Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri Season 2

Bimabet
Diary Seorang Istri Season 2
part 32


original story by - pujangga 2000



Deburan ombak terdengar bergemuruh di kejauhan, Maya memandang lautan yang luas didepannya, beberapa tahun lalu, ditempat yang sama dia berdiri saat ini, semua kenistaan yang pernah dia lakukan berakhir, Maya sengaja mengajak Adam mengunjungi Resort Santoso untuk mengakhiri semua hal yang terjadi di masa lalunya.

Maya telah mengungkap semua yang ingin disampaikannya pada Adam, pria itu hanya mendengar tanpa bicara, setiap kata yang terucap dari bibir perempuan cantik itu seolah menerobos paksa gendang telinganya hingga membuat hatinya lemah, Adam juga sama seperti Maya, perasaannya pada Maya tak seperti dulu lagi, namun saat perempuan cantik yang pernah menemani hidupnya, orang yang pernah dicintainya, mengatakan semua apa yang dirasakannya, Adam menjadi terperangah, satu-satunya alasan Adam tak mengungkapkan apa yang dirasakannya, karena dia takut Maya terpukul, Adam sangat mengenal Maya, seorang wanita yang polos, seorang wanita yang lemah lembut yang hanya bisa menangis andai tersakiti, namun kini Maya telah berubah menjadi sosok yang lebih tegas, lebih dewasa, dan lebih jujur mengungkapkan apa yang dihatinya.

Adam menoleh kepada Maya yang masih asik menatap lautan, terbayang kilas balik singkat masa lalunya bersama Maya, “Jadi begini akhirnya May?” tanya Adam.

Maya menoleh sejenak dan tersenyum, pandangannya kembali ke laut, “aku rasa kamu juga sama kan yank…perasaan kamu padaku tak seperti dulu lagi, bener kan..?” Maya balas bertanya.

“Aku gak membencimu yank…” Jawab Adam.

“Aku juga gak membencimu..” Balas Maya.

“Tapi jika kita terus terikat dengan perkawinan ini, maka mungkin saja suatu saat akan tumbuh rasa benci di hati kita..” lanjut Maya, Adam menoleh dan menatap Maya, begitu juga Maya, yang membalas tatapan Adam.

Adam menghela napasnya, dia merasa ucapan Maya ada benarnya, bukan, semua yang diucapkan wanita yang pernah mengisi hatinya itu sangat benar, perasaannya pada Maya tidak lagi seperti dulu, Adam masih sayang pada Maya, namun rasa sayangnya tidaklah sama seperti perasaannya pada Nissa, namun meski begitu hatinya merasa terkejut dengan keputusan berani yang diucapkan Maya itu.

Adam menoleh dan memegang bahu Maya, keduanya saling berhadapan, Adam meraih jemari lentik Maya, wajahnya tertunduk, dielusnya jemari lentik wanita cantik didepannya ini, “Baiklah May, jika jalan ini yang terbaik, aku akan melepaskanmu, namun aku tak ingin silaturahmi kita terputus, apalagi ada baby, aku gak akan menghalangimu bertemu dengan Baby..”

“Aku akan berkunjung jika aku rindu yank, dan aku juga gak mau kamu menghalangiku loh ketemu dede bayi…” Ujar Maya membalas elusan tangan Adam.

Adam mengangkat tangan Maya dan menciumnya, Maya merasa punggung tangannya basah, air mata Maya tiba-tiba merembes keluar, betapa banyak kenangan indah yang dilaluinya bersama Adam, namun ini keputusan yang harus mereka ambil, tak ada gunanya mengikat dua hati yang tak lagi memiliki cinta, bukankah lebih baik saling melepaskan, dan menjadi hubungan baru yang lebih baik.

“Maafkan aku ya May, aku belum bisa bahagiakan kamu…” Suara parau Adam terdengar menggetarkan hati Maya.

“Aku yang banyak salah ama kamu yank…sudahlah kita gak usah saling mengingat kesalahan, semua sudah jalannya yank, aku akan selalu menyayangimu yank, dan ini bukan akhir hubungan personal kita, ini awal hubungan kita yang baru, hubungan yang saling menghargai..” Ucap Maya.

Adam mengangkat wajahnya, dilihatnya mata indah itu penuh dengan butiran bening, Adam menyeka butiran bening itu, dia sangat kagum dengan sikap Maya yang jauh berubah, Maya kini lebih dewasa, lebih matang, Adam tersenyum, diusapnya hijab Maya…”Kamu harus bahagia ya..jika ada apa-apa aku gak akan tinggal diam..” Ujar Adam tersenyum.

Maya membalas senyum pria tampan yang menjadi tempat singgah hatinya selama beberapa tahun ini, “Insya Allah yank..kamu juga ya, bahagiakan Nissa yank..dia wanita yang langka…” Maya mencium punggung tangan Adam. Keduanya saling menatap, dan entah siapa yang memulai, keduanya berdekapan erat untuk yang terakhir kalinya.



***

Seminggu Kemudian​




Maya menatap gumpalan awan di balik kaca pesawatnya, mulai terlihat lautan pertanda pesawat mulai semakin turun, tak berapa lama terdengar himbauan dari pilot yang meminta seluruh penumpang untuk mengencangkan sabuk pengaman, karena sebentar lagi pesawat akan mendarat, terlihat cuaca di luar cukup cerah, Maya memandang ke luar, betapa banyak cerita selama beberapa bulan ini di Jakarta, Maya tiba-tiba teringat dengan kelakuan Murad yang begitu kurang ajar padanya, Murad bahkan berani mengancamnya dengan video porno dirinya dan Anto, entah kenapa Maya sedikit berdesir mengingat perlakuan Murad, lelaki kasar itu mampu membuatnya terbuai dengan permainan seksnya yang kasar, Maya harus mengakui kalau Murad cukup perkasa menaklukannya di ranjang.

Maya merasa vaginanya terasa lembab dan basah akibat mengingat itu, Maya me;oihat sekelilingnya, untung saja penumpang pesawat ini tak terlalu ramai, bahkan deretan kursi yang didudukinya hanya sendiri, Maya mencoba mengalihkan pikirannya ke hal lain, seorang pramugari terlihat memeriksa penumpang, dan saat tiba di dekat Maya Pramugari meminta Maya untuk menegakkan sandaran kursinya.

Maya mulai merasa perubahan sedikit demi sedikit di dirinya khususnya soal seks, Maya juga bingung kenapa dia sekarang menyukai setiap lelaki yang menatapnya kagum, seperti tadi saat di bandara soekarno hatta, Maya tahu porter yang membantunya mengangkat koper memperhatikan buah dadanya yang montok di balik gamis yang dikenakannya, namun Maya sama sekali tak merasa terganggu, bahkan dia sengaja membusungkan dadanya, seolah memberikan show pada porter itu, dan Maya merasa berdebar-debar saat melakukan itu.

Satu persatu penumpang berbaris antri keluar dari kabin pesawat, beberapa crew pesawat menyambut ramah penumpang yang hendak turun, Maya keluar dari kabin pesawat dan segera mengikuti penumpang yang ada didepannya, Maya juga masuk ke toilet untuk memperbaiki penampilannya.

Di dalam toilet Maya mengangkat gamisnya untuk buang air kecil, saat membuka celana dalamnya maya merasa ada sesuatu yang lengket di bagian yang menutup vaginanya, Maya tahu cairan apa itu, itu karena dia teringat persetubuhannya yang kasar dengan Murad sesaat sebelum mendarat tadi. Tiba-tiba entah setan dari mana, Maya memutuskan untuk membuang celana dalamnya itu, dan tentu saja akibatnya Maya sama sekali tak menggunakan penutup apapun di balik gamisnya.

Hati Maya berdebardan berdesir penuh gairah, di balik gamisnya yang anggun dan tertutup rapat, Maya tak menggunakan celana dalam, hal itu membuat adrenalinnya terpacu, wajahnya sedikit memerah, namun Maya terlihat eksited dengan keadaannya itu. Setelah memperbaiki riasan wajahnya, Maya keluar dari toilet.

Wajah Maya yang cantik dan bodynya yang semakin berisi membuat beberapa lelaki tak tahan untuk melirik, saat sedang menunggu bagasi, ada seorang bapak-bapak yang terlihat pura-pura menelpon, padahal sedang memotret dirinya, dan Maya sama sekali tak menghiraukan hal tersebut, Maya malah duduk di bangku yang ada di sana sambil menunggu bagasinya datang, Maya menyilangkan kakinya sehingga gamisnya sedikit tersingkap memperlihatkan betisnya yang putih mulus, Maya sengaja menggaruk betisnya perlahan, sehingga gamisnya semakin tersingkap hingga hampir ke lutut, Maya tahu beberapa lelaki terlihat gelisah mencoba mencuri-curi pandang, Maya sedikit geli melihat gaya mereka yang salah tingkah karena takut dipergoki mencuri-curi pandang.


ilustrasi Maya

Akhirnya dari kejauhan bagasi penumpang pesawat mulai terlihat, Maya beranjak dari duduknya, sepertinya Maya lupa kalau dia tak lagi mengenakan celana dalam, setelah menyadari hal itu wajah cantiknya merona merah, hatinya bergemuruh, desiran-desiran gairah semakin kencang menerpa hatinya, Maya menunduk sambil menggigit bibirnya, saat menunggu bagasinya mendekat, Maya menyadari kalau seorang pria paruh baya dibelakangnya memperhatikan dirinya begitu rupa, pria itu seperti sengaja berdiri di belakangnya, walau awalnya Maya tak mempedulikan, namun lama-lama dia juga merasa risih, apalagi pria tua itu sengaja menghembuskan napasnya ke belakang lehernya, Maya kemudian menengok dan memasang muka jutek, terlihat lelaki tua itu salah tingkah, dan merasa gentar, mungkin takut kalau perempuan di depannya ini akan memarahinya, lelaki tua itu perlahan menyingkir dan menjauh. Maya mengambil kopernya yang terasa lebih berat dari sebelumnya, dan menarik kopernya menuju pintu keluar.


***


“Bu Maya…..” Suara renyah anak perempuan terdengar memanggil namanya, Maya menoleh dan cukup terkejut melihat Amira dan Kompol Teguh tengah berdiri di antara kerumunan orang yang sedang menunggu di pintu keluar.

“Loh Amira…” Ujar Maya sambil tersenyum, dia tak menyangka Amira dan ayahnya datang menjemputnya, memang seharu sebelum Maya pulang, dia menelpon Amira dan memberitahu kalau akan pulang hari ini, namun Maya tak menyangka kalau Anak perempuan cantik itu akan menjemputnya.

Kompol Teguh mengambil koper Maya, “Sini saya bantu mbak..” Maya hanya diam dan membiarkan lelaki tegap tampan itu mengambil kopernya.

“Duhh kok datang ke bandara pak?” Tanya Maya bingung dan merasa gak enak.

“Iya Amira bilang katanya mbak Maya pulang hari ini, anak ini juga ngajak saya untuk jemput di bandara, kebetulan saya juga lagi Off, ya sudah sekalian jalan-jalan.” Jawab Kompol Teguh.

“Ya ampun, jadi ngerepotin pak, Amira…kan ibu bisa pulang naik taksi..kok malah ngerepotin ayah..” Ujar Maya.

“Gak ngerepotin kok mbak, ya kan sayang..” Ujar Teguh pada putrinya.

“Ya bu, gak repot kok, sekalian Mira jalan-jalan..” timpal Amira sambil menarik dan menggenggam tangan Maya.

“Yuk kita pulang, oh ya, pasti mbak Maya lapar kan, kebetulan ibu saya sudah nyiapain makanan, yuk…” Ujar Teguh.

Maya mengangkat alisnya terkejut dengan perkataan lelaki tampan di depannya ini, belum sempat dia berkata, gadis kecil itu menarik tangannya, “Yukkk pulang bu…” Maya mengikuti Amira berjalan, mereka saling berpegangan tangan, Kompol Teguh berjalan di belakang mereka, hati Kompol Teguh berdetak lebih cepat seperti genderang mau perang, semakin canggung rasanya bertemu dengan perepmpuan cantik ini, walau bukan pertama kali, namun canggungnya terasa semakin kuat, Kompol Teguh tahu, kalau dia memiliki kekaguman pada Maya, namun Teguh juga menyadari kalau Maya adalah istri orang, dia berusaha mati-matian mengunci perasaannya agar tak berkembang semakin jauh.



***
Berambung
 
enjoy selamat malam...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd