“Mas Riko!” Ucap billah kesal sambil menepuk bahu Riko, Riko tersentak dan sontak menelan ludah melihat Billah berada tepat dihadapannya.
"eh Billah sorry ada apa?"
"mau beli mas, dari tadi aku nunggu, asik banget, ngapain sih?"
"hehe biasa lah urusan cowok, mau beli apa?"
"obat buat stroke ada ga mas?"
"obat buat stroke? maksudnya gimana?"
"iyaa, barusan bapak kena serangan stroke"
"loh? kenapa ga di bawa ke rumah sakit?"
"gaada uangnya mas" Ucap Billah dengan menunduk sedih
"oh yaudah, paling ada obat buat saraf nya aja"
"oh iya boleh mas, eumm harganya berapa?"
Riko sangat bimbang karena obat tersebut memiliki harga cukup mahal, namun diam diam ia tersenyum menyadari bahwa ini adalah kesempatan yang bagus buatnya.
"harga nya sebenarnya 720.000, tapi buat kamu 200.000 aja!"
"loh? apa ga kejauhan harganya mas?"
"emang kamu ada uang 720.000?"
"gaada sih, cuma bawa 200.000"
"nah kan, udah ambil aja"
"beneran mas? saya jadi gak enak"
"tapi ada syaratnya"
"apa syaratnya?"
"kita sering sering ngobrol dongg, masa deketan tapi ga pernah saling sapa"
"ohh iya iya mas"
setelah kejadian siang itu, Riko mulai optimis bahwa ia bisa mendekati Billah, mengingat bahwa Billah adalah piatu dan saat ini dia hanya punya bapaknya. Siapa yang tidak mau uang di saat terdesak?
"Billah, keadaan bapak gimana?" tegur Riko keesokan harinya saat tidak sengaja melihat Billah lewat didepan kiosnya.
"eh, iya mas alhamdulillah udah mau makan, nih abis beli bubur didepan" ucap Billah sambil mengangkat plastik putih yang di tentengnya.
"oh iya Billah, alhamdulillah deh, semoga bapak cepat sembuh ya"
"aamin makasih banyak mas"
"eh, mampir dulu sini sebentar, aku mau kasih tau saran mamahku katanya buat orang stroke"
Billah bimbang, disisi lain, bapaknya sendirian di rumah namun saran Riko sepertinya bagus untuk didengar, terlebih lagi orang tuanya merupakan penjual obat yang sudah expert. Akhirnya Billah mengangguk dan memutuskan singgah sebentar.
"nah, kata mamahku, orang stroke itu bagus dibawa kena air asin atau air pantai, kamu mau bawa bapak ke pantai?"
"eungg emang ada pantai sekitar sini kah mas?"
"ada kok, sekitar 30 menit dari sini"
"bapak kubawa naik motor gitu mas?"
"hahahaha masa orang stroke dibawah naik motor?"
"yaa abisnya.."
"nanti deh aku anter naik mobil ku"
"serius mas?"
"serius lah"
"alhamdulillah, makasih banyak ya mas"
"iya, kamu kalau ada apa apa bilang sama aku, kalau bisa pasti aku bantuin"
"iya mas, eumm aku izin balik dulu ya mas? kasihan bapak nunggu lama dirumah"
"oke Billah, hati hati yaa!"
Sore hari setelah menutup kios, Riko beranjak ke masjid, ia tahu kalau sore adalah jadwal Billah mengajar mengaji di masjid. Rencananya, ia ingin berbincang bincang dengan Billah.
Namun sesampainya ia tidak mendapati sosok Billah, lantas ia mendekati anak anak yang terlihat sedang asyik bermain.
"eh mau tanya dong, kakak Billah nya dimana?"
"om Riko? kak Billah tadi pulang ada yang jemput katanya bapaknya sakit"
"ohh gitu ya, oke deh makasih ya"
Riko berjalan lunglai kebingungan, pasti ada hal yang tidak beres dengan bapak Billah, ia sangat khawatir dengannya, ia sangat menyayangi bapaknya lebih dari apapun. Oleh karena itu, ia sontak langsung tancap gas menuju rumah Billah.
sesampainya di rumah Billah, ia mendapati Billah dengan mata sembab sedang menyendiri di pekarangan rumah, tanpa ragu Riko mendekatinya.
"Billah? ada apa? bapak kamu kenapa?"
"loh mas Riko?" Billah tersontak menemukan sosok Riko disampingnya.
"Iyaa, bapak kenapa, tadi aku ke masjid kamu ga ada"
"bapak drop mas, muntah muntah gamau makan, gabisa ngapa ngapain, tangan kirinya lumpuh"
ucap Billah kentara sekali menahan tangisan agar tidak pecah.
mengambil kesempatan, Riko merentangkan tangannya memberikan ruang pada Billah untuk menangis di pelukannya.
"maaf mas, baju mas Riko jadi basah"
kini Riko dan Billah sudah duduk di kursi beranda rumah, Billah sudah merasa sedikit lebih tenang.
"gapapa billah, kaya sama siapa aja"
"makasih ya mas, aku bingung banget gimana caranya bawa bapak berobat, uangnya gaada"
"Billah, kira kira kalau bapak dibawa berobat aku yang biayain kamu mau?"
"loh, mau banget mas, tapi mas emang mau?"
"mau dong, kalau aku bisa bantu ngapain ga?"
"mau mas, mau tapi aku gak bisa tentuin balikinnya kapan, tapi pasti aku balikin!" Ucap Billah bersemangat, raut kesedihan yang tadi nampak dimukanya sudah sirna.
"hmm oke, aku pulang dulu ya mau bersih bersih. Nanti sehabis isya kamu kerumahku ya?"
"oke mas, makasih ya!"
Riko pulang kerumahnya dengan hati bahagia, ia sangat senang bisa dekat dengan Billah, gadis yang ia kagumi. Sesampainya di rumah, Riko langsung bersih bersih dan memakai parfum yang banyak.
Setelah lewat beberapa jam azan isya berkumandang, ketukan di pintu rumah Riko terdengar. Riko yang sudah bersiap dari sore tadi melonjak senang lantas segera beranjak ke arah pintu.
"eh Billah, sini masuk!"
Billah datang dengan pakaian yang tidak biasa, gamis lebarnya terlihat tak di kenakan hari ini. Ia hanya mengenakan celana kulot, baju kaos serta jilbab bergo yang hanya menutupi sebagian dada nya yang membungsung besar.
Riko dan Billah kini duduk berdampingan di ruang tamu sederhana milik Riko sambil meminum hidangan di meja.
"Billah, kamu sebenarnya umur berapa sih?"
"umurku 21 mas tahun ini"
"loh muda banget ya?"
"hehehe emang mukanya keliatan tua ya mas?"
"gak kok, aku kagum aja kamu bisa biayain bapak dan adik adik kamu padahal kamu masih muda banget"
"ga sehebat itu kok mas, aku masih banyak kekurangannya, kadang juga penghasilan ku gabisa nutup"
"emang penghasilan kamu dari guru ngaji berapa?"
"aku kan ga netapin tarif mas, aku minta bayaran seikhlasnya aja. Paling banyak sebulan 400"
"owalah, biasanya ga nutup di pengeluaran apa?"
"biaya sekolah adik adik kan besar mas, belum lagi jajannya aduh pusing"
"kamu ga minat cari pekerjaan lain? mungkin yang gaji nya lebih besar"
"ga mas, aku kasihan sama bapak, dia stroke karena sering kepikiran aku yang sering gaada di rumah"
"sabar ya, Billah, aku yakin bapak kamu akan diberikan kesembuhan"
"aamiin, makasih ya mas"
Riko tersenyum, perlahan ia meraih tangan Billah yang diletakkan di paha nya.
Billah kaget namun tidak menarik tangannya dari genggaman Riko.
Riko menatap mata Billah lekat lekat.
"Billah, kamu cantik sekali"
"mmm apa sih mas" ia bimbang dengan tangannya yang digenggam oleh Riko dapat memunculkan hasratnya, namun jujur saja ia merasa nyaman.
"Billah, saya suka kamu dari awal saya pindah ke sini"
"mas Riko serius?" mata Billah membulat mendengar penuturan pria kekar itu.
"kamu sempurna sekali, badanmu bagus, wajahmu cantik, kamu juga pekerja keras"
Billah hanya menggigit bibirnya bimbang.
ditengah hening malam, Riko mendekatkan bibirnya ke bibir pink milik Billah, Billah yang kaget langsung menarik kepalanya menjauh.
Billah langsung berdiri tersentak
"mas Riko apa apaan!"
Riko berdiri meraih tangan Billah
"Billah, saya tulus sama kamu, tolong balas cinta saya" Riko menatap Billah lekat lekat
Billah membuang tangan Riko dengan kasar
"saya bukan cewek seperti itu mas!" Billah membentak Riko
Riko hanya tersenyum dan meraih kembali tangan Billah
"Billah, saya tulus sama kamu, saya cinta sama kamu. Saya janji saya akan membantu pengobatan bapak kamu." Mata Billah membulat, ia sangat bimbang. Bapak adalah segala galanya bagi Billah.
"saya cinta kamu, Billah" Riko langsung mendekatkan wajahnya lantas melumat bibir Billah.
Billah yang awalnya kaget dan kaku mulai menikmati.
tangan Riko beraksi mengusap paha Billah dan menyerempet ke arah vagina nya.
Billah menahan tangan Riko untuk bertindak lebih jauh,namun lumatan Riko masih ia nikmati.
lumatan mereka terlepas setelah Billah mendorong bahu Riko kasar lantas menunduk. Riko tidak menyerah, ia meraih tangan billah lalu menuntun agar wajah mereka berhadapan.
"Mas riko.."
"Billah, saya mencintai kamu"
"saya, saya juga mas. Tapi ini tidak benar!" Billah memalingkan wajahnya dari Riko.
"saya tulus sama kamu Billah, sebagai rasa terima kasih saya, saya akan membiayai pengobatan bapak dan sekolah adik kamu"
Mata Billah membulat mendengar penuturan Riko.
Riko tersenyum senang, ia berdiri dan menarik tangan billah untuk berdiri juga, lalu menarik pinggang nya agar mendekat. Pinggang mereka saling bertemu, wajah mereka hanya tersisa beberapa centi. Lumatan demi lumatan bibir terdengar di keheningan malam. Tangan Billah sudah bertaut melingkar di pinggang Riko, kemaluan mereka saling bertemu dan hanya dipisahkan oleh pakaian mereka saja.
Riko membuka jilbab tipis Billah, cantik sekali dengan wajahnya yang memerah malu.
"mas, Mas benar mencintai Billah?"
Riko hanya tersenyum dan menyisipkan rambut Billah yang berantakan ke belakang telinganya. Ia mencium leher Billah dengan lembut, mengeksplor setiap inchi leher Billah yang putih bersih itu.
"mmm, Billah geli mas.."
Baju kaos Billah disingkapkan oleh riko perlahan ke atas, terlihat bra Billah dengan payudaranya yang menyembul.
Billah menarik kembali bajunya ke bawah
"ini gak bener mas!" Billah kembali bimbang.
Riko dengan lembut mendudukkan Billah di kursi dan perlahan menurunkan ciumannya dari leher ke arah payudara Billah. Puting Billah mencuat keluar keras. Riko memainkan puting Billah dengan lidahnya
"ahh, sshhh sebentar mashh, eughh" Billa mengerang.
"Billah, saya cinta kamu"
Riko langsung melahap payudara itu.
puting sebelah kanan ia mainkan dengan mulutnya dan puting sebelah kiri ia mainkan dengan tangan kanannya.
desahan manja Billah terdengar erotis memenuhi seluruh ruangan.
"ahh mas Riko, eughh gelii mas"
Riko mulai menjalari selangkangan Billah dengan tangannya, ia memasukkan tangannya ke dalam celana Billah yang sudah basah.
"ahh jangan mas, memekkuu eughh mass riko" Billah membusungkan dadanya kenikmatan, mulutnya menganga merasakan jari hangat menjalari vagina nya.
"Billah, memek kamu hangat sekali"
Riko menarik celana Billah, kini hanya tersisa celana dalamnya yang sangat basah. Riko membuka paha Billah lebar lalu mencium vagina Billah.
"eunghh mass, jangann massh geli" Billah menggelinjang saat lidah Riko mempermainkan klitorisnya.
Riko mengeluarkan batangnya dari celana boxernya lalu menggeseknya ke vagina Billah yang terbuka lebar dan basah dari luar celana dalam.
"ahhhh mass, saya gak tahan mas"
Billah meremas pegangan sofa didekatnya dengan kuat. Ia menyisipkan celana dalamnya hingga vagina nya terlihat dan terbuka. Riko memasukkan penis nya yang sudah tegang sempurna dengan perlahan ke dalam vagina Billah.
"ahhh masshhh, memekkuu penuh mashh, eughhh" Billah mengerang kenikmatan, matanya merem melek menikmati sensasi nikmat di vagina nya.
Penis besar Riko yang masuk setengah terasa nyut nyut.
"Billah, memek kamu sempit sekalii ahhh" Riko mengerang merasakan penisnya dijepit oleh vagina Billah.
Riko menghentakkan penisnya masuk seluruhnya ke dalam vagina Billah, Billah sontak mendesah keras
"eughhh! mas! penismu besar sekali, memekku teraduk aduh, ahh mas"
Billah merasakan kenikmatan tiada tara di vagina nya. Sambil digenjot oleh penis Riko, klitorisnya juga dimainkan oleh Riko.
"aghhh Billahh" Riko mengerang keras merasakan ada sesuatu yang hendak keluar. Ia menghentakkan penis nya keras hingga mencapai dinding rahim Billah.
"aghhh masss dalam sekalii" Billah menggelinjang dengan vagina yang berkedut kedut, ada perasaan yang sangat asing menyusup di hati Billah.
"ayo jilat mani saya" suruh Riko
Billah menggeleng, merasa jijik.
Riko mendengus nafas kasar. Ah, sudahlah.
Riko mendorong bahu Billah kasar agar terbaring di atas sofa kembali lalu segera membuka lebar pahanya, ia memandang vagina Billah lekat lekat. Tanpa aba aba, ia mengulum vagina Billah dan memaikan klitoris nya dengan lidahnya. Dada montok billah membungsung ketika klitorisnya menyentuh lidah Riko, sensasi tersengat sukses membuat Billah berteriak dan memegang kepala Riko yang sekarang menempel di selangkangannya. Perawan Billah sudah jebol.
Setelah satu menit berlalu, dan rintihan Billah perlahan mereda yang digantikan oleh isak tangis. Perlahan Riko melepaskan pelukannya. Ia kecup mesra bibir Billah yang merah tipis untuk mengembalikan nafsu gadis itu. Nikmatnya jepitan liang vagina Billah mulai terasa meresap di batang penisnya, Riko merintih dan mulai menggerakkan kemaluannya tidak digoyang naik-turun, tapi cukup dikedut-kedutkan ke atas dan ke bawah.
"mas Riko.." Billah menatap Riko sayup
Riko tersenyum dan memeluk Billah
"makasih ya Billah, saya mencintai kamu"
Billah hanya menunduk malu