnya ke bawah dalam gerakan squat yang terkontrol.
Dia merasakan tekanan di otot-otot paha dan pantatnya saat dia mencapai posisi terendah, dan kemudian dengan energi yang menggebu, dia dorong tubuhnya kembali ke atas.
Saat Aisha terus melanjutkan latihannya dengan barbel, keringat mulai mengucur turun di tubuhnya, membasahi baju latihannya. Setiap gerakan squat membuatnya semakin berkeringat, dan seiring waktu, baju trainingnya menjadi semakin basah.
Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Keringat yang membasahi baju latihannya mulai menyoroti bentuk-bentuk tubuhnya dengan lebih jelas, dan tanpa sadar memalui cermin besar,Aisha menyadari bahwa payudaranya terasa lebih menonjol daripada biasanya.
Dia merasakan sensasi dingin dari keringat yang meresap ke dalam kain, membuatnya tersentak dan terkejut.Aisha ternyata lupa memakai bra. Seiring keringat yang semakin banyak, kain tipis baju training itu mulai menempel erat pada payudaranya.
Dan ketika kain itu basah, bentuk dan warna puting-payudara Aisha mulai terlihat jelas melalui kain tersebut.Puting-payudaranya menonjol dari bawah baju training, menambah dimensi sensual pada latihan yang dia lakukan.
Setiap kali dia melihat ke cermin besar di kamarnya, dia bisa melihat betapa jelasnya puting-payudaranya yang menyeplak melalui baju basah itu.Aisha menikmati tubuhnya yang seksi tersebut,dan dia nggak bisa berhenti memikirkan betapa seksi tubuhnya.
Bahkan dengan hijabnya yang masih menutupi kepalanya, dia merasa bebas mengeksplorasi sisi sensualnya yang tersembunyi.Aisha merasa udara di kamarnya semakin panas dan terasa tidak nyaman.
Dia menyadari bahwa baju training, celana, dan bahkan celana dalamnya sudah basah oleh keringat yang mengucur deras. dia memutuskan untuk melepaskan semua pakaian itu.Aisha berjalan menuju pintu kamar dengan langkah mantap. "Mesti pastiin dulu," gumamnya pada dirinya sendiri sambil meraih gagang pintu. Dengan hati-hati, dia mengunci pintu kamar rapat-rapat, memastikan tidak ada yang bisa masuk ke dalam.
Sambil menarik napas lega, Aisha berbalik menuju jendela kamarnya. Matahari yang cerah menerangi ruangan, dan dia ingin memastikan tidak ada yang bisa melihatnya dari luar. Dengan gerakan gesit, dia menarik korden jendela hingga tertutup rapat. "Sudah, aman," pikirnya dalam hati."Duh, panas banget!" gumam Aisha sambil melangkah menuju cermin.
Dia mulai menurunkan retsleting baju trainingnya dengan perlahan. Saat retsleting itu turun, sebagian bahu dan payudara Aisha terekspos, menampilkan kulitnya yang halus.Dia membiarkan baju trainingnya meluncur turun ke lantai, mengungkapkan bawahannya. "Aaah, rasanya lebih lega," ucapnya sambil mengusap keringat di dahinya.
Tak lama kemudian, Aisha mulai melepaskan celana latihannya. Dia menggantungkannya di pegangan pintu. "Kalau nggak, bisa bikin mati gaya ini," bisiknya pada dirinya sendiri sambil tersenyum kecil.
Terakhir, Aisha melepaskan celana dalamnya, membuatnya sepenuhnya telanjang. "Nggak nyangka aku akan begini," ucapnya pada dirinya sendiri sambil tersenyum.Akhirnya, Aisha berdiri di depan cermin dengan tubuh telanjang bulat, kecuali hijabnya yang masih menutupi rambutnya.
Dengan tubuhnya yang telanjang bulat, kecuali hijab yang masih menutupi rambutnya, Aisha langsung melanjutkan latihan fisiknya. Sekarang, dia merasa lebih bebas dan nyaman dalam tubuhnya yang telanjang."Duh, lebih lega rasanya tanpa pakaian," gumamnya sambil memandang tubuhnya di cermin. "Ini baru enak!"Dengan langkah yang mantap, dia mengambil barbelnya lagi dan melanjutkan latihan squat-nya.
Dia merasakan kekuatan dan kebugaran tubuhnya semakin meningkat dengan setiap gerakan yang dia lakukan.
Dengan setiap gerakan squat yang dilakukan Aisha, payudaranya bergoyang lembut, menyesuaikan diri dengan pergerakan tubuhnya yang terkontrol. Keringat yang membasahi kulitnya membuatnya semakin licin, sehingga payudaranya bergerak dengan lembut dan alami.
Ketika Aisha menurunkan tubuhnya ke bawah dalam gerakan squat, payudaranya sedikit berayun ke depan, mengikuti gravitasi gerakan. Kemudian, saat dia mendorong tubuhnya kembali ke atas, payudaranya kembali bergerak dengan lembut, mengikuti gerakan naiknya.
Gerakan squat yang teratur dan terkontrol membuat payudaranya bergoyang dengan irama yang halus, menambah aspek sensual pada latihan fisiknya. Meskipun fokus pada kekuatan dan kebugaran, Aisha juga menyadari bagaimana tubuhnya bereaksi secara alami terhadap gerakan tersebut.
Selanjutnya Aisha melakukan sit up,tubuhnya berbaring telentang di lantai, dengan lutut ditekuk dan kedua telapak kaki menempel pada lantai. Dalam posisi ini, dia merasakan lantai yang dingin menyerang tubuh telanjangnya
Dia memposisikan kedua tangannya di belakang kepala, untuk memberikan sedikit dukungan pada leher dan kepala saat melakukan gerakan. Dengan pernapasan yang teratur, dia menyiapkan diri untuk naik.
Ketika dia mulai naik, otot-otot intinya, termasuk otot perut, pinggul, dan punggung bawah, bekerja secara sinergis untuk mengangkat tubuhnya dari posisi berbaring menjadi posisi duduk. Gerakan ini dilakukan dengan gerakan yang terkontrol, tidak hanya dengan kekuatan dari otot perut, tetapi juga dengan keterlibatan otot inti lainnya.
Payudara Aisha berguncang dengan irama yang halus dan alami seiring dengan gerakan sit-up yang dia lakukan
Setelah 1 jam melakukan aktivitas olahraga di kamar nya dengan telanjang bulat kecuali hanya hijabnya saja Aisha berirtirahat sejenak dan memperhatiikan dirinya di depan cermin
Pov Aisha
Terpesona aku menantap tiap lekuk tubuh ku dicermin. Aku mendekati cermin itu dan menatap bagian bagian vital tubuhku.
Ku perhatikan payudaraku yg bulat dengan putting pinknya mengacung, memek ku yg mulus karena tiap minggu selalu ku cukur bulu nya, pinggang ku yg ramping dan pantat ku yg sekal yg tak pernah terjamah oleh siapapun namun ku kini ku remas dengan gemas pantatku.
Perlahan tangan ku meraba halus permukaan perut ku dan perlahan naik ke payudaraku. Saat rabaan halus ini menyentuh putting, ku rasakan seperti tersengat aliran listrik. Mataku terpejam menikmatinya.
Wajahku sungguh erotis saat ku lihat melalui cermin. Tangan ku yg tadi bermain di area pantat mulai berpindah kedepan. Ku elus elus memek ku dan ingin sekali ku masukan jariku kedalam nya. Ahhh. Terus ku elus memek ku hingga ia mulai kembali basah.
Ooohh aku mendesah kenikmatan. Sesekali ku lihat kearah jendela siapa tahu gorden nya tersingkap dan ada orang yg mengintip aksi hina yg ku lakukan ini.
Gerakan jari tangan ku makin cepat menggosok bagian yg menonjol di memek ku . Tangan ku satu nya tak lagi meremas payudaraku, melainkan bertumpu pada tembok dimana posisi ku saat ini tengah menungging dengan paha yg dilebarkan.
Aku makin terangsang saat melihat diriku sendiri yg sedang menahan nikmat melalui cermin. Rasanya makin menjadi jadi, buat aku makin ingin terus melakukan ini tiap saat dan rasa itu muncul lagi, rasa seperti ada yg ingin keluar dari memek ku, seperti rasa ingin pipis, makin mendekati, makin nikmati, ku percepat gesekan jari tangan ku dan...
Seseorang : Aishaaa?? Kamu didalam?
bersambung....
Index Cerita
- Part 1 Naked Workout >>(Page 1)
- Part 2 Terpesona >>(Page 1)
- Part 3 Lunch >>(Page 1)
- Part 4 Survive >>(Page 1)
- Part 5 Hunter >>(Page 2)
- Part 6 Hospital >(Page 2)
- Part 7 In The Moment >>(Page 2)
- Part 8 Bengkel ABC >>(Page 3)
- Part 9 Montir >>>(Page 3)
- Part 10 Together >>> (Page 4)
DIARY ANISA (Aisha & Nisa)
Part 1 Naked Workout
Genre: Lesbian,21+,Eksibisionis,Fetish
Di kampus khusus wanita di salah satu kota di Jawa Barat, hidup seorang mahasiswi yang bernama lengkap Aisha Putri Damayanti, tetapi akrab dipanggil Aisha oleh teman-temannya. Usianya baru menginjak 20 tahun, tetapi kecantikan dan pesona yang melekat padanya telah menjadi perbincangan di seantero kampus
Wajahnya seperti lukisan yang sempurna: cantik, putih mulus, dan memancarkan aura keanggunan. Lesung pipitnya menambah pesonanya saat tersenyum, memberikan kesan manis yang sulit untuk dilupakan. Mata coklatnya memiliki kedalaman yang memikat, seolah menyimpan cerita dan rahasia yang tak terungkap. Bibirnya yang tipis berwarna merah muda menambah daya tarik pada senyuman yang sering menghiasi wajahnya. Dan hidungnya yang mancung menambah kesempurnaan pada fitur wajahnya yang memesona.
Aisha, wanita berhijab yang selalu memilih untuk menutup aurat tubuhnya dengan sopan,dia tidak ingin lelaki melihat aurat tubuhnya. Baginya,tubuhnya yang seksi adalah sesuatu yang harus dijaga dengan hati-hati dan disimpan untuk pasangan hidupnya yang sah.
Aisha hidup dalam sebuah kos-kosan sederhana. Meskipun sederhana, kos-kosan tersebut menjadi tempat di mana Aisha menemukan kedamaian dan kenyamanan.
Aisha memiliki impian untuk mengikuti audisi model di kampusnya, namun meskipun Aisha memiliki kecantikan yang memenuhi kriteria untuk audisi model di kampusnya, dia menyadari bahwa ada aspek lain dari penampilannya yang mungkin tidak sejalan dengan standar yang umumnya diterapkan dalam industri modeling. Aisha mengakui bahwa bentuk tubuhnya, terutama payudara dan pantatnya dan juga berat badanya masih kurang, mungkin tidak sesuai dengan standar kecantikan yang sering kali ditampilkan dalam dunia modeling.
Akhirnya Aisha memutuskan untuk diet dengan membeli makanan berprotein tinggi seperti daging dan berolahraga
Aisha pun sudah membeli beberapa peralatan olahraga seperti barbel,abs roll,baju training dll yang bisa dia gunakan untuk membentuk tubuhnya di kamar nya yang sederhana
Dengan tekad yang kuat, Aisha memulai program latihan fisiknya. Dia menyadari bahwa untuk mencapai body goal yang diinginkannya agar dapat di terima untuk audisi model di kampusnyaAisha berdiri di depan cermin besar di kamar kostnya, memandang tubuhnya yang terbentuk dengan jelas oleh baju training ketat yang dikenakannya.
Dia melihat bagaimana pakaian itu memeluk setiap lekuk tubuhnya.Meskipun dia memakai baju, namun kesan yang diberikan adalah seolah-olah dia telanjangAisha mengambil barbel yang telah dia persiapkan sebelumnya.
Dia memposisikan barbel itu di belakang lehernya, menjaga punggungnya tetap lurus, dan mengunci kedua lengan di bawahnya.
Dia mengambil napas dalam-dalam, siap untuk memulai.Dengan gerakan yang lancar dan pasti, Aisha menurunkan tubuhnya ke bawah dalam gerakan squat yang terkontrol.
Dia merasakan tekanan di otot-otot paha dan pantatnya saat dia mencapai posisi terendah, dan kemudian dengan energi yang menggebu, dia dorong tubuhnya kembali ke atas.
Saat Aisha terus melanjutkan latihannya dengan barbel, keringat mulai mengucur turun di tubuhnya, membasahi baju latihannya. Setiap gerakan squat membuatnya semakin berkeringat, dan seiring waktu, baju trainingnya menjadi semakin basah.
Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Keringat yang membasahi baju latihannya mulai menyoroti bentuk-bentuk tubuhnya dengan lebih jelas, dan tanpa sadar memalui cermin besar,Aisha menyadari bahwa payudaranya terasa lebih menonjol daripada biasanya.
Dia merasakan sensasi dingin dari keringat yang meresap ke dalam kain, membuatnya tersentak dan terkejut.Aisha ternyata lupa memakai bra. Seiring keringat yang semakin banyak, kain tipis baju training itu mulai menempel erat pada payudaranya.
Dan ketika kain itu basah, bentuk dan warna puting-payudara Aisha mulai terlihat jelas melalui kain tersebut.Puting-payudaranya menonjol dari bawah baju training, menambah dimensi sensual pada latihan yang dia lakukan.
Setiap kali dia melihat ke cermin besar di kamarnya, dia bisa melihat betapa jelasnya puting-payudaranya yang menyeplak melalui baju basah itu.Aisha menikmati tubuhnya yang seksi tersebut,dan dia nggak bisa berhenti memikirkan betapa seksi tubuhnya.
Bahkan dengan hijabnya yang masih menutupi kepalanya, dia merasa bebas mengeksplorasi sisi sensualnya yang tersembunyi.Aisha merasa udara di kamarnya semakin panas dan terasa tidak nyaman.
Dia menyadari bahwa baju training, celana, dan bahkan celana dalamnya sudah basah oleh keringat yang mengucur deras. dia memutuskan untuk melepaskan semua pakaian itu.Aisha berjalan menuju pintu kamar dengan langkah mantap. "Mesti pastiin dulu," gumamnya pada dirinya sendiri sambil meraih gagang pintu. Dengan hati-hati, dia mengunci pintu kamar rapat-rapat, memastikan tidak ada yang bisa masuk ke dalam.
Sambil menarik napas lega, Aisha berbalik menuju jendela kamarnya. Matahari yang cerah menerangi ruangan, dan dia ingin memastikan tidak ada yang bisa melihatnya dari luar. Dengan gerakan gesit, dia menarik korden jendela hingga tertutup rapat. "Sudah, aman," pikirnya dalam hati."Duh, panas banget!" gumam Aisha sambil melangkah menuju cermin.
Dia mulai menurunkan retsleting baju trainingnya dengan perlahan. Saat retsleting itu turun, sebagian bahu dan payudara Aisha terekspos, menampilkan kulitnya yang halus.Dia membiarkan baju trainingnya meluncur turun ke lantai, mengungkapkan bawahannya. "Aaah, rasanya lebih lega," ucapnya sambil mengusap keringat di dahinya.
Tak lama kemudian, Aisha mulai melepaskan celana latihannya. Dia menggantungkannya di pegangan pintu. "Kalau nggak, bisa bikin mati gaya ini," bisiknya pada dirinya sendiri sambil tersenyum kecil.
Terakhir, Aisha melepaskan celana dalamnya, membuatnya sepenuhnya telanjang. "Nggak nyangka aku akan begini," ucapnya pada dirinya sendiri sambil tersenyum.Akhirnya, Aisha berdiri di depan cermin dengan tubuh telanjang bulat, kecuali hijabnya yang masih menutupi rambutnya.
Dengan tubuhnya yang telanjang bulat, kecuali hijab yang masih menutupi rambutnya, Aisha langsung melanjutkan latihan fisiknya. Sekarang, dia merasa lebih bebas dan nyaman dalam tubuhnya yang telanjang."Duh, lebih lega rasanya tanpa pakaian," gumamnya sambil memandang tubuhnya di cermin. "Ini baru enak!"Dengan langkah yang mantap, dia mengambil barbelnya lagi dan melanjutkan latihan squat-nya.
Dia merasakan kekuatan dan kebugaran tubuhnya semakin meningkat dengan setiap gerakan yang dia lakukan.
Dengan setiap gerakan squat yang dilakukan Aisha, payudaranya bergoyang lembut, menyesuaikan diri dengan pergerakan tubuhnya yang terkontrol. Keringat yang membasahi kulitnya membuatnya semakin licin, sehingga payudaranya bergerak dengan lembut dan alami.
Ketika Aisha menurunkan tubuhnya ke bawah dalam gerakan squat, payudaranya sedikit berayun ke depan, mengikuti gravitasi gerakan. Kemudian, saat dia mendorong tubuhnya kembali ke atas, payudaranya kembali bergerak dengan lembut, mengikuti gerakan naiknya.
Gerakan squat yang teratur dan terkontrol membuat payudaranya bergoyang dengan irama yang halus, menambah aspek sensual pada latihan fisiknya. Meskipun fokus pada kekuatan dan kebugaran, Aisha juga menyadari bagaimana tubuhnya bereaksi secara alami terhadap gerakan tersebut.
Selanjutnya Aisha melakukan sit up,tubuhnya berbaring telentang di lantai, dengan lutut ditekuk dan kedua telapak kaki menempel pada lantai. Dalam posisi ini, dia merasakan lantai yang dingin menyerang tubuh telanjangnya
Dia memposisikan kedua tangannya di belakang kepala, untuk memberikan sedikit dukungan pada leher dan kepala saat melakukan gerakan. Dengan pernapasan yang teratur, dia menyiapkan diri untuk naik.
Ketika dia mulai naik, otot-otot intinya, termasuk otot perut, pinggul, dan punggung bawah, bekerja secara sinergis untuk mengangkat tubuhnya dari posisi berbaring menjadi posisi duduk. Gerakan ini dilakukan dengan gerakan yang terkontrol, tidak hanya dengan kekuatan dari otot perut, tetapi juga dengan keterlibatan otot inti lainnya.
Payudara Aisha berguncang dengan irama yang halus dan alami seiring dengan gerakan sit-up yang dia lakukan
Setelah 1 jam melakukan aktivitas olahraga di kamar nya dengan telanjang bulat kecuali hanya hijabnya saja Aisha berirtirahat sejenak dan memperhatiikan dirinya di depan cermin
Pov Aisha
Terpesona aku menantap tiap lekuk tubuh ku dicermin. Aku mendekati cermin itu dan menatap bagian bagian vital tubuhku.
Ku perhatikan payudaraku yg bulat dengan putting pinknya mengacung, memek ku yg mulus karena tiap minggu selalu ku cukur bulu nya, pinggang ku yg ramping dan pantat ku yg sekal yg tak pernah terjamah oleh siapapun namun ku kini ku remas dengan gemas pantatku.
Perlahan tangan ku meraba halus permukaan perut ku dan perlahan naik ke payudaraku. Saat rabaan halus ini menyentuh putting, ku rasakan seperti tersengat aliran listrik. Mataku terpejam menikmatinya.
Wajahku sungguh erotis saat ku lihat melalui cermin. Tangan ku yg tadi bermain di area pantat mulai berpindah kedepan. Ku elus elus memek ku dan ingin sekali ku masukan jariku kedalam nya. Ahhh. Terus ku elus memek ku hingga ia mulai kembali basah.
Ooohh aku mendesah kenikmatan. Sesekali ku lihat kearah jendela siapa tahu gorden nya tersingkap dan ada orang yg mengintip aksi hina yg ku lakukan ini.
Gerakan jari tangan ku makin cepat menggosok bagian yg menonjol di memek ku . Tangan ku satu nya tak lagi meremas payudaraku, melainkan bertumpu pada tembok dimana posisi ku saat ini tengah menungging dengan paha yg dilebarkan.
Aku makin terangsang saat melihat diriku sendiri yg sedang menahan nikmat melalui cermin. Rasanya makin menjadi jadi, buat aku makin ingin terus melakukan ini tiap saat dan rasa itu muncul lagi, rasa seperti ada yg ingin keluar dari memek ku, seperti rasa ingin pipis, makin mendekati, makin nikmati, ku percepat gesekan jari tangan ku dan...
Seseorang : Aishaaa?? Kamu didalam?
bersambung....
Terakhir diubah: